Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Khairunnisa 2107431017
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpkahkan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Sembilan Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara” tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat dengan tujuan supaya para pembaca dapat
memahami fungsi – fungsi pancasila sebagai dasar negara.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk kritik dan saran dari para
pembaca supaya membangun makalah ini menjadi lebih baik. Kami berharap
makalah ini memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..7
Indonesia………………………………….……………...21
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….…30
DAFTAR PUSTAKA….........................................................................................31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, tercantum pada paragraf ke-4 pembukaan UUD 1945.
Setiap negara harus mempunyai dasar negara. Dasar negara merupakan
fundamen atau pondasi dari bangunan negara. Kuatnya fundamen negara
akan menguatkan berdirinya negara itu. Kerapuhan fundamen suatu negara,
berakibat lemahnya negara tersebut. Sebagai dasar negara Indonesia,
Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (filosofische gronslag),
Staats fundamentele norm, weltanschauung dan juga diartikan sebagai
ideologi negara (staatsidee).
Negara Indonesia, dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan
bernegara dilandasi oleh filsafat atau ideologi Pancasila. Fundamen negara
ini harus tetap kuat dan kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah
fundamen, dasar, atau ideologi berarti mengubah eksistensi dan sifat negara.
Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau lemahnya bangsa
itu berpegang kepada dasar negaranya.
Secara yuridis-konstitusional, Pancasila adalah dasar negara. Namun
secara multidimensional, ia memiliki berbagai sebutan (fungsi/ posisi) yang
sesuai pula dengan esensi dan eksistensinya sebagai kristalisasi nilai-nilai
budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Karena itu Pancasila sering
disebut dan dipahami sebagai jiwa bangsa Indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dasar negara republik
Indonesia, sumber hukum bagi negara republik Indonesia, perjanjian luhur
bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara, ideologi bangsa Indonesia,
falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia, cita – cita dan tujuan
bangsa Indonesia.
Dengan demikian, Pancasila bukan saja sebagai dasar negara, tetapi
sekaligus juga telah menjadi tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan dasar negara pancasila dan tujuan masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan pancasila, maka tidak dapat tidak, pedoman atau cara-cara guna
mencapai tujuan tersebut juga harus pancasila. Sehingga, dapat dikatakan,
dari (dasar) pancasila dengan (pedoman) pancasila untuk pancasila. Jika salah
5
satu komponen ini tidak terpenuhi, maka tujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila tidak mungkin
dapat terwujud.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui fungsi pokok pancasila.
1.3.2 Mengetahui sembilan fungsi pancasila sebagai dasar negara.
1.3.3 Memahami isi yang terkandung dalam sembilan fungsi pancasila
sebagai dasar negara.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai
dasar negara dapat dirinci sebagai berikut :
1. Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala
hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia. Dengan demikian,
pancasila merupakan asa kerohanian segala peraturan perundang
– undangan di Indonesia yang dalam pembukaan UUD RI tahun
1945 yang dijabarkan lebih lanjut dalam 4 pokok pikiran, yaitu :
a) Pokok pikiran pertama, yaitu negara melindungi bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia (pokok
pikiran persatuan).
b) Pokok pikiran kedua, yaitu negara hendak mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (pokok pikiran
keadilan sosial).
c) Pokok pikiran ketiga, yaitu negara yang berkedaulan rakyat,
berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan (pokok pikiran kedaulan rakyat).
d) Pokok pikran keempat, yaitu negara berdasarkan atas
ketuhanan yang maha esa, menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab (pokok pikiran ketuhanan).
2. Meliputi suasana kebatinan dari UUD RI tahun 1945.
3. Mewujudkan cita – cita hukum bagi hukum dasar negara (baik
hukum dasar tertulis atau tidak tertulis).
4. Mengandung norma yang mengaruskan UUD RI tahun 1945 dan
peraturan perundang – undangan lainnya mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan penyelenggaraan lain negara
(termasuk partai politik) memegang teguh nilai – nilai pancasila.
8
rakyat/jiwa bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa adanya/lahirnya
bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia, yaitu pada zaman
Sriwijaya - Majapahit. Jiwa bangsa Indonesia mempunyai arti statis
(tetap/tidak berubah) dan mempunyai arti dinamis (bergerak). Jiwa ini
diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta
amal/perbuatan. Hal ini berarti bahwa pancasila melekat erat pada
kehidupan bangsa Indonesia dan menentukan eksistensi bangsa
Indonesia. Segala aktivitas bangsa Indonesia disemangati oleh
pancasila.
Pancasila sebagai jiwa bangsa berarti tata nilai bangsa Indonesia
yang diyakini kebenarannya, sehingga menimbulkan tekad dan
kekuatan (sebagai sumber motivasi) secara intrinsik, untuk
membimbing bangsa Indonesia mempertahankan keberadaannya
sekaligus dalam mengejar kehidupan lahir dan batin yang makin baik
(luhur).
Nilai pancasila, terutama Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sesungguhnya hidup di dalam
jiwa dan hati nurani kita. Artinya, kesadaran hati nurasi dan akal budi
kita akan selalu dijiwai nilai – nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Jadi
pribadi manusia baik sebagai pribadi maupun bangsa, tetap meyakini
nilai – nilai ini sebagai isi dan kualitas kepribadian kita. Ini berarti
nilai pancasila merupakan perwujudan jiwa dan kepribadian bangsa.
Kedudukan dan fungsi ini sangat penting karena ibarat bangsa
Indonesia sebagai tokoh tunggal tidak akan berarti apa – apa tanpa
jiwa yang memberikan kekuatan hidup yakni cita –cita dan
perjuangan. Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa
semua bangsa punya jiwa (Volkgeist). Teori ini dikemukakan oleh
Von Savigny.
9
2.2.2 Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Kepribadian dapat diartikan sebagai bentuk dasar watak manusia
dan menentukan kekhususan sifat manusia. Kekhususan ini
bergantung kepada setiap orang dan lingkungan hidup yang
membentuk pribadi itu. Hal ini tampak dalam hubungan dengan
sesame, dengan orang – seorang, dan dengan orang lain sebagai
kesatuan, atau masyarakat.
Nilai pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia berarti
pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia,
serta merupakan ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa lain. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia
adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan
bangsa Indonesia sepanjang masa.
Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang
ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi
oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walau
pun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai
peradaban kebudayaan bangsa lain (hindu, tiongkok, portugis,
spanyol, belanda dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia
tetap hidup dan berkembang.
Hal ini berarti bahwa sikap mental, tingkah laku dan amal
perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri-ciri khas yang dapat
membedakan dengan bangsa lain. Ciri - ciri khas inilah yang
dimaksud dengan kepribadian, dan kepribadian bangsa Indonesia
adalah Pancasila. Pancasila merupakan pilihan unik yang paling tepat
bagi bangsa Indonesia, karena merupakan cerminan sosio - budaya
bangsa Indonesia sendiri sejak adanya di bumi Nusantara. Secara
integral, Pancasila adalah "materai" yang khas Indonesia.
Terdapat kemungkinan bahwa tiap – tiap sila secara terlepas dari
yang lain bersifat universal yang juga dimiliki oleh bangsa – bangsa
lain di dunia ini. Akan tetapi kelima sila pancasila sebagai satu –
10
kesatuan yang bulat dan utuh itulah yang menjadi ciri khas bangsa
Indonesia. Karena itulah dalam melaksanankan pembangunan
misalnya, kita tidak dapat begitu saja mencontoh atau meniru model
yang dilakukan oleh bangsa lain, tanpa menyesuaikan dengan
pandangan hidup dan kebutuhan – kebutuhan bangsa kita sendiri.
Suatu contoh pembangunan yang barangkali baik dan
memuaskan bagi suatu bangsa, belum tentu baik dan cocok dengan
kepribadian kita. Oleh karenanya perlu adanya nilai atau norma
pembangunan masyarakat modern Indonesia, tetapi berkepribadian
Indonesia, tidak terpengaruh oleh nilai lain. Pembaharuan bagi kita
adalah usaha bangsa untuk mengembangkan kepribadiannya sendiri,
dengan membuang buruk dan memperkuat yang baik, mengadakan
penyesuaian dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat modern.
Pembangunan yang kita lakukan memang harus menuju kearah
terwujudnya masyarakat modern tadi. Akan tetapi juga harus jelas
bagi kita bahwa masyarakat modern itu haruslah tetap masyarakat
Indonesia juga, yang tumbuh bertambah kokoh dan berkembang di
atas kepribadiannya sendiri. Masyarakat yang tumbuh di atas
kepribadian lain, mungkin dapat mendatangkan kemajuan, akan tetapi
kemajuan tadi membuat kita merasa asing dalam masyarakat kita
sendiri. Masyarakat yang tidak mengenal dirinya sendiri,
masyarakatyang tidak memiliki kepribadian sendiri akan senantiasa
gelisah. Masyarakat yang gelisah tidak akan bahagia, ia akan lemah.
Masyarakat yang lemah tidak mungkin membangun untuk mencapai
cita – citanya.
11
terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur tersebut adalah suatu
wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan
hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan
diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat
serta alam sekitarnya.
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan
jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan
pandangan hidup (filsafat hidup). Dengan pandangan hidup inilah
sesuatu bangsa akan memandang persoalan - persoalan yang di
hadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana memecahkan
persoalan-persoalan tadi. Tanpa memiliki pandangan hidup maka
suatu bangsa akan merasa terombang - ambing dalam menghadapi
persoalan - persoalan besar yang pasti akan timbul, baik persoalan di
dalam masyarakatnya sendiri, maupun persoalan besar umat manusia
dalam pergaulan masyarakat bangsa bangsa di dunia ini. Dengan
pandangan hidup yang jelas, sesuatu bangsa akan memiliki pegangan
dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah - masalah politik,
ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat
yang makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup itu pula
suatu bangsa akan membangun dirinya.
Dalam pergaulan hidup itu terkandung konsep dasar mengenai
kehidupan yang dicita - citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran
- pikiran yang terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud
kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya pandangan hidup
sesuatu bangsa adalah kristalisasi dari nilai - nilai yang suatu bangsa
itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada
bangsa itu untuk mewujudkannya.
Hal ini berarti bahwa nilai - nilai yang terkandung dalam
Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk, penuntun, dan pegangan
dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam ke
hidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai
12
weltanschauung bangsa Indonesia atau sebagai philosophische
grondslag bangsa Indonesia. Kata - kata ini diucapkan oleh Ir.
Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 di muka sidang
BPUPKI. Welt berarti dunia, wanschauung berarti pandangan. Dalam
kamus Jerman - Inggris weltanschauung dapat diberi arti conception
of the world, philosophy of life. Jadi weltanschauung berarti
pandangan dunia atau pandangan hidup, atau falsafah hidup atau
philoshopische grondslag (dasar filsafat). Dengan demikian,
Pancasila menghidupi dan dihidupi oleh bangsa Indonesia dalam
seluruh rangkaian yang bulat dan utuh tentang segala pola pikir, karsa
dan karyanya terhadap ada dan keberadaan sebagai manusia
Indonesia, baik secara individual maupun sosial.
Pancasila merupakan pegangan hidup yang memberikan arah
sekaligus isi dan landasan yang kokoh untuk mencapai cita - cita
bangsa Indonesia. Dalam negara pancasila, pandangan hidup
masyarakat tercermin dalam kehidupan negara, yaitu pemerintah
terikat oleh kewajiban konstitusional, yaitu kewajiban pemerintah dan
lain lain penyelenggara negara, untuk memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita - cita moral rakyat
yang luhur.
13
Pancasila juga merupakan hasil proses berpikir yang menyeluruh
dan mendalam mengenai hakikat diri bangsa Indonesia, sehingga
merupakan pilihan yang tepat dan satu - satunya untuk bertingkah laku
sebagai manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Nilai - nilai budaya bangsa yang terkandung
dalam pancasila telah menjadi etika normatif, berlaku umum, asasi
dan fundamental, yang senantiasa ditumbuh-kembangkan dalam
proses mengada dan menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
14
sesudah proklamasi 17 Agustus 1945. Pancasila sebagai dasar
falsafah dan ideologi negara dan pandangan hidup masyarakat
Indonesia akan selalu membimbing segala gerak kegiatan bangsa,
negara dan masyarakat serta manusia Indonesia.
2) Pancasila sebagai ideologi negara, nilai dan isinya menjadi sumber
cita – cita dan perjuangan untuk dilaksanakan atau diwujudkan,
karenanya ideologi menjadi motivasi pendayagunaan potensi
nasional. Demikian sehingga gerak dan arah kita harus dijiwai
oleh pancasila. Artinya pembangunan itu bukan saja
menghasilkan kemakmuran akan tetapi juga harus keadilan sosial,
bagi bidang – bidang kebendaan / lahiriah dalam keseimbangan
dengan bidang kejiwaan / rohaniah. Dengan ini maka keselarasan
antara kemajuan lahir dan kesejahteraan batin akan dapat dicapai.
3) Ideologi pancasila sebagai ideologi terbaik. Keterbukaan ideologi
pancasila bukan sata merupakan suatu penegasan kembali dari
pola pikir yang dinamis dari para pendiri negara tahun 1945, tetapi
juga merupakan suatu kebutuhan konseptual dalam dunia modern
yang berkembang dinamis.
15
baik material dan spiritual berdasarkan pancasila dalam wadah NKRI
yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam
suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis
serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat,
tertib dan damai.
Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan,
bahwa ideologi negara dalam arti cita - cita negara atau cita - cita yang
menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan
bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas
kerohanian yang antara lain memiliki ciri :
a) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan
dan kenegaraan.
b) Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pedoman
hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan,
diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
16
a) Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila yang bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai
yang terkandung dalam lima (5) sila Pancasila.
b) Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana
terkandung dalam pembukaan UUD 1945.
c) Dimensi realistis, harus mampu mencerminkan realitas yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu,
Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
bersifat realistis artinya mampu dijabarkan dalam kehidupan
nyata dalam berbagai bidang.
17
dijabarkannya. Penjabaran itu bisa dilaksanakan secara kreatif
dan dinamis dalam bentuk – bentuk baru untuk mewujudkan
semangat yang sama dalam batas – batas yang dimungkinkan oleh
nilai dasar itu.
Penjabaran ini jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai –
nilai dasar yang dijabarkannya. Dokumen konstitusional yang
disediakan untuk penjabaran secara kreatif dan dinamis dari nilai
– nilai dasar itu adalah GBHN (instrumental) yang merupakan
kewenangan MPR perpu dan kebijaksanaa pemerintah lainnya.
Apapun bentuknya ada satu syarat yang merupakan syarat mutlak
yang harus dipenuhi penjabaran ini, yaitu disepakati seluruh
bangsa. Tolak ukur kebenaran dalam nilai dasar pancasila adalah
ketuhanan – kemanusiaan, kebersamaan, kekeluargaan, persatuan
dan kesatuan.
3) Nilai fraksis
Penyelenggaraan negara sebagai kenyataan dari nilai-nilai,
baik nilai dasar maupun nilai instrumental. Bagaimanapun
kokohnya nilai dasar dan tepatnya nilai instrumental, kedua -
duanya masih bersifat abstrak. Artinya nilai - nilai itu tidak dapat
melaksanakan dirinya sendiri, masih memerlukan dukungan
manusia yang menganut nilai - nilai itu untuk mewujudkannya
dalam kenyataan (pikir, kata, tindakan).
Pendiri negara menyadari penuh bahwa para penyelenggara
negara mempunyai semangat yang sama dengan nilai yang
terkandung dalam UUD 1945. Maka secara lugas menyatakan
bahwa UUD ini tidak akan ada artinya sama sekali tanpa
semangat para penyelenggara negara untuk mewujudkan nya.
Para penyelenggara negara, baik suprastruktur politik yang
tersebut dalam UUD 1945, maupun yang berada dalam
infrastruktur politik yang berkembang dalam masyarakat
18
memegang peranan sentral dalam mewujudkan nilai-nilai
pancasila.
Hal itu juga berarti bahwa kreativitas dan prakarsa tidak
hanya berasal dari lembaga - lembaga yang berada di tingkat
suprastruktur politik tetapi telah disentralisasikan secara meluas
kepada masyarakat sebagai infrastruktur politik (sebagai mitra)
dari suprastruktur politik.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai fraksis
adalah nilai yang berkembang di masyarakat, yang disebut
sebagai nilai bersama (consensus) sebagai upaya penjabaran nilai
dasar dan nilai instrumental.
19
seluruh warga negara harus berpedoman kepada dasar negara
Pancasila.
4) Dasar pergaulan antara warga negara
Pancasila tidak hanya menjadi dasar hubungan antara
warganegara dengan negara, melainkan juga dasar bagi hubungan
antar warga negara.
5) Dasar dan sumber hukum nasional
Seluruh aktivitas penyelenggara negara dan warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
haruslah didasarkan pada hukum yang berlaku. Semua peraturan
perundang-undangan atau hukum yang dibentuk untuk
penyelenggaraan negara harus berdasarkan pada Pancasila.
20
Hal ini berarti bahwa Pancasila telah disepakati dan disetujui oleh
rakyat Indonesia melalui perdebatan dan tukar pikiran baik dalam
sidang BPUPKI maupun PPKI oleh para pendiri negara. Perjanjian
luhur tersebut dipertahankan terus oleh negara dan bangsa Indonesia.
Kita semua mempunyai janji untuk melaksanakan, mempertahankan
serta tunduk pada asas pancasila. Juga karena pancasila digali dari
sosio - budaya bangsa Indonesia sendiri, disepakati bersama oleh
seluruh rakyat Indonesia sebagai milik yang harus diamankan dan
dilestarikan. Pewarisan nilai-nilai pancasila kepada generasi penerus
adalah kewajiban moral seluruh bangsa Indonesia. Melalaikannya
berarti mengingkari perjanjian luhur itu dan dengan demikian juga
mengingkari hakikat dan harkat diri kita sebagai manusia.
Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai
bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia telah sepakat untuk
menjadikan pancasila sebagai dasar negara. Kesepakatan itu terwujud
pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai
Dasar Negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
yang mewakili seluruh bangsa Indonesia.
21
alinea tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan nasional berdasarkan
Pancasila, sebagai berikut:
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia
2) Memajukan kesejahteraan umum
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
22
mengikat secara hukum. Kedudukan pancasila sebagai dasar negara
tersebut dapat di rinci sebagai berikut:
1) Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari
segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan
demikian, pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum
Indonesia yang dalam pembukaan UUD 1945 dijelmakan lebih
lanjut ke dalam empat pokok pikiran.
2) Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari
Undang-Undang Dasar 1945.
3) Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik
hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis).
4) Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggaraan negara
lainnya (termasuk para penyelenggara partai dan golongan
fungsional) memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Hal ini sebagaimana tercantum dalam pokok pikiran keempat
yang bunyinya sebagai berikut: "...Negara berdasarkan atas
Ketuhanan yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab".
5) Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi
penyelenggara negara, para pelaksana pemerintahan (juga para
penyelenggara partai dan golongan fungsional). Hal ini dapat
dipahami karena semangat pancasila adalah penting bagi
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, karena masyarakat dan
negara Indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring
dengan perkembangan jaman dan dinamika masyarakat. Dengan
semangat yang bersumber pada asas kerohanian negara sebagai
pandangan hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara
akan tetap diliputi dan diarahkan asas kerohanian negara.
23
memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang menandaskan Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan di
padatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara
Republik Indonesia.
24
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya.
3. Negara menghendaki adanya toleransi dari masing-masing
pemeluk agama dan aliran kepercayaan yang ada.
4. Negara memberikan hak dan kebebasan kepada setiap warga
negara untuk mengembangkan atau hak dan kebebasan yang
lain.
b) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Norma dasar yang terkandung dalam Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab ini adalah norma - norma yang menyatakan
bahwa:
1. Negara mengakui adanya hak bagi tiap - tiap bangsa
termasuk bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya
sendiri.
2. Negara menghendaki setiap manusia Indonesia untuk
memperlakukan manusia Indonesia dan manusia lain secara
adil tidak sewenang-wenang sebagai sifat bangsa yang sudah
tinggi nilai kebudayaannya.
3. Negara mengakui adanya hak bagi setiap manusia untuk
diperlakukan secara sama dan sederajat.
4. Negara menjamin kepada setiap warga negara untuk
mendapatkan kedudukan dalam hukum dan pemerintah
secara sama dan memberikan kewajiban kepada setiap warga
negaranya untuk menjunjung tinggi hukum dan pemerintah
yang ada.
c) Persatuan Indonesia
Norma dasar yang terkandung dalam Persatuan Indonesia
ini adalah norma-norma yang menyatakan bahwa :
25
1. Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 adalah perwujudan yang konkret
dalam persatuan Indonesia.
2. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
3. Negara mengatasi segala paham golongan dan mengatasi
segala paham perseorangan.
4. Negara mengakui Bhinneka Tunggal Ika.
d) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Norma dasar yang terkandung dalam Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan ini adalah norma - norma yang
menyatakan bahwa :
1. Negara Republik Indonesia mengakui adanya kedaulatan
ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
2. Dalam pengambilan keputusan negara mengakui adanya
Asas musyawarah untuk mencapai mufakat namun bila
ternyata hal ini mungkin dilaksanakan maka keputusan dapat
diambil berdasarkan suara terbanyak.
3. Negara Indonesia berdasarkan hukum (rechstaat) tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (machtaat).
4. Pemerintahan negara Republik Indonesia berdasarkan sistem
konstitusi tidak bersifat absolutisme atau kekuasaan yang
tanpa batas.
26
e) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Norma dasar yang terkandung dalam Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia ini adalah norma - norma yang
mengatakan bahwa :
1. Negara menghendaki agar perekonomian rakyat disusun
berdasarkan demokrasi ekonomi.
2. Negara menguasai cabang - cabang produksi yang penting
bagi negara dan menguasai hidup orang banyak.
3. Negara menghendaki kekayaan alam yang terdapat di atas
dan di dalam bumi dan air Indonesia haruslah dipergunakan
untuk kemakmuran rakyat banyak.
4. Negara menghendaki agar setiap orang Indonesia mendapat
perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan baik bidang
material dan spiritual.
5. Negara menghendaki agar tiap-tiap warga negaranya berhak
mendapatkan pengajaran.
6. Pemerintah Republik Indonesia mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang
diatur dengan undang-undang.
7. Pemerintah, masyarakat dan keluarga bertanggung jawab
agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia.
8. Dengan pembangunan nasional bertujuan keadilan
pemerintah berusaha membangun manusia Indonesia
seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya.
27
Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber
tertib hukum Indonesia maka pancasila tercantum dalam ketentuan
tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi
suasana kebatinan dari UUD 1945. Pada akhirnya dijabarkan dalam
pasal -pasal UUD 1945, serta hukum positif lainnya.
Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, ketetapan No XX/MPRS/1966. (Jo Ketetapan
MPR No. V/MPR/1973 dan Ketetapan No. IX/NPR/1978). Dijelaskan
bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sumber tertib hukum Indonesia yang pada hakikatnya adalah
merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran dan cita - cita hukum
serta cita - cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta watak dari
bangsa Indonesia.
Selanjutnya, dikatakannya bahwa cita-cita tersebut adalah
meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan
bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional dan
mondial, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara,
cita - cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan
sebagai pengejawantahan dari budi nurani manusia. Istilah pancasila
sebagai sumber hukum nasional, merupakan istilah baru dalam tata
hukum Indonesia, yaitu muncul pasca reformasi melalui Tap MPR
No. 111/2000, yang kemudian diubah dengan UU No. 10 Tahun 2004
dan terakhir diubah dengan UU No. 12 Tahun 2011 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan, dinyatakan bahwa :
1) Sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan tidak
tertulis.
2) Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana
yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
serta Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
28
Dalam ilmu hukum, istilah sumber hukum berarti sumber nilai
nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi dapat
diartikan Pancasila sebagai sumber hukum dasar nasional, yaitu segala
aturan hukum yang berlaku di negara tidak boleh berten tangan dan
harus bersumber pada Pancasila.
Dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 yang memuat
judul tentang memorandum DPR-GR mengenai sumber tertib hukum
republik Indonesia dan tata urutan peraturan perundangan republik
Indonesia, di dalam lampirannya menyatakan "Pancasila: sumber dari
segala sumber hukum". Sehingga dengan hal tersebut, hendak nya
pancasila benar-benar mampu melaksanakan apa yang di amanatkan
oleh rakyat Indonesia, artinya setiap peraturan perundang - undangan
di Indonesia harus mengacu kepadanya dan tidak menyimpang dari
ketentuan serta asas - asas yang terkandung di dalamnya. Segala cita-
cita luhur bangsa Indonesia tersirat dalam naskah pancasila. Hal
tersebut dapat diartikan bahwa pancasila dapat dijadikan alasan dalam
melaksanakan cita - cita yang luhur tersebut. Dari pengertian tersebut,
pancasila merupakan cermin kepribadian Bangsa, pandangan hidup,
dasar Negara, tujuan dan kesadaran Bangsa.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama pancasila
ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca berarti lima dan sila berarti prinsip
atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila adalah pemberi
petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin dalam
masyarakat yang beraneka ragam sifatnya.
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber yang berlaku di negara
Indonesia dan olehnya karena digunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai jiwa bangsa berarti tata nilai
bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya, sehingga menimbulkan tekad
dan kekuatan (sebagai sumber motivasi) secara intrinsik, untuk membimbing
bangsa Indonesia mempertahankan keberadaannya sekaligus dalam mengejar
kehidupan lahir dan batin yang makin baik (luhur).
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia berarti pancasila
memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia, serta merupakan ciri
khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Pancasila
merupakan pegangan hidup yang memberikan arah sekaligus isi dan landasan
yang kokoh untuk mencapai cita - cita bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia mempunyai arti
bahwa pancasila oleh bangsa Indonesia diyakini benar - benar memiliki
kebenaran. Pancasila sebagai ideologi negara merupakan tujuan bersama
bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam pembangunan nasional.
Pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara
konstitusional mengatur negara republik Indonesia beserta seluruh unsur
unsurnya yaitu rakyat, wilayah, serta pemerintahan negara.
30
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. MBM. Munir, M., Umi Salamah, S. M., & Dr. Sutraman, S. M. (2015).
PENDIDIKAN PANCASILA. Malang: Intrans Publishing.
E, R. D., & Constantya, N. A. (n.d.). Super Sukses AKM KELAS . Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Irwan Gesmi, S. M., & Yun Hendri, S. M. (2018). Buku Ajar Pendidikan Pancasila.
Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Prof. Darji Darmodiharjo, S., Dr. Nyoman Dekker, S., Pringgodigdo, P. M., M.
Mardojo, S., & Purbopranoto, P. M. (1991). SANTIAJI PANCASILA.
Surabaya: Usaha Nasional.
31