Anda di halaman 1dari 54

Kegiatan Sipil Teknis

- Berbasis Alur Sungai


- Berbasis Lahan
Pendahuluan

• Konservasi Tanah dan Air dimaksudkan untuk memulihkan,


mempertahankan, dan meningkatkan fungsi ekosistem (hutan dan
lahan) sehingga daya dukung, produktivitas, dan peranannya
dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga

• Upaya konservasi tanah dan air pada dasarnya ditujukan untuk


menurunkan jumlah aliran permukaan dan meningkatkan jumlah air
tersimpan, mengendalikan daya rusak aliran permukaan dan
memperbaiki kualitas aliran permukaan

• Fokus program-program konservasi tanah dan air yang dilakukan


mengacu pada sifat alamiah aliran, yakni upaya-upaya yang
befokus untuk menghambat, menahan dan meresapkan aliran
permukaan
Pendahuluan

Kegiatan sipil teknis berbasis alur; merupakan kegiatan untuk


menahan/menampung air di badan air atau dengan membentuk
badan air baru di alur atau aliran sungai. . (Gully Plug,
Pengendali Tebing Sungai, Dam Penahan, Dam Pengendali,
Sabo, Waduk dll)

Kegiatan sipil teknis berbasis lahan; merupakan kegiatan untuk


meresapkan air hujan kedalam tanah dan menampung air hujan
diatas permukaan tanah sebelum menjadi limpasan permukaan
yang masuk kedalam aliran/sungai melalui bangunan-bangunan
sipil teknis. (sumur resapan, teras gulud, parit buntu/rorak,
biopori dan embung)
KONSERVASI TANAH DAN AIR

• Konservasi Tanah :
Penempatan setiap bidang tanah
pada cara penggunaan yang
sesuai dengan syarat-syarat
yang diperlukan agar terjadi
kerusakan tanah.

• Konservasi Air :
Penggunaan air yang jatuh ke
tanah untuk pertanian seefisien
mungkin, dan pengaturan waktu
aliran sehingga tidak terjadi
banjir yang merusak dan
terdapat cukup air pada waktu
musim kemarau
Pendahuluan
hujan

Vegetasi Tetap
Agroforesty
Penghijauan
Strip Rumput

Teras Gulud
Parit Buntu
Embung
Sumur Resapan

Gully Plug
Dam Pengendali
Dam Penahan
Pengendali Tebing Sungai
Contoh Profil Penggunaan Lahan Menurut Ketinggian
di Sub DAS Keduang

Huta
n

Tegalan/Ladang/sayur

Kebun Campuran,sawah

Pekarangan,Tegalan
Pendahuluan
Beberapa contoh Arahan Program untuk area bermasalah
 Melakukan rehabilitasi di areal tegal
sayur dengan perbaikan teras
 Penanaman rumput di teras
 Pembuatan Rorak di lahan

Tegal sayur dari ketinggian  Penguatan tebing


750-1000 m dpl (tanah latosol,  Penanaman salak di batas- kawasan
dan lereng > 25%)
 Dalam jangka panjang mengubah
tegal sayur menjadi kebun buah dan
sentra buah di setiap kecamatan

 Pemulihan dan penanaman secara


vegetatif
 Untuk kelerengan > 60 % dibiarkan
secara alami
Hutan Lindung di kawasan  Pembuatan Dam penahan di ordo 1
Perhutani sungai
 Pemilihan jenis yang tepat
Pendahuluan

Tegalan (kebun • Pembutan dan perbaikan teras


singkong, dan • Pembuatan penguat terasPembuatan
jagung di rorak buntu
daerah miring) • AgroforestryBuah-buahan yang
mengahsilkan setiap waktu (durian,
cengkeh, pala, kumis kucing, )

• Rehabilitasi dengan jenis-jenis pioner


Hutan Lindung di (Acacia atau pinus merkusii
Bagian Barat Sub • Daerah yang masih bisa perakaran,
DAS Keduang dapat ditanami Jati atau mahoni

• Perlu ada penterasan dan pembuatan


Kelas guludan
perusahaan • Ada tanaman bawah yang melindungi
Kayu Putih tanah dari erosi
(subdas Madiun) • Ada tumpangsari antara tanaman kayu
putih dengan jenis tanaman lain
dengan sistem budidaya lorong
Pendahuluan

 Percepatan penutupan lahan terbuka


dengan jenis-jenis pioner
Hutan Lindung  Pembuatan rorak
dikawasan Perhutani

 Penanaman bambu
 Bantuan bibit buah (lengkeng, aren, alpukat,
duku, mangga)
 Penanaman dengan tanaman evergreen
(beringin, bendo)
Kanan-kiri sungai

 Membuat tanaman yang mengahsilkan buah


(lengkeng, mangga,matoa, dll)
 Ada introduksi biogas supaya tanaman green
belt tidak ditebangin ntuk kebutuhan energi
Green Belt waduk gajah  Mengurangi lahan diolah sehingga perlu
Mungkur di Wonogiri dan penanaman rumput untuk mendukung
Waduk Pancal di peternakan
Bojonegoro
Pendahuluan

• Peningkatan aspek silvikultur,


menyangkut jarak tanam dan
perbaikan mutu kayu rakyat
• Bantuan teknis penentuan
volume dan informasi harga
kayu
• Peningkatan kualitas kayu
Hutan rakyat

• Pembutan rorak dan teras


• Peningkatan tanaman di bawah
tegakan dengan jenis –jenis
tumbuhan yang tahan intensitas
cahaya rendah (porang, empon-
empon, garut)
• Peningkatan intensitas para
pesanggem dengan bantuan bibit
jagung hibrida
• Tanaman sela dan tanaman pagar
Hutan jati perhutani disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat akan kayu bakar
•Topografi
•Landcover
Raster proses
•Cuaca
•Hidrologi
•Morfometri
SDBMS
•Jenis Tanah

Cuaca •Landcover DEM


•Jenis Tanah
Pola intensitas hujan
Per stasiun Model Hidrologi
Overlay
Permukaan
Model Distribusi
Hujan wilayah
• Slope
Intensitas Hujan Kurva Limpasan Parameter Hidrologi • Arah aliran
Wilayah Permukaan (CN) Permukaan • Akumulasi aliran
• Jaringan aliran
• Sub-DAS
SCS method

Limpasan Permukaan
tiap sel (Q)
Model kecepatan
aliran
Model akumulasi
aliran

Akumulasi limpasan
Permukaan (Q/t)

• +/- penggunaan lahan


Simulasi ya • +/- sumur resapan
/Scenario • +/- dam parit
Contoh skema penentuan teknik • +/- situ/badan air

konservasi tidak

END
Dam Pengendali (Dpi)
Pengertian :
• Dam Pengendali (Dpi) Tipe Busur yaitu suatu konstruksi
bendungan yang berbentuk lengkung atau busur, yang dibuat
pada lembah atau alur sungai, sehingga areal hulu bendung
tersebut dapat menjadi waduk (reservoir) yang dapat
menampung air dan tempat pengendapan sedimen terangkut
hasil erosi dari daerah tangkapannya. Dibuat pada alur
jurang/sungai kecil dan tinggi maksimum 8 m.
• Dam dibuat dengan memadatkan tanah, dibagian tengahnya
diberi lapisan kedap air yang dibuat dari lempung, campuran
tras dan kapur atau lainnya. Penampang melintang
bendungan berbentuk trapesium dengan kemiringan 1 : 1,2
dan 1 : 2, lebar bagian atasnya dibuat 4 m.
Dam Pengendali (Dpi)
Tujuan dibangunnya Dpi. Persyaratan Lokasi
1. Lahan kritis dan potensial
kritis, vegetasi pada daerah
1. Untuk mengendalikan tangkapan belum efektif dalam
endapan sedimen pengendalian
terangkut yang berasal erosi/sedimentasi
dari daerah tangkapan air 2. Sedimentasi dan erosi sangat
dibagian hulunya. tinggi
2. Untuk menaikkan 3. Struktur tanah stabil (badan
permukaan air tanah bendung)
sekitarnya. 4. Luas DTA 100 -250 ha
3. Untuk persediaan air 5. Tinggi badan bendung
bagi masyarakat (rumah maksimal 8 meter
tangga, irigasi, ternak 6. Kemiringan rata-rata daerah
tangkapan 15-35 %
dan lain-lain).
7. Prioritas pengamanan
bangunan vital
Dam Pengendali (Dpi)
Tipe busur

Tipe kedap air


Dam Pengendali (Dpi)
Dam Pengendali (Dpi)
Dam pengendali yang dibangun tahun 1987 dan
dimanfaat oleh masyarakat untuk irigasi sawah. Dam
pengendali ini masih berfungsi sebagai pengendali
aliran dan sedimen (Desa Gedong, Kec.Karanganyar
– Kab. Karanganyar)

Dam pengendali di desa Suren Kec. Mlarak. Dibangun tahun


1982. Kondisi pada saat ini sudah tidak berfungsi karena daya
tampung sedimen sudah tidak mencukupi. Pada kondisi hujan
tanggal 26-27 Desember 2007 limpasan aliran permukaan
melampaui bentang bendung. Lebar bentang 80 m, Tinggi 8
m.

Dam pengendali dibangun tahun 1997 dan mulai tidak


berfungsi sejak tahun 2003. Lokasi di desa
Karangpatihan, Kec Balong. Kab. Ponorogo. Pada
bagian penampung sedimen dimanfaatkan oleh
masyrakat utk penanaman tanaman semusim.
Plot rencana Dam Pengendali (Dpi)
Dam Penahan (Dpn)

Tujuan dibangunnya DPn


Pengertian : :
• Adalah bendungan kecil yang • Untuk mengendalikan
lolos air dengan konstruksi endapan dan aliran air
bronjong atau trucuk bambu permukaan dari daerah
/kayu yang dibuat pada alur tangkapan air dibagian hulu.
jurang dengan tinggi
maksimu 4 m. Perbedaan • Untuk meningkatkan
dengan dam pengendali, dam permukaan air tanah di bagian
penahan tidak dapat hilirnya.
menahan air tetapi hanya
menahan hasil-hasil erosi
dari daerah hulunya.
Dam Penahan (Dpn)
Tipe kayu/bambu

Persyaratan Lokasi :

• Lahan kritis dan


potensial kritis Tipe anyaman kayu/bambu
• Sedimentasi dan erosi
sangat tinggi
• Pengamanan sumber
air/bangunan vital
• Luas DTA 10-30 ha
• Tinggi maksimal 4 meter,
Tipe bronjong kawat dan batu
• Kemiringan alur 15-35%.
Dam Penahan (Dpn)

Persiapan lapangan Pelaksanaan


1.Pengadaan Sarana dan Pembuatan
Prasarana :
1. Pemasangan profil bangunan
a) Pembuatan jalan masuk
• b) Pembuatan gubuk kerja 2. Penggalian pondasi bang.
/gubuk material dan papan 3. Penganyaman/pembuatan
nama. bronjong
2. Penataan areal kerja 4. Pemasangan bronjong
• a) Pembersihan lapangan 5. Pengisian bronjong
• b) Pengukuran kembali 6. Pengikatan bronjong.
• c) Pemasangan patok
batas.
Pemeliharaan :
1. Pembersihan seresah
2. Pemeliharaan bronjong
Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
Dam Penahan (Dpn)
Pengendali Jurang (Gully Plug)

Tujuan dibangunnya Pengendali


Pengertian. Jurang (Gully Plug)

• Pengendali Jurang 1. Untuk memperbaiki lahan


(gully plug) adalah yang rusak akibat gerusan
air sehingga terjadi
bangunan jurang/parit
konservasi tanah 2. Untuk mencegah
berupa bendungan melebarnya kerusakan
kecil lolos air yang lahan
dibuat pada parit- 3. Untuk mengendalikan
parit melintang alur erosi dan
dengan konstruksi lumpur/sedimen/endapan
dan air dari daerah atas ke
bronjong bagian hilir
kayu/bambu atau 4. Untuk memperbaiki
pemasangan batu kondisi tata air sekitarnya.
spasi.
Gully Plug
Gully Plug

Kriteria :

1. lahan kritis dan potensial kritis


2. kemiringan lahan > 30 % dan
terdapat erosi parit
3. pengelolaan lahan sangat
intensif atau lahan terbuka
4. sedimentasi dan erosi tinggi
5. curah hujan tinggi
6. kemiringan alur maksimal 5%
Gully Plug

Letak dan jumlah Bangunan:

• Penempatan bangunan
pengendali jurang pada
satu alur dibuat secara
”series” (berurutan) dengan
prinsip ”Head to Toe” yaitu
dasar bangunan bagian
atas (hulu) menjadi patokan
bagian atas bangunan yang
berada dibawahnya.
Dengan demikian pada satu
alur sungai dapat dibuat
bangunan pengendali
jurang minimal 3 unit.
Gully Plug

Tahapan Pelaksanaan :
Persiapan
1. Pengadaan peralatan /sapras
Diutamakan untuk jenis peralatan dan bahan yang habis
pakai. Sedang pembuatan sarana dan prasarana untuk
memperlancar pelaksanaan pekerjaan di lapangan a.l. :
a. Pembutan jalan masuk
b. Pembuatan gubuk kerja/gubuk material dan papan
nama
2. Penataan areal kerja
a. Pembersihan lapangan
b. Pengukuran kembali
c. Pemasangan patok
d. Pembuatan profil lapangan
Gully Plug

Tahapan Pelaksanaan :

Pembuatan
1. Stabilisasi ujung jurang dilakukan melalui :
– Pembuatan teras-teras dan bangunan terjunan air
– Pelandaian lereng
– Pembuatan saluran diversi mengelilingi bagian atas
2. Stabilisasi tebing jurang dilakukan melalui :
3. Pelandaian lereng/tebing
4. Penguatan lereng/tebing
5. Stabilisasi dasar jurang terhadap bangunan pengendali lolos
air dan bangunan pengendali tidak lolos air
6. Pelaksanaan pembuatan bangunan.
Gully Plug

Tahapan Pelaksanaan :

Pemeliharaan.
Pemeliharaan bangunan pengendali jurang
meliputi :
1. Pemeliharaan bangunan terjunan dan teras
2. Pemeliharaan saluran diversi.
Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
Gully Plug
Pada kasus DAS Solo dengan skema
model tersebut didapatkan panjang
segmen atau alur yang sesuai untuk
Gully Plug adalah 596 km. Jika
dibuat asumsi bahwa di segmen
tersebut dibuat Gully Plug setiap 15
meter, maka untuk kawasan kajian
ini akan didapatkan 41.012 unit.
Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
Gully Plug

Sebaran Lokasi Gully Plug di DAS Bengawan Solo dan Madiun


Sumur Resapan

Pengertian Manfaat sumur resapan :


Adalah salah satu rekayasa teknik
• mengurangi aliran air
konservasi air berupa bangunan
sumur galian yang berbentuk
permukaan, mengurangi erosi
segiempat atau silinder dg dan sedimentasi , mencegah
kedalaman tertentu. Dasar sumur penurunan tanah, mencegah
harus berada diatas permukaan air /menahan intruisi air laut bagi
tanah, sehingga tidak keluar air dan daerah yg berdekatan dg
menjadi sumur. pantai dan menambah volume
Berfungsi sebagai tempat air resapan.
menampung air hujan yang jatuh
dari atap atau daerah kedap air
lainnya dan memasukkan
/mengendapkannya ke dalam
tanah.
Sumur Resapan

• Fungsi mengurangi
limpasan
• Memelihara air tanah
• Efektif melewatkan air 3-
10 m3/jam atau setara
dengan 1,67 l/det/200 m2
atau 83.3 l/ha
• Lokasi Pemukiman,
garasi, taman, sekolah,
mesjid dll
Sumur Resapan
Sumur Resapan

Jenis-jenis sumur Resapan :


 Resapan Trotoar dan Jalan
 Taman Resapan di setiap
rumah /Komplek
 Sumur Resapan Dangkal dan
Dalam
 Resapan di garasi Mobil
 Jebakan air di saluran drainase
 Resapan di badan sungai yang
porous
Persyaratan Teknis
Berdasarkan SNI 02-2453-1991

UMUM
• Sumur Resapan Air Hujan dibuat pada lahan yang lulus air
dan tahan longsor
• Harus Terbebas dari pencemaran limbah
• Air yang masuk ke dalam sumur resapan hanya air hujan
melalui talang atau saluran drainase air hujan
• Untuk daerah sanitasi buruk sumur resapan hanya
menampung dari atap dan disalurkan melalui talang
• Mempertimbangkan aspek hidrologi, geologis dan
hidrogeologi.
SUMUR RESAPAN SEDERHANA

• Kedalaman minimal 1 meter


• Batu belah bisa diganti dengan sisa puing
atau pecahan bata merah
• Bisa Menggunakan tutup beton atau dilapisi
plastik dipadatkan dengan tanah kemudian
di tanami rumput
KONTRUKSI SUMUR RESAPAN DARI TALANG
DINDING BUIS BETON

Terdiri dari dua bagian:


• Bagian Penampung Dindingnya terlindung oleh
pasangan bata berlubang/ Buis Beton

• Bagian Peresap Diisi dengan pasangan batu belah


dan lapisan ijuk
CONTOH MODEL SUMUR RESAPAN
SEDERHANA
KONTRUKSI
DINDING BATA
Terdiri dari dua bagian:
• Bagian Penampung
Dindingnya terlindung
oleh pasangan bata
berlubang/ Buis Beton
• Bagian Peresap
Diisi dengan
pasangan batu belah
dan lapisan ijuk
Pemilihan Lokasi
• Keadaan muka air tanah dengan kedalaman pada
musim penghujan

• Permeabilitas yang diperkenankan 2-12,5 cm/jam

• Penempatan Jarak terhadap tangki septik 2 M, resapan


tangki septik tank/cubluk/saluran air limbah 5 M, sumur
air bersih 2 M

• Jumlah ditentukan berdasarkan curah hujan maksimum


Efektivitas Sumur Resapan

1 Sumur Resapan setara dengan pengendalian


limpasan 6 m3/jam atau 1,67 l/det/200 m2 atau
83.3 l/det/ha

2. Penanaman pohon 1 ha setara dengan


pengendalian run off 20 l/det sehingga sumur
resapan lebih efektif 4 kali lipat dibandingkan
vegetatif dan efeknya lebih cepat dan sangat baik
untuk pemulihan air tanah
batuan beton pipa PVC
tanggul berperforasi
arah air
rumput / hijauan
>0,3m
urugan
>1m
batuan
hijauan filter
filter >0,3m cloth
> 6m
fabric
kerikil >1m
1 filter fabric 2 muka air tanah 3 filter pasir

Parit Resapan Exfiltrasi Parit resapan dengan Jalur pipa infiltrasi


/Infiltrasi untuk kombinasi jalur pipa untuk cekungan
menjebak genangan berperforasi untuk genangan, berjarak >
dan meresapkannya Infiltrasi. 6m dari perkerasan
200 000
J um lah S um ur

150 000

100 000

50 000

0
K ota
Bogor Bekas i K ota Bekas i K ota Bogor K ota Depok Tangerang DK I J akarta
Tangerang

S R Ideal 187 105 13 397 41 655 18 378 47 341 21 560 50 389 165 751
S R Optimas i 48 610 3 682 24 489 6 642 28 785 8 684 17 224 123 706

Total Sumur Resapan Optimal = 261.622 unit


meresapkan : 437.2 m3/det

Total sumur Resapan ideal = 545 576 unit


meresapkan ; 911.1 m3/det

Anda mungkin juga menyukai