Disusun Oleh :
NIM : 40040318083017
Segala puji bagi Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat
bagi para pembaca.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
3.2 Saran.........................................................................................… 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Namun, saat ini implementasi daripada nilai nilai Pancasila hanyalah menjadi
sebuah simbol dan teori. Bahkan kebanyakan orang hanya mengetahui butir butir
pancasila tanpa memahami makna atau nilai yang terkandung di dalamnya, lebih
parah lagi terdapat warga negara yang lupa atau tidak mengetahui butir butir
tersebut.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa nilai nilai yang terdapat pada setiap butir
butir pancasila masih belum dapat diimplementasikan secara menyeluruh dalam
setiap sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, oleh karenanya muncul
sebagian warga negara yang tidak sadar akan hal itu.
1
1.2. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kedudukan dan fungsi pancasila bila kita kaji secara ilmiah memeliki
pengertian yang luas, sebaik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, sebagai
pandangan hidup bangsa sebagai ideologi bangsa dan negara, sebagai
keperibadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam
terminologi yang harus kita deskripsikan secara objektib.
Sebelum kita membahas isi arti dan fungsi pancasila sebagai dasar negara
maka terlebih dahulu perlu dibahas asal dan istilah “pancasila” beserta makna
yang terkandung didalamnya. Secara Etimologis istilah “pancasila” berasal dari
sangsekerta dari india (Bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa
adalah Prakerta.
Panca ”artinya lima” “syla” vokal i pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau
“dasar” “syila” vokal i panjang artinya “peraturan tingkah lakuyang baik, yang
penting atau yang senonoh”
3
Kata kata tersebut kemudian dalam bahasa indonesia terutama dalam bahasa
jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan moralitas, oleh karena itu
secara etimologis kata “pancasila “ yang dimaksudkan adalah istilah “panca
syilia” dengan pokal i pendek yang memiliki makna leksikal “ berbatu sendi lima”
, atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “panca
syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting
(Yamin:1960:437).
4
Dengan masuknya kebudayaan india ke indonesia melalui penyebaran agama
Hindhu dan Budha, maka ajaran “pancasila” Budhismepun masuk ke dalam
kepustakaan jawa, terutama pada jaman majapahit.
Bagitu perkataan pancasila dari bahasa Sansekerta menjadi bahasa jawa kuno
yang artinya tetap sama terdapat dalam zaman Majapahit. Demikian juga pada
jaman Majapahit tersebut hidup berdampingan secara damai kepercayaan tradisi
agama Hindhu Syiwa dan agama Budha Mahayan dan campurannya Tantrayana.
5
Main, artinya berjudi
Semua huruf dalam ajaran moral tersebut diawal dengan huruf “M” atau
dalam bahasa jawa disebut “Ma”, oleh karena iut lima prinsip moral tersebut “Ma
lima” atau “M 5” yaitu lima larangan (Ismaun, 1981:79).
Proses perumusan pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat. Mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas
pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar
negara indonesia yag akan dibentuk. Kemudian tampilan pada sidang tersebut tiga
orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tanggal 1 juni 1945 didalam sidang tersebut ir, Soekarno berpidato
secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia.
Kemudian untuk memberi nama istilah dasar negara tersebut Soekarno
memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno
atas saran dari seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan
namanya.
Sejak saat itulah perrkataan pancasila telah menjadi bahasa indonesia dan
merrupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV pembukaan UUD 1945
tidak termuat istilah “pancasila” namun yang dimaksudkan dasar negara republik
indonesia adalah disebut dengan istilah “pancasila”. Hal ini didasarkan atas
inrprestasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar
negara yang kemudian secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.
6
dalam pembukaan UUD 1945. Adapun secara termonologi historis proses
perumusan pancasila adalah sebagai berikut:
Adapun “Tri Sila” tersebut masih diperas lagi menjadi “Eka Sil” atau satu sila
yang intinya adalah “gotong royong”
Pada tahun 1947 pidato Ir. Soekarno tersebut diterbitkan dan dipublikasikan
dan diberi judul “lahirnya Pancasila”, sehingga dahulu pernah populer bahwa
tanggal 1 juni adalah hari lahirnya pancasila.
7
b. Piagam Jakarta (22 Juni 1945)
Pada tanggal 22 juni 1945 sembilan tokoh nasional yang juga tokoh Dokuriti
Zyumbi Tioosakay mengadakan pertemuan untuk membahas pidato serta usul
usul mengenai dasar negara yang telah dikemukakan dalam sidang Badan
Penyelidik. Sembilan tokoh tersebut dikenal dengan “ Panitia Sembilan”, yang
setelah mengadakan sidang berhasil menyusun sebuah naskah piagam yang
dikenal dengan “Piagam Jakarta” yang didalamnya memuat Pancasila, sebagai
buah hasil pertamakali disepakati oleh sidang.
8
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari empat alinea tersebut
tercantum Rumusan Pancasila sebagai berikut:
Dalam konstitusi RIS yang berlaku tanggal 29 Desember 1949 sampai dengan
17 Agustus 1950, tercantum rumusan pancasila sebagai berikut:
Dalam UUD 1945 yang berlaku mulai 17 agustus 1950 sampai 5 juli 1959,
terdapat pula rumusan pancasila seperti rumusan yang tercantum dalam kosntitusi
RIS, sebagai berikut:
9
2. Peri kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial
Selain itu terdapat juga rumusan pancasila dasar negara yang beredar dikalangan
masyarakat luas, bahkan rumusannya sangat beranekaragam antara lain terdapat
rumusan sebagai berikut:
Dari bermacam-macam rumusan pancasila tersebut diatas yang sah dan benar
secara konstitusional adalah rumusan pancasila sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Hal ini diperkuat dengan ketetapan NO XX/MPRS/1996,
dan Inpres no. 12 april 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan
rumusan Pancasila Dasar Negara Repubulik Indonesia yang sah dan benar adalah
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Dalam pancasila terkandung nilai nilai pokok, dimana nilai nilai pokok ini
yang akan kita wujudkan atau implementasikan dalam setiap sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Adapun nilai-nilai Pokok dalam Pancasila yaitu:
1) Nilai Dasar
Yaitu hakikat kelima sila Pancasila yang meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan, kemanusiaan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar tersebut
10
merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal sehingga dalam
nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang bauk dan
benar. Nilai dasar ideologi tersebut tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
Sebagai ideologi terbuka nilai dasar inilah yang bersifat tetap dan melekat
pada kelangsungan hidup negara sehingga engubah Pembukaan Pembukaan UUD
1945 yang memuat nilai dasar Pancasila tersebut sama halnya dengan pembubaran
negara. Adapun nilai dasar tersebut kemudian dijabarkan dalam pasal-pasal UUD
1945 yang di dalamnya terkandung lembaga-lembaga penyelenggara negara,
hubungan antar lembaga penyelenggara negara beserta tugas dan wewenangnya.
2) Nilai Instrumental
3) Nilai Praktis
11
kerakyatan dan keadilan. Terdapat beragam macam bentuk implementasi
pancasila dalam kehidupan sehari hari, bisa jadi kita secara tidak sadar telah
melakukan implementasi dari nilai nilai pancasila tersebut. Oleh karena itu dapat
diambil kesimplan bahwa implementasi nilai nilai pancasila merupakan sebuah
usaha yang dilakukan untuk merealisasikan setiap nilai yang terkandung dalam
butir butir pancasila dengan cara menerapkannya dalam setiap sendi sendi
kehidupan serta menjadikan pancasila sebagai pedoman atau landasan dalam
bertindak dan berperilaku
12
Pengembangan dalam segi ekonomi bukan hanya untuk mengejar pertumbuhan
belaka namun juga demi kemanusiaan juga kesejahteraan masyarakat secara
menyeluruh. Maka dari itu sistem perekonomian di Indonesia berdasarkan pada
asas ekonomi kekeluargaan untuk seluruh bangsa.
13
Adapun Implementasi Nilai dalam Pancasila sebagai Pokok Moralitas Bangsa
yaitu
1. Sila Pertama
Dimulai dari bunyi sila yang pertama yaitu “ketuhanan yang maha esa” yang
dalam pengamalan kehidupan sehari-hari seperti bahwa rakyat Indonesia
merupakan rakyat yang menjungjung tinggi nilai agama yang dianutya masing-
masing, dan adanya kepercayaan terhadap Tuhan, dalam sila ini mengandung nilai
religius, dan menjalankan semua perintah-Nya serta menjauhi semua larangan-
Nya. Dan dalam kehidupan sehari contohnya seperti menjaga kebersihan seperti
yang diperintahkan dalam agama islam, dan rajin dalam beribadah, dan tidak
melakukan segala sesuatu larangan yang berada di dalam ajaran agama yang
dipeluk masing-masing, dan adapula contohnya toleransi, karena Indonesia
merupakan negara yang memiliki agama yang berbeda-beda, dan semua agama
mengajarkan agar bertoleransi agar dapat hidup berdampingan walaupun memiliki
perbedaan diantaranya, dan hal tersebut agar dapat hidup dengan damai dan aman,
karena kedamaian, kenyamanan, dan kemanan bukan hanya tugas pemerintah saja
akan tetapi merupakan tugas seluruh warga negara Indonesia. .
2. Sila Kedua
Lalu bunyi sila yang kedua “kemanusiaan yang adil dan beradab” yaitu
bahwa sebagai rakyat Indonesia mengakui adanya harkat dan martabat manusia
dengan segala hak dan kewajiban asasinya dan perlakuan yang adil terhadap
semua manusia , diri , sendiri, dan alam sekitar, itu berarti setiap manusia harus
dan layak diperlakukan dengan sama tanpa membeda-bedakan dari latar belakang
sosial ataupun ekonomi, hal ini berkendaan dengan asas persamaan didepan
hukum, dan juga hak asasi manusia yang harus dilindungin oleh negara dan
masing-masing warga negara Indonesia juga turut menghargai dan menghormati
hak asasi manusia yang dimiliki oleh orang lain, karena batasan hak asasi manusia
adalah dengan adanya hak asasi manusia yang dimiliki oleh orang lain.
3. Sila Ketiga
14
Sila yang ketiga yang berbunyi “persatuan Indonesia” yang berarti sebagai
rakyat Indonesia tidak memandang perbedaan yang ada di Indonesia, baik agama,
suku, ras, dan agama, tetap sebangsa dan setanah air dan contoh implementasi
dalam kehidupan sehari-hari yakni dengan berteman dengan siapa saja, membantu
siapa saja tanpa memandang perbedaan. .
4. Sila Keempat
Lalu ada sila keempat yang berbunya “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” yang berarti dalam
menyelesaikan sesuatu atau untuk mendapatkan keputusan yang terbaik, itu
dilakukan dengan cara musyawarah..
5. Sila Kelima
Dan yang terakhir yaitu sila kelima yang berbunya “keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia” yakni yang berarti perlakuan yang adil disegala bidang
kehidupan, dan keadilan tersebut meliputi seluruh rakyat Indonesia..
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pancasila memiliki banyak nilai luhur yang berasal dari sila sila pancasila,
dimana sila sila ini sangat mempresentasikan kepribadian bangsa Indonesia.
Namun nilai nilai dari pancasila ini mulai berubah dan luntur seiring
berkembangnya zaman, meskipun begitu pelaksanaannya harus kita sesuaikan
dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang akan kita hadapi dalam waktu
mendatang.
Sehingga sebaik warga negara Indonesia yang baik, nilai nilai tersebut
haruslah kita amalkan dengan baik dan tepat sesuai dengan makna yang
terkandung di dalamnya, dengan catatan bukan hanya 1-2 sila saja yang
diterapkan melainkan sila sila yang lain juga harus dilaksanakan karena
keseluruhannya memiliki keterkaitan yang kuat.
3.2. Saran
16
Daftar Pustaka
17