Anda di halaman 1dari 21

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

(TPACK) DALAM RENCANA PELAKSANAAN


PEMBELAJARAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan

Oleh:
DESY TRI PERMATASARI
A510170094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021

1
HALAMAN PERSETUJUAN

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE


(TPACK) DALAM RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

DESY TRI PERMATASARI


A510170094

Telah diperiksa dan disetujui untuk di uji oleh:

Dosen
pembimbing

2 i
ii
3
4
TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPACK)
DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan Pengetahuan Guru mengenai
Technological Pedagogial Content Knowledge (TPACK) (2) Mendeskripsikan
konten Technological Pedagogial Content Knowledge (TPACK) yang terdapat
dalam RPP dan (3) Mendeskripsikan konten Technological Pedagogial Content
Knowledge (TPACK) pada pembelajaran sebelum pandemi dan saat pandemi
yang terdapat dalam RPP. Metode penelitian yaitu menggunakan penelitian
kualitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan
wawancara, serta pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi teknik
dan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) guru SDIT Al-
Firdaus Purwodadi telah mengetahui pemahaman tentang TPACK dengan
menggabungkan teknologi sesuai kebutuhan kedalam pembelajaran meskipun
belum optimal dan perlu adanya pengembangan. Hal ini dibuktikan dengan
jawaban dari hasil wawancara dan keseimbangan guru dalam mendesain rencana
pelaksanaan pembelajaran seperti penggunaan media berbasis TIK dan non TIK
serta memanfaatkan penggunaan internet (2) konten TPACK yang terdapat dalam
RPP dapat dikatakan baik, meskipun belum optimal terbukti guru mampu
menggabungkan penggunaan teknologi informasi, pemilihan sumber belajar,
pendekatan, metode pembelajaran yang bervariasi dalam mendesain
pembelajaran; dan (3) konten TPACK pada RPP saat pandemi dalam
pengintegrasian teknologi berbasis TIK dan nonTIK lebih mengalami kemajuan,
seperti pemanfaatan penggunaan internet, aplikasi zoom meeting, whatsapp grub,
learning management system, classroom dalam pembelajaran karena berbasis
daring. Sedangkan, RPP sebelum pandemi guru hanya memanfaatkan teknologi
seperti penggunaan media slide powerpoint, pemaparan video visual, kartu
bergambar, media picture, dan tidak hanya menggunakan Buku pegangan saja
Kata Kunci: Kompetensi Guru, TPACK, RPP

Abstrack
This research aims to (1) describe teacher knowledge regarding Technological
Pedagogial Content Knowledge (TPACK) (2) describe Technological Pedagogial
Content Knowledge (TPACK) content contained in lesson plans and (3) describe
Technological Pedagogial Content Knowledge (TPACK) content in prior
learning. pandemic and during a pandemic contained in the RPP. The research
method is using descriptive qualitative research and data collection techniques in
the form of documentation and interviews, as well as checking the validity of the
data using technical triangulation and source triangulation. The results showed

1
that: (1) SDIT Al-Firdaus Purwodadi teachers already knew the understanding of
TPACK by incorporating technology as needed into learning even though it was
not optimal and needed development. This is evidenced by the answers from
interviews and the balance of the teacher in designing learning implementation
plans such as the use of ICT-based and non-ICT-based media and utilizing the use
of the internet (2) the TPACK content contained in the lesson plans can be said to
be good, although it has not been optimally proven that teachers are able to
combine the use of technology information, selection of learning resources,
approaches, varied learning methods in designing learning; and (3) TPACK
content in lesson plans during a pandemic in integrating ICT-based and non-ICT-
based technologies is more advanced, such as the use of the internet, zoom
meeting applications, whatsapp grub, learning management systems, classrooms
in learning because they are online-based. Meanwhile, before the pandemic, the
teacher's lesson plans only used technology such as the use of powerpoint slides,
visual video presentations, picture cards, picture media, and not only handbooks.
Keywords: Teacher Competence, TPACK, RPP

1. PENDAHULUAN
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari peran guru ketika menyiapkan
rancangan permbelajaran, agar mencapai tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan. Seorang pendidik merupakah aspek penentu keberhasilan dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini selaras dengan pernyataan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, bahwasannya setiap guru pada satuan
pendidik diwajibkan mendesain RPP dengan terstruktur dan lengkap agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, efesien, menggembirakan, memiliki
nilai yang menantang, inspiratif, smemberikan dorongan kepada peserta didik
agar terlibat secara aktif, kreativitas, memberikan ruang, dan mampu
menumbuhkan rasa mandiri sesuai dengan bakat, perkembangan psikologis dan
fisik peserta didik (Permendikbud 2016). Oleh karena itu, salah satu perencanaan
sebelum pembelajaran yang terpenting bagi guru yaitu berkaitan dengan penyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Seorang pendidik diwajibkan mampu
merencanakan atau menyiapkan pembelajaran sebelum proses pembelajaran
direalisasikan dengan rencana yang terstruktur dan baik, dengan begitu proses
pembelajaran akan berjalan dengan terprogram.
Perubahan dunia abad 21 ditandai melalui pemanfaat teknologi informasi
dan komunikasi dalam sisi kehidupan, tidak lain halnya dalam kegiatan belajar

2
mengajar, sekolah dituntut mampu menyeimbangkan tuntutan zaman era milenial
dengan tujuan membiasakan peserta didik dalam kecakapan hidup pada abad 21.
Sejalan dengan hal tersebut, perubahan dunia yang sedemikian cepat
mengharapkan praktikan Pendidikan harus mengalami suatu perubahan tersebut.
(Marzano, R. J & Heflebower 2012:34) dalam bukunya yang berjudul “Teaching
& Assessing 21st Century Skills” menjelaskan bahwasaanya terdapat tiga aspek
yang perlu dimiliki oleh pendidik yaitu: 1) Keterampilan media, informasi dan
teknologi, 2) Keterampilan Pembelajaran dan Inovasi, 3) Kecakapan Hidup dan
Karier. Dimasa tahun 2009, terdapar laporan berjudul “Learning for the 21st
Century” mempublikasikan “Framework for 21st Century Learning” yang
menyatakan mengenai 4 bidang ataupun kompetensi yang wajib dimiliki oleh
peserta didik yaitu “1) learning and innovative skills, 2) life and career skills, 3)
core subject and 21st century themes, and 4) information, media and technology
skills” (Marzano, R. J & Heflebower 2012:4-5). Pada ke-4 kompetensi yang sudah
disebutkan merupakan kerangka pembelajaran abad 21 mengupayakan bagaimana
praktik pendidikan harus menyelaraskan dengan tuntutan zaman.

Berkaitan dengan semua itu, tantangan besar untuk dunia pendidikan


indonesia terutama pada sekolah dan guru adalah mengemas penguasaan media
ataupun teknologi (literacy media and tehnology) untuk mendorong peningkatan
pembelajaran pada Pendidikan tersebut. Mengenai konteks global juga
berkembangnya suatu pola peningkatan kompetensi guru yakni sering dikenal
dengan istilah Technological Pedagogial Content Knowledge atau “TPACK”
secara garis besar, seorang pendidik wajib mempunyai ketrampilan yang
komperehensif serta pengetahuan yang banyak dan holistik mengenai materi atau
konten, imu atau pedagogik beserta memelihara teknologi dalam pembelajaran.
Kesalahan yang begitu umum terjadi kurangnya pemahaman pendidik dalam
mengintegrasikan teknologi, pedagogik dan konten atau materi pengetahuan
dalam mempersiapkan pembelajarannya, salah satunya tidak memfaatkan media
baik itu tradisonal maupun modern sebagai alat pembantu untuk menyampaikan
sebuah materi ajar untuk menerapkan konsep dalam pembelajaran dengan peserta

3
didik. Sehingga pembelajaran di abad 21 ini menjadi kurang dan hanya
berorientasi pada kemampuan guru menyampaikan materi secara satu arah.

Trainer dan Eindhoven University of Technology, Harry van de Wouw


menyatakan bahwasannya sistemarika pembelajaran yang dilaksanakan didalam
kelas sepanjang waktu terkesan menjadi satu arah, peserta didik sekedar
mendengarkan apa yang dipaparkan oleh guru. Apabila diamati melslui piramida
pembelajaran seorang peserts didik akan susah mengingat mengenai apapun yang
sedang dipelajari sebelumnya. Ketika kegiatan belajar mengajar lebih banyak
mendengarkan penjelasan guru (BPH UMY 2010). Seharusnya seorang guru
mampu merencanakan model pembelajaran yang uptodate, yaitu menggabungkan
3 aspek utama seperti pengetahuan pedagogi, konten, dan teknologi dalam
pembelajarannya. Penelitian yang dilakukan oleh (Doering, A. et al. 2009)
menjelaskan bahwa pengintegrasian TPACK dapat meningkatkan kompetensi
pedagogis, konten dan teknologi serta meningkatkan kepercayaan diri guru dalam
mendesain pembelajaran. Seorang pendidik wajib memiliki pengetahuan
mengenai TPACK sebab akan berpengaruh dengan cara mengajarkan suatu
konten. Cara mengajar seorang guru dapat diperhatikan melalui kemampuannya
merencanakan perangkat pembelajaran yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Menurut Setyawanto (2013) bahwa merencanakan pembelajaran adalah
proses dimana pengambilan ketentuan hasil berpikir dengan realistis serta
pragmatis mengenai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan penelitian Sholihah (2016) apabila seorang pendidik


menpunyai TPACK yang baik maka, guru tersebut mampu mengembangkan
kemampuannya dalam merancang RPP yang sebanding pula. RPP berfungsi
secara langsung dalam kemampuan TPACK, sebab dapat memberikan dampak
pada cara ataupun strategi pembelajaran yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu,
peneliti merasa terdorong dalam melakukan penelitian berfokus pada dokumen
RPP SDIT Al-Firdaus yang ditinjau dari Technological Pedagogical Content
Knowledge, bahwasanya desain pembelajaran yang dipersiapkan sebelum proses

4
pembelajaran akan berdampak dalam kebermaknaan proses pembelajaran itu
sendiri.

2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Wijayanti menyatakan
bahwa metode kualitatif adalah metode yang berfungsi untuk memperoleh data
secara ilmiah dan komprehensif yang sesuai dengan data yang telah diperoleh
sehingga tidak ada rekayasa karena tidak ada variabel yang memikat (Nofrion et
al. 2012). Sedangkan menurut Nasution (2003:23) mengatakan bahwa “penelitian
deskriptif itu lebih spesifik apabila memusatkan perhatian kepada komponen
tertentu serta sering menggambarkan hubungan anatara variabel”.
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai metode deskriptif, dengan
permasalahan yang terjadi dimasa sekarang, peneliti ingin menggunakan metode
deskriptif sebagai sarana memecahkan permasalah yang terjadi. Melalui metode
deskriptif ini diharapkan peneliti dapat memberikan gambaran yang sesuai dan
tepat mengenai Technological Pedagogical Content and Knowledge pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SDIT Al-Firdaus Purwodadi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni metode dokumentasi dan
wawancara. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian menggunakan
triangulasi teknik serta triangulasi sumber. Teknik triangukasi, penelitian
menggunakan teknik studi dokumen. Sedangkan teknik sumber pada penelitian
ini, dilakukan wawancara dengan guru kelas I sampai kelas VI. Teknik analisis
data menggunakan metode penelitian kualitatif non interaktif inquiry sering
dikenal dengan sebutan penelitian analisis, kemudian peneliti mengadakan kajian
berdasarkan analisis dokumen dengan model Miles dan Huberman melalui
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

3.HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Pemahaman Guru Terhadap Technological Pedagogical and
Content and Knowledge

Berdasarkan wawancara Pada aspek Technological Knowledge (TK) yang


diintegrasikan ke dalam pembelajaran antar guru kelas rendah dan kelas tinggi

5
memiliki perbedaan pemahaman pengemasan teknologi, hal ini ditunjukkan
bahwa guru kelas rendah hanya menggunakan teknologi non TIK seperti buku,
teks bacaan dan video pembelajaran tidak ada perkembangan teknologi berbasis
internet. Sedangkan guru kelas atas selain menggunakan buku pegangan, teks
cerita, serta media yang ada disekitar dialih fungsikan sebagai penunjang
pembelajaran serta guru sudah mampu menggabungkan media TIK seperti
pemanfaatan software, pembuatan video pembelajaran, aplikasi Microsoft word,
powerpoitndan dan platform yang memanfaatkan akses internet. Pentingnya guru
harus melek kompetensi ini dibutktiakan oleh hasil penelitian Copriady (2014)
menunjukkan bahwa kompetensi guru merupak suatu pilar di dalam mencapai
keberhasilan pembelajaran, memeberikan motivasi mereka untuk belajar dan
memberikan umpan baik yang nyata di dalam proses pembelajaran. Sehingga guru
harus senantiasa mengasah kepribadiannya serta aktif dalam pemanfaatan
teknologi sesuai perkembangan zaman. Dengan kondisi demikian seorang guru
wajib lebih pinar, memilih atau mendesau media pembelajaran sehingga fungsi
teknologi informasi sebagai alat bantu pembelajaran memang memiliki ke
efektifan yang baik.

Secara umum guru menyatakan technological pedagogical content


knowledge adalah kemampuan yang dimiliki dalam diri pendidik berhubungan
dengan pedagogik (hubungan timbal balik atau interaksi kepada siswa ketika guru
memberikan pembelajaran dikelas), konten (tentang materi yang akan
dibelajarkan), dan penerapan teknologi dalam pembelajaran secara efektif. Hal ini
sejalan dengan konsep TPACK punya Koehler and Mishra (2006) bahwa TPACK
adalah pengetahuan mengenai interaksi yang kompleks dan memiliki domain
prinsip pengetahuan (konten, teknologi, pedagogi). Sehingga guru diharapkan
memiliki pengetahuan mengenai interaksi kompleks antara 3 komponen dasar
yang meliputi: content knowledge, pedagogical knowledge dan technological
knowledge dengan cara mengajarkan content dan menerapkan metode teknologi
dan pedagogik yang tepat. Dengan adanya kolaborasi antara pengetahuan guru
terkait TPACK dalam mendesain pembelajaran diharapkan pembelajaran lebih
bermakna dan efektif. (Harris and Hofer, 2011) mengungkapkan bahwa “TPACK

6
yang dimiliki guru akan tampak dari penyusunan perangkat pembelajaran”. Hal
ini dikarenakan TPACK menggambarkan pengetahuan esensial yang mampu
dianalisis dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang disusunnya.

3.2 Konten Technological Pedagogical and Content Knowledge pada


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Landasan dari konsep TPACK lebih menitik beratkan keterkaitan antara materi
pelajaran, teknologi dan pedagogi (Harris and Koehler 2009). Analisis TPACK
dapat dibagi menjadi 7 aspek yaitu:

3.2.1Technological Knowledge (TK)

Pengetahuan teknologi adalah pengetahuan mengenai beranekaragam


teknologi low (terendah) hingga teknologi terbarukan semacam teknologi digital.
Lebih baik ketika menggunakan teknologi disesuaikan dengan perkembangan
kondisi ataupun berkembang secara berlanjut/ berkesinambungan. Technological
knowledge melingkupi pengetahuan terkait penggunakan hardware maupun
sofeware komputer maupun teknologi berhubungan dengan pendidikan.
Technological knowledge berkaitan dengan kemampuan mempelajari teknologi
terbaru dan beradaptasi. Oleh sebab itu, kemampuan tersebut hendaklah dimiliki
untuk mengimbangi perkembangan dan perubahan teknologi yang terus
mengalami perubahan (Suyamto and Masykuri 2020).

Berdasarkan penggunaan Teknologi Informasi dan Konmunikasi sebagai


sumber dan media pembelajaran. Hasil analisis kemampuan TK pada RPP 1 sudah
mencantumkan teknologi berbasis TIK yaitu video visual, namun, fungsinya tidak
dijelaskan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga hanya memanfaatkan teknologi
non TIK seperti kartu bergambar “kata ajakan” dan teks cerita “keberagaman
kegemaran dalam keluarga”. Sama halnya dengan RPP 3 dan 4 baru
menggunakan teknologi non TIK atau teknologi standar, seperti buku guru/siswa,
media gambar “macam-macam sumber energi”, gambar hasil karya seni hias,
spidol/pensil warna, gambar grafik batang dan media biji-bijian.

7
Pada RPP 2, 5, 6 sudah mencantumkan teknologi berbasis TIK atau
teknologi lebih maju seperti penggunaan media slide power point, video visual
“gerakan tari dengan properti”, pemanfaatan perangkat lunak seperti lcd, laptop,
proyektor, serta teknologi non TIK seperti buku guru/siswa, media untuk
melakukan percobaan (gelas, air, garam).

Pada RPP 7, 8, 9, 10, 11, 12 penggunaan TK mengalami perbedaan karena


pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan) selain menggunakan
teknologi non TIK seperti buku tema, teks bacaan tentang materi, guru juga
memanfaatkan fasilitas internet dan platform classroom, aplikasi zoom meeting,
whatsapp grup, slide power point, Handphone/ Laptop. Sehingga sifat TK seiring
waktu mengalami perubahan terlihat dari integrasi teknologi yang guru gunakan
pada RPP sebelum pandemi dan saat pandemi, guru diharapkan memiliki rasa
untuk selalu belajar dan mudah berkenalan dengan teknologi baru. Menurut
Mishra dan Koehler dalam (Suryawati: 2014) seiring berkemabngnya zaman
teknologi akan mengalami pergeseran. oleh karenanya, keahlian untuk belajar
dengan teknologi yang baru serta beradaptasi ialah suatu hal yang wajib
dilakukan.

3.2.2 Content Knowledge (CK)

Content Knowledge merupakan “pengetahuan mengenai konten pelajaran


sesungguhnya yang harus diajarkan ataupun ditekuni” (Koehler and Mishra 2006).
Sedangkan menurut Shulman (1986) adalah pengetahuan yang berkaitan
mengenai gagasan, teori, konsep, dinamika kerja, pemahaman berhubungan
dengan praktik, serta pembuktian dan pendekatan demi membangun pengetahuan
tersebut.

Berdasarkan pengetahuan konten yang ditemukan pada RPP 1,2,3,4,5, dan


6 guru sudah mencantumkan pengetahuan materi yang dibelajarkan sesuai dengan
kompetensi dasar. Sedangkan pada RPP 7,8,9,10,11, dan 12 guru tidak
mencantumkan materi atau melampirkan materi, namun pada RPP 7,8,9,10,11,
dan 12 muatan materi yang diajarkan pada kegiatan pembelajaran sudah sesuai

8
dengan tujuan yang dicantumkan oleh guru. RPP dikatakan baik apabila
melampirkan materi yang nantinya akan dipaparkan pada saat pembelajaran.
Pernyataan tersebut didukung oleh shulman (dalam Agustina 2015) bahwasannya
kemampuan Content Knowledge adalah pemahaman guru pada saat memahami
konsep isi dari suatu materi. Ketika melaksanakan proses pembelajaran
pemahaman materi inilah yang perlu dimiliki oleh pendidik. Hal ini bertujuan
pada saat pembelajaran berlangsung pendidik mampu memaparkan materi lebih
terorganisir dan baik.

3.2.3 Pedagogical Knowledge (PK)

Pengetahuan pedagogik menurut Shulman (dalam Schmidt et al. 2011)


adalah proses mengajar yang melibatkan cara guru dalam mengkondisikan kelas,
mengembangkan rencana pembelajaran, memberikan penilaian dan proses belajar
siswa. PK dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 mengenai Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan seperti kompetensi
pedagogis yakni keahlian seorang pendidik pada saat mengorganisasikan
pembelajaran meliputi; perencanaan, implementasi pembelajaran, pemahaman
terhadap siswa, dan terakhir penilian hasil belajar.

Berdasarkan pengetahuan pedagogik yang ditemukan pada RPP 1,2,3,4,5,


dan 6 guru sudah mencantumkan pendekatan pembelajaran, kesanggupan dalam
menggunakan metode ataupun model pembelajaran. Secara umum sudah mampu
memilih dan mengkolaborasikan berbagai metode secara bervariasi. Sedangkan
pada RPP 7,8,9,10,11, dan 12 guru tidak mencantumkan pendekatan, metode
ataupun model pembelajaran, karena format RPP yang digunakan hanya 1 lembar,
yang berisikan 3 komponen inti, meskipun demikian dalam kegiatan pembelajaran
guru mampu menerapkan kegiatan 5M seperti karakteristik dari pendekatan
saintifik.

Menurut Rusman dalam (Maulina, Puspita, and Usman: 2018) kegiatan


belajar mengajar yang menerapkan pendekatan saintifik dipergunakan pada
Kurikulum 2013. Telah dikemas sedemikian rupa memberikan ruang kepada

9
peserta didik agar berperan aktif dalam ketetapan serta prinsip yang telah
ditemukannya dengan tahapan mengkontruksi konsep, mengamati, menanya atau
menyusun permasalahan, mengajukan hipotesis atau mencoba, mengumpulkan
data atau menalar, mengkomunikasi konsep. Sehingga dalam pendekatan saitifik
Langkah ini dikenal dengan sebutan 5M. Keberhasilan dalam kegiatan belajar
mengajar dapat dinilai melalui berbagai macam cara yang diaplikasikan ke dalam
praktik mengajar (Sugiyono, 2006:25) karena dengan banyaknya cara yang
dipraktikkan didalam mengajar, maka semakin banyak ilmu yang akan keluar.
Cara yang dimaksudkan yakni metode pembelajaran. Setiap peserta didik
mendambakan pembelajarang yang memiliki kebermaknaan dan tentunya
menyenangkan khususnya di sekolah dasar (Rahmawati, Magrifiani Utami, and
Malika Dian Ayu Noviati 2019).

3.2.4 Technological Content Knowledge (TCK)

Pengetahuan konten teknologi adalah pengetahuan mengenai hubungan


timbal balik antara teknologi dan konten (Koehler and Mishra 2006). Pengetahuab
dalam konteks ini mengajak pendidik untuk senantiasa mengerti pemanfaatan
teknologi agar merubah cara pandang dalam memaknai konsep pada materi
tertentu (Schmidt et al. 2009). TCK mempresentasukan pengetahuan adanya
hubungan timbal balik antara teknologi dan konten. Teknologi memiliki pengaruh
pada apa yang dikenalkan dan diketahui atas hal baru. Kemudian akan
memberikan dampak metode pada seorang pendidik dalam menyampaikan
content (materi) dengan cara berbeda dari sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisisa yang sudah dilakukan peneliti pada 12 RPP


sudah mampu menggambarkan kemampuan pengetahuan guru yang berkaitan
dengan hubungan timbal balik antara teknologi dan konten secara beragam. Serta
dapat mengemas materi pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas internet. Hal
ini dibuktikan pada RPP 7,8,9,10,11,dan 12. Sedangkan pada RPP 1,2,3,4,5, dan 6
guru hanya memanfaatkan teknologi seperti penggunaan buku tema atau buku
pegangan, teks cerita, sebagai pengantar materi karena dirasa lebih rasional. Maka
dari itu, perlunya penambahan fasilitas seperti mengikuti pelatihan yang bertujuan

10
mengoptimalkan kompetensi seorang guru, ketika menyampaikan materi dengan
menggabungkan TIK khususnya pada kegiatan belajar mengjar, baik seperti
kesadaran diri dari guru untuk belajar mandiri ataupun pelatihan yang difasilitasi
dari pihak sekolah serta berdiskusi dengan teman sejawat.

3.2.5 Pedagogical Content Knowledge (PCK)

Pengetahuan konten pedagogi yakni pengetahuan pedagogi yang berkaitan


dalam pengajaran konten yang berkarakteristik. Pengetahuan ini memberikan
pemahaman mengenai elemen materi (content) dapat dirancang dalam
pembelajaran yang optimal dan mengetahui pendekatan apa yang sesuai untuk
proses pengajaran (Koehler and Mishra 2006). Berdasarkan pengetahuan konten
pedagogi yang ditemukan pada ke-12 RPP semua pembelajaran sudah berbasis
saintifik dan mengembangkan aktivitas siswa, guru mampu menyampaikan
orientasi pembelajaran, dan mengevaluasi, seperti mencantumkan penilaian yang
terbagi menjadi 3 ranah yaitu (1) afektif (2) kognitif (3) psikomotorik, namun
untuk penilaian RPP 7,8,9,10,11,12 guru hanya mencantumkan penilaian secara
tertulis tidak disertai rubrik yang jelas. Shulman (1986) menyatakan kemampuan
PCK begitu penting dimiliki oleh seorang guru. Rencana pelaksanaan
pembelajaran dikatakan baik, apabila didalamnya mengandung PCK. Hal ini
sejalan dengan pendapat Sukadi (2015:38) bahwa gambaran dari PCK adalah hasil
perkumpulan antara content knowledge (pengetahuan materi ajar) dan
pedagogical knowledge (pengetahuan cara mendidik) yang berdampingan menjadi
satu untuk dimiliki seorang guru.

3.2.6 Technological Pedagogical Knowledge (TPK)

Pengetahuan teknologi pedagogi yakni pengetahuan mengenai bagaimana


pengelolaah teknologi mampu dimanfaatkan didalam pengajaran, serta
penggunaan teknologi tersebut merubah cara guru dalam mengajar (Schmidt et al.
2009). TPK bermula ketika adanya sangkut paut atau timbal balik antara teknologi
dengan pedagogi. Pemahaman memungkinkan guru dalam pemilihan pendekatan
pedagogi tertentu dan media yang tepat berdasarkan kelayakan, serta membawa

11
guru dalam mempelajari penggunaan teknologi yang cocok untuk mencapai
tujuan pedagogi. Teknologi mampu memberikan wawasan baru dalam
penggunaan metode pada saat proses mengajar dan memudahkan pengaplikasian
dalam pembelajaran. Salah satu contohnya pembelajaran dengan tatanan online
learning yang diakibatkan dari adanya kebutuhan dan perkembangan masyarakat,
seorang guru diharapkan mampu untuk menjadu pengajar lebih kreatif dan
inovatif

Berdasarkan hasil pengetahuan teknologi dan pedagogi yang ditemukan


pada RPP 1,2,3,4,5, dan 6 guru mengkolaborasikan media berbasis TIK dan
nonTIK dalam menyampaikan pembelajaran seperti penggunaan slide bergambar
power point, video visual, buku, kartu bergambar, teks bacaan, papan teks lagu,
media biji-bijian, media untuk melakukan percobaan (gelas,air,garam). Sedangkan
pada RPP 7,8,9,10,11, dan 12 guru menggunakan fasilitas internet lebih aktif
karena pembelajaran dilakukan secara daring sehingga pembelajaran dilakukan
melalui zoom meeting, diskusi pada grub whatsapp, learning management system
classroom, dan penyampaian materi berupa soft file word yang di kirim melalui
whatsapp grub, classroom.

3.2.7Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)

Pengetahuan teknologi pedagogik konten merupakan pemahaman yang


diperlukan oleh seorang pendidik untuk menggabungkan teknologi ke dalam
pengajaran topik materi khusus, hingga menjadikan suatu kesatuan yang utuh.
Seorang pendidik sebisa mungkin harus memiliki pengetahuan yang intuitif
(tanggap) terhadap interaksi antara tiga aspek dasar pengetahuan yaitu CK, PK,
TK. Melalui cara mengajarkan content tertentu menggunakan teknologi dan
metode pedagogi yang tepat (Schmidt et al. 2009). TPACK mensyaraktkan
terjadinya kombinasi dan multi interaski antar komponen yaitu pedagogi, matetri
dan teknologi yang sinergis maupun unik berlandaskan TIK. Berdasarkan hasi
pengetahuan teknologi pedagogik konten yang ditemukan pada RPP 1,2,3,4,5, dan
6 guru sudah mengkolaboasikan teknologi berbasis TIK dan nonTIK dalam
pembelajaran. Setiap muatan pembelajaran menggunakan powerpoint, lcd,

12
proyektor, video visual, dan nonTIK yaitu buku siswa/guru, kartu bergambar dan
pensil/ spidol. Sedangkan pada RPP 7, 8, 9, 10, 11, 12 guru mengintegrasikan
teknologi berbasis TIK seperti penggunaan internet, google classroom, whatsapp
grub, zoom meeting sebagai alat penghubung pembelajaran, namun untuk
kesuaian materi masih belum bisa dinilai secara faktual karena tidak tertera dalam
RPP. Teknologi nonTIK yang digunakan sebagai perangkat pendukung
pembelajaran hanyalah buku tema/buku JSIT.

3.3 Perbandingan Konten TPAK pada RPP Sebelum Pandemi dan Saat
Pandemi

Perkembangan teknologi pendidikan memngalami pertumbuhan ke arah


pemecahan dalam permasalaha belajar pada awal tahun 2006, kerangka berpikir
tersebut diorientasikan untuk memaparkan teknologi pendidikan agar mampu
mengatasi permasalhan belajar secara lebih terkendali dan terarah (Raiser and
Gagne 2008). Dewasa ini, teknologi pendidikan bisa dikatakan menjadi suatu
proses yang terstruktur (sistematis) terhadap pemecahan permasalah pada
pembelajaran (Miarso 2004). Secara umum seorang pendidik baru menyadari
akan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran atau pendidikan,
tetapi belum berusaha dalam mengimplementasikannya (Warsito 2009).

Dewasa ini, di berbagai negara seorang ilmuan ataupun peneliti sudah


mepublikasikan hasil risetnya mengenai “TPACK” sebagai bentuk upaya untuk
mengoptimalkan kompetensi seorang pendidik. Hal ini sejalan dengan penelitian
Baran. E, Chuang, H.H, dan Thompson, A (2011) yang berjudul “TPACK: An
Emerging Research And Development Tool For Teacher Educators”. Baran dkk
menyatakan TPACK sebagai cara maupun alat yang efektif untuk menggali
kapabilitas pengajar perihal penggunaan maupun penguasaan teknologi pada saat
proses pembelajaran. Sehingga, dengan perkembangan terknologi yang begitu
pesat seorang guru dituntut untuk menjadi pemeran yang berkembang dengan
teknologi, dan menyesuaikan pengetahuan teknologi sesuai pada zamannya.
Berdasarkan hasil analis konten perbandingan TPACK pada RPP sebelum
pandemi dan saat terjadi pandemi di SDIT Al-Firdaus Purwodadi terlihat

13
mengalami pergeseran dan kemajuan mengenai pengintegrasian teknologi yang
digunakan dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan teknologi
yang dikuasai guru ketika pandemi hanya mengandalkan teknologi standar,
seperti; buku, kartu bergambar, spidol, pensil, media biji-bijian, kalender bekas,
media untuk melakukan percobaan (gelas, air, garam), dan teknologi yang lebih
maju, seperti video visual, slide power point, kartu bergambar, lcd, proyektor,
laptop. Teknologi yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Namun kurang
mengembangkan teknologi berbasi TIK seperti penggunaan internet. Sedangkan
pada RPP saat pandemi guru sudah mengintegrasikan teknologi berbasis TIK
seperti penggunaan Internet, penggunaan aplikasi komputer seperti pembuatan
materi menggunakan mirosoft word, penggunaan learning management system
(LMS) classroom. zoom meeting dan whatsapp grup sebagai media komunikasi
diskusi dan chatting. Peranan teknologi informasi di sekolah fungsinya sangatlah
penting karena mampu mengubah cara guru dalam menyampaikan materi
pelajaran secara bervariasi kepada peserta didik. Dengan begitu guru harus
memiliki penguasaan teknologi. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah
No.74 tahun 2008 tentang Guru, pada kompetensi profesional guru diharapkan
mampu menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/ seni
dan budaya.

4.PENUTUP
Berdasarkan hasil dari penelitian disimpulkan sebagai berikut :

1. Kemampuan TPACK dalam perangkat pembelajaran dengan sampel 6


guru SDIT Al-Firdaus Purwodadi sudah mengabungkan teknologi sesuai
kebutuhan kedalam pembelajaran meskipun belum optimal dan perlu
adanya pengembangan. Hal ini dibuktikan dengan jawaban dari hasil
wawancara dan keseimbangan guru dalam mendesain rencana pelaksanaan
pembelajaran seperti penggunaan media berbasis TIK dan non TIK serta
memanfaatkan penggunaan internet.
2. Konten TPACK yang terdapat dalam perangkat pembelajaran dapat
dikatakan baik, meskipun belum optimal dan perlu adanya pengembangan

14
serta evaluasi. Guru mampu menggabungkan penggunaan teknologi
informasi, pemilihan sumber belajar, pendekatan, metode pembelajaran
yang bervariasi.
3. Terdapat perbedaan TPACK yang kongkret pada RPP sebelum pandemi
dan setelah pandemi. Hal ini terlihat dari isi RPP guru saat pandemi
pengintegrasian teknologi berbasis TIK dan nonTIK guru lebih mengalami
kemajuan, seperti pemanfaatan penggunaan internet, aplikasi zoom
meeting, whatsapp grub, learning management system, classroom dalam
pembelajaran karena berbasis daring, lain halnya RPP sebelum pandemi
guru hanya memanfaatkan teknologi seperti penggunaan media slide
powerpoint, pemaparan video visual, kartu bergambar, media picture, dan
tidak hanya menggunakan buku pegangan.

PERSATUNAN
Ucapan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat. Terima kasih kepada dosen pembimbing, keluarga, serta teman-teman
yang selalu mendukung terlaksannya penelitian dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, P. 2015. “Pengembangan Pedagogical Content Knowledge (PCK)
Mahasiswa Calon Guru Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Melalui
Simulasi Pembelajaran.” Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran IPA 1(1):1–15.
Baran, Evrim, Hsueh Hua Chuang, and Ann Thompson. 2011. “TPACK: An
Emerging Research and Development Tool for Teacher Educators.” Turkish
Online Journal of Educational Technology 10(4):370–77.
BPH UMY. 2010. “Interaksi Guru Dan Siswa Penting Dalam Proses Pembelajaran.”
Retrieved (https://www.umy.ac.id/interaksi-guru-dan-siswa-penting-dalam-
proses-belajar-mengajar.html).
Doering, A., Veletsianos, G., C. .. Scharber, and & Miller, C. 2009. “Using the
Technological, Pedagogical, and Content Knowledge Framework to Design
Online Learning Environments and Professional Development.” Journal of
Educational Computing Research 41(3):319–46.
Harris, Judi, and Matthew J. Koehler. 2009. “Teachers ’ Technological Pedagogical
Knowledge and Learning Activity Types : Curriculum-Based Technology
Integration Reframed Teachers ’ Technological Pedagogical Content
Knowledge and Learning Activity Types : Curriculum-Based Technology

15
Integration Refr.” Journal of Research on Technology InEducation 41(4):393–416.
Harris, Judith B., and Mark J. Hofer. 2011. “Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) in Action.” Journal of Research on Technology in Education
43(3):211–29.
Koehler, Matthew J., and Punya Mishra. 2006. “Technological Pedagogical Content
Knowledge: A Framework for Teacher Knowledge PUNYA MISHRA.”
Teachers College Record 108(6):1017–54.
Marzano, R. J & Heflebower, T. 2012. Teaching & Assesing 21st Century Skills (The
Classroom Strategies Series). Bloomington: E_Book from marzanoresearch.com.
Maulina, Putri Hendria, Linda Puspita, and Nuraini Usman. 2018. “5M (Mengamati,
Menanya, Mencoba, Menalar, Dan Mengkomunikasikan) Tema Cita-Citaku
Kelas Iv Sd Negeri 157 Palembang.” Inovasi Sekolah Dasar: Jurnal Kajian
Pengembangan Pendidikan 5(2):132–39.
Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media dan
Pustekon Diknas.
Nasution. 2003. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Nofrion, Bayu Wijayanto, Ratna Wilis, and Rery Novio. 2012. “Analisis
Technological Pedagogical and Content.” Jurnal Geografi 10(2):105–16.
Permendikbud. 2016. Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Rahmawati, Fitri Puji, Magrifiani Utami, and Malika Dian Ayu Noviati. 2019.
“Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Berkarakter, Aktif, Dan Menyenangkan
Di SD Muhammadiyah 10 Surakarta.” Jurnal Profesi Pendidikan Dasar 9(4):71–77.
Raiser, R., and R. .. Gagne. 2008. “The Selection of Media for Instruction.” Nj.
Educational Technology Publications.
Schmidt, Denise A., Ann D. Thompson, Matthew J. Koehler, and Tae S. Shin. 2009.
“Technological Pedagogical Content Knowledge ( TPACK ): The Development
and Validation of an Assessment Instrument for Preservice Teachers.” Journal of
Research on Technology in Education 42(2):123–49.
Setyawanto, A., H. S. Sunaryo, and I. A. Basuki. 2013. “Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Guru Bhasa Indonesia Tingkat SMP Di Kota Malang.”
Artikel Skripsi Sarjana Pendidikan.Universitas Negeri Malang.
Sholihah, Mar, and Lia Yuliati. 2016. “Peranan TPACK Terhadap Kemampuan
Calon Guru Fisika Dalam Pembelajaran Post-Pack.” Jurnal Pendidikan UNM
1(2):144–53.
Suryawati, Evi, Firdaus L.N, and Yosua Hernandez. 2014. “Analisis Keterampilan
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) Guru Biologi Sma
Negeri Kota Pekanbaru.” Jurnal Biogenesis 11(1):67–72.
Suyamto, Joko, and Mohammad Masykuri. 2020. “Analisis Kemampuan TPACK

16
(Technological, Pedagogical, and Content, Knowledge) Guru Biologi SMA
Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah.”
Jurnal Pendidikan IPA 9(1):47.
Warsito, Hadi. 2009. “Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Penyesuaian
Akademik Dan Prestasi Akademik (Studi Kasus Pada Mahasiswa FIP
Universitas Negeri Surabaya).” Jurnal Ilmiah Pendidikan 9(4):30–35.

17

Anda mungkin juga menyukai