ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penggunaan bahasa tabu pada
anak usia sekolah dasar di desa pulau Hatta. Latar belakang dilakukan penelitian ini karena
maraknya penggunaan bahasa tabu dikalangan anak-anak di desa pulau Hatta yang menganggap
bahwa bahasa tabu sebagai sesuatu yang lumrah dikatakan oleh seseorang apabila merasa kesal,
marah, sakit hati atau dijadikan sebagai bahan menghina dan merendahkan orang lain. sehingga
menimbulkan keprihatinan terhadap masa depan bahasa anak-anak tersebut yang tidak memiliki
sopan santun dalam berkomunikasi baik terhadap orang tua maupun teman sebaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deksktiptif kualitatif. Teori yang
digunakan adalah teori bentuk bahasa tabu yang tergolong sumpah serapah bagi anak-anak di
desa Pulau Hatta, akan digunakan teori Wijana dan Rohmadi (2007:119 - 124). Tujuan yang
ingin dicapai untuk mendeskripsikan bentuk penggunaan bahasa tabu dan faktor-faktor
penggunaan bahasa tabu. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah tekhnik adalah teknik
pilah unsur penentu (PUP).
Kata kunci : hakikat bahasa, sosiolinguistik, bahasa tabu, anak usia sekolah dasar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa selalu berinteraksi dengan
sesamanya. Di dalam interaksi tersebut, manusia memerlukan alat atau sarana yang dapat
membantunya dalam berhubungan dengan manusia lainnya. Bahasa merupakan alat yang
digunakan manusia untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa memiliki
fungsi penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Kehidupan bermasyarakat menempatkan manusia sebagai masyarakat sosial,
bukan sebagai individu (Wijana, 2012: 7). Sebagai masyarakat sosial, manusia
melakukan interaksi dengan sesamanya. Interaksi bertujuan untuk mempermudah
manusia dalam menjalani hidup. Oleh karena itu, interaksi memerlukan suatu media yang
sanggup memenuhi tujuan tersebut. Media yang digunakan oleh manusia dalam
berinteraksi adalah bahasa. Melalui bahasa, seseorang dapat menyalurkan perasaan dan
pemikirannya kepada orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa berfungsi sebagai
alat untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan, alat yang dipakai
untuk mempengaruhi maupun dipengaruhi. Inilah yang dimaksud dengan fungsi penting
dari bahasa, yaitu fungsi informasional.
Selain fungsi informasional, bahasa juga memiliki fungsi ekspresif atau emotif,
yaitu bahasa dapat digunakan untuk mengungkapkan perasaan dan sikap penuturnya.
contoh nyata yang paling jelas dalam hal ini adalah kata-kata sumpah serapah dan kata
seru (Leech, 2003: 63-64). Anggapan tabu tersebut karena adanya kutukan yang
terkandung dalam sumpah serapah dan tidak terlepas dari norma sosial yang berlaku
dalam suatu masyarakat. dan tidak terlepas dari norma sosial yang berlaku dalam suatu
masyarakat. selain Norma sosial, konteks religi juga menjadi alat pengontrol masyarakat
dalam berinteraksi.
Norma sosial dan konteks religi memang menjadi dasar ketabuan sumpah
serapah. Namun, hal tersebut tidak membuat bahasa tabu menjadi sesuatu yang benar-
benar tidak dilakukan oleh masyarakat. Kenyataannya, bukan hanya dikalangan remaja
maupun orang dewasa tetapi lebih maraknya dikalangan anak-anak menganggap bahasa
tabu sebagai sesuatu yang lumrah dilakukan oleh seseorang apabila merasa kesal, marah,
sakit hati atau dijadikan sebagai bahan menghina dan merendahkan orang lain. Demikian
halnya anak-anak pulau hatta yang menggunakan bahasa tabu untuk mengungkapkan
kekecewaan, kekesalan, amarah maupun sekedar dijadikan sebagai kalimat sapaan sehari-
hari yang ditujukan kepada teman bermain. Contohnya yaitu kata anjing, babi, binatang,
sarep, bakuti, ambisi, dan lainnya.
Kata-kata tersebut merupakan fenomena yang sering terjadi dan bahkan sudah
dianggap suatu hal yang biasa saja bagi anak-anak di desa pulau hatta. Namun kebiasaan
tersebut bukanlah suatu hal yang baik karena diusia anak-anak seharusnya
mengaplikasikan komunikasi dengan menggunakan bahasa yang sopan dan santun untuk
proses pertumbuhan di jenjang selanjutnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut terkait dengan bentuk-bentuk bahasa tabu yang sering di ucapkan oleh anak-
anak serta faktor-faktor yang mempengaruhi ternjadinya bahasa tabu tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk bahasa tabu yang digunakan anak usia Sekolah
Dasar di desa Pulau Hatta Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi digunakannya bahasa tabu oleh anak
usia Sekolah Dasar di desa pulau hatta Kecamatan Banda Kabupaten Maluku
Tengah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bentuk penggunaan bahasa tabu pada anak usia sekolah dasar di
desa pulau hatta Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengerahui terjadinya penggunaan bahasa
tabu pada anak usia sekolah dasar di desa pulau hatta Kecamatan Banda Kabupaten
Maluku Tengah
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.
Kedua manfaat tersebut diuraikan berikut ini.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi pengembangan
kajian kepustakaan khususnya dalam bidang ilmu sosiolinguistik, yang difokuskan pada
pengembangan bahasa tabu pada anak.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui fakta yang terjadi dilapangan
tempat penelitian yaitu desa pulau hatta. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran terhadap siswa dan menjadi acuan guru dalam proses pembelajaran.
E.Definisi Istilah
Untuk memudahkan pembaca memahami arah penelitian ini, maka peneliti memberikan
penjelasan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Bahasa Tabu adalah merupakan suatu hal yang pantang untuk disebut, disentuh, dan
lainnya yang bila dilakukan dapat menyinggung atau memalukan suatu pihak.
2. Anak usia Sekolah Dasar adalah mereka yang berusia antara 6 – 12 tahun atau biasa
disebut dengan periode intelektual
3. Desa Pulau Hatta adalah desa dan pulau di kecamatan Banda, Kabupaten Maluku
Tengah, Maluku, Indonesia. Letak pulau ini ada 25 km di sebelah timur Kepulauan
Banda. Nama lama Pulau Hatta adalah Pulau Rozengain. Pulau ini dinamakan menurut
Mohammad Hatta, salah satu proklamator Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian bahasa
Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan
sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan
dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan.
Chaer dan Agustina (1995:14) fungsi utama bahasa adalah sebagai alat
komunikasi. Hal ini sejalan dengan Soeparno (1993:5) yang menyatakan bahwa fungsi
umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Sosiolinguistik memandang bahasa
sebagai tingkah laku sosial (sosial behavior) yang dipakai dalam komunikasi sosial.
2. Sosiolinguistik
Sosiolinguistik berasal dari kata “sosio” dan “linguistic”. Sosio sama dengan kata sosial
yaitu berhubungan dengan masyarakat. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari dan
membicarakan bahasa khususnya unsur-unsur bahasa dan antara unsur- unsur itu. Dengan
kata lain, sosiolinguistik adalah kajian yang menyusun teori-teori tentang hubungan
masyarakat dengan bahasa. Berdasarkan pengertian sebelumnya, sosiolinguistik juga
mempelajari dan membahas aspek–aspek kemasyarakatan bahasa khususnya perbedaan-
perbedaan yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan
(Nababan 1993:2).
Mendukung teori sosiolinguistik yang disampaikan oleh Nababan, Sumarsono (2004)
menjelaskan sosio adalah masyarakat, linguistik adalah kajian bahasa. Jadi, sosiolinguistik
adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan.
3. Variasi bahasa
Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa tersebut juga mengalami perkembangan.
Perkembangan teknologi juga ikut andil dalam perkembangan bahasa. Perbedaan golongan,
pekerjaan, aktivitas, komunitas, juga memberikan andil terhadap keanekaragaman bahasa.
Hal-hal tersebut bias dikat akan sebagai salah satu penyebab munculnya variasi bahasa.
Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa itu tidak hanya disebabkan oleh para
penuturnya yang tidak bisa hidup sendiri, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang
mereka lakukan berbeda-beda.
Bahasa tabu
Bahasa tabu
dikalangan anak usia
sekolah dasar
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan deskriptif
kualitatif adalah suatu pendekatan dalam meneliti suatu objek, suatu sistem pemikiran,
atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dan data yang diperoleh nantinya
tidak berbentuk angka akan tetapi berupa kata-kata atau kalimat yang dideskripsikan.
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di pulau Hatta, pulau yang merupakan salah satu
desa di kecamatan banda kabupaten Maluku tengah, provinsi Maluku. penelitian ini
dilakukan selama 2 bulan semenjak proposal ini diajukan.
2.
3.
4.
5.
Keterangan :
1. Kolom pertama berisi nomor urut
2. Kolom kedua berisi ungkapan atau tuturan
3. Kolom ketiga berisi delapan bentuk-bentuk bahasa tabu yang akan di teliti
a. Ke : keadaan
b. Bi : binatang
c. m.h : makhluk halus
d. Be : benda-benda
e. b.t : bagian tubuh
f. Ke : kekerabatan
g. Ak : aktivitas
h. Prof : provesi
4. Kolom keempat berisi keterangan data
Table II. faktor penyebab penggunaan bahasa anak
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan :
Ke : kesehatan
Intel : intelegensi
S. sosek : status sosial ekonomi
L/P : jenis kelamin
H.Kel : Hubungan keluarga
Ak.kom : akses komunikasi
F. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian ini,
karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Sugiono (2010) berpendapat
bahwa penulis tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan
apabila tidak mengetahui teknik pengumpulan data.
Jadi teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan teknik
catat dan teknik rekam.
1. Teknik rekam
2. Teknik catat
3. Teknik simak libat cakap
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik pilah unsur penentu (PUP). Menurut
sudaryanto (1993:21) teknik pilah unsur penentu merupakan teknik pilah dimana alat
yang digunakan adalah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti
sendiri. Adapun langkah-langkah yang akan diambil dalam menganalisis data adalah
sebagai berikut:
1. Untuk dapat mengetahui bentuk bahasa tabu yang tergolong sumpah serapah bagi
anak-anak di desa Pulau Hatta, akan digunakan teori Wijana dan Rohmadi (2007:119
- 124).
2. Untuk mengetahui factor-faktor bahasa pada anak usia sekolah dasar, digunakan teori
Yusi Riksa (2009: 148).
DAFTAR PUSTAKA
Gita Anggia Resticka, E. N. (2020). KATA TABU DALAM BAHASA INDONESIA YANG
MEMPUNYAI MAKNA PELACURAN (KAJIAN LEKSIKOGRAFI). Prosiding
Semnas LPPM Unsoed, X, 169-178.
I Made Astu Mahayana, M. D. (2022). Penggunaan Ungkapan Tabu di Desa Tenganan
Pegringsingan: Kajian Sosio-pragmatik. Lingua, IX, 121-136.
Junaidi, V. W. (2019). KONTEKS PENGGUNAAN BAHASA TABU SEBAGAI
PENDIDIKAN. Jurnal Serambi Ilmu, XX, 1-17.
Nana Ari Anggraini, M. B. (2022). Bentuk Dan Penggunaan Bahasa Tabu Pada Anak Di
Lingkungan Bertais Kota. Ilmiah Mandala Education (JIME), VIII, 1992-2002.
Nursani, S. A. (2023, april senin). Pengertian Bahasa Adalah: Fungsi, Peran, Ragam, dan
Sifatnya. Retrieved from detikEdu.
Odien Rosidin, A. M. (2020). SUMPAH SERAPAH SEBAGAI PERWUJUDAN
PENGHINAAN DALAM WACANA MONOLOG MEME PILPRES 2019. jurnal
membaca, V, 53-62.
PURNAMA, W. M. (2020). ANALISIS BAHASA TABU DALAM TRADISI MASYARAKAT
LOMBOK DI DESA GERES. Al-Hikmah: Jurnal Studi Islam, I, 10-21.
Rachman, A. (2023, april 3). Pengertian Bahasa Menurut Ahli. Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2023/04/26/220000969/pengertian-bahasa-menurut-
ahli
Rahman, N. I. (2019). PENGGUNAAN KATA TABU DI MEDIA SOSIAL: KAJIAN
LINGUISTIK FORENSIK. SEMIOTIKA, XX, 120-128.
Sari, R. P. (2012). Kata-kata Tabu dalam Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Karya Eka. Header halaman gena, I, 1-11.