Disusun Oleh:
Tri Windianingsih (A1C318010)
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Nama “atom” berasal dari bahasa Yunani yaitu “atomos” diperkenalkan oleh
Democritus yang artinya tidak dapat dibagi lagi atau bagain dari materi yang
tidak dapat dibagi lagi. Konsep atom yang merupakan penyusun materi yang tidak
dapat dibagi lagi pertama kali diperkenalkan oleh ahli filsafat Yunani dan India.
Konsep atom yang lebih modern muncul pada abad ke-17 dan 18 dimana saat itu
ilmu kimia mulai berkembang. Para ilmuwan mulai menggunakan teknik
menimbang untuk mendapatkan pengukuran yang lebih tepat dan
menggunakan ilmu fisika untuk mendukung perkembangan teori atom.
P a d a aw a l a b a d 2 0 m u n c u l m e k a n i k a k u a n t u m y a n g m e r u p a k a n
paradigma sains revolusioner. Lahirnya mekanika kuantum, tidak dari
perkembangan-perkembangan teori, terutama teori atom. Mekanika kuantum,
bukan untuk modul teori dan hukum sebelumnya. Mekanika kuantum tidak
lebih untuk merevisi dan menambal pandangan manusia terhadap dunia,
terutama dunia mikrokosmik. Bisa jadi, sebenarnya hukum-hukum yang
menguntungkan bagi dunia telah tersedia dan berlaku bagi setiap fenomena
alam,Tetapi pengalaman manusialah yang terbatas.
Oleh sebab itu, sampai di sini kita harus sadar dan meyakini bahwa sifat
sains itu sangat tentatif. Untuk itu penulis tertarik untuk menyusun makalah yang
berjudul Percobaan Ilmuwan Untuk Menghasilkan Teori Atom .
BAB II
PEMBAHASAN
1. Percobaan Dalton
1. tiap unsur kimia tersusun oleh partikel-partikel kecil yang tidak bisa
dihancurkan dan dibagi yang disebut atom. Selama perubahan kimia,
atom tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. (Hukum Kekekalan
Massa).
2. Atom – atom dari suatu unsur mempunyai massa dan sifat yang sama.
Atom – atom dari suatu unsur yang berbeda memiliki massa dan sifat yang
berbeda.
3. Pembentukan senyawa dari unsur – unsurnya berlangsung melalui ikatan
antar atom – atom atom unsur dengan perbandingan numeric yang
sederhana (Hukum Perbandingan Tetap).
4. Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi dan
berbentuk bola pejal.
Pengembangan atom saat itu telah memperkenalkan kita pada susunan dan
sifat-sifat atom, cara mengadakan reaksi dan senyawa-senyawa yang terbentuk.
Namun, teori atom Dalton memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menjelaskan
perbedaan unsure yang satu dengan yang lainnya serta tidak dapat menjelaskan
sifat kelistrikan suatu materi (bola pejal tidak mungkin dapat menghantarkan arus
listrik sedangkan listrik adalah elektron-elektron yang bergerak.
Sekarang telah dikenal ukuran dan massa atom, energi antar atom dan pertikel-
partikel terkecil yang membentuk atom. Atom sebagai bagian terkecil suatu zat sudah
tidak sesuai lagi dengan hasil-hasil percobaan-percobaan masa kini.
2. Percobaan Thomson
1. Memiliki Energi
2. Memendarkan kaca
3. Membelok dalam medan listrik dan medan magnet.
4. Jika ditembakkan pada logam menghasilkan sinar X
5. Bergerak cepat menurut garis lurus dan keluar tegak lurus dari Katoda.
Simpangan sinar katoda dalam medan listrik dan medan magnet menunjukkan
bahwa sinar ini bermuatan negatif. Thomson dapat menunjukkan bahwa partikel sinar
katoda itu sama bila katoda diganti logam lain. Jadi partikel-partikel sinar katoda ada
pada setiap logam yang disebut elektron.Tanpa mngenal lelah dan menyerah,
akhirnya Thomson dapat mengukur massa elektron, ternyata muatan elektron
1,6021.10-19 Coulomb dan massa elektron 9,1090.10-31 Kg. Terjadinya sinar katoda
dapat diterangkan sebagai berikut: Pada tekanan yang sangat kecil, letak molekul-
molekul udara sangat renggang, dalam gerakannya menuju katoda (-), ion-ion positif
membentur katoda dengan kecepatan tinggi. Benturan-benturan tersebut
mengakibatkan terlepasnya elektron-elektron dari logam katoda. Selanjutnya pada
tahun 1886, Eugene Goldstein membuktikan adanya muatan positif. Pembuktian
dilakukan menggunakan tabung sinar katoda dimana plat katoda telah diberi lubang.
Ia mengamati jalannya sinar katoda yang merambat menuju anoda, ternyata terdapat
sinar lain yang bergerak dengan arah berlawanan melewati lubang pada plat katoda.
Oleh karena arahnya berlawanan, maka sinar tersebut haruslah terdiri dari muatan
positif dan selanjutnya disebut proton Setelah ditemukannya elektron dan proton
maka teori atom Dalton tidak dapat diterima lagi. Menurut Thomson, atom
merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamnya tersebar muatan negatif
elektron. Model atom ini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas
kulitnya.
Berikut ini merupakan ilustrasi gambar model atom Thomson. Model atom
Thomson diuji oleh peneliti bernama Philipp Lenaerd pada tahun 1903, Philipp
Lenard mengamati bahwa sebagian besar elektron tidak dibelokkan. Hal ini
membuktikan bahwa model atom Thomson yang menyatakan bahwa elektron tersebar
merata dalam muatan positif atom, adalah tidak benar. Selain itu, Thomson tidak
dapat menjelaskan bagaimana muatan positif dan negatif itu tersusun dalam suatu
atom.
3. Percobaan Rutherford
1. Atom sebagian besar terdiri dari ruang hampa dengan satu inti yang
bermuatan positif dan satu atau beberapa elektron yang beredar disekitar inti,
seperti plane- planet yang bergerak dalam sistem tata surya. Massa atom
sebagian besar terletak pada intinya.
2. Atom secara keseluruhan bersifat netral, muatan positif pada inti sama
besarnya dengan muatan elektron yang beredar di sekitarnya. Muatan positif
pada inti besarnya sama dengan nomer atom dikalikan dengan muatan
elementer.
3. Inti dan elektron tarik-menarik. Gaya tarik menarik ini merupakan gaya
sentripetal yang mengendalikan gerak elektron pada orbitnya masing-masing
seperti grafitasi dalam tata surya.
4. Pada reaksi kimia, inti atom tidak mengalami perubahan. Yang mengalami
perubahan ialah elektron-elektron pada kulit terluar.
Catatan :
Demikianlah model atom Rutherford dianggap lebih baik daripada model atom
Thomson. Walaupun demikian model atom Rutherford masih harus diuji dengan
percobaan-percobaan. Menurut Rutherford, elektron-elektron beredar di sekeliling
inti. Semakin kecil jari – jari orbit elektron, semakin kecil pula energinya. Gerakan
elektron adalah arus listrik, akibat gerakan elektron atom, maka terjadi medan
magnet. Sehinggga perubahan medan magnet menimbulkan perubahan medan listrik.
Dengan perkataan lain, gerakan elektron menimbulkan gelombang elektromagnetik.
Jadi selama elektron beredar, senantiasa dipancarkan energi berupa gelombang
elektromagnetik. Energi elektron semakin mengecil sejalan dengan mengecilnya jari-
jari elektron. Lintasan elektron tidak lagi berupa lingkaran, tetapi berupa pilin (seperti
Obat Nyamuk) yang pada akhirnya elektron jatuh ke dalam inti, sehingga atom itu
tidak stabil. Hal itulah yang merupakan kelemahan pertama terhadap teori
Rutherford.
Pada tahun 1913, Niels Bohr (1885-1962) menyusun model atom Hidrogen
berdasarkan model atom Rutherford dan teori Kuantum. Hasil pengamatan
spektroskopis terhadap spektrum atom Hidrogen telah membuka kelemahan-
kelemahan model atom Rutherford.
I. Kesimpulan
a. Sebelum permulaan abad 19, konsep atom dianggap sebagai ‘mitos’ , karena
gagasan yang diajukan oleh para filosof Yunani hanya dilandasi pemikiran
tentang fenomena alam. Perkembangannya menjadi ‘sains’ normal’ setelah
Dalton mengkonseptualisasikan kembali berdasarkan kajian-kajian empirik.
Periode ‘sains normal’ di bawah paradigma Dalton berlangsung hampir satu
abad lamanya (ahir abad 19).
b. Akumulasi anomali yang menggugurkan paradigma Dalton antara lain gejala
kelistrikan dan radoaktifitas.
c. Perubahan model atom Thompson, Rutherford, Bohr hingga model atom
mekanika kuantum masih berada dalam satu paradigma yang meyakini bahwa
atom memiliki sub partikel ; inti atom dan elektron. Perubahan model
difokuskan pada penentuan susunan elektron dalam atom
d. Adanya perkembangan pemikiran konsep atom menunjukkan bahwa tidak ada
kebenaran yang mutlak dalam IPA, bahkan melalui konsep atom faham
determinisme dapat dibantah dengan argumentasi mekanika kuantum.
Kemunculan model quark tidak lagi dianggap sesuatu guncangan bagi
kebenaran ilmiah, namun dianggap dapat melengkapi khazanah ilmu
pengetahuan. Hal ini karena para ilmuwan kini mempunyai pandangan bahwa
kebenaran sains bersifat tentatif dan relatif.
II. Saran
Sebuah ilmu di dunia tidak ada yang tidak mungkin. Untuk mempertahankan
sebuah pendapat kita dalam ilmu pengetahuan tidak bisa hanya dengan dengan
duduk diam saja tetapi kita buktikan ilmu tersebut. Suatu konsep sains bisa saja
berubah ketika ada penemuan baru dengan dasar bahwa konsep yang telah ditemukan
sebelumnya harus tetap berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Anna Poedjiadi. 1987. Sejarah Dan Filsafat Sains. Bandung. Yayasan Cendrawasih.
Hodeson, Lilian. 1990. Teori Kuantum. Ilmu Pengetahuan Populer Vol.5. Jakarta.
Keenan, Charles W. et all. 1980. General College Chemistry. Sixth Ed. NY. Harper