Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“TPACK UNTUK MENGEMBANGKAN HOTS DAN BERBAGAI LITERASI”

OLEH:

INDRA ALPIN PUTRA JASA (20065052)


HAMDANI NOVENDRA (20065051)

DOSEN PENGAMPU:
Dr.Yasdinul Huda, S.Pd.,M.T.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
kurikulim pendidikan teknologi kejuruan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Prosedur Pengembangan Kurikulum ” dapat


diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca
mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah bertema bahasa ini masih memerlukan


penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran
pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa
Indonesia ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Padang, 05 Oktober 2022

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Era industri 4.0 telah kita masuki dengan segala risiko, peluang, dan tantangannya. Mau
tidak mau risiko harus kita hadapi karena era ini diliputi ketidakpastian yang amat tinggi.
Banyak orang diuntungkan karena tiba-tiba menjadi besar dan sukses. Tetapi ada banyak orang
pula yang tiba-tiba menjadi bangkrut dan terpuruk. Ada banyak orang yang tiba-tiba kehilangan
pekerjaan namun ada banyak orang pula yang tiba tiba kelebihan order pekerjaan. Peluang
kerja dan usaha bertebaran terutama bagi yang jeli memanfaatkan teknologi digital dan internet.
Pemanfaatan internet untuk segalanya (Internet of Things) menjadi tantangan luar biasa bagi
setiap orang. Setiap hari diluncurkan inovasi baru oleh berbagai kalangan terutama institusi
akademik, namun setiap hari pula muncul persoalan-persoalan baru yang harus segera dicari
solusinya. Tantangan terbesar sebenarnya terletak pada guru dan dosen. Guru sebagai agen
yang menyiapkan generasi penerus yang siap dengan perubahan cepat dan unpredictable.
Dosen (baca “dosen yang menyiapkan guru”) sebagai protokol yang mengarahkan dan
membina calon guru yang siap menghadapi tantangan penyiapan generasi muda yang siap
bertarung di era lebih baru lagi (era industry 5.0). The Partnership for 21st Century Skills
merumuskan bahwa seorang siswa (peserta didik/mahasiswa) tidak cukup hanya dibekali
dengan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga harus dibekali dengan perangkat yang memiliki
kemampuan untuk menghadapi situasi abad 21 yang tidak lain adalah era industry 4.0 dan
berlanjut dengan 5.0. Para siswa harus kompeten dalam memahami dan menggunakan
informasi, media, dan teknologinya. Era industry 4.0 yang ditandai dengan perubahan yang
cepat akan aliran informasi dan teknologi informasi yang memunculkan berbagai masalah
secara massive memerlukan kekuatan berpikir yang tinggi bagi individu untuk menyiapkan
solusi akan persoal-persoalan baru yang terus berkembang. Agar siswa kompeten dan siap
menghadapinya, maka kita harus melakukan perubahan besar dalam cara mengajar dan
mengajak siswa belajar. Salah satu yang harus dipersiapkan tentunya adalah mempersiapkan
siswa untuk terlatih memikirkan selangkah di depan bahkan lebih dalam setiap menghadapi
masalah. Inilah yang oleh Thomas dan Thorne [1] disebut sebagai ketrampilan berpikir tingkat
tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Dalam proses pembelajaran maka
penggunaan teknologi menjadi suatu keniscayaan. Namun teknologi saja tentu tidak bisa
mengatasi problematika yang dihadapi dan terus berkembang. Perpaduan antar beberapa
komponen menjadi salah satu alternatif solusi model pengembangan pembelajaran sebagai
jawaban atas persoalan yang sudah kompleks. Salah satunya adalah TPACK.

B. Rumusan Masalah
Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah
ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara
lain :
1. Apa itu Technological Pedagocal Content Knowledge?
2. Bagaimana Kerangka dan Komponen Technological Pedagocal Content Knowledge?
3. Bagaimana Penarapan TPACK dalam pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu Technological Pedagocal Content Knowledge.
2. Untuk kerangka dan komponen TPACK.
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan TPACK dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Technological Pedagocal Content Knowledge.

Technological Pedagocal Content Knowledge disingkat TPACK (sebelumnya disingkat


TPCK)merupakan pengetahuan yang diperlukan untuk mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran. Kerangka pengetahuan ini berasal dari konstruk Shulman (1986) tentang
Pedagogical Content Knowledge (PCK). Shulman (1987) berpendapat bahwa mempersiapkan
guru atau calon guru dengan keterampilan pedagogis umum dan pengetahuan materi pelajaran
seperti IPA, secara terpisah kurang memadai. Sebagai gantinya adalah diperlukan landasan
pengajaran yang berada pada persinggungan antara konten materi pelajaran dan pedagogi.
Seorang guru IPA diharapkan memiliki PCK yang baik agar dapat melakukan proses
pembelajaran IPA yang effektif. Selanjutnya, pengembangan TPACK dari PCK oleh guru sangat
penting untuk dilakukan agar pengajaran dengan intergrasi teknologi menjadi efektif. Seperti hal
nya dalam pengembangan PCK, calon guru atau guru secara aktif mengkaji berbagai metode
untuk mempersiapkan guru mengajar dengan beragam teknologi. Tantangannya adalah bagaimana
mengidentifikasi trayek belajar calon guru atau guru agar dapat membimbing mereka dalam
mengembangkan pengetahuan tersebut. Sebagai ilustrasi trayek belajar yaitu seberapa besar
mereka sudah terlibat dalam kegiatan yang terkait komponen pengetahuan: pengetahuan teknologi
(TK), pengetahuan konten (CK), pengetahuan pedagogik (PK), pengetahuan pedagogik
konten(PCK), pengetahuan pedagogik teknologi (TPK) dan pengetahuan konten teknologi (TCK),
sebuah pengetahuan baru yang disebut TPACK.

B. Kerangka Technological Pedagocal Content Knowledge


Technological, Pedagogical, Content, and Knowledge (TPACK) menjadi sangat populer (kalau
tidak mau dikatakan sebagai temuan baru) dengan adanya tulisan oleh Punya Mishra dan Matthew
J. Koehler dalam jurnal Teacher College Record. TPACK adalah kerangka kerja integrasi
teknologi yang mengidentifikasi tiga jenis pengetahuan yaitu teknologi, pedagogi, dan
pengetahuan (knowledge). yang diperlukan guru yang perlu dikombinasikan untuk
mengembangkan model pembelajaran demi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran modern.
Ruhnya kerangka kerja TPACK adalah interaksi kompleks dari tiga bentuk utama pengetahuan,
yaitu Konten (CK), Pedagogi (PK), dan Teknologi (TK). Pendekatan TPACK melampaui ketiga
tipe pengetahuan ini dalam isolasi yang memungkinkan terbentuk tujuh tipe baru pengetahuan
karena irisan masing-masing tipe pengetahuan.
Ada banyak model pembelajaran yang berhasil dikembangkan berdasarkan kerangka kerja
TPACK. Kerangka kerja ini terus berkembang lebih jauh dengan menekankan jenis pengetahuan
yang terletak di persimpangan antara tiga bentuk utama, yakni Pengetahuan Konten Pedagogis
(PCK), Pengetahuan Konten Teknologi (TCK), Pengetahuan Pedagogis Teknologi (TPK), dan
Pengetahuan Konten Pedagogis Teknologi. Integrasi teknologi yang efektif untuk pedagogi di
sekitar materi pelajaran tertentu membutuhkan pengembangan kepekaan terhadap hubungan
dinamis, transaksional antara komponen-komponen pengetahuan yang terletak dalam konteks
yang unik. Individu guru, tingkat kelas, faktor spesifik sekolah, demografi, budaya, dan faktor
lainnya memastikan bahwa setiap situasi adalah unik dan tidak ada kombinasi yang tunggal dari
konten, teknologi, dan pedagogi yang akan berlaku untuk setiap guru, setiap kursus, atau setiap
satuan pembelajaran.

Penjelasan masing-masing komponen diuraikan berikut ini:


Content Knowledge (CK). Pengetahuan guru tentang materi pelajaran yang akan dipelajari
siswa. Konten matematika yang akan dibahas di SMP tentu berbeda dengan yang di SMA, antara
di SMA tentu berbeda dengan yang di SMK. Pengetahuan ini mencakup konsep, teori, ide, fakta-
fakta, serta aplikasi, dan pendekatan yang ditetapkan untuk mengembangkan pengetahuan
tersebut.

Pedagogical Knowledge (PK). Pengetahuan mendalam seorang guru tentang proses dan praktik
atau metode dan strategi pengajaran dan pembelajaran. Komponen-komponen ini antara lain
tentang tujuan pendidikan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Bentuk umum
pengetahuan ini diaplikasikan untuk memahami bagaimana seorang siswa belajar, ketrampilan
umum pengelolaan kelas, perencanaan pembelajaran, dan penilaian.

Technology Knowledge (TK). Pengetahuan tentang cara-cara tertentu dalam berpikir mengenai
pengetahuan dan bagaimana bekerja menggunakan teknologi, alat, dan berbagai sumber daya
lainnya. Termasuk di dalamnya memahami teknologi informasi yang sangat luas untuk digunakan
secara produktif di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari, mampu mengenali kapan suatu
teknologi informasi dapat membantu dan kapan bisa merugikan dalam pencapaian tujuan, serta
mampu terus-menerus beradaptasi terhadap perubahan teknologi informasi yang semakin luas.

Pedagogical Content Knowledge (PCK). Shulman menyebut bahwa ada pedagogi tertentu untuk
konten pelajaran tertentu. Ada transformasi materi pelajaran untuk diajarkan. Transformasi ini
terjadi saat guru menafsirkan materi pelajaran dan menemukan banyak cara untuk
merepresentasikannya, dan menyesuaikan materi pengajaran dengan konsep awal yang diketahui
siswa (konsep konstruktivis). Dengan demikian PCK mencakup tentang inti pengajaran,
pembelajaran, kurikulum, penilaian dan pelaporan, dan pedagogi.

Technological Content Knowledge (TCK). Pemahaman tentang cara di mana teknologi dan
konten memengaruhi dan membatasi satu sama lain. Guru harus menguasai lebih dari materi
pelajaran yang mereka ajarkan; mereka juga harus memiliki pemahaman mendalam tentang cara
di mana materi pelajaran dapat diubah oleh penerapan teknologi tertentu. Guru perlu memahami
teknologi spesifik mana yang paling cocok untuk menangani pembelajaran materi-subjek di
domain mereka dan bagaimana konten mendikte atau bahkan mungkin mengubah teknologi atau
sebaliknya.

Technological Pedagogical Knowledge (TPK). Pemahaman tentang bagaimana mengajar dan


belajar dapat berubah ketika teknologi tertentu digunakan dengan cara tertentu. Ini
mengisyaratkan bahwa berbagai alat teknologi memiliki kelebihan dan keterbatasan pedagogis.

Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Mendasari pengajaran yang benar-


benar bermakna dan sangat terampil mengajar dengan teknologi, TPACK berbeda dari
pengetahuan tentang ketiga konsep secara terpisah. Sebaliknya, TPACK adalah dasar pengajaran
yang efektif dengan teknologi, yang membutuhkan pemahaman tentang representasi konsep
menggunakan teknologi; teknik pedagogis yang menggunakan teknologi dengan cara yang
konstruktif untuk mengajarkan konten; pengetahuan tentang apa yang membuat konsep sulit atau
mudah dipelajari dan bagaimana teknologi dapat membantu memperbaiki beberapa masalah yang
dihadapi siswa; pengetahuan tentang pengetahuan awal siswa dan teori epistemologi; dan
pengetahuan tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk membangun pengetahuan yang
ada untuk mengembangkan epistemologi baru atau memperkuat yang lama.

C. Penerapan TPACK dalam dunia pendidikan dengan berbagai literasi


Seorang guru dapat menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung
pembelajaran. Salah satu penerapan teknologi informasi dalam pembelajaran adalah ide blended
learning. Pada model ini pembelajaran tidak bergantungsepenuhnya pada tatap muka, tetapi
dikombinasi dengan penggunaan teknologi informasi berbasis web atau on-line learning untuk
mendukung kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di kelas konvensional (off-line learning).
Perpaduan kedua bentuk pembelajaran ini (off-line dan on-line learning) selanjutnya disebut
blended-learning. Blended learning bisa dilaksanakan silih berganti. On-line learning menjadi
alternatif untuk memecah kebosanan siswa hanya belajar dengan tatap muka (off-line). Namun
tentunya model ini memerlukan perangkat pendukung yang terbilang mahal. Tetapi dengan adanya
handphone android yang murah, menjadikan peluang untuk mengaplikasikan model ini menjadi
lebih besar dan mudah untuk dilaksanakan.
Di perguruan tinggi model blended learning sudah mulai biasa, bahkan bisa jadi ada mata kuliah
tertentu yang bahkan sudah full on-line atau yang disebut full e-learning. Di Universitas Negeri
padang sejak tahun lalu sudah dimulai penerapan blended-learning melalui on-line learning yang
dikoordinasikan oleh Lembaga Peningkatan dan Pengembangan Pembelajaran (LP3). Setiap
program studi secara bertahap menyelenggarakan blended learning sebagai bagian penerapan
teknologi untuk mendukung perkuliahan.
TPACK menjadi salah satu kerangka kerja alternatif untuk mengembangkan model pembelajaran
di kelas-kelas modern di era revolusi industry 4.0 atau era disruptif. Dalam proses pembelajaran
baik di sekolah maupun di perguruan tinggi, dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan.
Guru atau dosen bisa melaksanakan pembelajaran on-line dengan cara blended learning
(campuran) antara tatap muka dengan penggunaan teknologi. Cara ini bisa dilakukan dengan
Computer Assisted Instruction (CAI). Ada tiga tahapan yang bisa dilakukan dengan cara CAI,
yakni
(1) penggunaan Word, Power Point, Excell atau yang lainnya,
(2) penggunaan media audio, video, multimedia, sampai macromedia,
(3) penggunaan mobile learning seperti smartphone dengan segala aplikasinya.

Pada Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) FKIP ULM telah menggunakan model ini dengan
sebutan Hybrid Learning.

Belajar dan mencari sumber di internet dalam team work


(Sumber: Al-Mazaya Islamic School Banjarmasin)
Selain blended learning, full on-line learning juga bisa digunakan. Model ini menggunakan
pendekatan Computer Based Instruction (CBI). CBI yang paling banyak digunakan adalah
web-based learning. Web atau blog atau aplikasi lainnya seperti ruangguru.com, gurusd.net,
sukailmu.com dll. Model ini bisa dipilih sesuai keinginan guru atau dosen.
Pembelajaran dilakukan secara dalam jaringan (daring/on-line).

Gambar 3. Contoh blog untuk berbagai literasi


(Sumber: sukailmu.com)
Penggunaan teknologi dalam penerapan kerangka kerja TPACK akan meningkatkan tiga literasi
secara simultan, yaitu
(1) literasi data bahkan big data di mana siswa/mahasiswa harus mampu membaca, menganalisis,
dan menggunakan data yang tersebar di dunia maya/digital yang sesuai dengan kebutuhannya
(2) literasi teknologi di mana siswa/mahasiswa harus mampu menguasai cara kerja mesin, aplikasi
teknologiseperti artificial intelligent, engineering principle, coding dll
(3) literasi manusia di mana pengguna teknologi harus tetap menjalankan fungsinya sebagai
manusia yang tetap berkomunikasi dengan sekitarnya.
BAB III
PENUTUP

Era industry 4.0 tidak hanya penuh dengan tantangan tetapi juga peluang. Untuk bisa meraih
peluang maka setiap individu harus disiapkan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
kemampuan bernalar dengan cepat dengan kesimpulan yang tepat. Sehingga setiap peluang bisa
diraih dan bisa menjadi pemenangdi era disruptif seperti sekarang. TPACK merupakan salah satu
kerangka kerja yang bisa diaplikasikan untukmengembangkan berbagai model pembelajaran yang
mampu mengembangkan daya nalar siswa/mahasiswa. sehingga memiliki kemampuan berpikir
tingkat tinggi dan memiliki berbagai literasi yang dibutuhkan di era yang semakin kompleks
sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Thomas, A & Thorne, G. (2009). How to Increase Higher Order Thinking, Metarie, LA: Center for Development
and Learning. (Online). http://www.readingrockets.org/article/how-increase-higher-order-thinking.
[2] Mishra, P. & Koehler, M.J. (2006). Technological Paedagogical Content Knowledge; A Framework for Teacher
Knowledge. Teacher College Record, 108 (6), 1017-1054, DOI: 10.1111/j.1467-9620.2006.00684.x.
[3] Koehler, M.J. & Mishra, P. (2009). What is Technological Paedagogical Content Knowledge? Contemporary
Issues in Technology and Teacher Education, 9 (1), 60-70.
[4] Shulman, L.S. (1986). Those who Understand: Knowledge Growth in Teaching. Educational Researcher, 15(2),
4-14.
[5] Nugroho, R.A. (2018). Higher Order Thinking Skills. Jakarta: Grasindo.
[6] Hadi, S. (2018). Sekali Lagi Tentang Revolusi Industri 4.0. Berita ULM, Maret-April 2018, 4-6.

Anda mungkin juga menyukai