Tri Windianingsih
Pendidikan Fisika,Universitas Jambi, Indonesia
Surat-e: trywidya0612@gmail.com
Nova Susanti
Pendidikan Fisika, Universitas Jambi, Indonesia
Surat-e: nova_fisikaunja@unja.ac.id
Alrizal
Pendidikan Fisika, Universitas Jambi, Indonesia
Surat-e: alrizal@unja.ac.id
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh antar variabel
TPACK. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
survei. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan whattsap grup dan mengisi kuesioner
melalui google formulir. Subjek penelitian ini adalah guru SMP Se-Kecamatan Pasar Jambi.
Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner kemudian dianalisis menggunakan
metode Structural Equation Model-Partial Least Square (SEM-PLS) dengan software
SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan dari 12 variabel terdapat 5 hubungan variabel
memiliki pengaruh signifikan, sedangkan 7 hubungan variabel tidak berpengaruh signifikan
yaitu variabel CK terhadap TCK, CK terhadap TPACK, variabel PCK terhadap
TPACK, variabel PK terhadap PCK, variabel PK terhadap TPACK, variabel PK terhadap
TPK, dan variabel TPK terhadap TPACK Artinya pengetahuan pedagogi dan pengetahuan
konten tidak signifikan mempengaruhi kemampuan TPACK guru. Dari penelitian diharapkan
kompetensi TPACK guru bisa lebih baik lagi terutama di pengetahuan teknologi, karena
kemampuan TPACK guru sangat dipengaruhi oleh pengetahuan teknologi.
Abstract. The purpose of this study was to analyze the influence between TPACK variables.
The type of research used is quantitative research with a survey approach. This research was
using whattsap group and filling out the questionnaire through google form. The subject of
this study was a junior high school teacher in Pasar Jambi Subdistrict. The data collection
technique using a questionnaire was then analyzed using the Structural Equation Model-
Partial Least Square (SEM-PLS) method with SmartPLS software. The results showed that
from 12 variables, there were 5 variable relationships that had a significant influence, while 7
variable relationships had no significant effect, namely the CK variable against TCK, CK
against TPACK, the PCK variable against TPACK, the PK variable against PCK, the PK
variable against TPACK, the PK variable against TPK, and the TPK variable to TPACK,
meaning that pedagogical knowledge and content knowledge did not significantly affect the
teacher's TPACK ability. From the research, it is hoped that the competence of TPACK
teachers can be even better, especially in technology knowledge, because the ability of
TPACK teachers is greatly influenced by technological knowledge.
I. Pendahuluan
Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemajuan pendidikan bangsa itu (Misrawati, 2017).
Pendidikan merupakan sarana untuk memajukan semua bidang penghidupan manusia di Indonesia, baik
dalam bidang ekonomi, sosial, teknologi, keamanan, keterampilan, berakhlak mulia, kesejahteraan, budaya
dan kejayaan bangsa (Ilham, 2019). Manusia membutuhkan pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup dan
pendidik memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Kebutuhan peserta didik akan
terpenuhi apabila guru memiliki standar yang sesuai dengan kompetensi guru. Sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dibutuhkan guru yang profesional.
Guru yang profesional dituntut agar terus berkembang sesuai dengan zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kebutuhan peserta didik (Syaidah et al., 2018). Dalam memenuhi kebutuhan peserta didik,
guru harus memiliki standar sesuai dengan standar kompetensi guru. Kompetensi guru merupakan suatu
kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, proses berfikir,
penyesuaian diri, sikap dan nilai-nilai yang dianut dalam melaksanakan profesi sebagai guru (Ramaliya,
2018). Sesuai dengan peraturan pemerintah No.74 tahun 2008 tentang guru, kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru adalah (a) kompetensi pedagogik (b) kompetensi kepribadian (c) kompetensi sosial (d) kompetensi
profesional, terutama perkembangan guru diabad 21. Guru abad 21 dituntut harus memiliki keterampilan
baik hard skill maupun soft skill yang dapat berkonstribusi dengan masyarakat didunia pendidikan (Sumar et
al., 2020).Guru yang dibutuhkan di abad 21 adalah guru yang memiliki kompetensi harmoni antara
teknologi, pedagogi dan konten materi. Satu komponen saja tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi
komponen yang lain (Rahayu, 2019). Sehingga Guru perlu menguasai berbagai bidang, mahir dalam hal
pedagogi termasuk inovasi dalam pengajaran dan pembelajaran, mampu mendesain pembelajaran, mampu
memanfaatkan media dan teknologi baru dalam pembelajaran (Tarihoran, 2019). Teknologi tidak hanya
bermanfaat untuk berkomunikasi, tetapi teknologi dapat berperan aktif dalam berbagai bidang salah satunya
dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan teknologi digunakan sebagai media atau sumber untuk
membantu dalam pembelajaran.
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat,mesin, material dan proses yang menolong
manusia menyelesaikan masalahnya (Zulham, 2017). Teknologi tidak hanya bermanfaat untuk
berkomunikasi, tetapi teknologi juga memberikan banyak manfaat pada dunia pendidikan. Teknologi
pendidikan adalah suatu sistem yang dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran sehingga tercapai hasil
yang diingingkan. Teknologi pendidikan mencakup seluruh proses pengintegrasian sumber-sumber belajar
mencari solusi untuk memcahkan permasalahan belajar manusia. Teknologi yang digunakan dalam
pembelajaran dapat bermanfaat untuk membantu dalam visualisasi materi, dan membantu memotivasi belajar
siswa (Purnawati, 2020). Oleh karena itu, pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran sangat penting.
Technological Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) merupakan sebuah kerangka
konseptual yang memperlihatkan perintegrasian antara tiga pengetahuan yang harus dikuasai oleh guru, yaitu
teknologi, pedagogi, dan konten (Farikah & Al Firdaus, 2020). Technological Pedagogical and Content
Knowledge (TPACK) ini terbentuk dari tiga (3) jenis pengetahuan dasar, diantaranya: Technological
Knowledge (TK), Pedagogical Knowledge (PK), Content Knowledge (CK). Hasil perpaduan antara tiga (3)
pengetahuan dasar tersebut mengahasilkan pengetahuan baru, yaitu: Pedagogical Content Knowledge (PCK),
Technological Content Knowledge (TCK), Technological Pedagogical Knowledge (TPK), Technological
Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) Framework (Koehler and Mishra 2006).
Sangat Setuju (5), Setuju (4), Netral (3), Tidak Setuju (2) dan Sangat Tidak Setuju (1). Kuesioner penelitian
ini terdiri dari 20 item, yaitu komponen TK (Technological Knowledge) terdiri dari 3 item, CK (Content
Knowledge) terdiri dari 3 item, PK (Pedagogical Knowledge) terdiri dari 4 item, TCK (Technological
Content Knowledge) terdiri dari 2 item, PCK (Pedagogical Content Knowledge) terdiri dari 2 item, TPK
(Technological Pedagogical Knowledge) terdiri dari 1 item, dan TPACK (Technological Pedagogical and
Content Knowledge) terdiri dari 5 item.
Tahap penelitian yang pertama dilakukan oleh peneliti adalah menentukan tema penelitian, selanjutnya
menentukan permasalahan atau masalah penelitian, kemudian membuat desain penelitian mulai dari teori,
konsep, variabel, skala penelitian, setelah itu menyusun instrumen sesuai variabel yang telah ditentukan,
selanjutnya menentukan teknik pengambilan sampel, kemudian menguji validitas instrumen. Setelah
instrumen dikatakan valid peneliti menentukan sekolah yang akan diteliti , selanjutnya setelah k oordinasi
dengan sekolah peneliti menyebarkan angket TPACK kesekolah tersebut , selanjutnya mengumpulkan data
dari angket yang telah disebar, lalu peneliti memasukkan data ke Microsoft Excel untuk mempermudah
pengolahan data, setelah itu peneliti melakukan analisis data menggunakan software SmartPLS, setelah data
dianalisis kemudian data diuraikan/ dijabarkan untuk membuat kesimpulan. Tahap penelitian yang terakhir
adalah membuat kesimpulan dari hasil analisis dan penjabaran data.
Uji validitas dalam angket penelitian dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya
item instrumen penelitian (Kusnadi, 2016). Validitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
instrumen betul-betul mengukur apa yang perlu diukur (Anwar, 2009). Validasi instrumen TPACK ini
peneliti berkolaborasi dengan penelitian ibu Nova Susanti dimana hasil penelitiannya terdapat 20 item yang
valid. Uji validitas dianalisis menggunakan SmartPLS. Menurut Hair, Hult, Ringle, dan Sarstedt (2013),
dalam mengevaluasi model pengukuran, nilai loading factor, Composite Reliability (CR) dan Average
Extrack Variance (AVE) digunakan untuk memvalidasi instrumen. Nilai yang disarankan dari loading factor
adalah >0.5, Composite Reliability (CR) >0.7, dan Average Extrack Variance (AVE) >0.5.
Untuk menganalisis 114 kuesioner yang telah diisi, Teknik analisis data dan pengujian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu Structural Equation Model-Partial Least Square (SEM-PLS) . Teknik analisis
Structural Equation Model SEM adalah teknik analisis regresi korelasi, yang bertujuan untuk menguji
hubungan-hubungan antar variabel yang ada pada sebuah model, baik itu antar indikator dengan konstruk
ataupun hubungan antar konstruk. Beberapa istilah yang digunakan dalam PLS berbeda dengan pengolahan
statistik lainnya seperti SPSS.
Tabel 3.1 Data Kuesioner TPACK guru di SMP Se-Kecamatan Pasar Jambi
Berdasarkan tabel 3.1 diatas pada kategori Sangat Tidak Setuju persentasenya 0 %, pada kategori Tidak
Setuju dengan persentase 0 %, pada kategori Netral dengan persentase 10.5 %, pada kategori Setuju dengan
persentase 69.3 %, pada kategori Sangat Setuju dengan persentase 20.3 %. Nilai rata – rata keseluruhan
adalah 77.5877. Persentase terendah terdapat pada kategori Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju dan
persentase tertinggi terletak pada kategori setuju dengan persentase 69.3 %.
Laki - Laki
31%
Perempuan
69%
Jumlah seluruh sampel adalah 114 yang terdiri dari 52 orang guru SMP Negeri 1 Kota Jambi, 43 orang
guru SMP Negeri 2 Kota Jambi dan 19 orang guru SMP Muhammadiyyah 1 Kota Jambi, dengan jumlah
guru perempuan adalah 79 orang dan guru laki – laki adalah 35 orang. Pengumpulan data penelitian ini
menggunakan angket/kuesioner. Kuesioner pada penelitian ini menggunakan skala likert. Angket penelitian
ini membahas tentang TPACK guru yang terdiri dari 7 komponen kerangka TPACK. Angket penelitian ini
terdiri dari 20 item, yaitu komponen TK (Technological Knowledge) terdiri dari 3 item, CK (Content
Knowledge) terdiri dari 3 item, PK (Pedagogical Knowledge) terdiri dari 4 item, TCK (Technological
Content Knowledge) terdiri 2 item, PCK (Pedagogical Content Knowledge) terdiri dari 2 item, TPK
(Technological Pedagogical Knowledge) terdiri dari 1 item, TPACK (Technological Pedagogical and
Content Knowledge) terdiri dari 5 item.
III.2 Analisis Data SmartPLS
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Structural Equation Model-Partial Least
Square (SEM-PLS) karena fakta bahwa SEM-PLS adalah metode analisis multivariat yang kuat meskipun
persyaratan minimal untuk ukuran sampel dan validitas data (Hair et al. , 2011). Dengan menggunakan
software SmartPLS 3.0, dilakukan analisis model pengukuran (outer model), analisis model struktural (inner
model), dan pengujian hipotesis. Model SEM yang digunakan berdasarkan pada prinsip-prinsip teori TPACK
(Agyei & Voogt, 2012; Koh et al., 2010; Graham, 2011; Koehler et al., 2007).
III.2.1 Penilaian Model Pengukuran (Outer Model)
Tahap pertama dalam analisis menggunakan Partial Least Square adalah menguji outer model atau
model pengukuran. Teknik yang digunakan untuk menganalisis outer model adalah PLS algoritma. Dalam
penelitian ini, outer model diuji menggunakan uji validitas konvergen, uji reliabilitas.
1. Uji Validitas Konvergen
Menurut Trenggonowati (2018) Convergent validity bertujuan untuk mengukur kesesuaian antara
indikator hasil pengukuran variabel dan konsep teoritis yang menjelaskan keberadaan-keberadaan indikator
dari uji variabel tersebut. Convergent validity berhubungan dengan prinsip bahwa indikator dari suatu
konstruk seharusnya berkolerasi tinggi Terdapat beberapa kriteria dalam mengukur validitas konvergen,
yaitu dengan melihat nilai dari outer loading dan average extracted variance. Pengujian pertama dari uji
validitas konvergen adalah outer loading.
Outer loading adalah tabel yang berisi loading factor untuk menunjukkan besar korelasi antara indikator
dengan variabel laten. Nilai loading factor harus lebih besar dari 0,7 maka dikatakan valid. Output outer
loadings dapat diperoleh dari PLS Algorithm Report SmartPLS. Hasil penghitungan outer loading diuraikan
dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2 Nilai Outer Loading
CK PCK PK TCK TK TPACK TPK
CK1 0,854
CK2 0,857
CK3 0,866
PCK7 0,930
PCK8 0,923
PK10 0,848
PK16 0,839
PK4 0,708
PK5 0,835
TCK3 0,948
TCK4 0,946
TK13 0,724
TK5 0,832
TK9 0,833
TPACK10 0,901
TPACK4 0,892
TPACK5 0,864
TPACK7 0,837
TPACK9 0,878
TPK7 1,000
Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa masing – masing indikator variabel penelitian ini memiliki
nilai outer loading > 0,7 dan tidak ada indikator variabel yang nilai outer loading nya dibawah < 0,7,
sehingga semua indikator dinyatakan layak atau valid.
Pengujian validitas konvergen selanjutnya adalah dengan mengetahui nilai Average Variance Extracted
(AVE). Nilai AVE bertujuan untuk mengukur bertujuan untuk mengukur tingkat variansi suatu komponen
kontruk yang dihimpun dari indikatornya dengan menyesuaikan pada tingkat kesalahan. Nilai AVE minimal
yang direkomendasikan adalah 0,50 (Trenggonowati, 2018).
Tabel 3.3 Nilai Average Variance Extracted (AVE)
Variabel Average Variance Extracted
(AVE)
Content Knowledge (CK) 0,737
Berdasarkan tabel 3.3 diketahui bahwa nilai AVE dari semua variabel yang dihasilkan lebih dari 0,5.
Berdasarkan kriteria AVE, hasil tersebut telah menunjukkan bahwa semua variabel tersebut valid, sehingga
uji validitas konvergen sudah dapat diterima.
2. Uji Reliabilitas
Composite Reliability dan Cronbach's Alpha merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat
reliabilitas dari setiap variabel (Arvianto, 2021). Menurut Nadiah (2016) Composite Reliability mengukur
nilai reliabilitas sesungguhnya dari suatu variabel sedangkan Cronbach’s Alpha mengukur nilai terendah
reliabilitas suatu variabel. Suatu data dikatakan reliabel jika nilai Composite Reliability lebih dari 0,7 dan
jika nilai Cronbach's Alpha yang dihasilkan lebih dari 0,6.
Tabel 3.4 Nilai Cronbach's Alpha dan Composite Reliability
Variabel Cronbach's Composite
Alpha Reliability
Content Knowledge (CK) 0,823 0,894
0,885 0,945
Technological Content Knowledge (TCK)
0,724 0,840
Technological Knowledge (TK)
1,000 1,000
Technological Pedagogical Knowledge (TPK)
0,923 0,942
Technological Pedagogical and Content Knowledge
(TPACK)
Berdasarkan tabel 3.4 dapat diketahui bahwa semua variabel pengukuran memenuhi kriteria reliabilitas
yang disyaratkan, baik Cronbach's Alpha maupun Composite Reliability. Semua variabel memiliki nilai
Cronbach's Alpha lebih dari 0,6 dan Composite Reliability lebih dari 0,7. Dapat disimpulkan bahwa variabel
dalam penelitian ini reliabel.
Hasil pengukuran validitas dan reliabilitas menggunakan Measurement Model atau Model Pengukuran
diatas menunjukkan bahwa alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid dan
reliabel. Hasil ini menunjukkan bahwa alat ukur penelitian memiliki konsistensi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
III.2.2 Penilaian Model Struktural (Inner Model)
Menurut Susanti et al (2022) Model Struktur bertujuan untuk Mengevaluasi hubungan antara konstruk
laten yang dihipotesis. Pengajuan terhadap model struktural (Inner Model) dilakukan melihat nilai R –
Square. Uji yang kedua adalah melihat signifikasi t statistic pada Algorithm Boostrapping report Path
Coefficients. Nilai t statistic lebih dari t – tabel dan signifikasi (t – tabel signifikasi 5 % = 1.98) (Pering,
2021).
Tabel 3.5 menunjukkan informasi tentang nilai R – Square untuk variabel PCK, TCK, TPK, dan
TPACK. Berdasarkan nilai R – Square diperoleh nilai R – Square untuk konstruk PCK adalah 0.239. Hal ini
menunjukkan bahwa 23,9 % varian konstruk PCK dapat dijelaskan oleh konstruk PK dan CK sedangkan
76.1 % lainnya dijelaskan oleh variabel model lainnya. Konstruk TCK memiliki nilai R – Square 0.476. Hal
ini menunjukkan bahwa 47.6 % varian konstruk TCK dapat dijelaskan oleh konstruk TK dan CK sedangkan
52.4 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Konstruk TPK memiliki nilai R – Square sebesar 0.236
yang menunjukkan 23.6 %, varian konstruk TPK dapat dijelaskan oleh konstruk TK dan PK dan 76.4 %
dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Konstruk TPACK memiliki nilai R – Square sebesar 0.678.
Artinya 67.8 % varian untuk konstruk TPACK dapat dijelaskan oleh konstruk TK, PK, CK, TCK, PCK, dan
TPK sedangkan 32.2 % varian lainnya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan bahwa hipotesis diterima atau ditolak dengan melihat nilai t-
statistik dari t-tabel. Dari 12 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, 7 hipotesis hubungan antar
variabel CK TCK , CK TPACK , PCKTPACK , PK PCK , PK TPK , PK TPACK , dan
TPK TPACK ditolak dengan melihat nilai t-statistik lebih rendah dari nilai t-tabel. Maka 5 hubungan
variabel memiliki pengaruh signifikan sedangkan 7 variabel hubungan tidak memiliki pengaruh signifikan.
Pembahasan
1. CK Terhadap PCK
Hipotesis pertama menguji variabel Content Knowledge signifikan berpengaruh terhadap Pedagogical
Content Knowledge. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien jalur Content Knowledge terhadap
Pedagogical Content Knowledge sebesar 0.354 dan t-statistik yaitu sebesar 3.453. Dari hasil ini dinyatakan t-
statistik signifikan, karena >1.98 dengan p value <0.05 sehingga hipotesis pertama diterima. Hal tersebut
membuktikan bahwa Content Knowledge terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap Pedagogical
Content Knowledge.
2. CK Terhadap TCK
Hipotesis kedua menguji variabel Content Knowledge signifikan berpengaruh terhadap Technological
Content Knowledge. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien jalur Content Knowledge terhadap
Technological Content Knowledge sebesar -0.032 dan t-statistik yaitu sebesar 0.483. Dari hasil ini
dinyatakan t-statistik tidak signifikan karena <1.98 dengan p value >0.05 sehingga hipotesis kedua ditolak.
Hal tersebut membuktikan bahwa Content Knowlede terbukti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
Technological Content Knowledge.
3. CK Terhadap TPACK
Hipotesis ketiga menguji variabel Content Knowledge signifikan berpengaruh terhadap Technological
Pedagogical And Content Knowledge. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien jalur Content
Knowledge terhadap Technological Pedagogical And Content Knowledge sebesar 0.034 dan t-statistik yaitu
sebesar 0.416. Dari hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan karena <1.98 dan p value >0.05 sehingga
hipotesis ketiga ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa Content Knowledge tidak terbukti memiliki
pengaruh signifikan terhadap Technological Pedagogical And Content Knowledge.
4. PCK Terhadap TPACK
Hipotesis keempat menguji variabel Pedagogical Content Knowledge signifikan berpengaruh terhadap
Technological Pedagogical And Content Knowledge. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien jalur
Pedagogical Content Knowledge terhadap Technological Pedagogical And Content Knowledge sebesar
0.057 dan t-statistik yaitu sebesar 0.685 . Dari hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan karena <1.98
dan p value >0.05 sehingga hipotesis keempat ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa Pedagogical
Content Knowledge tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap Technological Pedagogical And
Content Knowledge.
5. PK Terhadap PCK
Hipotesis kelima menguji variabel Pedagogical Knowledge signifikan berpengaruh terhadap
Pedagogical Content Knowledge. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien jalur Pedagogical
Knowledge terhadap Pedagogical Content Knowledge sebesar 0.168 dan t-statistik yaitu sebesar 1.458 . Dari
hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan karena <1.98 dan p value >0.05 sehingga hipotesis kelima
ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa Pedagogical Knowledge tidak terbukti memiliki pengaruh
signifikan terhadap Pedagogical Content Knowledge.
6. PK Terhadap TPK
Hipotesis keenam menguji variabel Pedagogical Knowledge signifikan berpengaruh terhadap
Technological Pedagogical Knowledge. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien jalur Pedagogical
Knowledge terhadap Technological Pedagogical Knowledge sebesar -0.130 dan t-statistik yaitu sebesar
1.292 . Dari hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan karena <1.98 dan p value >0.05 sehingga
hipotesis keenam ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa Pedagogical Knowledge tidak terbukti memiliki
pengaruh signifikan terhadap Technological Pedagogical Knowledge.
7. PK Terhadap TPACK
Hipotesis ketujuh menguji variabel Pedagogical Knowledge signifikan berpengaruh terhadap
Technological Pedagogical and Content Knowledge. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien jalur
Pedagogical Knowledge terhadap Technological Pedagogical and Content Knowledge sebesar -0.116 dan t-
statistik yaitu sebesar 1.250 . Dari hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan karena <1.98 dan p value
>0.05 sehingga hipotesis ketujuh ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa Pedagogical Knowledge tidak
terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap Technological Pedagogical and Content Knowledge.
8. TCK Terhadap TPACK
Hipotesis kedelapan menguji variabel Technological Content Knowledge signifikan berpengaruh terhadap
Technological Pedagogical And Content Knowledge. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien jalur
Technological Content Knowledge terhadap Technological Pedagogical And Content Knowledge sebesar
0.495 dan t-statistik yaitu sebesar 3.920 . Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan karena >1.98 dan p
value <0.05 sehingga hipotesis kedelapan diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa Technological Content
Knowledge terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap Technological Pedagogical And Content
Knowledge.
9. TK Terhadap TCK
Hipotesis kesembilan menguji variabel Technological Knowledge signifikan berpengaruh terhadap
Technological Content Knowledge. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien jalur Technological
Knowledge terhadap Technological Content Knowledge sebesar 0.700 dan t-statistik yaitu sebesar 14.657 .
Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan karena >1.98 dan p value <0.05 sehingga hipotesis kesembilan
diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa Technological Knowledge terbukti memiliki pengaruh signifikan
terhadap Technological Content Knowledge.
10. TK Terhadap TPK
Hipotesis kesepuluh menguji variabel Technological Knowledge signifikan berpengaruh terhadap
Technological Pedagogical Knowledge. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien jalur Technological
Knowledge terhadap Technological Pedagogical Knowledge sebesar 0.506 dan t-statistik yaitu sebesar 5.379.
Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan karena >1.98 dan p value <0.05 sehingga hipotesis kesepuluh
diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa Technological Knowledge terbukti memiliki pengaruh signifikan
terhadap Technological Pedagogical Knowledge.
11. TK Terhadap TPACK
Hipotesis kedelapan menguji variabel Technological Knowledge signifikan berpengaruh terhadap
Technological Pedagogical And Content Knowledge. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien jalur
Technological Knowledge terhadap Technological Pedagogical And Content Knowledge sebesar 0.236 dan
t-statistik yaitu sebesar 2.647 . Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan karena >1.98 dan p value <0.05
sehingga hipotesis kesebelas diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa Technological Knowledge terbukti
memiliki pengaruh signifikan terhadap Technological Pedagogical And Content Knowledge.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari analisis variabel TPACK (Technological Pedagogical
And Content Knowledge) guru SMP melalui survei Se-Kecamatan Pasar Jambi dengan jenis Penelitian
Kuantitatif dengan pendekatan survei dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antar variabel pada instrumen TPACK. Ada 12 variabel hubungan yang dianalisis. Pada 12 variabel terdapat
5 variabel yang memiliki pengaruh signifikan dan 7 variabel tidak berpengaruh signifikan.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Jambi yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat artikel sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas akhir.
Dalam hal ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing skripsi dan guru SMP Se-
Kecamatan Pasar Jambi yang telah membimbing dan memberikan izin sehingga peneliti dapat melaksanakan
penelitian ini dengan baik.
Kepustakaan
[1] Farikah, F., & Al Firdaus, M. M. (2020). Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK): The
Students’ Perspective on Writing Class. Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran, 3(2), 190–199.
[2] Ilham, D. (2019). Menggagas Pendidikan Nilai dalam Sistem Pendidikan Nasional. 8(3), 109–122.
[3] Koehler, Matthew J., and Punya Mishra. 2006. “Technological Pedagogical Content Knowledge: A Framework for
Teacher Knowledge.” Teachers College Record 108(6):1017–54.
[4] Kusnadi, Y. dan M. (2016). Pengaruh Keterimaan Aplikasi Pendaftaran Online Terhadap Jumlah Pendaftar di
Sekolah Dasar Negeri Jakarta. Jurnal Paradigma, XVIII(2), 89–101. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/ index.php/
paradigma/article/download/1183/986
[5] Misrawati. (2017). Peranan Guru BK Dalam Membentuk Karakter Melalui Layanan BK Kelompok Misrawati.
Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan dan Pembelajaran, I (2), 65-68
[6] Nasar, A., & Daud, M. H. (2020). Analisis Kemampuan Guru Ipa Tentang Technological Pedagogical Content
Knowledge Pada Smp/Mts Di Kota Ende. Optika: Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1), 9–20. https://doi.org /10.37478/
optika.v4i1.413
[7] Purnawati, Wilda, Maison Maison, and Haryanto Haryanto. 2020. “E-LKPD Berbasis Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK): Sebuah Pengembangan Sumber Belajar Pembelajaran Fisika.” Tarbawi : Jurnal
Ilmu Pendidikan 16(2):126–33. doi: 10.32939/tarbawi.v16i2.665.
[8] Rahayu, A. dan D. W. (2019). Analisis Komponen TPACK Guru SD sebagai Kerangka Kompetensi Guru
Profesional di Abad 21. Jurnal Basicedu, 3(2), 524–532.
[9] Rahayu, A. H. (2022). Analisis Tpack Mahasiswa Pgsd Unsap Sumedang. COLLASE (Creative of Learning
Students Elementary Education), 5(1), 30–38.
[10] Ramaliya. (2018). Pengembangan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran. Bidayah: Studi Ilimu-Ilmu Keislaman,
9(1), 77–88.
[11] Sumar, W. T., Lamatenggo, N., & ... (2020). Strategi Guru dalam Implementasi Pembelajaran Abad 21 Melalui
Model Pembelajaran Daring untuk Meningkatkan Kompetensi Guru. JAMBURA Elementary …, 1(1), 100–110.
https://ejournal-fip-ung.ac.id/ojs/index.php/jeej/article/view/143
[12] Susanti, N., Hadiyanto, & Mukminin, A. (2022). The Effects of TPACK Instrument Variables on Teacher
Candidates in Higher Education. Journal of Higher Education Theory and Practice, 22(2), 107–115.
https://doi.org/ 10. 33423 / jhetp.v22i2.5041
[13] Syaidah, U., Suyadi, B., & Ani, H. M. (2018). Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Di
Sma Negeri Rambipuji Tahun Ajaran 2017/2018. JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 12(2), 185–191. https://doi.org/1 0.19184/jpe.v12i2.8316
[14] Tarihoran, E. (2019). Guru dalam pengajaran abad 21. Jurnal Kateketik Dan Pastoral, 4(1), 46–58. blob:http://e-
journal.stp-ipi.ac.id/393f7271-9934-4891-ab16-b6f5cf42a9a7
[15] Yunitasari, Esti., Triningsih, Alfiani., Pradanie, R. (2019). Analysis Of Mother Behavior Factor In Following
Program Of Breastfeeding Support Group In The Region Of Asemrowo Health Cen-Ter Surabaya. NurseLine
Journal, 4(2), 94–102.
[16] Zulham. (2017). Penerapan Teknologi Informasi Menentukan Keberhasilan Dunia Perusahaan Industri. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.