Anda di halaman 1dari 22

Laporan Hasil Penyuluhan Bahasa Indonesia

Penggunaan dan Penerapan Bahasa Indonesia sesuai Ejaan Yang


Disempurnakan serta Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia
dalam Masyarakat dan Turis Asing
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyuluhan Bahasa Indonesia yang
dibina oleh
Dra. Hj. Nur Amalia, M.Pd.

Disusun Oleh :

Tifanny Ellies
1401055118

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka
Jakarta Timur
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt, karena dengan pertolongan-Nya saya
dapat menyelesaikan laporan dengan judul "Laporan Penyuluhan Bahasa: Penggunaan dan
Penerapan Bahasa Indonesia sesuai Ejaan Yang Disempurnakan serta Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Indonesia". Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang saya alami
dalam proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yaitu Dra. Hj. Nur
Amalia, M.Pd., yang telah membantu saya dalam mengerjakan laporan ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini. Tentunya ada hal-hal
yang ingin saya berikan kepada keluarga dari laporan ini.
Oleh karena itu saya berharap semoga laporan ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama. Semoga laporan yang saya buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan
yang lebih baik lagi.

Bekasi, 26 Juni 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1.2 Tujuan ......................................................................................................
1.3 Manfaat ...................................................................................................

1
2
2

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN


2.1 Bentuk Kegiatan .....................................................................................
2.2 Deskriptif Pelaksanaan Penyuluhan .......................................................
2.3 Hasil Penyuluhan ....................................................................................
2.4 Materi .....................................................................................................

3
4
6
7

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan .................................................................................................
3.2 Saran .......................................................................................................
LAMPIRAN

19
20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka) yang sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih
abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar
entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan
komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu
merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Dari segi perlaksaan, ia
bermaksud sesuatu yang dibuat atau tidak dibuat oleh kumpulan orang itu.
Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Perkataan society datang daripada bahasa Latin societas, perhubungan baik
dengan orang lain. Perkataan societas diambil dari socius yang bererti teman,
maka makna masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini
bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai
kepentingan dan matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk
menggambarkan rakyat sesebuah negara.
Walaupun setiap masyarakat itu berbeda, namun cara ia musnah adalah
selalunya sama: penipuan, pencurian, keganasan, peperangan dan juga kadangkala
penghapusan etnik jika perasaan perkauman itu timbul. Keberagaman budaya, suku,
ras, dan etnis merupakan suatu warna dalam hidup. Dengan semua perbedaan itu,
berbeda pula hidup sosial mereka. Sama halnya dengan masyarakat pedesaan.
Masyarakat pedesaan sangatlah berbeda dengan masyarakat kota, masyarakat pesisir,
dan sebagainya.
Indikasi masyarakat pedesaan adalah sekumpulan atau sekelompok individu
yang masih jauh dari IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Meskipun sekarang
IPTEK telah masuk ke lingkup mereka, tapi mereka masih menolak dengan hal yang
berbau IPTEK. Semua itu disebabkan salah satunya yaitu, pegangan atau prinsip
hidup.
1

Untuk masuk ke lingkup mereka dengan tujuan melakukan Penyuluhan


Bahasa: Penggunaan dan Penerapan Bahasa Indonesia sesuai Ejaan Yang
Disempurnakan serta Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia pada
masyarakat pedesaan dan orang asing, terlebih dahulu kita harus mengetahui ciri-ciri
dan bagaimana melakukan pendekatan kepada mereka. Hal ini merupakan kunci awal
bagi seorang penyuluh agar dapat masuk ke ruang lingkup mereka.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penyuluhan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat dan orang asing dalam penyuluhan
terhadap penggunaan dan penerapan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang
disempurnakan serta pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui penguasaan materi dalam pemikiran masyarakat dan orang
asing dalam penyuluhan tentang penyuluhan terhadap penggunaan dan
penerapan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan serta
pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia di sejumlah pengunjung
Museum Fatahilah (Kota Tua) dan Turis Asing yang sedang menjelajah Kota
Tua.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penyuluhan ini adalah sebagai berikut :
1. Secara akademis, penyuluhan ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
penelitian di dokumentasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA khususnya mengenai penyuluhan bahasa
terhadap masyarakat desa dan orang asing.
2. Secara praktis, hasil penyuluhan ini diharapkan mampu menjadi sumber
kepada mahasiswa atau pihak-pihak yang memberikan perhatian terhadap
pengetahuan yang berhubungan dengan penyuluhan bahasa.
3. Secara teoritis, penyuluhan ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
menambah pengetahuan peneliti mengenai penyuluhan bahasa.

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Bentuk Kegiatan

Penyuluhan ini dilakukan dengan cara pengenalan lingkungan, wawancara dan


pemberian materi dan berkomunikasi langsung dengan masyarakat desa dan orang
asing. Berikut adalah lokasi, dan cara pengambilan data.
2.1.1 Lokasi Penyuluhan
Untuk penyuluhan kepada masyarakat ini dilakukan di pengunjung
sekitaran Museum Fatahilah (Kota Tua) dan Turis asing yang sedang
berkunjung di sekitaran Kota Tua Jakarta yang beralamatkan Jalan
Taman Fatahillah No. 1 Jakarta Barat 11110, Indonesia.
2.1.2 Cara Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan cara datang langsung ke tempat
keberadaan masyarakat yang sedang berkunjung ke Kota Tua tersebut.
Setelah itu, saya mewawancarai dan memberikan materi tentang
penggunaan dan penerapan Bahasa Indonesia sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan serta Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia.
Dengan adanya ketepatan objek dan kesesuaian tempat yang akan
dilakukan penyuluhan, maka berikut ini adalah tahapan yang saya
lakukan:
1. Tahap pembekalan terhadap penyuluh
Pembekalan terhadap pemateri atau penyuluh dilakukan sebelum
pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Pembekalan ini diberikan oleh
para dosen pembimbing dan dosen mata kuliah penyuluhan bahasa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Prof. DR. HAMKA. Dalam tahap ini para penyuluh diberikan arahan
mengenai cara penyajian materi dan cara menghadapi masyarakat
serta cara berkomunikasi dengan masyarakat.
2. Tahap penyuluhan dan penyajian materi
Pada tahap ini adalah tahap kegiatan utama dilaksanakan. Pada tahap
ini penyuluh diharapkan mencatat jawaban dari masyarakat desa dan
orang asing tersebut. Susunan kegiatannya adalah sebagai berikut:
1) Tahap pertama yang diawali dengan pemberian salam,
perkenalan dan memberikan maksud dan tujuan penyuluh.
2) Tahap kedua yaitu dengan memberikan pertanyaan mengenai
nama, usia, profesi dan asal negara khusus untuk orang asing.
3) Tahap ketiga ialah melakukan tanya jawab (wawancara) dan
pemberian materi tentang penggunaan dan penerapan bahasa
Indonesia

sesuai

ejaan

yang

disempurnakan

pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia.


3. Tahap evaluasi
5

serta

Pelaksanaan penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan


penyuluh yang telah memberikan pertanyaan atas tentang materi
penyuluh dan materi yang disampaikan oleh penyuluh. Pada tahap ini
penyuluh menilai dan mempertimbangkan apakah objek penyuluh
mengerti tentang apa yang telah ditanyakan dan dijelaskan oleh
penyuluh.
2.2 Deskriptif Pelaksanaan Penyuluhan
Kegiatan Penyuluhan telah dilaksanakan pada :
hari, tanggal
: Sabtu, 4 Juni 2016
waktu
: Pukul 07.00 s.d 14.00 WIB
tempat
: Museum Fatahillah
Jl. Taman Fatahillah No. 1 Jakarta Barat 11110, Indonesia
Pada hari Sabtu, 4 Juni 2016 pukul 07 sampai dengan pukul 14:00 WIB telah
dilaksanakan kegiatan penyuluhan bahasa di Daerah Kota Tua, Jakarta. Penyuluhan
yang dilakukan yaitu penyuluhan Bahasa Indonesia untuk orang asing dan
pemyuluhan untuk masyarakat pengunjung Kota Tua. Saya berangkat ke Kota Tua
pukul 06:00 dan sampai di lokasi pukul 07:30. Sebelumnya saya berkumpul di titik
kumpul bersama sambil kelompok saya yakni di Stasiun Kota Jakarta. Disana saya
menunggu teman-teman sekelompok saya yang belum hadir atau terlambat. Sebelum
mencari orang asing saya bersama rekan-rekan sekelompok saya sepakat untuk
mengadakan penyuluhan dengan masyarakat sekitaran yang berkunjung ke Kota Tua.
Dalam mengadakan penyuluhan tersebut memang sangat sulit ada beberapa
masyarakat yang tidak bisa untuk diwawancarai atau diberikan penyuluhan namun
ada beberapa orang yang bersedia untuk dilakukannya penyuluhan. Masyarakat yang
saya jumpai untuk melakukan penyuluhan. Saya melakukan penyuluhan kepada dua
orang laki-laki yang bernama Gilang dan Riski yang berasal dari Kota Tangerang.
Mereka berada di Kota Tua untuk berkunjung sekaligus sedang napak tilas sejarah
indonesia. Saya melakukan penyuluhan dengan pertanyaan pengantar yakni apa
bahasa yang digunakan mereka dalam berkomunikasi? Mereka menjawab bahwa
bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa indonesia. Lalu saya
bertanya kembali dalam berkomunikasi mereka menggunakan media apa? Mereka
menjawab

menggunakan

media

elektronik

yakni

telepon

seluler.

Dalam

berkomunikasi mereka tidak terlalu memperhatikan tanda baca. Mereka mengetahui


ejaan namun tidak diketahui secara mendalam untuk itu mereka sering sekali
menggunakan bahasa indonesia yang kurang baik dan tidak benar dalam artian

mereka menggunakan bahasa gaul dan menyingkat kata perkatanya dalam


berkomunikasi melalui media elektronik.
Tahapan kedua saya melakukan wawancara dengan turis asing. Namun dalam
wawancara itu saya tidak sendiri melainkan bersama rekan-rekan kelompok saya.
Mengadakan penyuluhan untuk orang asing ternyata tak semudah biasanya, banyak
penolakan yang diberikan dan tidak semua orang asing didampingi oleh guide
ataupun bisa berbicara Bahasa Indonesia walaupun tidak fasih. Sesampainya disana
kami menemukan tiga orang asing yang mau untuk diwawancara yakni Mark yang
berasal dari jerman dan Joana serta Amir yang berasal dari inggris. Ada satu hal yang
sangat menarik untuk kami melakukan wawancara dengan Mark. Pada saat mengitari
Kota Tua Mark memegang kamus Bahasa Indonesia sambil berjalan ia sambil
membaca kamus Bahasa Indonesia terjemahan dari bahasa negaranya. Awalnya kami
menyapa mark dengan say hello lalu selanjutnya kami bertanya kepada mark
apakah ia setuju untuk diwawancarai, namun sangat disayangkan ia hanya punya
waktu sebentar untuk kami wawancarai. Pertanyaan pengantar adalah sejak kapan ia
berada di indonesia? Ia berada di indonesia baru dua minggu yang lalu, berkunjung ke
indonesia hanya untuk berwisata dan berjelajah di indonesia. Makanan kesukaannya
yakni nasi goreng. Ia hanya bisa mengatakan Terimakasih dalam bahasa indonesia.
Saya memberikan penyuluhan tentang bahasa indonesia kepada Mark dan responnya
hanya melihat saya saja, mungkin ia ingin mengetahui apa yang saya katakan namun
dia tidak mengerti apa yang saya bicarakan. Untuk itu, saya mencoba untk berbahasa
inggris sedikit agar ia mengerti. Saya mengatakan kepadanya Okay Mister, you must
to know. Indonesia has some rule to speak indonesian language cause indonesian has
many culture and languages of some city in indonesia. In West Java it has sundanese
language, in Bali has bali language if you already go there. Maybe in english its like
some grammar or vocabullary. In indonesia the name is EYD ia mengulang kembali
perkataan saya EYD yes, alright. EYD. EYD is some rule to speak indonesian
language very well. Saya hanya bisa memberikan informasi sampai disitu saja
berhubung keterbatasan saya dalam berbahasa inggris karena saya adalah seorang
yang mengerti bahasa inggris dengan pasif.
Sepanjang perjalanan mencari turis kami menemukan turis dengan tour guide
kemudian kami menghampirinya dan berbicara kepada tour guidenya ntuk
menanyakan apakah turis yang didampinginya bersedia untuk diwawncara atau tidak.
Dan turis tersebut bersedia untuk diwawncara. Seperti biasa, kami menyapanya
9

dengan sapaan hello setelahnya kami mewawancarai dengan pertanyaan pengantar


yakni siapa namanya, berasal dari mana, dan sudah berapa lama tinggal di indonesia.
Mereka baru satu hari tinggal di indonesia sebelumnya mereka tidak pernah ke
indonesia. Mereka ke indonesia bertujuan untuk berwisata saja. Kemudian kami
bertanya apakah mereka bisa berbahasa indonesia? Sangat disayangkan mereka tidak
bisa berbahasa indonesia. Lalu kemudian kami bertanya apakah di negaranya ada
yang belajar bahasa indonesia? Mereka menjawab mungkin sebagian kecil ada yang
belajar bahasa indonesia namun mereka tidak belajar bahasa indonesia. Berhubungan
karena mereka tidak bisa berbahasa indonesia akhirnya wawancara kami cukupkan
sampai disitu saja.
2.3 Hasil Penyuluhan
Hasil penyuluhan yang saya dapatkan dengan masyarakat yang berkunjung di
sekitaran Kota Tua Jakarta terutama dua orang yang saya wawancarai yakni Gilang
dan Riski yang berasal dari Tangerang. Mereka adalah pelajar di sekolah menengah
atas di salah satu sekolah yang berada di kota Tangerang. Dari data yang saya ambil
dari penyuluhan bahasa indonesia di kota tua jakarta adalah bahwa sebagian dari
mereka menggunakan bahasa indonesia sebagai alat berkomunikasi di dalam
kehidupan bermasyarakat meskipun wilayah kotanya memiliki bahasa daerahnya atau
seminimal mungkin adalah bahasa ibu nya. Bahasa ibu dua orang laki-laki yang saya
wawancarai adalah bahasa indonesia karena sejak lahir di kota Tangerang mereka
menggunakan bahasa indonesia sebagai alat berkomunikasinya. Namun sebagian dari
mereka tidak mengetahui secara mendalam tentang ejaan. Mereka hanya tahu ejaan
yakni ejaan yang diajarkan ibunya ketika mereka masih kanak-kanak yaitu mengeja
kata dari perhuruf dan persuku kata, bukan ejaan yang secara mendalam ejaan yang
disempurnakan yaitu kaidah-kaidah yang mengatur tata bahasa indonesia dengan
jelas. Mereka mempelajari ejaan yang disempurnakan namun dalam penerapan dan
penggunaannya di dalam kehidupan bermasyarakat masih sangat jauh sekali dari kata
baik mereka hanya menggunakan ejaan secara baik ketika pelajaran bahasa
indonesia tentunya namun dalam kehidupan sehari-hari masih minim sekali. Mereka
lebih sering menggunakan bahasa gaul untuk berkomunikasi lewat media yang
dipakainya yaitu telepon genggam dengan alasan menggunakan bahasa sesuai dengan
situasi. Namun setelah dilakukannya penyuluhan tentang sejarah ejaan, apa itu ejaan
mereka pun berjanji untuk memperbaiki bahasanya dalam berkomunikasi secepatnya
demi pengembangan dan pembinaan bahasa yang dilakukan.
2.4 Materi
11

I.

Ejaan Yang Disempurnakan


A. Pengertian Ejaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:250) ejaan
didefenisikan sebagai kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi
(kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf)
serta penggunaan tanda baca.
Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang
mengatur pelambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan
penggabungannya, yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda
baca.
B. Fungsi Ejaan
Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang
menyangkut pembakuan tata bahasa maupun kosakata dan peristilahan,
ejaan mempunyai fungsi yang cukup penting. Oleh karena itu,
pembakuan ejaan perlu diberi prioritas lebih dahulu. Dalam hubungan
itu, ejaaan antara lain, berfungsi sebagai :
(1) Landasan pembakuan tata bahasa
(2) Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
(3) Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam
bahasa Indonesia.
C. Sejarah dan Perkembangan Ejaan
Ejaan mengalami perkembang dalam proses pengejaan yang baik dan
benar. Dalam hal itu sejarah dan perkembangan ejaan dibagi dalam
beberapa waktu dengan proses pengejaan yang berbeda-beda. Adapun
sejarah dan perkembangan ejaan adalah:
1. Ejaan van Ophuysen
Ejaan van Ophuysen ditetapkan pada waktu 1901. Sesuai dengan
namanya ejaan itu disusun oleh Ch.A. van Ophuysen, yang dibantu
oleh Engku Nawawi gelar Soetan Mamoer dan Moehammad Sutan
Ibrahim. Dalam sejarah bahasa Indonesia, yang baik waktu itu masih
bernama bahasa Melayu, Ejaan van Ophuysen merupakan ejaan yang
pertama kali disusun secara sistematis. Beberapa hal yang cukup
menonjol dalam Ejaan van Ophuysen antara lain :
a. Huruf y yang ditulis dengan j. Misalnya : Sayang menjadi
sajang.
13

b. Huruf u ditulis dengan oe. Misalnya : Umum menjadi


oemoem,Sempurna menjadi sampoerna.
c. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda
koma di atas. Misalnya : Rakyat menjadi rajat,Makmur
mamoer.
d. Huruf j ditulis dengan dj. Misalnya : Jakarta menjadi Djakarta
e. Huruf c ditulis dengan tj Misalnya : Cara menjadi tjara
f. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch. Misalnya : Khawatir
menjadi chawatir
2. Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
Ejaan Republik ialah ejaan baru yang disusun oleh Mr. Soewandi.
Penyusunan ejaan baru dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan
yang berlaku sebelumnya yaitu Ejaan Van Ophuysen juga untuk
menyederhanakan sistem ejaan bahasa Indonesia. Pada tanggal 19
Maret 1947, setelah selesai disusun ejaan baru itu diresmikan dan
ditetapkan

berdasarkan

surat

keputusan

menteri

pendidikan,

pengajaran, dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A,


tanggal 19 Maret 1947 ejaan baru itu diresmikan dengan nama Ejaan
Republik.
Beberapa perbedaan yang tampak mencolok dalam kedua ejaan iu
dapat diperhatikan dalam uraian di bawah ini :
(1) Gabungan huruf oe dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan u
dalam Ejaan Republik.
(2) Bunyi hamzah () dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k
dalam Ejaan Republik.
(3) Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan
Republik.
(4) Huruf e taling dan pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan
(5) Tanda trema () dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam
Ejaan Republik.
3. Ejaan Pembaharuan
Ejaan pembaharuan merupakan suatu yang direncanakan untuk
memperbaharui Ejaan Republik. Di bentuk pada tanggal 19 juli 1956.
Konsep Ejaan Pembaharuan yang menarik ialah disederhanakannya
huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf huruf
tunggal atau bersifat fonemis artinya setiap fonem dalam ejaan itu di
usahakan hanya dilambangkan dengan satu huruf.
15

Tampak seperti contoh di bawah ini :


1.
2.
3.
4.
5.

Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j


Gabungan konsonan tj di ubah menjadi ts
Gabungan konsonan ng di ubah menjadi
Gabungan konsonan nj di ubah menjadi
Gabungan konsonan sj di ubah menjadi
Kecuali itu, gabungan vokal ai, au dan oi (disebut diftong)
ditulis berdasarkan pelafalannya yaitu ay, aw, dan oy.

4. Ejaan Melindo
Melindo ialah akronim dari Melayu-Indonesia. Ejaan Melindo
merupakan ejaan yang di susun atas kerja sama antara pihak
Indonesia Slamet Muljana dan pihak Persekutuan Tanah Melayu
(malaysia) di pimpin oleh Syed Nasir bin Ismail yang tergabung
dalam Panitia Kerja Sama Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia. Tahun
1959 berhasil merumuskan ejaan yaitu ejaan Melindo.
Dalam ejaan melindo tidak jauh beda dengan ejaan pembaharuan,
karena ejaan itu sama-sama berusaha menyederhanakan ejaan dengan
menggunakan sistem fonemis. Hal yang berbeda ialah dalam ejaan
Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta diganti dengan
c menjadi cinta; juga gabungan konsonan nj, seperti pada kata njonja
di ganti dengan huruf nc yang sama sekali masih baru.
5. Ejaan Baru (LBK)
Ejaan Baru merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo.
Pelaksananya pun terdiri dari panitia Ejaan LBK (Lembaga Bahasa
dan

Kesusaatraan,

sekarang

bernama

Pusat

Pembinaan

dan

Pengembangan Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang


berhasil merumuskan ejaan yang disebut Ejaan Baru.
Konsep Ejaan ini di susun berdasarkan beberapa pertimbangan antara
lain:
1) Pertimbangan Teknis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar
setiap fonem di lambangkan dengan satu huruf.
2) Pertimbangan Praktis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar
perlambangan secara teknis itu di sesuaikan dengan keperluan
praktis seperti ke adaan percetakan dan mesin tulis.

17

3) Pertimbangan Ilmiah yaitu Pertimbangan yang menghendaki agar


perlambangan itu mencerminkan studi yang mendalam mengenai
kenyataan bahasa dan masyarakat pemakainya.
Perubahan yang terdapat dalam Ejaan Baru atau Ejaan LBK, antara
lain :
(1) Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j
Misalnya :
Remadja
remaja
djalan
jalan
(2) Gabungan konsonan tj di ubah menjadi c.
Misalnya :
Tjakap
cakap
batja
baca
(3) Gabungan konsonan nj di uban menjadi ny.
Misalnya :
Sunji
sunyi
Njala
nyala
(4) Gabungan konsonan sj di ubah menjadi sy.
Misalnya :
Sjarat
syarat
Sjair
syair
(5) Gabungan konsonan ch di ubah menjadi kh.
Misalnya :
Tachta
takhta
Ichlas
ikhlas
(6) Huruf j di ubah menjadi y.
Misalnya :
Padjak
pajak
Djatah
jatah
(7) Huruf e taling dan e pepet penulisannya tidak dibedakan dan
hanya di tulis dengan e, tanpa penanda.
Misalnya :
Sgar
segar
Copt
copet
(8) Huruf asing f, v, dan z di masukkan kedalam sistem ejaan
bahasa Indonesia karena huruf huruf itu banyak di gunakan.
Misalnya :
Fasih
Vakum
Zaman
6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)

19

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau lazim yang disebut


EYD dinyatakan mulai berlaku sejak penggunaannya diresmikan oleh
Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 16 Agustus 1972.
Peresmian yang diumumkan di dalam siding DPR itu diperkuat
dengan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972. Bersamaan
dengan Pedoman Umun Pembentukan Istilah, selanjutnya Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ditetapkan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 31 Agustus 1975
dan dinyatakan dengan resmi berlaku di seluruh Indonesia.
Hal-hal baru yang terdapat di dalam EYD
Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain
dapat diperhatikan dalam keterangan di bawah ini.
(1) Perubahan huruf
Ejaan Lama
EYD
Dj djika, wadjar
j
jika, wajar
Tj tjakap, pertjaja
c
cakap, percaya
Nj njata, sunji
ny
nyata, sunyi
Sj sjarat, sjukur
sy
syarat, syukur
(2) Huruf f, v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing
diresmikan pemakaiannya.
Misalnya :
Khilaf
Fisik
Zakat
Universitas
(3) Huruf q dan x yang lazim di gunakan dalam bidang ilmu
pengetahuan tetap di gunakan , misalnya pada kata furqan dan
xenon.
(4) Penulisan di- sebagai awalan di bedakan dengan di yang
merupakan kata depan. Sebagai awalan, di- di tulis serangkai
dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di sebagai kata depan
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misal :
Awalan
Kata Depan
didi
dicuci
dibelikan
dilatarbelakangi

di kantor
di sekolah
di belakang

21

(5) Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.angka


dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan.
Misalnya :
Anak-anak, bukan anak2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Bermain-main, bukan bermain2
Hal hal yang di atur dalam EYD
Yang di atur dalam EYD yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
II.

Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring


Penulisan kata.
Penulisan tanda baca.
Penulisan singkatan dan akronim.
Penulisan angka dan lambang bilangan.
Penulisan unsur serapan.

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia


A Pengembangan Bahasa
1 Pengertian
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Pengembangan
berarti ; proses, cara, memperluas. Sedangkan Pengembangan
Bahasa berarti; upaya meningkatkan mutu bahasa agar dapat
dipakai untuk berbagai keperluan dalam kehidupan masyarakat.
Pengembangan ditujukan pada upaya peningkatan mutu daya
ungkap bahasa Indonesia. Peningkatan mutu daya ungkap itu
meliputi perluasan kosakata bahasa Indonesia dan pemantapan
kaidah-kaidahnya sejalan dengan tuntutan perkembangan ilmu
2

dan teknologi serta kebudayaan yang amat pesat.


Fokus Pengembangan Bahasa
a Perluasan Pemakaian Bahasa
Perluasan pemakaian bahasa adalah salah satu cara efektif
pada pengembangan suatu bahasa. Semakin banyak penutur
suatu

bahasa

akan

mengalami

pengembangan

dan

peningkatan yang baik. Bahasa Indonesia akan tetap pada


kedudukan dan fungsinya yang sebenarnya yaitu sebagai
bahasa negara dan sebagai bahasa resmi kenegaraan, karena
fungsi dan pemakaiannya digunakan pada kehidupan
b

bermasyarakat dan bernegara.


Penelitian Bahasa
Penelitian bahasa adalah salah satu bentuk pengembangan
bahasa. Melalui penelitian yang seksama dan program
penggunaan bahasa akan membantu proses pengembangan
23

bahasa yang diharapkan. Penelitian bahasa adalah salah satu


c

bentuk dari perencanaan pada pengembangan bahasa.


Pengembangan Bahasa Melalui Media Massa
Media massa (cetak ataupun elektronik) setiap hari
mengunjungi masyarakat dengan menggunakan sarana
bahasa Indonesia. Oleh karena itu, media massa memiliki
fungsi yang amat strategis dalam upaya pengembangan
ataupun pembinaan bahasa Indonesia. Bahkan, sering terjadi
media massa dijadikan acuan dalam penggunaan bahasa
Indonesia.
Saat ini memang Media massa yang dapat secara efektif
dengan mudahnya menyebarluaskan beberapa pengetahuan

mengenai Bahasa Indonesia yang baik dan benar.


B Pembinaan Bahasa
1 Pengertian
Dalam
KBBI,
Pembinaan
berarti
;
pembaharuan,
penyempurnaan, usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih
baik. Sedangkan Pembinaan Bahsa berarti ; Upaya untuk
meningkatkan mutu penggunaan bahasa, antara lain mencakupi
peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan berbahasa
yang

dilakukan

misalnya

melalui

jalur

pendidikan

dan

pemasyarakatan.Pembinaan bahasa merupakan upaya sadar,


terencana dan sisitematis tentang peningkatan mutu bahasa
sehingga masyarakat pemakainya memiliki kebanggaan dan
2

kegairahan menggunakannya.
Upaya Pembinaan Bahasa
Usaha pembinaan yang dilakukan, antara lain, melalui pengajaran
dan pemasyarakatan. Sedangkan, yang dimaksud dengan
pengembangan adalah upaya meningkatkan mutu bahasa agar
dapat dipakai untuk berbagai keperluan dalam kehidupan
masyarakat. Upaya pengembangan itu, antara lain, meliputi
penelitian, pembakuan, dan pemeliharaan. Usaha pembinaan
melalui pengajaran bahasa Indonesia melalui sistem persekolahan
dilakukan dengan mempertimbangkan bahasa sebagai satu
keseluruhan berdasarkan kontekspemakaian yang ditujukan untuk
25

peningkatan mutu penguasaan dan pemakaian bahasa yang baik


dengan tidak mengabaikan adanya berbagai ragam bahasa
Indonesia yang hidup dalam masyarakat. Peningkatan mutu
pendidikan bahasa itu dilakukan melalui kegiatan :
1 Sosialisasi tentang Pedoman Umum Ejaan Yang
2

Disempurnakan
Selalu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik

dan benar di dalam ataupun luar kelas.


C Faktor Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia
1 Tenaga Penyuluh
Tenaga Penyuluh seharusnyalah terdiri atas para ahli bahasa atau
para guru pengajar bahasa Indonesia yang telah memiliki banyak
pengalaman dalam bidang pengajaran bahasa Indonesia.
Jika perhatian masyarakat terhadap pembinaan

dan

pengembangan bahasa Indonesia meningkat, maka sudah pada


tempatnyalah apabila Pusat Pembinaan dan Pengembangan
bahasa menyiapkan kader-kader yang akan menjadi tenaga
penyuluh. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa telah
pernah mengadakan penataran bagi 30 orang tenaga pengajar di
Tugu Argamulis( 13 Februari - 15 Maret 1967) tetapi tenaga yang
kemudian tersebar di seluruh daerah di Indonesia ini tentulah
tidak cukup melayani kebutuhan masyarakat. Perlu diadakan lagi
penataran kedua, ketiga, dst. sehingga keperluan masyarakat
terpenuhi Atau tenaga-tenaga yang telah mengikuti penataran itu
mendidik kader-kader baru lagi sekembalinya mereka itu ke
2

daerah mereka masing-masing.


Sasaran Penyuluhan
a Golongan fungsional dalam pemerintahan.
b Golongan fungsional dalam masyarakat.
c Masyarakat luas, antara lain.
Metode Penyuluhan
1) Penerangan (Informasi)
2) Ceramah
3) Tanya jawab dan diskusi
4) pemberian tugas
Teknik Pelaksanaan
Teknik pelaksanaan melalui :
1) Surat kabar
Penyuluhan bahasa Indonesia melalui surat kabar, dengan
cara:
27

a Pembahasan masalah bahasa lewat artikel


b Kritik mengenai kebahasaan
c Tanya jawab
d Poster/plakat
2) Radio dan televisi
Penyuluhan bahasa Indonesia melalui radio dan televisi,
dengan cara
a

Penjelasan/pembahasan masalah bahasa.

Wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat

Dialog/tanya jawab

Adegan

3) Ceramah
Penyuluhan bahasa Indonesia melalui ceramah. Ceramah
langsung kepada pejabat-pejabat pemerintahan dan swasta,
pemuka masyarakat, muballigh, dan sebagainya.
4) Kontak surat
Penyuluhan bahasa Indonesia melalui Kontak surat yaitu
menyelenggarakan tanya jawab bahasa melalui suratmenyurat. Jawaban dapat diberikan melalui surat, surat
kabar/majalah.
5) Penerbitan brosur
Penyuluhan bahasa Indonesia melalui Penerbitan brosur.
Memberikan penjelasan mengenai masalah-masalah bahasa.
6) Poster dan plakat
Penyuluhan bahasa Indonesia melalui Poster dan plakat
a

Pembuatan slogan yang tepat dan menarik untuk


meningkatkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia dan
kemahiran berbahasa Indonesia.

Pembuatan gambar/karikatur yang bersifat kebahasaan.

7) Iklan
Penyuluhan bahasa Indonesia melalui Iklan. Diantaranya
kurang lebih sama dengan poster dan Plakat.
8) Pendekatan pribadi
Penyuluhan bahasa Indonesia melalui Pendekatan Pribadi.
Mengadakan pendekatan terhadap para pejabat atau pemuka
masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh simpati dan
bantuan guna perbaikan pemakaian bahasa Indonesia,
misalnya perbaikan pada :
29

Surat-surat resmi

Papan-papan nama

Pemakaian bahasa lisan

9) Penggairahan
Penyuluhan bahasa Indonesia melalui Penggairahan yaitu
menggairahkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik
melalui antara lain
a

Perlombaan mengarang

Perlombaan berpidato

Perlombaan sandiwara

D Bahasa yang Baik dan Benar


Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan
sesusai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.

BAB III
PENUTUP
31

3.1 Simpulan
Ejaan merupakan hal hal yang mencakup penulisan huruf ,penulisan kata,
termasuk singkatan, akronim, angka, dan bilangan, serta penggunaan tanda baca.
Selain itu juga tentang pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
Fungsi ejaan antara lain :
1. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa.
2. Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan.
3. Sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa
Indonesia.
Sedangkan perkembangan sejarah bahasa indonesia di bagi dalam beberapa periode
yaitu : Ejaan Van Ophuysen,Ejaan Republik (Ejaan Soewandi), Ejaan Pembaharuan,
Ejaan

Baru/Lembaga

Bahasa

dan

Kasusastraan

(LBK),

dan

Ejaan Yang

Disempurnakan.
Pembinaan (Bahasa Indonesia) mengandung pengertian sebagai
suatu usaha dasar, terencana, dan sistematis dalam rangka peningkatan
mutu bahasa Indonesia, sehingga masyarakat pemakaiannya memiliki
kebanggaan dan kegairahannya. Adapun mengenai pengembangannya
(bahasa Indonesia) berarti suatu usaha dasar, terencana, dan sistematis
dalam rangka meningkatkan mutu dan kelengkapan bahasa Indonesia
sehingga dapat dipergunakan secara efektif sesuai dengan kedudukan dan
fungsinya di masyarakat.
Faktor-faktor pengembangan dan pembinaan Bahasa:

Tenaga penyuluhan

Sasaran penyuluhan

Teknik pelaksanaan

Bahan penyuluhan

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan
akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola
hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu
terikat oleh patokan. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang
33

digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah
bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah
penyusunan kalimat kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penyusunan kalimat.
3.2 Saran
1 Setiap penyuluh harus dapat menyusun sendiri bahan yang akan dipakainya
2
3

dalam memberikan penyuluhan.


Ketika akan melakukan penyuluhan gunakan bahasa yang baik dan benar.
Sebagai mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia kita perlu melakukan
sosialisasi mengenai penggunaaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

35

LAMPIRAN

37

Anda mungkin juga menyukai