Anda di halaman 1dari 7

RESUME 4

KONSELING LINTAS BUDAYA


BUDAYA DAN PERILAKU SOSIAL

DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Mudjiran, M. S., Kons.

OLEH:
Ade Maharani
21006001

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
BUDAYA DAN PERILAKU SOSIAL

A. Budaya dan Perilaku Sosial


Budaya dan perilaku sosial merupakan dua aspek yang saling terkait dan
memiliki dampak signifikan dalam kehidupan manusia. Budaya, sebagai suatu sistem
nilai, norma, dan keyakinan yang diwariskan dari generasi ke generasi, memainkan
peran penting dalam membentuk perilaku sosial individu dan kelompok. Budaya
memiliki pengaruh yang mendalam dalam membentuk identitas sosial, norma sosial,
serta aturan-aturan yang mengatur interaksi dalam masyarakat. Dalam perkembangan
terakhir, perhatian terhadap kajian budaya dan perilaku sosial semakin meningkat,
khususnya dalam konteks globalisasi yang mempengaruhi bagaimana manusia
berinteraksi dan beradaptasi dalam berbagai budaya yang berbeda.
Salah satu aspek penting dalam kajian budaya dan perilaku sosial adalah
konsep "budaya sebagai pemandu perilaku" (culture as a guide of conduct). Pada
konteks ini, budaya berperan sebagai panduan bagi individu dalam menentukan
perilaku yang diterima atau dianggap pantas dalam masyarakat tertentu. Sebagai
contoh, budaya Indonesia memiliki norma-norma sosial yang mengatur interaksi
sosial, seperti adat-istiadat dalam pernikahan atau tata cara berbicara kepada orang
yang lebih tua. Dalam konteks ini, perilaku individu tercermin dari bagaimana mereka
menginternalisasi dan menerapkan nilai-nilai budaya tersebut dalam kehidupan sehari-
hari (Triandis, 2018).
Selain itu, peran media massa dan teknologi informasi juga memainkan peran
penting dalam membentuk budaya dan perilaku sosial. Pada era digital, akses terhadap
informasi dan interaksi sosial semakin mudah, yang dapat mempengaruhi cara
individu berinteraksi dan berperilaku dalam masyarakat. Jenkins (2017)
mengemukakan bahwa media sosial dan platform digital seperti Facebook, Twitter,
dan Instagram telah menjadi sarana utama dalam menyebarkan nilai-nilai budaya, dan
juga memengaruhi cara individu berekspresi dan berkomunikasi dalam masyarakat.
Namun, perubahan budaya dan perilaku sosial juga dapat menghadirkan
tantangan sosial. Perubahan cepat dalam budaya dan teknologi seringkali
menghasilkan konflik sosial, seperti ketegangan antara generasi yang memiliki
pandangan berbeda tentang norma sosial atau isu-isu budaya yang kontroversial.
Dalam hal ini, peran pendidikan dan dialog antarbudaya menjadi penting untuk
mengatasi perbedaan dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik antara
individu dan kelompok budaya yang berbeda (Kim, 2015).
Adapun dalam rangka memahami lebih lanjut hubungan antara budaya dan
perilaku sosial, penelitian terus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi adaptasi individu dalam berbagai budaya. Kesadaran terhadap
keragaman budaya, toleransi, dan kemampuan beradaptasi menjadi kunci dalam
menghadapi tantangan globalisasi dalam konteks budaya dan perilaku sosial.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang
bagaimana budaya dan perilaku sosial berinteraksi dalam masyarakat yang semakin
kompleks dan terhubung secara global.

B. Memahami Perbedaan Budaya


Perbedaan latar belakang budaya menyebabkan munculnya perbedaan perilaku
individu dalam berkomunkasi. Latar belakang budaya seseorang akan memberikan
pengaruh pada presepsinya. Setiap budaya mengajarakan seseorang cara berpikir dan
bererilaku hal ini juga tentu berpengaruh terhadap perilaku komunikasi (Nuraeni dkk,
2022).
1. Komunikasi dan Bahasa
Keberagaman bahasa dan budaya merupakan suatu keniscayaan yang
pada alawalnya secar alamiah yang kemudian dapat berubah secara
pembudayaan. Bahasa suatu bangsa dapat menunjukkan karakter bangsa itu
sendiri yang berbeda satu sama lainnya. Disamping itu, bahasa juga dapat
menunjukkan jati diri atau identitas penuturnya yang membedakan dengan yang
lainnya.
Keberagaman bahasa dan budaya dikaji dalam beberapa aspek penting
yaitu:
a. Keberagaman bahasa dan budaya secara alamiah, maksudnya bahasa
tertentu yang dimiliki oleh budaya tertentu memiliki bahasa yan berbeda
dengan budaya dan bahasa yang lain, setiap budaya merepresentasikan
realitas dunia mereka dengan car ayang berbeda.
b. Keberagaman bahasa ditunjukkan oleh penggunaaan bahasa yang disebut
homofom yaitu sama bunyinya dan spelling tetapi berbeda artinya.
c. Keberagaman bahasa ditunjukkan oleh realitas di mana suatu bahasa dari
masyarakat tertentu jumlah kosa kata dan atau frase yang berbeda misalnya
jangkauan pengalaman budaya yang berbeda anatara masyarakat yang satu
dengan yang lainnya (Mukrimaa dkk, 2016).
2. Pakaian dan Penampilan
Busana adat adalah busana yang secara turun temurun dipakai oleh
kelompok masyarakat pada zamannya dengan ciri-ciri yang menunjukkan lokal
budaya diciptakannya busana adat tersebut.Busana adat berkembang selaras
dengan perkembangan kebudayaan (Harti Widyastuti, 2016). Budaya
mengarahkan bagaimana orang harus berpakaian. Budaya menentukan pakaian
apa yang sesuai untuk dipakai pada pertemuan bisnis, santai, atau di rumah.
Agar seseorang dapat diterima secara sosial, maka ia harus berpakaian sesuai
dengan kondisi yang ada. Kebiasaan dan tradisi budaya menentukan dress code,
warna, perhiasan yang akan dipakai, dan riasan yang akan digunakan
(Kusherdyana, 2020).
3. Makanan dan Kebiasaan
Pengaruh budaya terhadap pangan atau makanan sangat tergantung
kepada sistim sosial kemasyarakatan dan merupakan hak asasi yang paling
dasar, maka pangan/makanan harus berada di dalam kendali kebudayaan itu
sendiri. Makanan memiliki banyak arti dan bahwa “persiapan, ritual, bau,
kondisi sosial, perubahan iklim, serta di manamakanan itu ditabur,
dikumpulkan, disusun, dan dimakan adalah bentuk ekspresi budaya dan
identitas” (Utami, 2018).
Budaya menentukan bagaimana makanan disiapkan, dimasak, disajikan,
dan dikonsumsi. Sebagai contoh, di beberapa budaya orang makan daging sapi
(misalnya, Amerika Serikat), sementara di budaya lainnya (misalnya, India)
daging sapi tidak boleh dimakan. Di beberapa budaya orang menggunakan
garpu dan pisau untuk makan (misalnya, orang Eropa), sementara di budaya
lainnya, orang menggunakan sumpit (misalnya, Cina), atau tangan mereka
(misalnya, orang Indonesia) (Kusherdyana, 2020).

C. Nilai dan Norma


Nilai dan norma merupakan dua konsep sentral dalam kajian ilmu sosial yang
memainkan peran penting dalam membentuk perilaku individu dan masyarakat. Nilai
mengacu pada keyakinan, prinsip, dan pandangan yang dianggap penting oleh
individu atau kelompok dalam menentukan apa yang baik dan benar. Sementara itu,
norma adalah aturan-aturan sosial yang mengatur perilaku dan interaksi dalam
masyarakat. Kedua konsep ini erat kaitannya, dan pemahaman yang baik tentang nilai
dan norma sangat relevan dalam analisis sosial dan kajian budaya.
Berdasarkan konteks budaya Indonesia, nilai-nilai budaya tradisional
seringkali sangat kuat dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, konsep "gotong royong" yang mendorong kerja sama dan solidaritas
dalam masyarakat merupakan nilai budaya yang mendalam. Menurut Budihardjo
(2013), gotong royong adalah salah satu nilai budaya Indonesia yang mencerminkan
semangat kebersamaan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari kegiatan
bermasyarakat hingga dalam konteks pekerjaan.
Selain nilai budaya tradisional, nilai-nilai modern juga semakin memengaruhi
masyarakat Indonesia. Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi telah
membawa perubahan signifikan dalam nilai-nilai yang dianut oleh generasi muda.
Contohnya adalah nilai-nilai individualisme dan konsumisme yang semakin
berkembang dalam masyarakat modern (Santosa, 2016). Hal ini menciptakan
dinamika yang menarik dalam masyarakat Indonesia, di mana nilai-nilai tradisional
dan modern seringkali berinteraksi dan saling bertentangan.
Norma-norma sosial juga memainkan peran penting dalam mengatur perilaku
dalam masyarakat. Norma-norma ini bisa berupa aturan formal yang diatur oleh
hukum atau aturan tidak tertulis yang diikuti oleh masyarakat secara umum. Misalnya,
norma-norma terkait etika dalam bisnis atau aturan lalu lintas adalah contoh norma
sosial yang memengaruhi perilaku sehari-hari.
Namun, terkadang, konflik antara nilai dan norma dapat terjadi. Ketika nilai
individu atau kelompok tidak sejalan dengan norma yang ada dalam masyarakat,
konflik etika bisa muncul. Misalnya, ketika seorang pekerja merasa dilema antara
mengikuti perintah atasan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral pribadinya.
Treviño et al. (2014) menjelaskan mengenai pentingnya kesesuaian antara nilai dan
norma dalam konteks etika organisasi.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat kita simpulkan, bahwa nilai dan norma
adalah dua konsep yang sangat relevan dalam pemahaman perilaku individu dan
masyarakat. Nilai mencerminkan keyakinan dan prinsip yang penting dalam
menentukan apa yang dianggap baik dan benar, sementara norma mengatur perilaku
dan interaksi dalam masyarakat. Kajian tentang bagaimana nilai dan norma
mempengaruhi perilaku manusia adalah aspek penting dalam ilmu sosial, terutama
dalam konteks masyarakat yang beragam seperti Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN

Budihardjo, E. (2013). Gotong Royong Sebagai Nilai Budaya Indonesia. Jurnal Pendidikan
Karakter, 3(3), 191-198.
Harti Widyastuti, S. (2016). Latar Sosial dan Politik Penggunaan Busana Adat dan Tatakrama
di Surakarta dalam Serat Tatakrama Kedhaton. Jurnal IKADBUDI, 4(10).
https://doi.org/10.21831/ikadbudi.v4i10.12017
Jenkins, H. (2017). Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. NYU Press.
Kim, Y. Y. (2015). Communication and Cross-Cultural Adaptation: An Integrative Theory.
Routledge.
Kusherdyana, R. (2020). Pengertian Budaya, Lintas Budaya, dan Teori yang Melandasi Lintas
Budaya. Pemahaman Lintas Budaya, 1-63. https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/SPAR4103-M1.pdf
Mukrimaa, S. S., Nurdyansyah, Fahyuni, E. F., Citra, A. Y, Schulz, N. D., Taniredja, T.,
Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2016). Berbeda Dunia, Berbeda Budaya, Beragam
Bahasa. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(8), 128.
Nuraeni, M., Pratama, M. I. F., & Ananda, R. (2022). Pengaruh Perbedaan Budaya Terhadap
Perilaku Komunikasi Mahasiswa. KARET Journal, 1(3), 55–59.
https://plus62.isha.or.id/index.php/kampret/article/view/22
Santosa, I. (2016). Pergeseran Nilai-nilai Budaya dalam Masyarakat Indonesia Kontemporer.
Jurnal Sosioteknologi, 15(1), 38-54.
Treviño, L. K., Weaver, G. R., & Reynolds, S. J. (2014). Behavioral Ethics in Organizations:
A Review. Journal of Management, 40(1), 77-96.
Triandis, H. C. (2018). Culture and Social Behavior. Routledge.

Anda mungkin juga menyukai