Disusun Oleh:
Nama : Desbri Arvita
No. Absen : 16
NIM : 43221110046
2. Analisis Regresi
Analisis regresi (regression analysis) merupakan metode statistic untuk
memperoleh persamaan estimasi biaya unik yang paling sesuai bagi
sekumpulan titik data. Analisis regresi menyesuaikan data dengan cara
memperkecil jumlah kuadrat dari kealahn estimasi. Karena regresi secara
estimasi memperkecil kesalahan estimasi dengan cara ini, metode ini disebut
juga regresi kaudrat terkecil (least squares regression).
BAB VII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN BIAYA RELEVAN DAN
PENEKANAN STRATEGIS
Analisis Strategis
Pertimbangan konteks bisnis dan kompetitif pada pengambilan keputusan
bersamaan dengan pemahaman tentang strategi perusahaan dan dan biaya
yang relevan (analisis biaya strategis) dapat memastikan bahwa setiap
keputusan akan memajukan strategi, kinerja, dan kesuksesan perusahaan.
Analisis strategis
Keputusan pembuatan, penyewaan, atau pembelian sering menimbulkan isu-
isu strategis. Analisis pembuatan, penyewaan, atau pembelian memiliki peran
penting dalam keputusan untuk outsourcing dengan menyediakan analisis
biaya relevan. Banyak perusahaan baru-baru ini sudah mempertimbangkan
pelaksanaan outsourcing untuk proses produksi dan pengolahan data, hal
yang berhubungan dengan penjagaan dan pengolahan tempat, atau layanan
keamanan untuk meningkatkan keuntungan.
Analisis Strategis
Pertimbangan strategis muncul ketika mempertimbangkan penjualan ke toko-
toko berdiskon. Dipertimbangkan, contohnya apakah akan mempengaruhi
penjualan di toko ritel. Mempertimbangkan hal lain apakah biaya pengemasan,
pengiriman, dan komisi penjualan akan berbeda untuk kedua jenis penjualan.
E. ANALISIS PROFITABILITAS
Analisis Strategis
Selain analisis biaya relevan, keputusan untuk melanjutkan atau
menghentikan lini produk seharusnya menyertakan factor-faktor strategis
yang relevan untuk sasaran jangka panjang, seperti efek potensi hilangnya
lini produk atas penjualan produk lainnya. Faktor strategis penting lainnya
meliputi efek potensial pada moral karyawan secara keseluruhan dan
efektivitas perusahaan jika produksi untuk lini produk dihentikan. Selain itu,
manajer harus mempertimbangkan potensi peningkatan penjualan untuk
setiap jenis produk.
F. MULTIPRODUK DAN SUMBER DAYA YANG TERBATAS
Analisis biaya relevan yang terdahulu disederhanakan dengan
menggunakan satu produk dan dengan mengasumsikan sumber daya yang
cukup untuk memenuhi semua permintaan. Analisis terssebut berubah secara
signifikan dengan dua produk atau lebih dan dengan sumber daya yang
terbatas.
BAB VIII
TARGET COSTING, THEORY OF CONSTRAINTS, AND LIFE CYCLE
COSTING
A. TARGET COSTING
Setelah itu, target costing diolah untuk menetapkan target costing secara
internal dan supplier. Supplier tentunya faktor utama yang mempengaruhi
penetapan biaya target karena suplier dapat mengakibatkan pengurangan
target costing saat masuk ke pasaran (Fridh & Borgernas, 2003). Target
costing merupakan strategi untuk menghadapi persaingan yang ketat di
pasaran (Kaur, 2014). Oleh karena itu, dari kesimpulan diatas, tujuan dari
target costing yaitu untuk mengurangi biaya produksi agar dapat
meningkatkan keuntungan produk dan mampu bersaing secara kompetitif.
Keuntungan menerapkan Target Costing adalah:
1) Untuk membuat manajemen melakukan perbaikan ketika memproses
suatu produk dan menginovasi produk tersebut agar mendapatkan
keunggulan di pasaran,
2) Produk yang dibuat sesuai keinginan customer dan biayanya pun dibuat
sesuai dengan spesifikasi yang diberikan dari customer.
Dengan begitu, customer akan lebih merasa produk yang kita buat lebih
bernilai ketika disampaikan. Kekurangan Target Costing adalah memerlukan
waktu yang lama untuk melakukan riset, merancang suatu produk, dan
memerlukan tenaga yang besar.
B. THEORY OF CONSTRAINTS
Theory of constraint (TOC) adalah pemanfaatan keterbatasan sumber daya
yang dapat menunjukkan kinerja dari suatu sistem. Manajer seharusnya tidak
hanya meminimasi biaya, tetapi melainkan juga memanaj keterbatasan dalam
suatu sistem. Sebagai pengimplementasian theory of constraint menajer perlu
mempertimbangkan asumsi dasar mengenai tujuan pemilik suatu perusahaan.
TOC mengasumsikan bahwa visi dan tujuan pemilik perusahaan adalah
memperoleh laba, tidak menurunkan biaya atau mendorong efesiensi tetapi
menghasilkan laba untuk masa sekarang maupun masa yang Akan datang.
Kesuksesan TOC terlihat dari cara mengimplementasikan cara pengukuran
baru untuk mencapai tujuan perusahaan.
Komponen Biaya
Total biaya dalam Life Cycle Costing dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Biaya hulu, terdiri dari riset dan pengembangan, desain yang membuat
prototype, pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas.
2. Biaya produksi, terdiri dari pembelian, biaya produksi langsung, biaya
produksi tidak langsung.
3. Biaya hilir, terdiri dari pemasaran dan distribusi pengemasan,
pengangkutan, contoh, promosi, advertensi, dan pelayanan serta garansi
keluhan, pelayanan, pertanggungjawaban produk, dukungan kepada
pelanggan.
A. JUST IN TIME
Just In Time atau sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya
sesuai dengan jumlah yang dikehendakinya.Tujuan sistem produksi Just In
Time (JIT) adalah untuk menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah
dalam produksi (overproduction), persediaan yang berlebihan (excess
Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan (waiting).
Kelebihan:
Kelemahan:
1. Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan
atau “Zero Tolerance for mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk
melakukan perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun
produk jadi yang mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat
persediaan bahan-bahan produksi dan produk jadi yang sangat minimum.
2. Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas
maupun ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup
perusahaan manufakturing yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman
oleh satu pemasok akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal
produksi yang telah direncanakan.
3. Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
4. Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi
permintaan yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada
produk jadi yang lebih.
Komponen SCM
Supply Chain Management memiliki 3 Komponen, yang di antaranya adalah:
1. Upstream Supply Chain Management yaitu sebuah proses dimana
perusahaan mendapatkan supplier dari pihak luar untuk mendapatkan bahan
baku.
2. Internal Supply Chain Management yaitu sebuah proses dimana terjadinya
perubahan dari bahan baku menjadi sebuah produk jadi.
3. Downstream Supply Chain Managament yaitu sebuah proses dimana
pendistribusian barang oleh perusahaan ke customer yang dimana biasanya
dilakukan oleh eksternal distributor.
Proses SCM
1. Customer
Pada sebagian perusahaan,customer merupakan mata rantai pertama yang
memberi order. Customer memutuskan untuk membeli produk yang
ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi
departemen sales perusahaan tersebut. Informasi penting yang terdapat
dalam pesanan tersebut diantaranya seperti tanggal pengiriman produk dan
jumlah yang diinginkan untuk produk yang dipesan.
2. Planning
Setelah custumer membuat pesanan yang diinginkan, Planning department
akan mempersiapkan perencanaan produksi untuk memproduksi produk yang
dibutuhkan oleh customer. Pada tahap ini, departemen planning juga
menyadari akan adanya kebutuhan terhadap bahan baku dan bahan – bahan
pendukungnya.
3. Purchasing
Setelah menerima perencanaan produksi, dalam hal ini adalah kebutuhan
terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya, Departemen
pembelian atau Purchasing Departemen Akan melakukan pemasukan bahan
mentah dan bahan pendukungnya serta menetapkan tanggal penerimaan dan
jumlah yang dibutuhkan.
4. Inventory
Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh pabrik akan
diperiksa kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian disimpan didalam
Gudang untuk kebutuhan produksi.
5. Production
Bagian produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung
yang dipasok oleh supplier tersebut untuk melakukan proses produksi hingga
menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh customer. Barang jadi yang
telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang dan siap untuk dikirim ke
customer sesuai dengan jadwal yang di tentukan.
6. Transportation
Departemen pengiriman atau Shipping akan mengatur waktu keberangkatan
barang jadi ( Finished Products ) yang di Gudang tersebut dengan jadwal
yang diinginkan oleh customer.
BAB X
LEAN ACCOUNTING & MANUFACTURING
A. LEAN ACCOUNTING
Lean Akuntansi adalah tipe akuntansi yang dirancang untuk perusahaan-
perusahaan yang telah menerapkan teknik manufaktur ramping. akuntansi
biaya tradisional tidak selalu akurat mencerminkan positif dan upaya
penghematan biaya yang menyediakan sistem ramping. Tapi karena banyak
dari keputusan sebuah perusahaan didasarkan pada angka-angka yang
menghasilkan departemen akuntansi, banyak imbalan ini diabaikan dengan
metode akuntansi tradisional. Hanya beberapa metode akuntansi biaya
organisasi yang ramping adalah nilai termasuk streaming, mengubah teknik
penilaian dan memodifikasi persediaan laporan keuangan untuk memasukkan
informasi non-keuangan.
B. LEAN MANUFACTURING
Lean manufacturing merupakan sebuah metode di dalam
manajemen produksi yang memfokuskan penggunaan dan pemberdayaan
sumber daya untuk menciptakan value bagi pelanggan seefisien mungkin.
Caranya adalah dengan menghilangkan waste (pemborosan) yang terjadi
pada proses sehingga terjadi proses yang lebih efektif dan efisien, dengan
kualitas output yang lebih baik. Dengan kata lain Lean Manufacturing adalah
salah satu strategi perusahaan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan
untuk menghilangkan pemborosan, merespon dengan cepat keinginan
pelanggan sehingga perusahaan mampu menghasilkan kinerja sesuai
dengan yang diharapkan . Ada beberapa contoh kesuksesaan praktek lean
manufacturing untuk mengurangi biaya, meningkatkan kualitas dan
meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Akan tetapi beberapa
perusahaan masih mengalami kegagalan dalam menerapkan praktek “lean
manufacturing”. Lean manufacturing tidak hanya tentang implementasi dari
teknik lean manufacturing itu saja, akan tetapi juga mengenai
mengembangkan orang-orang yang terlibat didalam organisasi dan budaya
perusahaan.
A. TQM
Total Quality Management adalah filosofi tentang perbaikan secara terus
menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap
institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, harapan para
pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang. Total Quality
Management (TQM) juga dapat didefenisikan sebagai suatu pendekatan yang
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, baik secara kulitas maupun
kuantitas.
B. SIX SIGMA
Six Sigma adalah strategi manajemen bisnis yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas proses dengan meminimalkan dan akhirnya
menghilangkan kesalahan dan variasi.
Konsep Six Sigma diperkenalkan oleh Motorola pada tahun 1986 , tetapi
dipopulerkan oleh Jack Welch yang memasukkan strategi tersebut ke dalam
proses bisnisnya di General Electric.
Konsep Six Sigma muncul ketika salah satu eksekutif senior Motorola
mengeluhkan kualitas Motorola yang buruk. Bill Smith akhirnya merumuskan
metodologi pada tahun 1986.
Kualitas memainkan peran penting dalam keberhasilan dan kegagalan suatu
organisasi. Mengabaikan aspek penting seperti kualitas, tidak akan membuat
Anda bertahan dalam jangka panjang. Six Sigma memastikan kualitas produk
yang unggul dengan menghilangkan cacat dalam proses dan sistem .
Six sigma adalah proses yang membantu dalam meningkatkan keseluruhan
proses dan sistem dengan mengidentifikasi dan akhirnya menghilangkan
rintangan yang mungkin menghentikan organisasi untuk mencapai tingkat
kesempurnaan.
Menurut sigma, segala jenis tantangan yang muncul dalam proses organisasi
dianggap sebagai cacat dan perlu dihilangkan.
Organisasi yang mempraktikkan Six Sigma menciptakan level khusus bagi
karyawan di dalam organisasi. Level seperti itu disebut sebagai: “Sabuk hijau”,
“Sabuk hitam” dan seterusnya. Individu yang disertifikasi dengan salah satu
sabuk ini sering kali ahli dalam proses six sigma.
Menurut Six Sigma setiap proses yang tidak mengarah pada kepuasan
pelanggan disebut sebagai cacat dan harus dihilangkan dari sistem untuk
memastikan kualitas produk dan layanan yang unggul . Setiap organisasi
berusaha keras untuk mempertahankan kualitas merek yang sangat baik dan
proses six sigma memastikan hal yang sama dengan menghilangkan
berbagai cacat dan kesalahan yang menghalangi kepuasan pelanggan.
Proses Six Sigma berasal dari proses manufaktur tetapi sekarang juga
digunakan di bisnis lain. Anggaran dan sumber daya yang tepat perlu
dialokasikan untuk penerapan Six Sigma dalam organisasi.
Metode DMADV
1. D – Merancang strategi dan proses yang menjamin kepuasan pelanggan
seratus persen.
2. M – Mengukur dan mengidentifikasi parameter yang penting untuk kualitas.
3. A – Menganalisis dan mengembangkan alternatif tingkat tinggi untuk
memastikan kualitas unggul.
4. D – Detail dan proses desain.
5. V – Verifikasi berbagai proses dan akhirnya terapkan hal yang sama.
BAB XII
PRODUKTIVITAS OPERASIONAL
Produktivitas adalah rasio perbandingan antara hasil dan sumber daya yang
diperlukan untuk memperoleh hasil tersebut. Dimana sumber daya disini
dapat berupa sumber daya manusia, mesin, keuangan, bahan baku dan
lainnya. Prinsip dalam manajemen produktivitas adalah efektif dalam
mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumber daya. Sedangkan
tujuan dilakukannya pengukuran produktivitas adalah untuk mengukur tingkat
kinerja yang dicapai oleh perusahaan.
Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas adalah penilaian kuantitatif atas perubahan
produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai apakah efisiensi
produktif meningkat atau menurun. Menurut Blocher, et al., (2007:307) ukuran
produktivitas bisa dilihat melalui dua cara yaitu produktivitas operasional dan
produktivitas finansial. Dimana produktivitas opersional adalah rasio unit
output terhadap unit input, pembilang maupun penyebutnya merupakan
ukuran fisik (dalam unit). Berbeda dari produktivitas operasional, pada
produktivitas finansial pembilang atau penyebutnya dalam satuan mata uang
(rupiah).
Rumus produktivitas secara umum, adalah sebagai berikut:
Produktivitas = Efektifitas Menghasilkan / Efisiensi Menggunakan Input
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37325186/Manajemen_Biaya_Bab_11_Pengambil
an_Keputusan_dengan_Penekanan_Strategis
https://sis.binus.ac.id/2022/05/23/target-costing/
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1714190044/11178_65_tgs%2
010%20Penerapan%20Teori%20Kendala%20pert%2011.pdf
https://eprints.perbanas.ac.id/8747/4/BAB%20II.pdf
https://accountingunsoed.org/life-cycle-costing-accountingpedia/
https://komputerisasi-akuntansi-d3.stekom.ac.id/informasi/baca/Pengertian-
Sistem-Produksi-Just-In-Time-
JIT/03130782b1a1e4797da8dc386dcb17f4c44f3d9f
https://sis.binus.ac.id/2016/12/15/pentingnya-supply-chain-management-
dalam-proses-bisnis/
https://lms--paralel-esaunggul-ac-id.webpkgcache.com/doc/-/s/lms-
paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=/441386/mod_resource/content/28/
Modul_AkMan_Pert+13.pdf&forcedownload=1
https://accurate.id/akuntansi/lean-accounting/
https://binus.ac.id/malang/2020/09/strategi-perusahaan-dengan-lean-
manufacturing/
https://bakri.uma.ac.id/pengertian-total-quality-management-tqm/
https://manajemen.uma.ac.id/2022/09/six-sigma-dan-manajemen-
mutu/#:~:text=Six%20Sigma%20adalah%20strategi%20manajemen,akhirnya
%20menghilangkan%20kesalahan%20dan%20variasi.
B Clocher,Edward dan Stout, David dan Cokins Gary. 2010. Cost
Management: A Strategic Emphasis. JAKARTA: Penerbit Salemba Empat