Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

POLIAKRILAT

Disusun Oleh:
Arifin
Anggraini Merastutie
Sumarni

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG


2019
KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat –Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang serat
poliakrilat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
beberapa sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih kurang baik dari susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang serat poliakrilat ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, 25 September 2019

Penulis
BAB I

Serat poliakrilat merupakan serat yang dibuat dari polimer akrilonitril dengan polimer
yang lain. Di dalam perkembangannya untuk menaikkan daya serap terhadap zat warna
pembuatan serat poliakrilat merupakan campuran akrilonitril dengan polimer yang lain
misalnya vinil asetat atau vinil klorida. Serat Poliakrilat biasa disebut serat tiruan dari serat
wol. Penelitian mengenai serat poliakrilat dimulai di Amerika pada tahun 1938.

Salah satu serat poliakrilat yang dibuat adalah dengan nama dagang Acrilan. Serat
poliakrilat mempunyai ketahanan panas yang lebih baik dibandingkan serat lainnya. Mudah
melepaskan kotoran sehingga mudah dicuci. Pembuatan benang akrilat yang ruah (bulky)
dapat diperoleh dengan mencampur serat yang mempunyai mengekeret yang tinggi dengan
serat yang mempunyai mengkeret rendah sehingga saat dicuci terjadi pemengkeretan yang
tidak sama sehingga dihasilkan benang yang ruah (bulky), benang ini disebut high bulk acrylic.

Karena serat sukar dicelup, kemudian serat polimer poliakrilat dimodifikasi dengan
monomer lain yang mengandung gugus yang bersifat anionik seperti karboksil atau sulfonat.
Dengan adanya gugus-gugus tersebut membuat serat poliakrilat yang sekarang ini dapat
dicelup dengan zat warna basa yang bersifat kationik dalam larutan asam. Berat gugus-gugus
anionik maksimum 15% dari berat serat.
BAB II

2.1 MORFOLOGI SERAT POLIAKRILAT

Gambar kiri adalah penampang membujur


Gambar kanan adalah penampang melintang

2.2 SIFAT FISIKA SERAT POLIAKRILAT


Serat poliakrilat bersifat rua/bulky akibat dari sifat ketidakstabilan terhadap panas.
Serat poliakrilat tidak dapat dilakukan set permanen seperti halnya poliester dan nilon. Hal ini
bisa menjadi sebuah keuntungan ataupun kerugian. Ketidakstabilan terhadap panas dapat
merugikan jika serat dilakukan suatu proses basah panas pada kain. Proses basah tersebut
dapat menyebabkan mengkeret dan memberikan stabilitas dimensi kain jelek. Namun
ketidakstabilan tersebut dapat bermanfaat dalam proses pembuatan benang rua (high bulk
acrylic). Benang ruah dapat dibentuk dengan menggabungkan dua serat poliakrilat yang
memiliki mengkeret serat berbeda. Serat pertama biasanya dibuat stabil dengan penguapan
(steam) sedangkan serat kedua tidak diproses penguapan sehingga serat kedua masih dapat
mengkeret jika diproses dalam air panas. Kedua serat tersebut kemudian digabungkan
menjadi satu benang. Pada saat benang di proses pada air mendidih seperti pada proses
pencelupan, benang yang kedua akan mengalami mengkeret hebat dan menarik benang
pertama. Hal itu dapat menyebabkan benang ruah.
Sifat fisika serat poliakrilat yang paling penting adalah bersifat Hidrofob, MR (Moisture
Regain) serat poliakrilat adalah 1-2%, Pada keadaan basah kekuatan tarik serat poliakrilat 2-
4 g/d. Mulur dalam keadaan standar 35%, sedangkan dalam keadaan basah 26-72%, tahan
panas sampai 150%, tidak mengkerut apabila dilakukan pencucian, tahan terhadap sinar
matahari, elastisitas cukup baik, dan tahan kusut.
.
2.3 SIFAT KIMIA SERAT POLIAKRILAT
Serat poliakrilat pada umumnya memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap asam,.
Serat poliakrilat kurang tahan terhadap alkali, dapat dicelup dengan zat warna asam atau
basa. Serat dapat mengalami perubahan warna menjadi kuning, coklat, dan hitam apabila
pemanasan diteruskan pada suhu diatas 150 oC. Setelah pemanasan diatas suhu 150oC,
meskipun serat berwarna hitam, kekuatan tarik lebih dari setengah kekuatan awal. Selain itu
serat menjadi sangat stabil terhadap pemanasan lebih lanjut meskipun dibakar dalam Bunsen.
BAB III

KEGUNAAN
Kegunaan serat poliakrilat digunakan untuk tekstil rumah tangga seperti kain jok,
selimut. karena mempunyai ketahanan sinar yang baik serat poliakrilat banyak digunakan
untuk kain tirai. Benang yang ruah digunakan untuk sweater.
BAB IV

Kesimpulan
Serat poliakrilat merupakan serat buatan yang terbentuk dari polimer sintetik yaitu vinil
sianida. Serat ini sangat kuat, hidrofob dan tahan kusut. Penelitian mengenai serat poliakrilat
dimulai di Amerika pada tahun 1938.
Serat-serat poliakrilat selalu mengandung campuran yang sangat berguna dalam
mekanisme pencelupannya.Pada proses pencelupan serat poliakrilat, sifat penting yang perlu
diperhatikan pada saat pencelupan ialah bahwa serat poliakrilat kurang tahan panas.
Pencelupan tertinggi untuk serat poliakrilat adalah 150 0C. Pengerjaan panas diatas 150 0C
akan menyebabkan warna serat berubah kekuning-kuningan hingga hitam.
Daftar Pustaka

Soeprijono, P. dkk. Serat – Serat Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil, 1974.

Gamunawar.blogspot.com

https://textileapplied.blogspot.com

Sagaara301.blogspot.com

Materi perkuliahan serat tekstil dosen Politeknik STTT Bandung

Anda mungkin juga menyukai