Anda di halaman 1dari 41

MODUL NUSANTARA

PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA MERDEKA 2023

“MERAWAT POTENSI KEBERAGAMAN DAN TOLERANSI


MASYARAKAT PESISIR JAWA TIMUR MELALUI TRADISI
DAN BUDAYA MASYARAKAT SEHAT”

Oleh:

Dr. Hanik Endang Nihayati, S.Kep., Ns., M.Kep.

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 1


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
1.1 Diskripsi Modul ................................................................................................................ 3
1.2 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ................................................................................. 3
1.3 Manfaat Pembelajaran Bagi Mahasiswa ........................................................................... 4
1.4 Petunjuk Penggunaan Modul ............................................................................................ 4
BAB II BUDAYA DAN KEBERAGAMAN BUDAYA SEHAT MASYARAKAT ............... 6
2.1 Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ......................................................................... 6
2.2. Uraian Materi ................................................................................................................... 6
2.3 Rangkuman ....................................................................................................................... 8
2.4 Evaluasi ........................................................................................................................... 14
2.5 Referensi ......................................................................................................................... 14
BAB III15 UPAYA KONSERVASI BUDAYA SEHAT MASYARAKAT ........................... 15
3.1 Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ........................................................................ 15
3.2 Uraian Materi ................................................................................................................. 15
3.3 Rangkuman ..................................................................................................................... 16
Inspirasi ............................................................................................................................. 22
3.4 Evaluasi ........................................................................................................................... 23
3.5 Referensi ......................................................................................................................... 23
BAB IV24 KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA STRATEGIS INDONESIA SEHAT . 24
4.1 Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ........................................................................ 24
4.2 Uraian Materi .................................................................................................................. 24
4.3 Rangkuman ..................................................................................................................... 26
4.4 Evaluasi ........................................................................................................................... 29
4.5 Referensi ......................................................................................................................... 30
BAB V 31PROMOSI DAN PREVENSI BUDAYA SEHAT NUSANTARA ........................ 31
5.1 Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ........................................................................ 31
5.2 Uraian Materi ................................................................................................................. 31
5.3 Rangkuman ..................................................................................................................... 32
Kontribusi Sosial ............................................................................................................... 32
5.4 Evaluasi ........................................................................................................................... 34
5.5 Referensi ........................................................................................................................ 34

1
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 35
Jadwal Pembelajaran ............................................................................................................. 35
BAB VI Penilaian dan Evaluasi ............................................................................................... 38
6.1 Aspek-Aspek Penilaian Akhir Mahasiswa .................................................................. 38
6.2 Evaluasi Pembelajaran ................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 39
GLOSARIUM .......................................................................................................................... 40

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Diskripsi Modul

Modul Nusantara berjudul “Merawat Potensi Keberagaman dan Toleransi Masyarakat


Pesisir Jawa Timur melalui tradisi dan budaya masyarakat sehat” digunakan sebagai panduan
oleh dosen pembimbing dan mahasiswa dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2023.
Modul Nusantara ini merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang difokuskan untuk
menciptakan pemahaman komprehensif mahasiswa tentang kebhinekaan, wawasan
kebangsaan, dan cinta tanah air melalui pengenalan terhadap konsep sehat, serta tradisi dan
perilaku kesehatan berbagai suku yang tinggal di pesisir Jawa Timur. Pengenalan terhadap
beragam tradisi bertujuan untuk meningkatkan cultural competence, yaitu kemampuan
memahami identitas dan nilai kultural yang dianut oleh diri sendiri dan bagaimana identitas dan
nilai-nilai tersebut mempengaruhi persepsinya terhadap orang lain, dengan budaya yang
berbeda dengannya. Cultural competence yang tinggi meningkatkan toleransi dan kemampuan
mahasiswa untuk berkolaborasi dengan orang lain dari berbagai background yang berbeda.

Modul Nusantara menjadi panduan aktifitas belajar mengajar selama 4 (empat) bulan,
melalui kegiatan kebhinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial. Harapannya, di akhir
modul mahasiswa memiliki cultural competence, semangat toleransi yang tinggi, serta mampu
mereduksi stereotip negatif terhadap suku-suku lain, yang berbeda dengan suku asalnya. Materi
dalam modul merujuk pada referensi yang sesuai dari sumber yang kredibel. Adapun metode
pembelajaran yang digunakan pada kegiatan kebhinekaan adalah kunjungan lapangan, bedah
film, buku, dan dongeng nusantara tentang toleransi, serta penghormatan terhadap budaya
kesehatan berbagai suku yang tinggal di Jawa Timur khususnya daerah pesisir. Kegiatan
inspirasi berupa diskusi antara mahasiswa dengan figur-figur inspiratif di Jawa Timur. Kegiatan
refleksi dilakukan oleh setiap mahasiswa sebagai proses perenungan atas pembelajaran yang
didapat dari kegiatan kebhinekaan dan inspirasi. Terakhir, kegiatan kontribusi sosial dilakukan
dalam bentuk proyek bakti sosial.

1.2 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

1) Mahasiswa mengalami peningkatan pemahaman tentang kepekaan dan toleransi terhadap


keberagamaan budaya dan budaya Masyarakat dalam mempertahankan kesehatannya

3
2) Mahasiswa mengalami peningkatan pemahaman tentang Upaya konservasi budaya
Masyarakat sehat
3) Mahasiswa mengalami peningkatan pemahaman tentang pentingnya kearifan local sebagai
Upaya strategis untuk untuk mewujudkan Indonesia sehat
4) Mahasiswa mampu mempraktikkan pengetahuan dan ketrampilan untuk memecahkan
masalah di sekitar

1.3 Manfaat Pembelajaran Bagi Mahasiswa

Manfaat yang diperoleh mahasiswa dari pelaksanaan Modul Nusantara “Merawat Potensi
keberagaman dan toleransi Masyarakat pesisir Jawa Timur melalui tradisi budaya masyarakat
sehat” adalah:

1) Mahasiswa terbuka pemahamannya tentang keanekaragaman tradisi dan perilaku


kesehatan di nusantara;
2) Mahasiswa terinspirasi untuk mengambil hikmah dari praktik baik tradisi dan perilaku
kesehatan di Indonesia, terutama di daerah pesisir Jawa Timur;
3) Mahasiswa lebih peka dalam mengidentifikasi permasalahan sosial budaya terkait
kesehatan di sekitar wilayah pesisir
4) Mahasiswa terbiasa berpikir kreatif dan kolaboratif untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan yang terjadi berkaitan dengan keanekaragaman tradisi dan perilaku
kesehatan di Nusantara terutama di daerah pesisir, dengan mengedepankan kepekaan
budaya dan toleransi.

1.4 Petunjuk Penggunaan Modul

Modul merupakan panduan umum bagi mahasiswa peserta Modul Nusantara agar lebih
peka dan toleran terhadap latar belakang budaya yang berbeda, melalui pengenalan terhadap
beragam tradisi dan perilaku kesehatan di pesisir di Jawa Timur. Modul memperkenalkan
budaya sehat dan praktik kesehatan di daerah pesisir di Jawa Timur melalui kunjungan
lapangan, kuliner, bedah film, buku, dongeng nusantara, dan diskusi dengan figur inspiratif
setempat. Selama proses belajar mengajar, dosen pendamping akan berperan sebagai fasilitator
untuk sharing informasi dan diskusi terkait kepekaan budaya melalui pemahaman terhadap
tradisi dan perilaku kesehatan di daerah pesisir Jawa Timur. Berikut detail pelaksanaan

4
pembelajaran Modul Nusantara “Merawat Potensi keberagaman dan toleransi Masyarakat
pesisir Jawa Timur melalui tradisi budaya masyarakat sehat”.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan sistem blok dengan bobot 4 sks;

1) Dosen dengan dibantu License Officer (LO) akan mendampingi mahasiswa pada setiap
kegiatan pembelajaran dan berperan sebagai informan serta partner diskusi;
2) Mahasiswa dalam jumlah besar akan dibagi dalam beberapa kelompok kecil;
3) Dosen, LO, dan mahasiswa mendapatkan modul sebelum kegiatan belajar dimulai;
4) Jadwal belajar, kunjungan, kelas inspirasi, refleksi, dan aksi sosial akan diatur oleh
Direktorat Pendidikan sebagai penanggung jawab kegiatan Modul Nusantara di
Universitas Airlangga;
5) Mahasiswa wajib mematuhi tata tertib dan aturan berperilaku di kampus yang berlaku di
Universitas Airlangga;
6) Penilaian hasil pembelajaran merupakan hasil penilaian atas semua unsur implementasi
Modul Nusantara yang dirancang pada modul pembelajaran ini.

5
BAB II
BUDAYA DAN KEBERAGAMAN BUDAYA SEHAT MASYARAKAT

2.1 Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

Mahasiswa semakin memahami kepekaan dan toleransi terhadap keberagaman budaya dan
budaya masyarakat dalam menjaga kesehatan Masyarakat.

2.2. Uraian Materi

Kaitan yang menjadikan suatu kesatuan manusia menjadi masyarakat adalah suatu
pola tingkah laku yang umum bagi seluruh pelaku kehidupan dalam batas-batas kesatuan.
Model ini harus stabil dan berkesinambungan sehingga berdampak pada mortalitas dan
morbiditas di masyarakat. Sangat menarik untuk membahas hubungan antara faktor sosial
dan perilaku yang mempengaruhi kesehatan dan kematian, karena kematian merupakan
salah satu dari tiga komponen umur,bersama dengan angka kelahiran dan perpindahan, yang
mempengaruhi ukuran, susunan dan komposisi penduduk.
Faktor sosial dan perilaku yang berkembang di masyarakat juga dipengaruhi oleh
negara sebagai pemberi pelayanan, masyarakat dan institusi kesehatan itu sendiri.
Kelompok pada dasarnya adalah individu-individu yang saling terhubung, peduli satu sama
lain, dan menyadari akan adanya saling menguntungkan. Ciri utama suatu komunitas
adalah para anggotanya memiliki kesamaan sesuatu yang dianggap milik bersama. Dengan
demikian, pengelompokan orang-orang ke dalam komunitas tertentu, yang merupakan
bentuk hidup berdampingan (kelompok sosial), selalu didasarkan pada ciri-ciri tertentu
yang menjadi sifat dan keinginan bersama, seperti umur, jenis kelamin, partai politik, latar
belakang pendidikan, kebangsaan, agama, dan seterusnya.
Masyarakat majemuk atau masyarakat multikultural adalah susunan masyarakat yang
terdiri dari beragam hal seperti berbagai suku, agama, ras, kebijakan dan perekonomian,
yang disatukan dan diatur oleh sistem sosial dan budaya yang berkuasa dalam masyarakat
tersebut. Masyarakat dengan budaya yang kompleks bersifat pluralistik dan heterogen.
Dalam hubungan antar manusia dengan orang lain, yang terpenting adalah reaksi yang
terjadi akibat hubungan antar manusia tersebut. Masyarakat majemuk atau masyarakat
multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari beberapa suku, agama, ras, kebijakan dan
perekonomian, yang disatukan dan diatur oleh sistem sosial dan kebudayaan yang berkuasa

6
dalam masyarakat tersebut. Masyarakat dengan budaya yang kompleks bersifat beragam
dan heterogen. Perilaku adalah tindakan atau kegiatan seseorang atau kelompok dengan
tujuan menghasilkan manfaat atau pemuasan kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan,
keyakinan, nilai dan norma. Perilaku berkembang melalui akulturasi dan sosialisasi namun
jarang sekali menyimpang. Sikap seseorang mampu mewujudkan perilaku manusia.
Namun, sikap manusia dapat dipisahkan dari kepribadian, karena kepribadian merupakan
latar belakang perilaku individu. Padahal, kepribadian merupakan susunan faktor biologis,
psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku manusia.
Faktor biologis dapat mempengaruhi kepribadian secara langsung, misalnya seseorang
yang memiliki tubuh (fisik) yang lemah dapat memiliki harga diri yang sangat rendah.
Faktor biologis yang penting adalah sistem saraf, sifat seksual, proses pubertas dan juga
kelainan biologis. Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kepribadian antara lain
temperamen, kemampuan belajar, emosi, kemampuan, keinginan dan lain-lain.
Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan karakteristik pribadi lainnya yang
berkembang melalui interaksi dengan orang lain. Tipe budaya tertentu yang signifikan
mempengaruhi bentuk kepribadian. Beberapa budaya berdasarkan faktor regional. Di sini
kita menemukan kepribadian-kepribadian yang berbeda satu sama lain karena masing-
masing hidup di daerah yang berbeda dengan budaya tertentu yang juga tidak sama. Dalam
setiap masyarakat terdapat proses dimana seorang anggota baru dari masyarakat tersebut
mempelajari norma-norma dan budaya masyarakat dimana dia menjadi anggotanya. Yang
disebut proses sosial adalah proses terbentuknya sikap untuk berperilaku sesuai dengan
perilaku kelompoknya. Profesi atau keahlian juga mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kepribadian.
Dari beberapa poin di atas dapat disimpulkan seberapa besar pengaruh budaya terhadap
perkembangan kepribadian. Inti dari budaya masyarakat mana pun adalah sistem nilai yang
dianut oleh komunitas yang mendukung budaya tersebut. Sistem nilai mengandung
pengertian abstrak tentang apa yang dianggap buruk dan apa yang dianggap baik Jenis
budaya tertentu yang berpengaruh signifikan terhadap bentuk kepribadian, misalnya budaya
tertentu berdasarkan faktor daerah. Di sini kita menemukan kepribadian-kepribadian yang
berbeda satu sama lain karena masing-masing hidup di daerah yang berbeda dengan budaya
tertentu yang juga tidak sama. Dalam setiap masyarakat terdapat proses dimana seorang
anggota baru dari masyarakat tersebut mempelajari norma-norma dan budaya masyarakat
dimana dia menjadi anggotanya. Yang disebut proses sosial adalah proses terbentuknya
sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya. Profesi atau keahlian juga

7
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepribadian. Dari beberapa poin di atas dapat
disimpulkan seberapa besar pengaruh budaya terhadap perkembangan kepribadian. Inti dari
budaya masyarakat mana pun adalah sistem nilai yang dianut oleh komunitas yang
mendukung budaya tersebut. Sistem nilai mengandung pengertian abstrak tentang apa yang
dianggap buruk dan apa yang dianggap baik.
Budaya kesehatan membentuk, mengatur, dan mempengaruhi suatu aktivitas atau
kegiatan individu yang tergabung dalam suatu komunitas sosial dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan baik dalam pencegahan penyakit maupun upaya penyembuhannya.
Permasalahan utama terkait hal ini adalah tidak semua elemen sistem budaya kesehatan
(personal atau tradisional) cukup efisien dan mampu memenuhi seluruh kebutuhan
kesehatan masyarakat yang meningkat akibat perubahan yang terus-menerus, sedangkan
tidak semua pihak lainnya mampu. Pentingnya informasi dan elemen praktis sistem
biomedis yang diperlukan bagi masyarakat telah dipahami sepenuhnya dan dilaksanakan
oleh sebagian anggota masyarakat yang tersebar, dalam hal pelayanan dan pelayanan
kesehatan belum sepenuhnya berhasil memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Oleh
karena itu, menjaga kesehatan memerlukan kepekaan dan toleransi terhadap keberagaman
budaya dan budaya masyarakat

2.3 Rangkuman
Kebhinekaan

Tujuan kegiatan diversifikasi adalah untuk memperkenalkan keberagaman Indonesia baik


dari segi agama, kepercayaan, ras, suku, golongan, bahasa dan golongan yang ada di
Indonesia. Mahasiswa dapat bertemu dan berdialog dengan orang lain yang memiliki
agama, kepercayaan, dan suku yang berbeda atau merasakan langsung pengalaman
mempelajari budaya berbagai suku yang ada di Jawa Timur, serta budaya dari suku asal
masing-masing mahasiswa peserta Modul Nursantara.

Kebhinekaan 1:

a. Tema: Petualangan City Tour Kota Surabaya sebagai kota Pahlawan dan kampung tua
Maspati
b. Objektif:

1) Mahasiswa mengenal nilai toleransi dan menanamkan nilai nilai perjuangan pada

8
mahasiswa PMM di Kota Surabaya

2) Mahasiswa secara berkelompok melakukan observasi lapangan dan wawancara dengan


tokoh masyarakat setempat terkait dengan budaya kesehatan yang masih dilestarikan.
Hasilnya didokumentasikan dalam bentuk video pendek berdurasi 5 menit.
c. Metode:

1) Kunjungan ke wisata Religi Sunan Ampel untuk budaya Arab, Masjid


Muhammad Cheng-Ho dan Klenteng Sanggar Agung untuk budaya asli
China, dan Tugu Pahlawan untuk budaya Surabaya.

2) Setelah itu kegiatan dilakukan di Kampung Lawas Maspati, yaitu pemukiman


penduduk tertua yang masih melakukan kegiatan sosial budaya dan sehat
tradisional khas Surabaya

d. Waktu: 100 menit (1 TM).


e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan sarana prasarana untuk kegiatan


berkeliling Kota Surabaya untuk mengenal Surabaya sebagai kota Pahlawan
lengkap dengan keanekaragaman budaya
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema
3) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi terkait dengan toleransi, serta nilai-
nilai perjuangan di Kota Surabaya.
4) Mahasiswa menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan toleransi,
konsep sehat, serta budaya kesehatan Suku Jawa yang tinggal di Kota Surabaya;
5) Mahasiswa menyiapkan peralatan untuk mencatat dan membuat dokumentasi dari
kegiatan kunjungan.

Selama kegiatan:

1) Mahasiswa berkunjung ke wisata religi Religi Sunan Ampel untuk budaya Arab,
Masjid Muhammad Cheng-Ho dan Klenteng Sanggar Agung untuk budaya asli
China, dan Tugu Pahlawan untuk budaya Surabaya. Setelah itu lanjut ke kampung

9
Lawas Maspati, yaitu pemukiman penduduk tertua yang masih melakukan
Kegiatan sosial budaya dan sehat tradisional khas Surabaya.
2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa dalam mengobservasi dan
berkomunikasi dengan komunitas mengenai tradisi dan perilaku kesehatan Suku
Jawa yang tinggal di Kota Surabaya;
3) Mahasiswa mengidentifikasi konsep sehat dan budaya kesehatan yang menjadi
penciri Suku Jawa yang tinggal di Kota Surabaya, serta praktik baik perilaku
kesehatan yang masih eksis;
4) Mahasiswa secara berkelompok melakukan observasi lapangan dan wawancara
dengan tokoh masyarakat setempat terkait dengan budaya kesehatan yang masih
dilestarikan.
5) Mahasiswa mendokumentasikan hasil kunjungan, dalam bentuk video berdurasi 5
menit.

Kebhinekaan 2

a. Tema: Mengikuti senam bersama komunitas kampus Airlangga sebagai ruang berkumpul
dan ekologis di Surabaya
b. Objektif:
1) Mahasiswa mengobservasi secara langsung budaya masyarakat urban dalam
mempertahankan kesehatanya.
2) Mahasiswa mengidentifikasi secara langsung budaya masyarakat urban dalam
mempertahankan kesehatanya.
3) Mahasiswa mampu mempratikkan budaya masyarakat urban dalam
mempertahankan kesehatanya.
c. Metode:
1) Kegiatan dilakukan outdoor di ruang hijau Kampus Universitas Airlangga
d. Waktu: 1 x 100 menit (1 TM).
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan sarana prasarana untuk kegiatan Senam


Bersama Masyarakat di Kampus Unair
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;

10
3) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi terkait dengan Perilaku kesehatan
4) Mahasiswa menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Kegiatan Senam
Bersama masyarakat;
5) Mahasiswa menyiapkan peralatan untuk mencatat dan membuat dokumentasi dari
kegiatan Kegiatan Senam Bersama Masyarakat.

Selama kegiatan:

1) Mahasiswa berpartisipasi dalam senam Bersama Masyarakat di Kampus Universitas


Airlangga
2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa dalam mengobservasi dan
berkomunikasi dengan Masyarakat mengenai perilaku kesehatan yang tinggal di Kota
Surabaya;
4) Mahasiswa mengidentifikasi budaya masyarakat urban dalam mempertahankan
kesehatanya.
3) Mahasiswa mendokumentasikan hasil kegiatan, membuat audio-visual dan
menjadikannya film pendek durasi 5 menit.

Kebhinekaan 3 :

a. Tema: Observasi ke Kampung Kenjeran dan Bulak Surabaya sebagai daerah Pesisir
b. Objektif:
1) Mahasiswa melakukan observasi lapangan dan wawancara dengan tokoh
masyarakat setempat terkait dengan kehidupan masyarakat daerah pesisir untuk
meningkatkan kesehatannya
2) Mahasiswa mengidentifikasi tradisi penciri dan praktik baik perilaku kesehatan
yang masih eksis di Kampung Kenjeran dan Bulak Surabaya.
3) Mahasiswa mengembangkan kepekaan budaya dan toleransi terhadap tradisi dan
perilaku kesehatan Masyarakat Kampung Kenjeran dan Bulak Surabaya.
4) Mahasiswa mampu mempraktikkan kepekaan budaya dan toleransi terhadap tradisi
dan perilaku kesehatan Masyarakat Kampung Kenjeran dan Bulak Surabaya.
c. Metode: Kunjungan ke komunitas Kampung Kenjeran dan Bulak Surabaya
d. Waktu: 1 x 100 menit (1 TM).
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

11
1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan sarana prasarana untuk kegiatan
kunjungan;
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;
3) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi terkait dengan toleransi, serta tradisi
dan perilaku kesehatan Masyarakat Kenjeran dan Bulak Surabaya.
4) Mahasiswa menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan
Masyarakat pesisir untuk meningkatkan kesehatannya
5) Mahasiswa menyiapkan peralatan untuk mencatat dan membuat dokumentasi dari
kegiatan kunjungan.

Selama kegiatan:

1) Mahasiswa berkunjung pada komunitas kampung pesisir, Pantai Kenjeran dan


Bulak Surabaya
2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa dalam mengobservasi dan
berkomunikasi dengan komunitas mengenai tradisi dan perilaku kesehatan untuk
meningkatkan kesehatannya
3) Mahasiswa mengidentifikasi konsep sehat dan budaya kesehatan yang menjadi
penciri Masyarakat pesisir Kenjeran dan Bulak, serta praktik baik perilaku
kesehatan yang masih eksis;
4) Mahasiswa mengidentifikasi strategi untuk menjaga eksistensi budaya Kesehatan,
untuk meningkatkan Kesehatan Masyarakat Pesisir Kenjeran dan Bulak
5) Mahasiswa mempraktikkan budaya Kesehatan, untuk meningkatkan Kesehatan
Masyarakat Pesisir Kenjeran dan Bulak
6) Mahasiswa mendokumentasikan hasil kunjungan dalam bentuk artikel popular
disertai dengan referensi yang memadai

Refleksi

Tujuan dari kegiatan reflektif adalah untuk membantu siswa menginternalisasikan


pengalaman dan pembelajaran dari kegiatan yang beragam dan menginspirasi. Dalam kegiatan
ini, dosen dan mahasiswa berinteraksi secara aktif dan dinamis untuk membahas kembali
pentingnya kepekaan dan toleransi budaya yang timbul dari keberagaman dan kegiatan
inspiratif dalam konteks tradisi dan perilaku kesehatan berbagai suku bangsa nusantara.
Kegiatan refleksi dalam modul ini dilaksanakan dalam 5 kegiatan pembelajaran, yang dibagi
dalam tema-tema sebagai berikut:

12
Refleksi 1:

a. Tema: Self-reflection mengenai kepekaan budaya dan toleransi


b. Objektif:
1) Mahasiswa menyusun Reflective Story Board yang berisi tentang self evaluation
dengan melihat kondisi kepekaan budaya dan toleransi diri sendiri terhadap budaya
suku lain terutama masalah kesehatan
c. Metode: Diskusi kasus
d. Waktu: 1 x 100 menit (1 TM)
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan kasus yang akan didiskusikan;


2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;
3) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi terkait dengan konsep kepekaan self
evaluation dengan melihat kondisi kepekaan budaya dan toleransi diri sendiri
terhadap budaya suku lain terutama masalah kesehatan

Selama kegiatan:

1) Mahasiswa diminta membaca dan memberikan respon terkait self evaluation


dengan melihat kondisi kepekaan budaya dan toleransi diri sendiri terhadap
budaya suku lain terutama masalah kesehatan
2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa dalam berdiskusi terkait
kasus dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan reflektif
3) Mahasiswa mendokumentasikan hasil diskusi dalam bentuk resume.

Refleksi 2:

a. Tema : Sharing dan diskusi tentang uniqueness dan best practice dari budaya kesehatan
masyarakat pesisir di Kota Surabaya
b. Objektif:
1) Mahasiswa merenungkan dan mendiskusikan tradisi yang masih eksis dan praktik
baik perilaku budaya kesehatan masyarakat pesisir di Kota Surabaya.
c. Metode: Diskusi
d. Waktu: 4 x 100 menit (1 TM)
13
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan reflektif yang


akan didiskusikan;
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema dan referensi
penunjang terkait;

Selama kegiatan:

1) Dosen pendamping, LO, dan mahasiswa melakukan sharing dan diskusi tentang
konsep sehat dan perilaku budaya kesehatan masyarakat pesisir di Kota Surabaya.
2) Dosen pendamping, LO, dan mahasiswa mengidentifikasi dan mendiskusikan
tradisi yang masih eksis dan praktik baik perilaku budaya kesehatan masyarakat
pesisir di Kota Surabaya.
3) Mahasiswa mendokumentasikan hasil diskusi dalam bentuk resume.

2.4 Evaluasi

Pada akhir Kegiatan ini mahasiswa diminta untuk melaporkan kegiatan dengan :

1) Mendokumentasikan Kegiatan dalam bentuk video atau audio-visual dengan durasi 5


menit.

2.5 Referensi

Apriadi, Siregar Putra. 2021. Diktat Bahan Ajar Sosial Budaya Kesehatan. Medan.

14
BAB III
UPAYA KONSERVASI BUDAYA SEHAT MASYARAKAT

3.1 Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

Mahasiswa mengalami peningkatan pemahaman tentang Upaya konservasi budaya


Masyarakat sehat

3.2 Uraian Materi

Adaptasi merupakan sebuah hal yang harus diketahui oleh individu atau sekelompok
orang tertentu ketika berinteraksi dengan pihak lain yang mempunyai budaya berbeda. Adaptasi
atau proses adaptasi bukanlah suatu hal yang mudah dan untuk mencapai sebuah perubahan,
namun memerlukan proses yang lama dan tidak jarang menemukan banyak hambatan, untuk
mengetahui dan mempelajari budaya-budaya baru yang selalu perlu dikomunikasikan. Strategi
adaptif merupakan perilaku adaptasi baru yang didasari oleh logika dan kasih sayang dimana
seseorang berusaha untuk menyembuhkan orang yang sakit dan memperhatikan masalah
kesehatan serta dampak dari upaya orang untuk bertahan hidup dan mencari solusi masalah
penyakit sesuai pengetahuannya.

Berdasarkan kemajuan zaman, perkembangan antropologi kesehatan mengalami pasang


surut, banyak sekali faktor-faktor yang mendorong perubahan budaya, seperti adanya unsur-
unsur budaya yang mudah diubah, terutama adanya unsur teknologi dan ekonomi, ada
masyarakat yang mudah mengadopsi unsur-unsur perubahan budaya, terutama yang generasi
muda. Generasi meski memiliki hambatan terhadap perubahan budaya antara lain seperti
adanya unsur budaya yang mungkin sulit diubah, seperti adat istiadat dan keyakinan agama,
namun ada masyarakat yang sulit menerima unsur perubahan, terutama generasi yang sudah
ketinggalan zaman.

Secara umum antropologi kesehatan selalu memberikan kontribusi terhadap ilmu-ilmu


kesehatan lainnya karena memberikan peluang untuk melihat masyarakat secara keseluruhan,
termasuk individu. Jika cara pandang yang benar dapat memberikan kontribusi yang tepat bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka berdasarkan akar kepribadian masyarakat yang
konstruktif, maka dapat diusulkan suatu model yang berguna secara fungsional untuk

15
menggambarkan keadaan sosial budaya. proses kesehatan di sektor ini dan dapat berpartisipasi
dalam metode penelitian dan hasil penelitian, serta dalam merumuskan pendekatan yang tepat
dan berkontribusi pada analisis dan interpretasi hasil situasi yang ada di masyarakat.

Perancangan serta penyelenggaraan sebuah Kegiatan yang mempengaruhi pendidikan


masyarakat yang didaasarkan keahlian, pengetahuan, keterampilan untuk mengembangkan
kreativitas. Kemampuan melakukan sesuatu secara fisik, mental, finansial dan hukum,
pengalaman kerja, mendorong inovasi melalui pelatihan dan kursus yang tidak membosankan,
motivasi meningkatkan produktivitas, efisiensi, profitabilitas dan fleksibilitas: mengurangi
hambatan semantik dengan meningkatkan keterampilan komunikasi; pengurangan hambatan
teknis melalui perbaikan sistem manajemen, pengurangan hambatan manusia melalui
pengendalian proses kerja; dan mengurangi hambatan mekanis dengan mengubah proses yang
tidak efisien di sebagian atau seluruh sistem dan memperluas visi. Sistem budaya dapat
memberikan posisi yang dapat diterima dalam penerapan perlindungan.

Masalah kesehatan merupakan akibat dari banyak sumber masalah. Kesehatan individu
berkaitan dengan perilaku seperti makanan/gizi, kebugaran jasmani dan kebiasaan merokok.
Lingkungan fisik yang mendukung, misalnya: Pelayanan kesehatan, dan ketersediaan
pelayanan yang berkualitas dan mudah. Faktor ekonomi dan faktor tidak hanya menjadi
prediktor atau faktor terpenting dalam hasil kesehatan, namun juga sangat berpengaruh
terhadap perilaku kesehatan, yang merupakan kontributor terbesar kedua terhadap kesehatan
dan umur panjang. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengubah budaya dalam
menjaga kesehatan seluruh masyarakat.

3.3 Rangkuman

Kebhinekaan 4 :

a. Tema: Melakukan survey ke Daerah pesisir di wilayah Kabupaten Gresik


b. Objektif:
1) Mahasiswa secara berkelompok melakukan observasi lapangan dan wawancara
dengan narasumber. untuk melihat kehidupan masyarakat di daerah pesisir dalam
kesehatan ibu dan anak.
2) Mahasiswa mengidentifikasi perawatan Kesehatan ibu dan anak di Wilayah pesisir
Kabupaten Gresik
c. Metode:

16
1) Kunjungan Survey ke Daerah Pesisir Kabupaten Gresik
d. Waktu: 1 x 100 menit (1 TM).
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan sarana prasarana untuk kegiatan


kunjungan;
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;
3) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi terkait dengan toleransi, serta tradisi
dan perilaku kesehatan Masyarakat Pesisir Gresik dalam menjaga Kesehatan Ibu
dan anak.
4) Mahasiswa menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan konservasi
perawatan ibu dan anak di wilayah pesisir Gresik.
5) Mahasiswa menyiapkan peralatan untuk mencatat dan membuat laporan kunjungan
survey Masyarakat pesisir Gresik.

Selama kegiatan:

1) Mahasiswa berkunjung pada Masyarakat pesisir Gresik


2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa dalam mengobservasi dan
berkomunikasi dengan Masyarakat mengenai konservasi perawatan Kesehatan ibu
dan anak di wilayah pesisir Gresik
3) Mahasiswa mengidentifikasi konsep sehat dan budaya kesehatan yang menjadi
penciri perilaku kesehatan yang masih eksis;
4) Mahasiswa mengidentifikasi strategi konservasi perawatan Kesehatan ibu dan anak
di wilayah pesisir Gresik.
5) Mahasiswa Menyusun laporan hasil kunjungan tentang konservasi perawatan ibu
dan anak di wilayah pesisir Gresik

Kebhinekaan 5 :

a. Tema: Mengenal potensi usaha masyarakat pesisir dalam pengolahan makanan sehat
bahan dasar ikan di wilayah Gresik
b. Objektif:

17
1) Mahasiswa secara berkelompok melakukan observasi lapangan dan wawancara dengan
narasumber untuk melihat pengolahan makanan sehat bahan dasar ikan di wilayah
Gresik.
2) Mahasiswa mengidentifikasi pengolahan makanan sehat bahan dasar ikan di wilayah
Gresik.
c. Metode:
1) Kunjungan usaha kecil menengah (UMKM) di wilayah Gresik
d. Waktu: 1 x 100 menit (1 TM).
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan sarana prasarana untuk kegiatan


kunjungan;
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;
3) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi terkait dengan pengolahan makanan
sehat bahan dasar ikan di wilayah Gresik.
4) Mahasiswa menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan pengolahan makanan
sehat bahan dasar ikan di wilayah Gresik.
5) Mahasiswa menyiapkan peralatan untuk mencatat dan membuat laporan kunjungan
survey usaha kecil menengah pengolahan makanan sehat bahan dasar ikan di wilayah
Gresik.
6) Mahasiswa menyiapkan peralatan untuk mencatat dan laporan dari kegiatan
kunjungan.

Selama kegiatan:

1) Mahasiswa berkunjung pada pelaku usaha kecil menengah (UMKM) di wilayah


Gresik
2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa dalam mengobservasi dan
berkomunikasi dengan Masyarakat mengenai pengolahan makanan sehat bahan
dasar ikan di wilayah Gresik.
3) Mahasiswa mengidentifikasi pengolahan makanan sehat bahan dasar ikan di
wilayah Gresik.

18
4) Mahasiswa mengidentifikasi strategi pengolahan makanan sehat bahan dasar ikan
di wilayah Gresik.
5) Mahasiswa Menyusun laporan hasil kunjungan usaha kecil menengah (UMKM)
tentang pengolahan makanan sehat bahan dasar ikan di wilayah Gresik.

Kebhinekaan 6 :

a. Tema: Melakukan observasi lapangan dan mengenal budaya sehat di Daerah pesisir
wilayah Tuban
b. Objektif:
1) Mahasiswa secara berkelompok melakukan observasi lapangan, mengenai
kesehatan lingkungan di wilayah pasisir, wawancara dengan narasumber, dan
menikmati kuliner khas Tuban
2) Mahasiswa mengidentifikasi perilaku Kesehatan lingkungan di Wilayah Pesisir
Tuban
3) Mahasiswa menngidentifikasi kuliner khas Tuban
c. Metode: Kunjungan di Desa Pesisir Wilayah Tuban.
d. Waktu: 1 x 100 menit (1 TM).
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan sarana prasarana untuk kegiatan


kunjungan;
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;
3) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi mengenai budaya Kesehatan
lingkungan di Desa Pesisir Wilayah Tuban.
4) Mahasiswa menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan tentang budaya
Kesehatan lingkungan Desa Pesisir Wilayah Tuban.
5) Mahasiswa menyiapkan peralatan untuk Menyusun video pendek berdurasi 5 menit
yang menceritakan pendapatnya tentang budaya Kesehatan di Desa Pesisir Wilayah
Tuban.

Selama kegiatan:

19
1) Mahasiswa melakukan kunjungan lapangan mengenai Kesehatan lingkungan di
wilayah pesisir Tuban dan menikmati kuliner khas di Wilayah Tuban
2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa dalam mengobservasi dan
berkomunikasi dengan Masyarakat mengenai Kesehatan lingkungan di wilayah
pesisir Tuban
3) Mahasiswa mengidentifikasi Kesehatan lingkungan di wilayah pesisir Tuban
4) Mahasiswa mengidentifikasi kuliner khas wilayah Tuban.
5) Mahasiswa Menyusun video pendek berdurasi 5 menit yang menceritakan
pendapatnya terhadap budaya Kesehatan di wilayah pesisir Tuban.

Refleksi 3 :

a. Tema : Sharing ide upaya konservasi uniqueness dan best practice dari budaya
kesehatan untuk mencegah stunting di masyarakat pesisir
b. Objektif:
c. Secara berkelompok, mahasiswa memaparkan gagasan upaya melestarikan keunikan
dan best practice budaya sehat untuk mencegah kemerosotan masyarakat pesisir di Kota
Surabaya
d. Metode:Diskusi
e. Waktu: 4 x 100 menit (1 TM)
f. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan reflektif yang


akan didiskusikan;
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema dan referensi
penunjang terkait;
3) Kegiatan dilakukan di ruang terbuka hijau Universitas Airlangga dengan flipchart
presentation + sticky notes

Selama kegiatan:

1) Dosen pendamping, LO, dan mahasiswa melakukan sharing dan diskusi tentang
konsep sehat dan perilaku budaya kesehatan untuk mencegah stunting di masyarakat
pesisir di Kota Surabaya.

20
2) Dosen pendamping, LO, dan mahasiswa mengidentifikasi dan mendiskusikan
tradisi yang masih eksis dan praktik baik perilaku budaya kesehatan untuk
mencegah stunting di masyarakat pesisir di Kota Surabaya.
3) Mahasiswa mendokumentasikan hasil diskusi dalam bentuk resume.

Refleksi 4 :

Tema: Sharing your story: inspire and empower tentang menghargai masyarakat minoritas
dengan disabilitas Mental

a. Objektif:
1) Mahasiswa memahami personal feeling tentang apa yang dirasakan, apa yang
dipelajari, apa yang dapat diadopsi, dan target dalam meningkatkan upaya
kesehatan mental dan menghargai keberagaman tanpa stigma
b. Metode: Personal feeling dengan Masyarakat minoritas dengan disabilitas mental di
Liponsos Surabaya
c. Waktu: 1 x 100 menit (1 TM)
d. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan sarana prasanrana yang akan


digunakan
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;
2) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi terkait dengan memahami personal
feeling tentang apa yang dirasakan, apa yang dipelajari, apa yang dapat diadopsi,
dan target dalam meningkatkan upaya kesehatan mental dan menghargai
keberagaman tanpa stigma

Selama kegiatan:

1) Mahasiswa diminta memahami personal feeling tentang apa yang dirasakan, apa
yang dipelajari, apa yang dapat diadopsi, dan target dalam meningkatkan upaya
kesehatan mental dan menghargai keberagaman tanpa stigma
2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa dalam memahami personal
feeling tentang apa yang dirasakan, apa yang dipelajari, apa yang dapat diadopsi,

21
dan target dalam meningkatkan upaya kesehatan mental dan menghargai
keberagaman tanpa stigma
3) Mahasiswa mendokumentasikan hasil diskusi dalam bentuk resume.

Inspirasi

Kegiatan inspiratif bertujuan untuk memberikan insight dan menstimulasi inspirasi


mahasiswa yang diperoleh dari tatap muka dan diskusi dengan figur-figur inspiratif di Jawa
Timur, khususnya di Kota Surabaya. Harapannya, mahasiswa terinspirasi untuk membangun
rasa percaya diri dan meningkatkan kecintaan terhadap tanah air. Kegiatan inspirasi dalam
modul ini dilaksanakan dalam 2 kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

Inspirasi 1:

a. Tema: Talk show dengan figur inspiratif pejuang nusantara sehat


b. Objektif:
1) Mahasiswa terinspirasi terhadap strategi yang digunakan para tokoh alumni pejuang
Nusantara sehat
2) Mahasiswa terinspirasi terhadap strategi untuk menjaga eksistensi budaya
kesehatan di nusantara;
3) Mahasiswa terinspirasi terhadap strategi peningkatan derajat kesehatan masyarakat
berbasis kearifan lokal.
c. Metode:
1) Tatap muka dan diskusi dengan narasumber yang merupakan figur-figur inspiratif
pejuang nusantara sehat dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Jawa
Timur, khususnya di Kota Surabaya.
a) Laksamana Dr. AVE Suhardiningsih, SKp. MKes (Alumni pejuang
Nusantara sehat)
b) dr. Agus Hariano, Sp.B (Tenaga Kesehatan rumah di sakit terapung
Universitas Airlangga)
c) Dosen pembimbing Modul Nusantara
d. Waktu: 1 x 100 menit (1 TM).
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

22
1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan sarana prasarana untuk tatap muka dan
diskusi dengan figur-figur inspiratif;
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;
3) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi terkait figure inspiratif Nusantara
sehat
4) Mahasiswa menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan figure
inspiratif Nusantara sehat
5) Mahasiswa menyiapkan peralatan untuk mencatat dan membuat dokumentasi dari
kegiatan.

Selama kegiatan:

1) Mahasiswa bertemu dan berdiskusi dengan figur-figur inspiratif;


2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa dalam berkomunikasi dan
berdiskusi dengan figur-figur inspiratif;
3) Mahasiswa mendokumentasikan hasil tatap muka dan diskusi dalam bentuk resume
500 kata berikut inspirasi apa yang bisa dikembangkan dari para tokoh otersebut.

3.4 Evaluasi

Pada akhir Kegiatan ini mahasiswa diminta untuk membuat laporan kunjungan dan
resume dengan minimal 500 kata.

3.5 Referensi

Apriadi, Siregar Putra. 2021. Diktat Bahan Ajar Sosial Budaya Kesehatan. Medan

23
BAB IV
KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA STRATEGIS INDONESIA
SEHAT

4.1 Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

Mahasiswa mengalami peningkatan pemahaman tentang pentingnya kearifan local sebagai


Upaya strategis untuk untuk mewujudkan Indonesia sehat

4.2 Uraian Materi

Rencana strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 menyebutkan bahwa


pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah merupakan investasi seluruh elemen
bangsa Indonesia, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan setiap orang untuk hidup sehat guna mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Sebagai faktor terpenting dalam pengembangan SDM manusis
yang produktif dan pola pikir yang kreatif secara sosial dan ekonomi. Kesuksesan
pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh keberlangsungan kegiatan atau program-
program masyarakat dan sektoral yang mendukung serta kesinambungan dalam
menentukan upaya-upaya yang telah dilakukan pada periode sebelumnya.
Komunikasi dalam menjaga kesehatan sangat diperlukan dalam bidang kesehatan
karena komunikasi dalam manajemen kesehatan merupakan kunci untuk meningkatkan
kepedulian atau derajat kesehatan masyarakat. Hingga saat ini komunikasi yang teratur
selalu berkembang seiring dengan berkembangnya dunia teknologi komunikasi.
Komunikasi yang dulunya dilakukan melalui penyuluhan masyarakat secara langsung
seperti media audio/radio, kini lebih digemari melalui pesan atau informasi kesehatan
melalui media online, media cetak, dan elektronik. Seperti sosialisasi melalui sosmed,
melalui poster-poster menarik yang dibuat dengan menarik. Tidak hanya memiliki nilai
praktis, tetapi juga memiliki nilai moneter dan tampilannya lebih menarik.
Seiring bertumbuhnya media yang sangat berguna untuk mencapai komunikasi
kesehatan, karena berhasil atau tidak komunikasi kesehatan lebih ditentukan oleh
penggunaan media yang tepat, pesan yang sistematis dan mudah dipahami. Namun, suara
juga merupakan elemen budaya yang sulit diterima oleh masyarakat. Contoh unsur budaya
yang sulit diterima di masyarakat, misalnya unsur yang berkaitan dengan sistem

24
kepercayaan, unsur yang dipelajari pada tahap pertama proses sosial. Sangat sulit bagi
Masyarakat dalam mengadopsi budaya yang bersangkutan dengan masalah kepercayaan.
Secara umum generasi muda cepat mengadopsi unsur budaya asing. Namun masyarakat
yang terkena dampak proses akulturasi budaya yang biasanya terjadi pada merupakan
individu yang sangat sulit beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi.
Konsep kearifan lokal, atau kearifan tradisional, atau adat istiadat maupun kebudayaan
yang sudah dianut sejak lama, dan sudah tercipta sejak zaman dahulu atau sistem
pengetahuan lokal (original knowledge system) adalah pengetahuan atau kebiasaan khusus
pada suatu masyarakat atau kebudayaan tertentu, yang terbentuk dalam kurun waktu yang
lama sebagai hasil hubungan timbal balik antara masyarakat dengan lingkungannya
(Marzali, Mumfangati dkk., 2004). Konsep sistem kearifan lokal yang sudah diterapkan
sejak lama berakar pada pengetahuan dan sistem pengelolaan lokal atau tradisional,
sehingga sangat sulit bagi masyarakat tradisional untuk meninggalkan kebiasaan atau
kebudayaan tersebut. Karena kedekatannya dengan lingkungan dan sumber daya alam,
masyarakat lokal, tradisional atau adat, melalui berbagai percobaan telah mengembangkan
pemahaman tentang sistem ekologi tempat mereka tinggal, yang dianggap konservatif
terhadap sumber daya alam tempat merak tinggali, dan sehingga meninggalkan aktivitas
yang aktifitas yang dapat merusak alam secara tidak langsung (Mitchell, 2003).
Kearifan lokal secara spesifik berkaitan dengan kebudayaan tertentu (local culture) dan
mencerminkan bagaimana merekad hidup alam suatu suatu masyarakat tertentu (local
community). Dengan kata lain, kearifan lokal terletak pada budaya lokal. Budaya lokal
(sering disebut budaya daerah) adalah istilah yang sering digunakan untuk membedakan
budaya dengan budaya nasional (Indonesia) dan budaya global. Kebudayaan lokal adalah
kebudayaan masyarakat yang tinggal di suatu tempat atau wilayah tertentu, yang berbeda
dengan kebudayaan masyarakat yang tinggal di tempat lain. Kearifan lokal menjadi penting
dan berguna hanya ketika masyarakat lokal yang mewarisi sistem informasi tersebut siap
untuk menerapkannya dan mengklaimnya. Semangat budaya lokal karenanya dapat disebut
kearifan lokal, suatu bentuk pemerintahan berbasis komunitas yang mengatur kelompok
masyarakat, nilai-nilai adat, nilai-nilai yang dikembangkan secara adat yang mengatur etika,
prosedur dan praktik, pendidikan berbasis aturan. pilihan waktu, tempat dan ruang untuk
pelestarian alam
Kearifan lokal yang bersifat nyata, meliputi teks seperti yang tertuang dalam buku
Pengetahuan (asas), kalender; dari beton, seperti bangunan yang mencerminkan kearifan
lokal. Diperlukan kearifan lokal, nasehat lisan, berupa nyanyian seperti balamut. Tugas

25
kearifan lokal yaitu pelestarian alam seperti pertanian, pengembangan pengetahuan dan
pengembangan sumber daya manusia. Demikian pula kearifan lokal memegang peranan
penting dalam pelayanan kesehatan, yaitu sebagai upaya strategis menuju Indonesia sehat.

4.3 Rangkuman

Kebhinekaan 7 :

a. Tema: Expo aneka makanan sehat khas Nusantara berbahan dasar ikan
b. Objektif: .
1) Mahasiswa melakukan kegiatan expo yang dilakukan di wilayah kampus C
Unair sekitar ruang GKB Mahasiswa secara berkelompok melakukan expo
makanan sehat khas daerah masing masing berbahan dasar ikan dan mahasiswa
diminta untuk menjelaskan makanan tersebut ke pengunjung expo sebagai
bentuk keanekragaman dan kekayaan nusantara
c. Metode: Kegiatan dilakukan di sekitar ruang GKB Kampus C Universitas Airlangga.
d. Waktu: 1 x 100 menit (1 TM).
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

6) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan sarana prasarana untuk kegiatan expo yang
dilakukan di wilayah kampus C Unair sekitar ruang GKB
7) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;
8) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi terkait dengan makanan sehat khas daerah
masing masing berbahan dasar ikan
9) Mahasiswa menyiapkan materi terkait dengan penjelasan makanan yang disajikan
dalam expo tersebut ke pengunjung expo sebagai bentuk keanekragaman dan kekayaan
nusantara
10) Mahasiswa menyiapkan peralatan untuk mencatat dan membuat dokumentasi dari
kegiatan expo

Selama kegiatan:

1) Mahasiswa berpartisipasi dalam Kegiatan expo makanan sehat khas daerah masing
masing berbahan dasar ikan di wilayah kampus C Unair sekitar ruang GKB

26
2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa dalam melakukan Kegiatan expo
makanan sehat khas daerah masing masing berbahan dasar ikan di wilayah kampus C
Unair sekitar ruang GKB
3) Mahasiswa mahasiswa diminta untuk menjelaskan makanan tersebut ke pengunjung
expo sebagai bentuk keanekragaman dan kekayaan Nusantara.

Kebhinekaan 8 :

a. Tema: Mengenal Mengenal Pondok Pesantren sebagai mitra sehat di wilayan pesisir
Lamongan
b. Objektif:
1) Mahasiswa melakukan Kegiatan kunjungan pondok pesantren di wilayah pesisir
Lamongan. Narasumber yang dihadirkan adalah pengelola pesantren.
c. Metode: Kunjungan pondok pesantren di wilayah pesisir Lamongan
d. Waktu: 1 x 100 menit (1 TM).
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

7) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan sarana prasarana untuk kegiatan


kunjungan;
8) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;
9) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi terkait dengan pondok pesantren di
wilayah pesisir Lamongan
10) Mahasiswa menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pondok
pesantren di wilayah pesisir Lamongan
11) Mahasiswa menyiapkan peralatan untuk mencatat dan membuat laporan kunjungan
survey pondok pesantren di wilayah pesisir Lamongan

Selama kegiatan:

1) Mahasiswa berkunjung pondok pesantren di wilayah pesisir Lamongan


2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa dalam mengobservasi pondok
pesantren di wilayah pesisir Lamongan
3) Mahasiswa mengidentifikasi pondok pesantren di wilayah pesisir Lamongan

27
4) Mahasiswa Menyusun laporan hasil kunjungan pondok pesantren di wilayah pesisir
Lamongan.

Inspirasi 2:

a. Tema: Melakukan talkshow dengan tokoh pemangku kebijakan dalam penangan


stunting menuju generasi Indonesia sehat
b. Objektif:
1) Mahasiswa terinspirasi terkait talkshow dengan tokoh pemangku kebijakan dalam
penangan stunting menuju generasi Indonesia sehat
2) Mahasiswa terinspirasi terhadap strategi untuk penangan stunting menuju generasi
Indonesia sehat
3) Mahasiswa terinspirasi terhadap strategi peningkatan derajat kesehatan masyarakat
c. Metode: Tatap muka dan diskusi dengan narasumber yang merupakan figur-figur
inspiratif dalam penangan stunting menuju generasi Indonesia sehat, khususnya di Kota
Gresik.
a) Bupati Gresik.
d. Waktu: 1 x 100 menit (1 TM).
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan sarana prasarana untuk tatap muka dan
diskusi dengan figur-figur inspiratif;
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;
3) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi terkait figure inspiratif dalam penangan
stunting menuju generasi Indonesia sehat
4) Mahasiswa menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan figure
inspiratif Pemangku kebijakan dalam penangan stunting menuju generasi Indonesia
sehat
5) Mahasiswa menyiapkan peralatan untuk mencatat dan membuat dokumentasi dari
kegiatan.

Selama kegiatan:

1) Mahasiswa bertemu dan berdiskusi dengan figur-figur inspiratif;

28
2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa dalam berkomunikasi dan
berdiskusi dengan figur-figur inspiratif;
3) Mahasiswa mendokumentasikan hasil tatap muka dan diskusi dalam bentuk
resume 500 kata berikut inspirasi apa yang bisa dikembangkan dari para tokoh
tersebut.

Refleksi 5 :

a. Tema: Sharing dan diskusi tentang program kesehatan strategis berbasis kearifan lokal
budaya kesehatan masyarakat pesisir
b. Objektif:
1) Mahasiswa aktif bertanya pada narasumber mengenai program kesehatan strategis
berbasis kearifan lokal budaya kesehatan Daerah Pesisir Lamongan
c. Metode:
1) Penyusunan resume 500 kata yang berkaitan dengan topik.
d. Waktu: 1 x 100 menit (1 TM)
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

1) Dosen pendamping dan LO mempersiapkan sarana dan prasarana untuk Sharing


dan diskusi tentang program kesehatan strategis berbasis kearifan lokal budaya
kesehatan masyarakat pesisir
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;
3) Mahasiswa diminta untuk membaca referensi Sharing dan diskusi tentang program
kesehatan strategis berbasis kearifan lokal budaya kesehatan masyarakat pesisir

Selama kegiatan:

1) Mahasiswa Mahasiswa aktif bertanya pada narasumber mengenai program


kesehatan strategis berbasis kearifan lokal budaya kesehatan Daerah Pesisir
Lamongan .
2) Dosen pendamping dan LO menfasilitasi mahasiswa untuk saling memberikan
masukan dan reinforcement positif;

4.4 Evaluasi

29
Pada akhir Kegiatan ini, mahasiswa diminta untuk membuat laporan kunjungan dan resume
minimal 500 kata.

4.5 Referensi

A.R, Nugraha, dkk. 2014. Peningkatan Pendidikan Pola Perilaku Hidup Sehat Pada Usia
Remaja Melalui Penerapan Komunikasi Lingkungan dan Kesehatan Reproduksi Berbasis
Kearifan Lokal. Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat. 3(2) : 53-69.

30
BAB V
PROMOSI DAN PREVENSI BUDAYA SEHAT NUSANTARA

5.1 Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

Mahasiswa mampu mempraktikkan pengetahuan dan ketrampilan untuk memecahkan


masalah di sekitar

5.2 Uraian Materi

WHO mendefinisikan promosi kesehatan sebagai proses individu dan komunitas yang
meningkatkan kemampuan mengendalikan faktor kesehatan untuk meningkatkan status
kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/SK/VII/2005 yang
mengatur terkair rujukan resmi dalam melaksanaan promosi kesehatan di daerah
menyatakan bahwa promosi kesehatan adalah “usaha yang dibentuk untuk meningkatkan
keterampilan masyarakat melalui pembelajaran, untuk pembelajaran dengan masyarakat
dan bersama-sama masyarakat sehingga dapat membantu diri seseorang sendiri dan
mengembangkan kegiatan masyarakat sesuai dengan sosial budaya masyarakat serta
didukung oleh kebijakan Pemerintah yang berorientasi pada kesehatan (Kepmenkes RI,
2005).
Notoatmodjo dalam (Nurmala dkk, 2018) memediasi tujuan promosi kesehatan, yaitu
meningkatkan kapasitas seseorang, komunitas, dan masyarakat untuk hidup sehat dan
menciptakan lingkungan yang mendukung terwujudnya kapasitas tersebut.Tugas promosi
kesehatan tercantum dalam Piagam Ottawa (1984), yang memuat tiga strategi promosi,
mediasi, dan memampukan.
Piagam Ottawa juga mencakup upaya untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat
melalui dua inisiatif yaitu kebijakan kesehatan masyarakat dan lingkungan yang
mendukung. Menurut WHO (1994), strategi promosi kesehatan terdiri dari advokasi,
dukungan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Strategi-strategi tersebut menjadi dasar
untuk mencapai tujuan promosi kesehatan (Nurmala dkk, 2018). Perubahan perilaku dapat
dicapai melalui beberapa strategi berbeda, yang didahului oleh pengetahuan dan sikap.
Pertukaran informasi ini dilakukan salah satunya dengan metode promosi kesehatan atau
konseling kesehatan.

31
Promosi kesehatan merupakan suatu kegiatan yang berlangsung berdasarkan prinsip
pembelajaran, sehingga masyarakat dapat mengubah pengetahuan dan kesiapannya baik
untuk mencapai kondisi kehidupan yang diinginkan maupun mencari cara untuk mencapai
kondisi tersebut. Fungsi penyuluhan dapat dilaksanakan dengan komunikasi dua arah,
dimana komunikator (extender) memberikan kesempatan kepada komunikator untuk
memberikan umpan balik terhadap materi yang ditawarkan. Percakapan komunikasi dua
arah yang interaktif diharapkan dapat memicu perubahan perilaku yang diinginkan.
Keberhasilan konseling kesehatan tidak hanya ditentukan oleh materi yang disampaikan,
tetapi juga oleh hubungan interpersonal antara komunikator dan komunikator. Indikator
keberhasilan kepemimpinan yang dapat diukur dengan cepat adalah kesamaan makna
mediumnya (Effendy, 2003).
Secara sederhana, ruang lingkup promosi kesehatan meliputi:
a. Pendidikan kesehatan yang menekankan pada perubahan atau perbaikan perilaku
seseorang atau Masyarakat melalui peningkatan kesadaran, keinginan, dan kemampuan.
b. Pemasaran sosial yang menekankan pada pemasaran produk kerajinan tertentu serta
kerativitas.
c. Upaya penyuluhan (usaha komunikasi dan informasi yang menekankan pada
penyebarluasan informasi yang mampu memberikan dampak positif bagi Masyarakat.
d. Peningkatan pekerjaan (promosi) yang menekankan pada upaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan sehingga menjadi lebih baik.
e. Lobi-lobi dalam bidang kesehatan. Dimana kegiatan komunikasi memberikan edukasi
dan memotivasi sasaran tentang munculnya ide-ide baru.
Hal ini menekankan pentingnya materi tidak hanya bagi media, tetapi juga bagi media.
Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan mampu memajukan dan melestarikan kebudayaan
Indonesia.

5.3 Rangkuman

Kontribusi Sosial

Kegiatan kontribusi sosial ini memiliki Tujuan dari kegiatan tanggung jawab sosial
adalah untuk meningkatkan empati mahasiswa, berbagi dan melakukan pengabdian masyarakat
di lingkungan pendidikan tinggi dimana mahasiswa ditempatkan pada program pertukaran
pelajar mandiri.. Kegiatan kontribusi sosial yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

Kontribusi Sosial 1:

32
a. Tema: Menggali Potensi Tradisi hidup sehat melalui edukasi di daerah pesisir melalui
pemberdayaan masyarakat. .
b. Objektif:
1) Mahasiswa secara berkelompok merumuskan bentuk kontribusi sosial melalui
proposal kegiatan kepada dosen Modul Nusantara. Kontribusi sosial akan
mengangkat tema Pemberdayaan masyarakat pesisir dalam upaya meningkatkan
kesehatan
2) Mahasiswa menyusun, mengimplementasikan, dan mengevalusi upaya
pemberdayaan Masyarakat pesisir Lamongan dalam Upaya peningkatan
Kesehatan.
c. Metode: Kunjungan dan menggali tradisi hidup sehat melalui edukasi di daerah pesisir
Lamongam melalui pemberdayan Masyarakat.
d. Waktu: 1x kegiatan (1-2 hari)
e. Langkah-langkah kegiatan:

Pra kegiatan:

1) Dosen pendamping, LO, dan mahasiswa mempersiapkan sarana prasarana untuk


bakti sosial;
2) Mahasiswa membaca materi Modul Nusantara sesuai dengan tema;
3) Mahasiswa menyusun program untuk meningkatan derajat kesehatan masyarakat
pesisir Lamongan
4) Mahasiswa menyiapkan peralatan untuk mencatat dan membuat dokumentasi dari
kegiatan.

Selama kegiatan:

1) Dosen pendamping, LO, dan mahasiswa melaksanakan kontribusi sosial melalui


edukasi pemberdayaan Masyarakat di daerah pesisir Lamongan.
2) Dosen pendamping, LO, dan mahasiswa mengevaluasi keberhasilan program untuk
meningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui edukasi pemberdayaan
Masyarakat di daerah pesisir Lamongan.
3) Mahasiswa mendokumentasikan hasil kegiatan kontribusi sosial dalam bentuk
laporan dan video singkat.

33
5.4 Evaluasi

Pada akhir Kegiatan, mahasiswa diberikan penugasan untuk membuat laporan


kontribusi sosial dan video singkat.

5.5 Referensi

Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erlyani, N., Laily, N., & Anhar, V. Y. (2018).
Promosi Kesehatan. Airlangga University Press, 2020.

34
LAMPIRAN
Jadwal Pembelajaran

Tanggal Jam Kegiatan Narasumber


kegiatan Kegiatan

3 September 09.00 - Kebhinekaan 1: Dosen Pembimbing Modul


2023 10.40 Nusantara
Petualangan City Tour Kota
Surabaya sebagai kota Pahlawan
dan kampung lawas Maspati

10 September 09.00 - Kebhinekaan 2: Dosen Pembimbing Modul


2023 10.40 Nusantara
Berpartisipasi dalam senam
bersama masyarakat di Kampus
Unair sebagai ruang
kebersamaan dan ramah
lingkunagn di Surabaya

17 September 09.00 - Refleksi 1 : Tokoh Masyarakat, Dosen


2023 10.40 Pembimbing Modul
Self-reflection mengenai Nusantara
kepekaan budaya dan toleransi

24 September 13.00 - Kebhinekaan 3: Tokoh Masyarakat, Dosen


2023 14.40 Pembimbing Modul
Observasi ke Kampung Nusantara
Kenjeran dan Bulak Surabaya
sebagai daerah Pesisir

1 Oktober 09.00 - Refleksi 2 : Tokoh Masyarakat, Dosen


2023 10.40 Pembimbing Modul
Sharing dan diskusi tentang Nusantara
uniqueness dan best practice
dari budaya kesehatan
masyarakat pesisir di Kota
Surabaya

8 Oktober 11.00 - Kebhinekaan 4: Tokoh Masyarakat, Dosen


2023 12.40 Pembimbing Modul
Melakukan survey ke Daerah Nusantara
pesisir di wilayah Kabupaten
Gresik

35
15 Oktober 09.00- Kebhinekaan 5: Tokoh Masyarakat, Dosen
2023 10.40 Pembimbing Modul
Mengenal potensi usaha Nusantara
masyarakat pesisir dalam
pengolahan makanan sehat
bahan dasar ikan

22 Oktober 11.00 - Refleksi 3: Tokoh Masyarakat, Dosen


2023 12.40 Pembimbing Modul
Sharing ide upaya konservasi Nusantara
uniqueness dan best practice
dari budaya kesehatan untuk
mencegah stunting di
masyarakat pesisir

29 Oktober 09.00- Kebhinekaan 6 : Tokoh Masyarakat, Dosen


2023 10.40 Pembimbing Modul
Melakukan observasi lapangan Nusantara
dan mengenal budaya sehat di
Daerah pesisir wilayah Tuban

05 November 10.00- Inspirasi 1 : Laksamana Dr. AVE


2023 11.40
Talk show dengan figur Suhardiningsih, SKp.
inspiratif pejuang nusantara MKes, dr. Agus Hariano,
sehat
Sp.B, Dosen pembimbing
Modul Nusantara

12 November 13.00- Refleksi 4 : Dosen Pembimbing Modul


2023 14.40 Nusantara
Sharing your story: inspire and
empower

tentang menghargai masyarakat


minoritas dengan disabilitas
Mental

19 November 09.00 - Kebhinekaan 7 : Dosen Pembimbing Modul


2023 10.40 Nusantara
Expo aneka makanan sehat khas
Nusantara berbahan dasar ikan

36
26 November 13.00- Refleksi 5 : Tokoh Masyarakat, Dosen
2023 14.40 Pembimbing Modul
Sharing dan diskusi tentang Nusantara
program kesehatan strategis
berbasis kearifan lokal budaya
kesehatan masyarakat pesisir

3 Desember 09.00 - Kebhinekaan 8 : Tokoh Masyarakat, Dosen


2023 10.40 Pembimbing Modul
Mengenal Pondok Pesantren Nusantara
sebagai mitra sehat di wilayan
pesisir Lamongan

10 Desember 11.00 - Inspirasi 2 : Bupati Gresik


2023 12.40
Melakukan talkshow dengan
tokoh pemangku kebikan dam
pe

nangan stunting menuju generasi


Indonesia sehat

17 Desember 11.00 - Kontribusi Sosial: Dosen Pembimbing Modul


2023 12.40 Nusantara
Menggali Potensi Tradisi hidup
sehat melalui edukasi di daerah
pesisir melalui pemberdayaan
masyarakat.

37
BAB VI
Penilaian dan Evaluasi

6.1 Aspek-Aspek Penilaian Akhir Mahasiswa

Mahasiswa yang mengikuti Modul Nusantara akan mendapatkan kredit 4 SKS (Satuan
Kredit Semester). Di akhir pelaksanaan Modul Nusantara akan dilakukan penilaian akhir.
Komponen penilaian dalam Modul Nusantara “Menilik Tradisi dan Budaya Kesehatan
Berbagai Suku di Jawa Timur”, meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Kehadiran
2) Partisipasi dalam kegiatan
3) Laporan dokumentasi kegiatan
4) Kegiatan kontribusi Sosial

6.2 Evaluasi Pembelajaran

Pada akhir pelaksanaan Modul Nusantara ini, mahasiswa juga diminta untuk mengisi
survei kebhinekaan sebagai bentuk penilaian terhadap keberhasilan Modul Nusantara yang
dikembangkan dan dilaksanakan oleh perguruan tinggi. Survei kebhinekaan ini dikembangkan
dan didistribusikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

38
DAFTAR PUSTAKA
Apriadi, Siregar Putra. 2021. Diktat Bahan Ajar Sosial Budaya Kesehatan. Medan

A.R, Nugraha, dkk. 2014. Peningkatan Pendidikan Pola Perilaku Hidup Sehat Pada Usia
Remaja Melalui Penerapan Komunikasi Lingkungan dan Kesehatan
Reproduksi Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk
Masyarakat. 3(2) : 53-69.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2023.


Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2023. Diunduh 20 Agustus 2023.
https://pmm.kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/pages/info/

Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erlyani, N., Laily, N., & Anhar, V. Y. (2018). Promosi
Kesehatan. Airlangga University Press, 2020.

Setiawati, Rahmi, Karin Amelia Safitri. 2020. Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Nilai-Nilai Budaya Maritim Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Kepulauan Seribu.
Jurnal Vokasi Indonesia. 8(1). 71-81.

Sumantri, Diaz. 2019. Strategi Pengembangan Desa Wisata di Kelurahan Jelekong, Kabupaten
Bandung. Jurnal Geografi Lingkungan Tropik. DOI:
10.7454/JGLITROP.V2I2.47

Zainuddin, Muhammad. 2018. Peran Pendidikan Tinggi Dalam Meningkatkan Kemandirian


Bangsa Melalui Pengembangan Kearifan Lokal Obat Tradisional. Jurnal
Sains, Teknologi, dan Analisis.

39
GLOSARIUM
Background : Latar Belakang

Cultural Competence : Kompetensi Budaya Lokal

Inspirasi : Stimulasi atau gairah pikiran

Kebhinekaan : Beraneka ragam

Kolaboratif : Saling berkolaborasi

LO : Liasion Officer

Pesisir : Daerah sekitar Pantai

Potensi : Kemampuan yang dimiliki

Refleksi : Ungkapan jujur perasaan

UMKM : Usaha Kecil Menengah

Sharing : Berbagi Informasi

40

Anda mungkin juga menyukai