Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN BIAYA

Pertemuan 1 (Pendahuluan)
 Akuntansi Manajemen dan Peran Manajemen Biaya
 Akuntan manajemen : profesi akuntansi dan keuangan yang mengembangkan dan menggunakan informasi manajemen biaya
untuk membantu mengimplementasikan strategi organisasi.
 Informasi manajemen biaya : seluruh informasi keuangan mengenai pendapatan, biaya dan informasi non keuangan meliputi
retensi pelangganm produktivitas, kualitas, dan faktor-faktor penentu utama kesuksesan bagi organisasi.
 Manajemen biaya : pengembangan dan penggunaan dari informasi manajemen biaya.
 Penggunaan informasi manajemen biaya
 Informasi manajemen biaya dikembangakan dan digunakan didalam rantai nilai informasi organisasi, dari tahap 1 sampai
tahap 5 seperti gambar ;
Tahap 1 : Peristiwa Bisnis
Tahap 2 : Data
Tahap 3 : Informasi
Tahap 4 : Pengetahuan
Tahap 5 : Keputusan
 Fokus utama informasi manajemen biaya adalah kegunaan dan ketepatan waktu.
 Empat fungsi manajemen
Informasi manajemen biaya disediakan untuk tiap-tiap fungsi dari keempat fungsi utama manajemen yaitu :
a. Manajemen strategi : informasi biaya dibutuhkan untuk membuat keputusan-keputusan strategis yang tepat berkaitan dengan
pemilihan produk, metode produksi, teknik dan saluran pemasaran, penilaian profitabilitas pelanggan dan masalah-masalah
jangka panjang lainnya
b. Perencanaan dan pengambilan keputusan : informasi manajemen biaya dibutuhkan untuk mendukung keputusan-keputusan
rutin mengenai penggantian peralatan, pengelolaan arus kas, penganggaran pembelian bahan baku, penjadwalan produksi dan
penetapan harga
c. Pengendalian manajemen dan operasional : informasi manajemen biaya dibutuhkan sebagai dasar yang wajar dan efektif untuk
menemukan operasi yang tidak efisien dan memberi penghargaan serta memotivasi manajer yang paling efektif.
d. Penyusunan laporan keuangan : informasi manajemen biaya dibutuhkan untuk mendapatkan catatan akuntansi yang akurat
tentang persediaan dan aset lainnya dengan memenuhi persyaratan pelaporan, dalam rangka menyusun laporan keuangan dan
untuk digunakan dalam tiga fungsi manajemen lainnya.
 Perubahan manajemen biaya
 Fleksibilitas : kemampuan untuk membuat sebuah perubahan secara cepat.
 Siklus hidup produk : jangka waktu pengenalan produk sampai dengan penarikan produk dari pasaran makin singkat dari
waktu kewaktu.
 Integrasi dari keempat fungsi bisnis.
 Kepuasan pelanggan.
 Tahap pengembangan sistem manajemen biaya
 Tahap 1 : sistem manajemen biaya adalah sistem pelaporan transaksi yang paling mendasar.
 Tahap 2 : sistem manajemen biaya berfokus pada pelaporan keuangan untuk pihak eksternal.
 Tahap 3 :sistem manajemen biaya mulai menelusuri data operasional yang utama dan mengembangkannya menjadi informasi
biaya yang lebih akurat dan relevan untuk pengambilan keputusan.
 Tahap 4: informasi manajemen biaya yang relevan dan strategis merupakan bagian integral dari system.
 Teknik manajemen kontemporer dan penggunaannya pada manajemen biaya
 Enam metode yang berfokus pada pada implementasi strategi
a. Balanced scorecard/strategy map
b. Rantai nilai (value chain)
c. Activity based costing
d. Bussines intelligence
e. Target costing
f. Lifecycle costing
 Tujuh metode membantu mencapai implementasi strategi fokus pada perbaikan berkelanjutan
a. Benchmarking
b. Perbaikan proses bisnis
c. Total quality management
d. Teori kendala
e. Kesinambungan usaha perusahaan
f. Manajemen resiko perusahaan
 Balance scorecard dan strategy map
 Balance scorecard : laporan akuntansi yang mencakup faktor-faktor penentu kesuksesan perusahaan dalam empat bidang :
a. Kinerja keuangan: mengukur profitabilitas dan nilai pasar.
b. Kepuasan pelanggan : mengukur kualitas, pelayanan dan rendahnya biaya
c. Proses internal : mengukur efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa.
d. Pembelajaran dan pertumbuhan : mengukur kemampuan perusahaan dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber
daya manusia untuk mencapai tujuan strategisnya saat ini dan masa yang akan datang.
 Strategy map (peta strategi): metode yang berdasarkan bsc yang menghubungkan empat perspektif dalam diagram sebab
akibat.
 Peta strategi merupakan suatu metode yang bermanfaat dalam memahami bagaimana perbaikan dalam faktor-faktor penentu
kesuksesan tertentu berkontribusi terhadap tujuan –tujuan lainnya dan hasil akhir keuangan.
 Rantai nilai (value chain) : alat analisis yang digunakan organisasi untuk mengindentifikasi langkah-langkah spesifik yang
dibutuhkan untuk menyediakan barang atau jasa bagi pelanggan.
 Activity analysis : digunakan untuk mengembangkan gambaran rinci mengenai aktivitas-aktivitas spesifik yang dilakukan
dalam operasi perusahaan.
 Activity based costing : digunakan untuk meningkatkan keakuratan analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya
ke produk atau pelanggan individu.
 Activity based management : menggunakan analisis aktivitas dan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas untuk membantu
manajer meningkatkan nilai produk dan jasa serta meningkatkan kompetisi organisasi.
 Bussines intelligence : pendekatan untuk implementasi strategi dimana akuntan manajemen menggunakan data untuk
memahami dan menganalisis kinerja bisnis.
 Target costing : menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan harga yang kompetitif sehingga produk
tersebut dapat memperoleh laba yang diharapkan
 Life cycle costing : metode yang digunakan untuk mengindentifikasi dan memantau biaya produk selama siklus hidupnya.
 Implementasi pada strategi
 Benchmarking : proses dimana perusahaan mengidentifikasi faktor-faktor penentu kesuksesan mempelajari praktik-praktik
terbaik yang dilakukan oleh perusahaan lain untuk menemukan faktor-faktor penentu kesuksesan tersebut dan kemudian
mengimplementasikan perbaikan dalam proses perusahaan agar dapat menyamakan atau bahkan mengalahkan kinerja
kompetitornya.
 Pebaikan proses bisnis : metode manajemen dimana manajer dan pekerja berkomitmen terhadap program perbaikan
berkelanjutan dalam hal kualitas dan faktor-faktor penentu kesuksesan lainnya.
 Total quality management: teknik dimana pihak manajemen mengembangkan kebijakan dan praktik untuk meyakinkan bahwa
produk dan jasa perusahaan melampaui harapan pelanggan
 Lean accounting : menggunakan aliran nilai untuk mengukur manfaat keuangan dari kemajuan perusahaan dalam
mengimplementasikan teknologi produksi
 Toeri kendala: digunakan untuk membantu perusahaan secara efektif memperbaiki tingkat kecepatan bahan baku diubah
menjadi peroduk jadi
 Kesinambungan usaha perusahaan : keseimbangan antara tujuan jangka pendek dengan jangka panjang perusahaan dalam tiga
dimensi kinerja yaitu sosial, lingkungan dan keuangan
 Manajemen resiko: kerangka kerja dan proses yang digunakan perusahaan untuk mengelola resiko yang dapat berdampak
negatif atau positif terhadap kompetisi dan kesuksesan perusahaan
 Kode Etik Menurut Institute of Management Account
 Kompetensi
 Kerahasiaan
 Integritas
 Objektivitas

Pertemuan 2 (Konsep Dasar Biaya)


 Cost/kos/biaya
 Terjadi jika sumber daya digunakan untuk tujuan tertentu
 Sering kali dikumpulkan kedalam kelompok tertentu yang dinamakan cost pools
 Pengelompokkan biaya berdasarkan sumber biaya (departemen 1 &2), jenis biaya (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja) dan
pertanggung jawabannya (Manajer 1&2)
 Cost Driver (Penggerak Biaya)
 Faktor yang menyebabkan perubahan biaya dari sebuah aktivitas
 Objek biaya (cost object) : produk, jasa, pelanggan, aktivitas atau unit organisasi dimana biaya dibebankan untuk beberapa
tujuan manajemen tertentu
 Objek biaya berperan dalam pengambilan keputusan, pengukuran kinerja, pelaksanaan strategi dan persiapan laporan
keuangan dan pajak
 Pembebanan Biaya
 Pembebanan biaya : proses pembebanan biaya ke cost pools atau ke objek biaya
 Direct cost (Biaya langsung) : biaya yang secara mudah dan ekonomis dapat ditelusuri langsung ketempat cost pools atau
objek biaya
Contoh: biaya bahan baku yang diperlukan untuk produk tertentu
 Indirect cost (biaya tidak langsung) : biaya yang tidak dapat ditelusuri secara mudah dan ekonomis
Contoh : biaya pengawasan karyawan, biaya penanganan bahan baku
 Alokasi Biaya
 Alokasi Biaya : pembebanan biaya tidak langsung ke cost pools atau objek biaya
 Suatu bentuk pembebanan dimana penulusuran langsung tidak mungkin dilakukan sehingga digunakan penggerak biaya
 Dasar alokasi : penggerak biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya
 Biaya Bahan Baku langsung dan Tidak Langsung
 Biaya bahan baku langsung: biaya bahan baku pada produk atau objek biaya dan termasuk penyisihan wajar untuk unit barang
sisa dan cacat
 Biaya bahan baku tidak langsung : biaya dari bahan baku yang digunakan dalam produksi tetapi secara fisik bukan bagian dari
produk yang sudah jadi
 Biaya Tenaga Kerja langsung dan Tidak Langsung
 Biaya tenaga kerja langsung meliputi tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa ditambah sebagian
jam kerja tidak produktif yang normal dan tidak dapat dihindari seperti waktu sholat dan istirahat.
 Biaya tenaga kerja tidak langsung meliputi pengawasan, pengendalian mutu, pembelian dan penerimaan, penanganan bahan
baku, pelatihan, kebersihan.
 Biaya Tidak Langsung Lainnya
 Biaya tidak langsung lainnya diperlukan dalam menghasilkan produk atau jasa.
 Biaya tidak langsung lainnya meliputi biaya fasilitas, peralatan yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa dan
peralatan pendukung lainnya seperti yang digunakan untuk penanganan bahan baku
 Biaya Utama dan Biaya Konversi
 Biaya utama : biaya bahan baku langsung dan tenga kerja langsung yang digabungkan menjadi satu
 Biaya konversi : biaya tenaga kerja tidak langsung dan overhead yang digabungkan menjadi satu
 Cost Driver dan Perilaku Biaya
Dua peran penting cost driver bagi akuntan manajemen :
a. Memungkinkan pembebanan biaya ke objek
b. Menjelaskan Prilaku biaya yaitu bagaimana total biaya berubah ketika cost drivernya berubah
 Empat Jenis Cost Driver
 Cost Driver berdasarkan aktivitas ditentukan dengan menggunakan analisis aktivitas yaitu deskripsi terinci dari aktivitas-
aktivitas yang spesifik yang dilakukan dalam operasi perusahaan
 Cost Driver berdasarkan volume yaitu berdasarkan jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. Jenis biayanya produksi berupa:
a. Biaya Variabel : perubahan pada total biaya yang dikaitkan dengan setiap perubahan pada jumlah cost drivernya
b. Biaya tetap : bagian dari total biaya yang tidak berubah meskipun cost driver nya berubah dalam rentang yang relevan
c. Biaya campuran : istilah yang digunakan untuk mengacu pada total biaya ketika total biaya meliputi komponen biaya
variabel dan biaya tetap
d. Biaya perunit : biaya produksi dibagi dengan jumlah unit output
 Cost Driver berdasarkan struktur yaitu biaya yang bersifat strategi karena meliputi keputusan yang mempunyai implikasi
jangka panjang terhadap biaya perusahaan.
 Cost Driver berdasarkan pelaksanaan merupakan faktor-faktor yang dapat dikelola perusahaan dalam jangka pendek untuk
menurunkan biaya meliputi pemberdayaan tenaga kerja, desain proses produksi dan hubungan dengan pemasok
 Konsep Biaya berdasarkan waktu
 Biaya Produk bagi perusahaan manufaktur hanya meliputi biaya-biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan produk pada
langkah proses produksi dalam rantai nilai (biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik)
 Biaya periodik : seluruh pengeluaran nonproduk untuk mengelola perusahaan dan menjual produk biaya tersebut dibebankan
pada periode saat terjadinya (biaya umum, penjualan dan administrasi)
 Perhitungan Biaya untuk Perusahaan Manufaktur, Dagang dan jasa
Tiga akun persediaan dalam perusahaan manufaktur :
a. Persediaan bahan baku : biaya dari pasokan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi atau dalam menyediakan jasa
b. Persediaan barang dalam proses : terdiri dari seluruh biaya yang dimasukkan kedalam proses produksi produk yang sudah
berjalan tetap belum selesai pada tanggal laporan keuangan
c. Persediaan barang jadi : biaya dari barang yang siap untuk dijual
 Ilustrasi Persediaan dalam perusahaan manufaktur
 Aliran Cost Dalam Perusahaan

 Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan


 Harga Pokok Produksi : biaya dari produk yang selesai diproduksi dan dipindahkan keluar dari akun persediaan barang dalam
proses pada periode tersebut
 Harga Pokok Penjualan : Biaya produk yang dipindahkan kelaporan laba rugi ketika persediaan terjual
 Konsep Biaya untuk Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
 Biaya Relevan -> memiliki dua sifat : berbeda untuk setiap pilihan keputusan, dan akan terjadi pada saat yang akan datang.
 Biaya Diferensial -> merupakan biaya yang berbeda untuk setiap pilihan keputusan dan oleh karena itu merupakan biaya
relevan
 Opportunity Cost -> merupakan manfaat yang hilang karena satu alternative/pilihan yang dipilih mendapat manfaat dari
pilihan/alternative lainnya.
 Sunk Cost -> merupakan biaya yang telah terjadi atau telah ditetapkan pada waktu yang lalu, dan oleh karena itu merupakan
biaya yang tidak relevan.
 Atribut dalam Informasi Biaya untuk Akurasi Pengambilan Keputusan
 Akurasi
 Ketepatan Waktu (timeliness)
 Informasi Biaya dan Nilai Informasi Biaya

Pertemuan 3 (Sistem Manajemen Biaya)


 Pengaruh perkembangan Pemanufaktur
Perkembangan pabrik masa depan sangan berbeda dengan pabrik masa lalu baik secara fisik maupun fungsi. Pengaruh perubahan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perubahan dasar persaingan
b. Perkemabgnan teknologi
c. Daur hidup produk yang semakin pendek
d. Arus produk yang semakin baik
e. Penyermpurnaan ketersediaan data
f. Teknologi pemanufakturan yang terintegrasi
g. Pergeseran prilaku biaya
 Perubahan Dasar Persaingan
 Perubahan dari padat karya ke padat modal sehingga merubah persaingan dipasar
 Penyempurnaan yang berkesinambungan secara signifikan terhadap produk, proses dan kpabilitas dari kemampuan pabrik
untuk menyempurnakan kinerjanya
 Dampak otomasi pada persaingan dipengaruhi oleh beberapa perkemabngan diantaranya sebagai berikut :
a. Penyempurnaan dalam ilmu dan computer mikro mengakibatkan produk mempunyai kapabilitas yang tinggi yang tidak
dapat dicapai jika tanpa otomasi
b. Penurunan biaya pemanufakturan sebagai akibat proses otomasi menggantikan proses yang tidak terotomasi dan bersifat
tidak efisien dan tidak efektif
c. Produk yang bermutu tinggi dapat dihasilkan dengan otomasi secara konsisten
d. Tingkat reliabilitas dan keterpeliharaan yang semakin tinggi dengan biaya semakin rendah dan pelayanan konsumen yang
lebih baik
e. Pengiriman yang tepat waktu dan eprsediaan yang semakin rendah dengan mengaplikasikan konsep JIT , rasionalisasi
proses dan proyek otomasi
 Perkembangan Teknologi
 Perkembangan teknologi yang sangat pesat
 Pergeseran padat karya menjadi padat modal/padat teknologi
 Akibatnya, perubahan lingkungan yang sangat tajam dan berkelanjutan
 Dibutuhkan sistem manajemen biaya yang terintegrasi
 Daur hidup produk yang semakin pendek
 Kemajuan teknologi yang semakin tinggi, maka menyebabkan daur hidup produk yang semakin pendek
 Contohnya pada produk elektronik
 Dampak dari daur hidup produk yang semakin pendek :
 Menajamen harus memahami biaya, pendapatan dan laba produk secara total selama hidupnya sehingga dapat menentukan
probabilitas
 Perubahan biaya pada desain produk
 Keterbatasan waktu bagi manajemen untuk merespon permintaan pasar
 Arus Produk Semakin baik
 Konsep manufaktur saat ini menekankan pada tidak ada persediaan sedangkan pada konsep tradisional persediaan diperlukan
untuk menyangga ketidakpastian pasokan, proses dan permintaan , mempertahankan pemanfaatan sumber sumber secara
maksimal dan meminimumkan setup mesin
 Praktik tradisonal membutuhkan proses yang lebih panjang persediaan dalam jumlah besar, ruang gudang yang ebsar dan
menimbulkan masalah-masalah didalam produksi
 Pergeseran perilaku biaya
Otomasi mengakibatkan pergeseran prilaku biaya sebagai berikut :
a. Pergeseran elemen biaya produksi
b. Pergeseran biaya variabel dan biaya tetap
c. Pergeseran aktivitas dan driver biaya
 Isu akuntansi biaya
Sebagai akibat perubahan lingkungan pemanufakturan dan persiangan global timbul beberapa isu penting tentang akuntansi biaya
dan akuntansi manajemen :
a. Perubahan pola prilaku biaya
b. Basis alokasi biaya
c. Fokus pengurangan biaya
d. Perubahan definisi biaya
e. Penilaian persediaan menjadi kurang penting
f. Turunnya biaya penyimpanan persediaan
g. Basis perhitungan depresiasi
h. Ketepatan waktu informasi
 Isu pertimbangan investasi
Banyak perusahaan yang tetap menggunakan metode penilaian proyek secara tradisional walaupun berada dalam lingkungan
maju. Investasi dalam lingkungan manufaktur maju menghadapi isu sebagai berikut :
a. Kurangnya pemahaman terhadap pola prilaku biaya
b. Kriteria tarif yang terlalu tinggi
c. Kurangnya pendekatan portofolio
d. Keterbatasan keputusan teknologi masa depan
e. Kurangnya informasi biaya manfaat
 Isu pengukuran kinerja
 Manajemen Biaya tradisonal menekankan pada informasi historis karena berorientasi pada laporan keuangan, sehingga kurang
memadai untuk mengukur kinerja operasional.
 Manfaat strategis otomasi biaya diantaranya , biaya rendah, penyempurnaan mutu, daur hidup rpoduk yang pendek, lebih
tanggap terhadpa perubahan lingkungan
 Keterlambatan perkembangan SMB
Faktor-factor yang menyebabkan impelementasi relative lambat :
a. Kurangnya dasar pengetahuan
b. Bata-batas kepraktisan
c. Faktor-factor eksternal
d. Proses manufaktur yang rumit

Pertemuan 4 (Just In Time)


 Definisi JIT
 Just in time adalah suata filosofi yang memusatkan pada eliminasi aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi produk
sesuai dengan permintaan konsumen dan hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi
 Tujuan strategis diantaranya meningkatkan laba, memperbaiki posisi persaingan perusahaan
 Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara : mengurangi persediaan, meningkatkan mutu, mengendalikan aktivitas untuk
menurunkan biaya, memperbaiki kinerja pendistribusian produk
 Konsep JIT
JIT manufaktur berdasarkan konsep :
 Hanya memproduksi produk sejumlah yang diminta oleh konsumen
 Memproduksi produk bermutu tinggi
 Memproduksi produk berbiaya rendah
 Memproduksi produk dengan cepat
 Mengirimkan produk pada konsumen tepat waktu
 Konsep JIT
JIT pembelian berdasarkan konsep :
 Hanya membeli barang sejumlah yang diperlukan untuk produksi
 Membeli barang bermutu tinggi
 Membeli barang berharga murah
 Pengiriman barang yang dibeli tepat waktu
 Aspek pokok JIT
 Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau kepuasaan konsumen harus dieliminasi
 Adanya komitmen untuk selalu meningkkatkan mutu menjadi lebih baik
 Selalu mengupayakan penyempurnaan berkesinambungan
 Menekankan pada penyederhanaan aktivitas berkesinambungan
 Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan pemahaman terhadap aktivitas yang dilakukan
 Perbedaan JIT dan sistem Tradisional
 Sistem JIT menggunakan sistem produksi sesuai dengan permintaan konsumen sedangkan sistem tradisonal penentuan
aktivitas berdasrkan dorongan aktivitas sebelumnya
 JIT hanya menggunakan pemasok lebih sedikit untuk mengurangi aktivitas yang tidak bernilai
 JIT menerapkan kontrak jangka panjang dengan beberapa pemasok guna membangun hubungan yang baik
 JIT menggunakan struktur seluler dan sistem tradisonal menggunakan departemen
 Pengelompokkan Karyawan dengan sistem tradisional berdasarkan spesialisasi keahlian sedangkan sistem JIT karyawan
cenderung memiliki beanyak keahlian
 Sistem manajemen sediaan tradisional
Sistem tradisional berasumsi bahwa ketidakpastian permintaan konsumen mengakibatkan ketidakpastian produksi dan pembeliaan
sehingga perusahaan harus memiliki sediaan. Adapun biaya yang berhubungan dengan sediaan adalah sebagai berikut :
a. Biaya pemesanan biaya yang berhubungan dengan penempatan dan penerimaan suatu pemesanan pembelian
b. Biaya setup adalah biaya untuk menyaipkan ekuipmen dan fasilitas sehingga digunakan untuk memproduksi suatu produk
c. Biaya penyimpanan adalah biaya yang terjadi selama penyimpanan persediaan
 Peran penting persediaan
 Meyeimbangkan biaya pemesanan dan penyimpanan
 Menghadapi ketidakpastian permintaan konsumen
 Menghindari pemberhentian fasilitas manufaktur
 Memanfaatkan potongan harga
 Menghindari kenaikan harga yang diperkiraan
 Metode perhitungan sistem sediaan
 Economic order quantity adalah kuantitas pemesanan yang dapat meminisiasikan biaya total pemesanan dan penyimpanan
untuk menghitung jumlah produksi jika permintaan terhadap produk tidak diketahui
 Reorder point adalah titik waktu pemesanan baru harus dilakukan atau titik waktu setup harus dimulai
 Safety stok adalah sediaan ekstra yang disimpan untuk menjaga jika terjadi fluktuasi permintaan
 Titik minimal dan maksimal adalah batas bawah dan batas atas sediaan yang tidak terlampaui
 Manajemen sediaan JIT
Sistem persediaan yang di miliki oleh JIT
a. Jit meminimukan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
b. JIT memiliki kinerja yang tepat waktu
c. JIT menghindari kemacetan dan meningkatkan realibilitas proses
 Pengaruh JIT pada penentuan biaya
Dalam penentuan biaya, manfaat JIT adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan keterlacakan biaya
b. Meningkatkan akurasi perhitungan biaya produk
c. Mengurangi kebutuhan departemen jasa
d. Mengubah sistem prilaku biaya
e. Mengurangi pentingnya persediaan
f. Mempengaruhi metode penentuan harga pokok pesanan
g. Mempengaruhi metode harga pokok produksu
h. Mempengaruhi otmasi
Pertemuan 5 (Activity Based Costing)
Produk Kuantitas Biaya Bahan BTKL
A 40.000 Rp100.000.000 Rp80.000.000
B 20.000 60.000.000 50.000.000
C 10.000 40.000.000 30.000.000

Produk Konsumsi Penanganan Kegiatan Konsumsi


Jam Mesin bahan Setup Jam TKL
A 10.000 jam 90.000 kali 34 kali 10.000 jam
B 6.000 jam 40.000 kali 30 kali 8.000 jam
C 14.000 jam 20.000 kali 36 kali 7.000 jam
Rincian biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
Biaya penggunaan mesin Rp 70.000.000,00
Penanganan bahan baku Rp 90.000.000,00
Biaya setup Rp 50.000.000,00

Jika alokasi BOP dilakukan atas kegiatan setup:


Tarif BOP = 210.000.000 : 100 = 2.100.000 per jam
Perhitungan unit cost:
Elemen Biaya A B C
Biaya bahan baku Rp 100.000.000 Rp 60.000.000 Rp 40.000.000
Biaya tenaga kerja 80.000.000 50.000.000 30.000.000
BOP 71.400.000 63.000.000 75.600.000
Total cost 251.400.000 173.000.000 145.600.000
Jumlah unit diproduksi 40.000 20.000 10.000
Unit cost Rp 6.285 Rp 8.650 Rp 14.560

Jika alokasi BOP dilakukan atas dasar jam mesin:


Tarif BOP = 210.000.000 : 30.000= 7.000 per jam mesin
Perhitungan unit cost:
Elemen Biaya A B C
Biaya bahan baku Rp 100.000.000 Rp 60.000.000 Rp 40.000.000
Biaya tenaga kerja 80.000.000 50.000.000 30.000.000
BOP 70.000.000 42.000.000 98.000.000
Total cost 250.000.000 152.000.000 168.000.000
Jumlah unit diproduksi 40.000 20.000 10.000
Unit cost Rp 6.250 Rp 7.600 Rp 16.800

Jika alokasi BOP dilakukan atas dasar penyebab terjadinya biaya:


Tarif BOP:
Tarif BPM = 70.000.000 : 30.000 = 2.333 per jam mesin
Tarif BPBB = 90.000.000 : 150.000 = 600 per PBB
Tarif BSU = 50.000.000 : 100 = 500.000 per kegiatan setup

Perhitungan unit cost:


Elemen Biaya A B C
Biaya bahan baku Rp 100.000.000 Rp 60.000.000 Rp 40.000.000
Biaya tenaga kerja 80.000.000 50.000.000 30.000.000
BOP:
- Bi. Pemakaian Mesin 23.330.000 13.998.000 32.662.000
- Bi. Penanganan BB 54.000.000 24.000.000 12.000.000
- Biaya Setup 17.000.000 15.000.000 18.000.000
Total cost 274.330.000 162.998.000 132.662.000
Jumlah unit diproduksi 40.000 20.000 10.000
Unit cost Rp 6.858 Rp 8.150 Rp 13.266
Tabel 5.1.
Data Biaya Overhead Pabrik
Jenis biaya Penyebab Tingkat konsumsi
tidak langsung terjadinya biaya Produk X Produk Y Jumlah biaya
(cost driver)
Biaya BBM Pemakaian BBM 10 liter 20 liter Rp600.000.000,00
Biaya Setup Kegiatan Produksi 15 kali 25 kali 400.000.000,00
Biaya inspeksi Kegiatan inspeksi 20 kali 30 kali 500.000.000,00
Biaya energi Pemakaian mesin 25 JM 25 JM 250.000.000,00
30
Biaya TKTL Pemakaian TKTL 10 JTKTL 200.000.000,00
JTKTL
Rp1.950.000.000,00

Alokasi berdasarkan konsumsi BBM.


Produk X = 10/30 x 1.950.000.000 = 650.000.000
Produk Y = 20/30 x 1.950.000.000 = 1.300.000.000

Tabel 5.2
Alokasi BOP Kepada Produk
Perbandingan
Jumlah biaya tingkat konsumsi Alokasi ke
Produk X Produk Y Produk X Produk Y
600.000.000 1/3 2/3 200.000.000 400.000.000
400.000.000 3/8 5/8 150.000.000 250.000.000
500.000.000 2/5 3/5 200.000.000 300.000.000
250.000.000 1/2 1/2 125.000.000 125.000.000
200.000.000 1/4 3/4 50.000.000 150.000.000
1.950.000.000 725.000.000 1.225.000.000

Tabel 5.3
Perhitungan Biaya Produksi per Unit
Untuk Produk Tunggal

Jenis Biaya Jumlah Unit Kos/ unit


Bahan baku Rp3.000.000.000 100.000 Rp30.000
5.000
Tenaga kerja 500.000.000 100.000
15.000
Overhead 1.500.000.000 100.000

Total 5.000.000.000 100.000 Rp50.000

Tabel 5.4 - Data produksi


Produk A Produk B Total

Unit diproduksi 20.000 100.000


Biaya utama Rp50.000.000 Rp250.000.000 Rp300.000.000
JTKL 20.000 100.000 120.000
Jam Mesin 10.000 50.000 60.000
Jumlah kegiatan Produksi 20 30 50
Jumlah kegiatan Inspeksi 800 1.200 2.000
Tabel 5.4 - Data produksi
Departemen 1 Departemen 2 Total

Jam TK Langsung:

 Produk A 4.000 16.000 20.000


 Produk B
Total 76.000 24.000 100.000
80.000 40.000 120.000

Jam Mesin:

 Produk A
 Produk B 4.000 6.000 10.000
Total
16.000 34.000 50.000
20.000 40.000 60.000
Biaya Overhead:

 Biaya Setup
 Biaya Inspeksi
 Biaya energi Rp44.000.000 Rp44.000.000 Rp88.000.000
 Insentif TKL 37.000.000
Total 37.000.000 74.000.000
70.000.000
14.000.000 84.000.000
26.000.000
52.000.000 78.000.000
Rp177.000.000
Rp147.000.000 Rp324.000.000

Perhitungan tarif dan Pembebanan BOP (konvensional)


Tarif BOP = Rp324.000.000/60.000 = Rp5.400 per jam mesin
 Produk A:
Biaya utama = (Rp50.000.000/20.000) Rp2.500
BOP = (Rp5.400 x 10.000/20.000) 2.700
Harga pokok per unit Rp5.200
 Produk B:
Biaya utama = (Rp250.000.000/100.000) Rp2.500
BOP = (Rp5.400 x 50.000/100.000) 2.700
Harga pokok per unit Rp5.200
 Tarif departemen 1= Rp147.000.000/80.000
= Rp1.837,5 per jam tenaga kerja
 Tarif departemen 2 = Rp177.000.000/40.000 = Rp4.425 per jam mesin
 Produk A:
Biaya Utama = (Rp50.000.000/20.000) Rp2.500
BOP Dep. 1 = (Rp1.837,5 x 4.000)/20.000 = 367,5
BOP Dep. 2 = (Rp4.425 x 6.000)]/20.000 = 1.327,5 1.695
Harga pokok per unit Rp4.195
 Produk B:
Biaya Utama = (Rp250.000.000/100.000) Rp2.500
BOP Dep.1= (Rp1.837,5 x 76.000)/100.000 = 1.396,5
BOP Dep. 2 = (Rp4.425 x 34.000)]/100.000 = 1.504,5 2.901
Harga pokok per unit Rp5.401
 Activity Based Costing (ABC)
 Merupakan pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi terhadap
aktivitas.
 Produk dan jasa perusahaan diperoleh melalui pelaksanaan aktivitas dan aktivitas memeerlukan biaya
 ABC cost driver berhubungan sebab akibat dengan aktivitas.
 Langkah-langkah Desain ABC
 Business Process Analysis
Identifikasi dan pemetaan berbagai aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan bisnis
 Activity-based Process Costing
Pembebanan seluruh sumber daya ke setiap aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya tersebut melalui direct tracing, driver
tracing atau alokasi.
 Activity- Based Object Costing
Total biaya setiap aktivitas tersebut dibebankan ke cost object yang mengkonsumsi aktivitas yang bersangkutan dengan
mengalikan aktivity cost rate dengan activity driver quantity yang dikonsumsi oleh cost objek.
 Penentuan Biaya Overhead Pabrik
 Identifikasi Cost Pool
Kos overhead dibebankan ke aktivitas yang signifikan dalam satu cost pool atau kelompok aktivitas dengan cost driver yang
tepat.
 Pembebanan Kos Aktivitas
Pembebanan kos aktivitas ke objek kos dengan mengidentifikasikan setiap cost driver untuk setiap aktivitas yang memiliki
korelasi tinggi dalam satu level (korelasi tinggi = aktivitas cenderung terjadi bersamaan)
 Katagori Cost Pool
 Unit level : aktivitas yang harus dikerjakan untuk setiap unit produk yang dihasilkan. Biaya aktivitas bersifat proposional
dengan jumlah unit produksi.contoh ; bb, jam kerja langsung, listrik.
 Batch level : aktivitas yang terbentuk dari setiap batch proses produksi tanpa memperhatikan berapa unit yang ada dalam batch
contohnya ; set up mesin, quality control
 Product sustaining level
Aktivitas yang berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau berapa unit
yang diproduksi atau dijual contoh ; biaya/gaji supervisor, manajer, biaya iklan, biaya desain product
 Facility level
Aktivitas yang diharuskan untuk mendukung proses produksi. Contoh ; biaya pemeliharaan, biaya reparasi
 Pembebanan Kos Aktivitas
ldentifikasikan setiap cost driver untuk setiap aktivitas yang memiliki korelasi tinggi dalam satu level.
 Manfaat ABC
 Menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informative
 Menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh adanya aktivitas. Hal ini membantu manajemen
meningkatkan nilai produk dan nilai proses
 Memudahkan manajer memberikan informasi tentang kos relevan untuk pembuatan keputusan bisnis
 Kelemahan ABC
 Mahal untuk dikembangkan
 Butuh waktu yang lebih lama dalam pengembangan dan implementasinya
 Perbandingan Sistem ABC dengan Sistem Tradisional
 Sistem ABC menelursuri biaya ke produk melalui aktivitas. Biaya Overhead pabrik dibebankan ke cost pool dan tidak
dibebankan berdasarkan departemen.
 Keterbatasan utama system penentuan biaya tradisional adalah bahwa untuk produk volume rencah dan kompleks, biaya akan
ditentukan di bawah yang seharusnya dan untuk bervolume tinggi yang sederhana, biaya akan akan ditentukan lebih tinggi dari
yang seharusnya.

Pertemuan 6 (Activity Based Management)


 ABM adalah Pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai (value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk meningkatkan laba
melalui peningkatan value tersebut.
 Analisis yang digunakan ABM
 Analisis Cost Driver  pengujian, kuantifikasi dan penjelasan dampak dari cost driver.
 Diagram Sebab Akibat  mmetakan sebab-sebab yang dapat mempengaruhi aktivitas, proses, permasalahan atau hasil yang
diharapkan.
 Analisis Pareto  alat manajemen yang menunjukkan 20% cost driver yang penting yang mempengaruhi 80% biaya yang
dikeluarkan perusahaan.
 Analisis Nilai
 Analisis pemicu
 Analisis aktivitas
 Pengelolaan aktivitas
 Pengukuran kinerja
 Analisis Aktivitas
 Apa yang dikerjakan?
 Berapa orang yang terlibat?
 Waktu dan sumber daya yang digunakan untuk melakukan aktivitas
 Rekomendasi untuk memilih dan mempertahankan aktivitas bernilai tambah
 Keunggulan ABM
 ABM mengukur efektifitas proses dan aktivitas bisnis kunci dan mengidentifikasikan bagaimana proses dan aktivitas tersebut
diperbaiki untuk menurunkan biaya dan menaikan nilai bagi pelanggan
 Memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk menambah nilai aktivitas kunci, pelanggan
kunci, produk kunci,dan metode untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan
 Menggunakan analisis cost driver, analisis aktivitas,pengelolaan aktivitas, dan pengukuran kinerja
 Aktivitas Bertambah Nilai
Aktivitas yang memberi kontribusi terhadap customer value atau organisasi yang membutuhkannya
Contoh ; merancang produk, pemrosesan, pengiriman produk
 Aktivitas Tidak Bertambah Nilai
Aktivitas yang tidak memberi kontribusi terhadap customer value atau organisasi yang membutuhkannya
Contoh ; menyediakan persediaan berlebihan, waktu menunggu, waktu perpindahan, mengerjakan kembali, reparasi,
penyimpanan, inspeksi
 Manfaat Memisahkan Biaya Bernilai Tambah Dan Tidak Bernilai Bertambah
 Manajemen dapat memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan aktivitas tak bernilai tambah
 Identifikasi pemborosan
 Evaluasi efektivitas program pengelolaan aktivitas dengan menyajikan biaya tak bernilai bertambah dalam bentuk
perbandingan antarperiode
 Throughput Or Manufacturing Cycle Whatime
Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi
Contoh :
a. Process time (waktu pemrosesan)
b. Inspection time (waktu inspeksi)
c. Move time (waktu gerakan)
d. Queueing time (waktu antrian)
 Manufacturing Cycle Efficiency (MCE)
 Usaha untuk menghapuskan aktivitas yang tidak bertambah nilai
 MCE=waktu bernilai tambah/throughput time
 MCE <1 : ada aktivitas yang tidak bernilai tambah

Anda mungkin juga menyukai