Anda di halaman 1dari 17

Koperasi UMKM

Tiara Carina, S.Psi, MM

kelompok 2

Oleh :

1. EKA FEBRIYANI LESTARI (08)


2. PUTU YOGA PRATAMA (10)
3. I WAYAN ALVIN INDRA CINTANA (11)
4. I NYOMAN ARDI SUYASA (26)

KELAS PEMASARAN B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi adalah sebuah organisasi kerjasama antar anggota yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi para anggotanya. Koperasi pada awalnya terbentuk karena
adanya ketidak adilan dalam pelaksanaan sistem ekonomi. Pada pertengahan abad ke-18
kemajuan teknologi dan pengetahuan telah mengubah wajah dunia. Berbagai penemuan di
bidang teknologi melahirkan tata dunia ekonomi yang baru. Tatanan dunia ekonomi menjadi
terpusat pada keuntungan perseorangan, yaitu kaum pemilik modal ( kapitalisme) atau
borjuis. Kaum kapitalis atau pemilik modal memanfaatkan penemuan baru tersebut dengan
sebaik-baiknya untuk memperkaya dirinya dan memperkuat kedudukan ekonominya. Hasrat
serakah ini melahirkan persaingan bebas yang tidak terbatas. Sistem ekonomi kapitalis/liberal
memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan
kemelaratan dan kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah. Banyak buruh yang kelaparan
dan meninggal. Gaji yang ditetapkan para pengusaha tidak cukup untuk kebutuhan sehari-
hari. Akibat keserakahan para pengusaha untuk mendapatkan efisiensi dalam perusahannya.
Cara yang ditempuh para pengusaha untuk mencapai efisiensi adalah dengan menekan biaya
produksi yaitu upah buruh. Karena hal ini kehidupan para buruh semakin menderita.

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang
demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sejarah koperasi bermula pada abad ke-
20 yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan
oleh orang-orang yang sangat kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika
penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalime
semakin memuncak. Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan
ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan
mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya. Koperasi baru
terlihat pergerakannya pada tanggal 12 Juli 1947 di Tasikmalaya setelah Bapak Koperasi,
Bung Hatta mengadakan Kongres Koperasi I.

Awalnya keberadaan koperasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok para
anggotanya, sehingga hanya ada koperasi konsumsi atau single purpose. Namun dalam
perkembangannya fungsi koperasi menjadi bermacam-macam antara lain sebagai tolak ukur
kegiatan usaha, sebagai bentuk usaha baru, dan sebagai alternatif kegiatan usaha.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Kekurangan Koperasi dibandingkan dengan badan usaha lain


2. Apa saja kerja sama Koperasi
3. Apa saja partisipasi Koperasi

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa Kekurangan Koperasi dibandingkan dengan badan usaha lain
2. Untuk Mengetahui Apa saja kerja sama Koperasi
3. Untuk Mengetahui Apa saja partisipasi Koperasi
BAB II

Koperasi dalam Analisis Komparatif

2.1  Konsep Koperasi

Dua contoh pengertian koperasi yang mcncantumkan prinsip-prinsip koperasi adalah


yang dikemukakan oleh International Cooperative Alliance (ICA) adalah kumpulan orang-
orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan social ekonomi anggotanya dengan
memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya dengan jalan berusaha bersama dengan saling
membantu antara satu dengan lainnya dengan cara membatasi keuntungan, usaha
tersebut harus di dasarkan prinsip-prinsip koperasi (Ima Suandi, 1989). Prinsip-prisip yang
dimaksud adalah prinsip-prinsip koperasi yang dikemukakan ICA.

Pada UU No. 25 tahun 1992, koperasi didefinisikan sebagai “badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasar
atas asas kekeluargaan”. Jika koperasi dipandang dari sudut organisasi ekonomi, pengertian
koperasi dapat dinyatakan dalam kriteria identitas yaitu anggota sebagai pemilik dan
sekaligus sebagai pelanggan. Pendapat Muenkner (1989, h.40) memberikan definisi koperasi
sebagai organisasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut :

1. Adanya sekelompok orang yang menjalin hubungan antara sesamanya atas dasar
sekurang-kurangnya satu kepentingan yang sama (kelompok koperasi),
2. Adanya dorongan (motivasi) untuk mengorganisasikan diri dalam kelompok guna
memenuhi kebutuhan ekonomi melalui usaha bersama atas dasar swadaya dan saling
tolong menolong (motivasi swadaya),
3. Adanya perusahaan yang didirikan dan dikelola secara bersama-sama (perusahaan
koperasi), dan
4. Tugas perusahaan tersebut adalah untuk memberikan pelayanan kepada para
anggotanya (promosi anggota).

2.2  Berbagai Hubungan dalam Koperasi

Berdasarkan konsep koperasi yang dijelaskan di atas, perlu digaris bawahi 3 hubungan yang
penting dalam lingkungan koperasi, yaitu hubungan kepemilikan, hubungan pelayanan dan
hubungan pasar.
 Hubungan Kepemilikan

Hubungan kepemilikan menunjukkan besarnya peranan dalam koperasi, artinya anggota


adalah pemilik perusahaan koperasi. Sebagai pemilik anggota mempunyai kewajiban
-kewajiban dan hak-hak tertentu terhadap koperasinya, baik kewajiban dan hak individual
maupun kewajiban dan hak keuangan (finansial). Kewajiban dan hak pribadi adalah
kewajiban dan hak dalam kehidupan kegiatan koperasi. Kewajiban dan hak ini sama bagi
semua anggota dan tidak dapat dihilangkan dari seorang anggota selama menjadi anggota
koperasi.

Kewajiban dan hak keuangan adalah kewajiban dan hak yang berhubungan dengan
keikutsertaan keuangan para anggota dalam harta kekayaan dan dana koperasi. Kewajiban
dan hak keuangan hanya timbul antara anggota dan koperasi, tidak antara sesama anggota,
atau antara anggota dengan para kreditor koperasi.

Kewajiban secara individu yang utama adalah :

- Ikut serta secara individual dalam usaha bersama guna mencapai tujuan bersama
- Kewajiban untuk setia kepada koperasi, yakni meliputi :
1. Turut serta secara aktif dalam kehidupan koperasi, misalnya melakukan pemilihan
pengurus.
2. Memanfaatkan fasilitas koperasi
3. Mengambil tindakan yang diperlukan agar kerugian koperasi dapat dihindarkan.
4. Tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan koperasi.
5. Tidak melakukan persaingan dengan badan usaha koperasi
6. Kewajiban untuk memenuhi keputusan yang diambil dengan suara terbanyak
7. Kewajiban untuk mematuhi anggaran dasar
8. Kewajiban untuk memberikan semua keterangan yang perlu kepada koperasi.
9. Kewajiban untuk memanfaatkan fasilitas badan usaha koperasi.

Umumnya setiap anggota mempunyai kepentingan untuk memanfaatkan fasilitas yang


diadakan koperasi, sebab fasilitas ini dibentuk terutama untuk memenuhi kebutuhan
anggotanya. Tapi dalam hal di mana pemanfaatan fasilitas koperasi secara reguler tidak
memberikan hasil dalam memajukan kepentingan ekonomis para anggotanya, maka
keikutsertaan para anggota dalam koperasi menjadi alasan yang dipersoalkan.
Oleh karena itu tindakan anggota seharusnya adalah :

- Menimbulkan suatu perubahan dalam hal pengelolaan badan usaha koperasi


- Mengubah tujuan koperasi sampai dengan koperasi mampu memenuhi kebutuhan
ekonomis riil anggotanya.
- Mengundurkan diri dari koperasi karena tidak menguntungkan
- Membubarkan koperasi mereka
- Mempersatukan koperasi dengan koperasi lain supaya membentuk unit ekonomi yang
dapat hidup terus guna kemajuan anggotanya.

Berdasarkan kewajiban individual tersebut maka setiap anggota mempunyai hak individual
sebagai berikut :

- Hak untuk menghadiri rapat dan mengajukan usul


- Hak untuk memberi suara
- Hak untuk memilih dan dipilih menjadi pengurus
- Hak untuk memanfaatkan fasilitas koperasi
- Hak untuk diberi tahu mengenai suatu hal yang berhubungan dengan koperasi
- Hak untuk mengundurkan diri dari keanggotaan.
- Hak untuk melindungi kelompok minoritas.

Kewajiban keuangan yang utama dari anggota meliputi tiga hal pokok, yaitu :

1. Kewajiban untuk membayar konstribusi kuangan yang ditentukan dalam anggaran


dasar, misalnya simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela dan dana-dana
pribadi yang diinvestasikan dalam koperasi. Bagi anggota sendiri, konstribusi ini
merupakan keputusan investasi di mana mereka mengharapkan tingkat pengembalian
investasi (return on investment) tertentu yang dapat menunjang tingkat kehidupannya.
Keuntungan itu bisa meluas tidak hanya pada besarnya proporsi dari SHU, tetapi
besarnya manfaat langsung yang diterima, yakni berupa harga pelayanan. Manfaat
langsung inilah yang sebenarnya sangat diharapkan anggota.
2. Kewajiban bertanggung jawab atas utang koperasi. Tanggung jawab koperasi
terhadap kreditor hanya sebatas harta kekayaan koperasi itu sendiri dan kreditor tidak
dapat menuntut pembayaran langsung dari para anggotanya. Tanggung jawab anggota
terhadap utang tertentu dibatasi hingga jumlah tertentu sesuai dengan anggaran dasar.
3. Kewajiban untuk memanfaatkan fasilitas badan usaha tertentu, misalnya fasilitas
simpan pinjam.
Berdasarkan kewajiban tersebut maka hak keuangan anggota adalah sebagai berikut :

a. Hak untuk menggunakan dan menarik keuntungan dari fasilitas badan usaha koperasi
b. Hak untuk menerima kembali uang keanggotaan, keuntungan, bonus dan bunga atas
modal saham yang disetor.
c. Hak untuk menuntut pembayaran kembali konstribusi dana koperasi yang disetorkan
karena mengundurkan diri dari keanggotaan koperasi.
d. Hak untuk menerima kembali dana yang disetorkan karena koperasi dilikuidasi.
 Hubungan Pelayanan

Hubungan pelayanan muncul karena fakta bahwa anggota di samping sebagai pemilik
juga sebagai pelanggan utama koperasi. Bentuk hubungan pelayanan koperasi terhadap
anggota dapat dilakukan melalui bisnis antara usaha anggota dengan badan usaha koperasi.
Hubungan bisnsis ini dapat dikaji secara mikro, dimana anggota dapat berfungsi sebagai
produsen (penjual) tetapi juga berfungsi sebagai konsumen (pemakai). Demikian juga
koperasi, ia dapat berfungsi sebagai produsen (penjual) tetapi juga dapat berfungsi sebagai
konsumen atau pedagang. Berbeda dengan perusahaan individu yang berorientasi pada
maksimal profit, perusahaan koperasi mempunyai dua misi utama yaitu pelayanan terhadap
anggotanya dan meningkatkan pertumbuhan badan usaha koperasi itu sendiri.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada anggotanya, koperasi dapat mejadikan anggota


sebagai segmen pasar yang potensial bagi peningkatan pelayanan tersebut. Tetapi jika ingin
meningkatkan pertumbuhan badan usaha koperasi, manajemen harus berorientasi ke luar
anggota. Tentu saja proporsi transaksi dengan anggota harus lebih banyak dibandingkan
dengan proporsi transaksi dengan nonanggota, sebab bagaimanapun, misi pelayanan terhadap
anggota harus lebih diutamakan daripada misi pertumbuhan badan usaha koperasi.

 Hubungan Pasar

Pada prinsipnya, pasar adalah pertemuan antara penjual dan pembeli. Tetapi konsep pasar
sebenarnya bukanlah sesuatu yang konkret, melainkan sesuatu yang abstrak. Ahli ekonomi
bahkan lebih menekankan pada pertemuan antara permintaan dan penawaran. Permintaan
menggambarkan rencana jumlah produk yang diminta pada periode waktu tertentu,
sedangkan penawaran menggambarkan rencana produk yang akan dijual (ditawarkan) pada
periode tertentu. Jika permintaan bertemu dengan penawaran, maka akan muncul konsep baru
berupa harga dan jumlah produk yang ditransaksikan.
Dalam teori ekonomi, pasar dikelompokkan menjadi 5 jenis, yaitu pasar barang, pasar tenaga
kerja, pasar uang, pasar modal dan pasar luar negeri. Kelima jenis pasar ini dapat
dimanfaatkan koperasi sebagai sumber daya yang bermanfaat bagi pertumbuhan koperasi.

1. Pasar Barang

Pasar barang menggambarkan pertemua antara permintaan dan penawaran akan barang.
Koperasi dapat bergerak di pasar dengan menawarkan barang hasil produksi koperasi atau
anggota dan dapat pula melakukan permintaan akan produk yang dibutuhkan oleh koperasi
atau anggota. Koperasi yang bertugas menghimpun hasil-hasil usaha anggotanya tentu saja
harus melakukan penjualan ke pasar eksternal (dalam hal ini pasar barang). Koperasi yang
terdiri atas para pekerja dan menghasilkan produk masa, ia juga harus bergerak di pasar
barang. Sebaliknya, koperasi-koperasi produksi yang memproses bahan baku menjadi barang
jadi, mereka juga akan melakukan pembelian di pasar barang (dalam hal ini pasar barang
dianggap sama dengan pasar komoditas).

Demikian juga untuk koperasi-koperasi yang tugasnya sebagai perantara pemenuhan


kebutuhan anggotanya, ia harus bergerak di pasar barang dalam pengadaan barang atau bahan
kebutuhan anggotanya. Di pasar barang, produk-produk yang dijual koperasi akan bersaing
dengan produk-produk lain dari pesaingnya. Tugas manajemen koperasi dalam hal ini adalah
memenangkan persaingan itu. Paling tidak ada dua hal yang diperlukan guna memenangkan
persaingan itu, yaitu :

- Koperasi harus menawarkan kelebihan khusus yang tidak dimiliki oleh pesaingnya.
- Manajemen harus mampu memotivasi anggotanya agar dapat berpartisipasi aktif
dalam koperasi.
2. Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan tenaga
kerja. Pertemuan ini akan menghasilkan konsep upah dan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan. Biasanya yang melakukan permintaan adalah badan usaha (perusahaan),
lembaga-lembaga, instansi-instansi atau dapat juga perseorangan, sedang yang melakukan
penawaran tenaga kerja adalah jumlah angkatan kerja yang tersedia di pasar kerja. Koperasi
sebagai badan usaha juga membutuhkan tenaga kerja untuk kegiatan operasionalnya, artinya
tenaga kerja yang terlepas dari keanggotaan koperasi. Untuk itu tugas utama pengurus di
pasar tenaga kerja ini adalah merekrut tenaga kerja dan menempatkannya sesuai dengan
keahliannya, serta memberikan insentif yang layak bagi tenaga kerja tersebut.
Di samping itu, pengurus koperasi harus mempertahankan tenaga kerja yang ada denga jalan
memberikan kesempatan untuk berkembang. Koperasi harus sedapat mungkin menurunkan
tingkat perputaran tenaga kerja untuk meningkatkan efisiensi kerja. Di pasar tenaga kerja
koperasi juga akan bersaing dengan pesaingnya dalam rangka merekrut tenaga kerja yang
berkualitas. Untuk itu paling tidak koperasi harus :

- Memberikan insentif yang relatif lebih baik dibanding dengan pesaingnya


- Memberikan kesempatan pengembangan karier yang relatif lebih baik dibanding
dengan pesaingnya.
3. Pasar Uang

Pasar uang adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran akan uang. Dalam pasar
uang yang ditransaksikan adalah hak untuk menggunakan uang untuk jangka waktu tertentu.
Jadi di pasar uang akan terjadi pinjam meminjam dana, yang selanjutnya menimbilkan
hubungan utang piutang.

4. Pasar Modal

Dalam arti sempit, pasar modal identik dengan bursa efek. Tetapi dalam arti yang luas
pasar modal adalah pertemuan antara mereka yang mempunyai dana dengan mereka yang
membutuhkan dana untuk modal. Jika pasar uang lebih menfokuskan pada penggunaan dana
jangka pendek, maka pasar modal lebih menfokuskan pada penggunaan dana jangka panjang.

Bagi koperasi sendiri, memasuki pasar modal adalah suatu fenomena yang jarang
dilakukan, sebab koperasi bukan kumpulan modal tetapi kumpulan orang-orang atau badan
hukum koperasi. Dalam konteks ini bukan berarti koperasi bukan tidak boleh memasuki pasar
modal, bisa saja koperasi membeli surat-surat berharga di pasar modal jika memang ada dana
menganggur dan untuk sementara tidak dapat diinvestasikan ke dalam proses produksi di unit
usaha koperasi atau unit usaha anggota dan keputusan pembelian saham itu disetujui oleh
anggota. Surat-surat berharga semacam ini dimasukkan ke dalam aset lancar dan sewaktu-
waktu dapat dijual kembali jika koperasi membutuhkan. Keuntungan yang diperoleh atas
kepemilikan surat-surat berharga semacam ini dimasukkan ke dalam aset lancar yang
sewaktu-waktu dapat dijual kembali jika koperasi membutuhkan. Keutungan yang diperoleh
atas kepemilikan surat berharga baik berupa dividen atau capital gain dapat dimasukkan ke
dalam koperasi sebagai konstribusi modal dari nonanggota yang berguna bagi pembentukan
dana cadangan.
5. Pasar Luar Negeri

Pasar luar negeri menggambarkan hubungan antara permintaan dalam negeri akan produk
impor dan penawaran dalam negeri akan produk ekspor. Dalam rangka pengembangan
koperasi, pemerintah sangat menganjurkan koperasi untuk bergerak di pasar luar negeri,
artinya melaksanakan kegiatan ekspor impor. Beberapa koperasi telah mengadakan kegiatan
ekspor, terutama koperasi-koperasi yang bergerak dalam industri kerajinan.

2.3  Masalah Bisnis dengan Non Anggota

Dalam suatu korporasi murni, pemilik perusahaan tak lain adalah kapasitas murni
(para pemegang saham). Mereka menginvestasikan modal ke dalam perusahaan untuk
memperoleh keuntungan berupa dividen dan jenis keuntungan lainnya, tetapi mereka tidak
memanfaatkan servis yang diberikan oleh organisasi itu. Logika yang sama berlaku terhadap
koperasi, semakin banyak ia terlibat dalam melakukan bisnis dengan nonanggota, semakin
besar kehilangan karakteristik koperasi dan secara berangsur-angsur berubah menjadi suatu
organisasi dari para pemegang saham (para investor yang dominan).

Suatu korporasi dari para pemegang saham (menurut UUD) secara ekonomi bisa
sebagai koperasi bila para pemegang saham adalah pemakai satu-satunya atau pemakai utama
dari servis-servis atau para pemegang saham terdiri atas bukan saja para pekerja perusahaan
semua pekerja adalah juga pemegang saham (koperasi produsen). Melalui kriteria identitas,
sesungguhnya dapat memberikan/mengidentifikasi apakah koperasi dalam kenyataanya telah
bekerja sesuai dengan kriteria identitas atau belum, dan dapat juga diketahui apakah
korporasi justru telah bekerja sesuai dengan kriteria identitas yang sebenarnya merupakan
cara kerja koperasi. Beberapa perusahaan yang berskala besar mendirikan perusahaan cabang
yang bergerak di bidang perbankan. Tugas perusahaan cabang tersebut adalah menghimpun
dana dari masyarakat untuk kemudian dana tersebut dianamakan dalam perusahaan induk
atau perusahaan lain yang ada dalam grupnya. Hubungan transaksi antarperusahaan dalam
satu grup tersebut, pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilandasi dengan kriteria
identitas.
2.4  Alasan Menjadi Anggota Koperasi

Jawaban yang paling umum yang dapat diberikan terhadap pertanyaan tersebut adalah bahwa
individu-individu akan menjadi atau meneruskan tetap tinggal menjadi anggota dalam sebuah
koperasi bila mereka mengharapkan ”manfaat” atau faedah yang dapat mereka peroleh dari
suatu koperasi lebih besar daripada faedah yang mereka dapat memperoleh kalau tidak
menjadi anggota karena bisnis dengan organisasi nonkoperasi atau koperasi saingannya.

Manfaat di sini diartikan sebagai nilai subyektif dari suatu alternatif yang terbuka bagi
seorang. Bila seseorang lebih menyukai satu jeruk daripada tiga apel, maka satu jeruk itu
mempunyai nilai manfaat yang lebih besar bagi orang itu daripada tiga apel. Dalam hal ini
”value” atau nilai mempertunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek atau aksi untuk
memuaskan kebutuhan manusia. Kebutuhan ini dapat dipandang dari sudut ekonomi dan
nonekonomi.

Gambaran yang nyata dari kebutuhan ini digambarkan oleh Maslow dalam Five Hierarchi of
needs, yaitu :

- Kebutuhan fisiologis
- Kebutuhan akan tanaman
- Kebutuhan sosial / kebutuhan cinta kasih
- Kebutuhan akan penghargaan
- Aktualisasi diri

2.5  Prasyarat Keunggulan Koperasi

Koperasi dapat bersaing dengan organisasi-organisasi lain dalam hal anggota, modal,
pelanggan, dan lain-lain. Bila mereka ingin menarik anggota, mereka harus menawarkan
keunggulan khusus yang tidak dapat diberikan oleh organisasi lainnya. Dengan kata lain
keunggulan khusus tidak akan dijumpai pada organisasi lain dan hanya dapat direalisasikan
oleh individu-individu jika mereka menjadi anggota satu koperasi. Dalam pengertian yang
lebih jauh, keunggulan itu akan diperoleh jika mereka menjadi pemilik dan pada waktu yang
bersamaan juga menjadi pemakai dari servis-servis yang diberikan koperasi tersebut. 
Hubungan Badan Usaha Dengan Pihak Lain

Bila suatu subyek ekonomi memasuki suatu hubungan dengan perusahaan, ia dapat
memanfaatkan atau menawarkan kelebihan sebagai kreditor, pemilik, pembeli, pemasok,
pelanggan, pekerja, dan lain-lain. Itu adalah keunggulan yang secara prinsip dapat
dimanfaatkan oleh berbagai macam perusahaan. Oleh karena ada hubungan identitas dalam
koperasi, maka dibawah kondisi-kondisi tertentu (internal dan eksternal) manajemen dapat
memberikan pelayanan-pelayanan yang lebih baik kepada para anggota daripada yang
diberikan oleh manajemen perusahaan nonkoperasi.

Tetapi dalam kenyataannya sulit diperoleh kondisi seperti tersebut, sebab koperasi
hanya mempunyai keunggulan komparatif yang dapat memberikan kelebihan khusus bagi
para anggotanya hanyalah dalam situasi khusus. Kemungkinan koperasi untuk memperoleh
keunggulan komparatif dari perusahaan-perusahaan lain yang nonkoperasi adalah cukup
besar mengingat koperasi mempunyai kelebihan dalam hal :

a)      Economies of scale

      Economies berarti penghematan ongkos produksi atau kenaikkan produktivitas


(Boediono, 1986). Penambahan input bahan mentah, buruh dan sebagainya akan menaikkan
volume produksi. Semakin meningkat penambahan input (karena semakin banyak anggota)
akan menurunkan biaya rata-rata atau biaya per unit. Dengan kata lain tingkat
produktivitasnya akan semakin tinggi. Semakin banyak anggota semakin besar kemungkinan
untuk mengadakan pembagian kerja (division of labour) dari dalam perusahaan yang
berakibat kenaikan produktivitas atau penurunan ongkos per unit.

b)      Competition

      Kemampuan koperasi dalam kompetisi terutama karena koperasi mempunyai potensi


dalam menciptakan economies of scale sehingga mampu menentapkan harga dan jumlah
yang bersaing di pasar. Di samping itu juga karena koperasi mampu menciptakan bergaining
position di pasar melalui kekuatan dan penawaran barang. Bila seluruh produsen produk
tertentu menjadi anggota koperasi, maka pada daerah tertentu koperasi akan menjadi salah
satu kekuatan dalam mengendalikan pasar. Kemungkinan ini dapat diraih karena koperasi
dapat fleksibel berintegrasi vertikal ke indukstri hulu dan hilir. Dengan kata lain koperasi
dapat menjadi perusahaan monopoli pada luas pasar tertentu dan menjadi kekuatan utama
dalam mengendalikan pasar.
c)      Inter- Linkage market

      Inter- Linkage Market adalah keterkaitan pasar yang terjadi karena adanya hubungan
antara pembelian dan penjualan. Koperasi produsen terkait dengan koperasi penjualan,
koperasi pembelian dan koperasi kredit. Koperasi memberikan pinjaman kepada koperasi
produksi dan produsen penjual produknya melalui koperasi penjualan. Dari hasil penjualan
koperasi dapat berhubungan dengan pembeli (koperasi pembelian) dalam hal pengadaan input
dan membayar utan kepada koperasi kredit. Dalam hal inter- linkage market ini, koperasi
mempunyai keunggulan dibanding dengan perusahaan non koperasi karena koperasi akan
terhindar dari sistem ijon dan rentenir. Bila dihubungkan itu terjadi antarpedagang atau
koperasi dengan pedagang, maka profit motive menjadi tujuan utama. Tetapi jika koperasi
dengan koperasi, profit motive bukan merupakan tujuan utama. Hal ini memungkinkan bagi
koperasi untuk melaksanakan transaksi antarkoperasi dengan biaya yang relatif lebih rendah.

d)     Participation

      Keunggulan koperasi dalam hal partisipasi terutama karena prinsip anggota sebagai
pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan. Dengan prinsip ini seorang anggota sudah
semestinya membiayai koperasi miliknya dengan memberikan konstribusi keuangan dalam
bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela dan bila perlu malalui usaha
pribadinya.

e)      Transaction cost

      Faktor lain yang dapat menurunkan biaya koperasi adalah rendahnya biaya transaksi
(Transaction cost). Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang ada di luar biaya-biaya produksi
atau biaya yang timbul atas pengenaan penukaran suatu produk. Biaya ini timbul ketika suatu
organisasi perusahaan mengadakan pembelian input dan penjualan output. Pada saat
pembelian input biaya yang perlu dikeluarkan adalah biaya mencari informasi tentang input,
biaya penelitian input. Biaya kontak, baiya monitoring kontrak dan biaya legal jika kontrak
dilanggar. Sedangkan pada saat penjualan output biaya yang perlu dikeluarkan adalah biaya
pencarian informasi pasar, biaya penelitian pasar, biaya kontrak penjualan, biaya monitoring
kontrak dan biaya legal jika kontrak dilanggar.

f)       Reduksi terhadap risiko terhadap ketidakpastian (uncertainly)

      Masalah ketidakpastian (uncertainty) timbul karena faktor eksternal. Koperasi maupun


badan usaha yang lain mempunyai ketidakpastian dalam hal harga barang, permintaan dan
penawaran, modal, tingkat bunga, dan lain-lain. Makin tinggi tingkat ketidakpastian, makin
tinggi risiko yang dihadapi, dan makin besar biaya transaksi yang harus dikeluarkan.
Ketidakpastian dapat dikurangi dengan mengadakan perjanjian (misalnya perjanjian sub-
contracting) atau dengan mangasumsikan. Pada koperasi ketidakpastian itu dapat dikurangi
tanpa mengorbankan kebebasan anggota sebagai produsen atau konsumen barang. Hal ini
karena anggota dapat membeli atau menjual barang kepada koperasi melalui pasar internal
(internalize market). Internalize market akan menurunkan uncertainly sehingga tingkat risiko
yang harus ditanggung menjadi sangat rendah. Jika terjadi resiko uncertainty dalam koperasi
sebagai akibat melaksanakan transaksi di pasar eksternal, maka kerugian yang ditimbulkan
tidak akan ditanggung sendiri-sendiri tetapi ditanggung secara bersama-sama (shock
obsorber). Hal ini berarti biaya risiko per anggota menjadi lebih rendah.

2.6  Koperasi dalam Segitiga Strategis

Untuk menganalisis keunggulan koperasi harus ada tiga pemain yang diperhitungkan.
Ketiga pemain itu adalah koperasi itu sendiri (cooperative), para anggota atau anggota
potensial (member atau potential members) dan pesaing (competitor). Masing-masing dari
komponen strategis tersebut sering disebut ”The Third’s C Strategic” (customer/members,
cooperative dan competitor).

Segi tiga Strategis  

Untuk beroperasi secara berhasil dalam segi tiga strategis itu, komperasi harus tahu
menggunakan hubungan antara segi tiga C itu dengan baik. Namun seperti yang telah dilansir
oleh Yuyun Wirasasmita (1991), pada kebanyakan koperasi saat ini masih menunjukkan hal-
hal sebagai berikut :
a. Fungsi dan tujuan koperasi tidak seperti yang diinginkan oleh anggota
b. Struktur organisasi dan proses pengambilan keputusan sukar dimengerti dan
dikontrol, struktur organisasi dari sudut pandang anggota dianggap terlalu rumit.
c. Tujuan koperasi dari sudut pandang anggota sering dianggap terlalu luas atau terlalu
sempit.
d. Perusahaan koperasi dengan para manajernya sangat dianggap terhadap arahan
pengurus dan atau pemerintah tetapi tidak tanggap terhadap arahan anggota.
e. Fasilitas koperasi terbuka juga bagi nonanggota sehingga tidak ada perbedaan manfaat
yang diperoleh anggota dan nonanggota.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang
demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sedangkan konsep koperasi terdapat 3
hubungan yang penting dalam lingkungan koperasi, yaitu hubungan kepemilikan, hubungan
pelayanan dan hubungan pasar. Koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif dari
perusahaan-perusahaan lain yang nonkoperasi adalah cukup besar mengingat koperasi
mempunyai kelebihan dalam hal :

a)      Economies of scale

b)      Competition

c)      Inter- Linkage market

d)     Participation

e)      Transaction cost

f)       Reduksi terhadap risiko terhadap ketidakpastian (uncertainly)

Dalam hal ini, keunggulan koperasi harus ada tiga pemain yang diperhitungkan.
Ketiga pemain itu adalah koperasi itu sendiri (cooperative), para anggota atau anggota
potensial (member atau potential members) dan pesaing (competitor). Masing-masing dari
komponen strategis tersebut sering disebut ”The Third’s C Strategic”.

3.2  Saran

Koperasi bisa menjadi wadah untuk rakyat-rakyat Indonesia yang berusaha untuk
bertahan hidup. Diharapkan koperasi bisa menjadi ujung tombak dalam perekonomian
Indonesia, tidak lepas dari hal-hal yang membuat koperasi merupakan badan usaha yang
kompleks.
Daftar Pustaka

http://gioakram13.blogspot.com/2013/03/koperasi-dalam-analisis-organisasional.html

https://www.edudetik.com/2020/06/makalah-koperasi-dalam-analisis.html

Anda mungkin juga menyukai