Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/356980797

Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di


Indonesia

Article · December 2021

CITATIONS READS

0 805

1 author:

Dara Aulia Herman

2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Dara Aulia Herman on 12 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


APPLICATION TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE
(TPACK) IN INDONESIA

PENERAPAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE


(TPACK) DI INDONESIA
Oleh :
Dara Aulia Herman
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Email : daraauliah@upi.edu

Abstract bahasa inggris Industry 4.0 has experienced very rapid changes in information and
communication technology. This has huge impacts on other fields, one of which is education. 21st century
educators not only have four competencies, namely pedagogical competence, personality competence,
social competence, and professional competence, but also implement the framework of TPACK. This
article is prepared with the aim of explaning the framework of TPACK and the facts od TPACK
application in Indonesia. Writing articles using the documentation method. The results of the research
will be useful for adding insight related to TPACK, learning conditions in Indonesia, and solving
problems that occur.
Keywords: TPACK, 21st Century Learning, ICT

Abstrak bahasa Indonesia. Era revolusi industri 4.0 ini mengalami perubahan teknologi informasi
dan komunikasi yang sangat pesat. Ini sangat berdampak pada bidang lain, salah satunya pendidikan.
Pendidik abad 21 tidak hanya dituntut mempunyai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional, tetapi diharuskan juga dapat
mengimplementasikan kerangka TPACK. Artikel ini disusun dengan tujuan menjelaskan kerangka
TPACK dan fakta penerapan TPACK di Indonesia. Penulisan artikel menggunakan metode dokumentasi.
Hasil penelitian akan bermanfaat untuk menambah wawasan terkait TPACK, kondisi pembelajaran di
Indonesia, dan pemecahan masalah yang terjadi.
Kata Kunci: TPACK, Pembelajaran Abad 21, ICT

A. PENDAHULUAN/INTRODUCTION
Mengajar merupakan aktivitas kompleks karena berkaitan dengan penguasaan
materi yang diajarkan, penguasaan cara mengajarkan materi, serta penggunaan
media teknologi. Setiap pendidik diharuskan memiliki empat kompetensi, yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi
professional. Guru era revolusi industry 4.0 ini dituntut untuk mempunyai
keterampilan dalam menggunakan berbagai perangkat teknologi baik yang
tradisional maupun modern dalam memfasilitasi pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar. Namun, pengintegrasian teknologi tidak akan efektif

1 Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di Indonesia


jika tidak dibarengi dengan kemampuan pedagogik dan pengetahuan konten/materi
yang memadai (Ajizah & Huda, 2020).
Adanya pembelajaran daring ini semakin membuka mata para pendidik akan
pentingnya konsep TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge).
TPACK merupakan kerangka konseptual sebagai pengetahuan dasar yang
diperlukan agar pembelajaran lebih efektif dengan disertai penerapan teknologi
(Voogt et al, 2013). Kerangka ini diperkenalkan oleh Mishra & Koehler tahun 2006
dalam artikel technological pedagogical content knowledge: A framework for
teacher knowledge.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulisan penelitian
ini bertujuan untuk mengenal kerangka TPACK dan mengetahui
pengimplementasian TPACK dalam pembelajaran di Indonesia.

B. METODE PENELITIAN/METHODS
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan yaitu kajian teoritis,
referensi, serta literatur ilmiah lain yang berkaitan dengan budaya, nilai, dan norma
yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2003). Metode yang
digunakan peneliti adalah metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai suatu
hal berupa catatan, makalah atau artikel, jurnal dan berita (Arikunto, 2010). Peneliti
mengambil dan menganalisis data dari artikel-artikel jurnal yang dapat diakses
secara daring. Artikel-artikel ini fokus berkaitan dengan TPACK.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN/RESULT AND DISCUSSION


Menurut Shulman (1986) seorang pendidik dalam mengajar dibutuhkan
pengetahuan tentang konten dan pedagogik serta pengetahuan hasil persinggungan
keduanya, yaitu pedagogical content knowledge (PCK). Namun, konsep ini sudah
tidak relevan digunakan lagi. Berkembangnya Teknologi informasi dan komunikasi
yang sangat cepat memicu perubahan di segala aspek kehidupan, salah satunya
adalah di dunia pendidikan. Para pendidik di era revolusi industri 4.0 ini diharuskan
menguasai ilmu pengetahuan dan Teknologi, tidak hanya pedagogik saja. Peraturan
Menteri Pendidikan No. 16 Tahun 2007 menjelaskan bahwa kompetensi wajib guru
mencakup kemahiran dalam memanfaatkan teknologi informasi guna mewujudkan

2 Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di Indonesia


pendidikan pembangunan (Miskiah, Suryono, & Sudrajat, 2019). Menurut Koehler
& Mishra (2009) kemampuan menggunakan teknologi dengan memperhatikan
aspek konten dan pedagogik disebut TPACK (Technological Pedagogical Content
Knowledge).
Kerangka TPACK

Gambar 1. Kerangka Kerja Komponen TPACK (Koehler & Mishra, 2009)

Kerangka TPACK dapat dijadikan sebagai kerangka teori dan konsep dalam
mengimplementasikan pembelajaran di era revolusi 4.0. TPACK ini terbentuk dari 3
jenis pengetahuan dasar, yaitu Content Knowledge (CK), Pedagogical Knowledge
(PK), dan Technological Knowledge (TK). Perpaduan tiga jenis pengetahuan dasar
ini menghasil empat pengetahuan baru, yaitu Pedagogical Content Knowledge
(PCK), Technological Content Knowledge (TCK), Technological Pedagogical
Knowledge (TPK), dan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK).
Content Knowledge (CK) atau pengetahuan konten merupakan pengetahuan
tentang materi yang akan diajarkan (Oz, 2015). Pengetahuan ini mencakup

3 Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di Indonesia


keluasan, kedalaman, dan pengembangan dari konsep, teori, ide, fakta, serta praktik
dan pendekatan.
Pedagogical Knowledge (PK) atau pengetahuan pedagogic merupakan
pemahaman yang dimiliki oleh guru tentang metode, teknik, manajemen kelas, dan
pendekatan dalam proses pembelajaran (Malichatim, 2019). Dimensi pengetahuan
ini meliputi: (1) proses, pelaksanaan, serta metode pembelajaran; (2) cara belajar,
manajemen kelas, perencanaan belajar, dan strategi menilai peserta didik; dan (3)
keadaan peserta didik secara psikologis dan biologis.
Technological Knowledge (TK) atau pengetahuan teknologi merupakan
pengetahuan menggunakan teknologi, baik software maupun hardware, dalam
pembelajaran. TK juga meliputi kemampuan adaptasi dan mempelajari teknologi
terbaru karena perubahan teknologi terus berkembang (Suyamto, Masykuri, &
Sarwanto, 2020). TK ini mengacu pada literasi teknologi, yaitu kemampuan yang
tidak hanya tau, tetapi juga mampu mengkritisi dan membuat keputusan terkait
pemanfaatan teknologi (Yundayani, 2019). Teknologi dalam media pembelajaran
terbagi menjadi dua, yaitu media pembelajaran konvensional dan media
pembelajaran digital.
Pedagogical Content Knowledge (PCK) atau pengetahuan pedagogik konten
merupakan hubungan pengetahuan konten dengan proses pembelajaran (Shulman,
1986). PCK juga berarti bagaimana metode yang cocok untuk materi tertentu (Voogt
et al, 2016). Kemampuan ini mencakup: (1) pengetahuan cara menggunakan dan
memadukan materi pembelajaran dengan pedagogik sehingga pembelajaran efektif
dan efisien; (2) pengetahuan penggunaan strategi pembelajaran pada materi yang
berbeda; dan (3) pengetahuan tentang pembelajaran, kurikulum, penilaian, dan
laporan serta keterkaitan antar unsur.
Technological Content Knowledge (TCK) atau pengetahuan konten teknologi
merupakan kemampuan dalam menentukan media teknologi dalam menyampaikan
materi/konten. Kemampuan ini meliputi: (1) pengetahuan menciptakan re-presentasi
baru dengan teknologi; (2) pengetahuan memilih teknologi yang sesuai dengan
tujuan dan media pembelajaran; dan (3) pengetahuan pengaruh menggunakan
teknologi dalam materi pembelajaran dan sebaliknya. Manfaat teknologi dijadikan
media pembelajaran yaitu (a) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis; (b)

4 Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di Indonesia


mengatasi keterbatasan waktu, ruang, tenaga, dan daya inder; (c) menimbulkan
gairah belajar, interaksi lebih berlangsung antara murid dengan sumber belajar; (d)
memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori, dan kinestetiknya; serta (e) memberi rangsangan, pengalaman, dan persepsi
yang sama (Ekayani, 2017).
Technological Pedagogical Knowledge (TPK) atau pengetahuan pedagogis
teknologi merupakan kemampuan pendidik dalam menggunakan teknologi guna
mencapai tujuan pedagogik.
Technological Pedagogical Content and Knowledge (TPACK) merupakan
kerangka teori dalam memahami pengetahuan guru terkait penguasaan materi
belajar, pengetahuan pedagogik, serta pengintegrasian teknologi gue menciptakan
kegiatan belajar efektif dan tepat (Ajizah & Huda, 2020). Pengintegrasian TPACK
membutuhkan pengembangan kepekaan terhadap hubungan dinamis dan
transaksional antar komponen pengetahuan yang terletak dalam konteks unik
(Nugroho dkk, 2019). Dampak implementasi TPACK adalah dapat mengoptimalkan
aktivitas pembelajaran dan mendorong tercapainya HOTS siswa karena adanya
materi abstrak menjadi kongkrit (Hayati dkk, 2014).
Menurut Hayati dkk (2014), semua komponen pembentuk TPACK, yang terdiri
dari enam, saling mempengaruhi secara keberhasilan integrasi TPACK. Sedangkan
menurut Gunawan dkk (2020), PK mempunyai hubungan signifikan dengan PCK
dan TPACK serta CK mempunyai hubungan signifikan dengan TPACK

Fakta Penerapan TPACK di Indonesia


Content Knowledge (CK)
Pendidik yang menjadi unsur penting dalam pembelajaran dituntut untuk dapat
menguasai materi agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Namun ternyata,
masih ada calon guru yang mempunyai pemahaman rendah (Sukaesih dkk, 2017;
Nofrion, 2018). Penyebabnya adalah kemampuan analisis materi mereka yang
masih rendah karena kurangnya latihan. Selain itu, tidak mengajar di semua
tingkatan juga mempengaruhi pengetahuan mereka. Gagasan guru yang bersumber
dari potensi lokal terhadap materi ajar pun masih kurang. Hal ini disebabkan karena
mereka hanya fokus pada contoh yang ada di buku ajar umum (Riandi dkk, 2019).

5 Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di Indonesia


Pendidik diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi
sesuai bidangnya, disiplin ilmu, dan selalu belajar (Arbiyanto & Nurhadi, 2018).
Selain itu, dalam melakukan perubahan silabus disesuaikan dengan faktor
lingkungan siswa dan tujuan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada materi tersebut.
Pedagogical Knowledge (PK)
Penelitian yang dilakukan oleh Sukaesih dkk (2017) mengungkapkan bahwa
masih banyak calon guru merasa kesulitan mengelola waktu dan kelas. Faktor
penyebabnya adalah mereka belum mengetahui kompleksitas kelas dan belum
cukup berpengalaman. RPP yang disusun pun cenderung tidak sesuai dengan
kondisi riil di sekolah-masing-masing. Masih diperlukan pendampingan dalam
pembuatan RPP yang berorientasi mengembangkan 4C (Nofrion dkk, 2018).
Selain itu, terdapat peristiwa tidak adanya perbedaaan kualitas guru sebelum dan
setelah sertifikasi dilaksanakan. Bank Dunia menyatakan bahwa sertifikasi tidak
berdampak nyata terhadap hasil pembelajaran meskipun menghabiskan dana besar
(Joope De Ree et al, 2012). Sertifikasi juga tidak dapat meningkatkan
profesionalitas tetapi hanya memperbanyak sertifikasi demi tunjangan terkait
(Suyamto dkk, 2020).
Para pendidik diharapkan dapat meningkatkan penerapan strategi pembelajaran
yang bervariasi dan menantang sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan kritis
dalam belajar. Pendidik juga diharapkan dapat meningkatkan skill mengajar,
mengkondisikan kelas, memahami karakteristik peserta didik, memotivasi, dan
sebagainya (Arbiyanton & Nurhadi, 2018).
Technological Knowledge (TK)
Media pembelajaran konvensional yang paling sering digunakan adalah gambar.
Meski sederhana tapi saat ini tidak begitu menarik bagi peserta didik. Jika tetap
dipakai terus-menerus, dikhawatirkan tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan, media pembelajaran digital yang paling sering digunakan adalah
powerpoint. Media ini sangat mudah digunakan dan diaplikasikan, dapat membuat
sendiri ataupun mengambil yang sudah ada (Nevrita dkk, 2020). Namun, jika media
pembelajaran yang sama digunakan terus menerus membuat para peserta didik
kurang termotivasi.

6 Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di Indonesia


Guru juga kurang menguasai teknologi, baik dalam membuat rencana maupun
pelaksanaan, serta tidak mempunyai keahlian khusus lain (Gunawan dkk, 2020).
Sehingga diperlukan adanya pelatihan atau workshop untuk mengembangkan dan
meningkatkan (Arbiyanto & Nurhadi, 2018).
Pembelajaran berbasis ICT memiliki kelebihan yaitu menghemat waktu, tidak
memerlukan perjalanan, dan dapat dilakukan di mana saja (Korhonen &
Lammintakanen, 2005). Namun, pembelajaran berbasis ICT juga mempunyai
beberapa kerugian, yaitu (1) menghabiskan dana besar untuk komponen komputer
dan pemeliharaan; (2) persiapan siswa kurang memadai; dan (3) pembelajaran tidak
realistis (Aminah dkk, 2020).
Pedagogical Content Knowledge (PCK)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hicela & Kuscevic, guru ketika
mengajarkan sebuah materi kurang tegas. Padahal sifat ini merupakan hal penting
yang harus dimiliki seorang guru untuk dapat menarik perhatian peserta didik.
Selain itu, guru minim mengetahui kemampuan setiap peserta didik sehingga sulit
ketika melakukan evaluasi (Arbiyanto & Nurhadi, 2018).
Technological Content Knowledge (TCK)
Sebagian besar guru hanya mengambil media pembelajaran yang sudah ada
dengan modifikasi seperlunya (Nofrion dkk, 2018) atau bahkan tidak diubah dengan
hanya mempertimbangkan kecocokan materi yang akan dipaparkan (Nevrita dkk,
2020). Ini membuat kemampuan penggunaan teknologi dalam membuat materi tidak
terlatih sehingga kemampuannya semakin hilang.
Technological Pedagogical Knowledge (TPK)
Sebagian besar guru belum mampu menyatakan alasan lengkap mengapa ia
memilih menggunakan media tersebut. Padahal alasan yang harus mereka
pertimbangkan adalah karena (1) mudah dan efisien dalam menyampaikan materi
serta tidak perlu menulis; (2) membangkitkan motivasi; (3) meningkatkan
efektivitas siswa; (4) membantu siswa memahami materi; serta (5) mudah
digunakan dan lebih menyenangkan. Bahkan menurut Roby (2014), perangkat
pembelajaran yaitu media masing kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan penelitian Pierce & Ball (2009), guru sangat lambat dalam
mengimplementasikan teknologi dalam pembelajaran adalah adanya penolakan

7 Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di Indonesia


perubahan, kurang percaya diri, akses, kegunaan, ketakutan, dan inhibitor. Selain
itu, membawa teknologi ke dalam pembelajaran tidak menjamin adanya efektivitas
jika tidak dibarengi dengan penerapan pedagogi.
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
Secara umum, para pendidik sudah dapat menggunakan dan mengintegrasikan
teknologi ke dalam proses pembelajaran sehingga merubah cara guru mengajar dan
meningkatkan pemahaman siswa (Suyamto dkk, 2020). Pelaksanaan TPACK
membuat siswa merasa senang, termotivasi, membantu memahami konsep, dan
menyelesaikan masalah pertanyaan terhadap pembelajaran (Gunawan dkk, 2020).
Sering sekali kita menemukan peserta didik yang tidak mempunyai motivasi
dalam belajar. Rendahnya minat dan pemahaman siswa pada suatu konten karena
kurangnya kemampuan guru dalam mengefektifkan ilmu pedagogi dan menguasai
konten serta mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.
Guru profesional adalah guru yang mampu menguasai materi dan memanfaatkan
sumber yang ada termasuk teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran. Namun, untuk mewujudkan itu tidak mudah, Biasanya guru senior
(berpengalaman lebih dari 10 tahun) mempunyai yang tanggung jawab besar dari
pada juniornya sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk mempelajari hal
baru. Sedangkan guru junior (berpengalaman kurang dari 10 tahun) mempunyai
waktu lebih untuk mengeksplor (Lestari, 2015).
Sayangnya, masih banyak calon guru yang belum bisa menciptakan interaksi
aktif antara siswa dengan media (Sukaesih dkk, 2017).

D. SIMPULAN
Pendidik di era revolusi industri 4.0 ini dituntut untuk memiliki kemampuan
TPACK. Kerangka kemampuan ini pertama kali dibuat oleh Koehler & Mishar
pada tahun 2009. Meski praktek nyata penerapan TPACK di Indonesia masih
tergolong kategori cukup, para pendidik sangat disarankan untuk terus
mengembangkan kemampuannya. Tujuannya adalah agar dapat melahirkan peserta
dengan keterampilan 4C, yaitu critical thinking, creativity, collaboration, dan
communication.

8 Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di Indonesia


E. DAFTAR PUSTAKA/REFERENCES

Ajizah, I., & Huda, M. N. (2020). TPACK Sebagai Bekal Guru PAI di Era
Revolusi Industri 4.0. TA’ALLUM: Jurnal Pendidikan Islam, 8(02): 333-350.
10.21274/taalum.2020.8.2.333-352

Aminah, N., Waluya, S.B., & Rochmad. (2020). Integrasi Teknologi dalam
Pengajaran Matematika. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 5(1),
87-100.

Arbiyanto, U.F., & Nurhadi, D. (2018). Kesiapan Technological, Pedagogical, and


Content Knowledge (TPACK) Calon Guru Bidang Teknik di Universitas
Negeri Malang. Jurnal Teknik Mesin dan Pembelajaran, 1(2), 1-9.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Baturay, Gökçearslan, H. S., & Sahin, S. (2017). Association among Teachers'


Attitude towards Computer-Assisted Education and TPACK Competencies.
Informatics in Education, 16(1), 1-23.

Ekayani, N. L. P. (2017). Pentingnya Penggunaan Media Pembelajaran untuk


Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.
https://www.researchgate.net/publication/315105651_PENTINGNYA_PENG
GUNAAN_MEDIA_PEMBELAJARAN_UNTUK_MENINGKATKAN_PRE
STASI_BELAJAR_SISWA

Gunawan, D., Sutrisno, & Muslim. (2020). Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Matematika Berdasarkan TPACK untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis. Jurnal Pendidikan Matematika, 11(2), 249-261.

Hayati, D. K., Sutrisno, & Lukman, A. (2014). Pengembangan Kerangka Kerja


TPACK Pada Materi Koloid untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran
dalam Mencapai HOTS Siswa. Edu-sains, 3(1), 53-61.

Hicela, I., & Kuscevic, D. (2013). School and Cultural Heritage Environment:
Pedagogical, Creative and Artistic Aspect. CEPS Journal, 3(2), 29-50.

9 Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di Indonesia


Jamilah. (2020). Guru Profesional di Era New Normal: Review Peluang dan
Tantangan dalam Pembelajaran Daring. Premiere Educandum: Jurnal
Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 10(2), 242.
Doi.org/10.25273/pe.v10i2.7494

Koehler, M. J., & Calhoun, E. (2009). What is technological pedagogical content


knowledge? Contemporary Issues in Technology and Teacher Education
(Vol.9). Retrieved from http://www.tpck.org/.

Koelher, M. J., Mishra, P., & Cain, W. (2013). What is Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK)?. Journal Education, 193(3), 13-19.

Korhonen, T., & Lammintakanen, J. (2005). Web-based learning in professional


development: Experiences of Finnish nurse managers. Journal of Nursing
Management, 13, 500-507.

Malichatim, H. (2019). Analisis Kemampuan Technological Pedagogical and


Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Melalui Kegiatan
Presentasi di Kelas. Journal of Biology Education, 2(2), 162-170. Retrieved
from http://www.tpck.org/.

Mauza, C. (2016). Developing and Assessing TPACK Among Pre-Service


Teachers. Handbook of Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK) for Educators, 169.

Mishra, P., & Koehler, M. J. (2006). Technological Pedagogical Content


Knowledge: A Framework for Teacher Knowledge. Teachers college record,
108(6), 1017.

Miskiah, Suryono, Y., & Sudrajat, A. (2019). Integration of Information and


Communication Technology into Islamic Religious Education Teacher
Training. Cakrawala Pendidikan, 38(1), 130-137.
https://doi.org/10.21831/cp.v38i1.23439

Nevrita, Asikin, N., & Amelia, T. (2020). Analisis Kompetensi TPACK Guru
Melalui Media Pembelajaran Biologi SMA. Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia, 8(2), 203-217.

10 Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di Indonesia


Nofrion, Wijayanto, B., Wilis, R., & Novio, R. (2018). Analisis Technological
Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) Guru Geografi di Kabupaten
Solok, Sumatera Barat. Jurnal Geografi, 10(2), 105-116.

Khurriyati, Y., Setiawan, F., & Mirnawati, L. B. (2021). Dampak Pembelajaran


Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa MI Muhammadiyah 5 Surabaya. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(1), 92. doi: 10.30659/pendas.8.1.91-104

Lestari, S. (2015). Analisis Kemampuan Technological Pedagogical Content


Knowledge (TPACK) pada Guru Biologi dalam Materi Sistem Saraf. Seminar
Nasional XXI Pendidikan Biologi FKIP UNS. 557-563.

Oz, H. (2015). Assessing pre service english as a foreign Language teachers'


technological pedagogical content knowledge. International Education
Studies, 8(5), 119-130.

Pierce, R., & Ball, L. (2009). Perceptions That May Affect Teachers’ Intention to
Use Technology in Secondary Mathematics Classes. Educational Studies in
Mathematics, 71(3), 299–317.

Putriani, E.D., & Sarwi. (2014). Implementasi strategi TPCK dengan Media
Simulasi Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Konsep Getaran dan Gelombang.
Unnes Physic Education Journal, 3(2), 35-40.

Rahmadi, I. F. (2019). Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK):


Kerangka Pengetahuan Guru Abad 21. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan,
6(1), 65-71. http://dx.doi.org/10.32493/jpkn.v6i1.y2019.p65-74

Riandi, Purnianingsih, W., & Hasibuan, K. (2019). Apakah TPACK Guru Biologi
Dipengaruhi Budaya Daerah/Lokal? (Studi tentang peranan budaya
daerah/lokal dalam pembentukan TPACK guru biologi SMA). Seminar
Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek (SNPBS),485-492.

Roby. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kerangka Kerja TPACK


untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kesetimbangan
Kimia di Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Kota Jambi. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan: Universitas Jambi.

11 Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di Indonesia


Shulman, L. S. (1986). Those Who Understand: Knowledge Growth in Teaching.
Educational Researcher, 15(2), 4-14.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet.

Sukaesih, S., Ridlo, S., & Saptono, S. (2017). ANALISIS KEMAMPUAN


TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE
(TPACK) CALON GURU PADA MATA KULIAH PP BIO. Seminar
Nasional Pendidikan Sains “Strategi Pengembangan Pembelajaran Dan
Penelitian Sains Untuk Keterampilan Abad 21,” 58–64.

Suyamto, J., Masyukuri, M., & Sarwanto. (2020). Analisis Kemampuan TPACK
(Technological, Pedagogical, and Content Knowledge) Guru Biologi SMA
dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah.
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA, 9(1), 46-57.

Voogt, J., Fisser, P., Roblin, N.P., Toundeur, J., Van Braak, J. (2013).
Technological Pedagogical Content Knowledge. Journal of Computer Assisted
Learning, 29(2), https://doi.org/10.1111/j.1365-2729.2012.00487.x

Yundayani, A. (2019). Technological Pedagogical and Content Knowledge:


Konsep Analisis Kebutuhan dalam Pengembangan Pembelajaran. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan STKIP Kusuma Negara, 1-6.

12 Penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) di Indonesia

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai