Anda di halaman 1dari 6

FUNGSI DAN NILAI FILOSOFI

YANG TERKANDUNG DALAM PAKAIAN ADAT PAPUA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pakaian adat Papua adalah kekayaan budaya nusantara yang harus dilestarikan. Begitu
juga pakaian yang ada di daerah Papua Selatan, baik baju adat Papua anak laki – laki dan
wanita. Semua harus mendapat perlakuan yang sama. Tetap harus dilestarikan sampai
generasi selanjutnya.
Papua mempunyai keunikan tersendiri pada pakaiannya, terutama pakaian adat Papua
untuk menutup kemaluan laki – laki yang begitu terkenal itu, nama pakaian itu adalah
Koteka. Ciri khas budaya di tanah Papua yang masih ada sampai sekarang. Seiring
berjalannya sang waktu, beberapa warga Papua sudah mulai meninggalkan beberapa baju dan
celana tradisionalnya. Beralih kepada pakaian modern. Meski begitu, yang namanya
khazanah budaya Indonesia harus tetap ada.
Tak pernah terpikirkan oleh banyak orang di jaman sekarang bahwa Pakaian adat
papua yang sering kita lihat memiliki filosofi yang kuat.
Seringkali kita melihat orang-orang Papua yang memakai baju-baju adat layaknya
koteka pada saat acara-acara tertentu misalnya saja saat upacara adat. Ternyata, baju dan
perlengkapan pakaian yang dikenakan memiliki makna filosofi sendiri. Bagi masyarakat asli
Papua, mengenakan pakaian adat warisan nenek moyang merupakan hal yang tak boleh
dilupakan. Mengenakan baju adat dinilai sebagai wujud penghormatan mereka kepada nenek
moyang.

B . Rumusan Masalah
1. Fungsi-fungsi apa saja yang terkandung dalam Pakaian Adat papua?
2. Nilai filosofi Apa saja yang terkandung dalam Pakaian Adat papua?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang terkandung dalam Pakaian Adat
papua?
2. Untuk mengetahui Nilai filosofi Apa saja yang terkandung dalam Pakaian Adat papua?

1
BAB II
PEMBAHASAN

Pakaian tradisional yang terdapat di Papua memiliki jenis pakaian adat tradisional
yang berbeda. Banyak orang yang berpikir bahwa baju adat Papua itu aneh tapi menurut saya
malah pakaian adat Papua itu sangat unik karena pakaian adat mereka tidak sama dengan
daerah-daerah yang lain. Secara umum jenis pakaian adat yang ada di Papua ini sangat
sederhana tapi tidak mengurangi keindahannya.
Selama ini banyak orang mengenal pakaian adat Papua adalah cawat dan koteka.
Pakaian ini berasal dari suku Asmat. Pakaian adat suku Asmat berupa ‘rok mini’ dan cawat
sebagai penutup aurat (kemaluan) laki-laki dan perempuan. Laki-laki Asmat memakai
rumbai-rumbai berupa rok mini yang disebut Pummi. Rok mini terbuat dari anyaman daun
sagu yang diberi penahan dan ikat pinggang yang mereka pakai terbuat dari rotan. Mereka
juga memakai tutup kepala yang terbut dari daun sagu dan akar kayu dan di beri hiasan dari
bulu burung cendrawasih atau kasuari. Perlengkapan lainnya yaitu kalung (tisen pe) dari biji
pohon tisen dan mereka juga memakai gelang ada juga pisau belati yang terbuat dari tulang
burung Kasuari. Kalau kaum perempuan memakai Rok yaitu semacam cawat yang terbuat
dari anyaman daun sagu. Lalu perempuan memakai penutup dada semacam kutang. Kutang
itu terbuatdari daun sagu yang disebut peni atau samsur, sebagai pengikatnya dari akar
pandan yang disebut tali bow. Di suku Asmat juga ada semacam rias tubuh untuk perempuan
dan laki-laki, rias tubuh ini berupa corak hias garis sejajar atau liris yang sangat impresif di
seluruh tubuh. Rias tubuh ini bisanya dilakukan pada saat acara adat, warnanya terdiri atas
warna merah, putih, dan hijau dengan latar kulit mereka yang gelap. Pakaian adat Papua
melambangkan sifat dan karakter dari masyarakat Papua itu sendiri
Pakaian bukan hanya berfungsi untuk melindungi tubuh, namun juga mempunyai
fungsi-fungsi tertentu yang berhubungan dengan adat dan kepercayaan masyarakat. Beberapa
fungsi pakaian adat bagi masyarakat Papua adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Budaya
Pakaian tradisional dapat menjadi ciri kebudayaan tertentu dalam suatu masyarakat.
Secara umum, fungsi pakaian untuk menutup tubuh. Namun, kemudian muncul berbagai
aksesori dan ciri khas yang membedakan antara suatu masyarakat dengan masyarakat yang
lain. Di masyarakat Papua, pakaian menjadi simbol yang dipakai dalam pelaksanaan upacara
atau dalam acara-acara tertentu. Setiap upacara mempunyai jenis pakaian yang berbeda yang
tentu saja juga berbeda dengan pakaian yang dikenakan sehari-hari.

2
b. Fungsi Estetik
Estetika pakaian adat Papua muncul dalam berbagai bentuk hiasan yang terdapat
dalam pakaian tersebut. Selain berbagai hiasan, warna-warna dalam pakaian tradisional
Papua juga mengandung makna-makna tertentu. Misalnya, warna kuning mengandung arti
kekuasaan. Pakaian dengan warna seperti ini biasanya diperuntukkan bagi sultan atau raja.
Warna hitam mengandung makna keberanian. Pakaian dengan warna seperti ini biasanya
dipakai oleh para hulubalang dan para petarung yang melambangkan ketangkasan mereka.
c. Fungsi Religius
Pakaian tradisional daerah Papua mengandung makna dan berfungsi keagamaan.
Pengaruh Islam dalam tata cara berpakaian sedikit banyak berpengaruh pada pakaian daerah
Papua di mana fungsi pakaian adalah untuk menutup aurat. Hal ini dapat kita lihat pakaian
perempuan yang berbentuk baju kurung, kerudung, dan menutupi hampir semua anggota
tubuhnya. Selain dari bentuknya, fungsi religius pakaian tradisional Papua juga terlihat dari
simbol yang digunakan sebagai hiasan yang berbentuk bulan dan bintang. Simbol tersebut
mengandung makna ketakwaan terhadap Tuhan. Fungsi religius pakaian adat di daerah Papua
juga muncul di berbagai media yang mereka gunakan untuk upacara, misalnya adanya
kelengkapan tepung tawar.
d. Fungsi Sosial
Pakaian tradisional Papua mengandung makna dan berfungsi secara sosial. Pakaian
tradisional Papua yang dipakai masyarakat, Perbedaannya hanya terletak pada bahan dan
perhiasan yang dipilih, dikarenakan dalam tradisi masyarakat Papua bahan dan perhiasan
pakaian mempunyai lambang dan makna tertentu.
e. Fungsi Simbolik
Pakaian tradisional mempunyai makna simbolik tertentu yang dapat diterka lebih
dahulu untuk mengetahui maknanya. Nilai-nilai simbolik yang terkait dengan pakaian
tradisional, perhiasan, serta kelengkapannya terdapat pada kostum yang dipakai dalam
upacara-upacara tradisional. Beberapa makna yang terkandung dalam pakaian adat tradisional
masyarakat Papua
a. Nilai Tradisi
Pakaian adat yang dikenakan dalam suatu upacara adat telah menjadi tradisi selama
bertahun-tahun. Hal ini menjadi ciri khas dan keunikan sebuah masyarakat. Dari Pakaian adat
yang dikenakan, maka dapat dipelajari mengenai tradisi masyarakat yang bersangkutan.

3
b. Nilai Pelestarian Budaya
Pakaian merupakan salah satu produk kebudayaan modern yang semakin hari semakin
berkembang. Pakaian adat yang saat ini banyak dipakai masyarakat Papua merupakan
warisan budaya yang harus dilestarikan. Melestarikan Pakaian adat tradisional tersebut sama
artinya dengan melestarikan kekayaan budaya Papua
c. Nilai Sosial
Pakaian menjadi simbol tertentu yang menjadi penanda status seseorang. Selain itu,
lewat nilai-nilai yang dikandungnya, pakaian Papua juga bermakna sebagai media untuk
menyatukan masyarakat. Nilai-nilai sosial itu muncul karena dalam pakaian tradisional
tersebut tersemat makna-makna tertentu yang dinilai dan ditafsirkan oleh masyarakatnya.

4
BAB III
PENUTUP

Pakaian tradisional masyarakat Papua merupakan salah satu kekayaan nasional yang
wajib dilestarikan. Masyarakat Papua sendiri sadar bahwa Pakaiana adat tradisional ini suatu
ketika akan punah bila tidak dilestarikan. Dengan demikian jelaslah bahwa pakaian
tradisional dalam khazanah kebudayaan di Papua kerap dikaitkan dengan upacara adat.
Upacara itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu upacara jenis kegiatan dan upacara adat-istiadat.
Jenis pakaian yang dikenakan, perhiasan yang dipakai, dan warna pakaian juga ditentukan
menurut jenis upacara.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://infobudayaindonesia.com/pakaian-adat-papua-ternyata-punya-filosofi-lho-ini-
buktinya/

https://www.academia.edu/36010587/KEBUDAYAAN_PAPUA_DAN_NILAI-
NILAI_YANG_TERKANDUNG_DIDALAMNYA

Anda mungkin juga menyukai