A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa factor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman bahasa
dalam masyarakat?
2. Bagaimana tingkat pemahaman bahasa di masyarakat?
3. Apa dampak dari rendahnya pemahaman dan penggunaan bahasa dalam
Pendidikan, dunia kerja, dan kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Lokasi Penelitian
Data penelitian ini ada dua jenis, yaitu 1. Berupa proses mengait uang
pada tradisi budaya suku Makian dalam di Desa Samsuma dalam kajian
etnolinguistik 2. Catatan lapangan berupa catatan lapangan reflektif agar
data yang didapat berisi penafsiran dan pemahaman sementara tentang
hal-hal pada tradisi budaya suku Makian dalam di Desa Samsuma
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data deskriptif
kualitatif yaitu data berupa rekaman dan ditranskripsikan dalam bentuk
tulisan. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sumber data primer yaitu data pertama dimana sebuah data didapatkan
dan apabila sumber data yang didapat dari sumber data pertama yang
terbatas, digunakan pula sumber data sekunder. Sumber data sekunder
digunakan karena keterbatasan data dari subjek atau untuk mengetahui
maksud yang dihasilkan oleh subjek.
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa metode dan
pengumpulan data yaitu:
1. Metode Simak
2. Metode Cakap
3. Metode Perekaman
Pengumpulan data melalui metode cakap ialah berupa percakapan antara
peneliti dengan sumber data baik primer maupun sekunder, dalam hal ini peneliti
mengajak subjek untuk berkomunikasi.
Metode perekam yang dimaksud disini adalah cara mengambil data dilapangan
a. Teknik Rekam
b. Teknik Catat
c. Teknik Tatap semuka
D. Teori
a. Etnolinguistik
a) Meminang
Upacara tersebut diulang tiga kali oleh orang tua calon pengantin
Wanita demikian pula calon pengantin pria menerima ucapan tersebut
tiga kali. Jika tidak ada kesalahan ijab qabul dinyatakan sah.
c) Mengait uang
d) Seserahan
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses ijab qabul dan
mengait uang harus benar-benar dilakukan agar proses pernikahan berjalan lancar
tradisi ini juga sudah dijalankan selama ratusan tahun oleh suku Makian Dalam.
Walaupun tradisi yang digunakan di Desa Samsuma sudah sedikit berubah dan ada
yang dibuat-buat itu dilakukan oleh kedua keluarga mempelai agar acara
pernikahan kedua anak mereka Bahagia dan menjadi momen seumur hidup.
namun tradisi ini masih melekat karena adanya tradisi mengait uang yang masih
dilakukan di Desa Samsuma hingga saat ini.
Biasanya saat selesai ijab qabul dan mempelai pria dibolehkan bertemu mempelai
Wanita dan saat sudah berada dirumah mempelai pria, kedua mempelai keluar dari
rumah menuju tempat acara pernikahan keluarga mempelai pria akan memakaikan
uang yang sudah dibuat seperti kalung untuk kedua mempelai pengantin, ada juga
yang tidak memakaikan uang yang dibentuk seperti kalung tersebut kepada kedua
mempelai tergantung pada keluarga yang ingin memakaikannya atau tidak, saat
keluar dari pintu kedua mempelai akan berjalan menuju tempat acara pernikahan
untuk menyapa para tamu yang datang ke acara tersebut. Meskipun tradisi ini
sedikit berubah dan ada beberapa tambahan seperti memakaikan uang yang
dibentuk seperti kalung itu dilakukan oleh kedua keluarga mempelai agar acara
pernikahan kedua anak mereka Bahagia dan menjadi momen seumur hidup.
REFERENSI
(1) Foley, William A. 2001. Anthropological linguistics : an introduction.
Massachusetts USA: Blackwell publishers
(5) Mulyani
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/basastra/article/viewFile/
23060/15632
(7) Llic, Biljana Misic. 2004. Language and Culture Studies - Wonderland
through the linguistic looking glass. Serbia : English department, faculty of
philosophy, University of Nis