TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan masukan dari
berbagai pihak, terutama dari dosen pengajar. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini supaya menjadi lebih baik lagi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman yang ada. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................
7.1 kesimpulan………………………………………………………………………………………………..
Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen. Bagaimana
biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan,
aktivitas, dan divisi.
Dalam alokasi biaya, akan menentukan cara dalam mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di
departemen pendukung ( supporting department ) ke departemen produksi dan akhirnya
dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan
dasar alokasi biaya (cost driver ) yang tepat.
1.2.Rumusan Masalah
PENDAHULUAN
Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber daya yang
sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk, disebut sebagai biaya bersama
(commont cost).
Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua kategori
departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi secara
langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual pada pelanggan.
2.1.4 Jenis Jenis Dasar Alokasi Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung.
oleh sebab itu, biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen
produksi. Faktor-faktor penyebabnya adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi,
yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya
departemen pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentivikasi faktor penyebab
yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk
yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol
konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.
2.1.5 Tujuan Alokasi Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen
pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:
Jika biaya tidak dialokasikan denga akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi, hingga
mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi bisnis, sebaliknya, jika biaya
terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal yang berhubungan dekat dengan
penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang manajer dapat
mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Tentu saja biaya yang akurat adalah hal
yang penting untuk menentukan laba.
Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya departemen pendukung
tidak di alokasikan ke departemen produksi, para menejer dapat memperlakukan jasa ini seakan-
akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataanya, biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari
nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manejer departemen produksi bertanggung
jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat memastikan bahwa para manejer
akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya.
Jadi, mengalokasikan biaya jasa membantu tiap departemen produksi memilih tingkat konsumsi
yang benar.
Misal bahwa perusahaan mengembangkan departemen foto copy sendiri untuk melayani
tiga departemen produksinya (audit, pajak, dan konsultan menajemen sistem atau MAS). Biaya
departemen foto copy meliputi biaya tetap sebesar $26.190 (upah sewa da mesin fotocopy) dan
biaya variabel $0,023 (kertas dan tinta) per lembar foto copy. Estimasi penggunaan (dalam jumlah
halaman) oleh ketiga departemen produksi adalah sebagai berikut ;
umlah yang di bebankan ke departemen produksi merupakan fungsi jumlah lembar yang di
foto copy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah ssebagai berikut; departemen audit
sejumlah 92.000 halaman; departemen pajak 65.000 halaman dan departemen MAS 115.000
halaman. Total biaya foto copy yang dibebankan pada masing-masing departemen dapat
diperlihatkan sebagai berikut ;
Walaupun penggunaan tarif tunggal adalah sederhana, namun hal ini mengabaikan
dampak diferensial dari perubahan penggunaan biaya. Biaya variabel departemen pendukung naik
sesuai tingkat kenaikan jasa. Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di
keluarkan guna menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirm unit jasa yang dibutuhkan
oleh departemen produksi. Ketika departemen pendukung dibentuk, kemampuan mengirimnya
dirancang untuk melayani kebutuhan jangka panjang departemen produksi. Karena kebutuhan jasa
pada awalnya menyebabkan penciptaan kemampuan pelayanan, maka adalah beralasan untuk
mengalokasikan biaya jasa tetap berdasarkan kebutuhan tersebut. Pengalokasian biaya tetap
mengikuti prosedur tiga langkah ;
Aktual Pembebeanan Biaya; Departemen Audit 92.000 halaman, Departemen Pajak 65.0000,
dan Departemen MAS 115.000 Halaman, maka perhitungan
Prinsip umum dari evalusai kerja adalah bahwa manajer tidak boleh di bebani tanggung jawab atas
biaya atau aktivitas yang berada di laur kendalinya. Karena para manajer departemen produksi
memiliki input yang signifikan berkaitan dengan tingkat jasa yang di konsumsi, mereka harus di
bebani tanggung jawab atas bagian biaya jasa mereka. Namun, pernyataan ini, mempunyai
kualifikasi penting; evaluasi departemen tidak boleh dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang di capai
oleh
departemen lain.
Adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya departemen
pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi secara proporsional
terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada
departemen produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen
produksi.
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara Departemen pendukung telah terjadi. Akan
tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen pendukung. Alokasi
biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur penetapan peringkat yang
ditentukan terlebih dahulu. Biasanya urutanya ditentukan dengan menyusun peringkat departemen
pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil.
Tingkat jasa biasanya di ukur dengan biaya langsung dari setiap departemen pendukung;
departemen dengan biaya tertinggi dinilai sebagai pemberi dana terbesar. Alokasi yang di dapatkan
dengan metode berurutan . di dapatkan dengan langkah pertama adalah menghitung rasio alokasi.
Perhatikan bahwa rasio alokasi untuk departemen pemeliharaan mengabaikan penggunaan oleh
departemen listrik karena biayanya tidak dapat dialokasikan ke departemen pendukung. Langkah
kedua adalah mengalokasikan biaya departemen pendukung dengan menggunakan rasio alokasi
yang dihitung pada langkah pertama. Perhatikan bahwa $50.000 dari biaya departemen listrik
dialokasikan ke departemen pemeliharaan. Hal ini mencerminkan kenyataan bahwa departemen
pemeliharaan menggunakan 20 persen output departemen listrik. Sebagai akibatnya, biaya oporasi
departemen pemeliharaan naik dari $160.00 jadi $210.000.
Metode ini mengakui semua interaksi di antara deprtemen pendukung. Menurut metode ini
salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total
biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan interksi antara departemen
pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen
produksi. Total biaya departemen pendukung. Total biaya pendukung adalah jumlah dari biaya
langsung ditambah proposisi biaya yang diterima dari departemen pendukung lainnya. Persamaan
biaya untuk setiap departemen pendukung dapat diperlihatkan sebagai berikut
Persamaan biaya listrk (7.1) dan persamaan biaya pemeliharaan (7.2) dapat diselesaikan secara
simultan untuk menghasilkan total biaya setiap departemen pendukung. Dengan persamaan ;
0,98M = $210.000
M = $214.286
Dengan mensubsidikan niai untuk M ini kepersamaan 7.1 dihasilkan total biaya untuk listrik.
= $250.000 + $21.429
= $271.429
Alokasi Departemen Produksi. Setelah total biaya setiap departemen pendukung diketahui,
alokasi kedepartemen produksi dapat diketahui. Alokasi ini, berdasarkan proporsi output yang
digunakan oleh setiap departemen produksi. Total biaya yang dialokasikan kedepartemen produksi
(dari listrik dan pemeliharaan) sama dengan $410.000, yaitu total biaya langsung dari dua
depatemen pendukung ($250.000 + $160.000).
PRODUK Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang
dialokasikan ke biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi
dan membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam
mesin. Misalnya dari contoh alokasi berurutan total biaya overhead departemen pengesahan
adalah $355.000, dan asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan overhead ke
produk dengan aktivitas normal sebesar 71.000 jam mesin, maka tarif biaya overhead departemen
pengesahan adalah:
Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam mesin pengasahan dan satu jam
perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya overhead yang dibebankan ke satu unit produk ini
menjadi $12 [(2 X $ 5) + (1X $ 2)]. Jika produk yang sama menggunakan bahan baku senilai $ 15 dan
tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan dan Perakitan), maka biaya total per unit adalah $
33 ($ 12 +$ 15 + $ 6).
Produk patungan (joint product) adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara simultan
dengan proses yang sama hingga pada titik ”pemisahan”. Titik pemisahan (split off point) adalah
titik yang produk patungannya menjadi terpisah dan bisa diidentifikasi.
2. Produk Sampingan
Proses Produk patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua atau lebih produk yang di
produksi secara simultan. Produk sampingan (by products) memiliki nilai penjualan yang relatif
kurang signifikan sehingga tidak dimasukkan kedalam biaya produk patungan.
BAB III
PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
Departemen produksi membuat produk jasa di mana perusahaan bermain didunia usaha
tersebut untuk memproduksi dan menjual, departemen pendukungmenyediakan dukungan
departemen produksi tetapi mereka tidak membuat produk jadi. Karena departemen pendukung
berada untuk mendukung berbagai departemen produksi, biaya departemen pendukung secara
umum dibebankan pada semua departemen produksi.Alasan-alasan yang termasuk penilain
persediaan, pro'ibilitas, penetapanharga, dan perencanaan serta pengendalian. Alokasi dapat juga
digunakan untuk mendorong perilaku manajerial yang menguntungkan.
DA&TAR PUSTAKA
0ansen dan oen. !555. Akuntansi Manajerial ,buku 1 edisi 8. alemba 3mpat+akarta.