Untuk pengembangan
pertanian lahan kering Jenis Teknologi pertanian
berkelanjutan, tentu apa saja bisa yg
dibutuhkan JENIS dikembangkan untuk
TEKNOLOGI KHUSUS pengelolaan pertanian
sesuai dgn Iklim Kering lahan kering di daerah
kami Pak.?
KEBUTUHAN TEKNOLOGI UNTUK Pengelolaan
Lahan Kering Beriklim Kering
Setelah mempertimbangkan beraneka ragam
permasalahan yg dihadapi usaha pertanian lahan
kering beriklim kering dan potensi – potensi yg ada
maka utk pengelolaannya dibutuhkan beragam jenis
teknologi yang spesifik. Sebagian jenis teknologi
diantaranya yang dibutuhkan dlm hal ini, secara garis
besar di jelaskan sbb :
1 Kebutuhan jenis-jenis tanaman yang
tahan kekeringan dan karakteristiknya.
. memiliki arti sangat penting bagi
• Air
tumbuhan dan hewan karena 80-95%
tubuhnya terdiri atas air. Selain itu, air
diperlukan untuk melarutkan dan mengangkut
unsur-unsur hara tanaman atau nutrisi.
Berbagai reaksi kimia dalam tubuh tanaman
dan hewan hanya dapat berlangsung jika
terdapat air yang cukup.
Tumbuhan yang tahan kering memiliki
karakteristik sbb:
• Sistem perakaranya dalam dan luas (contohnya asam dan
cendana). Dalam penelitian Nuningsih, dkk. (1994) ditemukan ada
akar pohon cendana yang tumbuh di lahan dengan kelerengan
rata-rata 49,22% sehingga akarnya yang dapat dilihat di permukaan
tanah, panjangnya mencapai 22 m dari batangnya. Panjang akar
tersebut belum termasuk yang masuk ke dalam tanah kembali.
• Daun relatif sempit, sering dengan tepi berlekuk dalam (contohnya
beberapa jenis tanaman rumput).
• Sel-selnya kecil, daun dan batangnya berdaging tebal (contohnya
cocor bebek, anggrek).
• Memiliki banyak berkas pembuluh dan tulang daun (contohnya
tanaman kacang nasi).
• Sel endodermis pada akarnya mengandung
Silika (contohnya sorghum).
• Berbulu atau berambut banyak (contohnya
tanaman buah naga).
• Mulut daun rapat dan sering menutup bahkan
ada yang terdapat dalam lekukan (kriptofor)
• Ada yang memiliki sel kipas yang
menyebabkan daun dapat menggulung untuk
mengurangi penguapan yang terlalu kuat
(contohnya tanaman ubi kayu).
2. Kebutuhan teknologi pengelolaan hara
pada lahan kering
• Sekalipun menggunakan bibit unggul dan ditanam pada
lingkungan dengan agroklimat yang sesuai, pertumbuhan
tanaman tidak akan berlangsung optimal jika struktur tanahnya
tidak mendukung. Hal ini karena tanah bukan sekedar sebagai
tempat tanaman berdiri, tapi merupakan media penyedia
nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media tanam yang baik bagi tanaman
adalah, mampu menyediakan unsur-unsur hara secara lengkap.
Apabila tidak dapat menyediakan unsur hara yang lengkap dan
cukup maka tanah dikatakan tidak subur. Kondisi ini sama
dengan manusia yang kurang gizi, sehingga mudah terserang
penyakit dan tidak dapat melakukan pekerjaan secara
produktif.
• Paling tidak, ada 16 unsur yang dibutuhkan tanaman yaitu
C, H, O, N. S, P, K, Ca, Mg, Bo, Mo, Cu, Mn, Fe, Zn, Cl. Unsur-
unsur tersebut diperoleh tanaman dari 3 (tiga) sumber,
yaitu: (a) udara (C dalam bentuk CO 2, O2, dan H dalam
bentuk gas H2O), (b) air (H dan O2), dan (c) tanah. Unsur C,
H, dan O ketersediaannya di alam berlimpah sehingga
jarang dipermasalahkan. Lain halnya dengan 13 unsur yang
lain, ketersediaannya di tanah sangat terbatas. Dari ke-13
unsur tersebut, ada 6 unsur yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah banyak yaitu N, P, K, Ca, S dan Mg oleh sebab
itu disebut “unsur makro”. Bahkan N, P, dan K disebut
sebagai “hara pokok” karena mutlak dibutuhkan tanaman
untuk tumbuh. Tujuh unsur lainnya Bo, Mo Cu, Mn, Fe, Zn
dan Cl dikenal sebagai “unsur hara mikro”. Sementara Ca, S
dan Mg dikenal sebagai unsur hara penunjang.
• Dalam melaksanakan usaha pertanian terkait dengan
pemupukaan adalah, bagaimana menentukan unsur
hara yang paling membatasi pertumbuhan tanaman
dan seberapa banyak yang dibutuhkan? Cara terbaik
untuk menentukan unsur-unsur hara yang paling
membatasi, dan berapa banyak pupuk yang
dibutuhkan adalah dengan melakukan analisa tanah,
analisa tanaman dan percobaan lapang. Tiga faktor
yang perlu diperhatikan dalam menentukan
kebutuhan hara tanaman adalah tingkat kesuburan
dan sifat-sifat tanah, tanaman yang akan ditanam,
dan tingkat hasil yang diharapkan.
• Tingkat kesuburan dan sifat-sifat tanah. Pada tanah yang sangat
subur tanaman dapat menyerap lebih banyak unsur-unsur hara dari
tanah, baik hara tanah asli maupun hara yang ditambahkan dalam
bentuk pupuk, melebihi dari yang diperlukan untuk menentukan
hasil. Kelebihan unsur hara yang diambil oleh tanaman yang tidak
meningkatkan hasil tersebut dinamakan “komsumsi berlebihan”
(luxury comsumtion) yang kadang-kadang terjadi untuk unsur hara
K. Juga kehilangan unsur hara melalui pencucian sangat besar pada
tanah-tanah yang bertekstur kasar dan daya serapnya rendah.
• Tanaman yang akan ditanam. Kebutuhan hara juga tergantung
pada jenis dan varietas tanaman yang akan ditanam dan bagian
tanaman yang dipanen. Tanaman ubi-ubian, legum atau biji-bijian,
daun atau buahnya masing-masing mempunyai kebutuhan hara
yang berbeda. Bahkan jenis tanaman yang sama tetapi berbeda
varietasnya juga mempunyai kebutuhan hara yang berbeda.
• Tingkat hasil yang diharapkan. Tanaman
membutuhkan lebih banyak unsur-unsur hara untuk
menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Hal ini
berarti bahwa lebih banyak unsur-unsur hara yang
perlu disediakan dan diambil dari dalam tanah untuk
diangkut keluar dari lahan pertanian dalam bagian
tanaman yang dipanen. Walapun demikian, jika
dilakukan pengelolaan yang baik maka hal tersebut
juga berarti bahwa lebih banyak unsur-unsur hara
akan dapat dikembalikan ke lahan melalui daur
ulang sisa tanaman yang juga akan bertambah
banyak sejalan dengan peningkatan hasil.
3. Kebutuhan teknologi pengendalian erosi
pada lahan kering
• Subagyo et. al. (2000) menghitung luas lahan berdasarkan
pengelompokan bentuk relief atau topografi, dengan
menggunakan Atlas Tanah Explorasi Indonesia skala 1 :
1.000.000. sebagai sumber datanya. Kriteria pengelompokan
bentuk topografi tersebut disajikan pada tabel berikut.
•
– Semangun, H. 2001. Pembangunan Pertanian di Daerah
Semiarid Indinesia: Aspek Teknis. Dalam Semangun, H dan F.F.
Karwur (Penyunting). 1995. Prosiding Konferensi Internasional
Pembangunan Pertanian Semi Arid Nusa Tenggara Timur,
Timor Timur dan Maluku Tenggara Tanggal 10-16 Desember
1995 di Kupang. Penerbit Widya Sari Salatiga untuk
Pemerintah Provinsi NTT dan Universitas Kristen Satya
Wacana: halaman 203-213..
• Semoga suskes selalu
TERIMA KASIH