Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HAKIKAT DAN PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


DALAM KEHIDUPAN BANGSA
Disusun guna untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila Dan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Zuraidah Adlina S.Pd M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Alya Zia Annisa (71230914040)
2. Nurmawaddah Pasaribu (71230914039)
3. Alif Afsal Zaydan (71230914046)
4. Bagas Prakarsa Dalimunthe (71230914047)
5. Rian Indra Mulia Simanjuntak (71230914038)
6. Adi Abdillah Bustami (71230914042)

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2023

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalahmata kuliah
Pendidikan Pancasila tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada
Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulisan makalah berjudul
“Pancasila Sebagai Hakekat Negara” dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak.
Kami berharap makalah yang kami susun ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak
yang membacanya. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut
pandang baru setelah membaca makalah ini. Penulis menyadari makalah bertema
Pancasila ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami
menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf. Demikian
yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Pendidikan Pancasila ini
dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

2
COVER............................................................................................................1

KATA PENGHANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................4

B. Rumusan Masalah...................................................................................5

C. Tujuan......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................6
A. Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara...............................................6

B. Tujuan Pendidikan Pancasila..................................................................6

C. Hakikat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia...........11

D. Upaya Menjaga Nilai nilai luhur Pancasila.............................................12

BAB III PENUTUP..........................................................................................16

A. Kesimpulan.....................................................................................................16

B. Saran ...............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17

3
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di jaman yang penuh dengan persaingan ini makna Pancasila seolah-


olahterlupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal sejarah
perumusannya melalui proses yang sangat panjang oleh para pendiri negara ini.
Pengorbanan tersebut akan sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat para pendiri
negara yaitu pancasila yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.
Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena
setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-
masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini
sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis- hierarkis, yang berarti bahwa
kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-
tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan
kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan. Bagi bangsa Indonesia hakikat yang
sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar
negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita fahami akan hakikatnya.
Selain dari pengertian tersebut, pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti:
1. Pancasila sebagai jiwa bangsa,
2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
3. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Walaupun begitu, banyaknya sebutan untuk Pancasila bukanlah merupakan suatu
kesalahan atau pelanggaran melainkan dapat dijadikan sebagai suatu kekayaan akan
makna dari Pancasila bagi bangsa Indonesia. Karena hal yang terpenting adalah
perbedaan penyebutan itu tidak mengaburkan hakikat pancasila yang sesungguhnya
yaitu sebagai dasar negara. Tetapi pengertian pancasila tidak dapat ditafsirkan oleh
sembarang orang karena akan dapat mengaturkan maknanya dan pada akhirnya
merongrong dasar negara, seperti yang pernah terjadi di masa lalu. Untuk itu kita
sebagai generasi penerus, sudah merupakan kewajiban bersama untuk senantiasa
menjaga kelestarian nilai – nilai pancasila sehingga apa yang pernah terjadi di masa lalu
tidak akan teredam di masa yang akan datang.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara
2. Tujuan Pendidikan Pancasila
3. Hakikat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
4. Upaya Menjaga Nilai-Nilai Luhur Pancasila
C. TUJUAN
Kelompok kami menyusun makalah ini agar para pembaca bisa mengetahui tentang
Pancasila merupakan dasar negara dan pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia
yang sesungguhnya,dan dengan adanya makalah ini juga di harapkan dapat menjadi
pengetahuan bagi kita semua.

5
BAB 2 PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Setiap negara di dunia ini mempunyai dasar negara yang dijadikan landasan
dalam menyelenggarakan pemerintah negara. Seperti Indonesia, Pancasila dijadikan
sebagai dasar negara atau ideologi negara untuk mengatur penyelenggaraan negara. Hal
tersebut sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 yang berbunyi: “Maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD negara Indonesia
yang berbentuk dalam suatu susunan Negara”.
Dengan demikian kedudukan pancasila sebagai dasar negara termaktub secara
yuridis konstitusional dalam pembukaan UUD 1945, yang merupakan cita – cita hukum
dan norma hukum yang menguasai hukum dasar negara RI dan dituangkan dalam pasal
– pasal UUD 1945 dan diatur dalam peraturan perundangan.
Selain bersifat yuridis konstitusional, pancasila juga bersifat yuridis ketata
negaraan yang artinya pancasila sebagai dasar negara, pada hakikatnya adalah sebagai
sumber dari segala sumber hukum. Artinya segala peraturan perundangan secara
material harus berdasar dan bersumber pada pancasila. Apabila ada peraturan (termasuk
di dalamnya UUD 1945) yang bertentangan dengan nilai – nilai luhur pancasila, maka
sudah sepatutnya peraturan tersebut dicabut.
Berdasarkan uaraian tersebut pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat
imperatif atau memaksa, artinya mengikat dan memaksa setiap warga negara untuk
tunduk kepada pancasila dan bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran harus
ditindak sesuai hukum yang berlaku di Indonesia serta bagi pelanggar dikenakan sanksi
– sanksi hukum.
Nilai – nilai luhur yang terkandung dalam pancasila memiliki sifat obyektif –
subyektif. Sifat subyektif maksudnya pancasila merupakan hasil perenungan dan
pemikiran bangsa Indonesia, sedangkan bersifat obyektif artinya nilai pancasila sesuai
dengan kenyataan dan bersifat universal yang diterima oleh bangsa – bangsa beradab.
Oleh karena memiliki nilai obyektif – universal dan diyakini kebenarannya oleh seluruh
bangsa Indonesia maka pancasila selalu dipertahankan sebagai dasar negara.
Jadi berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga cita – cita para pendiri bangsa Indonesia
dapat terwujud.
B. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
1. Tujuan Nasional Bangsa Indonesia

6
Proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia berarti mengumumkan kepada dunia dan
bangsa Indonesia telah menjadi Negara yang merdeka dan berdaulat. Kemerdekaan
Indonesia tidak berarti bahwa bangsa Indonesia tidak memiliki tujuan.
Tujuan nasional bangsa Indonesia dituangkan secara jelas dan gamblang dalam
pembukaan UUD 1945. Tujuan nasional tersebut adalah
(1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
(2) memajukan kesejahteraan umum,
(3) Mencerdaskan kehidupan bangsa,
(4) melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
2. Tujuan Pendidikan Nasional
Untuk merealisasikan tujuan nasional, tujuan tersebut perlu dijabarkan kedalam
berbagai bidang pembangunan termasuk dalam bidang pendidikan. Penjabaran tujuan
nasional khususnya dalam bidang pendidikan nasional tertuang pada undang – undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Dalam Bab II
tentang dasar, fungsi dan tujuan ditentukan sebagai berikut:
Pasal 2 :
“Pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan undang – undang dasar 1945”
Pasal 3 :
“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.

3. Visi dan Misi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian


Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan
pemerintah dari suatu Negara. Tujuannya adalah menjamin kelangsungan hidup dan
kehidupan generasi penerusnya selaku warga masyarakat bangsa dan Negara, agar
berguna dan bermaknaserta mampu mengantisipasi masa depan mereka yang senantiasa
berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, Negara dan
hubungan internasionalnya. Pendidikan tinggi tidak dapat mengabaikan realita
kehidupan yang mengglobal yang digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang
penuh dengan paradoksal dan ketakterdugaan.

7
Kemampuan warga Negara agar memiliki hidup yang berguna dan bermakna
serta mampu mengantisipasi perkembangan, perubahan masa depannya, sangat
memerlukan pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) yang
berlandaskan nilai – nilai keagamaan dan nilai – nilai budaya bangsa. Nilai – nilai dasar
Negara tersebut akan menjadi panduan dan mewarnai keyakinan serta pegangan hidup
warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa, sikap serta prilaku
yang cinta tanah air, bersendikan kebudayaan bangsa perlu diberikan pengetahuan
tentang pancasila kepada para mahasiswa calon ilmuan warga Republik Indonesia yang
akan mengkaji dan menguasai iptek dan seni, menjadi tujuan utama pendidikan
pancasila.
Pendidikan IPTEK dan Seni di Perguruan Tinggi Indonesia dirancang dalam
kurikulum suatu bidang studi yang memuat suatu dasar keilmuan dan keterampilan,
mata kuliah keahlian dan perilaku berkarya, sesuai dengan disiplin ilmu yang diasuh. Isi
kurikulum seperti itu perlu dibekali dengan dasar – dasar sikap, perilaku dan
kepribadian peserta didik untuk menyempurnakan pengetahuan, keterampilan serta efek
turutan dari iptek dan seni yang didapatnya.
Pembekalan kepada peserta didik di Indonesia berkenaan dengan pemupukan
nilai – nilai, sikap, dan kepribadian seperti tersebut diatas, diandalkan pada pendidikan
pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan pendidikan bahasa
yang disebut kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MKPK) dalam
komponen kurikulum perguruan tinggi.
Untuk menumbuhkan kesadaran, sikap, dan perilaku yang bersendikan nilai –
nilai pancasila kepada setiap warga Negara Republik Indonesia yang menguasai iptek
dan seni tersebut merupakan misi atau tanggung jawab Pendidikan Pancasila. Kualitas
warga Negara tergantung terutama pada keyakinan dan pegangan hidup mereka dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara disamping pada tingkat serta mutu
penguasaannya tentang iptek dan seni. Pancasila sebagai dasar Negara dan pegangan
hidup warga Negara harus benar – benar dapat dirasakan bahwa pancasila adalah yang
paling sesuai dengan kehidupan kesehariannya. Pendidikan pancasila sebagai salah satu
komponen mata kuliah pengembangan kepribadian (MKP) memegang peranan penting
dalam membentuk kepribadian mahasiswa di perguruan tinggi. Sikap dan prilaku
tersebut diharapkan menjadi dasar keilmuan yang dimiliki agar bermanfaat bagi dirinya
sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan pancasila di perguruan tinggi, secara
khusus bertujuan sebagai berikut:
a. Dapat memahami, menghayati dan melaksanakan pancasila dan undang – undang
dasar 1945 dalam kehidupan sebagai warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa
pancasila.

8
b. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran
yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
c. Memupuk sikap dan prilaku yang sesuai dengan nilai – nilai dan normapancasila
(Dirjen Dikti, 1995:3)

Tujuan sebagaimana disebutkan diatas secara teoritis dapat dikelompokan


menjadi tujuan jangka pendek (butir a dan b) dan tujuan jangka panjang (butir c).
Endang Daroeni Asdi (1985:6) menyatakan bahwa, ada dua tujuan dalam mempelajari
pancasila, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang dalam mempelajari
pancasila tersebut di jelaskan sebagai berikut:
a. Tujuan Jangka Pendek
Manusia selalu mempunyai keinginan untuk tahu dan keinginan ini merupakan sifat
manusia yang kodrati. Keinginan inilah yang mendorong manusia untuk mempelajari
dan meneliti sesuatu, sehingga mendapat kebenaran. Dengan mengetahui yang benar,
maka ia dapat mempertimbangkan apakah sesuatu itu berguna atau tidak bagi dirinya
sendiri ataupun untuk oranglain. Mempelajari pancasila pertama – tama bertujuan untuk
mengetahui pancasila secara benar. Hal ini dapat dicapai dengan mempelajari pancasila
secara ilmiah, sebab pengetahuan ilmiah mempunyai tingkatan yang lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan pengetahuan biasa. Pengetahuan ilmiah memberikan pengetahuan
yang obyektif, sistematis dan rasional serta terlepas dari pendapat pribadi. Kecuali
mendapat pengetahuan tentang pancasila secara ilmiah, dengan mempelajari pancasila
diharapkan juga mempunyai kesadaran tentangdasar filsafat Negara yang menuju
kepada kesadaran bernegara. Kesadaran bernegara dapat menumbuhkan pengertian
tentang hak wajib sebagai warga Negara.
b. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka pendek yang tersebut diatas, yaitu untuk mendapatkan pengertian ilmiah
tentang pancasila serta dapat mengetahui kebenaran pancasila menumbuhkan adanya
kesadaran bernegara. Bagi tujuan jangka panjang sangat berguna sekali, sebab dengan
apa yang telah dimiliki dan disadari akan kebenaran dan kegunaannya, maka seorang
akan mengerajakan suatu perbuatan yang sesuai dengan pancasila. Mengamalkan
pancasila karena sudah menghayati, akan merupakan suatu perintah yang dating dari
dirinya sendiri, dan merupakan suatu imperative kategorisch. Kemudian penghayatan
dan pengamalan pancasila akan menjadi suatu kebiasaan karena tanpa ada paksaan.
Apabila seseorang insaf akan manfaat, guna sesuatu, karena benar dan baik maka
dengan sendirinya orang tersebut akan mempertahankannya. Dapat dikatakan bahwa
tujuan jangka pendek menunjang tujuan jangka panjang yang secara umum dapat

9
diambil kesimpulan bahwa dengan mempelajari pancasila dapat diharapkan keisafan
untuk menghayati, mengamalkan dan kemudian mempertahankan pancasila.
Karena pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang telah terakar dalam
kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar Negara yang mengatur hidup
ketatanegaraan. Pancasila selalu dituangkan dalam undang – undang dasar yang pernah
dimiliki oleh bangsa Indonesia baik dalam pembukaan undang – undang dasar 1945,
Pembukaan Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat dan dalam mukadimah
Undang – Undang Dasar sementara republic Indonesia 1950 walaupun dalam rumusan
yang berbeda – beda.
Menurut Notonegoro bangsa Indonesia berpancasila dalam tri-perkara, yaitu:
a. Pancasila Negara (sejak 18 Agustus 1945)
b. Pancasila adat kebudayaan
c. Pancasila religious
Dengan demikian setelah dipelajari dengan seksama, pancasila pada akhirnya
harus benar – benar dilaksanakan secara nyata. Pelaksanaan secara nyata dari pancasila
itu dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Pancasila Secara Subyektif
Yaitu pelaksanaan pancasila dalam pribadi seseorang baik sebagai
perseorangan baik sebagai warga Negara (masyarakat), para penguasa Negara maupun
pemimpin rakyat. Pancasila sebagai dasar filsafat Negara mengandung nilai intrinsic
yaitu nilai kebenaran dan kebaikan serta keindahan. Oleh karena itu pancasila itu harus
diyakini dan harus merupakan pedoman dan jalan hidup bagi bangsa dan Negara.
Didalam pelaksanaan pancasila secara subyektif ini, pengertian pancasila sudah menjadi
konkret singular, sehingga menjadi sangat konkrit dan sangat lengkap tetapi ruang
lingkip berlakunya hanya terbatas pada subyek yang bersangkutan.
Berhubungan dengan itu maka sering terjadi kesalahpahaman, hal ini sering
disebabkan karena kurang difahaminya pengertian – pengertian pancasila secara
kefilsafatan yang mengandung pengertian umum yang abstrak universal yang setelah
ditransformasikan menjadi pengertian yang singular. Agar dapat melaksanakan
pancasila dalam kehidupan kita sehari – hari maka selain haru memiliki pengertian
mengenai pancasila sebagai suatu pegangan juga harus memiliki suatu sikap mental,
pola berpikir dan tingkah laku maupun amal perbuatan yang dijiwai oleh sila – sila
pancasila, secara bulat dan utuhbersumber kepada pembukaan UUD 1945 dan batang
tubuh UUD1945 serta tidak bertentangan dengan norma hukum yang ada. Pelaksanaan
pancasila secara subyektif ini meliputi segala bidang kehidupan antara lain bidang
ideology, politik, ekonomi, social, kebudayaan, agama dan kepercayaan terhadap tuhan
yang maha esa juga dilaksanakan dalam lingkungan hidup pribadi, hidup keluarga dan
hidup kemasyarakatan.

10
b. Pelaksanaan Pancasila Secara Obyektif
Yaitu pelaksanaan dalam lapangan kehidupan bernegara dan penyelenggaraan
Negara yang meliputi seluruh sifat dan keadaan Negara. Didalam pasal 27 ayat (1) UUD
1945 disebutkan bahwa “segala warga Negara bersamaan kedudukannya dalam hokum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hokum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya”. Dengan UUD 1945 itu dan pancasila sebagai sumber hokum
Negara republic Indonesia maka melaksanakan pancasila merupakan suatu ketaatan
hokum bagi semua subjek yang bersangkutan dengan Negara Republik Indonesia dalam
lingkunagn kenegaraan dan hukum. Selain ketaatan hukum didalam melaksanakan
pancasila juga harus ada ketaatan religious yang tersimpul dalam pasal 29 UUD 1945
yaitu bahwa : “Negara berdasar atas ketuhanan yang maha Esa” juga ketaatan etis atau
susila yang tercermin dalam sila kedua pancasila kemanusiaan yang adil dan beradab,
dan ketaatan kodrat yang tersimpul dalam pembukaan UUD 1945. Jadi seluruh hidup
kenegaraan dan hukum di Indonesia harus didasarkan atau ditujukan dan diliputi oleh
pancasila, yaitu seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Pengertian
didalam pelaksanaan yang obyektif merupakan pengertian yang umum kolektif.
Pengertian yang umum kolektif ini didalam logika disebut sebagai pengertian yang
partikulir, yaitu suatu pengertian yang ruang lingkupnya dibatasi oleh partikularitas,
misalnya bidang hukum saja.pancasila dalam pengertian yang umum kolektif dan
pelaksanaan pancasila secara obyektif dan dijabarkan dan diperinci dalam bentuk
peraturan perundangan republic Indonesia, yaitu: Undang – undang dasar RI tahun1945,
undang – undang/ peraturan pemerintah pengganti undang – undang, peraturan
pemerintah, peraturan presiden, dan peraturan daerah. (pasal 7 ayat (1) UU RI No. 10
tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundang – undangan ).
Pelaksanaan pancasila itu akan terwujud dengan baik apabila setiap warga
Negara itu telah mencapai suatu suasana batin yang mampu menumbuhkan sikap mental
untuk melaksanakan pancasila yang harus dirasakan sebagai suatu kewajiban moral etis
yang timbul dari hati nurani, jadi tidak dengan paksaan.
C. HAKIKAT PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA
INDONESIA
Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas
ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup.
Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan yang
dihadapinya sehingga dapat memecahkannya secara tepat. Tanpa memiliki pandangan
hidup, suatu bangsa akan merasa terombang – ambing dalam menghadapi persoalan
yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupun persoalan dunia.
Menurut Padmo Wahjono : “Pandangan hidup adalah sebagai suatu prinsip atau
asas yang mendasari segala jawaban terhadap pertanyaan dasar, untuk apa seseorang itu
hidup”. Jadi berdasarkan pengertian tersebut, dalam pandangan hidup bangsa

11
terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita – citakan, terkandung pula
dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.
Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan
hidup, pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Walaupun ada banyak
istilah mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada dasarnya memiliki makna
yang sama. Lebih lanjut Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan
sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari – hari masyarakat Indonesia baik dari segi
sikap maupun prilaku haruslah selalu dijiwai oleh nilai – nilai luhur pancasila. Hal ini
sangat penting karena dengan menerapkan nilai – nilai luhur pancasila dalam kehidupan
sehari – hari maka tata kehidupan yang harmonis diantara masyarakat Indonesia dapat
terwujud. Untuk dapat mewujudkan semua itu maka masyarakat Indonesia tidak bisa
hidup sendiri, mereka harus tetap mengadakan hubungan dengan masyarakat lain.
Dengan begitu masing – masing pandangan hidup dapat beradaftasi artinya pandangan
hidup perorangan / individu dapat beradaptasi dengan pandangan hidup kelompok
karena pada dasarnya pancasila mengakui adanya kehidupan individu maupun
kehidupan kelompok.
Selain sebagai dasar Negara, Pancasila juga merupakan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti
konsepsi dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dalam
menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani hidup. Dalam konsepsi dasar itu
terkandung gagasan dan pikiran tentang kehidupan yang dianggap baik dan benar bagi
bangsa Indonesia yang bersifat majemuk.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan
dari nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan
kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa sendiri yang sudah ada, tumbuh, dan
berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karna itu, Pancasila adalah khas milik bangsa
Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai
yang sama yang terkandung dalam adat-istiadat, kebudayaan, dan agama-agama yang
ada di Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai pandangan hidup mencerminkan
jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila juga berperan sebagai pedoman
dan penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan
demikian, ia menjadi sebuah ukuran/kriteria umum yang diterima dan berlaku untuk
semua pihak. Secara sederhana, ideologi dipahami sebagai gagasan-gagasan dan nilai-
nilai yang tersusun secara sistematis yang diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat
dan diwujudkan di dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai yang tercermin di dalam
pandangan hidup ditempatkan secara sistematis kedalam seluruh aspek kehidupan yang
mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan didalam
upaya mewujudkan cita-citanya. Jadi, dengan kata lain ideologi berisi pandangan hidup
suatu bangsa yang menyentuh segala segi kehidupan bangsa.

12
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah
mana tujuan yang ingin dicapainya sangat membutuhkan pandangan hidup. Dengan
pandangan hidup yang jelas, suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya
yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada
pandangan hidup sebagai ideologi, sebuah bangsa akan membangun diri dan negerinya.
Pandangan hidup yang dijadikan ideologi bangsa mengandung konsep dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh sebuah bangsa dan pikiran-pikiran
terdalam serta gagasan-gagasan sebuah bangsa mengenai wujud kehidupan yang
dianggap baik. Pandangan hidup sebuah bangsa adalah perwujudan nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa itu yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad bagi
bangsa itu.

D. UPAYA MENJAGA NILAI – NILAI LUHUR PANCASILA


Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari
kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai
generasi penerus bangsa harus mampu menjaga nilai – nilai tersebut. Untuk dapat hal
tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat
Indonesia.
Upaya – uapaya tersebut antara lain : Ideologi secara praktis diartikan sebagai
system dasar seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok
untuk mencapainya. Jika diterapkan oleh Negara maka ideology diartikan sebagai
kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap
menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, social, maupun
dalam kehidupan bernegara. Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu idea dan logkia. Idea berasal dari idein yang berarti melihat. Idea juga diartikan
sesuatu yang ada di dalam pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau
rencana. Kata logia mengandung makna ilmu pengetahuan atau teori, sedang kata logis
berasal dari kata logos dari kata legein yaitu berbicara. Istilah ideologi sendiri pertama
kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754 - 1836), ketika bergejolaknya
Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide. Jadi dapat disimpulkan secara
bahasa, ideologi adalah pengucapan atau pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus di
dalam pikiran.
Dalam tinjauan terminologis, ideology is Manner or content of thinking
characteristic of an individual or class (cara hidup / tingkah laku atau hasil pemikiran
yang menunjukan sifat-sifat tertentu dari seorang individu atau suatu kelas). Ideologi
adalah ideas characteristic of a school of thinkers a class of society, a plotitical party or
the like (watak/ ciri-ciri hasil pemikiran dari pemikiran suatu kelas di dalam masyarakat
atau partai politik atau pun lainnya). Ideologi ternyata memiliki beberapa sifat, yaitu dia

13
harus merupakan pemikiran mendasar dan rasional. Kedua, dari pemikiran mendasar ini
dia harus bisa memancarkan sistem untuk mengatur kehidupan. Ketiga, selain kedua hal
tadi, dia juga harus memiliki metode praktis bagaimana ideologi tersebut bisa
diterapkan, dijaga eksistesinya dan disebarkan.
Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan
hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan sejarah
bahawa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan
bangsa Indonesia bersatu.Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki
nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai
dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud
dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara
moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai
kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi. Pancasila pertama kali
dikumandangkan oleh Soekarno pada saat berlangsungnya sidang Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI).
Pada pidato tersebut, Soekarno menekankan pentingnya sebuah dasar negara.
Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan fundamen, filsafat, pemikiran yang
mendalam, serta jiwa dan hasrat yang mendalam, serta perjuangan suatu bangsa
senantiasa memiliki karakter sendiri yang berasal dari kepribadian bangsa. Sebagaimana
kita ketahui bersama bahwa Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV
pembukaan UUD 1945. Di samping pengertian formal menurut hukum atau formal
yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti (unsur-
unsur yang menyusun Pancasila tersebut). Tepat 64 tahun usia Pancasila, sepatutnya
sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami kandungan nilai-nilai luhur
tersebut.
1. Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan
sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami
Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang
beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun
semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.
Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu
adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk
agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing- masing. Dari dasar ini
pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat
yang beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama,.
2. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran
tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi
untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju

14
peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin
untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal
hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan
masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta
dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan
damai.
3. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran
Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia
hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai
Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan
sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari
dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah
perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun
perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan
Indonesia.
4. Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan
orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu
sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang
menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi
mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah
menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan
perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang
menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan
membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu
yang sempit.
5. Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak
berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu
semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana
setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang
serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi
rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan
tercapai secara merata.

15
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah yang telah dibuat tadi dapat di simpulkan bahwa pancasila
mempunyai arti sangat penting bagi kehidupan masyarakat bangsa indonesia, pancasila
mempunyai nilai-nilai positif bagi kehidupan kita. Disamping itu banyak langkah -
langkah yang harus kita ambil untuk menjalankan atau menerapkan pancasila dalam
kehidupan kita.
B. SARAN
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa
pancasila sangat penting bagi kehidupan kita dan agar pembaca dapat melaksanakan
atau bisa menerapkan pancasila di masyarakat Selain dari pada itu,penulis memohon
maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan
yang kami harapkan dengan adanya makalah ini,dapat menjadi wacana yang membuka
pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat

16
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih Djahiri, Ahmad. 2008. Pancasila sebagai ideologi bangsa. Jakarta: Prenada
Media

Lembaga Pancasila Indonesia. 2000. Pancasila Sebagai Dasar Negara. Jakarta


http://MediaSurabaya.com/2008/04/15/pancasila sebagai ideologi bangsa.

Dikutip pada tanggal 11 Juni 2020.


http://www.google.co.id+pancasila sebagai pedoman hidup bangsa indonesia.

Dikutip pada tanggal 11 Juni 2020.

17

Anda mungkin juga menyukai