Anda di halaman 1dari 54

PEDOMAN BUDIDAYA

KELAPA SAWIT YANG BAIK


(Permentan No. 131 Tahun 2013)

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN


KEMENTERIAN PERTANIAN

Bogor, Oktober 2023


Dedi, SP., MP
Subkoordinator Pengembangan Kawasan Kelapa Sawit/
Fungsional PMHP Ahli Muda, Ditjen Perkebunan

081381032507 dedi.sp@pertanian.go.id

@d3d1doank @D3d1doank
01 Pembenihan

02 Persiapan Lahan

DAFTAR 03 Penanaman

BAHASAN 04 Pemeliharaan TBM

05 Pemeliharaan TM

06 Pemanenan
PEMBENIHAN (NURSERY)

Kebutuhan benih untuk pembenihan kelapa


sawit dihitung dengan mempertimbangkan
seleksi benih di pembenihan awal dan
pembenihan utama, penyisipan tanaman dan
kerusakan benih selama masa perjalanan yang
besarnya 140% dari jumlah benih menurut pola
tanamnya
PERSIAPAN PEMBENIHAN
Pemilihan lokasi Sistem Pembenihan Kelengkapan
a) Areal diusahakan memiliki • Satu Tahap. Penanaman • Kecambah sawit legal
topografi yang rata dan berada kecambah kelapa sawit
dekat dengan areal penanaman langsung ditanam di polybag • Media tanam
serta bebas banjir. berukuran besar
• Polybag
b) Khusus lahan gambut, areal • Dua Tahap.. Dilakukan
pembenihan diusahakan dekat pembenihan awal (pre • Naungan
tanah mineral. nursery) terlebih dahulu • Sistem irigasi (manual
c) Areal dekat dengan sumber air selama ± 3 bulan pada
yang mengalir sepanjang tahun. polybag berukuran kecil dan
gembor, sprinkler
selanjutnya dipindah ke
d) Memiliki akses jalan yang baik,
sehingga memudahkan dalam pembenihan utama (main
pengawasan. nursery) dengan polybag
berukuran lebih besar
e) Terhindar dari gangguan hama,
penyakit, ternak dan manusia.
PERSIAPAN LAHAN

• Sebelum pelaksanaan pembukaan areal dimulai


terlebih dahulu dilaksanakan studi kelayakan
yang membahas perencanaan luas kebun yang
akan dibangun serta tata ruangnya.
• Luas satu kebun biasanya disesuaikan dengan
kapasitas pabrik yang akan dibangun
• Satu kebun dibagi dalam beberapa afdeling yang
luasnya tergantung kondisi areal
DESAIN KEBUN
Jaringan Jalan Saluran Air Afdeling /Block
• Rencana pembuatan • Perencanaan pembangunan • Luas afdeling/blok disesuaikan
jaringan jalan harus selaras dengan topografi lahan dan efisiensi
saluran air didasarkan atas pengelolaan areal yang kemudahan
dengan desain kebun secara topografi lahan, letak sumber
keseluruhan yang perawatan tanaman dan kegiatan
disesuaikan dengan kondisi air, dan tinggi muka air tanah. panen.
topografi dan kebutuhan • Sistem pengeluaran air berlebih • Luas areal satu afdeling yang ideal
kebun Jalan. Jenis Jalan berkisar 750 ha dan luas satu blok
sesuai Fungsinya: (drainase) dibuat berdasarkan adalah 25 ha (500 m x 500 m) untuk
kondisi drainase areal. topografi datar, sedangkan luas blok
• Jalan Utama (Main Road) untuk daerah dengan topografi
• Jalan Koleksi/Produksi • Untuk lahan gambut, bergelombang atau berbukit adalah
(Collection Road) pengelolaan tata air sangat 16 ha (400 m x 400 m).
• Jalan Kontrol (Control dominan mengingat karakteristik • Luas satu blok tersebut juga
Road) lahan gambut yang mengering dikaitkan terhadap kepentingan
dan mengkerut tidak balik penetapan kesatuan contoh daun
(KCD).
(irreversible shrinkage) apabila
mengalami kekeringan
PEMBUKAAN LAHAN TANPA MEMBAKAR
Tahapan pembukaan lahan:
• Pengukuran dan penataan blok,
• Penumbangan pohon,
❖ Pembukaan Lahan areal alang
• Pemancangan jalur penumpukan alang
kayu,
❖ Pembukaan Lahan Areal Konversi
• Pemotongan kayu besar,
❖ Peremajaan Tanaman
• Perumpukan kayu,
• Pembuatan jalan dan parit,
• Pembuatan teras, dan
• Penanaman kacangan penutup
tanah.
KONSERVASI TANAH
• Pada areal yang topografi bergelombang Model Konservasi Tanah:
perlu dibuat bangunan konservasi. a) Secara fisik
• Selain bermanfaat sebagai alat konservasi • Pembuatan teras kontur, teras
tanah/air, bangunan ini juga mempunyai individu (tapak kuda) dan rorak
peranan penting dalam kelancaran • Pembuatan Parit drainase
kegiatan pemeliharaan dan panen kelapa b) Secara biologi
sawit
• Penanaman kacangan penutup
• Kerusakan tanah akibat erosi tanah (LCC)
menimbulkan kerugian karena dapat
menurunkan produktivitas tanaman
Pembuatan Jalan, Jembatan dan Gorong Gorong
JALAN JEMBATAN DAN GORONG GORONG
• Perencanaan pembukaan jaringan jalan harus • Pada daerah yang terdapat aliran-aliran
disesuaikan dengan topografi dan kebutuhan sungai, pembuatan jaringan jalan
di lapangan diusahakan melalui bagian sungai yang
tersempit, agar pembangunan jembatan
• Pengerasan jalan untuk angkutan TBS harus lebih mudah dan efisien.
dilaksanakan pada masa TBM, sementara
pada periode TM, kegiatan untuk jalan hanya • Pada sungai kecil dan dangkal cukup dibuat
bersifat pemeliharaan saja gorong-gorong. Pada tempat-tempat yang
rendah dan tempat penyaluran air dari parit
• Khusus pembuatan jalan pada lahan gambut, agar dibuatkan gorong-gorong sesuai
disarankan dilakukan penimbunan dengan dengan ukuran parit
tanah mineral terlebih dahulu sebelum
dikeraskan dengan pasir/batu
PENANAMAN

Penanaman kelapa sawit yang baik di


lapangan akan menghasilkan tanaman yang
sehat dan produktif, serta meminimalisir
kematian sehingga kebutuhan benih sisipan
minimal dan seragam, tanaman akan cepat
berproduksi (kurang dari 30 bulan setelah
tanam) dengan hasil awal yang tinggi
JARAK TANAM
1) Pola penanaman menggunakan pola segitiga
sama sisi dengan jarak antar tanaman
tergantung pada kondisi lahan, bahan
Karakter tanaman
tanaman dan iklim.
2) Sistem jarak tanam pada kelapa sawit Tingkat kesuburan
berkaitan erat dengan populasi per hektar tanah
(kerapatan tanaman/hektar)
3) Penanaman yang terlalu rapat nantinya akan Topografi
berdampak pada masalah pertumbuhan
meninggi (density problem) tanaman kelapa
Kondisi lingkungan
sawit dan persaingan dalam penyerapan
unsur hara, berkurangnya intensitas cahaya
matahari yang masuk ke tanaman sehingga
akan mempengaruhi fotosintesa .
10.000
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 =
𝐽𝑚𝑙 𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛 𝑥 𝑆𝑖𝑛 (60𝑜)

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠 = Jarak antar Tanaman x Sin (60o)

Contoh: Populasi 143, jarak tanam ???


10.000
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 = = 8.98 ~ 9,00
143 𝑥 0,866

Jarak antar baris = 9,00 x 0,866 = 7,79 ~ 7,80

Populasi 143 → jarak tanam 9,00 x 7,80 m


PENANAMAN KELAPA SAWIT Lanjutan… (Jarak Tanam)

Jarak dalam barisan Jarak antar barisan Populasi


No.
(m) (m) (Tanaman/Ha)
1. 9,42 8,16 128 – 130 Pada daerah endemik Ganoderma
2. 9,10 7,70 140 – 143 maka kerapatan tanaman yang
dianjurkan adalah 148 – 150
3. 8,77 7,59 148 – 150 tanaman/ha, dengan tujuan untuk
4. 9,50 8,23 128 mempertahankan populasi tanaman
5. 9,42 8,16 130 produktif sampai umur 25 tahun.

6. 9,20 7,97 136


7. 9,10 7,70 143
8. 8,77 7,60 150
Sumber : PPKS (2009)
PEMANCANGAN

1) Pemancangan yaitu kegiatan mengatur letak


tanaman dengan jarak tertentu sehingga
jarak antar barisan dan jarak dalam barisan
menjadi jelas;
2) Hal ini dimaksud untuk mencegah dan
mengatasi timbulnya kekurangan sinar
matahari yang dapat menimbulkan
perubahan morfologi tanaman;
3) Arah barisan tanaman kelapa sawit pada
umumnya utara - selatan, namun pada
keadaan tertentu arah barisan dapat diubah
dan disesuaikan dengan topografi lapangan;
PENANAMAN
a. Persiapan Penanaman
1) Persyaratan lahan bisa ditanami :
❑ Memiliki legume cover crop (LCC)
yang telah menutup sempurna,
minimum 40%.
❑ Tujuan penanaman LCC :
➢ menjaga kelembaban tanah;
➢ mengurangi erosi permukaan;
➢ menambah bahan organik dan
cadangan unsur hara;
➢ menekan pertumbuhan gulma;
➢ Menghindarkan serangan Oryctes.
PENANAMAN KELAPA SAWIT Lanjutan… (Penanaman)
… Persiapan Penanaman
2) Pengangkutan benih ke lapangan :
❑ Dua minggu sebelum ditanam ke lapangan,
benih diputar agar akar yang menembus tanah
terputus dan melakukan regenerasi.
❑ Benih disiram sebelum diangkut ke lapangan agar
kebutuhan air dan transpirasi benih seimbang.
❑ Pengangkutan benih ke lapangan dilakukan dengan
truk berkapasitas muatan 120 – 200 benih.
❑ Benih yang ditanam di lapangan telah berumur 12
bulan.
❑ Pegang dan angkat benih pada dasar polybag.
❑ Norma bongkar/muat benih yaitu 100 tanaman/HK.
PENANAMAN KELAPA SAWIT Lanjutan… (Penanaman)
b. Pembuatan Lubang Tanam
1) Lubang tanam dibuat sebulan sebelum penanaman untuk mengurangi kemasaman tanah.
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara mekanis atau manual. Pembuatan secara mekanis
menggunakan excavator atau hole digger agar lebih cepat dan standar.
2) Ukuran lubang tanam :
No Cara Pembuatan Ukuran Lubang Keterangan
1. Mekanis I 2 m x 2 m x 0,6 m (atas) Big hole, diisi dengan tandan kosong 125
1 m x 1 m x 0,5 m (dasar) kg/lubang, dilakukan 1 kali aplikasi dan setelah
penanaman
2. Mekanis II 90 cm x 90 cm x 60 cm Lahan dengan olah tanah secara khemis selektif
3. Mekanis III 60 cm x 60 cm x 40 cm Lahan dengan olah tanah mekanis
4. Manual I 60 cm x 60 cm x 40 cm Lubang biasa
5. Manual II 1 meter dari dinding terasan Penanaman secara terasan
TEKNIK PENANAMAN

1) Ukur lubang tanam yang sudah dibuat untuk mengetahui apakah sudah sesuai standar.
2) Timbun lubang tanam dengan sedikit tanah bagian atas (top soil ), taburkan pupuk rock
phosphate (RP) sebanyak 250 gram.
3) Sayat bagian dasar polybag, masukkan benih ke dalam lubang tanam dengan posisi tegak.
4) Sayat bagian samping polybag dari bawah ke atas dan tarik polybag ke atas.
5) Benih ditimbun kembali dengan top soil dan dipadatkan, taburkan kembali RP sebanyak 250
gram.
6) Benih ditimbun kembali dengan tanah bagian bawah (sub soil) dan dipadatkan sampai benih
benar-benar kokoh.
7) Buka piringan tanaman dengan lebar 1 meter.
PEMELIHARAAN
TBM
✓ Tanaman belum menghasilkan (TBM) yaitu tanaman yang pada
umumnya sejak mulai ditanam sampai saat panen pada umur 36-
48 bulan (sesuaikan dengan definisi).
✓ Beberapa jenis pekerjaan yang secara teratur harus dilaksanakan
selama masa TBM yaitu konsolidasi tanaman, penyisipan tanaman,
kastrasi, pemeliharaan piringan tanaman, pemeliharaan penutup
tanah, pemupukan, tunas pasir, pengendalian hama dan penyakit,
persiapan sarana panen, serta pemeliharaan jalan dan parit
drainase
KONSOLIDASI Menginventarisasi tanaman yang mati, abnormal,
TANAMAN doyong, tertanam terlalu dalam serta terserang
hama dan penyakit.

Konsolidasi tanaman merupakan


tindakan rehabilitasi terhadap Menegakkan kembali tanaman yang doyong dengan
tanaman yang baru ditanam memadatkan tanah di sekeliling tanaman yang
yang disebabkan oleh masih gembur. Untuk tanaman yang tertanam
penanaman yang terburu-buru terlampau dalam diperbaiki dengan cara membuka
dan kurangnya pengawasan tanah di sekeliling tanaman agar pelepah daun tidak
sehingga akan mengakibatkan terbenam
kerusakan tanaman, kelambatan
atau kelainan pertumbuhan
PENYISIPAN TANAMAN

o Penyisipan tanaman dilakukan o Pada TBM III penyisipan o Benih untuk kebutuhan
pada masa TBM terhadap dilakukan pada areal kosong sisipan disediakan kurang
tanaman yang mati, abnormal (hiaten) yang cukup luas atau lebih 5% dari populasi per
dan terserang hama dan mengelompok, namun hektar
penyakit berat. Penanaman penyisipan individu tidak
tanaman sisipan dilakukan dilakukan lagi karena tanaman
seperti pada pananaman asli sudah cukup tinggi,
tanaman baru. sehingga sisipan terhambat
pertumbuhannya.
KASTRASI
Manfaat kastrasi:

Merangsang dan mengoptimalkan pertumbuhan


❑ Kastrasi adalah kegiatan vegetatif
membuang bunga jantan dan
betina pada tanaman belum
menghasilkan yang dilakukan Mendapatkan buah dengan berat yang seragam
pada saat tanaman sudah
berbunga (sebanyak 30%
dalam satu blok/hamparan,
atau pada umur 12 sampai Mendapatkan kondisi tanaman yang bersih,
dengan umur 24 bulan) sehingga mengurangi kemungkinan serangan hama
dengan rotasi sekali dalam 1 - dan penyakit
2 bulan.
❑ Kastrasi dilakukan dengan
menggunakan dodos kecil
berukuran ±4 cm dan
menariknya dengan gancu
PEMELIHARAAN PIRINGAN

❑ Pembersihan piringan tanaman dilakukan dengan pengendalian semua jenis gulma dari piringan
tanaman.
❑ Pembersihan piringan tanaman secara manual dan atau kimia dilakukan dengan rotasi sesuai
kebutuhan.
❑ Panjang jari-jari piringan tanaman pada masa TBM 1, 2, dan 3 umumnya berturut-turut adalah 1
m; 1,25 m; dan 1,5 m.
❑ Pengendalian gulma dengan cara kimia (penyemprotan) menggunakan herbisida yang sudah
terdaftar di Kementerian Pertanian dengan dosis sesuai anjuran.
PEMUPUKAN
1) Tujuan pemupukan yaitu menyediakan kebutuhan
hara bagi tanaman sehingga tanaman akan tumbuh
dengan baik dan akan mampu berproduksi secara
maksimal.
2) Pelaksanaan pemupukan harus memperhatikan
curah hujan untuk menghindari kehilangan unsur hara
pupuk akibat pencucian.
3) Curah hujan yang ideal adalah 60 - 200 mm per
bulan. Untuk meningkatkan efektivitas pemupukan
disarankan piringan tanaman sudah siap untuk
dipupuk dan bersih dari gulma.
4) Pengawasan pemupukan agar dilaksanakan untuk
memastikan bahwa semua pekerjaan pemupukan
telah dilakukan sesuai rencana
Standar Umum Pemupukan TBM Tanah Mineral Standar Umum Pemupukan TBM Lahan Gambut
MANAGEMEN PEMUPUKAN

Persiapan Pemupukan Perlengkapan Organisasi

Rencana kebutuhan pupuk per tahun Alat untuk tabur pupuk : mangkok
tanam, per blok/hamparan dan ember plastik Pengawas

Piringan pohon harus bersih secara Alat angkut pupuk Penabur pupuk
keseluruhan

Jadwal dan peta rencana Timbangan Pengecer pupuk,


pemupukan Pembuka dan pengumpul karung
pupuk
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

❑ Pengendalian hama dan penyakit merupakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan


serangan hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit, atau dikenal dengan pengelolaan
hama terpadu (PHT).
❑ Hama yang umum dijumpai pada TBM yaitu kumbang badak, ulat pemakan daun, rayap,
belalang, kumbang tanduk, tikus, babi hutan, dan landak.
❑ Sementara penyakit yang sering dijumpai adalah penyakit busuk pangkal batang, busuk pucuk,
dan karat daun.
❑ PHT dilakukan dengan memilih beberapa tindakan pengendalian yang didasarkan pada kondisi
setempat sehingga tidak menimbulkan kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan
hidup. Pengendalian kimiawi dilakukan sebagai alternatif terakhir.
Hama Gejala Serangan Pengendalian Rayap Adanya lorong - Sanitasi sisa rumpukan Babi hutan Menyebabkan Tindakan pencegahannya
(Coptotermes tanah dari pangkal batang/kayu di dalam pelepah dan ialah dengan memasang
Kumbang badak - Tampak - Pengutipan larva pada curvignathus) batang yang blok. umbut tanaman pagar dan pemburuan.
(Oryctes guntingan- tempat berkembang biak kemudian - Pemanfaatan rusak dan mati.
rhinoceros) guntingan pada seperti batang yang sudah menutupi mikroorganisme
daun yang baru melapuk atau tandang beberapa pangkal entomopatogen seperti Landak Rusaknya pangkal Pengendaliannya dengan
terbuka seperti kosong kelapa sawit. pelepah dan buah Metarhizium anisopliae dan pelepah hingga Pemburuan dan pagar
huruf “V” terbalik. - Secara biologis hingga mencapai nematoda Steinernema bagian umbut individu tanaman.
- Pangkal pelepah menggunakan pupus, daun carpocapsae. kelapa sawit.
berlubang. mikroorganisme tombak - Secara kimia
- Apabila titik entomopatogen seperti selanjutnya akan menggunakan insektisida
tumbuh yang Metarhizium anisopliae dan patah dan yang sudah terdaftar di
terserang, Baculovirus oryctes biasanya tanaman Kementerian Pertanian.
tanaman akan - Pemerangkapan kumbang akan mati setelah -
mati. menggunakan jaring. hampir
- Menggunakan atraktan/ keseluruhan daun
feromon yang sudah mengering.
terdaftar di Kementerian
Pertanian Belalang (Sexava Daun berlubang- - Pencegahan dapat
- Secara kimia menggunakan sp. dan Locusta lubang tidak dilakukan dengan
insektisida yang sudah migratoria) beraturan. Apabila mengendalikan semak di
terdaftar dan mendapatkan tingkat sekitar tanaman.
izin Menteri Pertanian. serangannya - Penangkapan nimfa dan
tinggi, maka akan imago dengan jaring atau
menyebabkan perangkap.
Ulat api, ulat Helaian daun - Menggunakan light trap.
daun melidi. - Secara kimia menggunakan
kantung dan berlubang atau - Melakukan hand picking.
insektisida yang sudah
ulat bulu (Ulat habis sama sekali - Menggunakan agensia
terdaftar di Kementerian
Pemakan Daun sehingga hanya hayati antara lain: Bacillus
Pertanian.
Kelapa tinggal tulang thuringiensis, Cordyceps
Sawit/UPDKS) daun akibat militaris dan virus Nucleo-
Kumbang Rusak dan - Sanitasi tempat
termakan ulat api Polyhedral Virus (NPV).
tanduk patahnya pelepah berkembang biak hama
atau ulat bulu. - Menggunakan serangga
(Xylotrupes daun pada bagian berupa rumpukan bahan
Kerusakan predator Eoncanthecona Gideon, tengah hingga organik disertai
biasanya dimulai spp. dan Sycanus spp. Chalcosoma terkadang masuk pengutipan larva.
dari tajuk tengah - Menanam tanaman refugia atlas, Scapanes ke dalam umbut. - Pemerangkapan kumbang
ke atas. seperti Turnera subulata, australis) menggunakan jaring.
Daun seperti Antigonon leptopus, Cassia - Pemerangkapan kumbang
terbakar/mengerin tora, dll. menggunakan potongan
g karena ulat - Secara kimia buah nanas atau tanaman
kantung yang menggunakan insektisida perangkap Mimosa invisa.
umumnya hanya yang sudah terdaftar di
memakan helaian Kementerian Pertanian. Tikus - Kerusakan pada - Menggunakan predator
daun dengan pangkal batang burung hantu Tyto alba.
menyisakan hingga titik - Memusnahkan sarang-
bagian epidermis tumbuh pada sarang.
daun. Kerusakan TBM. - Penangkapan tikus dengan
biasanya dimulai - Kerusakan pada sistem gropyokan.
dari tajuk tengah tandan buah - Aplikasi umpan beracun
ke bawah. kelapa sawit menggunakan rodentisida
hingga bunga yang sudah terdaftar di
betina dan jantan Kementerian Pertanian.
Penyakit Gejala Serangan Pengendalian Penyakit busuk Daun tombak - Sanitasi bagian pelepah
Penyakit busuk Terbentuk daun - Bila terdapat tanaman pucuk (Spear rot mulai mengering yang busuk.
pangkal batang tombak lebih dari yang sudah menunjukkan disease) hingga pelepah - Secara kimia
(Ganoderma 3, daun gejala serangan ringan, muda di menggunakan fungisida
boninense) menguning dilakukan pembuatan sekitarnya. Jika dan bakterisida yang
kemudian parit isolasi dengan daun tombak sudah terdaftar di
mengering/nekrosi kedalaman minimum 0,8 dicabut maka akan Kementerian Pertanian.
s. m mengelilingi tanaman tercium bau busuk
Terutama bagian tersebut. dengan umbut
pangkal batang - Tanaman yang yang melunak.
membusuk dan menunjukkan gejala Serangan lanjut
sering dijumpai serangan berat segera menyebabkan
tubuh buah jamur dieradikasi dengan cara keseluruhan daun
(umumnya membongkar tanaman mengering dan
berwarna cokelat yang terserang sampai ke tanaman mati.
dengan pinggiran akar-akarnya, kemudian
putih, bentuk dicacah dan Penyakit karat Terdapat karat - Penunasan pelepah secara
memipih dan dimusnahkan. daun (ganggang pada bagian teratur dan pengendalian
keras) sehingga - Aplikasi biofungisida Cephaleuros permukaan atas gulma secara bijaksana
tanaman mudah seperti: Trichoderma sp., virescen) daun berwarna untuk mengurangi
tumbang atau Mikoriza, Gliocladium sp., kemerahan dan kelembaban.
mati. dll terasa sedikit - Jika serangan sudah
- Secara kimia kasar jika diraba. mencapai tajuk bagian
menggunakan fungisida Gejala serangan atas dilakukan secara
yang sudah terdaftar di dimulai pada kimia menggunakan
Kementerian Pertanian. pelepah daun yang pestisida yang sudah
tua/bawah. terdaftar di Kementerian
Pertanian.
PERSIAPAN SARANA PANEN

Pembuatan Tempat Pengumpulan Hasil


Pembuatan jalan panen dengan interval (TPH) dibuat setiap 5 jalan panen dan
setiap 2 (dua) baris tanaman dan lebar 1 perlu ditambah secara bertahap sesuai
1 2
m, secara manual atau kimia dengan
peningkatan produksi tanaman

Pengerasan jalan perlu dilakukan secara


Pembangunan sarana panen yang perlu
bertahap, agar
seperti tangga-tangga
pada waktu tanaman memasuki masa TM
3 panen pada area berlereng dan titi panen 4
kondisi jalan
pada area basah yang dilengkapi dengan
sudah mampu mendukung angkutan
saluran
produksi
JALAN DAN SALURAN AIR

o Jalan produksi dipersiapkan sejak TBM dan


o Pemeliharan saluran air bertujuan mengeruk endapan
pengerasan dilakukan secara bertahap selama masa
tanah yang menutup saluran, sehingga ukuran saluran
TBM, sehingga pada saat TM kondisi jalan tersebut
tetap seperti semula.
telah sempurna.
o Pada area TBM pemeliharaan saluran air dilakukan
o Permukaan jalan selalu diusahakan cembung untuk
sesuai kebutuhan.
mencegah genangan air, dan parit jalan harus selalu
dipelihara agar air dapat mengalir dengan lancar. o Pada area gambut (lahan basah) dilakukan
Perbaikan atau pemeliharaan jalan dilakukan dengan pemeliharaan saluran dengan mempertahankan
rotasi per tahun sesuai kebutuhan permukaan air tanah pada kisaran 40 – 60 cm.
PEMELIHARAAN TM
Tanaman kelapa sawit akan berproduksi optimal
jika dipelihara dengan baik. Pemeliharaan pada
tanaman menghasilkan (TM) meliputi
pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit, penunasan pelepah,
pemeliharaan bangunan konservasi tanah dan air,
serta pemeliharaan jalan
PENGENDALIAN GULMA
❑ Gulma merupakan pesaing bagi tanaman kelapa sawit ❑ Pengendalian gulma di piringan tanaman bertujuan
dalam penyerapan unsur hara, air, dan cahaya matahari. untuk memudahkan dalam pengutipan brondolan dan
❑ Area yang didominasi oleh gulma yang berbahaya atau meningkatkan efektivitas pemupukan.
pesaing berat seperti sembung rambat (Mikania ❑ Piringan tanaman harus bebas dari gulma dengan jadwal
micrantha), alang-alang (Imperata cylindrica) dan gulma pengendaliannya disesuaikan dengan program
berkayu dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa pemupukan.
sawit ❑ Pengendalian gulma di piringan tanaman dapat dilakukan
❑ Pengendalian gulma perlu dilaksanakan di piringan secara manual dengan rotasi minimum 1 (satu) bulan atau
tanaman dan jalan panen, serta secara selektif di kimia dengan rotasi minimum 3 (satu) bulan.
gawangan ❑ Pengendalian secara kimia dapat menggunakan herbisida
yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian. Diameter
piringan berkisar antara 3,0 – 4,8 m.
PENGENDALIAN GULMA (Lanjutan)
❑ Pengendalian gulma secara selektif di gawangan bertujuan untuk
mengurangi persaingan terhadap penyerapan air, unsur hara, serta
untuk menjaga kelembaban kebun.
❑ Pengendalian gulma di jalan panen bertujuan agar
mudah dilalui oleh pekerja, ❑ Jenis gulma di gawangan yang perlu diberantas hingga tuntas adalah
jenis tumbuhan yang merupakan pesaing berat pertumbuhan kelapa
❑ Pada area yang datar pengendalian gulma di jalan panen sawit antara lain alang-alang (Imperata cylindrica), sembung rambat
dapat dilakukan dengan cara kimia atau manual (Mikania micrantha), pakis kawat (Dicranopterislinearis), gulma berkayu
sedangkan pada area berombak-berbukit bertujuan untuk seperti putihan (Chromolaena odorata), tembelek (Lantana camara),
mengurangi erosi permukaan jalan panen tidak perlu senduduk (Melastoma malabatricum), harendong (Clidemia hirta) dan
terlalu lebar cukup 1 meter. gulma berumbi

❑ Pengendalian gulma di jalan panen secara kimia ❑ Jenis gulma yang perlu dikendalikan dengan cara babat layang
ketinggian maksimum 30 cm yaitu tumbuhan yang merupakan pesaing
dilaksanakan dengan rotasi minimum setiap 3 bulan
ringan pertumbuhan kelapa sawit antara lain pakis lunak (Nephrolepis
sedangkan secara manual minimum sebulan sekali. biserata), paitan (Paspalum conjugatum), babadotan (Ageratum
❑ Pengendalian secara kimia dapat menggunakan herbisida conyzoides) dan rumput ganda rusa (Asystasia intrusia).
yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian ❑ Pengendalian gulma lunak di gawangan dilaksanakan dengan rotasi
setiap minimum 3 bulan. Pengendalian anakan kayu dilakukan dengan
mendongkel hingga ke akarnya dengan rotasi minimum 6 bulan.
❑ Pengendalian alang-alang dilakukan dengan wiping menggunakan
herbisida yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian
KALIBRASI ALAT SEMPROT

❑ Untuk memastikan agar herbisida dapat teraplikasi sesuai dengan dosisnya,


maka sebelum aplikasi harus dilakukan kalibrasi alat dan perhitungan volume
semprot per ha :
𝐹 𝑥 10.000
𝐿=
𝑉𝑥𝑎

L = kebutuhan laruran dalam 1 ha (L/ha)


F = Flowrate, merupakan jumlah larutan yang keluar melalui nozzle setiap 1 menit
V = Kecepatan berjalan (m/menit)
a = Lebar hasil semprotan yang keluar dari nozzle (m)

𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 ℎ𝑒𝑟𝑏𝑖𝑠𝑖𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎


𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 ℎ𝑒𝑟𝑏𝑖𝑠𝑖𝑑𝑎 = 𝑥 100%
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎
PEMUPUKAN TM Spesifikasi Pupuk Berdasarkan Standar Nasional
Indonesia
Jenis Pupuk
o Sumber hara N antara lain Urea dan ZA;
o Sumber hara P antara lain SP-36, RP, dan TSP;
o Sumber hara K antara lain KCl, MOP dan abu janjang;
o Sumber hara Mg antara lain Kiserit dan Dolomit

Pemupukan pada tanaman kelapa sawit membutuhkan


biaya yang cukup besar, yaitu sekitar 40-50% dari total
biaya pemeliharaan. Oleh karena itu agar dicapai hasil
pemupukan yang optimal, maka pupuk yang digunakan
harus memenuhi spesifikasi sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia
DOSIS PUPUK
❑ Pupuk tunggal tanaman menghasilkan di atas dapat diganti
dengan jenis pupuk majemuk NPK dengan dosis sesuai
dengan produsen.
❑ Dosis secara spesifik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
hara per umur tanaman ditentukan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
1) Tanah (jenis, sifat fisik dan kimia tanah);
2) Iklim (curah hujan, hari hujan, dan penyebaran);
3) Hasil penelitian pemupukan;
4) Umur tanaman;
5) Produktivitas tanaman yang dicapai;
6) Realisasi pemupukan dua tahun sebelumnya;
7) Hasil analisis hara daun dan tanah;
8) Hasil pengamatan secara visual di lapangan
Cara Pemupukan:
✓ Pemupukan dilakukan dengan menabur secara
merata di piringan tanaman pada jarak 1,5 meter
dari pangkal batang ke arah pinggir piringan
tanaman.
✓ Pada area dengan topografi bergelombang-berbukit
dan lahan basah pemupukan dapat dilakukan
secara benam (pocket) di piringan tanaman.

Waktu Pemupukan:
Waktu pemupukan dilaksanakan pada saat curah
hujan 60 - 200 mm/bulan dengan selang waktu
maksimum 2 bulan/aplikasi untuk semua jenis
pupuk.

Frekuensi Pemupukan:
dapat dilaksanakan 2–3 kali setahun bergantung
kepada jenis pupuk, kondisi curah hujan dan
karakteristik tanah
PENGENDALIAN HAMA
PENYAKIT

Hama yang umum dijumpai pada TM yaitu


kumbang badak, ulat pemakan daun, ulat
penggerek tandan, rayap, belalang, kumbang
penggerek batang, kumbang tanduk, dan tikus

Penyakit yang sering dijumpai adalah penyakit


busuk pangkal batang, busuk pucuk, busuk tandan,
dan karat daun
Ulat penggerek Buah kelapa sawit - Sanitasi buah terserang.
Kumbang Pelepah daun tua - Pemerangkapan
Hama Gejala Serangan Pengendalian tandan dimulai dari yang - Pengendalian gulma
(Tirathaba muda hingga matang dengan bijaksana dan penggerek menggantung, menggunakan bekas
Kumbang badak - Tampak guntingan- - Memusnahkan tempat mundella) berlubang-lubang penunasan pelepah batang terbentuk daun potongan segar batang
(Oryctes guntingan pada berkembang biak, hingga bagian inti secara teratur untuk Sparganobasis tombak lebih dari 3 kelapa atau palma
rhinoceros) daun yang baru seperti batang kelapa buah jika dibelah. mengurangi subcruciata hingga serangan lainnya.
terbuka seperti atau kayu yang sudah Terdapat kotoran larva kelembaban. lanjut menyebabkan - Injeksi batang
huruf “V” terbalik. lapuk, tandan kosong (faeces) dan serat - Aplikasi insektisida seluruh daun menggunakan
- Pangkal pelepah kelapa sawit atau tempat bekas gerekan yang yang sudah terdaftar di mengering dan insektisida yang sudah
berlubang. sejenis yang lain diikuti terlihat menempel Kementerian Pertanian. tanaman mati. Banyak terdaftar di Kementerian
- Apabila titik tumbuh dengan pengutipan pada tandan buah dijumpai lubang kecil Pertanian.
yang terserang, larva. terserang. pada bagian batang
tanaman akan mati. - Secara biologis
dan jika ditebang
menggunakan Rayap Adanya lorong tanah - Sanitasi sisa rumpukan
mikroorganisme terdapat banyak
(Coptotermes dari pangkal batang batang/kayu di dalam
entomopatogen seperti terowongan sebagai
curvignathus) yang kemudian blok.
Metarhizium anisopliae menutupi beberapa - Pemanfaatan
bekas gerekan larva.
dan Baculovirus oryctes. pangkal pelepah dan mikroorganisme
- Menggunakan atraktan/ buah hingga mencapai entomopatogen seperti Kumbang Rusak dan patahnya - Sanitasi tempat
feromon yang sudah pupus, daun tombak Metarhizium anisopliae tanduk pelepah daun pada berkembang biak hama
terdaftar di Kementerian selanjutnya akan dan nematoda (Xylotrupes bagian tengah hingga berupa rumpukan
Pertanian. patah dan biasanya Steinernema gideon, terkadang masuk ke bahan organik disertai
- Secara kimia tanaman akan mati carpocapsae. Chalcosoma dalam umbut. pengutipan larva.
menggunakan setelah hampir - Secara kimia atlas, Scapanes - Pemerangkapan
insektisida yang sudah keseluruhan daun menggunakan australis) kumbang menggunakan
terdaftar di Kementerian mengering. insektisida yang sudah potongan buah nanas
Pertanian. terdaftar di Kementerian
atau tanaman
Pertanian.
perangkap Mimosa
Ulat Pemakan Helaian daun - Menggunakan light trap. invisa.
Daun Kelapa berlubang atau habis - Melakukan hand Belalang Daun berlubang- - Pencegahan dapat
Sawit (UPDKS) sama sekali sehingga picking. (Sexava sp. lubang tidak dilakukan dengan
dan Locusta beraturan. Apabila mengendalikan semak di Kumbang Rusaknya bagian - Pengutipan kumbang.
meliputi ulat api hanya tinggal tulang - Menggunakan agensia
(Setothosea daun akibat termakan hayati antara lain: migratoria) tingkat serangannya sekitar tanaman. penggerek daging buah pada - Pemerangkapan
asigna, Setora ulat api atau ulat Bacillus thuringiensis, tinggi, maka akan - Penangkapan nimfa dan tandan tandan yang sudah menggunakan potongan
nitens, Darna bulu. Kerusakan Cordyceps militaris dan menyebabkan daun imago dengan jaring (Chalcosoma masak. buah nanas segar.
trima, Parasa biasanya dimulai dari virus Nucleo-Polyhedral melidi. atau perangkap. atlas, Lomaptera
- Secara kimia papua)
lepida, dll), ulat tajuk tengah ke atas. Virus (NPV).
menggunakan
kantung Daun seperti - Menggunakan serangga
insektisida yang sudah Tikus Kerusakan pada Menggunakan predator
(Mahasena terbakar/mengering predator Eocanthecona - -
terdaftar di Kementerian
corbetti, Clania karena ulat kantung spp. dan Sycanus spp. tandan buah kelapa burung hantu Tyto alba.
Pertanian.
tertia, Metisa yang umumnya hanya - Menanam tanaman sawit hingga bunga - Memusnahkan sarang-
plana, Pteroma memakan helaian refugia seperti Turnera betina dan jantan. sarang.
Kumbang Daun muda terlihat - Pemerangkapan
pendula) dan daun dengan subulata, Antigonon - Penangkapan tikus
penggerek menguning kemudian kumbang dengan
ulat bulu menyisakan bagian leptopus, Cassia tora, dengan sistem
batang mengering dan feromon dan potongan
(Calliteara sp., epidermis daun. dll. Rhynchophorus akhirnya tanaman segar batang kelapa gropyokan.
Dasychira sp., Kerusakan biasanya - Secara kimia spp. mati. Tidak jarang sawit. - Aplikasi umpan beracun
Amatusia dimulai dari tajuk menggunakan gejala diikuti dengan - Injeksi batang menggunakan rodentisida
phidippus, tengah ke bawah. insektisida yang sudah penyakit busuk menggunakan yang sudah terdaftar di
Pseudoresia terdaftar di Kementerian pupus. Jika insektisida yang sudah Kementerian Pertanian.
desmierdecheno Pertanian. ditumbang, terdapat terdaftar di Kementerian
ni, dll) banyak terowongan di Pertanian.
Penyakit Gejala Serangan Pengendalian Penyakit busuk Tandan buah terlihat - Sanitasi buah
tandan membusuk yang terserang/busuk.
Penyakit busuk Terbentuk daun - Bila terdapat tanaman (Marasmius umumnya dimulai - Pengendalian gulma
pangkal batang tombak lebih dari 3, yang sudah palmivorus) dari tandan buah yang dengan bijaksana dan
sudah masak. Tanda penunasan pelepah
(Ganoderma daun menguning menunjukkan gejala penyakit berupa secara teratur untuk
boninense) kemudian serangan ringan, adanya miselium mengurangi
mengering/nekrosis, dilakukan pembedahan jamur yang kelembaban.
pelepah tua (disertai sanitasi menyelimuti - Kegiatan kastrasi
permukaan tandan dijalankan dengan
menggantung/sengkle jaringan sakit) dan buah. Jika buah benar.
h. pembumbunan hingga dipotong akan terlihat - Aplikasi fungisida yang
Terjadi pembusukan parit isolasi jika pembusukan sudah terdaftar di
berwarna cokelat pada Kementerian Pertanian.
pada bagian pangkal dibutuhkan. daging buah.
batang (basal stem rot) - Tanaman yang
atau batang bagian menunjukkan gejala Penyakit karat Terdapat karat pada - Penunasan pelepah
atas (upper stem rot) serangan berat segera daun (ganggang bagian permukaan secara teratur dan
Cephaleuros atas daun berwarna pengendalian gulma
dan sering dijumpai dieradikasi dengan cara virescen) kemerahan dan terasa secara bijaksana untuk
tubuh buah jamur membongkar tanaman sedikit kasar jika mengurangi
(umumnya berwarna tanaman terserang diraba. Gejala kelembaban.
cokelat dengan sampai ke akar-akarnya, serangan dimulai pada - Jika serangan sudah
pelepah daun yang mencapai tajuk bagian
pinggiran putih, kemudian dicacah dan tua/bawah. atas dilakukan secara
bentuk memipih dan dimusnahkan. kimia menggunakan
keras) sehingga - Secara kimia pestisida yang sudah
terdaftar di Kementerian
tanaman mudah menggunakan fungisida Pertanian.
tumbang atau mati. yang sudah terdaftar di
Kementerian Pertanian. Penyakit busuk Gejala mirip dengan - Bila terdapat tanaman
batang lain penyakit Ganoderma yang sudah
(Kretzschmaria meliputi terbentuk menunjukkan gejala
Penyakit busuk Daun tombak mulai - Sanitasi bagian pelepah deusta, daun tombak lebih serangan ringan,
pucuk (Spear rot mengering hingga yang busuk. Fomitopsis dari 3, daun dilakukan pembedahan
disease) pelepah muda di - Secara kimia pinicola) menguning kemudian (disertai sanitasi
mengering/nekrosis, jaringan sakit) dan
sekitarnya. Jika daun menggunakan fungisida pelepah tua pembumbunan hingga
tombak dicabut maka dan bakterisida yang menggantung/sengkle parit isolasi jika
akan tercium bau sudah terdaftar di h. dibutuhkan.
busuk dengan umbut Kementerian Pertanian. Yang membedakan - Tanaman yang
adalah tanda menunjukkan gejala
yang melunak. serangan berupa serangan berat segera
Serangan lanjut tubuh buah jamur dieradikasi dengan cara
menyebabkan yakni berwarna hitam membongkar tanaman
pekat seperti arang (K. tanaman terserang
keseluruhan daun deusta) dan berbentuk sampai ke akar-akarnya,
mengering dan besar dan lunak (F. kemudian dicacah dan
tanaman mati. pinicola). dimusnahkan.
- Secara kimia
menggunakan fungisida
yang sudah terdaftar di
PENUNASAN PELEPAH
❑ Penunasan merupakan upaya untuk mengatur jumlah ❑ Penunasan pada tanaman muda menggunakan dodos
pelepah yang perlu dipertahankan atau yang tinggal pada (chisel) dan dengan bertambahnya umur tanaman alat
tanaman. Jumlah pelepah/tanaman berpengaruh terhadap yang digunakan egrek.
pertumbuhan tanaman dan produksi tandan buah segar ❑ Pelepah bekas tunasan agar dipotong menjadi 3
(TBS). bagian, kemudian disusun di gawangan mati.
❑ Standar jumlah pelepah tanaman umur> 8 tahun adalah ❑ Khusus pada area bergelombang-berbukit pelepah
40-48 pelepah/tanaman dan tanaman umur < 8 tahun disusun searah dengan kontur atau tegak lurus dengan
sebanyak 48-56 pelepah/tanaman. Penunasan dilakukan arah lereng yang bertujuan untuk mengurangi erosi
dengan cara memotong pelepah samapai mepet ke batang permukaan.
❑ Penunasan pelepah bertujuan untuk menjaga ❑ Penunasan pelepah dapat dilaksanakan dengan rotasi
keseimbangan fisiologis tanaman dan sanitasi, 10 – 12 bulan sekali
memperlancar penyerbukan, memudahkan panen dan
pengamatan tandan matang panen, menghindari
tersangkutnya brondolan di ketiak pelepah, mempermudah
pembersihan piringan dan pemupukan
PEMELIHARAAN BANGUNAN PEMELIHARAAN JALAN DAN
KONSERVASI TANAH DAN AIR SALURAN AIR

❖ Pada saat TM, bangunan konservasi tanah dan ❖ Pemeliharaan jalan utama dilakukan minimum 6
air yang meliputi teras kontur, tapak kuda, dan bulan sekali atau sesuai kebutuhan dengan cara
benteng penahan erosi hanya dilakukan pengerasan kemudian dibentuk dengan grader dan
perawatan saja. dipadatkan dengan compactor.
❖ Bangunan konservasi tanah dan air Teras kontur ❖ Jalan produksi juga harus dibentuk dan perawatan
dan tapak kuda dirawat setiap 3 tahun sekali atau dilaksanakan sesuai kebutuhan. Perawatan saluran
sesuai kebutuhan dengan tetap mempertahankan air yaitu mendalamkan dan mencuci agar
sudut kemiringan 8 - 10° dilaksanakan sesuai kebutuhan
PEMANENAN
Panen merupakan pemotongan tandan dari
tanaman hingga pengangkutan ke pabrik. Kegiatan Keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan
panen meliputi pemotongan tandan buah matang pemanen tentang persiapan panen, kriteria matang
panen, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, panen, rotasi panen dan sistem panen
pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil
ke pabrik
PERSIAPAN PANEN KRITERIA MATANG PANEN
❖ Persiapan meliputi kebutuhan tenaga kerja, ❖ Parameter yang digunakan dalam menentukan kriteria
peralatan, pengangkutan, kerapatan panen dan matang panen yaitu memberondolnya buah dari tandan
sarana panen. secara alami
❖ Kebutuhan tenaga kerja bergantung pada ❖ Kriteria matang panen tergantung pada bobot tandan yaitu
topografi, kerapatan panen dan umur tanaman untuk bobot tandan > 10 kg sebanyak 2 brondolan/kg
tandan dan untuk bobot tandan < 10 kg sebanyak 1
❖ Kebutuhan alat pengangkutan disesuaikan
brondolan/kg tandan
dengan produksi dan jarak ke PKS
❖ Apabila jumlah brondolan sudah mencapai kriteria tersebut
❖ Peralatan panen: egrek, dodos, galah, kampak, disarankan panen segera dilakukan. Hal ini dilakukan
gancu untuk menghindari panen buah lewat matang.
❖ Sarana panen: jalan panen, tangga panen, titian ❖ Tandan yang lewat matang akan mengakibatkan mutu
panen, TPH minyak menjadi jelek akibat naiknya asam lemak bebas
(ALB)
FRAKSI PANEN DAN KADAR ALB
ROTASI & ANCAK PANEN
❑ Rotasi panen merupakan selang waktu antara ❖ Sistem ancak panen bergantung pada keadaan topografi
panen yang satu dengan panen berikutnya pada lahan dan ketersediaan tenaga kerja.
satu ancak panen. ❖ Sistem panen terdiri dari dua yaitu ancak tetap dan giring.
Ancak tetap yaitu setiap pemanen diberikan ancak panen
❑ Rotasi panen tergantung pada kerapatan panen
yang sama dengan luas tertentu dan harus selesai pada hari
(produksi), kapasitas panen dan keadaan pabrik, tertentu. Ancak giring yaitu setiap pemanen diberikan ancak
namun yang ideal yaitu 7 hari. per baris tanaman dan digiring bersama-sama.
❑ Jika rotasi panen semakin panjang, maka ❖ Kelebihan sistem ancak tetap yaitu setiap pemanen
kerapatan panen meningkat tetapi kualitas panen bertanggung jawab terhadap ancak panen dan mudah
cenderung menurun. dikontrol kualitasnya, sedangkan sistem ancak giring yaitu
pelaksanaan panen lebih cepat dan buah cepat sampai di
❑ Rotasi panen juga dipengaruhi oleh iklim yang
TPH.
menimbulkan adanya panen puncak dan panen
kecil. ❖ Kelemahan sistem ancak tetap yaitu buah terlambat sampai
di TPH sedangkan sistem ancak giring yaitu setiap pemanen
❑ Luas area panen harian disesuaikan dengan selalu mencari buah yang mudah dipanen dan pengontrolan
tenaga pemanen, efisiensi pengangkutan dan kualitasnya lebih sulit.
kapasitas olah pabrik.
KERAPATAN PANEN

❑ Kerapatan panen yaitu jumlah tanaman yang ❖ Sistem ancak panen bergantung pada keadaan
dapat dipanen (jumlah tandan matang panen) dari topografi lahan dan ketersediaan tenaga kerja.
suatu luas tertentu. ❖ Sistem perhitungan kerapatan panen terdiri dari 2
❑ Kegunaan perhitungan kerapatan panen adalah yaitu :
untuk meramalkan produksi tanaman, a) Sistem terpusat, yaitu tanaman contoh
menetapkan angka kerapatan panen (AKP) dan ditetapkan pada 2 baris tanaman di tengah
jumlah pemanen blok, baris tanaman dipinggir jalan atau batas
❑ Perhitungan ramalan produksi (P) yaitu hasil blok tidak ikut.
perkalian antara jumlah tanaman (JP), AKP b) Sistem menyebar, yaitu tanaman contoh
(tandan) dan bobot tandan rata-rata (BRT) atau P ditetapkan secara sistimatis dengan selang
= AKP x BRT x JP, AKP = jumlah tandan matang baris dan tanaman contoh tergantung jumlah
panen/ jumlah tanaman yang diamati, sedangkan tanaman yang akan diamati
jumlah pemanen = ramalan produksi/prestasi
pemanen
CARA PANEN

❑ Tandan buah dipanen dengan menggunakan dodos ❖ Jika jumlah pelepah kurang dari standar, pelepah tidak
atau egrek tergantung tinggi tanaman. perlu dipotong cukup tandan buahnya saja. sebaliknya jika
❑ Tandan buah diangkut ke TPH dan kemudian disusun jumlah pelepah lebih dari standar, pelepah yang
rapi. Tandan disusun menurut baris yakni 5-10 tandan menyangga buah tersebut harus dipotong.
per baris, dengan tangkai menghadap ke atas arah ❖ Pelepah yang sudah diturunkan agar dipotong menjadi 2-3
jalan dan tangkai tandan dipotong berbentuk V. bagian dan disusun di gawangan mati.
❑ Tandan sebaiknya terhindar dari pelukaan pada saat ❖ Brondolan yang ada di piringan tanaman dan ketiak
pemotongan, pengangkutan ke TPH dan ke truk. Hal ini pelepah dikutip dan diangkut ke TPH dengan
dimaksudkan untuk mencegah naiknya kadar ALB. menggunakan karung bekas.
❖ Brondolan ditumpuk di sebelah tumpukan tandan dan
diberi alas. Tandan dan brondolan diupayakan bebas dari
pasir, sampah, tangkai tandan dan kotoran lainnya.
Terima Kasih
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI
Telp : (021) 7815380
Fax : (021) 7815486 - 7815586
Website : http://ditjenbun.pertanian.go.id

Anda mungkin juga menyukai