OLEH :
KELOMPOK 5
PENDIDIKAN AKUNTANSI – B
FALKUTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan nikmat-Nya
kepada saya. Sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Biaya Overhead Pabrik :
Dapartementalisasi ini sesuai dengan waktu yang saya rencanakan. Makalah ini kami buat
dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Akuntansi Biaya meliputi
nilai tugas, nilai kelompok, nilai individu, dan nilai keaktifan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan, serta agar pembaca lebih
memahami arti Pancasila sehingga diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Pendidikan Pancasila,
Bapak Drs.Agus Martono, M.Si yang telah membimbing kami dalam belajar dan juga
pembuatan makalah ini.
Akhir kata, semoga Makalah Biaya Overhead Pabrik : Dapartementalisasi ini
bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi segala usaha
kami.
Penyusun
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Departementalsasi ..................................................................................................... 6
2.2 Departemen Produksi dan Departemen Jasa ............................................................................... 6
2.3 Biaya Langsung Departemental dan Biaya Tidak Langsung Departemental................................. 7
2.4 Menentukan Tarif Biaya Overhead Departemen .......................................................................... 8
2.5 Menggunakan Tarif Biaya Overhead Dapartemen ..................................................................... 11
2.6 Biaya Overhead Aktual – Terdepartementalisasi....................................................................... 11
2.7 Langkah-Langkah di Akhir Periode Fiskal ................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam memahami akuntansi biaya dengan baik dan utuh terutama dalam memahami
biaya overhead pabrik yaitu dapartementalisasi, mutlak diperlukan pemahaman tentang
dapartementalisasi. Selain itu secara epistemologis sekaligus sebagai
pertanggungjawaban ilmiah, bahwa dapartementalisasi berguna dalam melengkapi
penjelasan tentang biaya averhead pabrik dan juga sebagai pertangungjawaban dalam
penulisan laporan keuagan akuntansi biaya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Departementalsasi
Adapun tujuan utama departemenisasi biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
6
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis departemen
yang diperlukan untuk menetapkan tarif overhead departemental yang akurat
adalah sebagai berikut:
Jasa yang memberikan manfaat kepada departemen produksi dan departemen jasa
lain, dapat diatur dengan cara (1) menetapkan departemen jasa yang terpisah untuk
setiap fungsi, (2) menggabungkan berbagai fungsi ke dalam suatu departemen,atau
(3) menempatkan beberapa biaya jasa dalam suatu departemen yang disebut tempat
penampungan biaya umum pabrik.
Biaya departemental tidak langsung merupakan biaya overhead yang tidak dapat
ditelusuri secara langsung ke departemen karena penggunaan biaya tersebut secara
bersama-sama. Misalnya ; sewa gedung, penyusutan, asuransi kebakaran, utilitas
7
dsbnya. Memilih dasar yang sesuai untuk mengalokasikan sebagian besar dari
biaya tidak langsung departemental adalah sulit dan besrifat arbitrer. Alokasi harus
didasarkan pada salah satu dari daftar berikut:
Membebankan semua biaya tenaga kerja dan bahan bakar ke departemen utilitas
tersendiri, kemudian mengalokasikannya ke departemen yang menerima manfaatnya.
Membebankan departemen-departemen tertentu dengan biaya tenaga kerja dan bahan
bakar jika ada meteran terpisah, dan membebankan sisanya ke departemen utilitas
sendiri. Sisa inilah yang kemudian akan dialokasikan ke departemen yang menerima
manfaatnya.
8
Biaya tidak langsung departemental, seperti pemanasan, listrik, bahan bakar, air
dan penyusutan bangunan harus diestimasikan, kemudian dialokasikan ke
departemen produksi dan mungkin juga ke departemen jasa.
Jumlah dan jenis dapartemen jasa di suatu perusahaan tergantung pada operasi dan
tingkat pengendalian yang diinginkan oleh perusahaan. Biaya dapartemen jasa
didistribusikan ke dapartemen produksi dan dapartemen jasa, atauhanya ke
dapartemen produksi saja. Distribusi tersebut didasarkan pada unit pengukuran
umum yang berkolerasi dengan penyebab biaya dapartemen jasa. Biaya
dapartemen jasa pada akhirnya didistribusikan ke dapartemen produksi guna
menetapkan tarif overhead yang telah di tentukan sebelumnya. Metode umum
dalam disribusinya adalah sebagai berikut.
Kebaikan metode ini adalah : (1) sederhana dan muda dilaksanakan, (2) tepat
dipakai pada perusahan perusahan di mana jasa departemen pembantu hanya
dinikmati oleh departemen produksi saja, (3) dari segi pengendalian biaya
melalui akutansi pertanggungjawaban, kepada departemen pembantu hanya
bertanggung- jawab atas biaya yang terjadi dan dapat dikendalikan di
departemen saja.
Kelemahan metode ini dalah : (1) tidak dapat menggambarkan aliran biiaya
sesuai dengan jasa yang dinikmati oleh setiap departemen , (2) harga pokok jasa
yang di alokasikan terlalu renda karena tidak memperhitunggkan harga pokok
dari departemen pembantu lainnya.
9
b. Metode Bertingkat (Step Method)
Metode ini sering disebut metode alokasi tidak langsung yang tidak bertimbal
balik (indirect allocaton method,non reciprocal ), atau metode alokasi bertahap
yang urutan alokasinya diatur. Dalam metode alokasi bertahap tidak bertimbal
balik digunakan ketentuan- ketentuan sebagai berikut:
Metode ini dapat diterapkan jika antar departemen jasa saling memberikan jasa.
Pada metode ini biaya departemen jasa dialokasikan secara simultan dengan
menggunakan teknik aljabar. Metode ini mengalokasikan biaya ke departemen
produksi dan antar departemen jasa.
10
Dapat menghindar tahapan putaran-putaran metode alokasi kontinyu,
jadiwaktu dan biaya alokasi kontinyu, jadi waktu dan biaya alokasi dapat
ditekan.
Kelemahan metode alokasi aljabar yaitu, pada perusahaan yang memiliki banyak
departemen pembantu,misalnya lebih dari 3 departemen, seringkali ada
persamaan tersamar dalam metode aljabar yang tidak dapat di pecahkan atau
diselesaikan. Untuk menyelesaikan masalah ini dapat digunakan metode alokasi
matrik aljabaryang akan diuraikan secara ringkas pada pembahasan berikutnya.
Ketika informasi tersedia di akhir setiap minggu atau bulan, overhead pabrik dibebankan
dengan cara menambahkan angka overhead pabrik dibebankan ke bagian overhead
pabrik dalam kartu biaya pesanan, untuk perhitungan biaya berdasarkan pesanan, atau ke
bagian overhead pabrik dalam laporan biaya produksi departemental, untuk perhitungan
biaya berdasarkan proses. Jumlah yang dibebankan diikhtisarkan secara periodik untuk
membuat ayat jurnal ke buku besar.
Overhead pabrik aktual diikhtisarkan dalam akun pengendali overhead di buku besar.
Rinciannya dimasukkan dalam buku pembantu overhead pabrik. Departementalisasi
overhead mengharuskan setiap biaya dibebankan ke suatu departemen dan juga ke suatu
akun biaya pembantu tertentu. Pembebanan ini dikumpulkan dalam kertas kerja analisis
overhead departemental, yang berfungsi sebagai buku pembantu overhead. Sebagian
11
besar dari formulir yang digunakan, baik untuk departemen produksi maupun
departemen jasa.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya-biaya produksi yang tidak dapat dikategorikan ke dalam biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung atau yang wujud riilnya adalah biaya bahan baku tudak
langsung dann biaya tenaga kerja tidak langsung serta biaya pabrik lainnya dikelompokan
tersendiri yang disebut biaya overhead pabrik.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/25462641/BAB_13_BIAYA_OVERHEAD_PABRIK_Departemen
talisasi
https://artikbbi.com/departementalisasi/
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-departementalisasi-overhead-
pabrik/14050
14
15