Anda di halaman 1dari 15

MINI PAPER

IMPACT OF CULTURE TO STRATEGIC MARKETING (JAVA,


MINANGNESE, MELAYU, MADURA, RELIGY AND ISLAMIC MARKETING”

OLEH:

NELSI NOVITA
16059013
MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
LATAR BELAKANG

Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat.

Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki

kebutuhan yang sangat tidak terbatas. Perubahan dapat terjadi di berbagai aspek

kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, maka pencaharian, sistem

kemasyarakatan bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya,. Perubahan dalam

kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan,

teknologi, filsafat dan lain sebagainya.

Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial

masyarakat. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas di bandingkan

perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan, kedua jenis

perubahan perubahan tersebut sulit untuk di pisahkan sebagaimana mestinya.

Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat

tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat

adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan

hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan

bertingkahlaku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komulatif seperti

menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan.

Apabila diambil definisi kebudayaan menurut taylor dalam Soekanto.

Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengertian,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum dan adat istiadat dan setiap kemampuan

serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan kebudayaan


adalah segal perubahan yang mencakup unsur unsur tersebut, Soemadjan (1982),

mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai

aspek yang sama yaitu, kebudayaan bersangkut paut dengan suatucara penerimaan

cara cara baru atau suat perbaikan dalam cara masyarakat memenuhi

kebutuhannya.

Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang,

terutama dalam perilaku pengambilan keputusan dan perilaku pembelian. Dalam

perkembangan sejarah budaya konsumsi maka masyarakat konsumsi lahir pertama

kali di Inggris pada abad 18 saat terjadinya tehnologi produksi secara massal.

Tehnologi yang disebabkan oleh berkembangnya revolusi industri memungkinkan

perusahaan-perusahaan memproduksi barang terstandarisasi dalam jumlah besar

dengan harga yang relatif murah.

Pada saat yang bersamaan muncul revolusi kebudayaan, di mana

masyarakat secara bertahap berubah dari masyarakat agraris menjadi masyarakat

yang kekotaan, karena dengan berpindahnya ke perkotaan maka budaya mereka

berubah sehingga berkembanglah tata nilai baru dan pola kehidupan yang baru

akibat pekerjaan yang berbeda.

Gambaran lahirnya masyarakat konsumsi tersebut diatas, menunjukkan

pentingnya budaya dalam memahami perilaku konsumen. Aspek-aspek budaya

yang penting dapat diidentifikasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk

memahami bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi konsumen dan tentunya

dapat digunakan dalam mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif.


A. Pengertian Budaya

salah satu unsur lingkungan sosial adalah budaya ( culture ). Budaya

adalah segala nilai, pemikiran, simbol, yang mempengaruhi perilaku, sikap,

kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya buka hanya

bersifat abstrak tetapi bisa berbentuk objek material seperti rumah, kendaraan,

peralatan elektronik, pakaian, indang-undang, makanan, minuman, musik,

teknologi, dan bahasa. Menurut Peter dan Olson (1999) ,arti/makna budaya

adalah jika sebagian besar dari orang yang berada di dalam sebuah kelompok

sosial memiliki pemahaman mendasar yang sama terhadap makna tersebut.

Engel,Blackwell dan Miniard (1995) menyebutkan 10 sikap dan

perilaku yang sangat dipengaruhi oleh budaya , yaitu :

1. Kesadaran diri dan ruang (sense of self and space).

2. Komunikasi dan bahasa.

3. Pakaian dan penampilan.

4. Makanan dan kebiasaan makan.

5. Waktu dan kesadaran akan waktu.

6. Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah.

7. Nilai dan norma.

8. Kepercayaan dan sikap.

9. Proses mental dan belajar.

10. Kebiasaan kerja.


B. Unsur-Unsur Budaya

1. Nilai (Value)

Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh

seseorang atau suatu masyarakat., Nilai mengarahkan seseorang untuk

berperilaku yang sesuai dengan budayanya. Nilai akan mempengaruhi

sikap seseorang, yang kemudian sikap akan mempengaruhi perilaku

seseorang.

Contoh nilai-nilai yang dianut orang Indonesia :

1. Laki-laki adalah kepala rumah tangga.

2. Menghormati orang tua dan orang yang lebih tua.

3. Hamil diluar nikah adalah aib.

2. Norma (Norms)

Norma adalah aturan masyarakat tentang sikap baik dan buruk, tindakan

yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Norma di bagi dua yang pertama

norma yang disepakati berdasakan aturan pemerintah, biasanya berbentu

peraturan , undang-undang. Norma yang kedua adalah norma yang ada

dalam budaya dan bisa di pahami dan dihayati jika orang tersebut

berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang sama.

3. Kebiasaan (Customs)

Kebiasaan adalah berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima

secara budaya. Kebiasaan diturunkan dari generasi ke generasi secara

turun temurun.
4. Larangan (Mores)

Larangan adalah berbagai bentuk kebiasaan yang mengandung aspek

moral, biasanya berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh

seseorang dalam suatu masyarakat. Pelanggaran terhadap larangan tersebut

akan mengakibatkan sangsi sosial. Biasanya bersumber dari budaya atau

nilai-nilai agama.

5. Konvensi (Conventions)

Konvensi menggambarkan norma dalam kehidupan sehari-hari, anjuran

atau kebiasaan bagaimana seseorang harus bertindak sehari-hari, dan

biasanya berkaitan dengan perilaku konsumen yang rutin dilakukan

konsumen. Contohnya minum teh dan kopi dengan gula, memasak

menggunakan garam, anak yang menyebut orang tuanya ayah/ibu,

ayah/bunda, papa/mama, umi/abi, mami/papi.

6. Mitos

Mitos menggambarkan sebuah cerita atau kepercayaan yang mengandung

nilai dan idealisme bagi suatu masyarakat. Mitos sering kali sulit di

buktikan kebenarannya. Contohnya pada masyarakat jawa mengenai raja-

raja dan wali songo.

7. Simbol

Simbol adalah segala sesuatu (benda, nama , warna, konsep) yang

memiliki arti penting lainnya ( makna budaya yang diinginkan). Contoh

bendera warna kuning yang dipasang disuatu tempat adalah simbol bahwa

ada warga yang meninggal di daerah tersebut.


8. Budaya dan Konsumsi .

Budaya mempengaruhi bagaimana individu mengambil keputusan, budya

adalah variable utama dalam penciptaan dan komunikasi makna didalam

produk. Persepsi konsumen terhadap sesuatu termasuk bagaimana cara

berpikir, percaya, dan bertindak ditentukan oleh lingkungan budaya sekitar

konsumen itu berada serta kelompok yang berhubungan dengan

konsumen. Kebudayaan mengimplikasikan sebuah cara hidup yang

dipelajari secara total dan diwariskan. hal ini mengandung arti bahwa

kebudayaan tidak hanya mencakup tindakan yang berlandaskan naluri tapi

juga dipelajari.

Kebudayaan mempengaruhi perilaku pembelian karena budaya

menyerap ke dalam kehidupan sehari-hari. Budaya menetapkan apa yang

kita dengar dan makan, dimana kita tinggal dan kemana kita bepergian.

Budaya mempengaruhi bagaimana kita membeli dan menggunakan produk

dan kepuasan kita tehadap produk-produk tersebut.

C. Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku Konsumen

Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam

mempengaruhi budaya, karena produk mampu membawa pesan makna

budaya. Makna budaya akan dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk

kemudian dipindahkan ke konsumen dalam bentuk pemilikan produk

(possession ritual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian (grooming ritual),

dan pembuangan (divestment ritual).


Budaya Populer

Mowen dan Minor (1998) mengartikan budaya populer sebagai

budaya masyarakat banyak yang mudah dipahami dan tidak memerlukan

pengetahuan khusus.

1. Iklan

Iklan dalam berbagai bentuknya seperti iklan media cetak atau pun

elektronik. Setiap hari konsumen disajikan beragam iklan produk dan jasa

melalu berbagai media. Konsumen pun bisa menikmati iklan-iklan

mancanegara yang ditayangkan di tanah air, karena iklan telah menjadi

budaya internasional.

2. Televisi

Televisi adalah medium untuk menyampaikan banyak hal kepada

masyarakat : sosial, politik, hiburan, olahraga, beragam berita, dan iklan

komersial. Budaya hiburan seperti sinetron, film, ruang konsultasi, musik,

quis, ceramah agama, dan kerohanian. Beberapa nama stasiun televisi,

sctv, rcti, metro tv, tv one, trans tv, trans 7 , indosiar, riau tv dll.

3. Musik

Musik telah menjadi budaya populer yang sangat penting. Musik juga

banyak dipakai oleh iklan – iklan produk dan jasa. Konsumen indonesia

sangat terbuka dalam menerima jenis musik dari mancanegara.

4. Radio

Ada fungsi radio yang tidak bisa digantikan, konsumen bisa

mendengarkan radio sambil bekerja, mengemudi dan melakukan kegiatan


lainnya. Sejak penggunaan telepon selular, radio meciptakan budaya baru

yaitu interaktif antara pendengar dan penyiar radio, radio bisa menyiarkan

langsung kejadian – kejadian penting di masyarakat.

5. Pakaian danAsesoris

Pakaian menggambarkan suatu budaya dan bangsa. Konsumen selalu

membutuhkan pakaian dan asesoris berbeda untuk tujuan yang berbeda.

Kebutuhan pakaian dan asesoris yang berbeda antar waktu dan situasi ini

yang menyebabkan permintaan selalu meningkat.

6. Permainan (Games)

Seiring dengan berkembangnya teknologi alat-alat elektronik seperti

komputer, playstation, nintendo, PSP dll, maka berkembang pula segala

macam jenis permainan. Setiap era selalu memiliki budaya permainan

populer yang berbeda.

7. Film

Film telah mewarnai kehidupan masyarakat indonesia dan dunia. Film bisa

di tonton di bioskop televisi, vcd dll dari anak-anak hingga dwasa. Film

menjadi hiburan bagi konsumen. Semua jenis prosuk, iklan produk di

tayangkan pada saat pemutaran film.

8. Komputer

Komputer, internet dan telepon genggam menjadi ciri budaya modern

suatu bangsa pada dekade ini termasuk ciri budaya populer yang

membawa perubahan pada perilaku konsumen. Dahulu hanya

menggunakan mesin ketik untuk mengolah data, menulis dokumen.


Kehadiran internet konsumen bisa berkomunikasi dengan dunia luar.

Pemakaian telepon genggam juga memiliki perilaku yang baru bisa

mengirim kabar dengan cepat conothnya penggunaan SMS.

D. Budaya dan Konsumsi

Produk mempunyai fungsi, bentuk dan arti. Ketika konsumen

membeli suatu produk mereka berharap produk tersebut menjalankan fungsi

sesuai harapannya, dan konsumen terus membelinya hanya bila harapan

mereka dapat dipenuhi dengan baik. Namun, bukan hanya fungsi yang

menentukan keberhasilan produk . Produk juga harus memenuhi harapan

tentang norma, misalnya persyaratan nutrisi dalam makanan, crispy (renyah)

untuk makanan yang digoreng, makanan harus panas untuk ‘steak hot plate’

atau dingin untuk ‘ agar-agar pencuci mulut’.Seringkali produk juga didukung

dengan bentuk tertentu untuk menekankan simbol fungsi seperti ‘ kristal biru’

pada detergen untuk pakaian menjadi lebih putih. Produk juga memberi

simbol makna dalam masyarakat misal “ bayam” diasosiasikan dengan

kekuatan dalam film Popeye atau makanan juga dapat disimbolkan sebagai

hubungan keluarga yang erat sehingga resep turun temurun keluarga menjadi

andalan dalam memasak, misal iklan Sasa atau Ajinomoto. Produk dapat

menjadi simbol dalam masyarakat untuk menjadi ikon dalam ibadat agama.

Budaya merupakan sesuatu yang perlu dipelajari, karena konsumen

tidak dilahirkan spontan mengenai nilai atau norma kehidupan sosial mereka,

tetapi mereka harus belajar tentang apa yang diterima dari keluarga dan

teman-temannya. Anak menerima nilai dalam perilaku mereka dari orang tua ,
guru dan teman-teman di lingkungan mereka. Namun dengan kemajuan

zaman yang sekarang ini banyak produk diarahkan pada kepraktisan, misal

anak-anak sekarang lebih suka makanan siap saji seperti Chicken Nugget,

Sossis, dan lain-lainnya karena kemudahan dalam terutama bagi wanita yang

bekerja dan tidak memiliki waktu banyak untuk mengolah makanan.

Kebudayaan juga mengimplikasikan sebuah cara hidup yang dipelajari

dan diwariskan, misalnya anak yang dibesarkan dalam nilai budaya di

Indonesia harus hormat pada orang yang lebih tua, makan sambil duduk dsb.

Sedangkan di Amerika lebih berorientasi pada budaya yang mengacu pada

nilai-nilai di Amerika seperti kepraktisan, individualisme, dan sebagainya.

Budaya berkembang karena kita hidup bersama orang lain di

masyarakat. Hidup dengan orang lain menimbulkan kebutuhan untuk

menentukan perilaku apa saja yang dapat diterima semua anggota kelompok.

Norma budaya dilandasi oleh nilai-nilai, keyakinan dan sikap yang dipegang

oleh anggota kelompok masyarakat tertentu. Sistem nilai mempunyai dampak

dalam perilaku membeli, misalnya orang yang memperhatikan masalah

kesehatan akan membeli makanan yang tidak mengandung bahan yang

merugikan kesehatannya.

Nilai memberi arah pengembangan norma, proses yang dijalani dalam

mempelajari nilai dan norma disebut ”sosialisasi atau enkulturasi”.

Enkulturasi menyebabkan budaya masyarakat tertentu akan bergerak dinamis

mengikuti perkembangan zaman. Sebaliknya, bila masyarakat cenderung sulit


menerima hal-hal baru dalam masyarakat dengan mempertahankan budaya

lama disebut Accultiration.

Budaya pada gilirannya akan mempengaruhi pengembangan dalam

implikasi pemasaran seperti perencanaan produk, promosi ,distribusi dan

penetapan harga. Untuk mengembangkan strategi yang efektif pemasar perlu

mengidentifikasi aspek-aspek penting kebudayaan dan memahami bagaimana

mereka mempengaruhi konsumen. Sebagaimana strategi dalam penciptaan

ragam produk , segmentasi pasar dan promosi yang dapat disesuaikan dengan

budaya masyarakat.

KESIMPULAN

Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol, yang mempengaruhi perilaku,

sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya bukan

hanya bersifat abstrak tetapi bisa berbentuk objek material seperti rumah,

kendaraan, peralatan elektronik, pakaian, undang-undang, makanan, minuman,

musik, teknologi, dan bahasa.

Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam

mempengaruhi budaya, karena produk mampu membawa pesan makna budaya.

Makna budaya akan dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian

dipindahkan ke konsumen dalam bentuk pemilikan produk (possession ritual),

pertukaran (exchange ritual), pemakaian (grooming ritual), dan pembuangan

(divestment ritual).

Dalam pemasaran, analisis lintas budaya sering memerlukan

pengidentifikasian implikasi kultur terhadap peran-peran pembelian keluarga,


fungsi produk, desain produk, aktivitas promosi dan penjualan, sistem saluran dan

penentuan harga. Etnis dapat diartikan sebagai kelompok orang yang mempunyai

norma dan nilai spesifik yang sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda

dengan persepsi dan kognisi kelompok lain dalam masyarakat yang lebih luas,

nilai ini dapat terbentuk dari segi fisik, agama, geografis atau faktor lainnya

namun tidak mutlak.

KASUS

“MCDONALDS INDIA TERANCAM DIBOIKOT KARENA MAU SAJIKAN

DAGING HALAL”

TEMPO.CO, Jakarta - McDonalds menghadapi ancaman boikot dari kelompok

sayap kanan Hindu garis keras India setelah mengumumkan akan menyajikan

daging halal. Kontroversi menyebar ketika McDonalds mengumumkan

rencananya ke Twitter untuk menyajikan makanan halal di seluruh restorannya.

Semua restoran kami memiliki sertifikat HALAL. Anda dapat meminta Manajer

restoran terkait untuk menunjukkan kepada Anda sertifikat untuk kepuasan dan

konfirmasi Anda," kata perusahaan makanan cepat saji itu, seperti dikutip dari Al

Jazeera, 28 Agustus 2019.

Namun pengumuman ini membuat marah banyak orang di Twitter, yang

menyerukan boikot terhadap restoran fast food atau cepat saji asal AS. Tagar

#BoycottMcDonalds menjadi trending di India.


Banyak yang mempertanyakan mengapa McDonalds menyajikan daging

halal di India di mana 80 persen dari 1,3 miliar orang beragama Hindu. Menu

McDonald's di India tidak memiliki produk daging sapi atau babi, sebagai

gantinya menyajikan berbagai pilihan vegetarian serta ayam dan ikan.

Kata Arab "halal" berarti diperbolehkan, dan dalam kaitannya dengan

makanan, mengacu pada daging dan produk-produk yang mengandung daging

yang disiapkan berdasarkan hukum Islam. Sertifikasi halal menunjukkan bahwa

hewan disembelih sesuai dengan tata cara Islam. "Ini adalah serangan terang-

terangan dan disengaja pada kepercayaan Hindu. India adalah 80% Hindu, dan

ada 4% Jain, Sikh & Buddha di samping itu. Tapi, McDonald's telah

mengkhianati semua 84% orang ini hanya untuk menenangkan 14% Muslim,"

tulis salah satu pengguna Twitter. "Sudah waktunya orang-orang dari semua

Agama India #BoycottMcDonalds," tambahnya.

Banyak pengguna Twitter menyebut McDonalds tidak peka karena tidak

menggunakan metode "jhatka", bentuk pembantaian lain di mana kepala hewan

dipenggal dalam satu pukulan. Yang lain menyinggung kemunafikan beberapa

orang yang awal bulan ini telah menyerukan umat Islam untuk tidak menyembelih

hewan kurban pada Idul Adha dan untuk merayakan Idul Fitri yang "ramah

lingkungan". Beberapa aktivis mengatakan ini adalah contoh lain dari kelompok-

kelompok Hindu sayap kanan yang menemukan kesempatan untuk menyerang

umat Islam.
"Ini adalah suasana yang benar-benar Islamofobik yang ada di India sekarang dan

setiap kesempatan digunakan oleh umat Hindu sayap kanan untuk menyerang

umat Islam," Shabnam Hashmi, seorang aktivis yang berbasis di New Delhi. "Ini

adalah hak ekstrem yang menyatakan diri untuk mengubah India menjadi negara

Hindu."

Vishnu Gupta, presiden nasional Hindu Sena, kelompok sayap kanan,

mengatakan bahwa McDonald's mengabaikan kepekaan umat Hindu.

"McDonald's tidak bisa memaksakan daging halal pada sebagian besar umat

Hindu yang makan jhatka," katanya. "Sensitivitas mereka tidak dapat diabaikan.

Jika McDonalds dapat tetap mempertimbangkan sensitivitas kelompok tertentu,

mengapa ia mengabaikan yang lain?" katanya. Gupta memperingatkan akan

memprotes Mcdonald's dengan turun ke jalan jika mereka tidak mengubah

kebijakannya dan mulai melayani halal dan jhatka di outletnya di seluruh India.

Namun tidak semua orang merasa terganggu dengan menu halal. "Sebagai

seorang non-Muslim, saya tidak peduli dari mana ayam saya berasal. Saya lebih

peduli tentang pemrosesan yang dilaluinya, pengemasan, jumlah nutrisi dan

karsinogen yang dikandungnya," kata Sushmita, seorang peneliti yang berbasis di

New Delhi. Sementara Nishita Sood dari Delhi mengatakan kampanye boikot

McDonalds oleh sayap kanan India tidak lain adalah bentuk prasangka dan

kefanatikan terhadap umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai