Anda di halaman 1dari 17

Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan kelas 1C
Dosen Pengampu :
Wahdi S.Ag.,M.Ag.

Disusun Oleh Kelompok 1


Fayruz Tamam (11230110000087)
Anugrah Yanuar (11230110000106)
Zu Israqi Qasthalano (11230110000107)
Faiz Fathir Adnan (11230110000086)
Tsamara Hubbi (11230110000104)
Syakira (11230110000076)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan Rahmat,taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada ummat manusia.

Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Wahdi S.Ag.,M.Ag sebagai dosen penanggung
jawab mata kuliah pendidikan pancasila dan kewarganegaraan yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah mengenai “Pancasila
Sebagai Dasar Republik Indonesia”.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan yang kami miliki dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam menyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.

Dengan demikian, penulis menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun agar
bisa menyempurnakan laporan ini. Semoga makalah ini memperluas pengetahuan untuk
pembaca dan penulis sendiri aamiin.

Jakarta, 24 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN .............................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................1


B. Rumusan Masalah.......................................................................2
C. Tujuan Pembahasan ................................................................... 2

BAB II

PEMBAHASAN ................................................................................................3

A. Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia..............................3


B. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia..................5
C. Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar RepublikIndonesia...........7
D. Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia........

BAB III

PENUTUP.........................................................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................10
B. Saran .........................................................................................11

DAFTAR PUSAKA..........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar negara kesatuan republik Indonesia yang terdiri dari dua kata
yaitu, panca dan sila. Panca yang berarti lima, sila berarti dasar atau asas. Jadi pencasila berarti
lima dasar atau lima asas daripada dasar negara republik indonesia.Sehingga bisa dikatakan
bahwa pancasila harus menjadi sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia.
Apapun mengenai Lima dasar negara itu tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat
yang berbunyi sebagai berikut 1) Ketuhanan Yang Maha Esa, 2) Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab, 3) Persatuan Indonesia, 4) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, 5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Kelima butir tersebut tercantumdalam alinea ke -4 Pembukaan UUD
1945. Sebagaimana yang telah diketahuioleh hampir semua warga Negara Indonesia bahwa
fungsi pokok dari Pancasila adalah sebagai dasar negara republik Indonesia , meskipun
sebenarnya masih banyak fungsi-fungsi lainnya yang tak kalah penting dan bernilai sakral bagi
bangsa Indonesia sendiri dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945
telahditetapkan sebagai dasar negara padatanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang telah
dianggap sebagai penjelmaankehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.

Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertianbahwa negara


Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu terkandung artibahwa negara harus tunduk
kepadanya, membela dan melaksanakannyadalam seluruh perundang-undang.
B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia?


2. Apa Sajakah Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia?
3. Bagaimanakah Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia?
4. Bagaimanakah Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia?

C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, makalah
ini bertujuan untuk mendeskripsikap:

1. Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia


2. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia
3. Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia
4. Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia

Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati atau lenyap,
maka pengertian dasar Negara meliputi arti: basis atau fundament, tujuan yang
menentukan arah Negara, pedoman yang menentukan dan mencapai tujuan Negara.
Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, pancasila menetukan bahwa Negara
Indonesia adalah Negara yang menjadi pendukung antara Tuhan, manusia, persatuan,
rakyat serta adil yang merupakan penguat dasar Negara.

Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada Negara
Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Artinya, pancasila
harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk
Negara. Konsep pancasila sebagai dasar Negara dianjurkan oleh Ir. Soekarno dalam
pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya
untuk menjadikan pancasila sebagai dasar Negara falsafah Negara atau filosophische
gromdslag bagi Negara Indonesia merdeka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh
seluruh anggota sidang.

Sejak saat itu pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai kedudukan sebagai
berikut:

1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.

2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.

3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.

4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945

5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan perintah


maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur.

3
Pancasila sebagai ideology juga mengandung system nilai yang bersifat menyuruh.
Pancasila merupakan dasar kehidupan dasar sehari-hari, baik berdasarkan realita
kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, masyarakat harus
lebih dahulu memahami dasar falsafah dan ideologi negara itu, yang selanjutnyaakan
mendorong perilaku warga negara, rakyat maupun penyelenggara negara dalam suasana
realitas.

Pancasila juga merupakan ideology terbuka. Artinya, yang dikandung oleh sila-
sila pancasila hanyalah terbatas pada nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip dasar dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara pancasila juga sebagai ideologi atau
dasar negara yang dijadikan pedoman bangsa Indonesia. Pancasila juga bisa disebut
sebagai identitas bangsa Indonesia yang memiliki lambang burung garuda. Sebagai dasar
negara, Pancasila perlu dihayati dan dijunjung tinggi oleh setiap warga negara Indonesia.
Nama Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu ‘panca’
yang berarti lima dan ‘sila’ yang berarti prinsip atau asas. Pengertian Pancasila sebagai
dasar negara diperoleh dari alinea keempat pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana
tentang dalam memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang melandaskan Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan didapatkan oleh PPKI atas nama
rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada negara
Republik Indonesia harus berlandasan pada nilai-nilai Pancasila. Artinya, Pancasila harus
senantiasa menjadi ruh atau kekuatan yang menjiwai kegiatan dalam membentuk negara.
Konsep Pancasila sebagai dasar negara diajukan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada
hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan
Pancasila sebagai dasar negara Falsafah negara atau filosophische grondslag bagi negara
Indonesia mereka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota sidang.
Hasil-hasil sidang selanjutnya dibahas oleh panitia kecil atau Panitia 9 dan menghasilkan
rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar” pada tanggal 22 Juni 1945, yang
selanjutnya oleh Muhammad Yamin disarankan diberi nama “Jakarta Charter” atau
Piagam Jakarta, yang didalamnya terdapat Pancasila pada alinea IV, Piagam Jakarta
selanjutnya disahkan oleh PPKI menjadi Pembukaan UUD, dengan mengalami beberapa

4
perubahan yang bersamaan dengan Pancasila disahkan menjadi dasar negara.Kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dilegalkan oleh Intruksi Presiden No. 12/1968.
Pancasila dijadikan sebagai norma dasar atau kaidah negara yang fundamental. Hal
tersebut tercantum dalam alinea keempat UUD RI tahun 1945. Pancasila sebagai dasar
negara memiliki arti bahwa Pancasila menjadi pedoman dalam penyelenggaraan segala
norma-norma hukum dan negara.

B. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia

C. Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia

Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.Pancasila


mencerminkan kepribadian bangsa indonesia sejak dulu, sehinggapancasila merupakan
faktor pembeda bangsa Indonesia dengan bangsalainnya. Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utamasebagai dasar negara Indonesia. Dalam
kedudukannya yang demikian Pancasilamenempati kedudukan yang paling tinggi,
sebagai sumber dari segala sumberhukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional
dalam tata hukum diIndonesia.

Adapun kedudukan Pancasila sebagai dasar negara adalah sebagai berikut:

1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.

2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.

3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.

4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945

5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan perintah


maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budipekerti luhur.

Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara bagi negara kesatuanRepublik


Indonesia dengan alasan sebagai berikut:

5
1. Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik masyarakatIndonesia yang
beraneka ragam suku, agama, ras dan antar golongansecara berkeadilan yang sesuai
dengan kemampuan dan hasil usahanya.Hal ini ditunjukkan dengan sila kemanusiaan
yang adil dan beradab.

2. Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan negara kesatuan republikIndonesia


yang terbentang dari sabang sampai merauke, yang terdiri atasribuan pulau sesuai sila
Persatuan Indonesia.

3. Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak-hakasasi manusia


sesuai dengan budaya bangsa. Hal ini selaras denganberkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/ perwakilan.

4. Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahterasesuai dengan sila
keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagai acuan dalammencapai tujuan tersebut.

Pancasila sebagai kaidah negara fundamentalyang berarti bahwa pada sila ketuhanan
yang maha esa, menjaminkebebasan untuk beribadah sesuai agama dan keyakinan
masing-masing.Kemudian pada sila persatuan Indonesia, bangsa yang tetap
menghormatisifat masing-masing seperti apa adanya.

D. Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Republik Indonesia

 Implementasi Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa1

Sila ini menghendaki setiap warganegara untuk menjunjung tinggi agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan akan Tuhan tersebut
diwujudkan dengan memeluk agama serta kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Dalam rangka menjalankan kehidupan beragama dan kepercayaan kepada Tuhan

1
Sumber Implementasi Sila Pertama : h.108

6
Yang Maha Esa, terdapat beberapa pedoman yang dapat dilakukan oleh warganegara,
yaitu:

a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

c. Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.

d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

 Implementasi Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.2

Sila kedua Pancasila ini mengandung makna warganegaraIndonesia mengakui


adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia memiliki kedudukan,
dan sederajat, memperlakukan sesama manusia secara adil (adil dalam pengertian
tidak berat sebelah, jujur, tidak berpihak dan memperlakukan orang secara sama) dan
beradab (beradab dalam arti mengetahui tata karma, sopan santun dalam kehidupan
dan pergaulan) di mana manusia memiliki daya cipta, rasa, niat, dan keinginan
sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.

Butir-butir implementasi sila kedua adalah sebagai berikut:

a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara


sesama manusia.

2
Sumber Implementasi Sila Pertama : h.109-110

7
b. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanya suatu keinginan
yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa untuk memiliki dan kalau perlu
berkorban untuk mempertahankannya.

c. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Tenggang rasa menghendaki adanya usaha


dan kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk menghargai dan menghormati
perasaan orang lain.

d. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti sewenang-wenang,


berat sebelah, dan tidak berimbang.

e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Setiap warganegara Indonesia harus


menjunjung tinggi dan melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan dengan baik seperti:

(1) Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk (berbeda suku, agama,
kekayaan, kepandaian, dan lain-lain) dan saling menghargai adanya perbedaan
tersebut.

(2) Melakukan musyawarah dengan dasar kesadaran dan kedewasaan untuk


menerima kompromi

(3) Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan ketentuan agama.

(4) Melakukan perbuatan dengan jujur dan kompetisi yang sehat.

(5) memerhatikan kehidupan yang layak antarsesama.

(6) melakukan kerja sama dengan itikad baik dan tidak curang.

f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan diartikan suka sekali melakukan kegiatan


kemanusiaan sehingga setiap manusia dapat hidup layak, bebas, dan aman.

g. Berani membela kebenaran dan keadilan. Butir ini menghendaki setiap manusia
Indonesia untuk mempunyai hati yang mantap (tidak ragu-ragu) dan percaya diri
dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.

8
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena
itu dikembangkan sikap saling meng-hormati dengan bangsa lain.

b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Butir ini menghendaki setiap
warganegara rela memberikan sesuatu sebagai wujud kesetiaan kepada negara.

 Implementasi Sila Ketiga: Persatuan Indonesia3

Sila Persatuan Indonesia merujuk pada persatuan yang utuh dan tidak terpecah
belah atau bersatunya bermacam-macam perbedaan suku, agama, dan lain-lain yang
berada di wilayah Indonesia. Persatuan ini terjadi karena didorong keinginan untuk
mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negarayang merdeka dan
berdaulat, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta mewujudkan perdamaian abadi. Butir-butir implementasi sila ketiga adalah
sebagai berikut:

a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan


negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.

b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Butir ini menghendaki setiap
warganegara rela memberikan sesuatu sebagai wujud kesetiaan kepada negara.

c. Cinta tanah air dan bangsa. Butir ini menghendaki setiap warganegara mencintai
atau adanya keinginan setiap warga-negara memiliki rasa ke-lndonesiaan.

d. Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia. Butir ini menghendaki
adanya suatu sikap yang terwujud dan tampak dari setiap warganegara Indonesia
untuk menghargai tanah air Indonesia, mewarisi budaya bangsa, hasil karya, dan
hal-hal yang menjadi milik bangsa Indonesia.

3
Sumber Implementasi Sila Pertama : h.110-111

9
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika. Butir ini menghendaki adanya pergaulan, dan hubungan baik ekonomi,
politik, dan budaya antarsuku, pulau dan agama, sehingga terjalin masya-rakat yang
rukun, damai, dan makmur.

 Implementasi Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan.4

Sila keempat ini mempunyai makna bahwa kekuasaan ada di tangan


rakyat, dan dalam melaksanakan kekuasaannya, rakyat menjalankan sistem
perwakilan (rakyat memilih wakil-wakilnya melalui pemilihan umum) dan
keputusan-keputusan yang diambil dilakukan dengan jalan musyawarah yang
dikendalikan dengan pikiran yang sehat, jernih, logis, serta penuh tanggung jawab
baik kepada Tuhan maupun rakyat yang diwakilinya. Butir-butir implementasi
sila keempat adalah sebagai berikut:

a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Butir ini menghendaki


masyarakat harus mengawal wakil rakyat yang dipilih lewat pemilu, agar setiap
keputusan wakil rakyat mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Butir ini menghendaki setiap
warganegara untuk tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, menghormati
setiap perbedaan, dan dengan akal sehat melakukan kompromi demi kebaikan
masyarakat dan negara

c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan


bersama. Butir ini menghendaki adanya musyawarah yaitu pembahasan secara
bersama-sama atas suatu penyelesaian masalah.

4
Sumber Implementasi Sila Pertama : h.111-112

10
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. Butir
ini menghendaki agar pengambilan keputusan secara bersama-sama didasarkan
semangat kekeluargaan yaitu hubungan kekerabatan yang sangat erat dan mendasar di

masyarakat.

e. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah. Butir ini menghendaki, setiap keputusan yang diambil dalam
musyawarah untuk diterima dan dilaksanakan dengan baik.

f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Butir ini menghendaki prinsip musyawarah dalam memecahkan masalah bukan
menang dan kalah, serta kepentingan golongan, tetapi dengan menggunakan akal
sehat, tidak mabuk dan anarki, sesuai dengan hati nurani.

g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada


Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.

 Implementasi Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia 5

Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan


perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan, dan
kebutuhan spiritual rohani sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Butir-
butir implementasi sila kelima adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

5
Sumber Implementasi Sila Pertama : h.112-113

11
b. Bersikap adil. Butir ini menghendaki dalam melaksanakannya kegiatan
antarmanusia untuk tidak saling pilih kasih.

c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Butir ini menghendaki bahwa
manusia Indonesia jangan hanya mendahulukan hak-haknya seperti hak hidup bebas,
berserikat, perlakuan yang sama, kepemilikan, dan lain-lain, tetapi menjaga
kewajiban secara seimbang.

d. Menghormati hak-hak orang lain. Butir ini menghendaki setiap manusia untuk
menghormati hak orang dan memberikan peluang orang lain dalam mencapai hak,
dan tidak berusaha menghalang-halangi hak orang lain.

e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain. Butir ini sebenarnya


mengembangkan sikap dan budaya bangsa yang saling tolong-menolong seperti
gotong royong, dan menjauhkan diri dan sikap egois dan individualistis.

f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. Butir ini menghendaki, manusia
Indonesia bukanlah homo hominilupus (manusia yang memakan manusia lain).

g. Tidak bersikap boros. Butir ini menghendaki manusia Indonesia tidak memakai
atau mengeluarkan uang, barang, dan sumber daya secara berlebih-lebihan.

h. Tidak bergaya hidup mewah. Butir ini menghendaki manusia Indonesia untuk tidak
bergaya hidup mewah, tetapi secukupnya sesuai dengan kebutuhan.

i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum. Butir ini


menghendaki warganegara Indonesia menjaga kepentingan umum dan prasarana
umum, sehingga sarana tersebut berguna bagi masyarakat luas.

j. Suka bekerja keras. Butir ini menghendaki warganegaraIndonesia bekerja keras,


berusaha, sia untuk bekerja keras, berusaha secara maksimal dan tidak hanya tidak
pasrah kepada Tuhan pasrah terhadap takdir.

12
k. Menghargai karya orang lain. Butir ini menghendaki setiap warga lain menghargai
hasil karya orang lain sebagai bagian dari penghargaan atas hak cipta.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

13
B. Saran

Sebagai penulis kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam
pembuatannya. Untuk itu kami memohon maaf apabila ada kesalahan dan kami sangat
mengharapkan saran yang membangun dari pembaca agar kemudian pembuatan makalah
kami semakin lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi,DR Aep Saepulloh, M.Si.Tarsono,


S.Ag.,M.Pd.Bandung, Baticpress 2011

14

Anda mungkin juga menyukai