Anda di halaman 1dari 26

MODUL PERKULIAHAN

Komunikasi
Bisnis

Modul Standar untuk digunakan


dalam Perkuliahan di
Universitas Mercu Buana

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi S-1 MK Agus Arijanto,SE,MM

Abstract Kompetensi
Pengertian dan Definisi Komukasi Antar Diharapakan para mahasiwa mampu
Budaya, Definisi Budaya, Pendpat Para mendefinisikan , memahami dan
Ahli tentang Budya, Faktor-faktor mengimplementasikan teori,
Dalam Komunikasi Antar Budaya, komunikasi bisnis dalam KOmunikasi
Memahami Budaya sehingga Komukasi Bisnis antar Budaya yang terjadi dalam
bisa efektif dalam Organisasi suatu perusahaan ataupun organisasi
bisnis .

Komunikasi Antar Budaya


Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian
tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang
dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-
nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda
dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu
dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan


pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang

2020 Komunikasi Bisnis


2 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang
lain.

Pengertian Kebudayaan menurut Pra Ahli


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Pendapat dari Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai


sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

2020 Komunikasi Bisnis


3 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan
itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia


sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.

  Wujud dan Komponen


Wujud

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas,
dan artefak.

 Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat
diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

 Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.

 Artefak (karya)

2020 Komunikasi Bisnis


4 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang
satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya
(artefak) manusia.

Komponen

Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen,


menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :

 Kebudayaan material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga,
pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

 Kebudayaan nonmaterial

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke


generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

 Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan
dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara
akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di

2020 Komunikasi Bisnis


5 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi
apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut
terbalik, wajar seorang wanita memilik karier.

 Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau
keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam
masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara
bagaimana berkomunikasi.

 Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –
tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap
masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala
peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di
beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj
harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah
berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya
menggunakan cara tersebut.

 Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah,
bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi
bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat
unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi
keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi
lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

2020 Komunikasi Bisnis


6 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
  Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan
kebudayaan asing.

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya
dalam suatu masyarakat.

Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam
setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia
yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan
manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial:

1) tekanan kerja dalam masyarakat


2) keefektifan komunikasi
3) perubahan lingkungan alam.

Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat,
penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman
es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi
baru lainnya dalam kebudayaan.

 Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasaSansekerta yaitu buddhayah, yang


merupakan bentuk jamak dari buddhi, diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia.

2020 Komunikasi Bisnis


7 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai,
norma, ilmupengetahuan,keseluruhan struktur sosial, religius, serta segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

 Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,


yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain.

 Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi , Kebudayaan adalah


sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh kesimpulan :

Kebudayaan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

  Orientasi Nilai Budaya


Menurut Pendapat dari Kluckhohn   dalam   Pelly   (1994)   mengemukakan   bahwa   nilai  
budaya merupakan  sebuah  konsep  beruanglingkup  luas  yang  hidup  dalam  alam  fikiran
sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam
hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem
nilai – nilai budaya.

Secara  fungsional  sistem  nilai  ini  mendorong  individu  untuk  berperilaku seperti  apa 
yang  ditentukan.  Mereka  percaya,  bahwa  hanya  dengan  berperilaku seperti itu mereka
akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat
secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan
hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah,
dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan  wujud  ideal  dari  lingkungan 

2020 Komunikasi Bisnis


8 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sosialnya.  Dapat  pula  dikatakan  bahwa sistem   nilai   budaya   suatu   masyarakat  
merupakan   wujud   konsepsional   dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada
diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.

Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat
ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok
tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3)
hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia
dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.

Berbagai macam   kebudayaan   mengkonsepsikan   masalah   universal   ini   dengan


berbagai  variasi  yang  berbeda  –  beda.  Seperti  masalah  pertama,  yaitu  mengenai
hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha
misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan
masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan   nirwana,  
dan   mengenyampingkan   segala   tindakan   yang   dapat menambah rangkaian hidup
kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10).

Pandangan  seperti  ini  sangat  mempengaruhi  wawasan  dan  makna  kehidupan  itu
secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu
baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap
dan wawasan mereka.

Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang
memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata.
Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap

2020 Komunikasi Bisnis


9 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat
bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan
kepada status.

Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang
penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam
perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda
dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.

Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada
yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada
yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia.
Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam.
Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.

Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan


hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil
keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral)
antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian
seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang
menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada
senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat
paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika
dan mobilitas social masyarakatnya.

Inti permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994) adalah
siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan vertical

2020 Komunikasi Bisnis


10 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam  masyarakat  yang 
mementingkan  kemandirian  individual,  maka  keputusan dibuat dan diarahkan kepada
masing – masing individu.

Pola orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang ideal
untuk masing – masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau variasi  antara 
kedua  pola  yang  ekstrim  itu  yang  dapat  disebut  sebagai  pola transisional. Kerangka
Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai
budaya manusia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Skema Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi

Nilai Budaya Manusia

Orientasi Nilai Budaya


Masalah Dasar Dalam
Hidup
Konservatif Transisi Progresif

Hidup itu sukar tetapi


Hakekat Hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik
harus diperjuangkan

Kedudukan dan
Hakekat Kerja/karya Kelangsungan hidup Mempertinggi prestise
kehormatan / prestise

Hubungan Manusia Dengan


Orientasi ke masa lalu Orientasi ke masa kini Orientasi ke masa depan
Waktu

Hubungan Manusia Dengan


Tunduk kepada alam Selaras dengan alam Menguasai alam
Alam

Hubungan Manusia Dengan


Vertikal Horizontal/ kolekial Individual/mandiri
Sesamanya

*) Dimodifikasi dari Pelly (1994:104)

Meskipun cara mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia yang
universal itu sebagaimana yang tersebut diatas berbeda – beda untuk tiap masyarakat dan
kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan masyarakat dan kebudayaan tersebut lima hal
tersebut di atas selalu ada.

Sementara itu pendapat dari Prof. Koentjaraningrat telah menerapkan bahwa pada kerangka
Kluckhohn di atas untuk menganalisis masalah nilai budaya bangsa Indonesia, dan
menunjukkan titik – titik   kelemahan   dari   kebudayaan   Indonesia   yang   menghambat  

2020 Komunikasi Bisnis


11 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pembangunan nasional. Kelemahan utama antara lain mentalitas meremehkan mutu,
mentalitas suka menerabas, sifat tidak percaya kepada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin
murni, mentalitas suka mengabaikan tanggungjawab.

Kerangka Kluckhohn itu juga telah dipergunakan dalam penelitian dengan kuesioner untuk
mengetahui secara objektif cara berfikir dan bertindak suku–suku di Indonesia umumnya
yang menguntungkan dan merugikan pembangunan.

Selain itu juga, penelitian variasi orientasi nilai budaya tersebut dimaksudkan disamping
untuk mendapatkan gambaran sistem nilai budaya kelompok – kelompok etnik di Indonesia,
tetapi juga untuk menelusuri sejauhmana kelompok masyarakat itu memiliki system orientasi
nilai budaya yang sesuai dan menopang pelaksanaan pembangunan nasional.

  Hubungan Manusia dan Kebudayaan


Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living
organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal
(genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang
bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia
menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana
timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk
membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia
membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta
dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang
Maha Kuasa. Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari,

2020 Komunikasi Bisnis


12 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.

Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan
hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai berikut :

1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.

Sebuah kebudayaan yang besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut
sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku
dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama,
pekerjaan, pandangan politik dan gender.

Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan
kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat
tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan
minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan
keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.

2020 Komunikasi Bisnis


13 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1) Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilaSi kebudayaan
sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
2) Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di
Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan
kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam
masyarakat asli.
3) Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli
tanpa campur tangan pemerintah.
4) Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok
minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara
damai dengan kebudayaan induk.

Tujuan Mempelajari Komunikasi Anatar Budaya


Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari satu sumber kepada seseorang
atau kelompok, dengan maksud mendapat balasan pesan. Sedangkan kebudayaan
merupakan keseluruan yang Kompleks, yang di dalamnya mengandung ilmu pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, serta kebiasaan-kebiasaan dari suatu
kelompok masyarakat. Jadi komunikasi antar budaya adalah proses penyampaian pesan
yang dilakukan dua orang atau lebih yang berbeda budaya. Dalam dunia bisnis khususnya
komunikasi antar budaya sangat bayak di gunakan dalam berbagai aspek seperti melakukan
kesepakatan bisnis dengan rekan bisnis yang berbeda budaya. Maka dari itu perlu
mempelajari komunikasi antar budaya agar menghindari kesalah pahaman dengan orang
lain dalam berkomunikasi karena antar satu budaya dengan budaya lain itu berbeda. Untuk
itu sebelum memulai berbisnis dengan orang lain yang berbeda budaya, akan lebih baik bila
kita mempelajari budaya dan kebiasaan- kebiasaan dari rekan bisnis itu. Maka dari itu kita
perlu mengidentifikasi dan memahami identitas dari masing- masing budaya. Hal ini sering
kali terlihat pada komunikasi dan bahasa, arti dari sebuah kata bisa saja berbeda dari suatu
budaya dengan budaya lain. Melalui pakaian dan perilaku, Sebagai contoh orang-orang
barat terbiasa mencium pipi ketika berjabat tangan, tetapi bagi masyarakat timur hal ini
merupakan hal yang tabu. Menilih makanan dan kebiasaan makan, cara memilih,
menyiapkan makanan, menyajikan, dan tata cara makan di berbagai budaya, dll Budaya-
budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut
menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita yang
sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-masing budaya.

2020 Komunikasi Bisnis


14 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain selalu
mengandung potensi komunikasi lintas budaya atau antar budaya, karena kita akan selalu
berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan
itu. Perbedaan-perbedaan ekspektasi budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal,
setidaknya akan menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman
atau timbul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu banyak kita
temui dalam berbagai kejadian yang mengandung etnosentrisme dewasa ini dalam wujud
konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan atau pertentang antaretnis. Sebagai salah
satu jalan keluar untuk meminimalisir kesalahpahaman-kesalahpahaman akibat perbedaan
budaya adalah dengan mengerti atau paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya
orang lain, mengetahui prinsip-prinsip komunikasi lintas budaya dan mempraktekkannya
dalam berkomunikasi dengan orang lain Sebagai makhluk sosial, manusia telah ditakdirkan
untuk hidup secara berkelompok. Kesendirian dan hidup sendiri akan membuat hidup
manusia menjadi tidak berarti sehingga sulit untuk dapat bertahan hidup dalam kosmos
kehidupan yang saling bertautan.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan biologis seperti; makan dan minum, serta memenuhi
kebutuhan psikologis seperti; sukses dan kebahagiaan manusia membutuhkan komunikasi
antara satu dengan yang lain. Para pakar psikologi berpendapat, kebutuhan utama manusia
dan untuk menghadirkan jiwa yang sehat, manusia membutuhkan hubungan sosial yang

2020 Komunikasi Bisnis


15 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ramah. Kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan sempurna bila manusia membina komunikasi
yang baik dengan orang lain. Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya
kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang
menyampaikan perasaannya kepada orang lain bahkan tanpa pemikiran. Tidak jarang pula
seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan dan pikiran tertentu. Komunikasi
akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari,
sebaliknya komunikasi akan gagal bila hal itu disampaikan dengan tidak terkontrol.

Komunikasi dalam konteks apapun adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan.
Menurut Rene Spitz, komunikasi adalah jembatan antara bagian luar dan bagian dalam
kepribadian manusia. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa komunikasi sesungguhnya
dilakukan untuk pemenuhan diri, untuk menjadikan jiwa merasa terhibur, nyaman dan
tentram baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Tujuan mempelajari ilmu
komunikasi, dapat di katagorikan kedalam dua hal, yaitu; aspek umum dan aspek khusus.
Aspek pertama bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang ilmu yang terkit dengan
proses komunikasi. Melalui pemahaman ini para ilmuan dan pelaku komunikasi diharapkan
akan dapat melakukan komunikasi dengan baik dan selalu mengalami perubahan dan
kemajuan dalam berkomunikasi.

Aspek kedua diharapkan akan dapat menuntun manusia untuk dapat;

a) Merubah sikap (to change the attitude), 

b) mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion), 

c) mengubah perilaku (to change the behavior), 

d) mengubah masyarakat (to change the society)

Definisi, Hakikat dan Ruang Lingkup


Komunikasi Antar Budaya
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI DENGAN BUDAYA

2020 Komunikasi Bisnis


16 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sebelum kita mengetahui apa definisi dari Komunikasi Antar Budaya, kita harus
mengetahui terlebih dahulu tentang hubungan antara komunikasi dengan budaya itu sendiri.
Seperti yang kita ketahui bersama, Pembicaraan tentang komunikasi akan diawali dengan
asumsi bahwa komunikasi berhubungan dengan kebutuhan manusia dan terpenuhinya
kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Kebutuhan berhubungan sosial ini
terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan
manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi.

Adapun budaya itu sendiri berkenaan dengan cara hidup manusia. Bahasa,
persahabatan, kebiasaan makan, praktek komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-
kegiatan ekonomi dan politik dan teknologi semuanya didasarkan pada pola-pola budaya
yang ada di masyarakat.

Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya
didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna,
hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi
dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha
individu dan kelompok. (Mulyana, 1996:18)

Budaya dan komunikasi tak dapat dipisahkan satu sama lain, karena budaya tidak
hanya menentukan siapa bicara dengan siap, tentang apa dan bagaimana orang menyandi
pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk mengirim,
memperhatikan dan menafsirkan pesan. Budaya merupakan landasan komunikasi sehingga
bila budaya beraneka ragam maka beraneka ragam pula praktek-praktek komunikasi yang
berkembang.

  Definisi Komunkasi Antar Budaya


Definisi yang pertama dikemukakan didalam buku “Intercultural Communication: A Reader”
dimana dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi
apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari
budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p.
19).

Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya
merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa
orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13). Apapun definisi

2020 Komunikasi Bisnis


17 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan
bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan
kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi.

Menurut Stewart L. Tubbs, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara


orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan
sosio ekonomi).

Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow across


national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana
bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain.
Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap
muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya. (Intercultural communication
generally refers to face-to-face interaction among people of diverse culture).

Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi


antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing
perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok
yang berbeda latar belakang budayanya. Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan:

1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang


membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang
dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke
dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan;
2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung dari persetujuan antar subjek yang
terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses
pemberian makna yang sama;

3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena
mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita;

4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari
kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan berbagai cara.

Hakikat Komunikasi Antarbudaya

Oleh karena itu Komunikasi antar budaya maka mau tidak mau pasti melibatkan
kebudayaan antar kedua belah pihak yang berkomunikasi. Kebudayaan adalah cara hidup

2020 Komunikasi Bisnis


18 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke
generasi. Jadi sudah pasti adanya dua fenomena unik, yaitu Enkulturasi dan Akulturasi.

Enkulturasi

Enkulturasi mengacu pada proses dimana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan
melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga
keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur.
Enkulturasi terjadi melalui mereka. Contoh adalah pembelajaran seni Tari Topeng di
sanggar Tari Keraton Kacirebonan.

Akulturasi

Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau
pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran kemudian
berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh
kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari
kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang
sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.

Komunikasi Lintas Budaya Vs Komunikasi Antar Budaya


Menurut Joseph A Devito, dalam bukunya “Communicology an introduction to the study of
communication”,Harper & Row, New York, 1976 mengatakan bahwa komunikasi lintas
budaya berbeda dengan komunikasi antar budaya.

Jika komunikasi lintas budaya lebih menekankan pada perbandingan pola-pola komunikasi
antarpribadi diantara peserta komunikasi yang berbeda kebudayaan, maka studi komunikasi
antarbudaya lebih mendekati objek melalui pendekatan kritik budaya. Aspek utama dari
komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar pribadi diantara komunikator dan
komunikan yang kebudayaannya berbeda. Tidak masalah apakah kejadian itu terjadi dalam
satu bangsa atau antar bangsa yang berbeda, yang jelas adalah budayanya yang berbeda.

2020 Komunikasi Bisnis


19 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
  Komunikasi Transrasial Vs Komunikasi Internasional
Selanjutnya untuk menghindari ketumpang tindihan yang sering terjadi maka selanjutnya
kita akan membicarakan kajian komunikasi internasional. Masih dalam buku karya Joseph
A. Devito yang sama, dijelaskan pula perbedaan antara komunikasi transrasial dengan
komunikasi internasional.

Komunikasi internasional merupakan komunikasi yang bersifat interaktif yang


menggunakan media. Objek formal komunikasi internasional senantiasa berhubungan
dengan media massa yang dianggap sebagai agen penyebaran berita-berita internasional
dari media “sumber” di satu negara kepada “penerima” di negara lain. Komunikasi
internasional pada umumnya melibatkan dua atau lebih negara di mana produk komunikasi
massa disebarkan melintasi batas negara melalui struktur jaringan komunikasi tertentu.

Secara lebih spesifik, studi-studi komunikasi internasional dapat dikategorikan atas


pendekatan maupun metodologi sebagai berikut:

1) Pendekatan peta bumi (geographical approach) yang membahas arus informasi


maupun, liputan internasional pada bangsa atau negara tertentu, wilayah tertentu,
ataupun lingkup dunia, disamping antar wilayah.
2) Pendekatan media (media approach), adalah pengkajian berita internasional melalui
satu medium atau multi media.
3) Pendekatan peristiwa (event approach) yang mengkaji satu peristiwa lewat medium.
4) Pendekatan ideologis (ideological approach), yang membandingkan sistem pers
antar bangsa atau melihat penyebaran arus berita internasional dari sudut ideologis
semata-mata.

2020 Komunikasi Bisnis


20 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Selanjutnya kita akan membicarakan tentang komunikasi transrasial. Transrasial berarti
melintasi batas rasial. Dalam antropologi, konsep transrasial ini sama dengan konsep antar
etnik. Smith (1973) mengatakan bahwa kelompok etnik adalah sekelompok orang yang
dipersatukan oleh kesamaan warisan sejarah, kebudayaan, aspirasi, cita-cita dan harapan,
tujuan, bahkan kecemasan dan ketakutan yang sama.

Komunikasi transrasial sebenarnya memiliki kemiripan dengan komunikasi lintas


budaya, hanya saja dalam komunikasi transrasial lebih diarahkan pada proses komunikasi
internasional yang meliputi komunikasi diantara mereka yang berbeda etnik dan ras.
Komunikasi transrasial bisa berbentuk diadic dan bisa juga berbentuk komunikasi massa.

Ada empat kategorisasi komunikasi transrasial “diadic” yang didasarkan pada:

1) Kesamaan kodifikasi, yang meliputi proses pembakuan kode-kode komunikasi/simbol dan


“sign” yang tumpang tindih;

2) Kedekatan pengirim dan penerima;

3) masalah perspektif; dan

4) Keterampilan umum berkomunikasi.

Memahami Perbedaan-perbedaan Budaya


Budaya adalah gaya hidup unik suatu kelompok manusia tertentu. Budaya bukanlah sesuatu
yang dimiliki oleh sebagian orang dan tidak dimiliki oleh sebagian orang yang lainnya –
budaya dimiliki oleh seluruh manusia dan dengan demikian seharusnya budaya menjadi
salah satu faktor pemersatu.

Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka


sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Individu-individu
sangat cenderung menerima dan mempercayai apa yang dikatakan budaya mereka. Mereka
dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat dimana mereka tinggal dan dibesarkan,
terlepas dari bagaimana validitas objektif masukan dan penanaman budaya ini pada dirinya.
Individu-individu itu cenderung mengabaikan atau menolak apa yang bertentangan dengan
“kebenaran” kultural atau bertentangan dengan kepercayaan-kepercayaannya. Inilah yang
seringkali merupakan landasan bagi prasangka yang tumbuh diantara anggota-anggota

2020 Komunikasi Bisnis


21 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kelompok lain, bagi penolakan untuk berubah ketika gagasan-gagasan yang sudah mapan
menghadapi tantangan. Setiap budaya akan memberikan suatu identitas kepada
sekolompok orang tertentu sehingga jika ingin lebih mudah memahami perbedaan-
perbedaan yang terdapat dalam setiap budaya tersebut dan paling tidak harus mampu untuk
mengidentifikasi identitas daripada masing-masing budaya tersebut yang antara lain terlihat
pada:

• Komunikasi dan Bahasa

Sistem komunikasi, verbal maupun nonverbal, membedakan suatu kelompok dari kelompok
lainnya. Terdapat banyak sekali bahasa verbal diseluruh dunia ini demikian pula bahasa
nonverbal, meskipun bahasa tubuh (nonverbal) sering dianggap bersifat universal namun
perwujudannya sering berbeda secara lokal.

• Pakaian dan Penampilan

Pakaian dan penampilan ini meliputi pakaian dan dandanan luar juga dekorasi tubuh yang
cenderung berbeda secara kultural.

• Makanan dan Kebiasaan Makan

Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan memakan makanan sering berbeda antara
budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Subkultur-subkultur juga dapat dianalisis
dari perspektif ini, seperti ruang makan eksekutif, asrama tentara, ruang minum teh wanita,
dan restoran vegetarian.

2020 Komunikasi Bisnis


22 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Waktu dan Kesadaran akan waktu

Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Sebagian
orang tepat waktu dan sebagian lainnya merelatifkan waktu.

• Penghargaan dan Pengakuan

Suatu cara untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan cara dan metode
memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik dan berani, lama pengabdian atau
bentuk-bentuk lain penyelesaian tugas.

• Hubungan-Hubungan

Budaya juga mengatur hubungan-hubungan manusia dan hubungan-hubungan organisasi


berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kekuasaan, dan
kebijaksanaan.

• Nilai dan Norma

Berdasarkan sistem nilai yang dianutnya, suatu budaya menentukan norma-norma perilaku
bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan ini bisa berkenaan dengan berbagai hal, mulai
dari etika kerja atau kesenangan hingga kepatuhan mutlak atau kebolehan bagi anak-anak;
dari penyerahan istri secara kaku kepada suaminya hingga kebebasan wanita secara total.

2020 Komunikasi Bisnis


23 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Rasa Diri dan Ruang

Kenyamanan yang dimiliki seseorang atas dirinya bisa diekspresikan secara berbeda oleh
masing-masing budaya. Beberapa budaya sangat terstruktur dan formal, sementara budaya
linnya lebih lentur dan informal. Beberapa budaya sangat tertutup dan menentukan tempat
seseorang secara persis, sementara budaya-budaya lain lebih terbuka dan berubah

• Proses mental dan belajar

Beberapa budaya menekankan aspek perkembangan otak ketimbang aspek lainnya


sehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam cara orang-
orang berpikir dan belajar.

• Kepercayaan dan sikap

Semua budaya tampaknya mempunyai perhatian terhadap hal-hal supernatural yang jelas
dalam agama-agama dan praktek keagamaan atau kepercayaan mereka.

Asumsi Dalam Komunikasi Antar Budaya

“Berbicaralah dengan bahasa mereka”. Jargon ini adalah kunci penting dalammewujudkan
komunikasi. Seorang komunikator yang baik adalah mereka yang memiliki kemampuan
berbahasa (verbal dan nonverbal) yang dipahami oleh komunikannya. Sitaram dan Cogdell
(1976) menyampaikan, bahwa komunikasi yang efektif dengan orang lain akan berhasil
apabila kita mampu memilih dan menjalankan teknik-teknik berkomunikasi, serta
menggunakan bahasa yang sesuai dengan latar belakang mereka. Atas dasar uraian di
atas, beberapa asumsi komunikasi antarbudaya didasarkan atas hal-hal berikut:

a) K o m u n i k a s i antarbudaya dimulai dengan anggapan dasar


bahwa ada perbedaan persepsi antara komunikator dengan
komunikan.
b) Dalam komunikasi antarbudaya terkandung isi dan relasi antarpribadi.
c) Gaya personal mempengaruhi komunikasi antarpribadi.
d) Komunikasi antarbudaya bertujuan mengurangi tingkat ketidakpastian.
e) K o m u n i k a s i b e r p u s a t p a d a k e b u d a y a a n .

2020 Komunikasi Bisnis


24 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
f) Efektivitas antarbudaya merupakan tujuan komunikasi antarbudaya (Liliweri,
2003:15)..

Ruang Lingkuo Komunikasi Antar Budaya


Sebagaimana telah diungkapkan di muka, komunikasi antarbudaya merupakansalah satu
bidang studi dari ilmu komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi antarbudaya mempunyai
objek formal, yaitu mempelajari komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh seorang
komunikator sebagai produsen pesan dari suatu kebudayaan dengan konsumen
pesan atau komunikan dari kebudayaan yang lain. Komunikasi antarbudaya berkaitan
dengan hubungan timbal balik antara sifat-sifat yang terkandung dalam
komunikasi, kebudayaan yang pada gilirannya menghasilkan sifat-sifat
komunikasi antarbudaya . Pada dasarnya, ruang lingkup komunikasi antarbudaya
tidak jauh berbeda dengan komunikasi secara umum. Namun yang menjadi
penekanannya yaitu pada perbedaan budaya diantara para peserta komunikasinya.

Berdasarkan analisis s e d e r h a n a , merumuskan ruang lingkup komunikasi antarbudaya jdapat


ditelusuri dengan cara megintegrasikan berbagai konseptualisasi tentang dimensi
kebudayaan dalam konteks komunikasi antarbudaya. Adapun dimensi yang perlu
diperhatikan adalah :

1. Tingkat masyarakat kelompok budaya dari para pelaku komunikasi;


2. Konteks sosial tempat terjadinya komunikasi antarbudaya;
3. Saluran komunikasi yang dilalui oleh pesan-pesan komunikasi antarbudaya, baik yang
bersifat verbal maupun nonverbal

2020 Komunikasi Bisnis


25 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Bovee, C.L & Thill, J.V (2007). Komunikasi Bisnis. Jilid 1 & 2. Edisi Kedelapan.
Indeks:Jakarta
2. Purwanto, D. (2006). Komunikasi Bisnis. Edisi Keempat. Jakarta:Erlangga
3. Guffey, M.E., Rhodes, & K., Rogin, P. (2006). Komunikasi Bisnis: Proses & Produk.
Edisi 4. Jakarta:Salemba Empat
4. Guffey, M.E., Babcock, B.D. (2008). Essentials of business communication. Asian
Edition Singapore: Cengage Learning
5. Gilbert, B. (2005). Seni Berbicara: Rahasia-rahasia komunikasi yang baik. Larry King.
Jakarta: Penerbit Gramedia
6. Machfoedz, M., & Machfoedz, M. (2004). Komunikasi Bisnis Modern untuk Mahasiswa &
Profesi. BPFE:Yogyakarta
7. Abrams, R. (2008). Winning Presentation In A Day (Terjemahan). Kanisius: Yogyakarta
8. Robbins, Stephen P. 1996. Organizational Behavior: Concepts, Controversies,
Applications. (Terjemahan). Seventh edition. Jakarta: PT. Prenhallindo
9. Tubbs, Stewart L. and Sylvia Moss. Human Communication. (Terjemahan). Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

2020 Komunikasi Bisnis


26 Agus Arijanto,SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai