OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Yasdinul Huda, S.Pd.,M.T.
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
kurikulim pendidikan teknologi kejuruan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa
Indonesia ini dapat bermanfaat.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era industri 4.0 telah kita masuki dengan segala risiko, peluang, dan tantangannya. Mau
tidak mau risiko harus kita hadapi karena era ini diliputi ketidakpastian yang amat tinggi.
Banyak orang diuntungkan karena tiba-tiba menjadi besar dan sukses. Tetapi ada banyak orang
pula yang tiba-tiba menjadi bangkrut dan terpuruk. Ada banyak orang yang tiba-tiba kehilangan
pekerjaan namun ada banyak orang pula yang tiba tiba kelebihan order pekerjaan. Peluang
kerja dan usaha bertebaran terutama bagi yang jeli memanfaatkan teknologi digital dan internet.
Pemanfaatan internet untuk segalanya (Internet of Things) menjadi tantangan luar biasa bagi
setiap orang. Setiap hari diluncurkan inovasi baru oleh berbagai kalangan terutama institusi
akademik, namun setiap hari pula muncul persoalan-persoalan baru yang harus segera dicari
solusinya. Tantangan terbesar sebenarnya terletak pada guru dan dosen. Guru sebagai agen
yang menyiapkan generasi penerus yang siap dengan perubahan cepat dan unpredictable.
Dosen (baca “dosen yang menyiapkan guru”) sebagai protokol yang mengarahkan dan
membina calon guru yang siap menghadapi tantangan penyiapan generasi muda yang siap
bertarung di era lebih baru lagi (era industry 5.0). The Partnership for 21st Century Skills
merumuskan bahwa seorang siswa (peserta didik/mahasiswa) tidak cukup hanya dibekali
dengan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga harus dibekali dengan perangkat yang memiliki
kemampuan untuk menghadapi situasi abad 21 yang tidak lain adalah era industry 4.0 dan
berlanjut dengan 5.0. Para siswa harus kompeten dalam memahami dan menggunakan
informasi, media, dan teknologinya. Era industry 4.0 yang ditandai dengan perubahan yang
cepat akan aliran informasi dan teknologi informasi yang memunculkan berbagai masalah
secara massive memerlukan kekuatan berpikir yang tinggi bagi individu untuk menyiapkan
solusi akan persoal-persoalan baru yang terus berkembang. Agar siswa kompeten dan siap
menghadapinya, maka kita harus melakukan perubahan besar dalam cara mengajar dan
mengajak siswa belajar. Salah satu yang harus dipersiapkan tentunya adalah mempersiapkan
siswa untuk terlatih memikirkan selangkah di depan bahkan lebih dalam setiap menghadapi
masalah. Inilah yang oleh Thomas dan Thorne [1] disebut sebagai ketrampilan berpikir tingkat
tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Dalam proses pembelajaran maka
penggunaan teknologi menjadi suatu keniscayaan. Namun teknologi saja tentu tidak bisa
mengatasi problematika yang dihadapi dan terus berkembang. Perpaduan antar beberapa
komponen menjadi salah satu alternatif solusi model pengembangan pembelajaran sebagai
jawaban atas persoalan yang sudah kompleks. Salah satunya adalah TPACK.
B. Rumusan Masalah
Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah
ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara
lain :
1. Apa itu Technological Pedagocal Content Knowledge?
2. Bagaimana Kerangka dan Komponen Technological Pedagocal Content Knowledge?
3. Bagaimana Penarapan TPACK dalam pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu Technological Pedagocal Content Knowledge.
2. Untuk kerangka dan komponen TPACK.
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan TPACK dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pedagogical Knowledge (PK). Pengetahuan mendalam seorang guru tentang proses dan praktik
atau metode dan strategi pengajaran dan pembelajaran. Komponen-komponen ini antara lain
tentang tujuan pendidikan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Bentuk umum
pengetahuan ini diaplikasikan untuk memahami bagaimana seorang siswa belajar, ketrampilan
umum pengelolaan kelas, perencanaan pembelajaran, dan penilaian.
Technology Knowledge (TK). Pengetahuan tentang cara-cara tertentu dalam berpikir mengenai
pengetahuan dan bagaimana bekerja menggunakan teknologi, alat, dan berbagai sumber daya
lainnya. Termasuk di dalamnya memahami teknologi informasi yang sangat luas untuk digunakan
secara produktif di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari, mampu mengenali kapan suatu
teknologi informasi dapat membantu dan kapan bisa merugikan dalam pencapaian tujuan, serta
mampu terus-menerus beradaptasi terhadap perubahan teknologi informasi yang semakin luas.
Pedagogical Content Knowledge (PCK). Shulman menyebut bahwa ada pedagogi tertentu untuk
konten pelajaran tertentu. Ada transformasi materi pelajaran untuk diajarkan. Transformasi ini
terjadi saat guru menafsirkan materi pelajaran dan menemukan banyak cara untuk
merepresentasikannya, dan menyesuaikan materi pengajaran dengan konsep awal yang diketahui
siswa (konsep konstruktivis). Dengan demikian PCK mencakup tentang inti pengajaran,
pembelajaran, kurikulum, penilaian dan pelaporan, dan pedagogi.
Technological Content Knowledge (TCK). Pemahaman tentang cara di mana teknologi dan
konten memengaruhi dan membatasi satu sama lain. Guru harus menguasai lebih dari materi
pelajaran yang mereka ajarkan; mereka juga harus memiliki pemahaman mendalam tentang cara
di mana materi pelajaran dapat diubah oleh penerapan teknologi tertentu. Guru perlu memahami
teknologi spesifik mana yang paling cocok untuk menangani pembelajaran materi-subjek di
domain mereka dan bagaimana konten mendikte atau bahkan mungkin mengubah teknologi atau
sebaliknya.
Pada Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) FKIP ULM telah menggunakan model ini dengan
sebutan Hybrid Learning.
Era industry 4.0 tidak hanya penuh dengan tantangan tetapi juga peluang. Untuk bisa meraih
peluang maka setiap individu harus disiapkan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
kemampuan bernalar dengan cepat dengan kesimpulan yang tepat. Sehingga setiap peluang bisa
diraih dan bisa menjadi pemenangdi era disruptif seperti sekarang. TPACK merupakan salah satu
kerangka kerja yang bisa diaplikasikan untukmengembangkan berbagai model pembelajaran yang
mampu mengembangkan daya nalar siswa/mahasiswa. sehingga memiliki kemampuan berpikir
tingkat tinggi dan memiliki berbagai literasi yang dibutuhkan di era yang semakin kompleks
sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Thomas, A & Thorne, G. (2009). How to Increase Higher Order Thinking, Metarie, LA: Center for Development
and Learning. (Online). http://www.readingrockets.org/article/how-increase-higher-order-thinking.
[2] Mishra, P. & Koehler, M.J. (2006). Technological Paedagogical Content Knowledge; A Framework for Teacher
Knowledge. Teacher College Record, 108 (6), 1017-1054, DOI: 10.1111/j.1467-9620.2006.00684.x.
[3] Koehler, M.J. & Mishra, P. (2009). What is Technological Paedagogical Content Knowledge? Contemporary
Issues in Technology and Teacher Education, 9 (1), 60-70.
[4] Shulman, L.S. (1986). Those who Understand: Knowledge Growth in Teaching. Educational Researcher, 15(2),
4-14.
[5] Nugroho, R.A. (2018). Higher Order Thinking Skills. Jakarta: Grasindo.
[6] Hadi, S. (2018). Sekali Lagi Tentang Revolusi Industri 4.0. Berita ULM, Maret-April 2018, 4-6.