Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari Hari”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pancasila

Dosen Pengampu : Dra. M. Suryaningsih M.S

Disusun Oleh :

Nama : Dendi Rizky R

NIM : 40040318083017

PROGAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat
bagi para pembaca.

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Semarang, 30 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...........................................................................… 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pancasila..................................................................… 3

2.2 Implementasi nilai-nilai Pancasila..................................…...….... 10

2.3 Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-


hari………………………....................................……… 12

BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................. ...... 16

3.2 Saran.........................................................................................… 16

DAFTAR PUSTAKA …………................................................…...... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semenjak awal mula kemerdekaan Pancasila sudah ditetapkan secara resmi


sebagai dasar negara kesatuan Republik Indonesia, namun lebih jauh dari hal
tersebut Pancasila telah menjadi filsafat bangsa, Pandangan hidup dan sendi sendi
kehidupan bangsa di Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila bukanlah hal yang
remeh meskipun Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman, dengan
tiap tiap daerahnya memiliki ciri khas, adat istiadat dan budaya yang berbeda
beda. Semua hal tersebut dapat dipersatukan dibawah Pancasila dan dibingkai
menjadi satu dalam "Bhineka Tunggal Ika" yang berarti berbeda beda namun satu
jua, selama Pancasila masih tetap hadir dalam setiap sendi kehidupan kita, maka
negara akan tetap kokoh dan kondusif. Inilah pentingnya daripada implementasi
nilai-nilai tersebut.

Namun, saat ini implementasi daripada nilai nilai Pancasila hanyalah menjadi
sebuah simbol dan teori. Bahkan kebanyakan orang hanya mengetahui butir butir
pancasila tanpa memahami makna atau nilai yang terkandung di dalamnya, lebih
parah lagi terdapat warga negara yang lupa atau tidak mengetahui butir butir
tersebut.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa nilai nilai yang terdapat pada setiap butir
butir pancasila masih belum dapat diimplementasikan secara menyeluruh dalam
setiap sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, oleh karenanya muncul
sebagian warga negara yang tidak sadar akan hal itu.

Oleh karena itu, agar dapat menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya


nilai nilai dalam setiap pancasia yang akan kita jadikan pedoman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah yang melatarbelakangi pembuatan
makalah ini.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Pancasila?

2. Apa yang dimaksud dengan Implementasi nilai-nilai Pancasila?

3. Bagaimana cara mengimplementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan


sehari hari?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pancasila

Kedudukan dan fungsi pancasila bila kita kaji secara ilmiah memeliki
pengertian yang luas, sebaik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, sebagai
pandangan hidup bangsa sebagai ideologi bangsa dan negara, sebagai
keperibadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam
terminologi yang harus kita deskripsikan secara objektib.

Untuk memahami pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya


maupun peristilahannya maka pegertian pancasila tersebut meliputi lingkup
pengertian sebagai berikut:

 Pancasila secara Etimologis

 Pancasila secara Historis

 Pancasila secara Terminologis

A. Pengertian Pancasila secara Etimologis

Sebelum kita membahas isi arti dan fungsi pancasila sebagai dasar negara
maka terlebih dahulu perlu dibahas asal dan istilah “pancasila” beserta makna
yang terkandung didalamnya. Secara Etimologis istilah “pancasila” berasal dari
sangsekerta dari india (Bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa
adalah Prakerta.

Menurut Muhammad Yamin , dalam bahasa sangsekerta perkataan pancasila


memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu:

Panca ”artinya lima” “syla” vokal i pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau
“dasar” “syila” vokal i panjang artinya “peraturan tingkah lakuyang baik, yang
penting atau yang senonoh”

3
Kata kata tersebut kemudian dalam bahasa indonesia terutama dalam bahasa
jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan moralitas, oleh karena itu
secara etimologis kata “pancasila “ yang dimaksudkan adalah istilah “panca
syilia” dengan pokal i pendek yang memiliki makna leksikal “ berbatu sendi lima”
, atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “panca
syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting
(Yamin:1960:437).

Perkataan pancasila mula mula terdapat dalam kepustakaan Budha di india.


Ajaran Budha bersumber pada kitab suci Tri Pataka yang terdiri atas tiga macam
buku besar yaitu: Sutha Pitaka, Abhidama Pilaka dan Vinaya Pitaka. Dalam ajaran
Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai Nirwana dengan melalui Samadhi,
dan setiap golongan berbeda kewajiban moralnya. Ajaran ajaran moral tersebut
adalah sebagai berikut: Dasasyila, Saptasyila, Pancasyiila.

Ajaran pancasila menurut Budha adalah merupakan lima aturan (larangan)


atau five moral principles, yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut
biasa atau awam. Pancasyiila yang berisi lima larangan atau pantangan itu
menurut isi lengkapnya adalah sebagai berikut:

 Panatipada veramani sikhapadam samadiyani artinya “jangan mencabut


nyawa mahkluk hidup” atau dilarang membunuh.

 Dinna dana veramani shikapadam samadfiyani artinya “janganlah


mengambil barang yang tidak diberikan”, maksudnya dilarang mencuri.

 Kameshu micehara veramani shikapadam samadiyani artinya jangalah


berhubungan kelamin, yang dimaksudnya dilarang berzina.

 Musawada veramani sikapadam samadiyani, artinya janganlah


meminum-minuman yang menghilangkan pikiran, yang maksudnya dilarang
minum minuman keras (Zaenal abidin. 1958:361).

4
Dengan masuknya kebudayaan india ke indonesia melalui penyebaran agama
Hindhu dan Budha, maka ajaran “pancasila” Budhismepun masuk ke dalam
kepustakaan jawa, terutama pada jaman majapahit.

Perkataan “pancasila” dalam khasanah kesusahteraan nenek moyang kita


jaman keemasan keprabuan Majapahit dibawah raja Hayam Wuruk dan Maha
Patih Gadjah Mada, dapat ditemukan dalam keropak negara kertagama, yang
berupa kakawin (sair pujian) dalam pujangga istana bernama empu Prapanca yang
selesai ditulis pada tahun 1365, dimana dapat kita temui dalam sarga 53 bait ke
yang berbunyi sebagai berikut:

Yatnaggegwani pancasyiila kartasangkarbgisekata, yang artinya raja


menjalankan dengan dengan setia kelima pantangan (Pancasila), begitupula
upacara – upacara ibadat dan penobatan-penobatan.

Bagitu perkataan pancasila dari bahasa Sansekerta menjadi bahasa jawa kuno
yang artinya tetap sama terdapat dalam zaman Majapahit. Demikian juga pada
jaman Majapahit tersebut hidup berdampingan secara damai kepercayaan tradisi
agama Hindhu Syiwa dan agama Budha Mahayan dan campurannya Tantrayana.

Dalam kehidupan tersebut setiap pemeluk agama beserta alirannya terdapat


penghulunya (kepala urusan agama). Kepala penghulu Budha tersebut
“Dharmadyaksa ring kasyaiwan” (Slamet Mulyono, 1979:202)

Setalah Majapahit runtuh dan agama islam mulai tersebar ke seluruh


Indonesia maka sia sia pangaruh ajaran moral Budha (Pancasila) masih juga
dikenal dalam masyarakat jawa, yang disebut dengan “Lima larangan” atau “lima
Pantangan” moralitas yaitu dilarang:

 Mateni, artinya membunuh

 Maliang, artnya mencuri

 Madon, artinya berzina

 Mabok, artinya minum minuman keras atau menghisap candu

5
 Main, artinya berjudi

Semua huruf dalam ajaran moral tersebut diawal dengan huruf “M” atau
dalam bahasa jawa disebut “Ma”, oleh karena iut lima prinsip moral tersebut “Ma
lima” atau “M 5” yaitu lima larangan (Ismaun, 1981:79).

B. Pengertian Pancasila secara Historis

Proses perumusan pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat. Mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas
pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar
negara indonesia yag akan dibentuk. Kemudian tampilan pada sidang tersebut tiga
orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.

Pada tanggal 1 juni 1945 didalam sidang tersebut ir, Soekarno berpidato
secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia.
Kemudian untuk memberi nama istilah dasar negara tersebut Soekarno
memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno
atas saran dari seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan
namanya.

Pada tanggal 17 agustus 1945 Indonesia memprolamirkan kemerdekaannya,


kemudian keesokan harinya tanggal 18 agustus 1945 disahkan Undang – undang
dasar 1945 termasuk pembukaan UUD 1945 dimana termuat isi rumusan lima
prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama pancasila.

Sejak saat itulah perrkataan pancasila telah menjadi bahasa indonesia dan
merrupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV pembukaan UUD 1945
tidak termuat istilah “pancasila” namun yang dimaksudkan dasar negara republik
indonesia adalah disebut dengan istilah “pancasila”. Hal ini didasarkan atas
inrprestasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar
negara yang kemudian secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.

Demikianlah riwayat pancasila baik dari segi istilahnya maupun proses


perumusannya, sampai menjadi dasar negara yang sah sebagaimana terdapat

6
dalam pembukaan UUD 1945. Adapun secara termonologi historis proses
perumusan pancasila adalah sebagai berikut:

a. Soekarno (1 Juni 1945)

Pada tanggal 1 juni 1945 tersebut Soekarno mengucapkan pidatonya


dihadapan sidang Badan Penyelidik. Dalam pidato tersebut diajukan oleh
Soekarno secara lisan usulan lima dasar sebagai dasar negara indonesia yang akan
dibentuknya, yang rumusannya adalah sebagai berikut:

1. Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia


2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Untuk usulan tentang rumusan dasar negara tersebut beliau mengajukan


usul agar dasar negara tersebut diberi nama “pancasila”, yang dikatakan oleh
beliau istilah itu atas saran dari salah seorang ahli bahasa, namun sayangnya tidak
disebutkan nam seorang ahli bahasa tersebut. Usul mengenai nama “Pancasila”
bagi dasar negara tersebut secara bulat diterima oleh sidang BPUPKI.

Selanjutnya beliau mengusulkan bahwa kelima sila tersebut dapat


di peras menjadi “Tri sila” yang rumusannya:

1. Sosiol Nasional yaitu: “Nasionalisme dan Internasionalisme”


2. Sosio Demokrasi yaitu, “Demokrasi dengan kesejahteraan Rakyat”
3. Ketuhanan yang maha esa

Adapun “Tri Sila” tersebut masih diperas lagi menjadi “Eka Sil” atau satu sila
yang intinya adalah “gotong royong”

Pada tahun 1947 pidato Ir. Soekarno tersebut diterbitkan dan dipublikasikan
dan diberi judul “lahirnya Pancasila”, sehingga dahulu pernah populer bahwa
tanggal 1 juni adalah hari lahirnya pancasila.

7
b. Piagam Jakarta (22 Juni 1945)

Pada tanggal 22 juni 1945 sembilan tokoh nasional yang juga tokoh Dokuriti
Zyumbi Tioosakay mengadakan pertemuan untuk membahas pidato serta usul
usul mengenai dasar negara yang telah dikemukakan dalam sidang Badan
Penyelidik. Sembilan tokoh tersebut dikenal dengan “ Panitia Sembilan”, yang
setelah mengadakan sidang berhasil menyusun sebuah naskah piagam yang
dikenal dengan “Piagam Jakarta” yang didalamnya memuat Pancasila, sebagai
buah hasil pertamakali disepakati oleh sidang.

Adapun rumusan Pancasila sebagaimana termuat dalam Piagam Jakarta,


sebagai buah hasil pertamakali disepakati oleh sidang.

Adapun rumusan Pancasila sebagaimana termuat dalam piagam jakarta adalah


sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam pemeluk


pemeluknya
2. Kemanusian yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijakan dalam permusyawaratan
/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

C. Pengertian Pancasila secara Terminologis

Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan


negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara
sebagaimana lazimnya negara negara yang merdeka, maka panitia persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya
tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD Negara Republik
Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun 1945 tersebut terdiri atas dua
bagian yaitu pembukaan UUD 1945 dan pasal pasal UUD 1945 yang berisi 37
ayat pasal 1, Aturan peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 aturan Tambahan
terdiri dari 2 ayat.

8
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari empat alinea tersebut
tercantum Rumusan Pancasila sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang maha esa


2. Kemanusian yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perkwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Rumusan pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945


inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara republik
indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat indonesia.
Namun dalam sejarah ketetanegaraan indonesia dalam upaya bangsa indonesia
mempertahankan Proklakasi eksitensi negara dan bangsa indonesia maka terdapat
pula rumusan-rumusan pancasila sebagai berikut:

a. Dalam Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat).

Dalam konstitusi RIS yang berlaku tanggal 29 Desember 1949 sampai dengan
17 Agustus 1950, tercantum rumusan pancasila sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang maha esa


2. Peri kemanusian
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial

b. Dalam UUDS (Undang-undang Dasar Sementara 1945)

Dalam UUD 1945 yang berlaku mulai 17 agustus 1950 sampai 5 juli 1959,
terdapat pula rumusan pancasila seperti rumusan yang tercantum dalam kosntitusi
RIS, sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang maha esa

9
2. Peri kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial

c. Rumusan Pancasila di Kalangan Masyarakat.

Selain itu terdapat juga rumusan pancasila dasar negara yang beredar dikalangan
masyarakat luas, bahkan rumusannya sangat beranekaragam antara lain terdapat
rumusan sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang Maha Esa


2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan sosial

Dari bermacam-macam rumusan pancasila tersebut diatas yang sah dan benar
secara konstitusional adalah rumusan pancasila sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Hal ini diperkuat dengan ketetapan NO XX/MPRS/1996,
dan Inpres no. 12 april 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan
rumusan Pancasila Dasar Negara Repubulik Indonesia yang sah dan benar adalah
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

2.2. Implementasi nilai-nilai Pancasila

Dalam pancasila terkandung nilai nilai pokok, dimana nilai nilai pokok ini
yang akan kita wujudkan atau implementasikan dalam setiap sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Adapun nilai-nilai Pokok dalam Pancasila yaitu:

1) Nilai Dasar

Yaitu hakikat kelima sila Pancasila yang meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan, kemanusiaan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar tersebut

10
merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal sehingga dalam
nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang bauk dan
benar. Nilai dasar ideologi tersebut tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

Oleh karena Pembukaan UUD 1945 memuat nilai-nilai dasar ideologi


Pancasila, maka pembukaan UUD 1945 merupakan suatu norma dasar yang
merupakan tertib hukum tertinggi, sebagai sumber hukum positif sehingga dalam
negara memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.

Sebagai ideologi terbuka nilai dasar inilah yang bersifat tetap dan melekat
pada kelangsungan hidup negara sehingga engubah Pembukaan Pembukaan UUD
1945 yang memuat nilai dasar Pancasila tersebut sama halnya dengan pembubaran
negara. Adapun nilai dasar tersebut kemudian dijabarkan dalam pasal-pasal UUD
1945 yang di dalamnya terkandung lembaga-lembaga penyelenggara negara,
hubungan antar lembaga penyelenggara negara beserta tugas dan wewenangnya.

2) Nilai Instrumental

Yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran, serta lembaga


pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan eksplisitasi, penjabaran lebih
lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila.

3) Nilai Praktis

Nilai praktis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi


pengamalan yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam realisasi praktis inilah penjabaran nilai-nilai
Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan
perbaikan (reformasi) sesuai perkembangan zaman, ilmu pengetahuan serta
aspirasi masyarakat.

Setelah memahami daripada Nilai nilai yang terkandung pada Pancasila.


Selanjutnya kita dapat mulai memahami apa itu Implementasi nilai nilai pancasila.
Implementasi dapat dimaknai sebagai penerapan, sedangkan implementasi nilai
nilai pancasila adalah wujud penerapan daripada setiap nilai nilai yang terkandung
pada butir butir pancasila, baik dari nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,

11
kerakyatan dan keadilan. Terdapat beragam macam bentuk implementasi
pancasila dalam kehidupan sehari hari, bisa jadi kita secara tidak sadar telah
melakukan implementasi dari nilai nilai pancasila tersebut. Oleh karena itu dapat
diambil kesimplan bahwa implementasi nilai nilai pancasila merupakan sebuah
usaha yang dilakukan untuk merealisasikan setiap nilai yang terkandung dalam
butir butir pancasila dengan cara menerapkannya dalam setiap sendi sendi
kehidupan serta menjadikan pancasila sebagai pedoman atau landasan dalam
bertindak dan berperilaku

2.3. Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

Adapun implementasi nila-nilai pancasila untuk bidang politik, ekonomi,


sosial budaya dan keamanan yaitu:

1. Dalam Bidang Politik


Pembangunan serta pengembangan dalam bidang politik haruslah
berdasarkan pada dasar ontologis manusia. Hal tersebut berdasarkan kenyataan
objektif bahwa manusia merupakan subjek negara, oleh karenanya kehidupan
politik harus sungguh-sungguh merealisasikan tujuan demi menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik negara haruslah berdasarkan
pada moralitas seperti yang tercantum di dalam sila-sila Pancasila dan maknanya,
sehingga dalam praktek-praktek politik paham yang menghalalkan segala cara
haruslah ditiadakan segera.

2. Dalam Bidang Ekonomi


Di dalam ilmu ekonomi terdapat sebuah istilah siapa yang kuat maka ialah
yang akan menang, sehingga umumnya dalam pengembangan ekonomi selalunya
mengarah pada persaingan bebas. Dan sangat jarang yang mementingkan
moralitas kemanusiaan. Hal tersebut tentunya sangat tidak sesuai dengan ciri-ciri
demokrasi Pancasila yang lebih mengarah pada ekonomi kerakyatan, yakni
perekonomian yang manusiawi yang berdasarkan pada tujuan guna
mensejahterakan rakyat secara luas (Mubyarto,1999).

12
Pengembangan dalam segi ekonomi bukan hanya untuk mengejar pertumbuhan
belaka namun juga demi kemanusiaan juga kesejahteraan masyarakat secara
menyeluruh. Maka dari itu sistem perekonomian di Indonesia berdasarkan pada
asas ekonomi kekeluargaan untuk seluruh bangsa.

3. Dalam Bidang Sosial dan Budaya


Dalam membangun maupun mengembangkan aspek sosial budaya di
masyarakat hendaknya berdasarkan pada sistem nilai. Sebuah sistem yang
memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai luhur budaya yang telah dimiliki oleh
masyarakat. Sebab fungsi kebudayaan bagi masyarakat, terutama dalam rangka
guna melakukan reformasi di segala bidang. Dengan adanya stagnansi nilai sosial
budaya yang ada di masyarakat, sehingga tak jarang timbul berbagai macam
konflik sosial yang dapat menimbulkan dampak ketimpangan sosial di
masyarakat secara luas.
Sehingga sangat dibutuhkan peran akhlak dalam pembentukan karakter
bangsa supaya menjadi bangsa yang memiliki karakter Pancasila. Karenanya
sebagai cara melestarikan budaya harus mengangkat nilai-nilai budaya yang
dimiliki bangsa Indonesia Yakni nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Yang bersumber
pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

4. Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan


Pada hakikatnya sebuah negara merupakan kumpulan suatu masyarakat
hukum. Demi tegaknya hak dan kewajiban warga negara maka sangat dibutuhkan
adanya peraturan perundang-undangan negara, guna mengatur ketertiban maupun
keteraturan warga serta sebagai landasan hukum persamaan kedudukan warga
negara.

13
Adapun Implementasi Nilai dalam Pancasila sebagai Pokok Moralitas Bangsa
yaitu

1. Sila Pertama
Dimulai dari bunyi sila yang pertama yaitu “ketuhanan yang maha esa” yang
dalam pengamalan kehidupan sehari-hari seperti bahwa rakyat Indonesia
merupakan rakyat yang menjungjung tinggi nilai agama yang dianutya masing-
masing, dan adanya kepercayaan terhadap Tuhan, dalam sila ini mengandung nilai
religius, dan menjalankan semua perintah-Nya serta menjauhi semua larangan-
Nya. Dan dalam kehidupan sehari contohnya seperti menjaga kebersihan seperti
yang diperintahkan dalam agama islam, dan rajin dalam beribadah, dan tidak
melakukan segala sesuatu larangan yang berada di dalam ajaran agama yang
dipeluk masing-masing, dan adapula contohnya toleransi, karena Indonesia
merupakan negara yang memiliki agama yang berbeda-beda, dan semua agama
mengajarkan agar bertoleransi agar dapat hidup berdampingan walaupun memiliki
perbedaan diantaranya, dan hal tersebut agar dapat hidup dengan damai dan aman,
karena kedamaian, kenyamanan, dan kemanan bukan hanya tugas pemerintah saja
akan tetapi merupakan tugas seluruh warga negara Indonesia. .

2. Sila Kedua
Lalu bunyi sila yang kedua “kemanusiaan yang adil dan beradab” yaitu
bahwa sebagai rakyat Indonesia mengakui adanya harkat dan martabat manusia
dengan segala hak dan kewajiban asasinya dan perlakuan yang adil terhadap
semua manusia , diri , sendiri, dan alam sekitar, itu berarti setiap manusia harus
dan layak diperlakukan dengan sama tanpa membeda-bedakan dari latar belakang
sosial ataupun ekonomi, hal ini berkendaan dengan asas persamaan didepan
hukum, dan juga hak asasi manusia yang harus dilindungin oleh negara dan
masing-masing warga negara Indonesia juga turut menghargai dan menghormati
hak asasi manusia yang dimiliki oleh orang lain, karena batasan hak asasi manusia
adalah dengan adanya hak asasi manusia yang dimiliki oleh orang lain.

3. Sila Ketiga

14
Sila yang ketiga yang berbunyi “persatuan Indonesia” yang berarti sebagai
rakyat Indonesia tidak memandang perbedaan yang ada di Indonesia, baik agama,
suku, ras, dan agama, tetap sebangsa dan setanah air dan contoh implementasi
dalam kehidupan sehari-hari yakni dengan berteman dengan siapa saja, membantu
siapa saja tanpa memandang perbedaan. .

4. Sila Keempat
Lalu ada sila keempat yang berbunya “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” yang berarti dalam
menyelesaikan sesuatu atau untuk mendapatkan keputusan yang terbaik, itu
dilakukan dengan cara musyawarah..

5. Sila Kelima
Dan yang terakhir yaitu sila kelima yang berbunya “keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia” yakni yang berarti perlakuan yang adil disegala bidang
kehidupan, dan keadilan tersebut meliputi seluruh rakyat Indonesia..

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pancasila memiliki banyak nilai luhur yang berasal dari sila sila pancasila,
dimana sila sila ini sangat mempresentasikan kepribadian bangsa Indonesia.
Namun nilai nilai dari pancasila ini mulai berubah dan luntur seiring
berkembangnya zaman, meskipun begitu pelaksanaannya harus kita sesuaikan
dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang akan kita hadapi dalam waktu
mendatang.

Sehingga sebaik warga negara Indonesia yang baik, nilai nilai tersebut
haruslah kita amalkan dengan baik dan tepat sesuai dengan makna yang
terkandung di dalamnya, dengan catatan bukan hanya 1-2 sila saja yang
diterapkan melainkan sila sila yang lain juga harus dilaksanakan karena
keseluruhannya memiliki keterkaitan yang kuat.

Pentingnya pancasila sebagai penuntun moral dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga ancaman dan pengaruh buruk
dari luar dapat dicegah. Oleh karena itu, sejak dini bisa mulai menanamkan nilai
nilai pancasila baik melalui keluarga dan masyarakat, ataupun melalui pelajaran
PKn dan kuliah Pendidikan Pancasila.

3.2. Saran

Hendaknya kesadaran dan kemauan untuk mengimplementasikan atau


menerapkan nilai nilai Pancasila ditumbuhkan dalam diri manusia sejak dini
karena pancasila sangat penting dan berguna bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara.

16
Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Pendidikan


Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Balai Pustaka

Kaderi, A. 2015. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Banjarmasin:


Penerbit Antasari Press

Kaelan. 2016. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Penerbit Paradigma

Rakhmat, M. 2015. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan. Bandung: CV.


Warta Bagja

Sijai (2019, 22 Agustus). Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka | Pengertian, Nilai-


nilai, Dimensi dan Ciri-ciri. Dikutip 28 Oktober 2019 dari Sijai:
https://sijai.com/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/.

Fauzi, A (2019, 29 September). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila. Dikutip 28


Oktober 2019 dari Eduspensa: https://www.eduspensa.id/implementasi-nilai-nilai-
pancasila/.

Anggraeni, FA (2019, Januari). Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam


Kehidupan Sehari-hari dan Kerangka Pemerintahan Indonesia. Dikutip 28
Oktober 2019 dari Research Gate:
https://www.researchgate.net/publication/330278642_Implementasi_Nilai-
nilai_Pancasila_dalam_Kehidupan_Sehari-
hari_dan_Kerangka_Pemerintahan_Indonesia

17

Anda mungkin juga menyukai