Anda di halaman 1dari 8

Nama : Tri Windianingsih

Nim : A1C318010

Kelas : Reguler A 2018

INTENSITAS MEDAN MAGNET

Intensitas medan magnet (H) merupakan besaran yang dipengaruhi oleh


medan magnet dan magnetisasi pada bahan.Pada materi sebelumnya telah dibahas
tentang magnetisasi. Dimana, magnetisasi ini ada kaitannya dengan arus ikad.
Arus ikad terbagi menjadi dua yaitu :

1. arus ikad dalam bahan (Jb) → Jb = ∇ × M


2. arus ikan dipermukaan bahan (Kb). → K b ×n^

Selanjutnya kita tinjau jika dalam bahan mengalir arus lain selain arus ini
atau arus bebas Jf, dimana arus ini dibangkit kan dari potensial luar. Sehingga,
total arus yang ada dalam arus yang ada dalam bahan : J = Jb + Jf

Hukum Ampere dalam bentuk dipergengsi :

∆ × B=μ0J

∆ × B=¿(Jb +Jf)

1
∆ × B= ∆ × M + JF
μ0

∆× ( μB −M )=JF
0

Pada rumus diatas ada hubungan antara medan magnet dengan


magnetisasi, hubungan antara medan magnet dengan magnetisasi itulah yang
disebut dengan intensitas medan magnet. Kenapa disebut dengan intensitas medan
magnet ? lihat bahwasanya tadi medan magnet yang kita berikan itu akan
berinteraksi dengan magnetisasi yang ada dalam bahan, dimana pada materi
sebelumnya telah dibahas bagaimana apabila kita berikan medan magnet luar
maka pada awalnya dia random ketika dia bergerak kearah kanan searah dengan
arah magnetisasinya maka otomatis ada torsi, ada pengaruh rotasi dari gaya yang
ada pada domain magnet tersebut. Sehingga otomatis medan magnet didalam
bahan ini bergantung juga kepada atau kuat dari intensitas medan magnet ini
berpengaruh kepada medan magnet eksternalnya dengan magnetisasi yang ada
didalam bahan, maka Kita simbolkan dengan H Intensitas medan magnet.

Maka : ∆ × H = JF Dimana : H = Intensitas medan Magnet

B
Dengan H = −M (Dalam bentuk difergengsi)
μ0

H . d⃗
∮⃗ H = Ifenc : Ifenc (Arus bebas yang ditutup loop amper)(Dalam Bentuk
integral)

Contoh Soal :

Suatu slinder dengan panjang tak hingga dengan jari-jari R, slinder ini
mempunyai magnetisasi yaitu M = Kr ^z

Dimana : k = konstanta

r = jarak dari pusat silinder

Tentukan lah :

a. Medan magnet didalam dan diluar silinder dengan menggunakan arus


ikad
b. Dengan menggunakan identitas medan magnet (Hukum amper) Lalu
cari nilai B nya
Penyelesaian :
a. Jb = ∆ × M → Mz=kr ^z
1 ∂ Mz ∂ Mφ ∂ Mr ∂ Mz 1 ∂ ∂ Mz
= [ r ∂ρ

ρz
r^ +] [
∂z

ρr
φ^ + ]
r ∂r [
( rMφ )−
∂φ
^z ]
∂ Mz
Jb = - φ^
ρr
∂ ( kr )
= φ^
∂r
Jb= - k φ^

Arus ikad Kb = M× n^ ( n^ = arah Normal)

Kb = Kr ^z × r^ (Permukaan di r=R)

Kb = KR φ^

Untuk mengatui medan magnet ∮B.dl = μ0

Ditinjau dari B yang diluar silinder = 0 karena I anc

B didalam silinder I anc = J. Area + K . Panjang

= J (R-r) L + kb.L

= -k L (R-r) + kRL

I anc = k L r

B. dl⃗ = μ0 I anc
∮⃗ dl⃗ → ⃗z .

BL ⃗z . = μ0 k r L

B = μ0 k r ⃗z. →(medan magnet didalam silinder0

b. ∮H.dl = Ifenc
∮H.dl = 0
B
H=0→ −M =0
μ0
B = μ0 M
Diluar silinder B = 0
Didalam silinder B = μ0 k r ⃗z.

Tentu dengan menggunakan hukum amper untuk kuat arus identitas medan
magnet lebih mudah.
BAHAN MAGNET LINEAR

Pada materi sebelumnya telah dibahas bagaimana paramagnet dan


diamagnet, Ingat bahwasanya medan magnet atau magnetisasi itu muncul karena
ada medan magnet eksternalnya. Jika, medan magnet eksternal dihilangkan maka
magnetisasinya juga akan hilang. Akan tetapi, hilangnya tidak serta merta
langsung hilang. Maka dapat kita tulis medan magnet atau magnetisasi berbanding
lurus dengan medan magnet eksternalnya (M↔ B ¿.

Maka dapat ditulis dalam persamaan :

P = ε 0 λ E (Polarisasi sejajar dengan medan magnet luar)


E

1
M= λ B ( λ m= suseptubilitas magnet bergantung pada bahan)
μ0 m

M = λ m H (dalam suseptubilitas biasnya nilai negatif menunjukkan suatu


material yang diamagnet jika positif maka paramagnet )

Hubungan antara magnetisasi dengan identitas medan magnet kita tulis


dengan persamaan :

B = μ0(H + M)

B = μ0 H ( 1 + λ m)

Atau atau dapat ditulis dengan :

B=μ⃗
⃗ H

Dimana μ=μ 0 ( 1 + λ m ¿

Keterangan : μ = permiabiltas bahan

μ0 = permiabilitas ruang hampa


Pada bahan bersifat linear kita akan dapatkan nantinya arus terikat sebanding
dengan arus bebas ( Jb Jf ). Untuk perbandingannya dapat ditulis
dengan persamaan :

Jb = ∇ × M = ∇ × λ m H ( Rotasi H = arus bebas )

Jb = ( ∇ × H ) λ m

Jb = λ mJf

Arus pada bahan yang bersifat linear sebanding dengan arus bebasnya. Jika,
nantinya arus bebas nya tidak ada maka otomatis arus ikadnya bernilai 0.

 Kurva Histerisis
Kurva histerisis merupakan kurva yang menjelaskan bagaimana
sejarah magnetisasi dalam bahan

Perbedaan peromagnet dan paramagnet. Untuk paromagnet ketika kita


berikan medan magnet eksternal maka domain magnetnya akan mudah
terorientasi sejajar dengan medan magnet eksternal tadi. Lalu, ketika medan
magnet eksternal dilepaskan untuk bahan peromagnet maka domain magnetnya
akan tetap. Sehingga, tercipta suatu medan magnet permanen. Sedangkan untuk
paramagnet apabila medan magnet eksternalnya dihilangkan maka domain
magnetnya kembali random atau orientasinya random. Contoh dari paramagnet
adalah besi.

 Hubungan domain magnet dengan kurva histerisis

Jika kita lihat secara mikroskopis setiap material itu mempunyai domain
magnet dan setiap domain magnet mempunyai dinding domain. Domain magnet
untuk bahan peromagnetik jika kita berikan medan magnet luar maka akan mudan
terorientasi searah dengan medan magnet eksternal.Jika kita lepas medan magnet
eksternalnya secara perlahan maka orientasinya tidak berubah. Kasus seperti ini
ketika domain magnetnya sudah terorientasi maka itulah yang disebut dengan
magnet permanen.
Suatu bahan peromagnetik seperti ini bisa kita ubah menjadi bahan
nonmagnetik. Dengan cara merusak dinding domain, cara merusak dinding
domainnya dengan meningkatkan suhu, dipanaskan-dipanaskan hingga mencapai
suatu titik maksimum hingga dinding domain rusak atau hancur. Titik maksimum
disebut dengan titik curiepoint. Proses perubahan dinding domain magnet ini
menjadi bahan nonmagnetik dapat dijelaskan dengan kurva histerisis. Dari kurva
histerisis dapat kita bedakan mana bahan yang softmagnetik dan hardmagnetik.

Softmagnetik adalah bahan yang mudah dimagnetisasi dan memiliki


kuersifitas yang rendah.Sedangkan, hardmagnetik kebalikan dari
softmagnetik.Kuersifitas (HC) adalah besarnya identifitas medan magnet yang
dibutuhkan untuk mengubah magnetisasi, sehingga menjadi 0 kembali.Sedangkan
magnetisasi saturasi adalah besarnya magnetisasi maksimum yang dicapai pada
saat seluruh domain magnetnya sudah sejajar dengan medan magnet eksternalnya.
Sedangkan, medan magnet permanen disebut dengan magnetisasi residu sisa atau
permanen dari material setelah medan magnet eksternal kita hilangkan.

ELKTRODINAMIKA

 Induksi Elektromagnetik

Hukum apa yang terkenal dengan induksi magnetik yaitu : Hukum


Faraday.faraday melakukan eksperimen pada tahun 1831. Eksperimen pertama
yang akan dilakukan oleh Faraday adalah membangkitkan suatu medan magnet
seragam, Faraday mempunyai suatu rangkaian listrik yang hanya terdiri dari
resistor. Eksperimen yang dilakukan adalah mencoba untuk menggerakkan
kumparan atau loop keluar kearah kanan. Apa yang didapatkan yaitu muncul arus
listrik. Namun yang menjadi kendala adalah ketika kumpuran ini telah berada
diluar jangkaun magnetnya tidak ada arusnya lagi.

Eksperimen kedua yang dilakukan oleh Faraday adalah mencoba


kumparannya didiamkan dan medan magnet yang digerakkan, Dan ternyata
apabila digerakkan kekiri maka mendapat kan arus yang sama atau searah jarum
jam. Namun ketika medan magnet diberhentikan tidak ada arus yang muncul, nah
sekarang medan magnetnya digerakkan kekanan yang terjadi arusnya berlawanan.
Disini, Faraday mulai melihat adanya pengaruh gerak relatif antara sumber
magnet dengan kumpuran. Padahal pada tahun 1831 sudah ada tentunya konsep
relatifitas pada zaman Galileo hanya saja relatifitas gelombang elektromagnetik
belum ada.

Eksperimen ketiga yang dilakukan oleh Faraday adalah kedua medan magnet
diam dan kumparan diam sehingga tidak ada gerak relatif antara kumparan dan
medan magnet. Tentu apabila sama-sama diam maka tidak ada arus listrik. Nah
sekarang pada eksperimen ketiga Faraday mencoba mengubah-ubah medan
magnetnya diperbesar lalu diperkecil dan diperbesar. Dan yang terjadi ketika
diperbesar arusnya muncul kekanan dan ketika diperkecil maka arus kembali
keawal. Ketika gerak relatif antara medan magnet atau sumber magnet dengan
kumparan itu ditiadakan namun dengan cara mengubah-ubah medan magnet maka
tetap muncul arus listrik. Artinya muncul suatu beda potensial dikumpuran.
Kenapa muncul arus listrik? Jelas karena ada beda potensial, yang mana beda
potensial yang muncul akibat adanya perubahan medan magnet itu disebut dengan
GGL Induksi (ε ). Dengan persamaan :

dϕB
Ggl Induksi (ε ).= - ( Tanda negatif menandai adanya hukum lanz)
dt

Hukum Lanz menyatakan arah arus induksi sedemikian rupa sehingga medan
magnet induksi melawan perubahan fluks sumber.

Fluks magnet adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus bidang
atau peermukaannya.

 Hubungan medan magnet induksi dengan medan listrik induks


dϕB
ε= -
dt

Identik dengan beda potensia (v) = ∮E. dl⃗


ε = ∮E. dl⃗ = -
dt
E
Teorema stokes : hubungan antara integral permukaan dengan integral garis ∮⃗
dl⃗ =∬(⃗∇ ×⃗E ). d⃗a

∂⃗
B
Disubstitusi nilai rotasi ∬(⃗
∇ ×⃗
E ). d⃗a = -∬ d⃗a
∂t

⃗ ∂⃗
B
∇ ×⃗
E= (Bentuk diperensial dari hukum faraday)
∂t

Contoh soal :

Sebuah kumparan berbentuk kumparan jari-jari R dan mempunyai medan


magnet yang merupakan fungsi waktu itu artinya medan magnetnya nya berubah.
Berapakah medan listrik yang diinduksi disekitar medan magnet Einduksi ?

Penyelesaian :


ε =¿ - = ∮E.dl
dt

d
- (BA) = E (2 πr ¿
dt

d
- B ¿ ) = E (2 πr ¿
dt

r⃗ dB
E=-
⃗ φ^
2 dt

Anda mungkin juga menyukai