Anda di halaman 1dari 18

"MEMAHAMI KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA”

Disusun Oleh :

1. Slamet Riyadi
2. Muhammad Nur Faizin

SMP NEGERI 2 SUNGAI LILIN


TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul "Memahami Kedudukan Dan Fungsi Pancasila" ini dengan baik
dan tepat waktu.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai pada
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII Di SMP Negeri 2 Sungai
Lilin.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
saran dan kritik yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah yang
akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Sungai Lilin, 1 November 2021

Penulis

ii
Daftar Isi

Halaman Judul ............................................................................................ i


Kata Pengantar ........................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
Bab II Pembahasan .................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pancasila ............................................................................ 3
2.2 Kedudukan dan Fungsi Pancasila bagi Negara Republik Indonesia ....... 3
2.3 Pengamalan Butir-butir Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari .......... 10
Bab III Penutup ......................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ........................................................................................... 15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan warisan bangsa dari para pendahulu kita yang wajib kita
jaga dan kita terapkan pada kehidupan bangsa saat ini. Pancasila yang digali dan
dirumuskan para pendiri bangsa adalah sebuah rasionalitas kita sebagai bangsa yang
majemuk, multi agama, multi bahasa, multi budaya, dan multi ras yang tergambar
dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika agar menjadi bangsa yang bersatu, adil dan
makmur.

Kedudukan dan fungsi pancasila sangat penting karena segala tingkah laku dan
tindakan warga negara Indonesia di atur oleh Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
Sebagai warga Indonesia kita harus paham makna-makna Pancasila, fungsi-fungsi
Pancasila dan tindakan yang mencerminkan nilai Pancasila. Oleh karena itu, setiap
warga negara sangat berperan penting dalam pengamalan Pancasila. Dengan kita
memperjuangkan norma-nonna yang terkandung, bangsa Indonesia pasti akan menjadi
bangsa yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur sesuai dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika walaupun Indonesia terdiri dari berbagai macam agama, suku,adat dan
budaya.
Dengan kita menganut dari makna yang terkandung dalam Pancasila kehidupan
bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang bermoral tinggi, berkeadilan dan
persatuan bangsa akan terjaga. Di dalamnya terdapat isi dan arti yaitu unsur-unsur
pembentuk Pancasila berisi tentang pentunjuk berperilaku sehari-hari dan juga
mengatur dari hukum yang berlaku di negara Indonesia.

Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita lebih mengenal dasar negara kita
yaitu Pancasila secara lebih dalam dan menyelunlh, agar kita dapat lebih menghargai
dan menjunjung tinggi dasar negara kita tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Pancasila?
2. Apa saja kedudukan dan fungsi Pancasila bagi Negara Republik Indonesia?
3. Bagaimana pengamalan butir-butir pancasila dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Penulisan

Secara umum, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui arti dan makna Pancasila


2. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Pancasila bagi Negara Republik
Indonesia
3. Untuk mengetahui pengamalan butir-butir pancasila dalam kehidupan sehari-
hari

2
BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari kata
Panca dan Syila, Panca artinya lima dan syila artinya alas atau dasar. Jadi Pancasila
artinya lima dasar (aturan) yang harus ditaati dan dilaksanakan.

Didalam agama Budha juga terdapat istilah Pancasila yang ditulis dalam bahasa
Pali yaitu "Pancha Sila" yang artinya lima larangan atau lima pantangan sebagai berikut
:

1. Jangan membunuh
2. Jangan mencuri
3. Jangan zina
4. Jangan berkata palsu/dilarang berdusta
5. Jangan minum-minuman keras

Secara terminologis, istilah Pancasila dipergunakan oleh Ir. Soekarno yang


dicetuskan dalam pidatonya didepan sidang BPUPKI (Dokuritsu Ziumbi Tyoosakai)
pada tanggal I Juni 1945. Pancasila adalah dasar Negara Indonesia yang merupakan
identitas Negara Indonesia dan tidak dimiliki oleh negara lain.

2.2 Kedudukan dan Fungsi Pancasila bagi Negara Republik Indonesia

Pancasila dapat diartikan sebagai lima dasar yang dijadikan dasar Negara serta
pandangan hidup bangsa. Suatu bangsa tidak akan berdiri dengan kokoh tanpa ada
suatu dasar negara yang kuat dan tidak akan mengetahui kemana arah tujuan yang akan
dicapai tanpa pandangan hidup. Dengan adanya dasar negara suatu negara tidak akan
terombang- ambing dalam menghadapi suatu permasalahan yang datang baik dari
dalam maupun dari luar. Adapun kedudukan dan fungsi pancasila bagi Indonesia
adalah sebagai berikut :

3
1. Pancasila sebagai Dasar Negara

Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara
(Philosophische Grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara
berarti bahwa Pancasila dijadikan dasar dalam berdirinya NKRI dan digunakan sebagai
dasar dalam mengatur pemeñntah negara atau penyelenggaraan negara. Pengertian
Pancasila sebagai dasar negara ini sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945 alinea
keempat, yang berbunyi ..maka disusunlah Kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada:.....".

Selanjutnya Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea


keempat tersebut dituangkan dalam wujud berbagai macam aturan-aturan dasar/pokok
seperti yang terdapat dalam Batang Tubuh UUD 1945 dalam bentuk pasal-pasalnya
yang kemudian dijabarkan dalam peraturan pelaksananya yaitu berbagai instrumen
perundang-undangan sebagai hukum tertulis dan dalam wujud konvensi atau kebiasaan
ketatanegaraan sebagai hukum dasar tidak tertulis.

Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa


negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara
harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-
undangan. Mengenai hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan :
"Negara Pancasila adalah suatu negara yang didirikan, dipertahankan dan
dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan
hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan
beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia,
mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin selengkap
mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh
rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial)."

4
Sebagai dasar negara maka pancasila bersifat imperatif atau bersifat mengikat,
ałtinya sebagai norma-norma hukum yang tidak boleh dikesampingkan atau dilanggar.
Apabila melanggar norma-norma tersebut maka akan dikenakan denda atau sanksi.

2. Pancasila sebagai Ideologi Negara

Yang dimaksud dengan istilah Ideologi Negara adalah kesatuan gagasan-


gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik
individual maupun sosial dalam kehidupan kenegaraan. Ideologi negara menyatakan
suatu cita-cita yang ingin dicapai sebagai titik tekanannya dan mencakup nilai-nilai
yang menjadi dasar serta pedoman negara dan kehidupannya.

Pancasila adalah ideologi negara yaitu gagasan fundamental mengenai


bagaimana hidup bernegara milik seluruh bangsa Indonesia bukan ideologi milik
negara atau rezim tertentu. Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi
nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya (Cultural
Bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan
secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar
dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu.
Menurut Alfian, kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki
oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas.

Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:

1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana
ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar
ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal kelahirannya.

5
2. Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam
nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau
golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman
dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
3. Dimensi fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi
dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan
zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam
nilai dasarnya. Mempenganłhi berarti pendukung ideologi itu berhasil
menemukan tafsiran — tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang
sesuai dengan realita - realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai
perkembangan zaman.
Dengan demikian, Pancasila merupakan sebuah ideologi yang tidak bersifat kaku
dan tertutup, namun bersifat terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila
adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif, dan senantiasa mampu menyesuaikan
dengan perkembangan jaman. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah
nilai-nilai dasar Pancasila namun mengeksplisitkan wawasannya secara lebih kongkrit,
sehingga memiliki kemampuan yang labih tajam untuk memecahkan masalah- masalah
baru dan aktual. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila memiliki ciri — ciri sebagai
berikut :

a. Nilai - nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan
diambil dari suatu kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.
b. Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil mu
syawarah
c. Milik seluruh rakyat Indonesia
Pancasila sebagai ideologi negara dengan tujuan segala sesuatu dalam bidang
pemerintahan ataupun semua yang behubungan dengan hidup kenegaraan harus
dilandasi dalam hal titik tolak pelaksanaannya dan diarahkan dalam mencapai
tujuannya dengan pancasila. Dengan menyatukan cita-cita yang ingin dicapai ini maka

6
dasarnya adalah sila kelima, ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, yang dijiwai oleh sila-sila yang lainnya sebagai kesatuan.

3.Pancasila sebagai Sumber dari segala Sumber Hukum


Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum berarti bahwa semua
produk hukum atau peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia mulai
dari UUD 1945, Tap MPR, Undang-Undang, Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang), PP (Peraturan Pemerintah), Keppres (Keputusan Presiden), dan
seluruh peraturan pelaksanaan yang lainnya harus bersumberkan pada Pancasila
sebagai landasan hukumnya.

Pancasila sebagai sumber hukum dinyatakan dalam Ketetapan


No.XX/MPRS/1966, Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR
No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia. Lebih lanjut, Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum negara dinyatakan dalam pasal 2 Undang-
Undang (UU) No. IO Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan. Pengertian pembentukan peraturan perundang- undangan adalah proses
pembuatan peraturan perundangundangan yang pada dasarnya dimulai dari
perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan,
pengundangan, penyebarluasan. Rumusan UU tersebut selain memenuhi pertimbangan
dan salah satu syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional, juga sekaligus
menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara telah
memiliki landasan aturan formal. Dalam pasal 7 dinyatakan ruang lingkup hirarki

Peraturan Perundang-undangan meliputi Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan Peraturan Daerah

7
Semua produk hukum harus sesuai dengan Pancasila dan tidak boleh bertentangan
dengannya. Oleh sebab itu, bila Pancasila diubah, maka seluruh produk hukum yang
ada di Negara RI sejak tahun 1945 sampai sekarang secara otomatis produk hukum itu
tidak berlaku Iagi. Atau dengan kata lain, semua produk hukum sejak awal sampai
akhir, semuanya "'Batal Demi Hukum". Karena sumber dari segala sumber hukum
yaitu Pancasila telah dianulir. Oleh sebab itu Pancasila tidak bisa diubah dan tidak
boleh diubah.

4. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sebagaimana yang


ditujukan dalam ketetapan MPR No. 11/MPR/1979, maka Pancasila itu adalah jiwa
selumh rakyat Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negara kita.
Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari, dengan kata
lain Pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup di
segala bidang. Tingkah laku dan tindakan perbuatan setiap warga negara Indonesia
harus dilandasi dari semua sila Pancasila, karena Pancasila adalah satu kesatuan dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Pancasila dijadikan pandangan hidup bangsa dan Negara Indonesia yang harus
dihayati dan dijunjung tinggi sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945
yang mengandung jiwa beragama (sila pertama), jiwa berperikemanusiaan (sila kedua),
jiwa berkebangsaan (sila ketiga), jiwa berkerakyatan (sila keempat), dan jiwa yang
menjunjung tinggi keadilan sosial (sila kelima).
Pancasila sebagai pandangan hidup bagi rakyat Indonesia sangat penting aflinya
karena merupakan pegangan yang mantap, agar tidek terombang ambing oleh keadaan
apapun, bahkan dalam era globalisasi.

5. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

8
Lahirnya Pancasila bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia. Pancasila sendiri
pada hakekatnya di gali clari kebudayaan Indonesia sendiri yang merupakan jiwa
bangsa Indonesia, Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia
dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan Ciri khas yang dapat
membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang Iain

6. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila dalam pengertian ini adalah bahwa sikap, tingkah laku, dan perbuatan
Bangsa Indonesia mempunyai Ciri khas. Artinya, dapat dibedakan dengan bangsa Iain,
dan kepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila disebut
juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia.

7. Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Nasional

Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan nasional berarti bahwa cita-cita luhur
Bangsa Indonesia tegas termuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang merupakan
perjuangan jiwa proklamasi, yaitu Jiwa Pancasila. Dengan demikian, Pancasila
merupakan Cita-Cita dan Tujuan Nasional Bangsa Indonesia (Alinea II dan IV
Pembukaan UUD 1945).

8. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Pancasila disahkan bersama-sama dengan disahkannya UUD 1945 oleh Panitia


Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. PPKI ini
mempakan wakil-wakil clari seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan perjanjian
luhur tersebut

Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat


Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi,
bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dari kandungan kepribadian dan cita-cita
bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu, melainkan karena

9
Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah
perjuangan bangsa.

2.3 Pengamalan Butir-butir Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari


Pancasila tidak akan memiliki makna tanpa pengamalan. Pancasila bukan
sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa. Tetapi, Pancasila adalah acuan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, kita wajib
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehałi-hari.

Berikut adalah pengamalan butir-butir pancasila dalam kehidupan sehari-hari •

1. Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)

1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap


Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
3) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. 5) Tidak
memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

2. Sila Kedua (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab)

1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

10
3) Mengembangkan Sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

3. Sila Ketiga (Persatuan Indonesia)

1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3) Mengembangkan rasa Cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
5) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal

4. Sila Keempat (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan)

1) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan


bersama.
2) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
3) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
4) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
5) Dengan i'tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah dan dapat dipettanggungiawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

5. Sila Kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia)

11
1) Mengembangkan perbuatan yang Iuhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Suka menghargai hasil karya orang Iain yang bennanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
5) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.

12
BAB 111

PENUTUP

2.4 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pancasila merupakan lima dasar atau aturan yang harus ditaati dan
dilaksanakan oleh seluruh warga Negara Indonesia.
2. Kedudukan dan fungsi Pancasila bagi Negara Indonesia adalah :
a) Sebagai dasar negara
b) Sebagai ideologi negara
c) Sebagai sumber dari segala sumber hukum
d) Sebagai pandangan hidup bangsa indonesia
e) Sebagai jiwa bangsa indonesia
f) Sebagai kepribadian bangsa indonesia
g) Sebagai cita-cita dan tujuan nasional
h) Sebagai perjanjian luhur bangsa indonesia

3. Pengamalan butir-butir Pancasila dalam kehidupan sehari-hari meliputi •


a) Sila Pertama

Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain

b) Sila Kedua

Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia

c) Sila Ketiga

Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika

d) Sila Keempat

13
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

e) Sila Kelima

Mengembangkan sikap adil terhadap sesama

3.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila


merupakan filsafat negara kita Republik Indonesia, maka kita harus menjunjung tinggi
dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa
tanggung jawab. Selain itu kita juga perlu lebih mendalami pemahaman tentang sila-
sila dan fungsinya agar dalam tepat dalam pengamalannya. Dengan demikian cita-cita
dan tujuan-tujuan dari Pancasila dapat terwujud dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dicky, 2012. www.google.com/sfghr1569311= Kedudukan dan Fungsi Pancasila.html

Kaelan. 2001. Pendidikan Pancasila . Yogyakarta : Penerbit Paradigma.

Soeprapto,M.Ed. 1996. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka dalam Menghadapi


Liberalisasi Perdagangan Internasional. Jakarta: PT. Citraluhur Tata.

Sumarsono, S dkk 2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama

Zaelani, dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.

Yogyakarta : Paradigma

15

Anda mungkin juga menyukai