Dosen Pengampuh :
Nuraisiyah, S.Pd., M.Pd.
Oleh :
KELOMPOK IV
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kajian kurikulum bidang studi
akuntansi tentang peran dan fungsi kurikulum
Oleh :
KELOMPOK IV
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi semua.
PENULIS
i
Daftar Isi
Kata Pengantar …… .................................................................................................................. i
Daftar Isi ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat ................................................................................................................. 1
B. Relevansi .............................................................................................................................. 1
C. Indikator ............................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat dan Prinsip Pengembangan Kurikulum ...................................................... 2
1. Prinsip Relevansi .................................................................................................. 2
2. Prinsip Fleksibilitas .............................................................................................. 3
3. PrinsipKontinuitas ................................................................................................ 3
4. Prinsip Praktis dan Efisiensi ................................................................................. 3
5. Prinsip Efektifitas ................................................................................................ 3
6. Prinsip Khusus ...................................................................................................... 3
B. Landasan Pengembangan Kurikulum ....................................................................... 4
1. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum .................................................... 4
2. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum ................................................. 9
3. Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum ................................................. 12
4. Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum ................................................ 14
C. Contoh Penerapan Pengembangan Landasan Kurikulum ........................................ 14
1. Landasan Filosofis PengembanganKurikulum PAUD ......................................... 14
2. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum PAUD ..................................... 15
3. Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum di PAUD ................................ 15
4. Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum di PAUD ................................ 16
5. LandasarTeoritisPengembanganKurikulum PAUD ............................................ 16
D. Mengkritisi kesesuaian Landasan Pengembangan PAUD di Indonesia ................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Saudara mahsiswa, Modul 1 Kegiatan Belajar ini membahas materi tentang
Landasan Pengembangan Kurikulum. Materi tersebut diuraikan secara rinci agar
dapat memfasilitasi Anda dalam upaya mencapai kemampuan menerapkan
berbagai landasan ilmu pendidikan dalam praktik pendidikan untuk mendukung
tugas Anda sebagai pendidik yang dilandasi sikap cinta tanah air, berwibawa,
tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, samapta, disertai dengan jiwa kesepenuh
hatian dan kemurah hatian.
B. Relevansi
Pada bagian ini dibahas tentang Landasan Pengembangan Kurikulum.
Adapun sub capaian pembelajaran untuk mendukung capaian pembelajaran
tersebut di atas adalah:
1. Menjelaskan Landasan Pengembangan Kurikulum
2. Menjelaskan berbagai Landasan Pengembangan Kurikulum
3. Menerapkan berbagai Landasan Pengembangan Kurikulum dalam praktik
pendidikan.
C. Indikator
Mahasiswa mampu menjelaskan pokok - pokok materi yang akan
disampaikan dalam kegiatan belajar ini adalah:
1. Landasan Pengembangan Kurikulum
2. Landasan - landasan Pengembangan Kurikulum
3. Penerapan berbagai landasan Pengembangan Kurikulum dalam praktik
pendidikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat
penting, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan gedung
yang tidak menggunakan landasan atau fondasi yang kuat, maka ketika di terpa
angin atau terjadi goncangan, bangunan gedung tersebut tidak akan mudah roboh.
Demikian pula halnya dengan kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan
yang kuat, maka kurikulum tersebut tidak akan mudah terombang - ambing dan
yang akan dipertaruhkan adalah manusia (peserta didik) yang dihasilkan oleh
pendidikan itu sendiri. Horny c.s dalam “The Advance Learner’s Dictionary of
current English” (Redja Mudyahardjo, 2001:8) mengemukakan definisi landasan
sebagai berikut:”foundation... that on which an idea or belief rest; an underlying
principle’s as the foundation of religius belief; the basis or starting point...”. jadi
menurut Hornby, landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi
sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari, contohnya seperti landasan
kepercayaan agama,dasar atau titik tolak. Dengan demikian landasan
pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, suatu asumsi,
atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum.
4
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu philosophia (philore =
cinta, senang, suka, dan sophia = kebaikkan atau kebenaran). Menurut asal
katanya, filsafat berarti cinta akan kebenaran. Orang berfilsafat adalah orang yang
senang akan kebenaran. Orang yang ahli berfilsafat disebut philosopher (inggris),
failasuf (Arab), dan filsuf (Indonesia). Dalam menyeluruh mengandung arti bahwa
filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan melaikan juga suatu pandangan yang
dapat menembus sampai dibalik pengetahuan itu sendiri.
b. Manfaat Filsafat Pendidikan
1. Filsafat pendidikan dapat menentukan arah akan dibawa kemana anak-anak
melalui pendidikan disekolah? Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan
untuk mendidik anak-anak kearah yang dicita-citakan oleh masyarakat, bnagsa,
dan negara.
2. Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita
mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai.
3. Filsafat dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala
usaha pendidikan.
c. Filsafat dan Tujuan Pendidikan
Pandangan - pandangan filsafat dibutuhkan dalam pendidikan, terutama dalam
menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah kemana
peserta didik akan dibawa.
Filsafat atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok
masyarakat tertentu atau bahkan yang di anut leh perorangan akan sangat
memengaruhi tujuan pendidikan yang akan dicapai.
5
3. Worthy home membership,yaitu mendidik anak - anak menjadi anggota
keluarga yang berharga, sehingga berguna bagi masyarakat.
4. Vocational efficency, yaitu efisiensi dalam pekerjaan sehingga dalam waku
yang singkat dapat mencapai hasil yang banyak dan memuaskan.
5. Citizenship, yaitu usaha mengembangkan bangsa menjadi warga negara yang
baik.
6. Worthy use of leisure, yaitu memanfaatkan waktu senggang dengan baik yang
senantiasa bertambah panjang berhubung dengan industriialisasi yang lebih
sempurna.
7. Satisfaction of religious needs, yaitu pemuasan kehidupan keagamaan.
Tujuan Pendidikan Indonesia bersumber pada pandangan hidup
masyarakat, berbangsa, dan bernegara yaitu pancasila.
d. Kurikulum dan Filsafat Pendidikan
Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup
suatu bangsa, maka kurikulum yang dikembangkan juga harus mencerminkan
falsafah tau pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut. Oleh karena itu,
terdapat hubungan yang sangat erat antara kurikulum pendiidikan disuatu negara
dengan filsafat negara yang dianutnya.
Sebagai contoh pada waktu Bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda, maka
kurikulum yang dianut pada masa itu sangat berorientasi pada kepentinga politik
Belanda. Setelah Indonesia merdeka yang secara bulat dan utuh menggunakan
pancasila sebgai dasar falsafah hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, maka kurikulum pendidikan pun disesuaikan dengan nilai-nilai
pancasil itu sendiri.
6
pendidikan di Indonesia pada umumnya, dan pendidikan Indonesia pada khusunya,
yaitu: Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme.
1. idealisme
a. Konsep - Konsep Filsafat
1. Metafiska (hakikat realitas): Realitas atau kenyataan yang sebenarnya bersifat
spiritual atau rohaniah.
2. Humanologi (hakikat manusia): Jiwa dikaruniai kemampuan berpikir /rasioanl.
3. Epistemologi (hakikat pengetahuan): pengetahuan yang benar diperoleh
melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir.
4. Aksiologi (hakikat nilai): Kehidupan manusia diatur oleh kewajiban moral
yang diturunkan dari pandangan tentang kenyataan atau metafiisika. Hakikat
nilai bersifat absolut / mutlak.
b. Konsep - konsep Pendidikan
1. Tujuan pendidikan: Pertanma-tama adalah pembentukan karakter, dan
kemudian tertuju pada pengembangan bakat dan kebajikan sosial.
2. Isi pendidikan: pengembangan kemmapuan berpikir melalui pendidikan
libeeral atau pendidikan umum, penyiapan keterampilan bekerja sesuatu mata
pencaharian melalui pendidikan praktis.
3. Metode pendidikan: Metode dialektik/dialogik, meskipun demikian setiap
metode yang efektip mendorong belajar data diterima (elektif).
4. Peranan peserta didik dan pendidik: Peserta didik bebas mengembangkan bakat
dan kepribadiannya. Pendidik harus mencipatakan lingkungan yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efisien dan efektif.
2. Realisme
a. Konsep - konsep Filsafat
1. Metafisika : Realitas atau kenyataan yang sebenarnya bersifat fisik atau materi.
2. Humanologi : Hakikat manusia terletak pada apa yang dikerjakannya.
3. Epistemologi: Pengetahuan diperoleh melalui penginderaan melalui pikiran.
4. Aksiologi : Tingkah laku manusia diatur oleh hukum alam yang dipengaruhi
melalui ilmu.
7
b. Konsep - konsep Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan: Dapat meneyesuaikan diri secara tepat dalam hidup dan
dapat melaksanakan tanggung jawab sosial.
2. Isi Pendidikan: Kurikulum Komprehensip yang berisi semua pengetahuan yang
berguna bagi penyesuaian diri dalam hidup dan tanggung jawab sosial.
3. Metode Pendidikan didasarkan pada pengalaman langsung maupun tidak
langsung.
4. Peranan peserta didik dan pendidik: Dalam hubungannya dengan pembelajaran,
peranan peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang dapat berubah-ubah.
Peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap tingkat
kebajikan. Peranan pendidik menguasai pengetahuan, terampil dan teknik
mendidik, dan memiliki kewenanngan untuk mencapai hasil pendidikan yang
di bebankan kepadanya.
3. Pragmatisme
a. Konsep - konsep Filsafat
1. Metafisika: Suatu teori umum tentang kenyataan tidak mungkin dan tidak perlu.
Kenyataan yang sebenarnya adalah kenyataan fisik.
2. Humanologi: Manusia adalah hasil evolusi biologis, psikologis dan sosial.
3. Epistemologi: pengetahuan bersifat relatif dan terus berkembang.
4. Aksiologi: ukuran tingkah laku perorangan dan sosial ditentukan secara
eksperimental dalam pengalaman-pengalaman hidup. Ini berarti tidak ada nilai
yang absolut.
b. Konsep - konsep Pendidikan
1. Tujuan pendidikan: Memperoleh pengalaman yang berguna untuk
memecahkan masalah-masalah baru dalam kehidupan perorangan dan
masyarakat.
2. Isi pendidikan: Kurikulum berisi pengalaman-pengalaman yang telah teruji seta
minat-minat dan kebutuhan-kebutuhan anak, dan pendidikan liberal yang
menghilangkan pemisahan antara pendidikan umum dengan pendidikan
praktis/vokasional.
8
3. Metode pendidikan: Berpikir reflektif atau metode pemecahan masalah
merupakan metode utamanya.
4. Peranan peserta didik dan pendidik: peserta didik adalah sebuah organisme
yang rumit yang mampu tumbuh. Peranan pendidik adalah mengawasi dan
membimbing pengalaman belajar tanpa terlampau banyak mencampuri urusan
minat dan kebutuhan peserta didik.
2. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh kondisi psikologis individu
yang terlibat didalamnya, karena apa yang ingin disampaikan menuntut peserta
didik untuk melakukan perbuatan belajar atau sering disebut proses belajar. Untuk
itu, paling tidak dalam pengembangan kurikulum diperlukan dua landasan
psikologi, yaitu psikologi belajar dan psikologi pekembangan.
a. Psikologi Belajar
Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
peserta didik melakukan perbuatan belajar. Secara umum belajar diartikan sebagai
suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan
lingkungannya.
Sedikitnya ada tiga jenis teori belajar yang berkembang dewasa ini dan
memiliki pengaruh terhadap penegmbangan kurikulum di Indonesia pada
khususnya. Teori belajar tersebut adalah:
1) Teori Psikologi Kognitif (Kognitovisme)
Aliran ini bersumber dari Psikolgi Gestalt Field. Gestalt Field melihat
belajar merupakan perbuatan yang bertujuan, eksplorasi, imajinatif, dan kreatif.
Asal mula teori belajar kognitif bersumber pada psikologi lapangan (field
psychology), dengan tokoh utamanya Kurt Lewin. Individu selalu berada dalam
suatu lapangan psikologi yang oleh Kurt Lewin disebut life space. Dalam
lapangan ini selalu ada tujuan yang ingin dicapai dan ada hambatan-hambatan
yang harus diatasi.
Para ahli psikologi kognitif yang memusatkan perhatian pada perubahan
dalam aspek kognisi, percaya bahwa belajar adalah suatu kegiatan mental internal
9
yang tidak dapat diamati secara langsung. Menurut teori ini cara belajar orang
dewasa berbeda dengan cara belajar anak, dimana cara belajar orang dewasa lebih
banyak melibatkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi.
Teori belajar kignitif memandang manusia sebagai pelajar yang aktif yang
memprakarsai pengalaman, mencari dan mengolah informasi untuk memecahkan
masalah, mengorganisasi apa – apa yang telah mereka ketahui untuk mencapai
suatu pemahaman baru. Karena itu teori ini disebut juga teori pengolahan
informasi (information processing theory).
2) Teori Psikologi Behavoiristik
Teori belajar behavioristik disebut juga Stimulus-Respons Theory ( S-R).
Kelompok ini mencakup 3 teori, yaitu S-R Bond, Conditioning, dan
Reinforcement. Kelompok ini berangkat dari asumsi bahwa anak atau individu
tidak memiliki/membawa potensi apa-apa dari kelahiranya. Lingkunganya lah
yang membentuknya, apakah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
10
Peranan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan teori psikologi
behavioristik adalah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi perilaku yang dipelajari dan merumuskannya dalam rumusan
yang spesifik.
b) Mengidentifikasi perilaku yang diharapkan dari proses belajar.
c) Mengidentifikasi reinforce yang memadai.
d) Menghindarkan perilaku yang tidak diharapakan dengan jalan memperlemah
pola perilaku yang ikehendaki.
3) Teori Psikologi Humanistik
Tokoh teori ini adalah Abraham H. Maslow dan Carl R. Roger. Teori ini
berpandangan bahwa perilaku manusia itu ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh
faktor internal, dan bukan oleh faktor lingkungan. Karena itu teori ini disebut juga
dengan “self Theory”.
Menurut Daud Yusuf (1982), terdapat tiga sumber nilai yang ada dalam
masyarakat untuk dikembangkan melalui proses pendidikan, yaitu : logika,
estetika, dan etika. Logika adalah aspek pengetahuan dan penalaran, estetika
berkaitan dengan aspek emosi atau perasaan, dan etika berkaitan dengan apek
nilai. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan adalah nilai-nilai yang bersumber pada
logika (pikiran).
Adapun yang dimaksud muatan lokal adalah program pendidikan yang isi
dan media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial,
dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah.
Contoh kurikulum muatan lokal yang saat ini sudah dilaksanakan disebagian
sekolah adalah Mata Pelajaran Keterampilan, Kesenian, dan Bahasa Daerah.
Tujuan pengembangan kurikulum muatan lokal dapat dilihat dari kepentingan
nasional dan kepentingan peserta didik. Dalam hubungannya dengan kepentingan
nasional muatan lokal bertujuan:
a) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah.
b) Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan kearah yang positif.
15
4. Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum di PAUD
Teknologi mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran
Teknologi. Komponen ini membahas tentang alat - alat teknologi yang digunak
ananak-anak di rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga. Anak - anak dapat
mengena lnama-nama alat dan mesin yang digunakan oleh manusia sehari - hari.
5. LandasarTeoritisPengembanganKurikulum PAUD
Kurikulum 2013 Pendidikan AnakUsia Dini dikembangkan dengan
mengacu pada teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis
kompetensi.
16
Ketrampilan Proses mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen,
pemecahan masalah; dan koneksi. pengorganisasian, komunikasi, dan informasi
yang mewakiliUntuk mewadahi proses belajar bagian anak usia dini pendidik
harus dapat melakukan penataan lingkungan main, menyediakan bahan–bahan
main yang terpilih, membangun interaksi dengan anak dan membuat rencana
kegiatan main untuk anak. Proses pembelajaran anak usia dini dilakukan melalui
sentra atau area main. Sentra atau area tersebut bias disesuai kan dengan
kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan Pendidikan. Contoh sentra atau
area bermain tersebut antara lain : Sentra Balok, Sentra Bermain Peran,
SentraSeni, Sentra Musik, Sentra Persiapan, Sentra agama, dan Sentra Memasak.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan,
suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum.
Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar
dalam setiap pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Landasan filosofis, yaitu asumsi - asumsi tentang hakikat realitas, hakikat
manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum.
2. Landasan psikologis, adalah asumsi - asumsi yang bersumber dari psikologi
yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
3. Landasan sosial budaya, adalah asumsi - asumsi yang bersumber sosiologi
dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
4. Landasan ilmiah dan teknologi, adalah asumsi - asumsi yang bersumber dari
hasil - hasil riset atau penenlitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang
menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
19
SOAL LATIHAN
1. Landasan psikologis sangat pen ting dalam pengembangan kurikulum karena...
A. Pisikologi dapat mempengaruhi tercapainya tujuan kurikulum
B. Isi kurikulum memuat materi pelajaran yang bersifat psikologi
C. Kurikulum merupakan alat untuk mengungkap aspek psikologi
D. Pendidikan berhubungan sangat erat dengan aspek perilaku manusia.
20
5.landasan fisilofis dalam penembangan kurikulum diperlukan untuk....
A. Menentukan arah dan tujuan pendidikan yang akan dicapai
B. Menerapkan prinsip-prinsip kurikulum dalam kegiatan pembelajaran
C. Mengidentifikasi perkembangan aspek filsafat sebagai isi kurikulum
D. Mengarahkan siswa sebagai subjek didik dalam pengembangan kurikulum
21