Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KAJIAN KURIKULUM BIDANG STUDI AKUNTANSI


LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dosen Pengampuh :
Nuraisiyah, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

KELOMPOK IV

1. ALHADY KINAN RAHMANU 210902502001


2. MIFTHA FIJRIANI 210902502003
3. NUR ASFINAWATI 210902502004
4. NURUL FAUZIAH 210902502005
5. NIRWANA 210902502006
6. MUHAMMAD TAUFAN RADHITYA 210902502007
7. RISMAWATI 210902502008

KELAS A PENDIDIKAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
MAKALAH KAJIAN KURIKULUM BIDANG STUDI AKUNTANSI
PERAN DAN FUNGSI KURIKULUM

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kajian kurikulum bidang studi
akuntansi tentang peran dan fungsi kurikulum

Oleh :

KELOMPOK IV

1. ALHADY KINAN RAHMANU 210902502001


2. MIFTHA FIJRIANI 210902502003
3. NUR ASFINAWATI 210902502004
4. NURUL FAUZIAH 210902502005
5. NIRWANA 210902502006
6. MUHAMMAD TAUFAN RADHITYA 210902502007
7. RISMAWATI 210902502008

KELAS A PENDIDIKAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah –
nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Landasan Pengembagan
Kurikulum ”
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kurikulum
Bidang Studi Akuntansi. Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi semua.

Makassar, 31 Oktober 2022

PENULIS

i
Daftar Isi
Kata Pengantar …… .................................................................................................................. i
Daftar Isi ................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat ................................................................................................................. 1
B. Relevansi .............................................................................................................................. 1
C. Indikator ............................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat dan Prinsip Pengembangan Kurikulum ...................................................... 2
1. Prinsip Relevansi .................................................................................................. 2
2. Prinsip Fleksibilitas .............................................................................................. 3
3. PrinsipKontinuitas ................................................................................................ 3
4. Prinsip Praktis dan Efisiensi ................................................................................. 3
5. Prinsip Efektifitas ................................................................................................ 3
6. Prinsip Khusus ...................................................................................................... 3
B. Landasan Pengembangan Kurikulum ....................................................................... 4
1. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum .................................................... 4
2. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum ................................................. 9
3. Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum ................................................. 12
4. Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum ................................................ 14
C. Contoh Penerapan Pengembangan Landasan Kurikulum ........................................ 14
1. Landasan Filosofis PengembanganKurikulum PAUD ......................................... 14
2. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum PAUD ..................................... 15
3. Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum di PAUD ................................ 15
4. Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum di PAUD ................................ 16
5. LandasarTeoritisPengembanganKurikulum PAUD ............................................ 16
D. Mengkritisi kesesuaian Landasan Pengembangan PAUD di Indonesia ................... 17

BAB III PENUTUP


A. Ringkasan ............................................................................................................... 19
Soal Latihan 3 ............................................................................................................. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat
Saudara mahsiswa, Modul 1 Kegiatan Belajar ini membahas materi tentang
Landasan Pengembangan Kurikulum. Materi tersebut diuraikan secara rinci agar
dapat memfasilitasi Anda dalam upaya mencapai kemampuan menerapkan
berbagai landasan ilmu pendidikan dalam praktik pendidikan untuk mendukung
tugas Anda sebagai pendidik yang dilandasi sikap cinta tanah air, berwibawa,
tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, samapta, disertai dengan jiwa kesepenuh
hatian dan kemurah hatian.

B. Relevansi
Pada bagian ini dibahas tentang Landasan Pengembangan Kurikulum.
Adapun sub capaian pembelajaran untuk mendukung capaian pembelajaran
tersebut di atas adalah:
1. Menjelaskan Landasan Pengembangan Kurikulum
2. Menjelaskan berbagai Landasan Pengembangan Kurikulum
3. Menerapkan berbagai Landasan Pengembangan Kurikulum dalam praktik
pendidikan.

C. Indikator
Mahasiswa mampu menjelaskan pokok - pokok materi yang akan
disampaikan dalam kegiatan belajar ini adalah:
1. Landasan Pengembangan Kurikulum
2. Landasan - landasan Pengembangan Kurikulum
3. Penerapan berbagai landasan Pengembangan Kurikulum dalam praktik
pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Prinsip Pengembangan Kurikulum


Pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk
mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai
tujuan tertentu dalam suatu lembaga. Pengembangan kurikulum di arahkan pada
pencapaian nilai-nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang
akan menjadi isi kurikulum yang disusun dengan focus pada nilai-nilai tadi.
Adapun selain berpedoman pada landasan-landasan yang ada, pengembangan
kurikulum juga berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum, pasal 36


ayat 1 bahwa pengembangan kurikulum di lakukan dengan mengacu pada
standarnasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suatu
kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi dan menjadi pedoman bagi
pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntunan dan
tantangan perkembangan masyarakat.

Setiap pengembangan kurikulum, selain harus berpijak pada sejumlah


landasan, juga harus menerapkan atau menggunakan prinsip-prinsip tertentu.
Dengan adanya prinsip tersebut, setiap pengembangan kurikulum di ikati oleh
ketentuan atau hukum sehingga dalam pengembangannya mempunyai arah yang
jelas sesuai dengan prinsip yang telah disepakati. Prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi berkenaan dengan kesesuaian antara komponen tujuan,
isi, strategi, dan evaluasi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki
kurikulum,yaitu relevansi keluar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri.
2
Relevansi keluar yaitu tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup dalam
kurkulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan
masyarakat. Adapun relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian antara komponen-
komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian.
Relevansi ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
2. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas berkenaan dengan kebebasan/keluwesan yang dimiliki
guru dalam mengimplementasikan kurikulum dan adanya alternative pilihan
program pendidikan bagi siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
3. PrinsipKontinuitas
Prinsip kontinuitas berkenaan dengan adanya kesinambunga nmateri
pelajaran antar berbagai jenis dan jenjang sekolah serta antar tingkatan kelas.
Perkembangan dan proses belajar berlangsung secara berkesinambungan, tidak
terputus - putus atau terhenti - henti.
4. Prinsip Praktis dan Efisiensi
Kurikulum harus mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana
dan biayanya juga murah. Tepat pelaksanaannya dan menghasilkan sesuatu
dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, danbiaya.
5. Prinsip Efektifitas
Keberhasilan pelaksanaan kurikulum harus diperhatikan, baik kuantitas
maupun kualitas. Keberhasilan kuntitas di tinjau dari komponen-komponen
kurikulum, seperti tujuan, isi, proses belajar, dan evaluasi. Sedangkan
keberhasilan kualitasnya dilihat dari hasil pelaksanaan kurikulum yang ada.
6. Prinsip Khusus
Adapun prinsip khusus yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
kurikulum, antara lain: prinsip keimanan, nilai dan budi pekertiluhur, penguasaan
integrasinasional, keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinetika, kesamaan
memperoleh kesempatan, abad pengetahuan dan teknologi informasi,
pengembangan keterampilan hidup, berpusat pada anak, serta pendekatan
menyeluruh dan kemitraan.

3
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat
penting, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan gedung
yang tidak menggunakan landasan atau fondasi yang kuat, maka ketika di terpa
angin atau terjadi goncangan, bangunan gedung tersebut tidak akan mudah roboh.
Demikian pula halnya dengan kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan
yang kuat, maka kurikulum tersebut tidak akan mudah terombang - ambing dan
yang akan dipertaruhkan adalah manusia (peserta didik) yang dihasilkan oleh
pendidikan itu sendiri. Horny c.s dalam “The Advance Learner’s Dictionary of
current English” (Redja Mudyahardjo, 2001:8) mengemukakan definisi landasan
sebagai berikut:”foundation... that on which an idea or belief rest; an underlying
principle’s as the foundation of religius belief; the basis or starting point...”. jadi
menurut Hornby, landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi
sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari, contohnya seperti landasan
kepercayaan agama,dasar atau titik tolak. Dengan demikian landasan
pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, suatu asumsi,
atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum.

Robert S. Zais (1976) mengemukakan empat landasan pengembangan


kurikulum, yaitu: philosophy and the nature of knowledge, society and culture the
individual , dan learning theory. Dengan berpedoman pada empat landasan
tersebut maka dibuat model yang disebut “an eclectic model of the curriculum and
its foundation.” Berdasasarkan perbandingan kedua pendapat diatas, secara umum
dapat disimpulkan bahwa landasan pokok dalam pengemangan kurikulum adalah
landasan filosofis , landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek). Ke empat jenis landasan pengembangan
kuriulum tersebut diuraikan di bawah ini.
1. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
a. Pengertian Filsafat

4
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu philosophia (philore =
cinta, senang, suka, dan sophia = kebaikkan atau kebenaran). Menurut asal
katanya, filsafat berarti cinta akan kebenaran. Orang berfilsafat adalah orang yang
senang akan kebenaran. Orang yang ahli berfilsafat disebut philosopher (inggris),
failasuf (Arab), dan filsuf (Indonesia). Dalam menyeluruh mengandung arti bahwa
filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan melaikan juga suatu pandangan yang
dapat menembus sampai dibalik pengetahuan itu sendiri.
b. Manfaat Filsafat Pendidikan
1. Filsafat pendidikan dapat menentukan arah akan dibawa kemana anak-anak
melalui pendidikan disekolah? Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan
untuk mendidik anak-anak kearah yang dicita-citakan oleh masyarakat, bnagsa,
dan negara.
2. Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita
mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai.
3. Filsafat dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala
usaha pendidikan.
c. Filsafat dan Tujuan Pendidikan
Pandangan - pandangan filsafat dibutuhkan dalam pendidikan, terutama dalam
menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah kemana
peserta didik akan dibawa.

Filsafat atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok
masyarakat tertentu atau bahkan yang di anut leh perorangan akan sangat
memengaruhi tujuan pendidikan yang akan dicapai.

The United States Office of Education (1918) telah mencanangkan tujuan


pendidikan melalui “Seven Cardinal Principles”, yaitu:
1. Health, yaitu sekolah diwajibkan mempertinggi taraf kesehatan murid - murid.
2. Commandof fundamental, yaitu penguasaan kecakapan pokok - pokok yang
fundamental.

5
3. Worthy home membership,yaitu mendidik anak - anak menjadi anggota
keluarga yang berharga, sehingga berguna bagi masyarakat.
4. Vocational efficency, yaitu efisiensi dalam pekerjaan sehingga dalam waku
yang singkat dapat mencapai hasil yang banyak dan memuaskan.
5. Citizenship, yaitu usaha mengembangkan bangsa menjadi warga negara yang
baik.
6. Worthy use of leisure, yaitu memanfaatkan waktu senggang dengan baik yang
senantiasa bertambah panjang berhubung dengan industriialisasi yang lebih
sempurna.
7. Satisfaction of religious needs, yaitu pemuasan kehidupan keagamaan.
Tujuan Pendidikan Indonesia bersumber pada pandangan hidup
masyarakat, berbangsa, dan bernegara yaitu pancasila.
d. Kurikulum dan Filsafat Pendidikan
Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup
suatu bangsa, maka kurikulum yang dikembangkan juga harus mencerminkan
falsafah tau pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut. Oleh karena itu,
terdapat hubungan yang sangat erat antara kurikulum pendiidikan disuatu negara
dengan filsafat negara yang dianutnya.

Sebagai contoh pada waktu Bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda, maka
kurikulum yang dianut pada masa itu sangat berorientasi pada kepentinga politik
Belanda. Setelah Indonesia merdeka yang secara bulat dan utuh menggunakan
pancasila sebgai dasar falsafah hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, maka kurikulum pendidikan pun disesuaikan dengan nilai-nilai
pancasil itu sendiri.

e. Aliran – aliran filsafat pendidikan


Menurut Redja Mudyahardjo (1989), terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang
sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan

6
pendidikan di Indonesia pada umumnya, dan pendidikan Indonesia pada khusunya,
yaitu: Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme.
1. idealisme
a. Konsep - Konsep Filsafat
1. Metafiska (hakikat realitas): Realitas atau kenyataan yang sebenarnya bersifat
spiritual atau rohaniah.
2. Humanologi (hakikat manusia): Jiwa dikaruniai kemampuan berpikir /rasioanl.
3. Epistemologi (hakikat pengetahuan): pengetahuan yang benar diperoleh
melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir.
4. Aksiologi (hakikat nilai): Kehidupan manusia diatur oleh kewajiban moral
yang diturunkan dari pandangan tentang kenyataan atau metafiisika. Hakikat
nilai bersifat absolut / mutlak.
b. Konsep - konsep Pendidikan
1. Tujuan pendidikan: Pertanma-tama adalah pembentukan karakter, dan
kemudian tertuju pada pengembangan bakat dan kebajikan sosial.
2. Isi pendidikan: pengembangan kemmapuan berpikir melalui pendidikan
libeeral atau pendidikan umum, penyiapan keterampilan bekerja sesuatu mata
pencaharian melalui pendidikan praktis.
3. Metode pendidikan: Metode dialektik/dialogik, meskipun demikian setiap
metode yang efektip mendorong belajar data diterima (elektif).
4. Peranan peserta didik dan pendidik: Peserta didik bebas mengembangkan bakat
dan kepribadiannya. Pendidik harus mencipatakan lingkungan yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efisien dan efektif.

2. Realisme
a. Konsep - konsep Filsafat
1. Metafisika : Realitas atau kenyataan yang sebenarnya bersifat fisik atau materi.
2. Humanologi : Hakikat manusia terletak pada apa yang dikerjakannya.
3. Epistemologi: Pengetahuan diperoleh melalui penginderaan melalui pikiran.
4. Aksiologi : Tingkah laku manusia diatur oleh hukum alam yang dipengaruhi
melalui ilmu.
7
b. Konsep - konsep Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan: Dapat meneyesuaikan diri secara tepat dalam hidup dan
dapat melaksanakan tanggung jawab sosial.
2. Isi Pendidikan: Kurikulum Komprehensip yang berisi semua pengetahuan yang
berguna bagi penyesuaian diri dalam hidup dan tanggung jawab sosial.
3. Metode Pendidikan didasarkan pada pengalaman langsung maupun tidak
langsung.
4. Peranan peserta didik dan pendidik: Dalam hubungannya dengan pembelajaran,
peranan peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang dapat berubah-ubah.
Peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap tingkat
kebajikan. Peranan pendidik menguasai pengetahuan, terampil dan teknik
mendidik, dan memiliki kewenanngan untuk mencapai hasil pendidikan yang
di bebankan kepadanya.

3. Pragmatisme
a. Konsep - konsep Filsafat
1. Metafisika: Suatu teori umum tentang kenyataan tidak mungkin dan tidak perlu.
Kenyataan yang sebenarnya adalah kenyataan fisik.
2. Humanologi: Manusia adalah hasil evolusi biologis, psikologis dan sosial.
3. Epistemologi: pengetahuan bersifat relatif dan terus berkembang.
4. Aksiologi: ukuran tingkah laku perorangan dan sosial ditentukan secara
eksperimental dalam pengalaman-pengalaman hidup. Ini berarti tidak ada nilai
yang absolut.
b. Konsep - konsep Pendidikan
1. Tujuan pendidikan: Memperoleh pengalaman yang berguna untuk
memecahkan masalah-masalah baru dalam kehidupan perorangan dan
masyarakat.
2. Isi pendidikan: Kurikulum berisi pengalaman-pengalaman yang telah teruji seta
minat-minat dan kebutuhan-kebutuhan anak, dan pendidikan liberal yang
menghilangkan pemisahan antara pendidikan umum dengan pendidikan
praktis/vokasional.
8
3. Metode pendidikan: Berpikir reflektif atau metode pemecahan masalah
merupakan metode utamanya.
4. Peranan peserta didik dan pendidik: peserta didik adalah sebuah organisme
yang rumit yang mampu tumbuh. Peranan pendidik adalah mengawasi dan
membimbing pengalaman belajar tanpa terlampau banyak mencampuri urusan
minat dan kebutuhan peserta didik.
2. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh kondisi psikologis individu
yang terlibat didalamnya, karena apa yang ingin disampaikan menuntut peserta
didik untuk melakukan perbuatan belajar atau sering disebut proses belajar. Untuk
itu, paling tidak dalam pengembangan kurikulum diperlukan dua landasan
psikologi, yaitu psikologi belajar dan psikologi pekembangan.
a. Psikologi Belajar
Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
peserta didik melakukan perbuatan belajar. Secara umum belajar diartikan sebagai
suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan
lingkungannya.

Sedikitnya ada tiga jenis teori belajar yang berkembang dewasa ini dan
memiliki pengaruh terhadap penegmbangan kurikulum di Indonesia pada
khususnya. Teori belajar tersebut adalah:
1) Teori Psikologi Kognitif (Kognitovisme)
Aliran ini bersumber dari Psikolgi Gestalt Field. Gestalt Field melihat
belajar merupakan perbuatan yang bertujuan, eksplorasi, imajinatif, dan kreatif.
Asal mula teori belajar kognitif bersumber pada psikologi lapangan (field
psychology), dengan tokoh utamanya Kurt Lewin. Individu selalu berada dalam
suatu lapangan psikologi yang oleh Kurt Lewin disebut life space. Dalam
lapangan ini selalu ada tujuan yang ingin dicapai dan ada hambatan-hambatan
yang harus diatasi.
Para ahli psikologi kognitif yang memusatkan perhatian pada perubahan
dalam aspek kognisi, percaya bahwa belajar adalah suatu kegiatan mental internal
9
yang tidak dapat diamati secara langsung. Menurut teori ini cara belajar orang
dewasa berbeda dengan cara belajar anak, dimana cara belajar orang dewasa lebih
banyak melibatkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi.
Teori belajar kignitif memandang manusia sebagai pelajar yang aktif yang
memprakarsai pengalaman, mencari dan mengolah informasi untuk memecahkan
masalah, mengorganisasi apa – apa yang telah mereka ketahui untuk mencapai
suatu pemahaman baru. Karena itu teori ini disebut juga teori pengolahan
informasi (information processing theory).
2) Teori Psikologi Behavoiristik
Teori belajar behavioristik disebut juga Stimulus-Respons Theory ( S-R).
Kelompok ini mencakup 3 teori, yaitu S-R Bond, Conditioning, dan
Reinforcement. Kelompok ini berangkat dari asumsi bahwa anak atau individu
tidak memiliki/membawa potensi apa-apa dari kelahiranya. Lingkunganya lah
yang membentuknya, apakah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Teori S-R Bond bersumber dari psikologi koneksionisme atau teori


asosiasi dan merupakan teori petama dari rumpun behaviorisme. Meurut konsep
mereka, kehidupan ini tunduk kepada hukum stimulus-respo atau aksi reaksi.
Tokoh utama dari teori ini adalah Edward L. Thorndike. Ada tiga hukum belajar
yang terkenal dari Thorndike, yaitu law of readiness, law of excercise or repetition
dan law of effec ( Biggedan Trust, 1980:273)

Teori Behaiorisme adalah conditioning ataustimulus responce with


conditioning. Tokoh utama dari teori ini adalah John B. Watson, terkenal dengan
percobaan conditioning pada anjing. Belajar atau pembentukan hubungan antara
stimulus dan respon perlu dibantu dengan kondisi tertentu.

Teori Reinforcement dengan tokohnya C.L.Hull. Teori ini berkembang


dari teori psikologi, reinforcement merupakan perkembangan lanjutan dari teori S-
R Bond dan conditioning.

10
Peranan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan teori psikologi
behavioristik adalah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi perilaku yang dipelajari dan merumuskannya dalam rumusan
yang spesifik.
b) Mengidentifikasi perilaku yang diharapkan dari proses belajar.
c) Mengidentifikasi reinforce yang memadai.
d) Menghindarkan perilaku yang tidak diharapakan dengan jalan memperlemah
pola perilaku yang ikehendaki.
3) Teori Psikologi Humanistik
Tokoh teori ini adalah Abraham H. Maslow dan Carl R. Roger. Teori ini
berpandangan bahwa perilaku manusia itu ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh
faktor internal, dan bukan oleh faktor lingkungan. Karena itu teori ini disebut juga
dengan “self Theory”.

Berbeda dengan teori behavioristik, teori humanistik menolak proses


mekanis dalam belajar, karena belajar adalah suatu proses mengembangkan
pribadi secara utuh. Aliran ini percaya bahwa dorongan untuk belajar timbul dari
dalam diri sendiri (motivasi intrinsik). Carl R. Rogel (Y. Suyitno, 2007:103)
mengemukakan prinsip - prinsip belajar berdasarkan teori psikologi humaistik
sebagai berikut:
a) Manusia mempunyai dorongan untuk belajar, ingin tahu, melakukan eksplorasi
dan mengasimilasi pengalaman baru.
b) Belajar akan bermakna, apabila yang dipelajari itu relevan dengan kebutuhaan
anak.
c) Belajar di perkuat dengan jalan mengurangi ancaman eksternal seperti
hukuman, sikap merendahkan murid, mencemoohkan, dan sebaginya.
d) Belajar dengan inisiatip sendiri akan melibatkan keseluruhan pribadi, baik
intelektual maupun perasaan.
e) Guru berdasarkan psikologi humanistik harus mampu menerima siswa
sebagaiseorang yang memiliki potensi, minat, kebutuhan, harapan, dan mampu
mengembangkan dirinya secara utuh dan bermakna.
11
3. Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang
berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Mengapa pengembangan kurikulum harus mengacu kepada landasan sosiologi?
Anak-anak berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik informal,
formal, maupun non formal dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar
mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat.

Dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah proses mempersiapkan


individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan, pendidikan adalah
proses sosiolisasi, dan berdasarkan pandangan antropologi, pendidikan adalah
“enkulturasi” atau pembudayaan.
a. Masyarakat dan Kurikulum
Masyarakat adalah suatu kelompok individu yang diorganisasikan mereka
sendiri ke dalam kelompok-kelompok berbeda, atau suatu kelompok indidvidu
yang terorganisasi yang berpikir tentang dirinya sebagai suatu yang berbeda
dengan kelompok atau masyarakat lainnya.

Menurut Daud Yusuf (1982), terdapat tiga sumber nilai yang ada dalam
masyarakat untuk dikembangkan melalui proses pendidikan, yaitu : logika,
estetika, dan etika. Logika adalah aspek pengetahuan dan penalaran, estetika
berkaitan dengan aspek emosi atau perasaan, dan etika berkaitan dengan apek
nilai. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan adalah nilai-nilai yang bersumber pada
logika (pikiran).

Tyler (1964), Taba (1963), Tanner (1984) menyatakan bahwa tuntutan


masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum. Calhoun,
Light, dan Keller (1997) memaparkan tujuan fungsi sosial pendidikan, yaitu:
1) Mengajar keterampilan.
2) Mentransmisikan budaya.
3) Mendorong adaptasi lingkungan.
12
4) Membentuk kedisiplinan.
5) Mendorong bekerja kelompok.
6) Meningkatkan prilaku etik.
7) Memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.
b. Kebudayaan dan Kurikulun
Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan ide atau gagasan, cita-
cita, kepercayaan, cara berpikir, kesenian, dan nilai yang telah disepakati oleh
masyarakat.

Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam penegmbangan


kurikulum dengan pertimbangan:
1. Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Semua itu dapat diperoleh
individu melalui interaksi dengan lingkungan budaya, keluarga, masyarakat
sekitar, dan sekolah/lembaga pendidikan. Oleh karena itu, sekolah/lembaga
pendidikan mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada
para peserta didik dengan salah satu alat yang disebut kurikulum.
2. Kurikulum pada dasarnya harus mengakomodasi aspek-aspek sosial dan
budaya. Aspek sosiologis adalah yang berkenaan dengan kondisi sosial
masyarakat yang sangat beragam, seperti masyarakat industri, pertanian,
nelayan, dan sebagainya. Pendidikan disekolah pada dasarnya bertujuan
mendidik anggota masyarakat agar dapat hidup berintegrasi, berinteraksi dan
beradapatsi dengan anggota masyarakat lainnya serta meningkatkan kualitas
hidupnya sebagai mahkluk berbudaya. Hal ini membawa implikasi bahwa
kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan harus
bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-nilai, sikap-sikap,
pengetahuan, dan kecakapan.
3. Gagasan pemerintah untuk merealisasikan pengembangan kurikulum muatan
lokal. tersebut yang dimulai pada sekolah dasar, telah diwujudkan dalam
keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan RI No. 0412/U/1987 tanggal 11
juli 1987 tentang . Disusul dengan penjabaran pelaksaannya dalam keputusan
13
Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah No. 173/C/Kep/M/1987
tanggal 7 Oktober 1987.

Adapun yang dimaksud muatan lokal adalah program pendidikan yang isi
dan media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial,
dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah.

Contoh kurikulum muatan lokal yang saat ini sudah dilaksanakan disebagian
sekolah adalah Mata Pelajaran Keterampilan, Kesenian, dan Bahasa Daerah.
Tujuan pengembangan kurikulum muatan lokal dapat dilihat dari kepentingan
nasional dan kepentingan peserta didik. Dalam hubungannya dengan kepentingan
nasional muatan lokal bertujuan:
a) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah.
b) Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan kearah yang positif.

4. Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum


Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara
sistematis yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan teknologi
adalah aplikasi dari ilmu penegtahuan untuk memecahkan masalah-masalah
praktis dalam kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa kini banyak
didasari oleh pnemuan dan hasil pemikiran para filsup purba seperti Plato,
Socrates, Aristoteles, John Dewey, Archimides, dan lain-lain.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung
berimplikasi terhadap perkembangan kurikulum yang didalamnya mencakup
pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media
pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi.

C. Contoh Penerapan Pengembangan Landasan Kurikulum


1. Landasan Filosofis PengembanganKurikulum PAUD
Landasan Filosofis, bahwa kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan:
14
a) Berakar pada budaya bangsa yang beragam
b) Peserta didikan dalah pewaris budaya bangsa yang kreatif dan peduli.
c) Proses pendidikan memerlukan keteladanan, pengayoman yang dilakukan
secara terus menerus.
d) Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui bermain.
2. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum PAUD
Kurikulum PAUD memahami bahwa sebagai individu yang unik,
memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda, dan belum mencapai masa
operasional konkret. Karenanya dalam mengelola kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
perkembangan dan potensi setiap anak.

Pendekatan di PAUD dilakukan secara personal agar lebih mudah untuk


memahami karakter setiap anak dan mengetahui perkembangan pada anak.

3. Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum di PAUD


Landasan Sosiologis, bahwa kurikulum dituntut untuk:
a) Sesuai dengan tuntutan (harapan) dan norma yang berlaku di masyarakat
b) Bersifat inklusif untuk membentu ksikap saling menghargai dan
memberlakukan semua anak setara, bebas dari diskriminasi dalam bentuk
apapun.
c) Pengetahuan Sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi
dengan yang lain, membentuk, dan dibentuk oleh lingkungan. Komponen
ini membahas karakteristik tempat hidup manusia, dan hubungannya
antara tempat yang satu dengan yang lain, juga hubungannya dengan orang
banyak. Anak-anak mempelajari tentang dunia dan pemetaannya, misalnya
dalam rumah ada ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang
keluarga, ruang belajar; di luar rumah ada taman, garasi, dll. Setiap rumah
memiliki tetangga dalam jarak dekat atau jauh.

15
4. Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum di PAUD
Teknologi mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran
Teknologi. Komponen ini membahas tentang alat - alat teknologi yang digunak
ananak-anak di rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga. Anak - anak dapat
mengena lnama-nama alat dan mesin yang digunakan oleh manusia sehari - hari.
5. LandasarTeoritisPengembanganKurikulum PAUD
Kurikulum 2013 Pendidikan AnakUsia Dini dikembangkan dengan
mengacu pada teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis
kompetensi.

Pendidikan berbasis standar berarti bahwa kurikulum 2013 PAUD


mengacu pada Standar PAUD yang ditetapkan dalam Permendikbud Nomor 137
Tahun 2014. Proses pengembangan kurikulum secaralangsung berlandaskan pada
empat standar yakni standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standarisi,
standar proses, dan standar penilaian pendidikan. Sementara itu, empat standar
lainnya dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung implementasi kurikulum.

Kurikulum berbasis kompetensi berarti bahwa kurikulum 2013 PAUD


dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas- luasnya bagi anak untuk
mengembangkan kemampuan yang berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
.
Seni mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan melukis.
Menari, adalah mengekspresikan ide kedalam gerakan tubuh dengan
mendengarkan musik, dan menyampaikan perasaan. Musik, adalah
mengkombinasikan instrument untuk menciptakan melodi dan suara yang
menyenagkan. Drama, adalah mengungkapkan cerita melaluiaksi, dialog, atau
keduanya. Seni juga mencakup melukis, menggambar, mengoleksi sesuatu,
modeling, membentuk dengan tanah liat atau materilain, menyusun bangunan,
membuat boneka, mencap dengan stempel, dll.

16
Ketrampilan Proses mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen,
pemecahan masalah; dan koneksi. pengorganisasian, komunikasi, dan informasi
yang mewakiliUntuk mewadahi proses belajar bagian anak usia dini pendidik
harus dapat melakukan penataan lingkungan main, menyediakan bahan–bahan
main yang terpilih, membangun interaksi dengan anak dan membuat rencana
kegiatan main untuk anak. Proses pembelajaran anak usia dini dilakukan melalui
sentra atau area main. Sentra atau area tersebut bias disesuai kan dengan
kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan Pendidikan. Contoh sentra atau
area bermain tersebut antara lain : Sentra Balok, Sentra Bermain Peran,
SentraSeni, Sentra Musik, Sentra Persiapan, Sentra agama, dan Sentra Memasak.

D. Mengkritisi kesesuaian Landasan Pengembangan PAUD di Indonesia


Kurikulum anak usia dini bersisi seperangkat kegiatan belajar melalui
bermain yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi anak dalam rangka
mengembangkan seluruh potensi perkembangan yang dimiliki oleh setiap anak
yang dimiliki oleh setiap anak.

Program kegiatan bermain pada dasarnya adalah pengembangan secara


konkret dari sebuah kurikulum.pengembangan kurikulum bagi anak usia dini
merupakan langkah awal yang menjadi tolak ukur dari kegiatan belajar
selanjutnya.

Menurut NAEYC Early Childhood Program Standar terdapat 2 hal penting


tentang kurikulum bagi anak usiaa dini ,yaitu :
1. Program kegiatan bermain pada anak usia dini di tterapkan berdasarkan
kurikulum yang berpusat pada anak serta dapat mendukung kegiatan
pembelajaran dan perkembangan pada setiap aspek baik estetik, kognitif,
emosinal,bahasa,fisik, dan sosial.
2. Menyediakan pengalaman yang dapat mengembangkan perkembangan pada
jenjang yang lebih tinggi pada wilayah perkembangannya. Hal ini juga
mengarah pada intensionlaitas dan ungkapan kreatif, dan memberikan
17
kesempatan pada anak untuk belajar secara individu dan berkelompok
berdasarkan kebutuhan dan minat mereka.

Tujuan pengembnagan kurikulum menurut Catron dan Allen adalah untuk


mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh serta terjadinya
komunikasi interaktif kurikulum bagi anak usia dini haruslah memfokuskan pada
perkembangan yang optimal pada seorang anak melalui lingkungan sekitarnya
yang dapat menggali berbagai potensi tersebut melalui permainan serta hubungan
dengan orang tua atau orang dewasa lainnya . Adapun tujuan kurikulum anak usia
dini di Indonesia adalah membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta
perkembangan pada tahap berikutnya.

Landasan Pengembangan Kurikulum yang ada di PAUD Indonesia


sebagian besar yang ada di kota-kota besar kurikulumnya sudah memenuhi
standar sesuai dengan kuirkulum ynag telah ditetapkan pemerintah, namun masih
banyak juga PAUD yang kurikulumnya belum memenuhi standar nasional seperti
PAUD yang ada di Desa terpencil kkurikulumnya masih belum tersusun secara
efsiien dan efektif.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan,
suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum.

Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar
dalam setiap pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Landasan filosofis, yaitu asumsi - asumsi tentang hakikat realitas, hakikat
manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum.
2. Landasan psikologis, adalah asumsi - asumsi yang bersumber dari psikologi
yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
3. Landasan sosial budaya, adalah asumsi - asumsi yang bersumber sosiologi
dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
4. Landasan ilmiah dan teknologi, adalah asumsi - asumsi yang bersumber dari
hasil - hasil riset atau penenlitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang
menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.

19
SOAL LATIHAN
1. Landasan psikologis sangat pen ting dalam pengembangan kurikulum karena...
A. Pisikologi dapat mempengaruhi tercapainya tujuan kurikulum
B. Isi kurikulum memuat materi pelajaran yang bersifat psikologi
C. Kurikulum merupakan alat untuk mengungkap aspek psikologi
D. Pendidikan berhubungan sangat erat dengan aspek perilaku manusia.

2. Cabang psikologi yang sangat terkait langsung dengan pengembangan


kurikulum di sekolah adalah psikologi....
A. Umum dan perkembangan
B. Anak dan perkembangan
C. Belajar dan perkembangan
D. Gestalt danperkembangan

3. Lndasan pengembangan kurikulum pada darnya berkaitan dengan...


A. Prinsip - prinsip dasar harus dijadikan bahan pertimbangan dalam
penembangan kurikulum satuan pendidikan
B. Faktor - faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan
kurikulum satuan pendidikan
C. Komponen - komponen yang menjadi landasan dalam penyusunan
kurikulum satuan pendidikan
D. Beberapa model yang dapat diterapkan pada saat pelaksanaan kurikulum
oleh guru di tingkat satuan pendidikan

4. Landasan utama dalam penembangan kurikulum satuan pendidikan ialah


landasan....
A. Psikologis
B. Sosiologis
C. Filosofis
D. Teknologis

20
5.landasan fisilofis dalam penembangan kurikulum diperlukan untuk....
A. Menentukan arah dan tujuan pendidikan yang akan dicapai
B. Menerapkan prinsip-prinsip kurikulum dalam kegiatan pembelajaran
C. Mengidentifikasi perkembangan aspek filsafat sebagai isi kurikulum
D. Mengarahkan siswa sebagai subjek didik dalam pengembangan kurikulum

6. Manakah yang tidak termasuk Hakikat dan prinsip pengembangan kurikulum…


A. Relevansi
B.Fleksibilitas
C. Efektifitas
D. Filosifis

21

Anda mungkin juga menyukai