KULIAH TUGAS 1
a. Pendidikan perkoperasian
b. Kerjasama antar koperasi
Apabila kita bandingkan antara prinsip-prinsip menurut UU No.25 Tahun 1992 dengan prinsip-
prinsip ICA 1995 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
a. Prinsip keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka (UU No.25 Tahun 1992) sesuai dengan
prinsip pertama ICA
b. Prinsip pengelolaan dilakukan secara demokratis (UU No. 25 Tahun 1992) sesuai dengan
prinsip kedua ICA
c. Jasa usaha masing-masing anggota (UU No.25 tahun 1992) terkandung pada prinsip ketiga
ICA. Meskipun demikian, pada prinsip ICA, lebih ditekankan pada partisipasi ekonominya.
Dibandingkan dengan pembagian SHU-nya.
d. Prinsip pemberian balas jasa yang terbatas pada modal (UU No.25 Tahun 1992) terkandung
pada prinsip ketiga ICA.
e. Prinsip kemandirian (UU No.25 Tahun 1992) sesuai dengan prinsip kelima ICA.
f. Prinsip kerja sama antarkoperasi (UU No.25 Tahun 1992) sesuai denga prinsip keenam ICA.
Sedangkan prinsip ICA kepedulian terhadap masyarakat, tidak terdapat dalam prinsip-prinsip
UU No.25 Tahun 1992.
3. karena Aliran yang berkeinginan untuk menjadi koperasi sebagai batu loncatan untuk mencapai
sosialisme atau disebut dengan (aliran socialist). aliran sosialis ini tidak terlepas dari berbagai
keburukan yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme. Karena itu pada abad XIX pertumbuhan
koperasi di negara-negara barat sangat didukung oleh kaum sosialis. Menurut aliran ini koperasi
dipandang sebagai alat yang paling efektif untuk mencapai kesejahteraan masyarakat disamping itu
menyatukan rakyat lebih mudah melalui organisasi koperasi. Akan tetapi dalam perkembangannya,
kaum sosialis kurang berhasil memanfaatkan koperasi bagi kepentingan mereka. Kemudian kaum
sosialis diantaranya berkembang menjadi kaum komunis mengupayakan gerakan koperasi sebagai
alat sistem komunis sendiri. Koperasi dijadikan sebagai alat ESPA4323/MODUL 1 1.5
pemerintah dalam menjalankan program-programnya sehingga otonomi koperasi menjadi hilang.
Aliran ini banyak dijumpai di negara Eropa Timur dan Rusia
4. pada zaman penjajahan Belanda , pada awalnya koperasi diperkenalkan dalam bentuk koperasi
simpan pinjam model Schulze-Delitzch, kemudian model Raiffeisen dan selanjutnya koperasi
sebagai organisasi ekonomi yang bersifat swadaya, banyak dipergunakan para pejuang
kemerdekaan sebagai cara untuk menyadarkan rasa harga diri bangsa Indonesia. Hal ini sulit
dilakukan pada zaman jepang karena koperasi dipergunakan sebagai alat pemerintah penjajahan
yang semata-mata untuk mendistribusikan barang kebutuhan sehari-hari. Alat perlengkapan
organisasi menjadi tidak berfungsi sama sekali.