E-LEARNING
Mata Kuliah
www.bsi.ac.id
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1
Copyright © Maret 2021
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
(KODE MK: 562)
1. Mata kuliah ini bersifat Teori dengan ujian online di kelas baik UTS maupun UAS.
2. Materi evaluasi berdasarkan kreteria; kehadiran, tugas, UTS, dan UAS.
3. Bobot Penilaian terdiri dari :
Kehadiran (20%)
Nilai UTS (25%)
Nilai UAS (30%)
Nilai Tugas (25%)
PERTEMUAN 1
MEMAHAMI KEBUDAYAAN
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kata “Kebudayaan” dalam bahasa Inggris adalah “culture”, berasal dari kata latin
Maka, Menurut Riswandi “Kebudayaan” dapat diartikan “segala daya dan upaya
Kebudayaan berasal dari kata Sanskerta Buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi
masyarakat
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
Definisi Ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
FUNGSI KEBUDAYAAN
tuntunan dan tuntutan kepada masyarakat. Budaya menuntun masyarakat untuk bertingkah
laku sesuai dengan adat istiadat dan menuntutnya jika ia bertentangan atau menyimpang dari
1. Kebudayaan berfungsi untuk menjadi pedoman hidup berperilaku. Hal ini diwujudkan
dalam bentuk nilai, norma, ataupun hukum. Oleh sebab itu maka kebudayaan seperti ini
2. Kebudayaan juga berfungsi sebegai alat atau media yang membantu hidup manusia,
ada tujuh unsur dalam teknologi yaitu alat produksi, senjata, wadah, makanan dan
minuman, pakaian dan perhiasan, rumah dan tempat berlindung, serta alat atau moda
transportasi.
3. Kebudayaan juga dapat berfungsi sebagai control sosial atau tata tertib bagi masyarakat
WUJUD KEBUDAYAAN
norma-norma, peraturan dan sebagainya. (abstrak, tidak dapat di amati kasat mata).
2. Lapisan pertama yang paling abstrak yaitu nilai budaya (memberikan penilaian baik-
b. Lapisan ketiga yang lebih konkret adalah sistem hukum adat maupun tertulis
3. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari aktifitas kelakuan berpola dari
4. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia atau kebudayaan fisik
(konkrit) seperti mulai dari korek api kayu sampai dengan netbook/i-phone
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas,
dan artefak.
Nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba
atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran
warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk
tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil
Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © Maret 2021
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
Artefak (Karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya
semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat,
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal
mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
KOMPONEN KEBUDAYAAN
1. Kebudayaan Material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga,
2. Kebudayaan Nonmaterial
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |6
Copyright © Maret 2021
ADAT ISTIADAT
A. Adat Istiadat --- Sistem nilai budaya, Pandangan hidup, dan Ideologi. (paling abstrak)
Adalah sistem pedoman yang memberi arah pada kehidupan seluruh masyarakat.
Pandangan Hidup
masyarakat
Ideologi
Sifatnya lebih khusus daripada sistem nilai budaya. Ideologi negara biasanya disusun
secara sadar oleh tokoh-tokoh pemikir dalam negara, masyarakat dan golongan.
1. Sistem Budaya
2. Sistem Sosial
3. Sistem Kepribadian
4. Sistem Organisasi
1. Sistem Budaya
Adalah komponen yang abstrak dari kebudayaan, fungsinya menata dan memantapkan
2. Sistem Sosial
3. Sistem Kepribadian
Adalah soal isi jiwa dan watak individu yang berinteraksi sebagai warga masyarakat
4. Sistem Organisasi
Adalah melengkapi seluruh kerangka dengan mengikut sertakan dalam proses biologic
serta bio kimia sebagai makluk alamiah yang menentukan kepribadian individu
6. Tradisi
7. Keunikan budaya
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu
dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu
yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini, yaitu:
1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)
2. Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |8
Copyright © Maret 2021
3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka
KARAKTERISTIK KEBUDAYAAN
3. Budaya merupakan produk manusia, diciptakan oleh manusia atau sekelompok manusia
khusus yang sesuai dengan situasi maupun lokasinya. Untuk menjelaskan ini, kita dapat
belajar dari pepatah “di mana langit di junjung, di situ bumi di pijak”, jadi untuk
mengaplikasikan suatu kebudayaan, kita harus melihat konteks lokasi dan masyarakat
yang bersangkutan
2. Kebudayaan bersifat stabil, tetapi juga dinamis. Seiring perkembangan jaman, tentulah
terjadi perubahan pada budaya, namun perubahan ini umumnya terjadi bertahap. Jika
budaya tidak berubah mengikuti perkembangan jaman, umumnya budaya tersebut akan
atribut dari manusia. Ia mengisi kehidupan manusia dan membantu kehidupan manusia,
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |9
Copyright © Maret 2021
kehidupan manusia di masa modern yang sangat bergantung kepada internet dan
teknologi.
PERUBAHAN BUDAYA
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa budaya adalah hal yang dinamis dan
kerap kali berubah. Perubahan budaya ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
1. Invention, yaitu penemuan atau penciptaan hal baru umumnya berupa teknologi
2. Discovery, yaitu penemuan terhadap suatu benda atau fenomena yang sudah ada
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Para ahli kebudayaan menemukan bahwa dalam budaya terdapat unsur-unsur pembentuknya.
Alat-alat teknologi
Sistem ekonomi
Keluarga
Kekayaan Politik
Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam
Organisasi ekonomi
Organisasi kekuatan
3. Menurut Kluckhohn, tujuh unsur budaya disebut cultural universals (Soekamto, 2012);
Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, tempat tinggal, alat-alat rumah
Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi,
perkawinan, dsb).
Sistem pengetahuan
Simbol: yaitu bentuk dari kata, gestur, dan tindakan yang mengekspresikan suatu makna
Bahasa: suatu sistem simbolik yang digunakan orang untuk berkomunikasi satu sama
lain.
Nilai: standar abstrak tentang sesuatu yang seharusnya dilakukan atau standar yang
digunakan orang untuk memutuskan apa yang pantas, baik, indah, dan layak sebagai
Norma: aturan yang mengatur perilaku manusia. Terdiri atas mores (tentang moral) dan
PERTEMUAN 2
Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan
kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta
selalu berubah.
kompleks keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat
dan semua kemampuan dan kebiasaan yang lain yang diperoleh oleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
(kepercayaan dan pengetahuan), dan perasaan-perasaan yang semuanya itu tergantung pada
penggunaan simbol-simbol.
manusia, yang dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan-keseluruhan dari hasil budi
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (Material Culture) yang diperlukan oleh
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2
Copyright © Maret 2021
manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan
Dalam pandangan sosiologi, kebudayaan memiliki arti yang lebih luas dari pada itu.
Kebudayaan meliputi semua hasil cipta dan karya manusia baik yang material maupun non-
material.
1. Kebudayaan material
Adalah hasil cipta, karsa, yang berwujud benda atau barang misalnya, gedung-
2. Kebudayaan non-material
B. Unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun
unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari sesuatu kebulatan yang bersifat dari kesatuan.
Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya
majelis permusyawaratan rakyat, disamping adanya unsur-unsur kecil seperti, sisir, kancing,
baju, peniti dan lainya yang dijual dipinggir jalan. Berapa orang sarjana yang mencoba
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |3
Copyright © Maret 2021
berikut:
1. Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama antara anggota masyarakat di dalam
2. Organisasi ekonomi
4. Organisasi kekuatan
Semua unsur tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam unsur-unsur pokok atau besar
kebudayaan yang biasa disebut dengan cultural universal. Unsur tersebut memiliki sifat
universal, yaitu dapat ditemui pada setiap kebudayaan. Tujuh unsur kebudayaan yang
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga,
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi,
perkawinan)
6. Sistem pengetahuan
Atau secara sederhana bisa dikatakan kebudayaan adalah segala sesuatu yang
dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat. (Horton dan
Hunt,1991:58).
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4
Copyright © Maret 2021
“Kebudayaan" mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan "masyarakat".
dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:
1. Alat-alat produktif.
2. Senjata.
3. Wadah.
7. Alat-alat transport.
Karsa "masyarakat" mewujudkan norma dan nilai-nilai sosial yang sangat perlu untuk
mengadakan tata tertib dalam pergaulan ke"masyarakat"an. Karsa merupakan daya upaya
manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di dalam
"masyarakat".
Untuk menghadapi kekuatan-kekuatan yang buruk, manusia terpaksa melindungi diri dengan
berbuat menentukan sikapnya jika mereka berhubungan dengan orang lain. Setiap orang,
Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi yang berarti kebiasaan orang seorang
itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan
menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin
GEGAR BUDAYA
Setiap orang pasti akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan bersosialaisasi ketika
berada dilingkungan yang baru pertama kali disinggahi dan ditempati, yang lebih familiar
disebut sebagai “ Culture Shock”. Istilah tersebut pertama kali dikenalkan oleh seorang
peneliti bernama Kelvero Obelg pada tahun 1995. Ia menemukan fakta bahwa setiap manusia
yang berpergian dan hidup di suatu Negara atau daerah dengan kebiasaan masyarakat yang
berbeda dengan kebiasaan masyarakat tinggal di tempat aslinya akan mengalami “gegar
budaya”. Seperti halnya penyakit Culture shock juga mempunyai penyebab, gejala, serta
cara-cara penyembuhannya. Demikian juga dengan apa yang pernah saya alami ketika
pertama-tama tinggal di pondok pesantren. Dengan lingkungan yang sangat jauh berbeda dan
dengan segala bentuk aktifitas yang beda pula dengan dirumah, saya mengalami kesulitan
untuk bisa berdaptasi dan bersosialaisasi dengan lingkungan yang ada. Hal ini menyebabkan
diri saya tidak nyaman saya rasakan sampai beberapa waktu kemudian.
Namun sebelumnya perlu sekiranya pembaca ketahui bahwa saya pernah tinggal di sebuah
Ponpes yang berada ditengah-tengah sebuah desa kecil Guyangan, tepatnya berada di sebelah
utara kota Pati Jawa Tengah, Raudlatul Ulum nama pesantrennya. Sebuah pesantren semi
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |6
Copyright © Maret 2021
modern yang masih konsisten mempelajari kitab-kitab klasik (ex. Tafsir hadist, dll) dan juga
tidak meninggalkan pelajaran-pelajaran umum (ex. Fisika, kimia, Mtk, dll) sebagai muatan
kurikulum dilembaga pendidikan formalnya. Pesantren ini juga sebuah pesantren yang tidak
pernah mendikotomikan ilmu yakni antara ilmu agama dan ilmu umum sebab semua ilmu
adalah ilmu agama. Oleh karena itu perlu dan penting bagi kita untuk mempelajari semua
ilmu.
Gegar budaya (culture shock) adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
atau jabatan yang diderita orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke
suatu daerah tertentu. Sebagaimana kebanyakan penyakit lainnya, gegar budaya juga
Gegar budaya ditimbulkan oleh kecemasan yang disebabkan oleh kehilangan tanda-tanda dan
Ketika Adi lulus sekolah menengah atas (SMA), Adi memutuskan untuk melanjutkan studi
ke Jawa Timur. Tujuan Adi datang ke daerah Pasuruan. Awalnya, ketika Adi datang di
Pasuruan, Adi merasa asing, terutama dalam pengucapan bahasa yang mereka pakai sehari-
hari. Dari budaya yang Adi anut, Adi memiliki latar belakang budaya orang Jawa Tengah.
Walaupun Adi memiliki latar belakang budaya Jawa Tengah, namun Adi telah lama dan
menetap di Sumatera Selatan, sehingga adat kebudayaan Adi telah banyak mengikuti orang-
Adi mampu berdialog dengan bahasa Jawa, namun bahasa yang dipakai Adi khas Jawa
Tengah. Ketika sampai di daerah Pasuruan, ia merasa tidak nyaman, karena ia merasa bahwa
ia merasa dikucilkan oleh rekan satu Kos-nya. Suatu ketika ada rekan satu kos Adi yang
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © Maret 2021
sakit, dengan dialog khas Jawa Tengah Adi bilang “nak enek konco seng sakit yo di tilik’i.
(kalo ada teman yang sakit ya dijenguk)”. Berhubung yang diajak berdialog orang Jawa
Timur mereka semua bingung. Yang mereka ketahui bahasa “menilik’i”(Jawa Tengah:
Dari contoh kasus di atas, jelas bahwa dalam sebuah komunikasi antar budaya terjadi sebuah
gangguan (noise). Sebenarnya apa yang hendak disampaikan benar, namun pada akhirnya
bahasa yang diucapkan memiliki arti yang berbeda dari makna yang diharapkan. Hal ini tentu
sangat dipengaruhi dengan adanya perbedaan antara kultur budaya pada suatu daerah tertentu.
Pada situasi yang demikian, Adi mengalami sebuah kejutan budaya. Kejutan budaya
mengacu pada reaksi psikologis yang dialami seseorang karena berada di tengah suatu kultur
yang sangat berbeda dengan kulturnya sendiri. Kejutan budaya ini sebenarnya normal.
Kebanyakan orang mengalami apabila memasuki kultur yang baru dan berbeda. Namun
Sebagian dari kejutan ini timbul karena perasaan terasing menonjol dan berbeda dari yang
lain. Bila kita kurang mengenal adat dan kebiasaan masyarakat baru ini, kita tidak dapat
berkomunikasi secara efektif. Kita akan cenderung melakukan kesalahan yang serius.
Menurut Dayakisni (2004:359), beberapa faktor yang menjadi pemicu gegar budaya
adalah :
b. Putusnya komunikasi antarpribadi baik pada tingkat yang disadari maupun tak
c. Krisis identitas, dengan pergi ke luar negeri seseorang akan kembali mengevaluasi
Pada tempat atau lingkungan baru, perilaku gegar budaya seseorang bisa dilihat sebagai
berikut :
c. Seberapa dini atau terlambat datang memenuhi janji, atau berapa lama harus berada di
sana.
dari keacuh-tak-acuhan.
(DeVito, 1997:492).
Para pakar psikologi, mengajukan dua formula untuk mengatasi atau paling tidak
2. Kedua, cara menghadapi gegar budaya dapat mengikuti model culture learning
sebagaimana yang digagas oleh Furnham dan Bochner. Inti model ini adalah individu
hanya memerlukan untuk belajar dan beradaptasi terhadap sifat-sifat pokok dari
Penyebab gegar budaya lainnya adalah perilaku rasional, irasional dan non rasional.
1. Perilaku rasional dalam suatu budaya didasarkan atas apa yang dianggap masuk
akal oleh suatu kelompok dalam mencapai tujuan –tujuan atau kepentingannya.
kelompok masyarakat (etnis, agama, partai, OKP dll). Kelompok budaya yang
subkultur seseorang. Berbagai peristiwa seperti Sambas, Sampit, Poso, Ambon, Aceh
Banyuangi bisa dikategorikan kedalam jenis ini, suatu ketika kita sadar mengapa
melakukan perilaku ini, dan para individu yang terlibat juga kadang tidak sadar dan
Faktor penting lainnya pemicu gegar budaya, manakala kita tidak memahaminya adalah
berpengaruh kuat atas sistem moral untuk menilai apa yang dianggap benar atau salah,
baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Suatu budaya diekspresikan
dalam tradisi, tradisi yang memberikan para anggotanya suatu rasa memiliki dalam suatu
keunikan budaya. Tradisi juga dimiliki oleh suatu organisasi sipil, militer, agama dan
Tradisi walaupun merupakan norma dan prosedur yang harus ditaati bersama, juga harus
budaya global.
“benturan budaya“, bila manager kosmopolitan yang multicultural tidak mampu mencermati
perobahan jaman. Mereka harus mampu menghargai dan mampu berkomunikasi dengan
kelompok budaya yang ada dalam wewenang manajerialnya. Tidak memaksakan sikap-sikap
(attitudes) dan pendekatan-pendekatan budaya yang dimilikinya terhadap orang lain. Sikap
menghargai budaya oranglain yang beda merupakan syarat kepemimpinan multi budaya
dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia sikap ini mutlak dimiliki bila tidak ingin
PERTEMUAN 3
IDENTITAS BUDAYA
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris “identity” yang memiliki pengertian harfiah; ciri,
tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu, sehingga
Identitas juga merupakan keseluruhan atau totalitas yang menunjukkan ciri-ciri atau keadaan
khusus seseorang atau jati diri dari faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang
Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok
Jadi, identitas budaya adalah suatu karakter yang melekat dalam suatu kebudayaan sehingga
bisa dibedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Atau dengan kata lain,
identitas budaya adalah rincian karakteristik atau ciri kebudayaan yang dimiliki sekelompok
orang yang kita ketahui batas-batasnya ketika dibandingkan dengan karakteristik atau ciri-ciri
Identitas budaya merupakan ciri yang ditunjukkan seseorang karena orang itu merupakan
anggota dari sebuah kelompok etnik tertentu. Itu meliputi pembelajaran tentang dan
penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa, agama, keturunan dari suatu kebudayaan (Liliweri,
2004: 87).
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2
Copyright © Maret 2021
Menurut Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, identitas budaya
merupakan adalah karakter khusus dari sistem komunikasi kelompok yang muncul dalam
situasi tertentu.
Identitas budaya adalah rincian karakteristik atau ciri-ciri sebuah kebudayaan yang dimiliki
oleh sekelompok orang yang diketahu batas- batasnya tatkala dibandingkan dengan
Juga berarti jika seseorang ingin mengetahu dan menetapkan identitas budaya, maka tidak
hanya menentukan karakteristik atau ciri-ciri fisik atau biologis semata, tetapi mengkaji
identitas kebudayaan sekelompok manusia melalui tatanan berfikir (cara berpikir, orientasi
berpikir), perasaan (cara merasa dan orientasi perasaan), dan cara bertindak
Kenneth Burke menjelaskan bahwa untuk menentukan identitas budaya itu sangat
menjelaskan sebuah kenyataan atas semua identitas yang dirinci kemudian dibandingkan.
mengikuti konsep penggunaaan bahasa, terutama untuk mengerti suatu kata secara denotative
atau konotatif.
Identitas budaya dapat diartikan sebagai suatu ciri berupa budaya yang membedakan suatu
bangsa atau kelompok masyarakat dengan kelompok yang lainnya. Setiap kelompok
masyarakat atau bangsa pasti memiliki budaya sendiri yang berbeda dengan bangsa lainnya.
Dalam hal ini, Indonesia yang memiliki berbagai macam suku bangsa juga memiliki berbagai
Budaya yang dimiliki oleh masing-masing kelompok tersebut tentunya memiliki ciri atau
tersebutlah yang membedakan budaya antar suku atau kelompok masyarakat di Indonesia.
SEJARAH KEBUDAYAAN
Sejarah kebudayaan suatu masyarakat merupakan batu sendi bagi kepentingan menganalisis
dan memahami kebudayaan Pada sebagian besar masyarakat kita, upaya untuk menelusuri
keturunan suatu keluarga dapat diketahui melalui "pohon keluarga" susunan perkawinan dari
suatu generasi kepada generasi berikut). Yang pasti penelusuran itu pun turut meng-
gambarkan nilai-nilai budaya, norma budaya dan perilaku indi vidu, nilai dan norma serta
perilaku kelompok budaya tertentu. Misalnya jika anda hendak berkomunikasi dengan orang
Indian di AS bagian selatan seperti Texas, Lousiana, New Mexico maka anda harus
mengetahui betapa mereka sangat anti pada orang luar, apalagi orang kulit putih, misalnya
White American.
Orang Indian umumnya merasa sakit hati karena selama lebih dari 450 tahun dijajah
oleh orang Spanyol (kulit putih). Di kota San Antanio, Texas, saya memasuki kompleks
swalayan "KK" dan menyaksikan betapa besarnya kebudayaan suku bangsa Aztek Di
swalayan itu ditampilkan kejayaan Aztek dalam karya-karya seni mereka mulai dari rumah
tangga, pa an dan ukiran, tenunan dan anyaman dll Dalam beberapa kebudayaan, catatan
masa lalu tentang sejarah kebudayaan mereka terekam dengan baik dalam buku namun yang
Kebudayaan Jawa sangat beruntung karena dikenal oleh orang Indonesia umumnya
mereka mempunyai catatan sejarah misalnya berbentuk prasasti dll. Mereka juga memiliki
peninggalan bersejarah seperti, candi- candi, masjid dan gereja tua, perkampungan tradisional
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4
Copyright © Maret 2021
yang sejarah kejayaan kebudayaan mereka masa Bahkan sebagai lambang pengikat di antara
suku bangsa.
melalui peninggalan nenek moyang terdahulu dapat menggambarkan kepada kita tentang
sikap, pengetahuan dan perilaku, termasuk perilaku komunikasi suku bangsa tersebut dengan
suku lain.
Identifikasi Sosial
Para anggota dari setiap budaya mempunyai suatu keunikan yang dijadikan sebagai identitas
sosial untuk menyatakan tentang siapa mereka dan mengapa mereka ada. Dengan kata lain ke
budayaan dapat mewakili suatu perilaku personal atau kelompok. Berbagai penelitian yang
dilakukan oleh Cattel (1951) tentang mental kelompok atau sintalitas menerangkan bahwa
orientasi individu cenderung tampil sebagai identitas kelompok. Secara historis, negara-
negara tetangga di Asia, terutama Cina, melihat Korea sebagai salah satu negara dari orang-
orang ramah di Timur. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa identitas sosial dapat terlihat
pada setiap orang dan kelompok dari suatu rumpun suku bangsa karena dalam komunikasi
Identitas budaya
Identitas adalah jati diri yang dimiliki seseorang yang ia peroleh sejak lahir hingga
melalui proses interaksi yang dilakukannya setiap hari dalam kehidupannya dan kemudian
membentuk suatu pola khusus yang mendefinisikan tentang orang tersebut. Sedangkan
Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sehingga Identitas Budaya memiliki
pengertian suatu karakter khusus yang melekat dalam suatu kebudayaan sehingga bisa
dibedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Dalam Lintas Budaya,
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © Maret 2021
setiap orang seharusnya memahami masing-masing budaya yang ada di sekitarnya sehingga
dapat beradaptasi ketika berada di kebudayaan yang berbeda. Identitas budaya memiliki
2) Pola yang terintegrasi dari pengetahuan manusia, keyakinan, dan perilaku, yang
bergantung pada kemampuan atau kapasitasnya dalam pemikiran secara simbolik dan
3) Seperangkat sikap, nilai – nilai, sasaran dan tindakan yang diyakini bersama, yang
kemudian menjadi ciri, sifat atau karakter dari sebuah organisasi atau kelompok.
1) Kepercayaan.
Kepercayaan menjadi faktor utama dalam identitas budaya, tanpa adanya kepercayaan
yang di anut maka tidak akan terbentuk suatu identitas budaya yang melekat pada suatu
kebudayaan. Biasanya kepercayaan ini muncul dari amanah para leluhur terdahulu yang
menyakini tentang suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh suatu budaya yang tentunya
berbeda antara budaya satu dengan budaya lainnya. Contohnya mempercayai tradisi pecah
telur pada saat resepsi pernikahan yang dipercaya sebagai salah satu tradisi penting
2) Rasa aman
Perasaan aman atau positif bagi penganut suatu kebudayaan menjadi faktor
terbentuknya identitas budaya, karena tanpa adanya rasa aman dari pelaku kegiatan budaya
maka tidak akan dilakukan secara terus menerus sesuatu yang dianggapnya negatif dan tidak
aman. Contohnya tidak ada kebiasaan menyakiti sesama karena dianggap saling menyakiti
3) Pola perilaku.
Pola perilaku juga menjadi faktor pembentuk identitas budaya, bagaimana pola
perilaku kita dimasyarakat mencerminkan identitas budaya yang kita anut. Dalam hal ini
biasa terjadinya diskriminasi terhadap orang-orang tertentu yang berprilaku kurang baik
menurut orang sekitarnya yang pada umumnya didalam budaya orang tersebut adalah sesuatu
mempengaruhi identitas budaya maupun yang berkaitan erat dengan identitas budaya yaitu :
a. Asimilasi budaya
Pengertian asimilasi budaya adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan
hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi
ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk
Golongan yang biasanya mengalami proses asimilasi adalah golongan mayoritas dan
beberapa golongan minoritas. Dalam hal ini, kebudayaan minoritaslah yang mengubah sifat
khas dari unsur-unsur kebudayaannya, dengan tujuan menyesuaikan diri dengan kebudayaan
Contoh dari asimilasi budaya adalah : Salah satu contoh proses asimilasi adalah
program transmigrasi yang dilaksanakan di Riau pada masa pemerintahan Orde Baru.
Program transmigrasi ini tidak hanya berhasil meratakan jumlah penduduk di berbagai pulau
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © Maret 2021
terutama diwilayah Riau. Hal ini terlihat dari banyaknya transmigran yang menghasilkan
b. Akulturasi budaya
Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila
suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari
suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
1. Identitas budaya yang tidak disengaja (ikut-ikutan terhadap budaya yang lebih dominan)
2. Pencarian identitas budaya. (melalui proses penjajakan, bertanya dan uji coba) Contoh:
biarawan/wati
3. Identitas budaya yang diperoleh. (contoh: internalisasi peran sebagai dosen, anggota TNI)
(aliran agama)
1. Tampak melalui tatanan berpikir, perasaan, dan cara bertindak pada sekelompok
orang tersebut.
3. Tampak melalui ciri-ciri khas (tubuh, pakaian, makanan, hasil kebudayaan, adat
istiadat).
- Individu hidup dalam lingkungan sosial oleh karena itu kepribadian individu dibentuk
• Perspektif Komunikasi.
- Identitas dibangun melalui interaksi dan komunikasi antara seorang pribadi dan
kelompok.
• Pendekatan Praktis.
1. Identitas budaya yang tidak disengaja (ikut-ikutan terhadap budaya yang lebih
dominan).
2. Pencarian identitas budaya (melalui proses penjajakan, bertanya dan uji coba).
Contoh: Biarawan/wati.
3. Identitas budaya yang diperoleh. Contoh: Internalisasi peran sebagai dosen, anggota
TNI.
(Aliran agama)
Adapun atribut identitas budaya menurut Daphne A. Jameson adalah sebagai berikut:
1. Identitas budaya dipengaruhi oleh hubungan dekat. Hubungan dekat seseorang dengan
seseorang dalam hidupnya dapat mengubah identitas budaya yang ia miliki. Misalnya,
agama.
3. Identitas budaya terkait erat dengan kekuasaan dan hak istimewa (privilege).
Komponen biologis budaya-ras, etnis, jenis kelamin, usia, terkadang membuat orang
perasaan positif, negatif, netral atau ambigu terhadap komponen identitas budaya
mereka sendiri. Ketika orang tersebut mendapatkan tanggapan yang negatif dari
budaya orang lain, beberapa kemungkinan bisa saja terjadi. Mulai dari mengubah cara
keadaan tertentu. Orang tersebut harus merasa sadar dengan komponen identitas
budaya mereka dan merasa nyaman untuk mendiskusikannya dengan orang lain.
Persepsi-diri tiap orang menyumbang pada penciptaan simbol, makna dan norma
budaya kelompoknya, baik secara spesifik (budaya berdasarkan kemampuan) maupun umum
(budaya nasional). Dengan demikian, identitas budaya bisa ditelusuri dari bentuk yang
individual, relasional, hingga komunal, bahkan nasional. Mengacu pada Kim, maka unit
analisisnya bisa dimulai dari level individual yang memiliki latar-belakang pengalaman yang
unik ke level nasional bahkan wilayah dunia (Timur dan Barat). Namun, jika mengacu pada
Hofstede, fokusnya adalah budaya nasional atau budaya etnis agar empat (lima) dimensi
budayanya bisa dibandingkan. Indonesia sebagai sebuah bangsa, dalam kategori Javidi &
Javidi merupakan bangsa Timur atau high-context culture menurut istilah Poter & Samovar.
Konsep-diri: Diri dipersepsi sebagai homogen dengan individu lain, bagian dari kelompok
dipandang kurang penting. Orang harus memelihara kelompok daripada diri. Kelompok
merupakan identitas sosial seseorang. Individu wajib menyesuaikan diri dengan norma dan
nilai, dan kesepakatan hubungan sosial berdasarkan hubungan antar orang. Budaya Being:
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |11
Copyright © Maret 2021
Konsep kelahiran, usia, latar belakang keluarga, jenjang dipandang lebih penting daripada
pencapaian. Dengan kata lain, siapa dia lebih penting daripada apa yang dilakukannya.
Karena itu, diperlukan cukup waktu untuk mendalami latar belakang seseorang sebelum
mempererat hubungan.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1
Copyright © Maret 2021
PERTEMUAN 4
kebudayaannya, misalnya antara suku bangsa, etnik, ras, dan kelas sosial.
yang membimbing perilaku manusia, dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya
sebagai kelompok.
kebudayaan, misalnya antarsuku bangsa, antaretnik dan ras, antarkelas sosial. (L. Rich dan
Dennis M. Ogawa dalam buku Larry A. Samovar dan Richard E. Porter Intercultural
Communication, A Reader).
antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda.
yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi dan kelompok
dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku
mempengaruhi interaksi ketika anggota dari dua kebudayaan yang berbeda berkomunikasi.
Komunikasi antarbudaya terjadi ketika pesan yang harus ditangkap dan dipahami, diproduksi
oleh anggota dari suatu budaya tertentu diproses dan dikonsumsi oleh anggota dari budaya
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2
Copyright © Maret 2021
yang lain. Jadi, komunikasi antarbudaya dapat didefinisikan sebagai komunikasi antarpribadi
yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang kebudayaan. (Liliweri, 2004: 9)
Selain Stewart, Hamid Mowland juga berpendapat bahwa komunikasi antar budaya
sebagai human flow across national boundaries. Asumsi tersebut merupakan sekelompok
manusia yang menyebrangi lintas budaya. Seperti adanya keterlibatan suatu konferensi
internasional di mana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu
sama lain.
Dengan kata lain, komunikasi antarbudaya ini akan terjadi ketika adanya komunikasi
antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda demi mencapainya suatu
tujuan komunikasi yang sama serta terjalin interaksi yang lancar pada hakekatnya.
Sedangkan menurut para ahli yang lain ada yang berpendapat seperti Sitaram (1970)
yang mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya merupakan seni untuk memahami dan
Berbeda halnya dengan Srnover dan Porter (1972) yang berpendapat bahwa
komunikasi antarbudaya terjadi manakala bagian yang terlibat dalam kegiatan komunikasi
tersebut mempunyai latar belakang budaya dan pengalaman yang berbeda. Latar belakang
bahwa komunikasi antar budaya ini merupakan komunikasi yang terjadi ketika kedua orang
atau lebih sedang proses berkomunikasi, untuk mencapai pemahaman, maupun pengertian
yang terjadi di antara khalayak yang berbeda kebudayaan. Oleh karena itu, kegiatan inilah
Dalam mencari kejelasan dan mengintegrasi berbagai konsep kebudayaan dalam komunikasi
3. Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan komunikasi antarbudaya baik secara verbal dan
nonverbal.
Dimensi pertama dalam komunikasi antarbudaya merujuk pada bermacam tingkatan lingkup
Dimensi kedua dalam komunikasi antarbudaya merujuk pada konteks sosial komunikasi
antarbudaya yang meliputi organisasi, pendidikan, akulturasi imigran, difusi inovasi, dan lain
sebagainya.
Pada dasarnya komunikasi didalam semua konteks sosial memiliki persamaan dalam unsur-
unsur dasar dan proses komunikasi, namun dengan pengaruh kebudayaan yang tercakup
dalam latar belakang pengalaman individu membentuk pola persepsi, pemikiran, penggunaan
pesan verbal dan perilaku nonverbal dan hubungan yang ada didalamnya.
Dimensi ketiga berkaitan dengan saluran komunikasi. Saluran tersebut dibagi atas saluran
dimensi ketiga ini mempengaruhi proses dari hasil keseluruhan proses komunikasi
antarbudaya. Ketiga dimensi ini dapat digunakan secara terpisah maupun bersamaan
(Senjaya, 2007:7.12-7.14).
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4
Copyright © Maret 2021
Meskipun komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang berbeda, namun
eksistensinya tidak dapat dipisahkan. Dalam pengertian terjadi hubungan timbal balik antara
ini sebagai berikut: “Budaya dan komunikasi berinteraksi secara erat dan dinamis. Inti
budaya adalah komunikasi, karena budaya muncul melalui komunikasi. Akan tetapi pada
gilirannya budaya yang tercipta pun mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya yang
bersangkutan. Hubungan antara budaya dan komunikasi adalah timbal balik. Budaya takkan
eksis tanpa komunikasi dan komunikasi pun takkan eksis tanpa budaya”.
Secara lebih spesifik, hubungan timbal balik antara komunikasi dan kebudayaan
1. Bangsa Indonesia terdiri dari puluhan bahkan ratusan suku, dan setiap suku tersebut
komunikasi.
2. Berbagai peraturan, norma dan etika yang mengikat suatu masyarakat (komunitas)
perlu dipelajari secara bersama, apalagi jika dalam komunitas tersebut terdiri dari
proses komunikasi. Budaya disosialisasikan dan diwariskan melalui proses komunikasi baik
menggunakan bahasa verbal maupun nonverbal. Hal ini terkait dengan fungsi komunikasi
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © Maret 2021
sebagai alat sosialisasi. Alat sosialisasi diartikan sebagai sosialisasi unsur-unsur kebudayaan
Secara etimologis istilah homofili berasal dari Bahasa Yunani “homoios” yang berarti
“sama”. Pengertian secara harfiah homofili berarti komunikasi dengan orang yang sama.
Homofili adalah suatu keadaan yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang
berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifat (attribute), seperti dalam kepercayaan, nilai,
pendidikan, status sosial, dan sebagainya. Prinsip Homofili adalah sejauh mana pasangan
yang berinteraksi itu mirip dalam ciri-ciri tertentu. Dalam suatu situasi orang-orang yang
saling berinteraksi yang komunikator bebas memilih seseorang dari sejumlah komunikan,
maka akan terdapat kecenderungan yang kuat untuk memilih komunikan yang lebih
menyamai si komunikator.
Menurut Lazarfeld dan Merton (1964:23) keberadaan perilaku homofili telah dicatat
setengah abad yang lalu oleh Tarde (1903:64): ‘’Hubungan sosial , saya ulang, lebih erat
antara orang-orang yang serupa satu sama lain dalam pekerjaan dan pendidikannya’’.
Homofili terjadi begitu sering karena komunikasi itu lebih efektif bila sumber dan penerima
sepadan.
dalamnya. Bila dua orang bertukar makna, kepercayaan yang sama dan bahasa yang mereka
pergunakan sama, komunikasi antar mereka cenderung lebih lancar. Hal tersebut di atas
sesuai dengan pendapat Homans yang mengemukakan bahwa : “lebih dekat kesamaannya
sejumlah orang dalam tingkatan sosial, lebih sering mereka berinteraksi satu sama lain”.
Komunikasi akan lebih sering terjadi ketika timbul banyak persamaan kepada orang yang
Homofili adalah derajat persamaan dalam beberapa hal tertentu seperti keyakinan,
nilai, pendidikan, status sosial dan lain-lain, antara pasangan-pasangan individu yang
sama pula terhadap sesuatu objek atau peristiwa. berdasarkan prinsip homofili, orang
cenderung untuk berinteraksi dengan individu-individu lain yang serupa dalam hal
Heterofili adalah derajat perbedaan dalam beberapa hal tertentu antara pasangan-pasangan
masalah-masalah dalam KAB. Tetapi tidak saja perbedaan, melainkan juga lebih penting lagi,
kesulitan untuk mengakui perbedaan yang menyebabkan masalah serius dan mengancam
kelancaran KAB. Maka kesadaran akan variasi kebudayaan, ditambah dengan kemauan untuk
kerangka atau matriks dimana komunikasi dapat terjadi. Dalam kaitan ini teori yang
dikemukakan oleh Grannovetter (1973) mengenai kekuatan dan ikatan-ikatan lemah (The
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © Maret 2021
dan perbedaan, antara hal-hal yang sudah dianggap biasa dengan sesuatu yang baru. Ada
suatu proposisi dasar yang menyatakan bahwa kekuatan pertukaran informasi pada
komunikasi (antara dua orang) mempunyai hubungan erat dengan derajat heterofili antara
mereka. Dengan kata lain, orang akan menerima hal-hal baru yang informasional justru
Menurut Rogert dan Kincaid, heterofili adalah derajat perbedaan dalam beberapa hal
tersebut, dapat juga dikemukakan suatu konsep tentang equifinality dalam “teori sistem” yang
menyatakan bahwa dalam suatu sistem tertentu manapun akan dapat dicapai tujuan yang
sama, walaupun telah dipergunakan titik tolak dan proses-proses yang berbeda. Demikian
pula dalam hubungan antar manusia, suatu gagasan yang tidak jauh berbeda menyebutkan
bahwa dua orang akan bertindak sama, meskipun mereka telah menerima atau mengalami
Mungkin dapat ditambahkan juga dalam kaitan ini pendapat dari Dood (1982) bahwa
macam dalam komunikasi atau hakekat suatu sistem sosial dapat mempengaruhi prinsip
dari Dodd), orang mencari individu-individu yang secara teknis lebih ahli yang dapat
menunjukkan derajat inovatif yang meningkat. Dengan catatan bahwa situasi heterofili
demikian dapat terjadi jikalau masih dalam cakupan perbedaan yang tidak terlalu besar atau
Toleransi terhadap perbedaan ini dimungkinkan, karena dalam hubungan dua orang
yang secara sempurna homofilik, pengetahuan keduanya tentang inovasi akan sama sajaa
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |8
Copyright © Maret 2021
Sehingga keadaan ideal dalam perolehan informasi ialah heterofili dalam hal pengetahuan
status sosial ekonomi). Maka bila perbedaan-perbedaan disadari atau diakui potensi
titik tolak dari asumsi yang paling dasar dari komunikasi antar budaya, yaitu kebutuhaan
komunikasi.
Kesamaan dalam berkomunikasi dapat diibaratkan dua buah lingkaran yang bertindih
satu sama lain. Daerah yang bertindih itu disebut kerangka pengalaman (field of experience),
yang menunjukkan adanya antara A dan B dalam hal tertentu, misalnya bahasa atau simbol
Dari ilustrasi diatas, kita dapat menarik empat prinsip dasar komunikasi, yaitu:
1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang sama antara
2. Jika daerah tumpang tindih (the field of experience) menyebar menutupi lingkaran A
dan B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, makin besar kemungkinannya
3. Tetapi kalau daerah tumpang tindih ini makin mengecil dan menjauhi sentuhan kedua
terjadi sangat terbatas. Bahkan besar kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu
4. Kedua lingkaran ini tidak akan bisa saling menutup secara penuh (100%) karena
dalam konteks komunikasi antarmanusia tidak pernah ada manusia diatas dunia ini
yang memiliki perilaku, karakter, dan sifat – sifat yang persis sama (100%), sekalipun
Berdiam lebih berdekatan satu sama lain terhadap orang-orang yang memiliki banyak
persamaan.
Seterusnya komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan
berada dalam keadaan homofili. Jika antara komunikator dan komunikan terdapat persamaan
dalam pengertian, sikap, dan bahasa, maka komunikasi di antara mereka itu akan lebih
efektif. Terlebih lagi, kesamaan antara orang-orang itu menimbulkan kemungkinan untuk
berkomunikasi, dan kemudian pada gilirannya lebih besar kemungkinan komunikasi menjadi
lebih berarti.
Kebanyakan orang menyenangi interaksi dengan orang yang benar-benar sama dalam
Homofili dan komunikasi efektif sering memperkuat satu sama lain. Lebih sering
berkomunikasi, lebih besar kemungkinan untuk menjadi homofili. Lebih bersifat homofili,
Penduduk yang lebih mempunyai homofili akan memudahkan bagi change agent ataupun
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |10
Copyright © Maret 2021
opinions leader yang hanya sedikit usaha diperlukan dibandingkan dengan penduduk yang
mempengaruhi sikap dan perilaku individu lain terhadap proses keputusan inovasi, baik
individu maupun kelompok. Change Agent adalah individu atau kelompok yang memiliki
Dalam suatu sistem, homofili dapat menjadi rintangan bagi lajunya pembaharuan yang
cepat ide-ide baru biasanya masuk melalui anggota-anggota masyarakat yang statusnya lebih
tinggi dan lebih bewenang. Jika terdapat homofili yang bertaraf tinggi, orang-orang elite ini
terutama berinteraksi dengan sesamanya, hanya sedikit saja penemuan baru yang sampai pada
penduduk non-elite.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Rogers dan Svenning berkesimpulan bahwa
desa-desa tradisional di Columbia ditandai oleh homofili dalam penyebaran antara pribadi
(interpersonal diffusion) yang bertaraf lebih tinggi. Hanya bila norma-norma desa menjadi
Santi Prya Bose telah mengadakan penelitian pada tahun 1967 di India menjumpai
adanya homofili yang bertaraf sangat tinggi pada penduduk desa di India berdasarkan kasta,
pendidikan, dan ukuran kebun yang dimiliki. Tetapi dekat Calcuta kasta tidak begitu penting
Dengan demikian ciri yang pasti dalam hubungan dengan homofili ini variasi dengan
Selanjutnya hasil penelitian Everett M. Rogers dan Dilip K. Bhowmik menyatakan bahwa :
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |11
Copyright © Maret 2021
“sistem yang lebih tradisional ditandai oleh derajat homofili yang lebih tinggi dalam
komunikasi antar pribadi dan kalau norma-norma desa yang menjadi lebih modern menjadi
Bila dua orang murid SMA yang sama-sama berstatus pelajar bertemu dalam sebuah
pengalaman yang telah mereka alami maka komunikasi menjadi efektif dikarenakan mereka
mengalami homophilous (keadaan dalam kondisi homofili). Namun pembahasan antara dua
orang yang berinteraksi dalam homofili ini hanya seputar masalah yang diketahui saja.
Bila kalangan elit berinteraksi dengan kalangan non-elit, keduanya merasa kurang nyaman,
karena perbedaan derajat yang berbeda jauh. Kalangan non elit akan merasa minder atau
kurang percaya diri dikarenakan merasa memiliki pengetahuan yang lebih rendah dibanding
kalangan elit. Kalangan elit pun akan merasa tidak nyaman berinteraksi dengan orang yang
PERTEMUAN 5
MEMAHAMI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
1. Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan
mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Secara umum dipercaya bahwa
orang berperilaku sedemikian rupa sebagai hasil dari cara mereka mempersepsikan dunia
yang sedemikian rupa pula. Perilaku ini dipelajari sebagai bagian dari pengalaman budaya
mereka (Porter dan Samovar, dalam Mulyana dan Rakhmat, 1993:27). Persepsi [perception]
merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling
penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat
“berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan.
Persepsi harus dibedakan dengan sensasi [sensation].
2. Proses Verbal
Proses verbal tidak hanya meliputi bagaimana berbicara dengan orang lain, namun juga
kegiatan-kegiatan internal berpikir dan pengembangan makna bagi kata-kata yang
digunakan.
Proses-proses ini secara vital berhubungan dengan proses pemberian makna saat
melakukan komunikasi antarbudaya: Bahasa verbal dan pola pikir.
Bahasa Verbal
Istilah bahasa dalam bahasa Indonesia, sama dengan language, dalam bahasa Inggris,
taal dalam bahasa Belanda, sprache dalam bahasa Jerman, lughatun dalam bahasa Arab
dan bahasa dalam bahasa Sansekerta. Istilah-istilah tersebut, masing-masing mempunyai
aspek tersendiri, sesuai dengan pemakainya, untuk menyebutkan suatu unsur kebudayaan
yang mempunyai aspek yang sangat luas, sehingga merupakan konsep yang tidak mudah
didefinisikan.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2
Copyright © Maret 2021
Pola Pikir
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |3
Copyright © Maret 2021
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat
hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu adalah:
1. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.
2. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia
3. Untuk menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
Bagaimana mempelajari bahasa? Menurut para ahli, ada tiga teori yang
membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa.
Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang ahli
psikologi behavioristik yang bernama Burrhusm Frederic Skinner (1957). Teori ini
menekankan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan
istilah S-R. teori ini menyatakan bahwa jika satu organism dirangsang oleh stimuli dari luar,
orang cenderung akan member reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh
orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain.
Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam Chomsky.
Menurutnya kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang
dibawa dari lahir.
Teori ketiga disebut Mediating theory atau teori penengah. Dikembangkan oleh
Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan
kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima
dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya. (Hafied
Cangara, 2007:99-102).
Berikut adalah sejumlah kata Malaysia lain bersama sinonimnya dalam bahasa
Indonesia, yang dapat menimbulkan kesalah pahaman:
Kasut Sepatu
Mangga Kunci gembok
Padang letak kereta Tempat parkir mobil
Pejabat Gedung, kantor
Percuma Gratis
Pintu kecemasan Pintu darurat
Pusing-pusing Berkeliling, berputar-putar
Sehala Satu arah, satu jalur
Seronok Bagus, menyenangkan, meriah
Tambang Ongkos
Tandas WC
Tewas Kalah
Beberapa fakta, frase atau kalimat Malaysia yang terkadang terdengar di Indonesia
sebenarnya hanya lelucon, sekedar main-main, artinya memang tidak digunakan di negara itu,
seperti laskar tak berguna (pensiunan); hentak-hentak bumi (jalan di tempat); pasukan
awang-awang (angkatan udara); pasukan basah kuyup (angkatan laut); polisi lalu-
lalang (polisi lalu-lintas); rumah sakit korban lelaki (rumah sakit bersalin); setubuh
bumi (tiarap); pasukan bergayut (penerjun payung); surat rayuan (surat lamaran); dan bilik
termenung (WC). Menurut Ahmad Fadzil Yassin, kawan lama saya di Malaysia, lelucon
bahasa Malaysia itu dulu dibuat oleh orang-orang Indonesia yang tidak senang kepada
Malaysia, sebagai akibat konfrontasi Indonesia-Malaysia. (Deddy Mulyana, 2005:273-274).
b) Kata
Kata merupakan unti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambing yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi,
kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada
pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan
langsung hanyalah kata dan pikiran orang. (Agus M. Hardjana, 2003:24).
menggunakan bahasa, misalnya ketika kita berupaya berkomunikasi dengan orang yang sama
sekali tidak memahami bahasa kita yang membuat frustasi ; ketika kita sulit menerjamahkan
suatu kata, frase atau kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain; ketika kita harus menulis
lamaran atau diwawancarai dalam bahasa inggris untuk memperoleh pekerjaan yang bagus.
Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang ,objek dan
peristiwa. Setiap orang mempunyai nama untuk identifikasi sosial. Orang juga dapat
menamai apa saja, objek-objek yang berlainan,termasuk perasaan tertentu yang mereka
alami. Penanaman adalah dimensi pertama bahasa dan basis bahasa pada awalnya dilakukan
manusia sesuka mereka yang lalu menjadi konvensi. (Deddy Mulyana 2005:242).
Menurut Larry L. Barker dalam buku (Deddy Mulyana, 2005:243) bahasa memiliki
tiga fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi. Penamaan
atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan atau orang dengan
menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi menekankan
berbagai gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan
dan kebingungan. Melalui bahasa,informasi dapat disampaikan kepada orang lain. Anda juga
menerima informasi setiap hari, sejak bangun tidur hingga anda tidur kembali, dari orang
lain, baik secara langsung atau tidak (melalui media massa misalnya).
3. Proses Nonverbal
Proses-proses nonverbal merupakan alat utama untuk bertukar pikiran dan gagasan,
namun proses ini sering diganti dengan proses nonverbal, yang biasanya dilakukan melalui
gerak isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, dan lain-lain. Lambang-lambang tersebut dan
respon-respon yang ditimbulkannya merupakan bagian dari pengalaman budaya. Budaya
mempengaruhi kita dalam mengirim, menerima dan merespon lambang-lambang tersebut.
Hammer (dalam Liliweri, 2003:14) mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya
memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai salah satu kajian dalam ilmu komunikasi, karena :
Secara teoritis memindahkan fokus dari suatu kebudayaan kepada kebudayaan yang
dibandingkan. Membawa konsep aras makro kebudayaan ke aras mikro kebudayaan.
Menghubungkan kebudayaan dengan proses komunikasi.
Membawa perhatian kita kepada peranan kebudayaan yang mempengaruhi perilaku.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © Maret 2021
Secara sederhana, pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.
Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter (1991), komunikasi non verbal mencakup
semua rangsangan kecuali rangsangan verbal dalam suatu setting komunikasi, yang
dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai
pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang
disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan;
kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpamenyadari bahwa pesan-pesan tersebut
bermakna pada orang lain.
Dalam proses non verbal yang relevan dengan komunikasi antar budya terdapat tiga
aspek yaitu; perilaku non verbal yang berfungsi sebagai bahasa diam, konsep waktu dan
penggunaan dan pengaturan ruang.
Sebenarnya sangat banyak aktivitas yang merupakan perilaku non verbal ini, akan
tetapi yang berhubungan dengan komunikasi antar budaya ini biasanya adalah sentuhan.
Sentuhan sebagai bentuk komunikasi dapat menunjukkan bagaimana komunikasi non verbal
merupakan suatu produk budaya. Di Jerman kaum wanita seperti juga kaum pria biasa
berjabatan tangan dalam pergaulan sosial; di Amerika Serikat kaum wanita jarang berjabatan
tangan. Di Muangthai, orang-orang tidak bersentuhan (berpegangan tangan dengan lawan
jenis) di tempat umum, dan memegang kepala seseorang merupakan suatu pelanggaran
sosial.
Suatu contoh lain adalah kontak mata. Di Amerika Serikat orang dianjurkan untuk
mengadakan kontak mata ketika berkomunikasi. Di Jepang kontak mata seringkali tidak
penting. Dan beberapa suku Indian Amrika mengajari anak-anak mereka bahwa kontak mata
dengan orang yang lebih tua merupakan tanda kekurangsopanan. Seorang guru sekolah kulit
putih di suatu pemukiman suku Indian tidak menyadari hal ini dan ia mengira bahwa murid-
muridnya tidak berminat bersekolah karena murid-muridnya tersebut tidak pernah melihat
kepadanya.
Sebagai suatau komponen budaya, ekspresi non verbal mempunyai banyak persamaan
dengan bahasa. Keduanya merupakan sistem penyandian yang dipelajari dan diwariskan
sebagai bagian pengalaman budaya. Lambang-lambang non verbal dan respon-respon yang
ditimbulkan lambang-lambang tersebut merupakan bagian dari pengalaman budaya – apa
yang diwariskan dari suatu generasi ke generasi lainnya. Setiap lambang memiliki makna
karena orang mempunyai pengalaman lalu tentang lambang tersebut. Budaya mempengaruhi
dan mengarahkan pengalaman-pengalaman itu, dan oleh karenanya budaya juga
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |9
Copyright © Maret 2021
mempengaruhi dan mengarahkan kita: bagaiman kita mengirim, menerima, dan merspon
lambang-lambang non verbal tersebut.
Konsep Waktu
Konsep waktu suatu budaya merupakan filsafatnya tentang masa lalu, masa sekarang,
masa depan, dan pentingnya atau kurang pentingnya waktu. Kebanyakan budaya Barat
memandang waktu sebagai langsung dan berhubungan dengan ruang dan tempat. Kita terikat
oleh waktu dan sadar akan adanya masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
Sebaliknya, sukuIndian Hopi tidak begitu memperhatikan waktu. Mereka percaya bahwa
setiap hal – apakah itu manusia, tumbuhan, atau binatang memiliki sistem waktunya sendiri-
sendiri.
Waktu merupakan komponen budaya yang penting. Terdapat banayak perbedaan
mengenai konsep ini antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya dan perbedaan-
perbedaan tersebut mempengaruhi komunikasi.
Penggunaan Ruang
Cara orang menggunakan ruang sebagai bagian dalam komunikasi antar-personal
disebut proksemika (proxemics). Proksemika tidak hanya meliputi jarak antara orang-orang
yang terlibat dalam percakapan, tetapi juga orientasi fisik mereka. Kita mungkin tahu bahwa
orang-orang Arab dan orang-orang Amerika Latin cenderung berinteraksi lebih dekat kepada
sesamanya daripada orang-orang Amerika Utara. Penting disadari bahwa orang-orang dari
budaya yang berbeda mempunyai cara-cara yang berbeda pula dalam menjaga jarak ketika
bergaul dengan sesamanya. Bila kita berbicara dengan orang berbeda budaya, kita harus
dapat memperkirakan pelanggaran-pelanggaran apa yang bakal terjadi, menghindari
pelanggaran-pelanggaran tersebut, dan meneruskan interaksi kita tanpa memperlihatkan
reaksi permusuhan. Kita mungkin mengalami perasaan-perasaan yang sulit kita kontrol; kita
mungkin menyangka bahwa orang lain tidak tahu adat, agresif, atau menunjukkan nafsu seks
ketika orang itu berada pada jarak yang dekat dengan kita, padahal sebenarnya tindakannya
itu merupakan perwujudan hasil belajarnya tentang bagaimana menggunakan ruang, yang
tentu saja dipengaruhi oleh budayanya.
Kita juga cenderung menentukan hierarki sosial dengan mengatur ruang. Duduk di
belakang meja sambil berbicara dengan seseorang yang sedang berdiri biasanya merupakan
tanda hubungan atasan-bawahan, dan orang yang duduk itulah atasannya. Perilaku yang
serupa juga dapat digunakan untuk menunjukkan ketidaksetujuan, kekurangajaran, atau
penghinaan, bila orang melanggar norma-norma budaya. Kesalahpahaman mudah terjadi
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |10
Copyright © Maret 2021
ketika seseorang dari kebudayaan lain memegang tangan mereka dengan ramah, menepuk
belakang dan lain-lain. Ini menunjukkan – derajat keintiman: fungsional/profesional, sosial
dan sopan santun, ramah tamah dan baik budi, cinta dan keintiman, dan daya tarik seksual.
4. Proksemik, studi tentang hubungan antar ruang, antar jarak, dan waktu berkomunikasi,
sebagaimana dikategorikan oleh Hall pada tahun 1973, kecenderungan manusia menunjukkan
bahwa waktu orang berkomunikasi itu harus ada jarak antarpribadi, terlalu dekat atau terlalu
jauh. Makin dekat artinya makin akrab, makin jauh arinya makin kurang akrab.
5. Kronemik, adalah studi tentang konsep waktu, sama seperti pesan non verbal yang lain maka
konsep tentang waktu yang menganggap kalu suatu kebudayaan taat pada waktu maka
kebudayaan itu tinggi atau peradaban maju. Ukuran tentang waktu atau ketaatan pada
waktukemudian menghailkan pengertian tentang orang malas, malas bertnggungjawab, orang
yang tidak pernah patuh pada waktu.
6. Tampilan, apperance – cara bagaimana seorang menampilakn diri telah cukup menunjukkan
atau berkolerasi sangat tinggi dengan evaluasi tentang pribadi. Termasuk di dalamnya
tampilan biologis misalnya warna kulit, warna dan pandangan mata, tekstur dan warna
rambut, serta struktur tubuh. Ada stereotip yang berlebihan terhadap perilaku seorang dengan
tampilan biologis. Model pakaian juga mempengaruhi evaluasi kita pada orang lain. Dalam
sebagian masyarakat barat, jas dan pakaian formal merefleksikan profesionalisme, karen itu
tidak terlihat dalam semua masyarakat.
7. Posture, adalah tampilan tubuh waktu sedang berdiri dan duduk. Cara bagaimana orang itu
duduk dan berdiri dapat diinterpretasi bersama dalam konteks antarbudaya. Kalau orang Jawa
dan orang Timor (Dawan) merasa tidak bebas jika berdiri tegak di depan yang orang yang
lebih tua sehingga harus merunduk hormat, sebaliknya duduk bersila berhadapan dengan
orang yang lebih tua merupakan sikap yang sopan.
8. Pesan-pesan paralinguistik antarpribadi adalah pesan komunikasi yang merupakan
gabungan anatara perilaku verbal dan non verbal. Paralinguistik terdiri dari satu unit suara,
atau gerakan yang menampilkan maksud tertentu dengan makna tertentu. Paralinguistik juga
berperan besar dalam komunikasi antarbudaya. Contoh, orang Amerika yang berbicara terlalu
keras acapkali oleh orang eropa dipandang terlalu agresif atau tanda tidak bersahabat. Orang
Inggris yang berbicara pelan dan hati-hati dipahami sebagai sekretif bagi Amerika.
9. Simbolisme dan komunikasi non verbal yang pasif – beberapa di antarnya adalah simbolisme
warna dan nomor. Di Amerika Utara, AS dan Canada, warna merah menunjukkan peringatan,
daya tarik seks, berduka, merangsang. Sedangkan warna kuning menggambarkan kesenangan
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |12
Copyright © Maret 2021
dan kegembiraan. Warna biru berarti adil, warna bisnis sehingga dipakai di perkantoran.
Warna hitam menunjukkan kematian, kesengsaraan, dosa, kegagalan dalam bisnis dan seksi.
Sebaliknya warna merah di Brazil adalah yang menunjukkan jarak penglihatan, hitam
melambangkan kecanggihan, kewenangan, agama dan formalitas.
Dilihat dari fungsinya,perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi.Paul Ekman
dalam Mulyana (2007) menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat
dilukiskan dengan perilaku mata, yakni sebagai :
- Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan symbol yang memiliki kesetaraan dengan
simbol verbal. Kedipan dapat mengatakan,”Saya tidak sungguh-sungguh.”illustrator.
Pandangan ke bawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
- Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka.Memalingkan muka
menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.Penyesuai.Kedipan mata yang cepat meningkat
ketika orang berada dalam tekanan.Itu merupakan respon tidak disadari yang merupakan
upaya tubuh untuk mengurangikecemasan.
- Affect Display. Pembesaran manik mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan
emosi.Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang.
Lebih lanjut lagi Mulyana (2007) merumuskan,dalam hubungannya dengan perilaku
verbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut.
- Perilaku nonverbal dapat mengulagi perilaku verbal,misalnya anda menganggukan kepala
ketika anda mengatakan “ya,”atau menggelengkan kepala ketika mengatakan “tidak,” atau
menunjukan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.
- Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal.Misalnya Anda melambaikan
tangan seraya mengucapkan “Selamat Jalan,” “Sampai jumpa lagi,ya,” atau “Bye bye,”;atau
anda menggunakan gerakan tangan ,nada suara yang ninggi,atau suara yang lambat ketika
Anda berpidato hadapan khalayak.Isyarat nonverbal demikian itulah yang disebut affect
display.
- Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal,jadi berdiri sendiri,misalnya Anda
menggoyangkan tangan Anda dengan telapak tangan mengarah ke depan (sebagai pengganti:
kata “Tidak”)ketila seorang pengamen mendatangi mobil tau Anda menunjukkan letak ruang
dekan dengan jari tangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun,kepada seorang mahasiswa
baru.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |13
Copyright © Maret 2021
perzinahan dengan seorang pekerja asal India dan dinyatakan bersalah karena ia
menggelengkan kepalanya ketika ia ditanya oleh jaksa dan hakim.Dalam sidang itu Kartini
tidak didampingi penterjemah,sementara kemampuan berbahasa Arabnya pu ala
kadarnya.Semua pertanyaan dijawabnya dengan gelengan kepala yang berarti “tidak”,padahal
di Negara itu gelengan kepala berarti “ya”.
Di banyak Negara,orang yang duduk sambil menegakkan kepala dihadapan orang
yang berbicara berarti memperhatikan si pembicara.Di Australia,pembicara akan
menyangkan Anda kecapekan atau mengantuk bila Anda memejamkan mata Anda.Akan
tetapi,orang Jepang yang tampak tertidur –mata terpejam dan kepala menunduk-ketila
pebisnis asing sedang melakukan presentasi,sebenarnya sedang menyimak presentasi tersebut
dengan sungguh-sungguh.
Postur Tubuh dan Posisi kaki
Postur tubuh sering bersifat simbolik.Beberapa postur tubuh tertentu diasosiasikan
dengan status sosial dan agama tertentu.Selama berabad-abad rakyat tidak boleh berdiri atau
duduk lebih tinggi daripada (kaki) raja atau kaisarnya.Mereka harus berlutut atau bahkan
bersujud untuk menyembahnya.Penaganut Shinto di Jepang berlutut di depan altar di luar
rumah sebelum mereka membuat sajian dan berdoa.Paus Yohanes Paulus II yang memimpin
umat katolik sedunia lazim bersujud mencium bumi begitu ia turun dari pesawat dalam
lawatan internasionalnya.Orang Islam secara rutin menampilkan perilaku serupa,sebagai
bagian dari salat mereka,namun sering di dalam ruangan daripada di luar ruangan.
Cara berdiri atau duduk juga sering dimaknai secara berbeda di tiap Negara.tamu
harus menundukkan kepala ketika bertemu dengan Dalai Lama di Tibet,jangan menatap
matanya,jangan menyentuhnya,dan baru bicara setelah Dalai Lama bicara.
Status seseorang juga dapat terlihat lewat cara meletakkan tangannya ketika berdiri
dan berbicara dengan orang lain.Di Negara kita,orang yang berbicara dengan merapatkan
kedua tangannya (telapak tangan menghadap ke dalam) dan meletakkannya di depan
selangkangannya hampir bisa dipastikan adalah orang yang jabatannya lebih rendah daripada
orang yang berdiri dengan meletakkankedua tangannya di samping atau di belakang
punggungnya.Perhatikanlah situasi semacam ini ketika para pejabat Negara berkumpul di
istana,sehabis pelantikan pejabat tinggi misalnya.
Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata
Para dramawan, pelatih tari Bali, dan pembuat topeng di negara kita paham benar mengenai
perubahan suasana hati dan makna yang terkandung dalam ekspresi wajah, seperti juga
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |16
Copyright © Maret 2021
pengarah, pemain, dan penari Kabuki di Jepang. Masuk akal bila banyak orang menganggap
perilaku nonverbal yang paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya
pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata-kata.
Anda bisa membuktikan sendiri bahwa ekspresi wajah, khususnya mata, paling
ekspresif. Cobalah anda saling memandang dengan orang lain, baik dengan pria atau dengan
wanita. Anda pasti takkan kuat memandangnya terus-menerus. Anda kemungkinan akan
tersenyum atau tertawa, atau melengos. Perilaku mata sedemikian penting dalam budaya
Korea sehingga orang Korea mempunyai kata khusus (nuichee) untuk menekankan
pentingnya perilaku itu. Orang Korea percaya bahwa mata adalah jawaban “sebenarnya”
mengenai apa yang dirasakan dan dipikirkan seseorang.
Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, fungsi pengatur,
untuk memberi tahu orang lain apakah anda akan melakukan hubungan dengan orang itu atau
menghindarinya. Kedua, fungsi ekspresif, memberi tahu orang lain bagaimana perasaan anda
terhadapnya. Pria menggunakan lebih banyak kontak mata dengan orang mereka sukai,
meskipun menurut penelitian, perilaku ini kurang ajeg dikalangan wanita.
Ekspresi wajah merupakan perilaku nonverbal utama yang mengekpresikan keadaan
emosional seseorang. Sebagian pakar mengakui, terdapat beberapa keadaan emosional yang
dikomunikasikan oleh ekspresi wajah yang tampaknya dipahami secara universal
: kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, keterkejutan, kemarahan, kejijikan, dan minat.
Ekspresi-ekspresi wajah tersebut dianggap “murni”, sedangkan keadaan emosional lainnya
(misalnya : malu, rasa berdosa, bingung, puas) dianggap “campuran”, yang umumnya lebih
bergantung pada interpretasi. Sedikit kekecualian atau variasi memang harus diantisipasi.
Misalnya –seperti lazimnya- orang Amerika menunjukkan keterkejutan dengan mulut
ternganga dan alis yang naik, sedangkan orang-orang Eskimo, Tlingit, dan Brazil
menunjukkan hal yang sama dengan menepuk pinggul mereka.
Secara umum dapat dikatakan bahwa makna ekspresi wajah dan pandangan mata tidaklah
universal, melainkan sangat dipengaruhi oleh budaya. Lelaki dan perempuan mempunyai cara
berbeda dalam hal ini. Perempuan cenderung lebih banyak senyum daripada lelaki, tetapi
senyuman mereka sulit ditafsirkan. Dalam suatu budaya pun terdapat kelompok-kelompok
yang menggunakan ekspresi wajah secara berbeda dengan budaya dominan. Pearson, West,
dan Turner melaporkan bahwa dibandingkan dengan pria, wanita menggunakan lebih banyak
ekspresi wajah dan lebih ekspresif, lebih cenderung membalas senyum dan lebih tertarik
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |17
Copyright © Maret 2021
kepada orang lain yang tersenyum. Ekspresi wajah boleh sama, namun maknanya mungkin
berbeda.
Sentuhan
Sentuhan, adalah perilaku nonverbal yang multimakna, dapat menggantikan seribu kata.
Kenyataannya sentuhan ini bisa merupakan tamparan, pukulan, cubitan, senggolan, tepukan,
belaian, pelukan, pegangan (jabatan tangan), rabaan hingga sentuhan lembut sekilas.
Sentuhan kategori terakhirlah yang sering diasosiasikan dengan sentuhan. Konon, menurut
orang muda, seseorang dapat merasa seperti terkena strum ketika disentuh oleh lawan
jenisnya yang disenanginya. “And when I touch you I feel happy inside” kata John Lennon
dan Paul McCartney. Itu sebabnya Islam punya aturan ketat mengenai sentuh-menyentuh di
antara lelaki dan perempuan untuk menghindari konsekuensinya yang menjurus pada
perbuatan negatif.
Menurut Heslin, terdapat lima kategori sentuhan, yang merupakan suatu rentang dari yang
sangat impersonal hingga yang sangat personal. Kategori-kategori tersebut adalah sebagai
berikut.
gumaman, desahan, dan sebagainya. Setiap karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi
dan pikiran kita. Suara yang terengah-engah menandakan kelemahan, sedangkan ucapan yang
terlalu cepat menandakan ketegangan, kemarahan, atau ketakutan. Riset menunjukkan bahwa
pendengar mempersepsi kepribadian komunikator lewat suara. Tidak berarti bahwa persepsi
mereka akurat; alih-alih mereka memperoleh persepsi tersebut berdasarkan stereotip yang
telah mereka kembangkan. Wanita dengan suara basah (misalnya sebagai penyiar radio)
dipersepsi lebih feminim dan lebih cantik daripada wanita tanpa suara basah. Sedangkan pria
dengan nada suara tinggi atau melengking dianggap kewanita-wanitaan. Padahal boleh jadi
wanita bersuara basah berlebihan berat badan dan pria bersuara melengking adalah petinju
kelas berat. Salah satu kelebihan lagu-lagu kelompok Peterpan yang populer pada dekade
pertama abad ke-21 di Indonesia adalah karena suara penyanyinya, Ariel, dianggap seksi,
terutama oleh kaum wanita penggemarnya.
Penampilan fisik
Perhatian pada penampilan fisik tampaknya universal. Sekitar 40.000 tahun yang lalu orang-
orang purba menggunakan tulang untuk dijadikan kalung dan hiasan tubuh lainnya. Bukti-
bukti arkeologis menunjukkan bahwa sejak saat itu orang-orang sangat peduli dengan tubuh
mereka. Mereka mengecatnya, mengikatkan sesuatu padanya, dan merajahnya untuk terlihat
cantik.
Setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu busananya
(model, kualitas bahan, warna), dan juga ornament lain yang dipakainya, seperti kaca mata,
sepatu, tas, jam tangan, kalung, gelang, cincin, anting-anting, dan sebagainya. Seringkali
orang memberi makna tertentu pada karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti
bentuk tubuh, warna kulit, model rambut, dan sebagainya. Di Amerika orang menghargai
wanita yang tinggi dan ramping. Di Jepang wanita yang kecil justru paling menarik. Tetapi di
Cina secara tradisional kecantikan wanita justru diasosiasikan dengan gaya rambut sederhana
(dengan satu atau dua kepang) yang tidak berusaha menarik perhatian dengan selendang
berwarna-warni, perhiasan atau make-up.
Busana
Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan (tertulis atau tidak), nilai kenyamanan, dan
tujuan pencitraan, semua itu mempengaruhi cara kita berdandan. Bangsa-bangsa yang
mengalami empat musim yang berbeda menandai perubahan musim itu dengan perubahan
cara mereka berpakaian. Pada musim dingin dengan udara di bawah 0 derajat Celcius
misalnya, tidak ada orang yang hanya mengenakan T-shirt dan celana pendek di luar rumah.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |19
Copyright © Maret 2021
Banyak subkultur dan komunitas mengenakan busana yang khas sebagai simbol
keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut. Orang mengenakan jubah atau jilbab sebagai
tanda keagamaan dan keyakinan mereka. Dibanyak negara seperti Jepang dan Meksiko, juga
di Indonesia, pakaian seragam amat populer. Polisi, tentara dan anak sekolah senang
berpakaian seragam untuk menunjukkan afiliasi kelompok.
Tanpa memperhatikan dengan sungguh-sungguh bagaimana budaya mempengaruhi
komunikasi, termasuk komunikasi nonverbal dan pemaknaan terhadap pesan nonverbal
tersebut, kita bias gagal berkomunikasi dengan orang lain. Kita cenderung menganggap
budaya kita, dan bahasa nonverbal kita sebagai standar dalam menilai bahasa nonverbal
orang dari budaya lain. Bila kita langsung berkesimpulan tentang orang lain berdasarkan
perilaku nonverbalnya yang berbeda itu, maka kita terjebak dalam etnosentrisme
(menganggap budaya sendiri sebagai standar dalam mengukur budaya orang lain).
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1
Copyright © Maret 2021
PERTEMUAN 6
Dari berbagai penelitian yang dilakukan maka diketahui bahwa telah terjadi beragam
variasi penerapan prinsip-prinsip teori “Kaidah Peran”. Beberapa isu yang menonjol
misalnya:
Ada beberapa pendektan ilmu komunikasi yang sering digunakan untuk menerangkan
interaksi antar budaya, yakni:
2. Teori Pertukaran. Inti teori ini mengatakan bahwa hubungan antarpribadi bisa
diteruskan dan dihentikan. Makin besar keuntungan yang diperoleh dari hubungan
antarpribadi maka makin besar peluang hubungan tersebut diteruskan. Sebaliknya
makin kecil keuntungan yang diperoleh, maka makin kecil peluang hubungan tersebut
diteruskan.
Berger (1982) menyatakan bahwa salah satu dari fungsi utama komunikasi adalah
fungsi informasi yaitu untuk mengurangi tingkat ketidakpastian komunikator dan
komunikan. Setiap individu memiliki keinginan yang kuat untuk memperoleh informasi
tertentu tentang pihak lain.
5. Interogasi
6. Membuka diri
EMIC (EMIK)
Pendekatan Emic memfokuskan pada pengkajian budaya dari dalam, pada pemahaman
budaya ketika anggota-anggota dari budaya memahami kebudyaan mereka.
ETIC (ETIK)
Sebaliknya, pendekatan Etic memfokuskan pada memahami budaya dari luar dengan
membandingkan budaya-budaya yang menggunakan karakteristik yang telah ditetapkan
sebelumnya.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |3
Copyright © Maret 2021
Pada prinsipnya dalam penelitian yang menggunakan perspektif ini maka peneliti
“menjadikan dirinya” sebagai bagian dari kebudayaan yang dia teliti, atau dengan kata lain,
peneliti bertindak sebagai partisipan penuh karena dia masuk dalam suatu struktur budaya
tertentu.(Liliweri, 2001:34)
Dalam penelitian berperspektif subjektif ini biasanya peneliti akan menolak masukan
variabel kebudayaan lain ke dalam Kebudayaan yang sedang diteliti. Oleh karena itu, para
peneliti yang menggunakan perspektif ini kerap kali mendapat kritik karena gambaran yang
diberikan tentang kebudayaan yang ditelitinya terlalu sedikit.
Pendekatan subjektif pun sering mengkritik peneliti yang menarik kesimpulan tentang
suatu budaya tertentu berdasarkan ukuran-ukuran yang berlaku pada kebudayaan lain.
Dalam penelitian yang menggunakan perspektif objektif ini seorang peneliti akan
menggunakan dua pendekatan kebudayaan yang berbeda terhadap objek tertentu. Penggunaan
perbedaan kebudayaan dilakukan untuk menunjukkan dimensi dan variabilitas kebudayaan
dan untuk menunjukkan bahwa teori-teori komunikasi antar budaya tidak dimaksudkan untuk
meneliti perbedaan budaya.
Berikut adalah tabel yang dapat memudahkan kita untuk memahami perbedaan perspektif
subjektif/emik dengan perspektif objektif/etik dalam komunikasi antar budaya.
EMIK ETIK
penelitian
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4
Copyright © Maret 2021
tersebut
Hambatan umum antar pribadi yang terjadi dalam komunikasi meliputi Hambatan
Internal, dan Hambatan Eksternal dalam artian :
1. Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang
terkait kondisi fisik dan psikologis.
Contohnya, jika seorang mengalami gangguan pendengaran maka ia akan
mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan
(depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
2. Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait
dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya.
Contohnya, suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi
tidak berjalan lancar.
Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan salah
pengertian.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © Maret 2021
Kita sering melihat dua orang sahabat bertengkar hebat hanya karena masalah sepele.
Banyak suami istri yang bercerai, padahal mereka saling mencintai, hanya karena ego dan
tidak mau saling memahami. Organisasi bisa hancur dan pecah karena anggotanya tidak
kompak. Dua pihak berseteru karena merasa yang paling benar. Semuanya itu berpangkal
dari masalah komunikasi.
Komunikasi adalah hal yang sangat penting ketika kita mulai berhubungan dengan
orang lain. Kesuksesan dan kegagalan dalam hidup ini sebenarnya adalah karena faktor
komunikasi. Perang dan perdamaian ada juga karena faktor komunikasi. Semuanya
berhubungan dengan komunikasi. Komunikasi ibarat poros yang menjadi inti dari semua
kegiatan yang ada di bumi.
Seperti yang sudah dicontohkan, komunikasi tidak selalu berjalan lancar. Ada faktor-
faktor yang membuat komunikasi dua pihak menjadi bermasalah. Faktor-faktor tersebut
dinamakan hambatan-hambatan komunikasi. Hambatan-hambatan komunikasilah yang
menyebabkan dua pihak berseteru. Hambatan-hambatan komunikasi juga menyebabkan
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |6
Copyright © Maret 2021
perang dunia . Berikut ini merupakan hambatan-hambatan komunikasi Menurut Leonard R.S.
dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel .
1. Perbedaan Persepsi
Setiap orang memiliki kemampuan yang tidak sama dalam hal mengartikan sebuah
pesan atau ungkapan. Ada orang yang mengartikan bentakan seseorang sebagai sebuah
ketegasan. Namun, ada juga orang yang mengartikan bentakan tersebut sebagai sebuah
kekejaman dan tindak kekerasan. Perbedaan persepsi inilah yang menjadi alasan mengapa
dua pihak terlibat konflik. Kadang, perkataan yang sama bisa diartikan beda bila disampaikan
pada orang yang berbeda. Setiap orang bisa mengartikan sebuah garis lurus sebagai tiang
bendera , namun orang yang lainnya bisa mengartikan sebuah garis lurus tersebut sebagai
tanda seru. Padahal, sama-sama garis lurus.
2. Budaya
Perbedaan budaya juga menjadi salah satu penghambat dalam komunikasi, terlebih bila
masing-masing pihak tidak mengerti bahasa yang dipergunakan. Meskipun demikian, hal ini
bukanlah masalah besar, tidak sebesar alasan nomor satu karena bisa diakali dengan cara
menggunakan bahasa simbol atau saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
3. Karakter Dasar
Karakter dasar manusia pada dasarnya ada 4, yaitu koleris, melankolis, plegmatis, dan
sanguinis. Keempatnya memiliki karakter yang berseberangan. Koleris adalah karakter kuat
yang kadang suka menyinggung perasaan. Melankolis adalah karakter yang lembut dan
perasa. Sanguinis adalah karakter yang santai. Plegmatis adalah karakter yang suka
mengalah. Bayangkan bila keempat karakter ini dipertemukan dalam sebuah komunitas, apa
yang akan terjadi? Perbedaan karakter inilah yang memang kadang-kadang menjadi
penghambat komunikasi.
4. Kondisi
Kondisi saat berkomunikasi dengan kawan bicara juga menjadi sebab kesalahpahaman
terjadi. Bisa saja saat komunikasi antara dua pihak sedang terjadi, pihak pertama sedang
dalam kondisi yang tidak enak. Akibatnya, kondisi yang tidak enak tersebut mempengaruhi
cara menangkap pesan dari kawan bicara sehingga terjadilah kesalahpahaman. Bila sudah
tahu hambatan-hambatan yang ada pada komunikasi, kita akan tahu cara mengatasinya.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © Maret 2021
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses
berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan,
suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan
telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang
kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi
tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi
tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi
satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan
yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para
karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli
dengan gagasan seorang manajer.
Hambatan Komunikasi atau yang juga dikenal sebagai Communication Barrier
adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif.
Contoh dari hambatan komunikasi antabudaya adalah kasus anggukan kepala, dimana
di Amerika Serikat anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti
sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya
berarti bahwa orang tersebut mendengarkan.
Memahami secara jelas dan komprehensif berbagai hambatan dalam komunikasi antarbudaya
adalah jembatan ke arah perwujudan komunikasi antarbudaya yang efektif.
Secara teoritik terdapat beberapa hambatan yang ditemui dalam komunikasi antarbudaya,
yaitu :
Perbedaan budaya ini lebih “kental” terasa pada aspek sistem kepercayaan, pandangan
hidup tentang dunia, dan organisasi sosial. Ketiga unsur tersebut sangat kuat
mempengaruhi kebudayaan masyarakat.
2. Hambatan Perbedaan Persepsi dan Sikap
Menurut John R. Weinburg dan William W. Wilmot, Persepsi adalah cara
memberi makna.
Menurut Rudolph F. Verderber, Persepsi adalah menafsirkan informasi
inderawi.
Menurut J. Cohen, Persepsi yaitu interpretasi bermakna atas sensasi sebagai
representasi objek eksternal, pengetahuan yang tampak yang ada di luar diri.
Berbekal persepsi ini, partisipan komunikasi akan memilih apa yang diterima atau
menolak suatu pesan. Persepsi yang sama akan memudahkan dan melancarkan komunikasi
(Purwasito, 2003:172).
Hambatan prasangka negatif terhadap kelompok mencakup tiga tipe prasangka, yaitu :
Steorotip adalah salah satu bentuk prasangka yang menghambat komunikasi antarbudaya
dalam hubungannya dengan ras, etnik, kelompok agama/kepercayaan, berkulit hitam/putih.
Komunikasi antarbudaya lebih banyak terjadi pada wilayah komunikasi antarpribadi.
Beberapa hambatan yang seringkali ditemui dalam proses komunikasi antarpribadi adalah :
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |10
Copyright © Maret 2021
a. Hambatan Sosio-Antro-Psikologis.
1. Hambatan sosiologis
Dalam kehidupan masyarakat terjadi dua jenis pergaulan yaitu gemeinschaft dan
gesellschaft. Perbedaan jenis pergaulan tersebutlah yang menjadikan perbedaan
karakter sehingga kadang-kadang menimbulkan perlakuan yang berbeda dalam
berkomunikasi.
2. Hambatan antropologis
Hambatan ini terjadi karena perbedaan pada diri manusia seperti dalam postur,
warna kulit, dan kebudayaan.
3. Hambatan psikologis
Umumnya disebabkan komunikator dalam melancarkan komunikasi tidak
mengkaji dulu diri dari komunikan
Hambatan ini menyangkut bahasa yang digunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaannya pada komunikan
c. Hambatan Mekanis.
Tidak empati artinya tidak merasakan apa yang dirasakan orang lain
Tidak jujur artinya sering menyembunyikan pikiran dan pendapat
2. Sikap tidak suportif
Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain seperti mengecam
Kontrol artinya berusaha membantu orang lain, mengendalikan perilakunya,
mengubah sikap, pendapat dan tindakannya
Strategi artinya penggunaan tipuan-tipuan atau manipulasi untuk
mempengaruhi orang lain
Netralitas artinya memperlakukan orang lain tidak sebagai personal
meainkan sebagai objek
Superioritas artinya sikap lebih tinggi lebih baik dari pada orang lain karena
status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan, kecantikan atau
ketampanan.
Kepastian artinya ingin menang sendiri dan melihat pendapatnya sebagai kebenaran
mutlak yang tidak dapat diganggu gugat
d. Hambatan Ekologis.
Setiap daerah memiliki budayanya masing-masing. Dalam satu Negara saja, seperti
negara kita Indonesia, terdapat beragam budaya yang tumbuh dan berkembang dan menjadi
ciri khas setiap daerah. Seperti kita ketahui, manusia perlu berkomunikasi dengan manusia
lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai mahluk sosial. Dengan begitu
komunikasi lintas budaya tidak dapat dihindarkan.
Komunikasi lintas budaya merupakan komunikasi yang dilakukan oleh dua atau lebih
orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Budaya disini mengacu pada pola
prilaku, kepercayaan, dan adat istiadat di daerah asal pelaku komunikasi. Proses penyampaian
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |12
Copyright © Maret 2021
pesan yang dilakukan dalam komunikasi lintas budaya bisa secara lisan, tulisan, maupun
simbol tertentu yang telah disepakati.
Dengan adanya berbadaan budaya, akan memeperngaruhi persepsi, cara berpikir, juga
bahasa yang digunakan individu yang bersangkutan. Sehingga dalam pelaksanaannya
komunikasi lintas budaya seringkali menemukan hambatan, contohnya perbedaan persepsi
akibat perbedaan bahasa. Misalnya dalam bahasa Sunda kata “atos” berarti “sudah”,
sedangkan dalam bahasa Jawa kata “atos” berarti “keras”. Berikut ini akan Pakar Komunikasi
paparkan 5 hambatan komunikasi lintas budaya.
1. Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan sikap keyakinan atau kepercayaan bahwa budaya sendiri lebih
unggul dari budaya lain. Bahkan cenderung memandang rendah budaya lain, dan tidak mau
mengakui keunikan budaya lain sebagai suatu ciri khas dari kelompok lain. Entnosentrisme
memandang dan mengukur budaya lain berdasarkan budaya sendiri, dan jika tidak sejalan
maka dianggap berlawanan dan berbahaya sebab berpotensi mencemari budaya sendiri.
Hal ini dapat mengakibatkan adanya pembatasan pergaulan dengan individu yang memiliki
budaya yang berbeda. Contohnya kecenderungan orang Indonesia yang mengganggap budaya
‘barat’ yang vulgar berlawanan dengan budaya ‘timur’ yang santun. Hal tersebut
menimbulkan ketakutan akan tercemarnya budaya lokal oleh budaya asing, sehingga
pergaulan dengan orang barat akan dibatasi.
2. Stereotipe
Stereotipe adalah sikap yang menggeneralisasi atau menyamaratakan sekelompok orang,
tanpa mempertimbangkan kepribadian atau keunikan masing-masing individu. Stereotipe
mengelompokkan individu berdasarkan keanggotaan individu dalam suatu kelompok dan
tidak memandang individu dalam kelompok tersebut sebagai individu yang unik.
Karakteristik individual mereka diabaikan, dianggap homogen.
Kecenderungan untuk membagi dunia kedalam dua kategori yaitu ‘aku’ dan ‘mereka’. Ketika
informasi yang dimiliki mengenai ‘mereka’ kurang, maka timbul kecenderungan untuk
mengganggap ‘mereka’ sebagai homogeny (disamaratakan).
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |13
Copyright © Maret 2021
Kecenderungan untuk sedikit mungkin melakukan kerja kognitif dalam berpikir tentang
orang lain, sehingga menimbulkan persepsi selektif terhadap orang-orang disekitar dan
membuat informasi yang kita terima tidak akurat.
Stereotipe bersifat negatif, sikap ini dapat menghambat berjalannya proses komunikasi lintas
budaya yang efektif dan harmonis. Contoh sikap stereotipe misalnya anggapan bahwa orang
berkacamata itu pintar, atau orang padang itu pelit, sedangkan orang batak itu kasar, dan
semacamnya. Dengan stereotipe tersebut, bisa saja timbul permasalahan, misalnya stereotipe
menganai orang pandang itu pelit, bisa saja membuat orang padang yang bersangkutan
merasa tersinggung dan akhirnya timbul konflik.
3. Rasialisme
Rasialisme adalah prilaku diskriminatif, tidak adil dan semena-mena terhadap RAS
tertentu. Bukan saja dapat menghambat terjadinya komunikasi lintas budaya, prilaku ini
bahkan dapat menimbulkan konflik berkepanjangan. Berbeda dengan sikap rasis, rasialisme
merujuk pada gerakan sosial atau politik yang mendukung teori rasisme. Fokus dari
rasialisme adalah kebanggaan ras, identitas politik, atau segregasi rasial. Contoh rasialisme
misalnya bangsa Jerman yang merasa dirinya lebih unggul dari bangsa lain, semasa Jerman
berada di bawah kepemimpinan Hitler. Contoh lain di Indonesia adalah konflik anti-tionghoa
yang pernah terjadi sekitar tahun 1998an, dimana terjadi pengusiran besar-besaran dan
bahkan pembantaian terhadap ras tionghoa.
4. Prasangka
Prasangka adalah persepsi yang keliru terhadap seseorang atau kelompok lain. Konsep
prasangka mirip dengan streotipe, bahkan dikatakan bahwa prasangka merupakan
kunsekuensi dari adanya streotipe. Menurutt Richard W. Brislin, prasangka merupakan sikap
tidak adil, menyimpang, dan intoleran terhadap orang atau kelomopok lain. Prasangka pada
umumnya bersifat negatif, adanya prasangka dapat membuat seseorang memandang rendah
dan bahkan memusuhi orang atau kelompok lain.
Hadirnya prasangka berpotensi menghambat komunikasi lintas budaya yang terjadi antara
pemilik prasangka dengan orang atau kelompok target prasangka. Sebab belum apa-apa,
seseorang telah memiliki pemikiran negatif terhadap lawan bicara. Hal ini akan membuat
komunikasi lintas budaya yang dilakukan tidak efektif. Contoh prasangka misalnya
prasangka terhadap ras, suku, atau agama tertentu.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |14
Copyright © Maret 2021
Sebenarnya prasangka pasti selalu muncul dalam pemikiran/ perasaan setiap individu. Setiap
orang pasti akan lebih suka berkomunikasi dengan orang-orang yang memiliki kesamaan
tertentu dengan dirinya dibanding dengan orang lain yang tidak dikenalnya. Namun
perbedaan wujud prasangka tersebut akan menentukan seberapa besar hambatan komunikasi
yang terjadi. Ketika hanya sebatas pada pemikiran, mungkin seseorang hanya akan menjauhi
kelompok lain pada saat tertentu saja, namun ramah di saat yang lain. Tapi jika wujud
prasangka tersebut hingga ranah prilaku ekstrem seperti diskriminasi, akan membatasi
peluang dan akses terhadap kelompok lain akibatnya komunikasi akan sulit dilakukan.
5. Jarak Sosial
Jarak sosial berbicara tentang kedekatan antar kelompok secara fisik atau sosial. Jarak sosial
berbeda dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, jarak sosial mengacu pada perbedaan
tingkat peradaban antar kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, buka perbedaan
kekayaan, kekuasaan, atau ilmu pengetahuan. Pelapisan sosial membagi individu dalam
kelompok-kelompok secara hierarkis (vertical). Sedangkan jarak sosial membagi individu
individu dalam suatu kelompok secara horizontal, berdasarkan peradaban.
Jarak peradaban ini muncul karena adanya perbedaan kemajuan ilmu pengatahuan dan
teknologi. Misalnya jarak sosial antara peradaban modern di kota seperti Jakarta dimana
segala hal sudah di digitalisasi secara online dengan peradaban di pedalaman papua yang
masih mengandalkan cara manual. Kedua daerah tersebut bisa jadi terpisah jarak 100 tahun,
meskipun berada di zaman yang sama.
Adanya jarak sosial ini dapat menghambat terjadinya komunikasi lintas budaya. Seperti
misalnya ketika ditempat lain telah bisa melakukan komunikasi secara online yang lebih
cepat dan mudah, maka untuk komunikasi dengan orang di wilayah yang jarak sosialnya
sangat jauh, seseorang harus datang dan berbicara tatap muka secara langsung yang tentunya
akan memakan waktu lama juga biaya yang mahal.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |15
Copyright © Maret 2021
6. Persepsi
Persepsi merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mencoba mengetahui dan
memahami orang lain. Persepsi merupakan filter yang digunakan oleh seseorang ketika
berhubungan dengan kebudayaan yang berbeda. Persepsi negatif dapat berdampak buruk
bagi kefektifan komunikasi lintas budaya.
7. Sikap
Sikap merupakan hasil evaluasi dari berbagai aspek terhadap sesuatu. Sikap menimbulkan
rasa suka atau tidak suka. Sikap seseorang terhadap budaya lain, menentukan prilakunya
terhadap budaya tersebut. Sikap negatif terhadap budaya lain akan menyebabkan komunikasi
lintas budaya sulit berhasil.
8. Atribusi
Atribusi merupakan proses identifikasi penyebab prilaku orang lain yang dilakukan oleh
seseorang untuk menetapkan posisi dirinya. Kebudayaan lain, akan diidentifikasi berdasarkan
kebudayaannya sendiri. Apabila atribut yang dimiliki kebudayaan lain berbeda, maka
kebudayaan lain dapat dipandang negatif.
9. Bahasa
Bahasa merupakan sebuah kombinasi dari system simbol dan aturan yang menghasilkan
berbagai pesan dengan arti yang tak terbatas. Antara budaya yang satu dengan yang lainnya,
bahasa menjadi pembeda yang sangat signifikan. Kata yang sama bisa memiliki arti yang
berbeda, kesalahan penggunaan bahasa bisa jadi sangat fatal akibatnya.
10. Paralinguistik
Paralinguistik merupakan gaya pengucapan seseorang, meliputi tinggi rendahnya suara,
tempo bicara, atau dialek. Budaya yang berbeda memiliki paralinguistic yang berbeda,
misalnya orang solo yang berbicara pelan dan lambat berbeda dengan orang medan yang
berbicara dengan lantang dan cepat.
11. Misinterpretation
Misinterpretation atau salah tafsir merupakan kesalahan penfsiran yang umumnya disebabkan
oleh persepsi yang tidak akurat. Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan persepsi mengenai
intonasi suara, mimic wajah, dkk.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |16
Copyright © Maret 2021
12. Motivasi
Motivasi disini berkaitan dengan tingkat motivasi lawan bicara dalam melakukan komunikasi
lintas budaya. Motivasi yang rendah akan menjadi hambatan komunikasi lintas budaya.
13. Experiantial
Experiental atau pengalaman hidup tiap individu berbeda, dan hal tersebut akan
mempengaruhi persepsi serta cara pandang seseorang terhadap sesuatu.
14. Emotional
Emotional disini berkaitan dengan emosi pelaku komunikasi. Jika emosi komunikan sedang
buruk, komunikasi lintas budaya tidak akan dapat berjalan dengan efektif.
15. Competition
Competiton atau kompetisi terjadi ketika komunikan berkomunikasi sembari melakukan
kegiatan lain, misalnya sedang menyetir, menelopon, atau lainnya. Hal ini menyebabkan
komunikasi lintas budaya tidak akan berjalan secara maksimal.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |17
Copyright © Maret 2021
TUGAS 1
Mencari perbedaan Komunikasi Antar Budaya Lokal dan dibuat analisa atau kajian mengenal
perbedaan Komunikasi Antar Budaya tersebut.
Contoh :
Perbedaan tatanan Komunikasi dalam Budaya Jawa dan Budaya Minang. Aturan – aturan
yang diperbolehkan dan mana yang tidak.
Ketentuan Tugas :
5. Cover mencantumkan logo BSI, nama kelompok disertai NIM, kelas dan cabang
Kampus.
PERTEMUAN 9
DEFINISI
Pola budaya merupakan suatu sistem kepercayaan dan nilai yang terintegrasi yang bekerja
sama untuk menyediakan suatu model yang terpadu, jika tidak selalu konsisten, dalam
melihat dunia. Pola tersebut berkontribusi tidak hanya pada cara kita melihat dan berpikir
mengenai dunia ini, namun juga pada bagaimana kita hidup di dunia ini. Samovar
(2010:227).
ASAL ISTILAH
Konsep Pola Budaya atau Cultural Pattern pertama kali dikenalkan oleh Ruth
Bennedict (1934) yang menyatakan bahwa kebudayaan merupakan cara-cara yang menjadi
dasar kehidupan manusia yang ditampilkan melalui karakteristik kebudayaan yang unik.
Keunikan itu dimunculkan oleh individu karena secara psikologis manusia dipengaruhi oleh
sekelompok orang tertentu yang telah membuat konfigurasi khusus dari kebudayaan mereka
adalah segala rangkaian dari unsur-unsur yang menjadi ciri-ciri yang paling menonjol dalam
suatu kebudayaan, yang selanjutnya dapat dipakai untuk mengenal pula pola prilaku, yaitu
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2
Copyright © Maret 2021
wujud yang mantap dari suatu rangkaian tampilan perilaku manusia atau golongan orang
Antroplog Hall memberikan cara efektif untuk mengamati perbedaan dan persamaan
budaya dalam persepsi dan komunikasi. Hall mengelompokkan budaya sebagai Budaya
Cultural (LCC).
Bagi Hall, konteks merupakan “informasi mengenai suatu kejadian; yang tidak dapat
masuk dan keluar ‘dari dan ke’ sekeliling mereka. Menurut Edward T Hall, sebuah
kebudayaan yang memiliki derajat kesulitan yang tinggi dalam mengkomunikasikan pesan
disebut High Context Cultural (HCC), sebaliknya kebudayaan yang memiliki derajat
kesulitan yang rendah dalam mengkomunikasikan pesan disebut Low Context Cultural
(LCC).
Para anggota kebudayaan HCC sangat mengharapkan agar kita menggunakan cara-cara
yang lebih praktis sehingga mereka dapat mengakses informasi secara cepat. Hal ini
dikarenakan kebudayaan HCC umumnya bersifat implisit, dimungkinkan hal itu sudah ada
Sebaliknya, para anggota kebudayaan LCC sangat mengharapkan agar kita tidak perlu
karena kebudayaan LCC ini umumnya eksplisit maka cukuplah informasi secara garis besar
Dalam budaya konteks-tinggi (HCC) –Amerika, Indian, Amerika Latin, Jepang, Arab,
Cina, Korea- arti dari informasi yang dipertukarkan selama interaksi tidak harus
dikomunikasikan lewat kata-kata. Alasannya adalah karena sifat masyarakat yang homogen.
Menurut Hofstede, budaya konteks-tinggi lebih sering ditemukan pada budaya tradisional.
waspada terhadap lingkungan sekitar mereka dan dapat menyatakan serta mengartikan
Beberapa Aplikasi HCC dan LCC menurut Stella Ting Toomey (1988) :
• HCC mengalami kesulitan memisahkan antara isu dan siapa yang menyebarkan
• LCC memandang relasi antarpribadi dalam tugas bersifat formal dan impersonal
• HCC menganggap relasi antarpribadi dalam tugas lebih sebagai bagian dari relasi
• LCC tidak menyukai informasi yang cenderung tidak dimengerti, karena utamanya
adalah rasionalitas
• HCC tidak terlalu menyukai sesuatu yang terlalu rasional, kerena kecenderungannya
informasi secara verbal dan bersifat formal, langsung, tatap muka dan tanpa basa-basi
langsung ke tujuan
• HCC gaya komunikasinya kurang formal, didominasi non verbal dan sering
• LCC cenderung melakukan negosiasi yang bersifat linear dan logis dalam
menyelesaikan masalah
• LCC lebih mengutamakan informasi tentang seorang individu, harus lengkap tidak
agama)
• HCC lebih menekankan kehadiran seorang individu dengan dukungan faktor sosial,
tidak peduli siapa dia, kerja apa karena yang penting adalah loyalitas kelompoknya.
informasi tidak akan sampai dari komunikator kepada komunikan. Banyak hal yang
menentukan bagaiamana cara kita berkomunikasi. Saat berkomunikasi. Dalam sebuah proses
komunikasi, seseorang harus mampu menerjemahkan informasi, ide atau apa yang
dirasakanya melalui kata, ekspresi wajah dan gerakan tubuh. Setelah merubah makna dirubah
menjadi perilaku kemudian penerima harus menerjemahkan kode perilaku tersebut kembali
pada makna awal. Inilah yang dinamakn proses decoding - encoding. Hasil dari komunikasi
Low Context Communication merupakan sebuah cara atau sistem yang digunakan
dimana makna dalam pesan tersebut bersifat eksplisit. sifat ekspilisit ini akan membuat
penerima pesan lebih mudah menangkap makna ari pesan yang disampaikan. Low context
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |6
Copyright © Maret 2021
Amerika dan Jerman. Diterapkan pada budaya modern yang menginginkan komunikasi yang
efektif, cepat dan tepat. Singkatnya, mencapai tujuan mereka untuk mendapatkan dan
merupakan komunikasi yang menggunaan penyampaian makna secara implisit. Edward Hall
menyatakan bahwa dalam komunikasi konteks tinggi sebagian besar makna terletak pada
konteks fisik atau non-verbal, yang meliputi ekspresi wajah, nada suara dan gerak tubuh.
hingga komunikan mampu menerjemahkan dan menangkap makna yang tepat. Komunikasi
dengan cara ini digunakan untuk menjaga kesopanan, malu atau untuk menguji sebuah ikatan.
intuitive komunikan. Namun, mereka lambat untuk berubah dan perlu waktu dalam rangka
Apakah orang indonesia masuk kepada kategori Low Context Communication atau
Communication. Hal ini disebabkan oleh pengaruh budaya dan adat istiadat serta norma yang
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © Maret 2021
ada di Indonesia yang mana dalam berbicara masyarkat harus mengedepankan rasa saling
menghormati dan sopan santun. Kebiasaan ini telah diajarkan baik oleh budaya dan agama
mayoritas di Indonesia. Sebagai contohnya, kita bisa melihat dalam percakapan kita sehari-
hari misal, saat ada teman yang berkunjung ke rumah pada malam hari dan dirasa terlalu
larut, biasanya kita berpura-pura bertanya "ini jam berapa sih?" untuk mengingatkan waktu
Dalam kondisi tertentu, konteks komunikasi yang digunakan bisa berubah. Misalkan
pada saat terburu-buru maka orang akan cenderung menyampaikan pesan secara eksplisit
agar lawan bicaranya mudah memahami supaya cepat mengambil tindakan. Namun, hal ini
tidak akan berlangsung tetap di Indonesia, tentu saja budaya sopan santun disini masih
dijunjung tinggi, sehingga tidak mudah untuk merubah kebiasaan komunikasi masyarakat.
Selama masyarakat masih memegang teguh budaya dan norma leluhur maka perubahan
konteks komunikasi ini tidak akan terjadi. Sebaliknya, apabila budaya mulai luntur, maka
bisa saja perubahan konteks komunikasi ini terjadi tetapi lamban. Bahasa merupakan aset
kebudayaan, dari sana kita dapat mengetahui ciri budaya suatu bangsa. Maka dari itu, bahasa
dapat diartikan sebagai sarana komunikasi antara sesama manusia dan mahluk lainnya.
Manusia adalah mahluk sosial, mahluk komunal dan mahluk yang saling membutuhkan satu
dengan lainnya. Terkadang, saat bersosialisasi kita tidak memahami pesan yang disampaikan
oleh lawan bicara, entah karena takut tersinggung atau tidak tahu kalimat atau istilah tepat
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |8
Copyright © Maret 2021
untuk melisankan maksud. Adapula, seseorang saat bersosialisasi dengan lawan bicaranya,
selalunyablak , ceplas - ceplos tanpa peduli perasaannya. Contoh : Gaya bicara Presiden SBY
yang begitu santun nan elok didengar dan Gaya bicara Ali Sadikin yang sekenanya, sehingga
banyak menyinggung orang. Dari pemaparan ciri gaya bicara diatas, dapat digolongkan
menjadi dua kelompok. yaitu : - Gaya Bicara High Context - Gaya Bicara Low Context Gaya
Bicara Dan Peradaban Peradaban adalah memiliki berbagai arti dalam kaitannya
dengan masyarakat. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat
yang “kompleks”: dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman,
berbanding dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah peradaban akan disusun dalam
beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial. Sedangkan Bangsa adalah
sekelompok masyarakat yang menghuni suatu wilayah luas, memiliki hukum, adat dan
golongan High Context dalam hal gaya bicara atau komunikasi. Ini bisa dilihat dari latar
bicara wajib diperhatikan. Lain halnya dengan USA, latar belakang negara itu adalah Indian
yang hobi bergolak satu sama lain saat memperebutkan sesuatu. Gaya Bicara High Context
Menurut Prof. Tjipta Lesmana seorang gubes Ilmu Politik, dari segi konteks komunikasi,
Soekarno, Habibie, dan Gus Dur tergolong rendah. Sebaliknya, Soeharto, Megawati
Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tergolong tinggi (high context). Dari
perspektif komunikasi politik, SBY mirip Soeharto. Untuk lebih jelasnya, seperti berikut. -
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |9
Copyright © Maret 2021
Pengambilan keputusan (decision making) terhadap suatu hal cenderung lamban dan di
perlambat, bukan maksud untuk mengulur-ngulur waktu dan juga bukan karena kurang
cerdas, namun karena cenderung menjaga perasaan orang lain - terkadang pemecahan
masalah (problem solving) tidak mengacu pada subtansi awal, sehingga cenderung kemana-
mana - agak sedikit lamban jika membuat keputusan dalam suatu negosiasi, namun jika orang
yang diajak negoisasi adalh yang sangat kredibel dan sangat dipercaya maka, proses
negosiasi akan berlangsung cepat - Masalah pribadi biasanya tidak terpisah dari masalah
pekerjaan - Adanya jarak antara atasan dengan bawahan. Gaya Bicara Low Context Menilik
Sontoloyo" atau "Ganyang Malaysia" . Ahok bicaranya “FPI Jualan Agama” dan“Murid
Calon Bajingan” jelas masih lebih rendah dibanding Ali Sadikin. Untuk lebih jelas, ini
cirinya. - Decision making cepat, fokus, dan effisien, bahkan cenderung tidak memikirkan
perasaan orang lain, karena penganut budaya ini terbiasa berkata apa adanya - Problem
solving juga fokus kepada subtansi dan focuss serta tidak keluar kemana-mana - Negosiasi
cepat aslakan ada bukti dan keterangan tertulis yang kuat - Professional dan tidak
mencampurkan masalah pribadi dengan pekerjaan - atasan dengan bawahan terbuka dan tidak
ada sapaan kehormatan seperti Mr/Mrs kepada atasan. Gaya Bicara Mana yang Sebaiknya
Dipilih ? Cara berkomunikasi satu individu dengan individu lainnya, tentu berbeda. Seperti
halnya, kita bicara dengan teman sebaya, pedagang pasar dan mekanik bengkel motor lalu
memakai istilah - istilah dari buku, berbahasa santun dan sopan, ini dianggap aneh oleh
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |10
Copyright © Maret 2021
mereka. Sedangkan, kita bicara dengan guru, pejabat atau dosen lalu bicara to the point,
dan sekenanya juga keliru. Maka Dari itu, gunakan gaya bicara high context dan low context
sesuai lawan bicara yang dihadapi. Tetapi, jika salah satu gaya bicara sudah menjadi bawaan,
Unsur budaya dan ciri budaya sangat mempengaruhi pola komunikasi seseorang
dimana seseorang dapat dikatakan cermin dari salah satu budaya. Dalam high context dan
low context pada umumnya dapat dijumpai dalam masyarakat kolektif dan individual, namun
konteks yang diciptakan tersebut dapat berasal dari suatu interaksi khusus yang dibangun atas
dasar pola perilaku individu terhadap individu lain. Indonesia yang dikatakan high context
tetap mempunyai unsur low context yang dapat diketemukan dalam kehidupan sehari-hari
dari segala macam jenis budaya yang dikaitkan dengan unsur kebebasan pribadi dalam
mengekspresikan pesan.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1
Copyright © Maret 2021
PERTEMUAN 10
Secara umum, sebenarnya tujuan komunikasi antarbudaya antara lain untuk menciptakan
identitas sosial dan menjembatani perbedaan antarbudaya melalui perolehan informasi baru,
mempelajari sesuatu yang baru yang tidak pernah ada dalam kebudayaan, serta sekedar
mendapat hiburan atau melepaskan diri.
Menurut William Howell (1982), setiap individu punya tingkat kesadaran dan kemampuan
yang berbeda-beda dalam berkomunikasi antarbudaya. Tingkat kesadaran dan kemampuan itu
terdiri atas empat kemampuan, yaitu:
1. Seseorang sadar bahwa dia tidak mampu memahami budaya orang lain. Keadaan ini
terjadi karena dia tahu diri bahwa dia tidak mampu memahami perbedaan-perbedaan
budaya yang dihadapi. Kesadaran ini dapat mendorong seseorang melakukan
eksperimen bagi komunikasi antarbudaya yang efektif
2. Dia sadar bahwa dia mampu memahami budaya orang lain. Keadaan ini merupakan
yang ideal artinya kesadaran akan kemampuan itu dapat mendorong untuk dapat
memahami, melaksanakan, memelihara dan mengatasi komunikasi antarbudaya.
3. Dia tidak sadar bahwa dia mampu memahami budaya orang lain. Keadaan ini
dihadapi manakala orang tidak sadar bahwa dia sebenarnya mampu berbuat untuk
memahami prilaku orang lain, dan mungkin orang lain menyadari perilaku
komunikasi dia.
4. Dia sadar bahwa dia tidak mampu menghadapi perbedaan antarbudaya, keadaan ini
terjadi manakala seseorang sama sekali tidak menyadari bahwa dia sebenarnya tidak
mampu menghadapi perilaku budaya lain.
1. Komunikasi antarbudaya akan efektif kalau setiap orang yang terlibat dalam proses
komunikasi mampu meletakkan dan memfungsikan komunikasi di dalam suatu
konteks kebudayaan tertentu.
2. Efektivitas komunikasi antarbudaya akan sangat ditentukan oleh sejauh mana manusia
meminimalkan kesalahpahaman atas pesan-pesan yang dipertukarkan oleh
komunikator dan komunikan antarbudaya.
3. Dalam hal ini terdapat tiga tema sentral efektivitas komunikasi, yaitu: pertama,
keterampilan berkomunikasi; kedua, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
tekanan antarbudaya; ketiga, kemampuan untuk membangun relasi-relasi
antarbudaya.
4. Hawes dan Kealey (1981) menyebutkan tiga aspek yang dapat dijadikan sebagai
faktor penentu efektivitas komunikasi antarbudaya, yaitu: pertama, interaksi
antarbudaya; kedua, efektivitas yang diciptakan oleh profesionalisme; ketiga,
kemampuan menyesuaikan diri sehingga dua pihak merasa puas dalam relasi
antarbudaya.
patut. Adapun negatifnya adalah, hal ini membuat kita tterlalu behati-hati, tidak spontan, dan
tidak percaya diri. Dengan semakin baik kita mengenal, maka perasaan terlalu berhati-hati
akan hilang dan menjadi lebih percaya diri dan spontan. Hal demikian ini pada gilirannya
akan menambah kepuasan dalam komunikasi antarbudaya. Masalah sebebnnarnya bukan
bagaimana menjaga interaksi dan mengupayakan saling pengertian melainkan, kita ini terlalu
mudah menyerah setelah terjadi kesalahpahaman disaat awal. Perbedaan antarbudaya
terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur bekurang tingkat kepentingan
ketika hubungan menjadi lebih akrab. Dalam komunikasi antarbudaya kita seharusnya
memaksimalkan hasil interaksi.
Dalam banyak hal, hubungan antara budaya dan komunikasi bersifat timbal balik.
Keduanya saling mempengaruhi. Apa yang kita bicarakan, bagaimana kita membicarakannya,
apa yang kita lihat, kita perhatikan, abaikan, bagaimana kita berfikir, apa yang kita pikirkan
dipengaruhioleh budaya. Budaya takkan hidup tanpa komunikasi, dan komunikasi pun takkan
hidup tanpa budaya. Masing-masing tak dapat berubah tanpa menyebabkan perubahan pada
yang lainnya. Masalah utama dalam komunikasi antarbudaya adalah kesalahan dalam
persepsi sosial yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan budaya yang mempengaruhi
proses persepsi. ((Mulyana & Rahmat,2001;34)
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4
Copyright © Maret 2021
Semakin besar pebedaan antarbudaya, maka semakin besar pula kesadaran diri
(mindfulness) para partisipan komunikasi. Hal ini memiliki konnsekuensi positif dan
negative. Positifnya adalah kesadaran diri membuat kita lebih waspada. Ini mencegah kita
mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Adapun negatifnya
adalah, hal ini membuat kita tterlalu behati-hati, tidak spontan, dan tidak percaya diri.
Dengan semakin baik kita mengenal, maka perasaan terlalu berhati-hati akan hilang dan
menjadi lebih percaya diri dan spontan. Hal demikian ini pada gilirannya akan menambah
kepuasan dalam komunikasi antarbudaya. Masalah sebebnnarnya bukan bagaimana menjaga
interaksi dan mengupayakan saling pengertian melainkan, kita ini terlalu mudah menyerah
setelah terjadi kesalahpahaman disaat awal. Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam
interaksi awal dan secara berangsur bekurang tingkat kepentingan ketika hubungan menjadi
lebih akrab. Dalam komunikasi antarbudaya kita seharusnya memaksimalkan hasil interaksi.
Tiga konsekwensi yang mengisyaratkan implikasi penting bagi komunikasi antarbudaya.
Sebagai contoh, orang akan berinteraksi dengan orang lain yang mereka perkirakan akan
memberikan hasil yang positif. Karena komunikasi antarbudaya itu sulit, kita mungkin
menghindarinya.
Dengan demikian, kita akan memilih berbicara dengan rekan sekelas yang banyak
kemiripannya dengan kitta dibandingkan orang yang sangat berbeda. Tetapi memperluas
pergaulan kita mungkin akan memberikan kepuasan yang ebih besar setelah beberapa waktu.
Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri dalam komunikasi
dan meningkatkan komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negative, kita akan menarik
diri dan mengurangi komunikasi. Ketiga, kita membuat prediksi tentang mana perilaku kita
yang akan memberikan hasil positif. Dalam komunikasi, kita berusaha memprediksi hasil,
misalnya dari pilihan topik, posisi yang kita ambil, perilaku nonverbal yang kita tunjukkan,
banyak pembicaraan yang kita lakukan, dibanding dengan tindakan mendengarkan, dan
sebagainya.
Namun dalam prosesnya komunikasi antarbudaya terjadi sebuah hambatan dan masalah
yang sama seperti yang dihadapi oleh bentuk-bentuk komunikasi yang lain. Dalam
menciptakan sebuah keefektifan komunikasi antarbudaya, komunikasi akan lengkap bila
penerima pesan yang dimaksud mempersepsi atau menyerap perilaku yang disandi, memberi
makna kepadanya dan terpengaruh olehnya. Dalam transaksi komunikasi harus
dimaksukkann semua syimuli sadar-taksadar, sengaja-tak sengaja, verbal, nonverbal yang
kontekstual yang berperan sebagai isyarat-isyarat kepada sumber dan penerima tentang
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © Maret 2021
kualitas dan kredibilitas pesan. Dalam proses interaksi antarbudaya sama halnya dengan
harus memperhatikan delapan unsur komunikasi, kedelapan unsur tersebut yaitu, sumber
(source), penyandian (ecoding), pesan (message), saluran (chanel), penerima (receiver),
penyandian balik (decoding), respon penerima (receiver response) dan yang terakhir umpan
balik (feedback). Efektif dapat diartikan mencapai sasaran atau tujuan sesuai dengan maksud
komunikator. Dalam komunikasi antarbudaya, bila memiliki tujuan untuk bisa saling
memahami pendapat, sikap, dan tingkah laku komunikasi yang berbeda tersebut, dapat
tercapai, maka komunikasi antarbudaya bisa jadi efektif. Dalam berinterkasi dengan orang
lain, seseorang ingin menciptakan dampak tertentu dan memberikan kesan-kesan tertentu
dalam diri orang lain tersebut. Kadang-kadang berhasil mencapai semuanya, namun tidak
jarang pula gagal. Pengertiannya yaitu terkadang orang memberikan reaksi terhadap tingkah
laku dengan cara yang sangat berbeda dari yang diharapkan. Keefektifan seseorang dalam
hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk mengkomunikasikan
dengan secara jelas apa yang kita ingin sampaikan, menciptakan kesan yang diinginkan atau
mempengaruhi orang lain sesuai dengan kehendak kita. Efektifitas komunikasi juga
bergantung pada siapa, serta cara penyampaian komunikasi. Seseorang harus melihat pada
siapa dirinya melakukan komunikasi dan memposisikan diri serta memerankannya.
Komunikasi antarbudaya dapat dikatakan efektif bila proses komunikasi bisa menyenangkan
bagi kedua belah pihak, mempunyai suatu kesamaan dalam suatu kelompok akan
menyenangkan bagi kita komunikasipun akan lancar dan terbuka. Dan sebaliknya,
berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak sepaham dengan kita akan sangat
membosankan, akan membuat kita tegang, sesak, dan situasinya pun membuat kita tidak
nyaman. Komunikasi akan lebih efektif bila antara pihak yang terlibat komunikasi saling
menyenangi satu sama lainnya
Iklim komunikasi yang positif tersebut ditentukan oleh 3 faktor berikut ini:
Dalam hal ini mengharuskan setiap pelakunya berusaha mendapatkan, mempertahankan dan
mengembangkan aspek-aspek kognitif bersama. Dengan kata lain memahami konsep diri
yang meliputi identitas pribadi dan identitas sosial.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |6
Copyright © Maret 2021
2. Perasaan positif
Iklim komunikasi yang positif ditunjukkan melalui tindakan positif secara verbal dan
nonverbal. Iklim yang positif harus didukung oleh tindakan yang menggambarkan suatu
tindakan yang bersumber dari:
3). Kebiasaan untuk menggambarkan seluruh perasaan, emosi yang kita miliki.
Kebiasaan berprilaku tertentu, yakni perilaku yang otomatis baik sebagai pernyataan atas
identitas pribadi atau identitas kelompok budaya.
Kebiasaan untuk menggambarkan seluruh perasaan, emosi yang kita miliki, jadi ada
tindakan simbolis untuk menyatakan bahwa kita memiliki pengetahuan, pengalaman yang
cukup, persepsi dan perasaan yang positif terhadap sesama.
Kita mulai dengan menjelaskan prinsip (atau dalam banyak kepustakaan komunikasi
antarbudaya disebut sebagai aksioma) komunikasi antarbudaya.
Banyak relasi sosial dan ekonomi terpaksa hilang hanya karena orang tidak memberikan
perhatian yang cukup mendalam atau karena orang tidak mengerti kebudayaan orang lain,
apalagi jika kurang terampil berkomunikasi antarbudaya. Thibaut dan Kelley (1959)
dalam teori pertukaran sosial mengatakan bahwa perasaan tertarik dari orang lain kepada
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © Maret 2021
kita sangat tergantung pada sejauhmana kita memberikan ganjaran sosial demi kepuasan
hati orang lain. Ini tidaklah berarti bahwa setiap orang yang berkomunikasi antarbudaya
harus selalu bersifat sosial, tetapi sekurang-kurangnya di balik kelakuan itu ada motivasi
untuk membangun relasi sosial melalui tampilan wajah yang bersahabat atau ungkapan
kata-kata yang santun. Semua itu perlu ditunjukkan untuk menampilkan kesan bahwa kita
hadir untuk memindahkan pesan dan sekaligus menciptakan relasi sebagaimana yang
disukai orang lain.
Gudykunst (1977) mengatakan bahwa iklim komunikasi adalah suasana kebatinan saat
komunikasi itu berlangsung. Sekurang-kurangnya iklim komunikasi ditentukan oleh 3
dimensi, yaitu perasaan positif, aras kognitif, dan aras perilaku. Dimensi perasaan positif
berisi perasaan adil, menyenangkan, aman, menerima, dan tingkat kecemasan yang
rendah. Dimensi kognitif meliputi derajat kepercayaan yang kita bawa dalam suasana
komunikasi, seperti adanya harapan, kepastian, pemahaman, dan memenuhi hasrat ingin
tahu. Dan dimensi perilaku terlihat dalam tindakan dan ketrampilan anda waktu
berkomunikasi melalui kata dan perbuatan.
Selain Gudykunst, Wiseman dan Hammer (1977) juga menegaskan bahwa untuk
mengatasi iklim komunikasi anda dapat menciptakan bentuk „kebudayaan ketiga‟ yang
lebih netral agar dua pihak bisa menerimanya. Harris dan Morran (1991) menunjukkan
beberapa indikasi terciptanya efektivitas komunikasi antarbudaya, yaitu hadirnya iklim
yang tidak mengancam, terbukanya pintu komunikasi, adanya pengelolaan percakapan
yang lebih baik, dan terwujudnya relasi yang memuaskan dua pihak. Dengan kata lain,
dalam rangka menciptakan „budaya ketiga‟ itu kita harus cepat mengidentifikasi faktor-
faktor pembentuk iklim komunikasi yang positif.
Periksalah diri anda melalui self concept, keterampilan mana yang paling banyak
dibutuhkan dalam komunikasi antarbudaya? Jika anda berhadapan dengan seseorang yang
datang dari latar belakang kebudayaan low context culture, sementara anda sendiri datang
dari kebudayaan high context culture maka anda tidak perlu menguraikan pesan secara
terinci. Ketrampilan anda sangat ditentukan oleh bagaimana menyampaikan pesan secara
ringkas, tidak bertele-tele, sehingga maknanya mudah diterima tanpa ada perasaan bosan.
Mereka yang berasal dari budaya low context culture tak terlalu suka dengan rincian
pesan, mereka lebih suka kalau pesan yang disampaikan itu hanya garis-garis besarnya
saja. Begitu pula sebaliknya, apabila anda akan ikanmenyampaikan pesan kepada orang
dengan kebudayaan high context culture, maka anda harus menyampaikannya secara
terperinci.
Pastikan jenis keterampilan berkomunikasi mana yang anda rasa paling sulit,
keterampilan itulah yang harus anda pelajari, lalu anda lakukan. Ketika berhadapan
dengan komunikan antarbudaya yang sangat mengutamakan senioritas maka perhatikan
kebiasaan berkomunikasi mereka, dengan membiarkan orang-orang yang lebih tua
berbicara lebih banyak dan lebih dahulu daripada anda yang lebih muda.
Salah satu syarat komunikasi antarpribadi yang efektif adalah mendengarkan secara aktif.
Jika selama ini para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi antarbudaya sebagai
komunikasi antarpribadi dari komunikator ke komunikan yang berbeda latar belakang
budayanya maka komunikasi antarbudaya yang efektif juga ditentukan oleh
mendengarkan secara aktif. Hal ini penting untuk menunjukkan pribadi anda yang selalu
menghormati pribadi orang lain apa adanya, dan bukan sebagaimana yang anda
kehendaki. Anda diminta untuk mendengarkan dengan senang hati dan mendengarkan
tanpa menilai. Perilaku ini sekaligus menunjukkan bahwa pelaku komunikasi antarbudaya
menghargai keterbukaan terhadap perubahan dan keragaman, juga berempati dengan
komunikan.
Beth Haslett dan John Ogilvie (1988) mengemukakan bahwa pemanfaatan umpan balik
dalam berkomunikasi antarbudaya bermanfaat agar umpan balik dapat diungkapkan
secara langsung dan khusus serta didukung oleh bukti-bukti; umpan balik sedapat
mungkin memenuhi kebutuhan (menjawab maksud pesan); umpan balik menjurus pada
pemenuhan kebutuhan sekarang (jangan membiarkan orang bertambah bimbang); jangan
menambah kebingungan orang dengan umpan balik negative (bereaksi dengan verbal
maupun nonverbal), campurlah umpan balik negative dengan positif; nyatakan umpan
balik pada waktu yang tepat, jangan menunda; nyatakan umpan balik secara tegas,
dinamis, responsive dan dengan gaya santai; umpan balik harus dapat dinyatakan secara
jujur, adil, dan dapat dipercaya oleh orang lain.
Kebalikan dari orientasi kerja (task oriented) adalah orientasi pada diri sendiri (self
oriented). Perilaku yang berorientasi pada diri sendiri selalu mengutamakan dirinya.
Komunikasi yang terlalu berorientasi pada diri sendiri menimbulkan disfungsional yang
tinggi. Komunikasi yang berorientasi pada diri cenderung menempatkan seorang
komunikator atau komunikan menolak pesan-pesan yang dipertukarkan, tingginya derajat
etnosentrime, tingginya perasaan superior, dan saling merendahkan. Orientasi seperti ini
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |10
Copyright © Maret 2021
biasanya dimiliki oleh masyarakat yang lebih mengandalkan otak daripada hati,
mengutamakan rasio daripada emosi.
Etnosentrisme
Kita harus menghadapi perbedaan budaya dengan sangat hati-hati. Dalam kondisi seperti
ini, kita sedang menghadapi suatu situasi yang ambigu, mendua yang membuat kita tidak
luwes dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, dianjurkan anda untuk bersikap seluwes
mungkin dan memperlakukan orang lain sebagaimana apa adanya, jika perlu anda
menyesuaikan diri dengan apa yang mereka butuhkan.
Empati
Sikap empati adalah sikap yang perlu dibangun melalui peletakan diri kita kedalam hati
orang lain. Bersikap empati berarti kita memasuki ruang dan relung pikiran, perkataan,
dan perasaan orang lain. Komunikasi antarbudaya menuntut kita untuk memahami segala
sesuatu dari mereka, pandangan dan pendapat mereka yang kritis, inovasi yang mereka
anjurkan, perasaan suka dan duka yang mereka rasakan, hingga aktif dalam tindakan
bersama.
Keterbukaan
Kompleksitas Kognitif
Kompleksitas kognitif berkaitan dengan kerumitan isi pengetahuan tentang suatu pesan
yang sedang dibicarakan, komunikasi antarbudaya meliputi juga isi tema-tema yang
disukai oleh kedua belah pihak. Kebanyakan komunikasi menjadi tidak efektif lantaran
orang tidak memperhatikan tema atau isu pembicaraan.
Daya serap komunikasi merupakan satu variabel yang kerap kali dilupakan sewaktu kita
berkomunikasi. Terkadang kita kurang memperhitungkan kemampuan orang lain,
misalnya sampai berapa lama dia mampu mendengarkan kita, sampai berapa lama dia
mampu melihat kita. Setiap orang dalam kebudayaannya memiliki kemampuan yang
terbatas untuk bersikap toleran terhadap perbedaan-perbedaan itu
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1
Copyright © Maret 2021
PERTEMUAN 11
Orang Jepang sangat hierarkis dan memiliki sistem untuk menempatkan seseorang dan
sesuatu dalam tingkatan tertentu; sehingga hal pertama yang ingin diketahui oleh orang
Jepang mengenai orang lain adalah posisi orang tersebut di perusahaan. Orang Jepang tidak
dapat menghubungkan seseorang dengan tepat tanpa informasi ini, inilah alasan mengapa
Cara membangun hubungan bisnis di Jepang yang paling efektif adalah melalui pertemuan
Pemberian hadiah
Pemberian hadiah di Jepang merupakan suatu ritual. Orang Jepang mengharapkan kita untuk
membuka hadiah yang mereka berikan dan akan menyimpan yang kita berikan pada mereka
dan membukanya kemudian. Bunga putih tidak seharusnya diberikan sebagai hadiah, karena
Orang Jepang menemui orang-orang asing untuk mengumpulkan informasi, bukan untuk
membuat keputusan. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengadakan pertemuan
bahasa.
5. Jangan terkecoh oleh senyuman atau anggukan kepala. Senyum seorang Jepang tidak
Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan dalam pertemuan dengan orang Jepang:
4. Datang terlambat
Kerumitan berurusan dengan Korea terletak dalam kesamaan mereka dengan budaya-budaya
Asia lainnya dan asimilasi mereka dengan praktek bisnis Amerika dalam perusahaan mereka.
1. Membungkuklah sedikit ketika memberi hormat kepada orang lain untuk pertama
kalinya. Jika orang tersebut statusnya jauh lebih rendah, hanya orang itu yang
2. Anda harus meletakkan tangan ke dada setelah menjabat tangan untuk menunjukkan
3. Buatlah kesan baik pertama. Orang Korea akan membangun kesan menyeluruh
dimasuki, tempat lahir, dan tempat tinggal, tapi perlihatkan ketulusan hati, sopan
6. Ketika memberikan sesuatu kepada seseorang yang sederajat atau statusnya lebih
tinggi, gunakan tangan kanan, kedua tangan, atau tangan kanan yang ditopang oleh
tangan kiri. Ketika memberikan sesuatu kepada orang yang statusnya lebih rendah,
boleh menggunakan tangan yang mana saja, tetapi jangan kedua tangan.
7. Ketika menyapa orang Korea, selalulah menyebut jabatan mereka untuk menunjukkan
8. Mereka sangat menghormati otoritas dan senioritas, sehingga gunakanlah pangkat dan
2. Menyebut nama koneksi kepada bos mitra anda dianggap menantang atau
mengancam.
3. Hindari kritikan
6. Jangan menutup telepon lebih dahulu bicara dengan atasan orang Korea
4. Jangan membicarakan masalah yang tidak ada dalam agenda dan hindari
Gaya negosiasi orang Korea dapat diringkas dalam dua hal : Pertama, bernegosiasi
merupakan pengalaman emosional bagi orang Korea, Kedua, orang Korea berharap bahwa
Dalam bernegosiasi, kepentingan pertama orang Korea adalah menyentuh perasaan pribadi
kontak bisnisnya. Argumen orang Korea tidak akan didasarkan pada segi-segi teknis proposal
kita, tetapi dari segi emosional tentang kita sebagai individu. Mereka ingin memelihara
keharmonisan dan persahabatan sehingga kita memberikan harga khusus atau harga lebih
1. Makan dilakukan dengan sumpit dan sendok besar. Orang dengan status lebih tinggi
4. Hadiah adalah sangat penting, ketika mengunjungi rumah seseorang, bawalah buahan,
Orang Cina sangat bergantung dengan hubungan interpersonal yang disebut dengan guanxi,
dibangun dan dipertahankan melalui kewajiban timbal balik yang dimulai dengan keluarga
dan teman dan berkembang pada rekan di organisasi. Pebisnis dari negara lain yang datang ke
Cina akan mengembangkan guanxi yang membutuhkan banyak waktu. Proses ini bisa
dipercepat melalui penggunaan mediator, lebih disukai dengan seseorang yang telah dikenal
Cara menyapa
Orang Cina selalu menyapa orang yang lebih senior terlebih dahulu. Mereka juga
menggunakan gelar yang sangat jelas menggambarkan bagaimana budaya ini menekankan
hirarki.
Orang Cina menempatkan nama keluarga terlebih dahulu disusul dengan nama yang
diberikan. Misalnya nama Wang Jintao, Wang adalah nama keluarga, Jintao adalah nama
Anggukan kepala oleh orang Cina untuk menghargai si pembicara, bukan untuk menyetujui,
kontak mata langsung juga harus dihindari, dalam diskusi, orang Cina menganggap hal ini
Pemberian hadiah
Pertukaran hadiah merupakan protokol bisnis yang umum, namun, Cina telah membentuk
undang-undang yang menetapkan bahwa “hadiah yang lebih dari 180 dolar AS adalah
suapan”.
Cina dipengaruhi oleh ajaran Confusius, senioritas merupakan sumber kekuasaan utama.
3. Hanya anggota-anggota senior dari kedua belah pihak yang bebas berbicara, para
6. Orang Cina tidak suka kejutan dan akan cenderung menjelaskan kedudukannya
sebelum pertemuan. Mereka lebih menyukai mengetahui sebelumnya apa yang akan
dibicarakan.
7. Jangan terlalu berahasia dengan informasi, hal ini akan membuat mereka curiga dan
enggan berbisnis dengan kita. Kepercayaan dan kejujuran sangat penting bagi orang
Cina
8. Orang Cina secara tradisi percaya untuk melakukan sesuatu secara hati-hati dan teliti,
mereka memeriksa setiap detail dan berusaha untuk mengklarifikasi setiap maksud
pembicaraan
10. Pada akhir pertemuan, ringkaskan pembicaraan, tanyakan siapa contact person di pihak
1. Jangan membungkus hadiah dengan kertas hitam atau putih (lambang kematian).
2. Sulang (toast) pertama makan malam harus ditawarkan sebelum hidangan pertama
6. Makanlah yang banyak, tunjukkan selera baik kita terhadap makanan mereka, serta
Peradaban China telah berkembang selama ribuan tahun, dan terus berkembang hingga
sekarang. Maka sudah menjadi hal yang lumrah apabila kamu menemukan beberapa hal yang
mengejutkan di sana.
Di China, bersendawa dianggap sebabagai bentuk rasa puas terhadap makanan dan
merupakan tanda pujian untuk sang koki. Kalau kamu sedang berwisata di China dan
menemukan banyak orang yang bersendawa dengan kencang seusai makan,kamu sudah tidak
perlu merasa sungkan atau risih kalau hal ini terjadi ya.
Di Tiongkok, anjing pelacak diganti dengan angsa karena angsa lebih berguna
daripada anjing
Rumah-rumah di China tidak mengandalkan anjing untuk menjaga rumah dari pencuri atau
perampok. Mereka memilih angsa yang terkenal berisik jika bertemu orang asing. Di
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |8
Copyright © Maret 2021
beberapa lokasi seperti Provinsi Xinjiang, angsa lokal biasanya digunakan oleh penegak
hukum. karena mereka punya penglihatan yang tajam, cukup berisik, dan mereka bisa jadi
agresif, karena itu mereka sering menggantikan anjing penjaga. Kalau bertemu dengan angsa
Di beberapa tempat seperti Tibet, Jiuzhaiguo, dan beberapa tempat berpopulasi penduduk
Karena menunjuk orang atau beda dengan jari dianggap kasar, maka hal yang dilakukan
biasanya adalah menggunakan semua tangan dengan telapak tangan mengarah ke atas dan jari
datar. Hal ini merupakan hal yang sebaiknya kamu ingat ketika berlibur ke China, karena
Kalau kamu sedang berwisata ke China dan melihat barang yang dijual di supermarket dan
bazaar, biasanya mereka menawarkan berbagai pilihan satwa liar untuk dimakan. Mulai dari
buaya, kura-kura, hiu, katak, anjing, kucing, kecoak, hingga belatung. Masakan lokal sangat
beragam, jadi pastikan untuk bertanya pelayan tentang isi hidangan jika memesan makanan di
sana. Bahkan belum lama ini mulai muncul makanan dari bayi tikus yang masih hidup, dan
Orang tua di China biasanya memakaikan celana dengan lubang pada anak-anak usia 2
hingga 3 tahun. Sehingga mereka bisa kencing di manapun dan kapanpun dengan mudah.
Banyak orang China yang merayakan ulang tahun mereka menurut tradisi lama, yaitu 30 hari
setelah kelahiran, kemudian satu tahun setelah kelahiran, di usia 6 tahun, dan setelah itu
setiap 10 tahun sekali. Perayaan ulang tahun besar-besaran dirayakan pada usia 60 dan 80
tahun.
Namun ada beberapa usia tertentu yang sengaja dilewati. Kebanyakan wanita tidak
merayakan ulang tahun ke-30, ke-33, dan ke-66. Mereka percaya saat di usia-usia tersebut
akan mengalami nasib buruk sepanjang tahun. Sementara kaum pria melewatkan ulang tahun
Kamu tahu kan kalau penyakit demam berdarah merupakan salah satu penyebab dari
tingginya tingkat kematian. Untuk mengatasi hal tersebut, ilmuwan China menginfeksi
nyamuk jantan dengan bakteri khusus yang membuat mereka tidak subur, dan kemudian
mereka dibebasliarkan menginfeksi nyamuk betina. Akibatnya nyamuk betina tidak punya
Jadi di China ada pabrik nyamuk yang mampu menghasilkan 20 juta ekor setiap minggunya.
China mungkin bisa berbangga menjadi penghasil nyamuk terbesar di dunia. Nyamuk-
nyamuk ini dikembangbiakkan untuk melawan nyamuk betina pembawa virus demam
berdarah.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |10
Copyright © Maret 2021
Mie umur panjang adalah hidangan tradisional yang dibuat untuk ulang tahun, pesta
pernikahan, dan saat merayakan Imlek. Dengan panjang hingga beberapa meter, mie umur
panjang akan mengisi mangkuk sampai penuh. Semakin panjang dan padat mie, semakin
Tradisi ini dikenal sebagai "tea tapping". Tuan rumah akan selalu memastikan kalau cangkir
teh mu tak pernah kosong dan sewaktu mereka mengisi cangkirnya sebagai bentuk rasa sopan
terhadap tamunya, orang yang gelas cangkirnya diisi akan menepuk meja sebagai bentuk rasa
terima kasih.
Jangan kaget kalau kamu melihat banyak orang meludah di China. Meski sudah banyak
tindakan yang dilakukan untuk mengurangi aktifitas ini, tapi meludah ketika berjalan di
jalanan atau di sekitar orang lain, bahkan di transportasi umum maipun di dalam ruangan
PERTEMUAN 12
Dalam rangka memahami tentang bagaimana pentingnya konteks terhadap komunikasi antar
budaya, kita akan meninjau tiga asumsi dasar tentang komunikasi manusia:
Budaya, budaya selalu bersangkutan dengan akal dan cara hidup seseorang yang selalu
berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik,
adat-istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Seperti bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri manusia
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbeda-bedaannya, maka kita harus mengerti terhadap orang itu, karena dia membuktikan
kepada kita bahwa budaya itu dipelajari dan bukan hanya dinilai.
Dalam hal ini, Prof. Dr. Koentjoronigrat mendefinisikan bahwa kebudayaan sebagai
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
Pengertian paling tua atas kebudayaan dikemukakan oleh Edward Burnett Tylor dalam
karyanya berjudul Primitive Culture bahwa kebudayaan adalah kompleks dari seluruh
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, adat-istiadat dan setiap kemampuan lain dan
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2
Copyright © Maret 2021
kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Atau seperti kata Hebding
dan Glick (1992) bahwa kebudayaan dapat dilihat secara material maupun non material.
Kebudayaan material tampil dalam objek material yang dihasilkan, kemudian digunakan
manusia. Misalnya: dari alat-alat yang paling sederhana seperti aksesoris perhiasan tangan,
leher, telinga, alat rumah tangga, pakaian, sistem computer, desain arsitektur, dan mesin
otomotif. Sebaliknya budaya non material adalah unsur-unsur yang dimaksudkan dalam
Kehidupan kita selalu ditandai oleh norma sebagai aturan sosial untuk mematok perilaku
manusia yang berkaitan dengan kelakuan bertingkah laku, tingkahlaku rata-rata atau tingkah
laku yang diabstraksikan. Norma ideal sagnat penting untuk menjelaskan dan memahami
menyangkut gagasan manusia tentang individu, orang lain, serta semua aspek yang berkaitan
dengan biologi, fisik, sosial, dan dunia supranatural. Kepercayaan adalah gejala yang bersifat
intelektual terhadap kenyataan dari sesuatu atau ke-benaran suatu pendapat. Unsur terakhir
dari kebudayaan adalah bahasa, yakni sistem kode dan symbol baik verbal maupun non
Bagi banyak orang, kebudayaan adalah akumulasi dari keselurahan kepercayaan dan
orang. Kebudayan juga mengajarkan kita untuk menghasilkan, meilih dan menjadi saluran
informasi. Jadi sebenarnya tidak ada komunitas tanpa kebudayaan atau tanoa masyarakat, dan
juga tidak akan ada masyarakat tanpa pembagian kerja atau masyarakat dan kebudayaan
tanpa komunikasi. Ini menjelaskan bahwa setiap individu ada didalam masyarakat dan setiap
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |3
Copyright © Maret 2021
kebudayaan ditentukan oleh komunikasi antara anggota masyarakat dan anggota budaya.
Cara Menyapa
Orang Amerika cenderung informal dan bersahabat. Di Amerika Serikat, baik laki-laki
maupun perempuan berjabat tangan ketika bertemu dan berpisah. Nama pertama biasanya
digunakan ketika memanggil orang yang lebih senior atau dalam situasi formal. Saling
memberikan kartu nama merupakan hal yang umum dalam konteks bisnis, namun jarang
terjadi dalam perkumpulan sosial. Hal ini menjadi ciri khas pada orang Amerika dan Kanada.
Jangan mengeluh
HUBUNGAN AWAL
Dalam konteks hubungan internasional, cara di mana kita menetapkan hubungan awal
dapat meliputi dari mengirimkan e-mail, membuat panggilan telepon, menulis surat formal
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis surat kepada orang Amerika, seperti
1. Letakkan maksud surat di alinea paling atas, hindari tata bahasa dan ejaan yang
sembrono.
2. Susunlah informasi dalam urutan yang logis, jangan menggunakan huruf kapital
semua.
4. Tulislah dengan ringkas dan langsung maksud surat Anda. Jangan menggunakan kata-
5. Hindari surat yang tidak jelas, samar dan panjang, namun langsung dan ringkas.
9. Bubuhkan penutup yang santun disertai salam, dan jangan terlalu pribadi.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © Maret 2021
GAYA KEPEMIMPINAN
Mereka menghargai prestasi dan inisiatif pribadi, tindakan serta akibat, dan berusaha
menginspirasi karyawan dengan menjanjikan promosi, kenaikan gaji, bonus, dan bentuk
Berbisnis dengan orang Eropa memerlukan banyak keterampilan; etiket yang tepat,
intuisi bisnis yang tajam, dan kemampuan untuk membaca nuansa komunikasi verbal dan non
verbal.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © Maret 2021
PERANCIS
Di Perancis, kita harus menunjukkan pengetahuan dan penghargaan kita terhadap budaya
dan sejarah Prancis. Ini akan menempatkan kita pada posisi intelektual yang sederajat dengan
mitra Prancis. Menggunakan bahasa Prancis dalam berbicara dengan mereka, maka
Orang Prancis akan membungkuk kepada kita dan membuka banyak peluang pintu
Tepat waktu untuk pertemuan, sodorkan tangan untuk jabatan tangan yang cepat
Jangan sekali-kali menanyakan kepada orang Prancis tentang gaji, usia, dan keluarga.
Presentasi dengan orang Prancis harus dilakukan dengan gaya formal dan profesional
Jangan memberikan hadiah dengan cap logo perusahaan kepada mitra Prancis, karena
dianggap sebagai hadiah murahan. Hadiah haruslah berkualitas tinggi, dan berikan
Pada saat jamuan makan malam, tuan rumah akan mengajak bersulang lebih dulu.
Cobalah setiap hidangan yang ditawarkan. Menyisakan makanan di atas piring adalah
tidak sopan, dan jangan membicarakan bisnis selagi makan malam, namun tunjukkan
pengetahuan yang banyak tentang sejarah, politik dan budaya Prancis. Ingatlah untuk
Orang Prancis sangat menghargai waktunya, serta percaya diri dan independen. Jika
berbisnis dengan mereka atau meminta bantuan mereka, lebih dulu harus
Orang Prancis lebih menyukai humor yang cerdas dan satiris serta cerita-cerita lucu
Meskipun orang Prancis membicarakan bisnis dengan cepat, namun keputusan hanya
Berjabat tanganlah yang kuat dan lakukan kontak mata sebelum dan sesudah
pertemuan. Antara teman yang satu dan teman yang lain saling memberikan salam
Jalinlah hubungan pribadi dengan orang Italia; mereka senang berhubungan dengan
Orang asing diharapkan untuk menepati waktu, adalah tidak sopan untuk melanggar
janji bertemu.
dan kharisma.
Orang Italia adalah pemberi hadiah yang sangat dermawan, jangan sampai kita
pertemuan.
Jangan membungkus hadiah dengan bungkus hitam bertalikan pita keemasan (tanda
berkabung)
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |9
Copyright © Maret 2021
Tepat waktu sangat dijunjung tinggi. Menelponlah atau kirimkan surat yang berisikan
Dalam pertemuan, tuan rumah akan memperkenalkan kita kepada para eksekutif lain.
Segera lakukan saling tukar kartu nama. Berjabat tanganlah dengan kuat dan lakukan
seksama dan berorientasi tugas. Presentasi harus disiapkan dengan baik dan
mendetail.
Orang Swiss adalah penawar yang alot tetapi fair. Jangan tawar menawar dengan
mereka.
Orang Swiss bersikap formal dan santun. Percakapan-percakapan kecil bisa diterima
Iklim bisnis orang Swiss sangat konservatif. Pengambilan keputusan berjalan lambat
tetapi hadiah-hadiah kecil yang dibungkus dengan menarik mungkin tepat di akhir-
Dalam acara jamuan makan malam, tuan rumah mengusulkan sulang pertama. Jangan
minum sampai setelah sulang dilakukan. Adalah sopan untuk mengusulkan sulang
setelah makan malam atau menyisakan makanan di atas piring. Mintalah izin untuk
Jangan mengotori tempat umum, atau menanyakan usia, pekerjaan, status seseorang.
terang dengan ambisi dan sikap indepedensi serta berani mengambil resiko, akan
memberi kita peluang untuk mendapat dukungan dari mitra Belanda dalam jangka
Kebanyakan orang Belanda akan memberikan singkatan nama kecil dan nama
belakang mereka. Jika mereka melakukan hal tersebut, hal ini berarti kita diizinkan
Dalam memberikan salam, sodorkan jabatan tangan yang hangat dan lakukan kontak
Sukses dihubungkan dengan kerja tim, bukan individu. Komitmen dihormati dan
Privasi orang sangat dihormati, jangan mengajukan pertanyaan yang bersifat pribadi.
Jangan memberikan pujian secara pribadi sebelum kita mengenal dengan baik orang
tersebut.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |11
Copyright © Maret 2021
Makanan bukanlah bagian penting dalam budaya sosial orang belanda. Sosialisasi
seringkali terjadi sambil minum kopi. Adalah pantas membicarakan bisnis sambil
makan siang.
Hadiah dipertukarkan dalam bisnis hanya setelah hubungan akrab dan mempribadi
terjalin.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1
Copyright © Maret 2021
PERTEMUAN 13
menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya
Sedangkan Pluralisme merupakan salah satu ciri khas masyarakat modern dan
kelompok sosial yang paling penting, dan mungkin merupakan pengemudi utama kemajuan
ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan
hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikultural juga
sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda
(budaya atau kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman budaya. Budaya yang
mesti dipahami, adalah bukan budaya dalam arti sempit, melainkan mesti dipahami sebagai
semua bagian manusia terhadap kehidupannya yang kemudian akan melahirkan banyak
Istilah multikulturalisme dengan cepat berkembang sebagai objek perdebatan yang menarik
untuk dikaji dan didiskusikan karena memperdebatkan keragaman etnis dan budaya, serta
penerimaan kaum imigran di suatu negara, yang pada awalnya hanya dikenal dengan istilah
pluralisme yang mengacu pada keragaman etnis dan budaya dalam suatu daerah atau negara.
Baru pada sekitar pertengahan abad ke-20, mulai berkembang istilah multikulturalisme.
Istilah ini setidaknya memiliki tiga unsur, yaitu: budaya, keragaman budaya, dan cara khusus
terdiri dari berbagai kelompok manusia yang memiliki status budaya dan politik yang sama.
Kesadaran akan adanya keberagaman mesti ditingkatkan lagi menjadi apresiasi dan
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi dan sebuah alat untuk meningkatkan derajat
landasan pengetahuan yang berupa bangunan konsep-konsep yang relevan dan mendukung
yang relevan dengan multikulturalisme antara lain adalah demokrasi, keadilan dan hukum,
nilai-nilai budaya dan etos, kebersamaan dalam perbedaan yang sederajat, sukubangsa,
budaya, domain privat dan publik, HAM (Hak Asasi Manusia), hak budaya komuniti, dan
Multikulturalisme ini akan menjadi acuan utama bagi terwujudnya masyarakat multikultural,
perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan. Dalam
mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang
coraknya seperti sebuah mosaik. Di dalam mosaik tercakup semua kebudayaan dari
lebih besar, yang mempunyai kebudayaan seperti sebuah mosaik. Dengan demikian,
multikulturalisme diperlukan dalam bentuk tata kehidupan masyarakat yang damai dan
sukubangsa atau kebudayaan sukubangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena
mengenai multikulturalisme mau tidak mau akan mengulas berbagai permasalahan yang
mendukung ideologi ini, yaitu politik dan demokrasi, keadilan dan penegakan hukum,
kesempatan kerja dan berusaha, HAM, hak budaya komuniti dan golongan minoritas, prinsip-
Sedangkan pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-
kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Mereka
hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi. Sebenarnya
berbicara tentang konsep pluralisme, sama halnya membicarakan tentang sebuah konsep
‘kemajemukan atau keberagaman”, dimana jika kita kembali pada arti pluralisme itu sendiri
bahwa pluralisme itu merupakan suatu “kondisi masyarakat yang majemuk”. Kemajemukan
disini dapat berarti kemajemukan dalam beragama, sosial dan budaya. namun yang sering
menjadi issu terhangat berada pada kemajemukan beragama. Pada prinsipnya, konsep
pluralisme ini timbul setelah adanya konsep toleransi. jadi ketika setiap individu
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4
Copyright © Maret 2021
mengaplikasikan konsep toleransi terhadap individu lainnya maka lahirlah pluralisme itu.
Dalam konsep pluralisme-lah bangsa Indonesia yang beraneka ragam ini mulai dari suku,
agama, ras, dan golongan dapat menjadi bangsa yang satu dan utuh.
Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran,
agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme didasarkan pada
sebuah keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (truth claim) yang dianggap menjadi
pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta
penindasan atas nama agama. Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan
mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap
faktor. Dua di antaranya adalah: Pertama, adanya keyakinan masing-masing pemeluk agama
bahwa konsep ketuhanannyalah yang paling benar dan agamanyalah yang menjadi jalan
keselamatan. Masing-masing pemeluk agama juga meyakini bahwa merekalah umat pilihan.
kerenggangan, perpecahan bahkan konflik antarpemeluk agama. Karena itu, menurut mereka,
diperlukan gagasan pluralisme sehingga agama tidak lagi berwajah eksklusif dan berpotensi
memicu konflik. Kedua, faktor kepentingan ideologis dari Kapitalisme untuk melanggengkan
dominasinya di dunia. Selain isu-isu demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan serta
perdamaian dunia, pluralisme agama adalah sebuah gagasan yang terus disuarakan
Kapitalisme global yang digalang Amerika Serikat untuk menghalang kebangkitan Islam.
Dalam sebuah masyarakat otoriter atau oligarkis, ada konsentrasi kekuasaan politik dan
keputusan dibuat oleh hanya sedikit anggota. Sebaliknya, dalam masyarakat pluralistis,
kekuasaan dan penentuan keputusan (dan kemilikan kekuasaan) lebih tersebar. Dipercayai
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © Maret 2021
bahwa hal ini menghasilkan partisipasi yang lebih tersebar luas dan menghasilkan partisipasi
yang lebih luas dan komitmen dari anggota masyarakat, dan oleh karena itu hasil yang lebih
Bisa diargumentasikan bahwa sifat pluralisme proses ilmiah adalah faktor utama dalam
besar kinerja dan pertumbuhan ekonomi dan lebih baiklah teknologi kedokteran. Pluralisme
masing.
MEMAHAMI MULTIKULTURALISME
perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Parsudi
Suparlan, 2002).
Multikulturalisme adalah sebuah filosofi yang juga terkadang ditafsirkan sebagai ideologi
yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan
status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikultural juga sering
digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam
suatu negara.
Multikulturalisme berasal dari dua kata, multi (banyak/beragam) dan kultural (budaya atau
Budaya yang mesti dipahami, adalah bukan budaya dalam arti sempit, melainkan mesti
dipahami sebagai semua bagian manusia terhadap kehidupannya yang kemudian akan
melahirkan banyak wajah, seperti sejarah, pemikiran, budaya verbal, bahasa dan lain-lain.
multikultural. Kesadaran akan adanya keberagaman mesti ditingkatkan lagi menjadi apresiasi
dan ditanggapi secara positif. Pemahaman ini yang disebut sebagai multikulturalisme.
bangsa seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku umum
dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mosaik. Di dalam mosaik tercakup
terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai kebudayaan yang seperti sebuah
secara sukubangsa atau kebudayaan sukubangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk,
permasalahan yang mendukung ideologi ini, yaitu politik dan demokrasi, keadilan dan
penegakan hukum, kesempatan kerja dan berusaha, HAM, hak budaya komuniti dan
golongan minoritas, prinsip-prinsip etika dan moral, dan tingkat serta mutu produktivitas.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © Maret 2021
MEMAHAMI
Berbeda dengan Multikulturalisme, Pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi
beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu
sama lain. Mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik
asimilasi.
Berbicara tentang konsep pluralisme, sama halnya membicarakan tentang sebuah konsep
‘kemajemukan atau keberagaman”, dimana jika kita kembali pada arti pluralisme itu sendiri
Kemajemukan disini dapat berarti kemajemukan dalam beragama, sosial dan budaya. Pada
prinsipnya, konsep pluralisme ini timbul setelah adanya konsep toleransi. jadi ketika setiap
pluralisme itu. Dalam konsep pluralisme-lah bangsa Indonesia yang beraneka ragam ini
mulai dari suku, agama, ras, dan golongan dapat menjadi bangsa yang satu dan utuh.
‘klaim keberanan’ (truth claim) yang dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem,
radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama agama.
Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan mengatasnamakan agama baru
sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya yang paling benar.
Media massa dipandang punya kedudukan strategis dalam masyarakat. Ashadi Siregar (2004)
Untuk memenuhi fungsi pragmatis bagi kepentingan pemilik media massa sendiri,
Bagi kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik dari pihak di luar media massa, atau
Secara konseptual, keberadaan media massa dan masyarakat perlu dilihat secara bertimbal
balik. Untuk itu ada 2 pandangan yaitu apakah media massa membentuk (moulder) atau
Dua landasan ini menjadi titik tolak dari bangunan epistemogis dalam kajian media massa,
yang mencakup ranah pengetahuan mengenai hubungan antara masyarakat nyata (real)
dengan media, antara media dengan masyarakat cyber, dan antara masyarakat real dengan
Pandangan pertama, bahwa media membentuk masyarakat bertolak dari landasan bersifat
Teori media dalam landasan positivisme ini pun tidak bersifat mutlak, konsep mengenai
pengaruh media massa terdiri atas 3 varian, pertama: menimbulkan peniruan langsung (copy-
cut), kedua: menyebabkan ketumpulan terhadap norma (desensitisation), dan ketiga: terbebas
Pandangan kedua menempatkan media sebagai teks yang merepresentasikan makna, baik
makna yang berasal dari realitas empiris maupun yang diciptakan oleh media. Dengan
demikian realitas media dipandang sebagai bentukan makna yang berasal dari masyarakat,
baik karena bersifat imperatif dari faktor-faktor yang berasal dari masyarakat, maupun
Dari sini media dilihat pada satu sisi sebagai instrumen dari kekuasaan (ekonomi dan/atau
politik) dengan memproduksi kultur dominan untuk pengendalian (dominasi dan hegemoni)
masyarakat, dan pada sisi lain dilihat sebagai institusi yang memiliki otonomi dan
Dengan demikian, media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membangun
masyarakat multikultur karena perannya yang sangat potensial untuk mengangkat opini
Terkait dengan isu keragaman budaya (multikulturalisme), peran media massa seperti pisau
lingkungannya
(1) Media memiliki dan kekuatan ’penghakiman’ sehingga penyampaian yang stereotype,
bias, dan cenderung imaging yang tidak sepenuhnya menggambarkan realitas bisa
(2) Media memiliki kekuatan untuk menganggap biasa suatu tindakan kekerasan.
budaya dapat mendorong dan memperkuat kebencian etnis dan perilaku rasis;
melalui penyebutan pelaku atau korban berdasarkan etnis atau kelompok budaya
tertentu;
(4) Pemberitaan yang mereduksi fakta sehingga menghasilkan kenyataan semu (false
Model multikulturalisme sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri bangsa
Indonesia dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai kebudayaan bangsa, sebagaimana
yang terungkap dalam penjelasan Pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi “Kebudayaan bangsa
dan pluralisme di Indonesia, yaitu misalnya Pasal 18 B ayat 2 yang berbunyi “Negara
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang”. Ada juga
Pasal 32 ayat 1 yang berbunyi “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
Menurut sebagian tokoh di negara kita, multikulturalisme dan pluralisme yang ditangkap dan
diterapkan di negara kita memiliki pemahaman dan aplikasi yang berbeda-beda pada setiap
individunya. Menurut Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Adian Husaini, paham
multikulturalisme dan pluralisme merupakan paham yang memberikan keadilan pada setiap
orang yang berbudaya. Adian berpendapat bahwa multikulturalisme dan pluralisme yang
difatwakan oleh MUI adalah salah. MUI menjabarkan definisinya dengan tidak boleh
meyakini atau membenarkan bahkan melepaskan keyakinan agama. Adian tidak sependapat
dengan fatwa yang dikeluakan MUI ini karena menurutnya paham ini membenarkan seluruh
Mantan Menteri Pendidikan Nasional kita, Malik Fajar, juga memiliki pendapatnya sendiri
kultural, tradisi, dan lingkungan geografi serta demografis sangat luar biasa. Karena itu di
Indonesia perlu dikembangkan multikulturalisme dan pluralisme yang lurus dan seimbang
Lain lagi dengan pendapat Mantan Presiden Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau
lebih dikenal sebagai Gus Dur, saat ini menurutnya pluralisme sedang berada di tengah
pluralisme perlu untuk dirawat. Gus Dur menyatakan menyatakan perlunya merawat
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |12
Copyright © Maret 2021
kemajemukan dalam bernegara untuk memperkuat ikatan nasionalisme Indonesia yang sangat
jamak. Beliau juga menilai, selama ini negara tidak mampu bertindak secara tegas terhadap
para kelompok antimultikultural dan antipluralis yang melanggar hukum. Negara seolah
sebagai suatu negara yang berdiri di atas keanekaragaman kebudayaan merasakan pentingnya
“bhineka tunggal ika” seperti yang tercantum dalam dasar negara akan menjadi terwujud.
Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia akan menjadi inspirasi dan
Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan
Kesadaran multikultur sebenarnya sudah muncul sejak Negara Republik Indonesia terbentuk.
Pada masa Orde Baru, kesadaran tersebut dipendam atas nama kesatuan dan persatuan.
multikulturalisme bangsa Indonesia masih sangat rendah. Ada juga pemahaman yang
mempertegas batas identitas antar individu. Bahkan ada yang juga mempersoalkan masalah
Multikultur baru muncul pada tahun 1980-an yang awalnya mengkritik penerapan demokrasi.
Pada penerapannya, demokrasi ternyata hanya berlaku pada kelompok tertentu. Wacana
cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru harus dilakukan dengan cara membangun
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |13
Copyright © Maret 2021
dari hasil perombakan terhadap keseluruhan tatanan kehidupan yang dibangun oleh Orde
Baru.
dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan. Dalam model
yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mozaik. Di
dalam mozaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih kecil yang
membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai kebudayaan yang
Kemudian sebuah ideologi yang diharapkan mampu menjadi jalan tengah sekaligus jembatan
yang menjembatani terjadinya perbedaan dalam negara Indonesia. Yaitu Pancasila, yang
multietnis, dan agama ini. Termasuk dalam hal ini Pancasila haruslah terbuka. Harus
Pancasila adalah ideologi terbuka dan tidak boleh mereduksi pluralitas ideologi sosial-politik,
etnis dan budaya. Melalui Pancasila seharusnya bisa ditemukan sesuatu sintesis harmonis
antara pluralitas agama, multikultural, kemajemukan etnis budaya, serta ideologi sosial
politik, agar terhindar dari segala bentuk konflik yang hanya akan menjatuhkan martabat
kemanusiaan itu.
Upaya-upaya untuk mewujudkan kehidupan Indonesia yang lebih baik dari sebelumnya dapat
a. Manusia tumbuh dan besar pada hubungan sosial di dalam sebuah tatanan tertentu,
dimana sistem nilai dan makan diterapkan dalam berbagai simbol-simbol budaya dan
ungkapan-ungkapan bangsa.
b. Keanekaragaman Budaya menunjukkan adanya visi dan sistem makan yang berbeda,
sehingga budaya satu memerlukan budaya lain. Dengan mempelajari kebudayaan lain, maka
d. Paradigma hubungan dialogal atau pemahaman timbal balik sangat dibutuhkan, untuk
mengatasi ekses-ekses negatif dari suatu problem disintegrasi bangsa. Paradigma hubungan
timbal balik dalam masyarakat multikultural mensyaratkan tiga kompetensi normatif, yaitu
e. Integrasi sosial yang menjamin bahwa koordinasi tindakan politis tetap terpelihara
melalui sarana-sarana hubungan antar pribadi dan antar komponen politik yang diatur secara
f. Sosialisasi yang menjamin bahwa konsepsi polotik yang disepakati harus mampu
memberi ruang tindak bagi generasi mendatang dan penyelarasan konteks kehidupan individu
Dapat dikatakan bahwa secara konstitusional negara Indonesia dibangun untuk mewujudkan
keharusan melanjutkan proses membentuk kehidupan sosial budaya yang maju dan kreatif;
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |15
Copyright © Maret 2021
memiliki sikap budaya kosmopolitan dan pluralis, tatanan sosial politik yang demokratis dan
Dengan demikian kita melihat bahwa semboyan ‘Satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa
dan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ masih jauh dari kenyataan sejarah. Semboyan tersebut masih
merupakan mitos yang perlu didekatkan dengan realitas sejarah. Bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang kokoh, beranekaragam budaya, etnik, suku, ras dan agama, yang
kesemuanya itu akan menjadikan Indonesia menjadi sebuah bangsa yang mampu
Tugas 2
Mencari kasus – kasus lewat pemberitaan di Media Massa (Koran Televisi, dsb) yang
- Kajian Literatur
- Analisis
Halaman depan dibuat Cover serta mencantumkan Judul Makalah, Logo BSI, dan Nama dan
PERTEMUAN 14
kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dan pantas dengan anggota dari latar belakang
suatu individu untuk mengatur fitur utama dari komunikasi antarbudaya, yakni, perbedaan
oleh seseorang (baik secara pribadi, berkelompok, organisasi, atau dalam etnik dan ras) untuk
Kompetensi antarbudaya merupakan suatu perilaku yang kongruen, sikap, struktur, juga
kebijakan yang datang bersamaan atau menghasilkan kerja sama dalam situasi antarbudaya.
(1) Motivasi
(2) Pengetahuan
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2
Copyright © Maret 2021
(3) Keterampilan
(4) Sensitivitas
(5) Karakter
Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin "movere", yang berarti menggerakkan. Menurut Weiner
(1990) motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk
bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam
kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal
dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat,
dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan, dan penghormatan. Sedangkan
Imron (1966) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris "motivation" yang
berarti dorongan atau pengalasan untuk melakukan suatu aktivitas hingga mencapai tujuan.
Dari serangkain pengertian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
dsb, suatu aktivitas guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan dari motivasi tersebut.
Motivasi adalah daya tarik dari komunikator yang mendorong seseorang untuk
Motivasi dalam hubungannya dengan kompetensi komunikasi antarbudaya berarti bahwa kita
komunikator yang penuh motivasi, kita menunjukkan ketertarikan kita, berusaha untuk
berbicara serta mengerti, dan menawarkan bantuan. Selanjutnya kita menunjukkan bahwa
kita ingin berhubungan dengan orang lain pada level personal dan memiliki perspektif
Motivasi adalah daya tarik dari komunikator yang mendorong seseorang untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Jonathan H. Turner (1987) menegaskan bahwa hanya basic
needs tertentu yang mendorong motivasi seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Di
sini, kebutuhan diartikan sebagai pernyataan yang fundamental dari seorang manusia bagi
manusia dan kemanusiaan. Jika suatu saat Anda merasa kurang puss atau kurang enak
sampan, dan akibatnya Anda berkomunikasi maka itu dorongan yang manusiawi, itu artinya.
motivasi.
1. Kebutuhan manusia akan perasaan aman (saya terdorong berkomunikasi karena saya tabu
2. Kebutuhan akan rasa percaya terhadap, orang lain (saya terdorong untuk menugaskan Anda
‘Kebutuhan akan keterlibatan kits dalam. kelompok (saya terdorong untuk menjadi anggota
suatu kelompok tertentu karena saya percaya kelompok itu dapat melibatkan saya);
1. Kebutuhan kita untuk menjauhi kecemasan (saya terdorong untuk berkonsultasi dengan Anda
2. Kebutuhan kita untuk membagi pengalaman tentang dunia (karena saya terdorong untuk
3. Kebutuhan kita terhadap faktor pemuas seperti material dan simbolis (saya terdorong untuk
berkomunikasi dengan Anda karena saya tahu Anda dapat membantu meminjami uang);
4. Kebutuhan kita akan bertahannya konsep diri (saya terdorong bergaul dengan Anda karena
Patut diingat bahwa umumnya tingkat kebutuhan manusia itu bervariasi, mungkin sekah
kebutuhan Anda terhadap tiga jenis kebutuhan pertama sangat kuat, lalu kebutuhan Anda atas
menjauhi kecemasan berada pads taraf rata-rata, dan barangkah paling tinggi pads tiga
konsep diri. Jadi, setiap orang memiliki kombinasi kebutuhan dan hal itu menentukan
(3) Kemampuan
Dalam hal ini, komunikator antarbudaya yang kompeten harus dapat mendengar, mengamati,
menganalisis, menginterpretasikan dan mengaplikasikan perilaku khusus ini dalam cara yang
Kemampuan dapat membimbing kita untuk menghadirkan sebuah perilaku tertentu yang
cukup dan mampu mendukung proses komunikasi secara tepat dan efektif. Tujuan utama dari
yang ditentukan oleh kesadaran dan bersikap toleran terhadap keadaan yang ambigu atau tak
tentu. Untuk mengurangi ketidakpastian maka Anda sedapat mungkin memiliki tiga ketram-
pilan, yaitu empati, berperilaku seluwes mungkin, dan kemampuan untuk mengurangi situasi
ketidakpastian itu sendiri. Dua ketrampilan pertama menjadi syarat cukup untuk membentuk
(4) Sensitivitas
Sensitivitas dalam hal ini meliputi sifat fleksibel, sabar, empati, keingintahuan mengenai
budaya orang lain, terbuka pada perbedaan, dan merasa nyaman dengan orang lain.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © Maret 2021
Komunikator yang sensitif harus lebih toleran terhadap orang lain dan budaya lain serta
mengembangkan perasaan allophila, yaitu menyukai orang lain dan perilaku yang
menginspirasi.
(5) Karakter
Salah satu sifat yang paling penting yang diasosiasikan dengan karakter adalah dapat
dipercaya atau tidak. Sifat kadang diasosiasikan dengan orang yang terpercaya adalah
kejujuran, penghargaan, kewajaran, dan kemampuan untuk melakukan pilihan yang tepat,
juga kehormatan, altruisme (sifat mementingkan kepentingan orang lain), ketulusan dan niat
baik.
Untuk mengetahui apakah diri kita kompeten dalam berinteraksi antarbudaya, maka beberapa
(4) Selanjutnya, diperlukan upaya untuk memonitor diri sendiri selama interaksi.
1. Maxwell
Menurut Maxwell, karakter jauh lebih baik dari sekedar perkataan. Lebih dari itu, karakter
2. Wyne
Menurut Wyne, karakter menandai bagaimana cara atau pun teknis untuk memfoukuskan
3. Kamisa
Menurut Kamisa, pengertian karakter adalah sifat – sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti
yang dapat membuat seseorang terlihat berbeda dari orang lain. Berkarakter dapat diartikan
4. Doni Kusuma
Menurut Doni Kusuma, karakter merupakan ciri, gaya, sifat, atau pun katakeristik diri
seseorang yang berasal dari bentukan atau pun tempaan yang didapatkan dari lingkungan
sekitarnya.
5. W. B. Saunders
Menurut W. B. Saunders, karakter merupakan sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh
individu. Karakter dapat dilihat dari berbagai macam atribut yang ada dalam pola tingkah
laku individu.
6. Gulo W.
Menurut Gulo W. Pengertian karakter adalah kepribadian yang dilihat dari titik tolak etis
atau pun moral (seperti contohnya kejujuran seseorang). Karakter biasanya memiliki
7. Alwisol
Menurut Alwisol, karakter merupakan penggambaran tingkah laku yang dilaksanakan dengan
menonjolkan nilai (benar – salah, baik – buruk) secara implisit atau pun ekspilisit. Karakter
berbeda dengan kepribadian yang sama sekali tidak menyangkut nilai – nilai.
Karakter yang dimiliki oleh seseorang pada dasarnya terbentuk melalui proses pembelajaran
yang cukup panjang. Karakter manusia bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Lebih dari
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © Maret 2021
itu, karakter merupakan bentukan atau pun tempaan lingkungan dan juga orang – orang yang
Karakter dibentuk melalui proses pembelajaran di beberapa tempat, seperti di rumah, sekolah,
dan di lingkungan sekitar tempat tinggal. Pihak – pihak yang berperan penting dalam
Karakter seseorang biasanya akan sejalan dengan perilakunya. Bila seseorang selalu
melakukan aktivitas yang baik seperti sopan dalam berbicara, suka menolong, atau pun
menghargai sesama, maka kemungkinan besar karakter orang tersebut juga baik, akan tetapi
jika perilaku seseorang buruk seperti suka mencela, suka berbohong, suka berkata yang tidak
baik, maka kemungkinan besar karakter orang tersebut juga buruk.
Nilai-Nilai Karakter
Yaitu religius; pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan
pada nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaran agama
Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan tindakan, dan perkerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
Bertanggung jawab
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |8
Copyright © Maret 2021
Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang
sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
Percaya diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhdapat pemenuhan tercapainya setiap
keinginan dan harapannya.
Berjiwa wirausaha
Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadaan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |9
Copyright © Maret 2021
Cinta ilmu
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang mengjadi miliki/hak diri sendiri dan
orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepertingan
umum.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
Santun
Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua
orang.
Demokratis
Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusahakan alam yang
sudah terjadi dan selalau memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
Nilai kebangsaan
Cara berfikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Nasionalis
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsanya.
Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik,
sifat, adat, budaya, suku dan agama.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penaman nilai karakter kepada peserta didikn yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran pada peserta didik yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
Dalam pendidikan karakter di LKP, semua komponen (pemangku pendidikan) harus
dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses
pembelajarandan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan LKP,
pelaksaan aktivitas pembelajran, pemberdayaan sarna prasaran, pembiayaan dan ethos kerja
seluruh warga LKP.
Menurut David Elkind & Freddy Sweet, Ph.D. (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai
berikut “character education is the deliberate efort to help people understand, cara about,
and act upon core ethical values. When we think atau the kind of character we want is right,
care deeply about what is right, even in the face of pressure from without and temptation
from within”
Dengan demikian, pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan pendidikan,
yang mampu mempengaruhi karaker peserta didik. Pendidik membantu membentuk watak
peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku pendidik, cara pendidik
berbiacara atau menyampaikan materi, bagaimana pendidik bertoleransi, dan berbangsa hal
terkait lainnya.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |12
Copyright © Maret 2021
TUGAS 3
Mahasiswa boleh berkreasi dengan menggunakan atribut yang sesuai dengan negara
yang diwakilinya
Ketentuan Tugas :
- Tugas dibuat dalam bentuk slide (Power Point) dan Paper Makalah
- Makalah diketik dengan spasi 1,5, jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 12
pt.Dikumpulkan maksimal pertemuan ke 15