Tari merak yang merupakan tari adat tradisional dari Jawa Barat
ini terinspirasi dari burung merak.
Tari merak ini juga menceritakan kehidupan burung jantan yang
memikat burung merak betina.
Tak heran, bila kalian sering melihat tarian ini pada sebuah acara
pernikahan yang dibawakan untuk menyambut pengantin pria dan
juga sebagai hiburan para tamu.
Kostum dari tari merak ini begitu indah dan menawan dimana
penari menggunakan kostum lengkap dengan sayap dan mahkota
yang menyerupai burung merak.
Lagu Macan Ucul menjadi musik pengiring untuk tari merak.
Dan, apabila gerakan tari menunjukkan sepasang merak yang
sedang bermesraan maka suara boning akan terdengar lebih keras
untuk menggambarkan keadaan sepasang merak yang sedang
jatuh cinta.
Rumah panggung kayu ini adalah salah satu dari beberapa jenis
rumah tradisional Bugis, Sulawesi Selatan yang memiliki
bentuk persegi empat yang dibuat secara memanjang ke
belakang. Selain itu rumah adat dari Sulawesi Selatan yang satu
ini sengaja dibuat lepas pasang agar dapat dipindahkan dari area
yang satu ke area yang lainnya. Masyarakat Bugis umumnya
mengenal sistem tingkatan sosial yang berpengaruh pada bentuk
rumah mereka ditandai dengan berbagai simbol khusus.
Berdasarkan lapisan sosial tersebut, maka juga berpengaruh dengan bentuk rumahnya. Rumah
Saoraja mempunyai ukuran besar yang jumlah tiangnya antara 40 hingga 48. Bangunan Saoraja
mempunyai timpak laja bertingkat antara 3 hingga 5 tingkat dan tangga yang dapat mencapai dua
meter. Rumah adat ini memiliki tiga buah ruangan, yakni:
Pemmakang dalam bahasa Makassar atau Rakkeang dalam bahasa Bugis yaitu tempat untuk
menyimpan benda pusaka, padi dan juga persediaan makan.
Bola atau kale balla yang terdiri dari beberapa ruang khusus seperti ruang tidur, ruang tamu dan
juga ruang makan.
passiringan atau awasao yakni tempat untuk menyimpan alat pertanian dan juga tempat
memelihara ternak.
Rumah Adat Daerah Bali: Aling-aling