Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI MANAJEMEN

“ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG”

Dosen Pengempu : WULANDARI PRYANGAN, SE., MM

Nama - nama Kelompok II

1). Desak made meratningsih ( 216601085)

2) Desya Ambar sari Santoso (216601059)

3) Sitti fauzia faizal (216601402)

4) Muh. Alif Hidayatullah (216601416)

5) intan safitri (216601065)

6) Arista divani (216601060)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan masukan dari
berbagai pihak, terutama dari dosen pengajar. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini supaya menjadi lebih baik lagi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman yang ada. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................

1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................

BAB 2 Pembahasan .......................................................................................................

2.1 Gambaran umum alokasi biaya.......................................................................

3.1 Pengalokasian biaya satu departemen kedepartemen lainnya…………………..

4.1 Memilih metode alokasi biaya departemen pendukung ..............................

5.1 Tarif overhead departemen dan perhitungan biaya produk……………………….

6.1 Alokasi biaya patungan …………………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP……………………….................................................................................

7.1 kesimpulan………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen. Bagaimana
biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan,
aktivitas, dan divisi.

Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi atau produksi (operating


departement ) dan departemen pendukung ( supporting departemen). Departemen operasi
merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah kepada produk atau jasa.
Sementara departemen jasa merupakan departemen yang memberikan jasa yang membantu
departemen internal lainnya, baik departemen operasi maupun departemen jasa yang lain.

Dalam alokasi biaya, akan menentukan cara dalam mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di
departemen pendukung ( supporting department ) ke departemen produksi dan akhirnya
dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan
dasar alokasi biaya (cost driver ) yang tepat.

1.2.Rumusan Masalah

1. Apakah perbedaan antara departemen pendukung dan departemen produksi?


2. Bagaimanakahmenghitungtarifpembebanantunggaldangandauntuksuatu departemen
pendukung?
3. Bagaimanakah cara mengalokasikan biaya depantemen pendukung ke departemen produksi
dengan menggunakan metode langsung, berurutan, dan timbal balik?
4. Bagaimanakah cara menghitung tariff overhead departemen?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan perbedaan antara departemen pendukung dan departemen produksi.
2. Menghitung tarif pembebanan tunggal dan ganda untuk suatu departemen pendukung.
3. Mengalokasikanbiayadepartemenpendukungkedepartemenproduksidengan menggunakan
metode langsung, berurutan, dan timbal balik.
4. Menghitung tariff overhead departemen.
BAB II

PENDAHULUAN

2.1 GAMBARAN UMUN ALOKASI BIAYA

2.1.1 Sekilas Tentang Alokasi Biaya

Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber daya yang
sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk, disebut sebagai biaya bersama
(commont cost).

2.1.2 Jenis Jenis Departemen

Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua kategori
departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi secara
langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual pada pelanggan.

Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang


diproduksi.Departemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh
departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau
produk organisasi tersebut.

2.1.3 Langkah – langkah dalam pengalokasian biaya departemen pendukung ke departemen


produksi dan mengalokasikannya ke biaya produk:

a. Membagi perusahaan ke dalam departemen-departemen.


b. Mengklasifikasikan tiap departemen sebagai departemen pendukung atau departemen
produksi.
c. Menelsuri semua biaya overhead perusahaan di departemen pendukung atau departemen
produksi. d. Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi.
d. Menghitung tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu untuk departemen produksi.
e. Mengalokasikan biaya overhead ke tiap unit produk melalui tarif overhead yang ditentukan
terlebih dahulu.

2.1.4 Jenis Jenis Dasar Alokasi Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung.

oleh sebab itu, biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen
produksi. Faktor-faktor penyebabnya adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi,
yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya
departemen pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentivikasi faktor penyebab
yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk
yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol
konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.
2.1.5 Tujuan Alokasi Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen
pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:

1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan


2. Untuk menghitung profibilitas lini produk
3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian
4. Untuk meniai persedian
5. Untuk memotivasi para manajer.

Jika biaya tidak dialokasikan denga akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi, hingga
mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi bisnis, sebaliknya, jika biaya
terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal yang berhubungan dekat dengan
penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang manajer dapat
mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Tentu saja biaya yang akurat adalah hal
yang penting untuk menentukan laba.

Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya departemen pendukung
tidak di alokasikan ke departemen produksi, para menejer dapat memperlakukan jasa ini seakan-
akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataanya, biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari
nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manejer departemen produksi bertanggung
jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat memastikan bahwa para manejer
akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya.
Jadi, mengalokasikan biaya jasa membantu tiap departemen produksi memilih tingkat konsumsi
yang benar.

3.1 PENGALOKASIAN BIAYA SATU DEPARTEMEN KE DEPARTEMEN LAINNYA

3.1.1 Tarif Pembebanan Tunggal

Misal bahwa perusahaan mengembangkan departemen foto copy sendiri untuk melayani
tiga departemen produksinya (audit, pajak, dan konsultan menajemen sistem atau MAS). Biaya
departemen foto copy meliputi biaya tetap sebesar $26.190 (upah sewa da mesin fotocopy) dan
biaya variabel $0,023 (kertas dan tinta) per lembar foto copy. Estimasi penggunaan (dalam jumlah
halaman) oleh ketiga departemen produksi adalah sebagai berikut ;

Departemen audit 94.500

Departemen pajak 67.500

Departemen MAS 108.000

Departemen MAS 270.000


Jika tarif pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan digabungkan
dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). Total biaya sebesar $32.400
(biaya tetap + viaya variabel) dibagi dengan estimasi jumlah lembar yang di foto copy sebanyak
270.000 yang akan menghasilkan tarif per lembar sebesar $0,12.

umlah yang di bebankan ke departemen produksi merupakan fungsi jumlah lembar yang di
foto copy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah ssebagai berikut; departemen audit
sejumlah 92.000 halaman; departemen pajak 65.000 halaman dan departemen MAS 115.000
halaman. Total biaya foto copy yang dibebankan pada masing-masing departemen dapat
diperlihatkan sebagai berikut ;

Jumlah x Pembebanan per = Total pembebanan


halaman halaman
Audit 92.000 $0,12 $11.040
Pajak 65. 000 0.12 7.800
MAS 115.000 0,12 13.800
Total 272.000 $32.640

Penggunaan tarif tunggal mengakibatkan biaya tetap diperlakukan seakan-akan biaya


tersebut merupakan biaya variabel.Departemen foto copy tidak membutuhkan $32.640 untuk
memfotokopi 272.000 lembar tetapi, departemen foto copy hanya membutuhkan $32.446 [$26.190
+ (272.000 x $0,023)].

3.1.2 Tarif Bembebanan Ganda

Walaupun penggunaan tarif tunggal adalah sederhana, namun hal ini mengabaikan
dampak diferensial dari perubahan penggunaan biaya. Biaya variabel departemen pendukung naik
sesuai tingkat kenaikan jasa. Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di
keluarkan guna menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirm unit jasa yang dibutuhkan
oleh departemen produksi. Ketika departemen pendukung dibentuk, kemampuan mengirimnya
dirancang untuk melayani kebutuhan jangka panjang departemen produksi. Karena kebutuhan jasa
pada awalnya menyebabkan penciptaan kemampuan pelayanan, maka adalah beralasan untuk
mengalokasikan biaya jasa tetap berdasarkan kebutuhan tersebut. Pengalokasian biaya tetap
mengikuti prosedur tiga langkah ;

a. Penetapan biaya tetap yang di anggarkan.

b. Perhitungan rasio proporsi, dengan rumus;

Rasio proporsi = Jumlah masing-masing depatemen : total

c. Pengalokasian, dengan rumus;

Alokasi = Rasio proporsi x Biaya tetap yang di anggarkan


Yang dapat kita asumsikan sebagai berikut;

Jumlah Proporsi X Biaya tetap = Bagian departemen atas


halaman biaya tetap.
tertinggi
Audit 7.875 0,20 $26 $5.328
Pajak 22.500 0,57 26.190 14.928
MAS 9.000 0,23 26.190 6.024
Total 39.375 100 $26 190

Aktual Pembebeanan Biaya; Departemen Audit 92.000 halaman, Departemen Pajak 65.0000,
dan Departemen MAS 115.000 Halaman, maka perhitungan

Jumlah halaman + Alokasi Biaya Tetap = Total Pembebanan


x $0,023

Audit $2.116 $ 5.238 $ 7.354


Pajak 1.495 14.928 16.423
Mas 2645 6.024 8.669
Total $6.256 $ 26.190 $32.446

3.1.3 Penggunaan yang dianggarkan versus penggunaan aktual

Ketika mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi, kita


mengalokasikan biaya yang dianggarkan. Terdapat dua alasan dasar pengalokasian biaya
departemen pendukung, yaitu: 1) untuk menghitung biaya produk yang diproduksi, dan 2) untuk
evaluasi kinerja departemen. Biaya Aktual digunakan untuk evaluasi kinerja. Sedangkan Biaya
Dianggarkan digunakan untuk penetapan biaya.

Prinsip umum dari evalusai kerja adalah bahwa manajer tidak boleh di bebani tanggung jawab atas
biaya atau aktivitas yang berada di laur kendalinya. Karena para manajer departemen produksi
memiliki input yang signifikan berkaitan dengan tingkat jasa yang di konsumsi, mereka harus di
bebani tanggung jawab atas bagian biaya jasa mereka. Namun, pernyataan ini, mempunyai
kualifikasi penting; evaluasi departemen tidak boleh dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang di capai
oleh

departemen lain.

4.1 MEMILIH METODE ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG

Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan,


perusahaan hatus menetapkan batasan ineraksi departemen pendukung. Selain itu, mereka harus
menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian biaya,
yakni;

4.1.1 Metode Alokasi langsung

Adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya departemen
pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi secara proporsional
terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada
departemen produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen
produksi.

Data Untuk Mengilustrasikan Metode Alokasi:

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya lngsung $250.000 $160.000 $ 160.000 $ 60.000
Aktivitas normal :
Killowat-jam - 200.000 600.000 200.000
Jam 1000 4.500 4.500
pemeliharaan

Contoh perhitungan metode alokasi langsung :

Langkah menghitung Rasio alokasi


Penggerikan Perakitan
Listrik : 600.000 0,75 -
( 600.000 + 200.000)
200.000
( 600.000 + 200.000) - 0,25
Pemeliharaa 4.500 0,50
n
( 4.500 + 4.500) -
4.500
( 4.500 + 4.500) - 0,50

Langkah 2 Alokasi biaya Departemen Pendukung Dengan


Menggunaka rasio alokasi
n
Departemen pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000
langsung
Listrik ( 250.000) - 187.000 62.500
Pemeliharaan - (160.000) 80.000 80.000
$0 $0 $ 367.000 $ 202 . 500

4.1.2 Metode Berurutan

Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara Departemen pendukung telah terjadi. Akan
tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen pendukung. Alokasi
biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur penetapan peringkat yang
ditentukan terlebih dahulu. Biasanya urutanya ditentukan dengan menyusun peringkat departemen
pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil.
Tingkat jasa biasanya di ukur dengan biaya langsung dari setiap departemen pendukung;
departemen dengan biaya tertinggi dinilai sebagai pemberi dana terbesar. Alokasi yang di dapatkan
dengan metode berurutan . di dapatkan dengan langkah pertama adalah menghitung rasio alokasi.
Perhatikan bahwa rasio alokasi untuk departemen pemeliharaan mengabaikan penggunaan oleh
departemen listrik karena biayanya tidak dapat dialokasikan ke departemen pendukung. Langkah
kedua adalah mengalokasikan biaya departemen pendukung dengan menggunakan rasio alokasi
yang dihitung pada langkah pertama. Perhatikan bahwa $50.000 dari biaya departemen listrik
dialokasikan ke departemen pemeliharaan. Hal ini mencerminkan kenyataan bahwa departemen
pemeliharaan menggunakan 20 persen output departemen listrik. Sebagai akibatnya, biaya oporasi
departemen pemeliharaan naik dari $160.00 jadi $210.000.

Langkah 1 meng- hitung rasio Alokasi


Pemeliharaan Pengerindaa Perakitan
n
Listrik 200.000 0,20 - -
(200.000+60.000+200.000)
600.000 - 0,60 -
(200.000+60.000+200.000)
200.000 - - 0,20
(200.000+60.000+200.000)
Pemeliharaan 4.500 - 0,50 -
(4.500 + 4.500)
4.500 - - 0,50
(4.500 + 4.500)
Langkah 2 alo- Kasi biaya dep- Artemen pend- Ukung dengan Menggunakan
Rasio alokasi
Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000
Listrik (250.000) 50.000 150.000 50.000
Pemeliharaan - (210.000) 105.000 105.000
$0 $0 $ 355.000 215.000

4.1.3 Metode timbal balik

Metode ini mengakui semua interaksi di antara deprtemen pendukung. Menurut metode ini
salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total
biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan interksi antara departemen
pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen
produksi. Total biaya departemen pendukung. Total biaya pendukung adalah jumlah dari biaya
langsung ditambah proposisi biaya yang diterima dari departemen pendukung lainnya. Persamaan
biaya untuk setiap departemen pendukung dapat diperlihatkan sebagai berikut

P = Biaya langsung + Bagian dari biaya pemeliharaan

= $250.000 + 0,10 M (persamaan biaya listrik)

M = Biaya langsung + Biaya dari baya listrik

= $160.000 + 0,20 P (persamaan biaya pemeliharaan) (7.2)

Data untuk mengilustrasikan metode timbal balik

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perikanan
Biaya langsung :
Tetap $ 200.000 $ 100.000 $ 80.000 $ 50.000
Varabel 50.000 60.000 20.000 10.000
Total $ 250.000 $ 160.000 100.000 $ 60.000
Aktivitas normal
Kilowatt-jam - 200.000 600.000 200.000
Jam pemeliharaan 1.000 - 4.500 4.500
Proporsi output Yang digunakan Oleh
departemen
Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan
Rasio alokasi :
Listrik - 0,20 0,60 0,20
Pemeliharaan 0,10 - 0,45 0,45

Persamaan biaya listrk (7.1) dan persamaan biaya pemeliharaan (7.2) dapat diselesaikan secara
simultan untuk menghasilkan total biaya setiap departemen pendukung. Dengan persamaan ;

M = $160.000 + 0,20 ($250.000 + 0,10M)


M = $160.000 + $50.000 + 0,02 M

0,98M = $210.000

M = $214.286

Dengan mensubsidikan niai untuk M ini kepersamaan 7.1 dihasilkan total biaya untuk listrik.

P = $250.000 + 0.10 ($214.286)

= $250.000 + $21.429

= $271.429

Alokasi Departemen Produksi. Setelah total biaya setiap departemen pendukung diketahui,
alokasi kedepartemen produksi dapat diketahui. Alokasi ini, berdasarkan proporsi output yang
digunakan oleh setiap departemen produksi. Total biaya yang dialokasikan kedepartemen produksi
(dari listrik dan pemeliharaan) sama dengan $410.000, yaitu total biaya langsung dari dua
depatemen pendukung ($250.000 + $160.000).

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Pengasahaan Perakitan
Biaya langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000
Listrik (271. 429) 54.286 162.857 54.286
Pemeliharaan 21.429 (21.429) 96. 429 96.429
Total $0 $0 $ 359. 286 $ 210. 715

5.1 TARIF OVERHEAD DEPARTEMEN DAN PERHITUNGAN BIAYA

PRODUK Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang
dialokasikan ke biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi
dan membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam
mesin. Misalnya dari contoh alokasi berurutan total biaya overhead departemen pengesahan
adalah $355.000, dan asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan overhead ke
produk dengan aktivitas normal sebesar 71.000 jam mesin, maka tarif biaya overhead departemen
pengesahan adalah:

Tarif overhead pengesahaan = $ 355.000


71.000 jam mesin
= $ 5 per jam mesin
Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar $215.000, dan
diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja,maka tarif biaya overhead di
departement perakitan adalah:

Tarif overhead perakitan = $ 215.000


107. 500 jam tenaga kerja
= $ 2 per jam tenaga kerja

Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam mesin pengasahan dan satu jam
perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya overhead yang dibebankan ke satu unit produk ini
menjadi $12 [(2 X $ 5) + (1X $ 2)]. Jika produk yang sama menggunakan bahan baku senilai $ 15 dan
tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan dan Perakitan), maka biaya total per unit adalah $
33 ($ 12 +$ 15 + $ 6).

6.1 ALOKASI BIAYA PATUNGAN

Produk patungan (joint product) adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara simultan
dengan proses yang sama hingga pada titik ”pemisahan”. Titik pemisahan (split off point) adalah
titik yang produk patungannya menjadi terpisah dan bisa diidentifikasi.

1. Akuntansi untuk Biaya Produk Patungan

1. Metode Unit Fisik Metode Unit Fisik


2. Metode Nilai Penjualan Saat Pemisahan
3. Metode Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasikan

2. Produk Sampingan

Proses Produk patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua atau lebih produk yang di
produksi secara simultan. Produk sampingan (by products) memiliki nilai penjualan yang relatif
kurang signifikan sehingga tidak dimasukkan kedalam biaya produk patungan.
BAB III

PENUTUP

7.1 KESIMPULAN

Departemen produksi membuat produk jasa di mana perusahaan bermain didunia usaha
tersebut untuk memproduksi dan menjual, departemen pendukungmenyediakan dukungan
departemen produksi tetapi mereka tidak membuat produk jadi. Karena departemen pendukung
berada untuk mendukung berbagai departemen produksi, biaya departemen pendukung secara
umum dibebankan pada semua departemen produksi.Alasan-alasan yang termasuk penilain
persediaan, pro'ibilitas, penetapanharga, dan perencanaan serta pengendalian. Alokasi dapat juga
digunakan untuk mendorong perilaku manajerial yang menguntungkan.
DA&TAR PUSTAKA

0ansen dan oen. !555. Akuntansi Manajerial ,buku 1 edisi 8. alemba 3mpat+akarta.

Anda mungkin juga menyukai