Oleh:
Nama
: Mawarni Agustina
NIM
: 158114053
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa saya
telah berhasil membuat makalah yang berjudul Bahasa, Pikiran, dan
Kemanusiaan sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini mempunyai arti penting bagi saya pada khususnya dan juga bagi para
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia pada umumnya.
Makalah yang saya susun ini menjelaskan pemahaman saya mengenai
Bahasa, Pikiran, dan Kemanusiaan yang memiliki suatu kaitan satu sama lain
dalam menjalani kehidupan bersosioal. Sehingga saya berharap dengan adanya
makalah ini dapat membantu saya dan para mahasiswa dalam mempelajari materi
tentang Bahasa, Pikiran, dan Kemanusiaan sehingga nantinya dapat diterapkan
pada kehidupan sehari-hari.
Tiada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang kami buat ini,
masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
saran yang konstruktif agar kami dapat memperbaiki makalah ini demi
kesempurnaan tugas selanjutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu menggunakan bahasa. Bahasa
sangat erat kaitannya dengan interaksi sosial antarindividu. Bahasa yang
digunakan dapat berupa verbal maupun nonverbal serta secara langsung
maupun tidak langsung. Bahasa yang digunakan juga harus dipahami oleh
satu dengan yang lain agar terjadi suatu interaksi berupa komunikasi dua
arah.
Bahasa dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh pikiran yang ada dalam
orak kita. Pikiran ini terwujud oleh adanya keinginan kita untuk berbahasa.
Pikiran ini dapat berupa ide maupun gagasan yang dapat diutarakan oleh ada
bahasa. Hal ini karena bahasa dan pemikiran berkembang dari sumber bentuk
yang sama sehingga keduanya saling membantu dan berkaitan satu sama lain.
Setelah bahasa dan pikiran berjalan seiringan dan saling berkaitan,
maka akan muncul suatu kebudayaan . Kebudayaan ini sendiri erat kaitannya
dengan kehidupan bermasyarakat baik itu dalam lingkungan akademis
maupun akademis. Kebudayaan sendiri berupa kebiasaan yang telah tertanam
dalam kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan satu daerah dengan dan lain
juga berbeda. Kebudayaan ini sendiri dapat diwariskan turun temurun,
sehingga nantinya apa yang telah kita dapatkan maka akan didapatkan juga
oleh anak cucu kita.
Berbahasa yang baik memiliki manfaat yaitu dapat memanusiakan
manusia baik itu diri sendiri maupun orang lain. Namun, masyarakat sekarang
ini kurang berbahasa dengan baik dan benar. Hal ini dapat terjadi karena
kurangnya pemahan akan makna berbahasa dalam konteks kemanusiaan.
Dari beberapa latar belakang diatas, penulis bermaksud untuk dapat
menuliskan beberapa fungsi bahasa sendiri, kaitan bahasa dengan pikiran,
kebudayaan, dan kemanusiaan. Sehingga setelah makalah ini selesai
mahasiswa dapat memahami dengan benar peranan bahasa dan hubungan
bahasa, pikiran dan kemanusiaan sertai. dapat menerapkan ilmu tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
B. RUMUSAN
1.
2.
3.
4.
5.
C. TUJUAN PERMASALAHAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami hubungan
antara bahas, pikiran dan kemanusiaan serta menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
ISI
kecil hingga orang dewasa sudah terbiasa bicara kasar atau dalam bahasa jawa
misuh, dimana hal tersebut sebagai salah satu bentuk kedekatan satu orang
dengan yang lain. Namun, akan berbeda dengan orang Yogyakarta dimana budaya
misuh tersebut sangat dihindari karena dianggap tidak sopan apalagi jika
mengatakannya kepada orang yang lebih tua.
3.3 Fungsi Hakiki Bahasa
Menurut Sudaryanto (1990:9) sesuai pandangan Karl Bhler yang
menyatakan fungsi hakiki bahasa Kungabe yaitu tindakan komunikatif yang
dinyatakan atau diwujudkan secara verbal atau dalam bentuk nonverbal. Dari teori
tersebut sudah cukup jelas bahwa fungsi hakiki atau fungsi yang mendasar dari
bahasa yaitu sebagai alat komunikasi secara verbal maupun nonverbal, dan
penyampai pesan.
Fungsi bahasa yang lainnya dalam konteks berbangsa yaitu sebagai alat
pemersatu bangsa seperti halnya Bahasa Indonesia. Sebagai contoh jika ada orang
Jawa bertemu dengan orang Sunda jika tidak ada bahasa Indonesia dan mereka
hanya berbicara dengan bahasa daerah mereka masing-masing maka akan terjadi
kesalahan informasi, karena dalam 2 bahasa tersebut terdapat kata yang sama
namun beda arti, seperti kata amis dimana dalam bahasa Jawa kata amis artinya
bau anyir seperti bau ikan namun dalam bahasa Sunda kata amis artinya manis.
Selain itu fungsi hakiki bahasa yaitu mengembangkan akal budi,
memelihara kerja sama dan perdamaian. Bahasa dapat mengembangkan akal budi
karena jika kita bisa menguasai bahasa lain selain bahasa Indonesia makan kita
akan lebih mudah menyerap informasi dan dapat mengasah pola piker kita
sehingga wawasan kita menjadi lebih luas.
Bahasa juga dapat menjalin kerja sama yaitu dalam konteks hubungan
international antar negara, dimana satu negara dengan negara lain menggunakan
bahasa Internasional dalam berkomunikasi yaitu bahasa Inggris untuk menjalin
kerja sama dalam bidang ekonomi atau bidang yang lainnya,
Untuk fungsi hakiki bahasa dalam perdamaian yaitu sebagai contoh
terdapat terdapat 2 negara yang bersitegang namun kedua negara tersebut
memiliki perbedaan bahasa yang cukup berbeda sehingga digunakanlah bahasa
Internasional yaitu bahasa Indonesia untuk dapat mendamaikan kedua negara
tersebut.
3.4 Bahasa dan Pikiran Berjalan Bersama dan Berkaitan
Bahasa dan pikiran merupakan komponen penting dari bagaimana kita
berkomunikasi dengan orang lain. 4. Menurut Chammer (2009:55) sesuai teori
L.S.Vygotsky bahwa adanya suatu tahap perkembangan bahasa sebelum adanya
pikiran, dan adanya suatu tahap perkembangan pikiran sebelum adanya bahasa
yang kemudian kedua garis perkembangan ini saling bertemu, maka terjadilah
secara serentak pikiran berbahasa dan bahasa berpikir. Kemudian ada juga teori
yang lain yaitu teori Bruner yang dikemukakan oleh Chammer (2009:59) dimana
bahasa dan pemikiran berkembang dari sumber bentuk yang sama sehingga
keduanya saling membantu.
Kedua teori menurut Chammer karena saya merasa bahwa kedua teori ini
berkaitan erat mengenai kemunculan pertama antara bahasa dan pikiran. Sesuai
Chammer tersebut bahwa bahasa dan pikiran tidak ada yang muncul terlebih
dahulu namun bahasa dan pikiran itu muncul dan berjalan bersama-sama serta
berakhir pada titik yang sama. Bahasa yang digunakan bisa dalam bentuk verbal
maupun non verbal.
3. 5 Hubungan antara Bahasa, Pikiran dan Kemanusiaan
Perbedaan berbahasa dari sudut kebudayaan seharusnya dapat disikapi
secara positif, dimana kita harus menggunakan bahasa tersebut di waktu dan
tempat yang benar. Sehingga tidak akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,
seperti kesalahpaman dalam komunikasi. Setelah kita bisa menggunakan bahasa
dengan benar maka kita bisa dianggap telah memanusiakan manusia lewat bahasa.
Memanusiakan manusia lewat bahasa bisa dibilang suatu hal yang mudah
karena timbal baliknya langsung dapat kita rasakan. Sebagai contoh, bila kita
memberi salam kepada orangtua dengan bahasa kasar maka orangtua akan
memarahi kita karena ketidaksopanan kita, sebaliknya jika kita memberi salam
dengan sopan maka orangtua kita akan membalas dengan ramah. Sehingga
berbahasa yang baik dan benar sangat diperlukan dalam kehidupan kita seharihari.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahasa adalah salah satu anugerah Tuhan yang memungkinkan
manusia untuk mengelola pikirannya dan mengendalikan pengaruh luar
dengan
baik
dan
benar
sehingga
kita
bisa
saling
memanusiakan dalam arti saling menghormati baik itu orang yang lebih tua
maupun orang yang lebih muda.
B. SARAN
Diharapkan pada para pembaca agar mampu memahami hubungan
keterkaitan antara bahasa, pikiran, dan kemanusiaan dalam mengutarakan
sesuatu dari pikiran kita serta menyampaikannya pada orang lain. Kita harus
menggunakan tatanan bahasa yang sistematis dan teratur agar nantinya setiap
orang dapat berpikir secara benar dalam memahami suatu bahasa.
DAFTAR PUSTAKA