081381032507 dedi.sp@pertanian.go.id
@d3d1doank @D3d1doank
01 Pembenihan
02 Persiapan Lahan
DAFTAR 03 Penanaman
05 Pemeliharaan TM
06 Pemanenan
PEMBENIHAN (NURSERY)
1) Ukur lubang tanam yang sudah dibuat untuk mengetahui apakah sudah sesuai standar.
2) Timbun lubang tanam dengan sedikit tanah bagian atas (top soil ), taburkan pupuk rock
phosphate (RP) sebanyak 250 gram.
3) Sayat bagian dasar polybag, masukkan benih ke dalam lubang tanam dengan posisi tegak.
4) Sayat bagian samping polybag dari bawah ke atas dan tarik polybag ke atas.
5) Benih ditimbun kembali dengan top soil dan dipadatkan, taburkan kembali RP sebanyak 250
gram.
6) Benih ditimbun kembali dengan tanah bagian bawah (sub soil) dan dipadatkan sampai benih
benar-benar kokoh.
7) Buka piringan tanaman dengan lebar 1 meter.
PEMELIHARAAN
TBM
✓ Tanaman belum menghasilkan (TBM) yaitu tanaman yang pada
umumnya sejak mulai ditanam sampai saat panen pada umur 36-
48 bulan (sesuaikan dengan definisi).
✓ Beberapa jenis pekerjaan yang secara teratur harus dilaksanakan
selama masa TBM yaitu konsolidasi tanaman, penyisipan tanaman,
kastrasi, pemeliharaan piringan tanaman, pemeliharaan penutup
tanah, pemupukan, tunas pasir, pengendalian hama dan penyakit,
persiapan sarana panen, serta pemeliharaan jalan dan parit
drainase
KONSOLIDASI Menginventarisasi tanaman yang mati, abnormal,
TANAMAN doyong, tertanam terlalu dalam serta terserang
hama dan penyakit.
o Penyisipan tanaman dilakukan o Pada TBM III penyisipan o Benih untuk kebutuhan
pada masa TBM terhadap dilakukan pada areal kosong sisipan disediakan kurang
tanaman yang mati, abnormal (hiaten) yang cukup luas atau lebih 5% dari populasi per
dan terserang hama dan mengelompok, namun hektar
penyakit berat. Penanaman penyisipan individu tidak
tanaman sisipan dilakukan dilakukan lagi karena tanaman
seperti pada pananaman asli sudah cukup tinggi,
tanaman baru. sehingga sisipan terhambat
pertumbuhannya.
KASTRASI
Manfaat kastrasi:
❑ Pembersihan piringan tanaman dilakukan dengan pengendalian semua jenis gulma dari piringan
tanaman.
❑ Pembersihan piringan tanaman secara manual dan atau kimia dilakukan dengan rotasi sesuai
kebutuhan.
❑ Panjang jari-jari piringan tanaman pada masa TBM 1, 2, dan 3 umumnya berturut-turut adalah 1
m; 1,25 m; dan 1,5 m.
❑ Pengendalian gulma dengan cara kimia (penyemprotan) menggunakan herbisida yang sudah
terdaftar di Kementerian Pertanian dengan dosis sesuai anjuran.
PEMUPUKAN
1) Tujuan pemupukan yaitu menyediakan kebutuhan
hara bagi tanaman sehingga tanaman akan tumbuh
dengan baik dan akan mampu berproduksi secara
maksimal.
2) Pelaksanaan pemupukan harus memperhatikan
curah hujan untuk menghindari kehilangan unsur hara
pupuk akibat pencucian.
3) Curah hujan yang ideal adalah 60 - 200 mm per
bulan. Untuk meningkatkan efektivitas pemupukan
disarankan piringan tanaman sudah siap untuk
dipupuk dan bersih dari gulma.
4) Pengawasan pemupukan agar dilaksanakan untuk
memastikan bahwa semua pekerjaan pemupukan
telah dilakukan sesuai rencana
Standar Umum Pemupukan TBM Tanah Mineral Standar Umum Pemupukan TBM Lahan Gambut
MANAGEMEN PEMUPUKAN
Rencana kebutuhan pupuk per tahun Alat untuk tabur pupuk : mangkok
tanam, per blok/hamparan dan ember plastik Pengawas
Piringan pohon harus bersih secara Alat angkut pupuk Penabur pupuk
keseluruhan
❑ Pengendalian gulma di jalan panen secara kimia ❑ Jenis gulma yang perlu dikendalikan dengan cara babat layang
ketinggian maksimum 30 cm yaitu tumbuhan yang merupakan pesaing
dilaksanakan dengan rotasi minimum setiap 3 bulan
ringan pertumbuhan kelapa sawit antara lain pakis lunak (Nephrolepis
sedangkan secara manual minimum sebulan sekali. biserata), paitan (Paspalum conjugatum), babadotan (Ageratum
❑ Pengendalian secara kimia dapat menggunakan herbisida conyzoides) dan rumput ganda rusa (Asystasia intrusia).
yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian ❑ Pengendalian gulma lunak di gawangan dilaksanakan dengan rotasi
setiap minimum 3 bulan. Pengendalian anakan kayu dilakukan dengan
mendongkel hingga ke akarnya dengan rotasi minimum 6 bulan.
❑ Pengendalian alang-alang dilakukan dengan wiping menggunakan
herbisida yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian
KALIBRASI ALAT SEMPROT
Waktu Pemupukan:
Waktu pemupukan dilaksanakan pada saat curah
hujan 60 - 200 mm/bulan dengan selang waktu
maksimum 2 bulan/aplikasi untuk semua jenis
pupuk.
Frekuensi Pemupukan:
dapat dilaksanakan 2–3 kali setahun bergantung
kepada jenis pupuk, kondisi curah hujan dan
karakteristik tanah
PENGENDALIAN HAMA
PENYAKIT
❖ Pada saat TM, bangunan konservasi tanah dan ❖ Pemeliharaan jalan utama dilakukan minimum 6
air yang meliputi teras kontur, tapak kuda, dan bulan sekali atau sesuai kebutuhan dengan cara
benteng penahan erosi hanya dilakukan pengerasan kemudian dibentuk dengan grader dan
perawatan saja. dipadatkan dengan compactor.
❖ Bangunan konservasi tanah dan air Teras kontur ❖ Jalan produksi juga harus dibentuk dan perawatan
dan tapak kuda dirawat setiap 3 tahun sekali atau dilaksanakan sesuai kebutuhan. Perawatan saluran
sesuai kebutuhan dengan tetap mempertahankan air yaitu mendalamkan dan mencuci agar
sudut kemiringan 8 - 10° dilaksanakan sesuai kebutuhan
PEMANENAN
Panen merupakan pemotongan tandan dari
tanaman hingga pengangkutan ke pabrik. Kegiatan Keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan
panen meliputi pemotongan tandan buah matang pemanen tentang persiapan panen, kriteria matang
panen, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, panen, rotasi panen dan sistem panen
pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil
ke pabrik
PERSIAPAN PANEN KRITERIA MATANG PANEN
❖ Persiapan meliputi kebutuhan tenaga kerja, ❖ Parameter yang digunakan dalam menentukan kriteria
peralatan, pengangkutan, kerapatan panen dan matang panen yaitu memberondolnya buah dari tandan
sarana panen. secara alami
❖ Kebutuhan tenaga kerja bergantung pada ❖ Kriteria matang panen tergantung pada bobot tandan yaitu
topografi, kerapatan panen dan umur tanaman untuk bobot tandan > 10 kg sebanyak 2 brondolan/kg
tandan dan untuk bobot tandan < 10 kg sebanyak 1
❖ Kebutuhan alat pengangkutan disesuaikan
brondolan/kg tandan
dengan produksi dan jarak ke PKS
❖ Apabila jumlah brondolan sudah mencapai kriteria tersebut
❖ Peralatan panen: egrek, dodos, galah, kampak, disarankan panen segera dilakukan. Hal ini dilakukan
gancu untuk menghindari panen buah lewat matang.
❖ Sarana panen: jalan panen, tangga panen, titian ❖ Tandan yang lewat matang akan mengakibatkan mutu
panen, TPH minyak menjadi jelek akibat naiknya asam lemak bebas
(ALB)
FRAKSI PANEN DAN KADAR ALB
ROTASI & ANCAK PANEN
❑ Rotasi panen merupakan selang waktu antara ❖ Sistem ancak panen bergantung pada keadaan topografi
panen yang satu dengan panen berikutnya pada lahan dan ketersediaan tenaga kerja.
satu ancak panen. ❖ Sistem panen terdiri dari dua yaitu ancak tetap dan giring.
Ancak tetap yaitu setiap pemanen diberikan ancak panen
❑ Rotasi panen tergantung pada kerapatan panen
yang sama dengan luas tertentu dan harus selesai pada hari
(produksi), kapasitas panen dan keadaan pabrik, tertentu. Ancak giring yaitu setiap pemanen diberikan ancak
namun yang ideal yaitu 7 hari. per baris tanaman dan digiring bersama-sama.
❑ Jika rotasi panen semakin panjang, maka ❖ Kelebihan sistem ancak tetap yaitu setiap pemanen
kerapatan panen meningkat tetapi kualitas panen bertanggung jawab terhadap ancak panen dan mudah
cenderung menurun. dikontrol kualitasnya, sedangkan sistem ancak giring yaitu
pelaksanaan panen lebih cepat dan buah cepat sampai di
❑ Rotasi panen juga dipengaruhi oleh iklim yang
TPH.
menimbulkan adanya panen puncak dan panen
kecil. ❖ Kelemahan sistem ancak tetap yaitu buah terlambat sampai
di TPH sedangkan sistem ancak giring yaitu setiap pemanen
❑ Luas area panen harian disesuaikan dengan selalu mencari buah yang mudah dipanen dan pengontrolan
tenaga pemanen, efisiensi pengangkutan dan kualitasnya lebih sulit.
kapasitas olah pabrik.
KERAPATAN PANEN
❑ Kerapatan panen yaitu jumlah tanaman yang ❖ Sistem ancak panen bergantung pada keadaan
dapat dipanen (jumlah tandan matang panen) dari topografi lahan dan ketersediaan tenaga kerja.
suatu luas tertentu. ❖ Sistem perhitungan kerapatan panen terdiri dari 2
❑ Kegunaan perhitungan kerapatan panen adalah yaitu :
untuk meramalkan produksi tanaman, a) Sistem terpusat, yaitu tanaman contoh
menetapkan angka kerapatan panen (AKP) dan ditetapkan pada 2 baris tanaman di tengah
jumlah pemanen blok, baris tanaman dipinggir jalan atau batas
❑ Perhitungan ramalan produksi (P) yaitu hasil blok tidak ikut.
perkalian antara jumlah tanaman (JP), AKP b) Sistem menyebar, yaitu tanaman contoh
(tandan) dan bobot tandan rata-rata (BRT) atau P ditetapkan secara sistimatis dengan selang
= AKP x BRT x JP, AKP = jumlah tandan matang baris dan tanaman contoh tergantung jumlah
panen/ jumlah tanaman yang diamati, sedangkan tanaman yang akan diamati
jumlah pemanen = ramalan produksi/prestasi
pemanen
CARA PANEN
❑ Tandan buah dipanen dengan menggunakan dodos ❖ Jika jumlah pelepah kurang dari standar, pelepah tidak
atau egrek tergantung tinggi tanaman. perlu dipotong cukup tandan buahnya saja. sebaliknya jika
❑ Tandan buah diangkut ke TPH dan kemudian disusun jumlah pelepah lebih dari standar, pelepah yang
rapi. Tandan disusun menurut baris yakni 5-10 tandan menyangga buah tersebut harus dipotong.
per baris, dengan tangkai menghadap ke atas arah ❖ Pelepah yang sudah diturunkan agar dipotong menjadi 2-3
jalan dan tangkai tandan dipotong berbentuk V. bagian dan disusun di gawangan mati.
❑ Tandan sebaiknya terhindar dari pelukaan pada saat ❖ Brondolan yang ada di piringan tanaman dan ketiak
pemotongan, pengangkutan ke TPH dan ke truk. Hal ini pelepah dikutip dan diangkut ke TPH dengan
dimaksudkan untuk mencegah naiknya kadar ALB. menggunakan karung bekas.
❖ Brondolan ditumpuk di sebelah tumpukan tandan dan
diberi alas. Tandan dan brondolan diupayakan bebas dari
pasir, sampah, tangkai tandan dan kotoran lainnya.
Terima Kasih
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI
Telp : (021) 7815380
Fax : (021) 7815486 - 7815586
Website : http://ditjenbun.pertanian.go.id