• Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 72 sesuai Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) per 1 Januari 2020 berdampak terhadap kinerja keuangan beberapa emiten properti. Seperti PT Ciputra Development Tbk (CTRA). • Sekretaris Perusahaan Ciputra Development, Tulus Santoso, menyatakan, penerapan PSAK 72 membuat perusahaannya akan mengalami penurunan pengakuan pendapatan dari kontrak berjangka waktu satu tahun lebih. • PSAK 72–adopsi dari International Financial Reporting Standards (IFRS) 15–mengatur pendapatan dari kontrak dengan pelanggan. Prosedur penyusunan laporan keuangan akutansi ini mengubah cara pengakuannya. Dari rigid menjadi prinsip. CONTOH KASUS PSAK 72: IMPLEMENTASI PSAK 72 TERHADAP KINERJA EMITEN PROPERTI • Kehadiran PSAK 72 membuat pengakuan pendapatan kontrak tak lagi berdasarkan besaran uang muka (down payment/DP) yang diterima. Namun, saat terjadi penyerahan aset. • Dengan PSAK tersebut, ada proyek tertentu yang belum akan membukukan pendapatan pada 2020. Lantaran dalam proses produksi. • Pengalaman nyaris serupa bakal dialami PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Pengembang milik taipan Trihatma Kusuma Haliman itu disebut takbisa membukukan penjualan apartemen selama 2-3 tahun. Sesuai lamanya masa pembangunan hunian vertikal.