Anda di halaman 1dari 34

KAWASAN LINDUNG DAN

KAWASAN BUDIDAYA
Contoh: Kriteria Kawasan Lindung dan Budidaya menurut RTRWN dan PermenPU 41/2007
Jenis Kawasan Lindung Kriteria Penetapan/Parameter

Hutan Lindung Hutan dengan jumlah bobot >175 terhadap lereng, jenis tanah, intensitas
hujan, lereng lebih dari 40% , ketinggian di atas 2000 m apl
Kawasan Bergambut Kawasan bergambut dengan ketebalan lebih dari 3 m, terletak di hulu
atau rawa
Kawasan Resapan Air Hujan tinggi, tanah mudah diresapi air, bentuk yang memudahkan
peresapan air banyak
Kawasan Sempadan Mata Air 200 m sekeliling mata air

Sempadan Sungai 5 m sebelah luar tanggul sungai, 100 meter dari tepi sungai besar tak
bertanggul diluar permukiman, 50 meter dari tepi anak sungai tak
bertanggul di luar permukiman
Kawasan Sempadan Danau atau Waduk 50-100 m dari tepi danau waktu pasang

Sempadan Pantai Daratan 100 m dari titik pasang tertinggi sepanjang pantai atau daratan
sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik
pantainya curam atau terjal
Kawasan Suaka Alam (Laut) Memilki keanekaragaan biota, ekosistem, gejala dan keunikan alam
Kawasan Suaka Margasatwa (Laut) Memiliki keanekaragaman satwa yang tinggi, tempat kehidupan satwa
migran tertentu
Cagar Alam (Laut) memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan tipe Ekosistemnya,
kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli atau
belumdiganggu manusia, merupakan satu-satunya contoh dan
membutuhkan konservasi
Jenis Kawasan Lindung Kriteria Penetapan/Parameter

Kawasan Pantai Berhutan Bakau Lebar paling sedikit 130 (seratus tiga puluh) kali nilai rata-rata perbedaan air
pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis
air surut terendah ke arah darat
Taman Nasional Luasan cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami,
berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang
beragam, memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis
tumbuhan maupun jenis satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih
utuh, memiliki paling sedikit satu ekosistem yang terdapat di dalamnya yang
secara materi atau fisik tidak boleh diubah baik oleh eksploitasi maupun
pendudukan manusia
Taman Hutan Rakyat memiliki luas yang memungkinkan untuk pengembangan koleksi tumbuhan
dan/atau satwa jenis asli dan/atau bukan asli; merupakan kawasan dengan ciri
khas baik asli maupun buatan, baik pada kawasan yang ekosistemnya masih utuh
maupun kawasan yang sudah berubah; memiliki keindahan alamdan/atau gejala
alam
Taman Wisata Aam memiliki luas yang cukup untuk menjamin pelestarian sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya untuk dimanfaatkan bagi kegiatan wisata alam; memiliki daya
tarik alam berupa tumbuhan, satwa dan ekosistemnya yang masih asli serta
formasi geologi yang indah, unik, dan langka; memiliki akses yang baik untuk
keperluan pariwisata
Cagar Budaya Hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan
Jenis Kawasan Lindung Kriteria Penetapan/Parameter

Cagar Biosfer

Ramsar

Taman Buru

Kawasan Perlindungan Plasma Nuftah

Kawasan Pengungsian Satwa

Terumbu Karang

Koridor Jenis Satwa /Biota Laut yang dilindungi

Kawasan Unik Batuan/Fosil

Kawasan Unik Bentang Alam

Kawasan Unik Proses Geologi

Rawan Letusan Gunung Api, Rawan Gempa Bumi,


Rawan Gerakan Tanah, Rawan Longsor, Rawan
Tsunami, Rawan Gelombang Pasang, Rawan
Abrasi, Rawan Bajir, Rawan Genangan, Rawan Gas
Beracun,
Kawasan Imbuhan Air
Jenis Kawasan Budidaya Kriteria Penetapan

Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Terbatas,


Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi)

Hutan Rakyat

Pertanian

Pertambangan

Industri

Pariwisata

Permukiman
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK
PERTANIAN
Kriteria Teknis Kawasan Pertanian (PermenPU
41/2007):
Type Iklim menurut Schmidt &
Tipe Iklim Ferguson
Nilai Q (%) Keadaan Iklim dan Vegetasi

A < 14,3 Daerah sangat basah, hutan hujan tropika


B 14,3 – 33,3 Daerah basah, hutan hujan tropika
C 33,3 – 60,0 Daerah agak basah, hutan rimba, daun gugur pada musim
kemarau
D 60,0 – 100,0 Daerah sedang, hutan musim
E 100,0 – 167,0 Daerah agak kering, hutan sabana
F 167,0 – 300,0 Daerah kering, hutan sabana
G 300,0 – 700,0 Daerah sangat kering, padang ilalang
H > 700,0 Daerah ekstrim kering, padang ilalang

(Q = BK / BB x 100%).
BK = bulan kering, curah hujan <60 mm BB
= bulan basah, curah hujan >100 mm
BL = bulan lembab, curah hujan 60-100
mm
Penanganan Lahan Pertanian berdasar Kelerengan menurut PermenPU
41/2007
Kriteria Umum Kawasan Kelerengan dan Penanganan
Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah: • Pola tanam: monokultur, tumpangsari, campuran tumpang gilir;
•Ketinggian <1000 m • Tindakan konservasi secara vegetatif: pola tanam sepanjang tahun,
•Kelerengan <40% penanaman tanaman panen atas air tersedia dengan jumlah dan
•Kedalaman efektif lapisan tanah >30 cm mutu yang memadai yaitu 5 - 20 L/detik/ha untuk mina padi, mutu
•Curah hujan 1500-4000 mm pertahun air bebas polusi, suhu 23 - 30ºC, oksigen larut 3 - 7 ppm, amoniak
0.1 ppm dan pH 5 - 7;
(Kelerengan <8%) • Tindakan konservasi secara mekanik: pembuatan pematang, teras,
dan saluran drainase.
Pertanian Tanaman Pangan Lahan Kering: • Kemiringan 0 - 6%: tindakan konservasi secara vegetatif ringan,
•Ketinggian <1000 m tanpa tindakan konservasi secara mekanik;
•Kelerengan <40% • Kemiringan 8 - 15%: Tindakan konservasi secara vegetatif ringan
•Kedalaman efektif lapisan tanah >30 cm sampai berat yaitu pergiliran tanaman, penanaman menurut
•Curah hujan 1500-4000 mm pertahun kontur, pupuk hijau, pengembalian bahan organik, tanaman
penguat keras; Tindakan konservasi secara mekanik (ringan), teras
(Kelerengan <15%) gulud disertai tanaman penguat keras; Tindakan konservasi secara
mekanik (berat), teras gulud denganinterval tinggi 0,75 – 1,5 m
dilengkapi tanaman penguat, dan saluran pembuang air ditanami
rumput.
• Kemiringan 15 - 40%: Tindakan konservasi secara vegetatif (berat),
pergiliran tanaman, penanaman menurut kontur, pemberian
mulsa sisa tanaman, pupuk kandang, pupuk hijau, sisipan tanaman
tahunan atau batu penguat teras dan rokrak; Tindakan konservasi
secara mekanik (berat), teras bangku yang dilengkapi tanaman
atau batu penguat teras dan rokrak, saluran pembuangan air
ditanami rumput.
Penanganan Lahan Pertanian berdasar Kelerengan menurut PermenPU
41/2007
Kriteria Umum Kawasan Kelerengan dan Penanganan
Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah: .......Lihat halaman sebelumnya

Pertanian Tanaman Pangan Lahan Kering: .......Lihat halaman sebelumnya

Pertanian Tanaman Tahunan/Perkebunan: • Kemiringan 0 -6 %: pola tanam monokultur, tumpang sari,


•Ketinggian <1000 m interkultur atau campuran. Tindakan konservasi, vegetatif
•Kelerengan <40% tanaman penutup tanah, penggunaan mulsa, pengolahan tanah
•Kedalaman efektif lapisan tanah >30 cm minimum. Tanpa tindakan konservasi secara mekanik;
•Curah hujan >1500 mm pertahun • Kemiringan 8 - 15%: Pola tanam, monokultur, tumpang sari,
•Memiliki Skor <124 serta cocok bagi tanaman interkultur atau campuran; Tindakan konservasi secara vegetatif,
tahunan tanaman penutup tanah, penggunaan mulsa, pengolahan tanah
minimal; Tindakan konservasi secara mekanik, saluran drainase,
rokrak teras bangku, diperkuat dengan tanaman penguat atau
rumput.
• Kemiringan 25 - 40%: Pola tanam, monokultur, interkultur atau
campuran; Tindakan konservasi secara vegetatif, tanaman
penutup tanah, penggunaan mulsa, pengolahan tanah minimal;
Tindakan konservasi secara mekanik, saluran drainase, rokrak
teras individu.
Kesesuaian Lahan Model “Wilayah Tanah Usaha“ Oleh
Dr. I. Made Sandy (1977)
Model sederhana menggunakan dua komponen:
•Ketinggian tempat
•Lereng (budidaya <40o , Lindung > 40o )
Ketinggian Perwilayahan Keterangan
0-2 m Tanah Usaha Terbatas • Elevasi 0-2 m wajib dilindungi sebagai kawasan perlindungan pantai

2-7 Tanah Usaha Terbatas I • Tambak ikan


• Dimungkinkan pengembangan sawah meski hasilnya tak sebaik pada
ketinggian di atasmya.

7-25 m Tanah Usaha Utama 1 • Umumnya merupakan daerah padat penduduk, terutama di Pulau Jawa.
• Potensi ancaman banjir sangat besar. Garis bendungan pada ketinggian 25
m. Pada ketinggian tersebut banyak dbuat bendungan untuk pengendalian
air sekaligus untuk irigasi
• <12,5 m sawah 1xpanen; >12,5m sawah 2xpanen

25-100 Tanah Usaha Utama 1 • Guna lahan pertanian lahan kering, perkebunan
• Sawah hasilnya masih cukup baik
• Banyak permukiman tapi tak sepadat ketinggian di bawahnya

100-500 Tanah Usaha Utama 1 • Guna lahan pertanian lahan kering, tanaman keras, buah-buahan,
perkebunan
• Sawah jika masih ada air
• Permukiman mulai jarang, topografi mulai sulit untuk pembuatan jalan

500-1000 Tanah Usaha Utama 2 • Bergelombang dan berbukit.


• Peralihan iklim panas ke sedang (nb. Suhu di pantai 25-27o C setiap naik 100
m suhu turun 0,61-1o)
• Padi masih bisa tumbuh meski tidak sebaik di bawah 500 m
• Tanah datar yang luas sebaiknya untuk hortikultura dan sayur-sayuran,
tanah bergelombang untuk tanaman keras beriklim sejuk: cengkeh, kopi,
kemiri, jeruk

>1000 Tanah Usaha Terbatas • Suhu cukup rendah, beriklim sedang


• Tanaman iklim sedang dapat tumbuh dengan baik
• Tanah datar luas sangat sesuai untuk bunga-bungaan, sayur-sayuran
dan buah-buahan iklim dingin.

>2000 harus ditetapkan sebagai Hutan Lindung


ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN

Kemampuan Lahan adalah karakteristik lahan yang


mencakup sifat-sifat tanah, topografi, drainase, dan
kondisi lingkungan hidup lain untuk mendukung
kehidupan atau kegiatan pada suatu hamparan lahan.

•Teknik Pemerian : Deskripsi = tabularis


•Teknik Pengharkatan: Penjumlahan dan Pengurangan (yang
menguntungkan dikurangi yang merugikan)
•Teknik Pembandingan: Tabularis
Teknik Pengharkatan: Penjumlahan dan
Pengurangan
Faktor Yang Menguntungkan (nilai +) Faktor Yang Merugikan (nilai -)

Kandungan unsur hara N, P2O5, K2O Penghambat: Singkapan batuan Kebatuan


Konkresi
Muka air tanah Mikro relief Makrorelief
Kelembaban tanah terhadap tanaman
Lereng
Tekstur, Struktur, Kandungan bahan organik
Kapasitas penyerapan hara
Kemasaman (pH), Fraksi Lempung, Bahan
Organik
Kedalaman tanah efektif

Permeabilitas

Kepekaan tanah terhadap erosi Kandungan Bahaya:


debu, Bentuk Struktur, Taraf perkembangan Kekeringan Kegaraman/salinitas Banjir
struktur Erosi

Kemampuan lahan = Σ(Faktor Menguntungkan) – Σ (Faktor Merugikan)


Faktor
Menguntungkan:
Kandungan Unsur Hara (N, P2O5 dan K2O):
Kandungan N (%)
• <0,1 amat rendah harkat 1
• 0,1–0,2 rendah harkat 2
• 0,2–0,3 sedang harkat 3
• 0,3-0,5 tinggi harkat 4
• >0,75 amat tinggi harkat 5

Kandungan P2O5 (%)


• <0,0021 amat rendah harkat 1
• 0,021-0,040 rendah harkat 2
• 0,040-0,060 sedang harkat 3
• 0,060-0,100 tinggi harkat 4
• >0,100 amat tinggi harkat 5

Kandungan K2O (%)


• <0,0021 amat rendah harkat 1
• 0,021-0,040 rendah harkat 2
• 0,040-0,060 sedang harkat 3
• 0,060-0,100 tinggi harkat 4
• >0,100 amat tinggi harkat 5

Harkat Kandungan Unsur Hara merupakan penjumlahan harkat kandungan N, P2O5 dan K2O:
•<4 harkat 1+
•4-7 harkat 2+
•8-11 harkat 3+
•12-15 harkat 4+
•>15 harkat 5+
Kelembaban Tanah Terhadap Tanaman
(Tekstur, Struktur, Kandungan bahan
organik)
Tekstur

Tanah

Kasar
Agak kasar
harkat 1
harkat 2
• Sedang harkat 3
• Agak halus harkat 4
• Halus harkat 5

Struktur

Tanah

Butir tunggal
Gumpal/pejal/kubus/prisma
harkat 1
harkat 2
• Remah harkat 3

Kandungan bahan

organik

<2
2-6
rendah
sedang
harkat 1
harkat 2
• 6-10 agak tinggi harkat 3
• 10-30 tinggi harkat 4
• >30 harkat 5

Harkat kelembaban tanah terhadap tanaman merupakan penjumlahan harkat dari


tekstur tanah, struktur tanah, dan kandungan bahan organik
•<4 harkat 1+
•4-6 harkat 2+
•7-9 harkat 3+
•10-11 harkat 4+
•>12 harkat 5+
Kapasitas Penyerapan Unsur
Hara
Keasaman
• <4,5 sangat asam harkat 1
• 4,5-5,5 asam harkat 2
• 5,5-6,5 agak asam harkat 3
• 6,5-7,5 netral harkat 4
• 7,5-8,5 agak basa harkat 3
• 8,5-9,0 basa harkat 2
• >9,0 sangat basa harkat 1

Fraksi Lempung (%)


• <20 rendah harkat 1
• 20-40 sedang harkat 2
• 40-60 agak tinggi harkat 3
• >60 tinggi harkat 4

Bahan Organik
1. Perbandingan C/N 2. Kandungan bahan
• <7 rendah harkat 1 <2 rendah harkat 1
• 7-10 sedang harkat 2 2-6 sedang harkat 2
• 10-14 agak tinggi harkat 3 6-10 agak harkat 3
tinggi
• 14-20 tinggi harkat 2 10-30 tinggi harkat 4
• >20 amat tinggi harkat 1 >30 sangat harkat 5
Harkat Kapasitas Penyerapan Unsur Hara: tinggi

•<5 harkat 1+
•5-6 harkat 2+
•7-8 harkat 3+
•9-10 harkat 4+
•>10 harkat 5+
Kedalaman Tanah Efektif
• <25 dangkal (cm) harkat 1
• 25-50 harkat 2
sedang harkat 3
• >50 dalam
Permeabilitas (cm/jam)
• >12,50 cepat/sangat cepat harkat 1+
• 6,25-12,50 agak cepat harkat 2+
• 2,00-6,25 sedang harkat 3+
• 0,50-2,00 agak lambat harkat 2+
• <50 lambat/sangat lambat harkat 1+

Kepekaan Tanah Terhadap Erosi


1. Kandungan Debu (%) 2. Bentuk Struktur
•Tanah
>50 tinggi harkat 1 - lempeng/prisma/tiang/gumpal harkat 1
• 30-50 agak tinggi harkat 2 - butir tunggal harkat 2
• 15-30 sedang harkat 3 - remah harkat 3
• <15 rendah harkat 4 - kubus harkat 4

3. Taraf Perkembangan Struktur


•Tanah
Tanpa harkat 1
struktur harkat 2
• Lemah harkat 3 Jumah Harkat Kepekaan Tanah Terhadap
• Sedang harkat 4 •Erosi
<5 harkat 1+
• Kuat • 5-6 harkat 2+
• 7-8 harkat 3+
• 9-10 harkat 4+
• >10 harkat 5+
Faktor Merugikan: Faktor
Penghambat
Batu Besar/Singkapan Batuan (%) Mikrorelief (khusus untuk dataran)
•0 tanpa batu besar harkat 0 •0 tanpa mikrorelief harkat 0
•1-10 sedikit harkat 1- •1-10 sedikit harkat 1-
•10-25 sedang harkat 2- •10-50 sedang harkat 2-
•>25 banyak harkat 3- •>50 banyak harkat 3-

Batu Kecil/Kebatuan (%) Makrorelief (khusus perbukitan/pegunungan)


•0 tanpa batu kecil harkat 0 •datar harkat 0
•1-3 sedikit harkat 1- •berombak harkat 1-
•3-15 sedang harkat 2- •bergelombang harkat 2-
•>15 banyak harkat 3- •Berbukit-bergunung harkat 3-

Konkresi (khusus untuk dataran (%)) Lereng (khusus perbukitan/pegunungan)


• 0 tanpa konkresi harkat 0 • <3 datar harkat 0
• 1-3 sedikit harkat 1- • 3-8 landai harkat 1-
• 3-50 sedang harkat 2- • 8-15 miring harkat 2-
• >50 banyak harkat 3- • >15 curam harkat 3-

Muka Air Tanah (khusus untuk dataran


•(cm) tanpa glei harkat 0
•>100 dalam harkat 1-
•50-100 agak dalam harkat 2-
•<50 dangkal harkat 3-
Faktor Merugikan: Faktor
Bahaya
Kekeringan (indikator pasir kedalaman <100
•cm)<40% sedikit pasir harkat 0
• 40-60% cukup pasir harkat 1-
• 60-80% agak banyak pasir harkat 2-
• >80% banyak pasir harkat 3-

Banjir (bulan per tahun) Erosi


•0 tanpa harkat 0 • tanpa harkat 0
•<2 jarang harkat 1- • e1 ringan harkat 1-
•2-6 sering harkat 2- • e2 sedang harkat 2-
•>6 selalu harkat 3- • e3, e4 berat harkat 3-

Kadar Garam/Salinitas
1. Kadar garam (%)
• <0,15 tanpa harkat 0
• 0,15-0,35 sedikit harkat 1-
• 0,35-0,65 sedang harkat 2- Harkat Kadar Garam (Penjumlahan
• >65 banyak harkat 3- dari harkat kadar garam dengan
harkat rata-rata luas wilayah)
2. Rata-rata luas wilayah •0 harkat 0
•(%) 0 tanpa harkat 0 •1-2 (-) harkat 1-
• 1-5 sedikit harkat 1- •3-4 (-) harkat 2-
• 5-35 sedang harkat 2- •5-6 (-) harkat 3-
• >35 harkat 3-
banyak
Kemampuan Lahan (Sumber: Analisis Kemampuan Lahan untuk Pertanian dengan Teknik Penjumlahan-Pengurangan, fakultas Geografi UGM 1994)
Jumlah Kelas Arti Kelas Kemampuan Tanah
harkat Kemampuan
>20 I Lahan baik sekali, hampir tidak ada penghambat, dapat digunakan Aluvial (bahan vulkanik), regosol
untuk segala macam usaha pertanian (abu vulkanik) di kaki gunung api
15-19 II Lahan baik, ada sedikit penghambat, dapat digunakan untuk berbagai Aluvial (bahan tersier) dan latosol
usaha pertanian dengan sedikit intensifikasi (agakkurus), andosol (di lembah)
dan non calcc brown (kurang air)
12-14 III Lahan agak baik, beberapa penghambat memerlukan investasi untuk Latosol (vulkanik), bergelombang
usaha pertanian
8-11 IV Lahan sedang, beberapa penghambat perlu diatasi untuk suatu usaha Mediteran pada gunung api,
pertanian grumosol di dataran (agak jelek,
kurang air)
4-7 V Lahan agak jelek, beberapa penghambat memerlukan usaha Latosol pada breksi (kurus, banyak
intensifikasi lebeh banyak,usaha pertanian mekanis tidak mungkin tonjolan batu, berbukit)
0-3 VI Lahan jelek, berbagai penghambat alam membatasi penggunaan lahan Regosol dan andosol di kerucut
untuk pertanian biasa, baik untuk tanaman tahunan, hutan produksi vulkan, renzina dan grumosol di
dan peternakan bukit (berbatu, dangkal, peka
erosi), podsolik merah kuning di
dataran (kurus, masam, jelek,
konkresi), organosol eutrof (air
tanah, udah terbakar, irreversible)

-3 - 0 VII Jelek sekali, pertumbuhan tanaman/penggunaan lahan sangat terbatas Podsolik merah kuning di bukit
oleh faktor alam, agak baik untuk tanaman tahunan, hutan produksi. dan lateritik di dataran (kurus,
jelek, peka erosi, konkresi,
dangkal, curam), organosol,
oligotrof (kurus, air tanah, udah
terbakar, peka erosi, ireversible)
<= -4 VIII Lahan amat jelek, faktor-faktor alam tidak memungkinkan untuk suatu Podsol (kurus sekali, masam, jelek,
usaha pertanian, hanya baik untuk hutan lindung atau margasatwa air tanah, peka erosi, konkresi)
Teknik Pembandingan/Tabularis
Kemampuan Lahan (Sumber: PermenLH 17/2009) ttg Analisis daya Dukung Lahan)
Kelas Kriteria Rekomendasi
Penggunaan Lahan
I 1.Tidak mempunyai atau hanya sedikit hambatan yang membatasi
penggunaannya.
Pertanian:
a.Tanaman pertanian semusim.
2.Sesuai untuk berbagai penggunaan, terutama pertanian. b.Tanaman rumput.
3.Karakteristik lahannya antara lain: topografi hampir datar - datar, c.Hutan dan cagar alam.
ancaman erosi kecil, kedalaman efektif dalam, drainase baik, mudah
diolah, kapasitas menahan air baik, subur, tidak terancam banjir

II 1.Mempunyai beberapa hambatan atau ancaman kerusakan yang


mengurangi pilihan penggunaannya atau memerlukan tindakan
Pertanian:
a.Tanaman semusim.
konservasi yang sedang. b.Tanaman rumput.
2.Pengelolaan perlu hati-hati termasuk tindakan konservasi untuk c.Padang penggembalaan.
mencegah kerusakan. d.Hutan produksi.
e.Hutan lindung.
f.Cagar alam.

III 1.Mempunyai beberapa hambatan yang berat yang mengurangi pilihan


penggunaan lahan dan memerlukan tindakan konservasi khusus dan
1. Pertanian:
a.Tanaman semusim.
keduanya. b.Tanaman yang memerlukan
2.Mempunyai pembatas lebih berat dari kelas II dan jika dipergunakan Pengolahan tanah.
untuk tanaman perlu pengelolaan tanah dan tindakan konservasi lebih c.Tanaman rumput.
sulit diterapkan. d.Padang rumput.
3.Hambatan dimaksud pada angka 1 membatasi lama penggunaan bagi e.Hutan produksi.
tanaman semusim, waktu pengolahan, pilihan tanaman atau kombinasi f.Hutan lindung dan cagar
dari pembatas tersebut. alam.

2. Non-pertanian.
Kelas Kriteria Penggunaan
IV 1.Hambatan dan ancaman kerusakan tanah lebih besar dari kelas III,
dan pilihan tanaman juga terbatas.
1. Pertanian:
a.Tanaman semusim dan
2.Perlu pengelolaan hati-hati untuk tanaman semusim, tindakan Tanaman pertanian pada
konservasi lebih sulit diterapkan. umumnya.
b.Tanaman rumput.
c.Hutan produksi.
d.Padang penggembalaan.
e.Hutan lindung dan suaka
alam.

2. Non-pertanian.

V 1.Tidak terancam erosi tetapimempunyai hambatan lain yang tidak


mudah untuk dihilangkan, sehingga membatasi pilihan penggunaannya.
1. Pertanian:
a.Tanaman rumput.
2.Mempunyai hambatan yang membatasi pilihan macam penggunaan b.Padang penggembalaan.
dan tanaman. c.Hutan produksi.
3.Terletak pada topografi datar-hampir datar tetapi sering terlanda d.Hutan lindung dan suaka
banjir, berbatu atau iklim yang kurang sesuai. alam.

2. Non-pertanian

VI 1.Mempunyai faktor penghambat berat yang menyebabkan


penggunaan tanah sangat terbatas karena mempunyai ancaman
1. Pertanian:
a.Tanaman rumput.
kerusakan yang tidak dapat dihilangkan. b.Padang penggembalaan.
2.Umumnya terletak pada lereng curam, sehingga jika dipergunakan c.Hutan produksi.
untuk penggembalaan dan hutan produksi harus dikelola dengan baik d.Hutan lindung dan cagar
untuk menghindari erosi. alam.

2. Non-pertanian.
Kelas Kriteria Penggunaan
VII 1. Mempunyai faktor penghambat dan ancaman berat yang tidak dapat
dihilangkan, karena itu pemanfaatannya harus bersifat konservasi. Jika
a. Padang rumput.
b. Hutan produksi.
digunakan untuk padang rumput atau hutan produksi harus dilakukan
pencegahan erosi yang berat.

VIII 1.Sebaiknya dibiarkan secara alami.


2.Pembatas dan ancaman sangat berat dan tidak mungkin dilakukan
a. Hutan lindung.
b. Rekreasi alam.
tindakan konservasi, sehingga perlu dilindungi. c. Cagar alam.

Kelompok 1 adalah kelas kemampuan lahan yang cocok untuk usaha tani yaitu
kelompok I sd IV
•Dua kelas pertama (kelas I dan kelas II) merupakan lahan yang cocok untuk
penggunaan pertanian
•Kelas III sampai dengan kelas VI dapat dipertimbangkan untuk berbagai
pemanfaatan lainnya. Meskipun demikian, lahan kelas III dan kelas IV masih
dapat digunakan untuk pertanian.

Kelompok 2 adalah kelas kemampuan lahan yang tidak bisa digunakan untuk
usaha tani.
•2 (dua) kelas terakhir (kelas VII dan kelas VIII) merupakan lahan yang harus
dilindungi atau untuk fungsi konservasi.
Skema
Hubungan antara Kelas Kemampuan Lahan dengan Penggunaan Lahan
Kelas Hutan Penggembalaan Pertanian
Kemampuan
Lahan Lindung/ Produksi Terbatas Sedang Intensif Terbatas Sedang Intensif Sangat
Cagar Alam Terbatas Intensif

II

III

IV

VI

VII

VIII
Sumber: Rayes (2007) dalam Muta’ali (2012)
Kelas Kemampuan Lahan dalam Tingkat Unit Pengelolaan:
Klasifikasi pada kategori unit pengelolaan memperhitungkan faktor-faktor penghambat yang bersifat permanen atau
sulit diubah seperti tekstur tanah, lereng permukaan, drainase, kedalaman efektif tanah, tingkat erosi yang telah
terjadi, liat masam (cat clay), batuan di atas permukaan tanah, ancaman banjir atau genangan air yang tetap. Faktor-
faktor tersebut digolongkan berdasarkan besarnya intensitas faktorpenghambat atau ancaman

Faktor Penghambat/ Kelas Kemampuan Lahan


Pembatas I II III IV V VI VII VIII

Lereng permukaan (l) A B C D A E F G


Kepekaan Erosi (KE) KE1-2 KE3 KE4-5 KE6 (*) (*) (*) (*)
Tingkat Erosi (e) e0 e1 e2 e3 (**) e4 e5 (*)
Kedalaman Tanah (k) k0 k1 k2 k2 (*) k3 (*) (*)
Tekstur Lapisan Atas (t) t1-3 t1-3 t1-4 t1-4 (*) t1-4 t1-4 t5
Tekstur Lapisan Bawah (t) t1-3 t1-3 t1-4 t1-4 (*) t1-4 t1-4 t5
Permeabilitas Tanah (P) P2-3 P2-3 P2-4 P1 (*) (*) (*) P5
Drainase (d) d1 d2 d3 d4 d5 (**) (**) d0
Kerikil/Batuan (b) b0 b0 b1 b2 b3 (*) (*) B4
Ancaman Banjir (o) o0 o1 o2 o3 o4 (**) (**) (*)
Garam/Salinitas (g) (***) g0 g1 g2 g3 (**) g3 (*) (*)
Keterangan: (*) = sembarang sifat, (**) = tidak berlaku, (***) umumnya di daerah beriklim
kering
KELOMPOK
PARAMETER:
Lereng Permukaan (peta topografi)
l0 = (A) = 0-3% : datar.
l1 = (B) = 3-8% : landai/berombak.
l2 = (C) = 8-15% : agak miring/bergelombang. l3 = (D) = 15-30% :
miring berbukit.
l4 = (E) = 30-45% : agak curam. l5 = (F) = 45-65% : curam.
l6 = (G) = > 65% : sangat curam.

Kepekaan Erosi (uji laboratorium sampel


tanah)
KE1 = 0,00-0,10 : sangat rendah KE2 = 0,11-0,20: rendah
KE3 = 0,21-0,32:sedang KE4 = 0,33-0,43: agak tinggi KE5 = 0,44-0,55:
tinggi
KE6 = 0,56-0,64 sangat tinggi

Tingkat Erosi (perhitungan)


e0 = tidak ada erosi.
e1 = ringan: < 25% lapisan atas hilang.
e2 = sedang: 25-75% lapisan atas hilang, < 25% lapisan bawah hilang.
e3 = agak berat: > 75% lapisan atas hilang, < 25% lapisan bawah hilang.
e4 = berat: sampai lebih dari 25% lapisan bawah hilang.
e5 = sangat berat: erosi parit
Kedalaman sampai Kerikil, Padas (pengukuran
k2 = dangkal: 50-25 cm.
lapangan)
k0 = dalam: > 90 cm. k1 = sedang: 90-50 cm.

k3 = sangat dangkal: < 25 cm.

Tekstur tanah (uji laboratorium sampel tanah)


t1 = halus: liat, liat berdebu.
t2 = agak halus: liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung liat
berpasir. t3 = sedang: debu, lempung berdebu, lempung.
t4 = agak kasar: lempung berpasir. t5 = kasar: pasir berlempung, pasir.

Permeabilitas (uji laboratorium sampel tanah)


p1 = lambat: < 0.5 cm/jam.
p2 = agak lambat: 0.5 – 2.0 cm/jam. p3 = sedang: 2.0 – 6.25 cm/jam.
p4 = agak cepat: 6,25 – 12,5 cm/jam p5 = cepat: >12,5 cm/jam
Drainase Tanah (pengukuran/pengamatan
d0 = berlebihan, air lebih segeralapangan)
keluar dari tanah dan sangat sedikit air yang ditahan oleh tanah sehingga tanaman
akan segera mengalami kekurangan air
d1 = baik: tanah mempunyai peredaran udara baik. Seluruh profil tanah dari atas sampai lapisan bawah berwarna
terang yang seragam dan tidak terdapat bercak-bercak.
d2 = agak baik: tanah mempunyai peredaran udara baik. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, coklat atau
kelabu pada lapisan atas dan bagian atas lapisan bawah.
d3 = agak buruk: lapisan atas tanah mempunyai peredaran udara baik. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning,
kelabu, atau coklat. Terdapat bercak-bercak pada saluran bagian lapisan bawah.
d4 = buruk: bagian bawah lapisan atas (dekat permukaan) terdapat warna atau bercak-bercak berwarna kelabu, coklat
dan kekuningan.
d5= sangat buruk: seluruh lapisan permukaan tanah berwarna kelabu dan tanah bawah berwarna kelabu atau terdapat
bercak-bercak kelabu, coklat dan kekuningan.

Ancaman Banjir/Genangan (data sekunder)


o0 = tidak pernah: dalam periode satu tahun tanah tidak pernah tertutup banjir untuk waktu lebih dari 24 jam.
o1 = kadang-kadang: banjir yang menutupi tanah lebih dari 24 jam terjadinya tidak teratur dalam periode kurang dari
satu bulan.
o2 = selama waktu satu bulan dalam setahun tanah secara teratur tertutup banjir untuk jangka waktu lebih dari 24 jam.
o3 = selama waktu 2-5 bulan dalam setahun, secara teratur selalu dilanda banjir lamanya lebih dari 24 jam.
o4 = selama waktu enam bulan atau lebih tanah selalu dilanda banjir secara teratur yang lamanya lebih dari 24 jam.

Garam/Salinitas (uji lab sampel tanah, umumnya di daerah beriklim kering)


g0 = bebas, 0-15% garam larut pada suhu 25 o
g1 = terpengaruh sedikit, 0,15-0,35 garam larut pada suhu 25 o g2 = terpengaruh sedang, 0,35-0,65% garam larut pada
suhu 25o g3 = terengaruh hebat, >65% garam larut pada suhu 25 o
Kerikil/Batuan (pengukuran/pengamatan
lapangan)
Batuan Kerikil (diameter 2-7,5 mm jika berbentuk bulat atau sampai 15 cm sumbu panjang jika berbentuk gepeng.
Batuan Kecil (diameter 7,5-25 mm jika berbentuk bulat atau sampai 15-40 cm sumbu panjang jika berbentuk gepeng.
Dalam lapisan 20 cm:
b0 = tidak ada atau sedikit: 0-15% volume tanah. b1 = sedang: 15-50% volume tanah.
b2 = banyak: 50-90% volume tanah.
b3 = sangat banyak: > 90 % volume tanah.

Batuan Lepas (diameter lebih besar dari 25 cm jika berbentuk bulat atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm jika
berbentuk gepeng)
b0 = tidak ada: kurang dari 0.01% luas areal.
b1 = sedikit : 0.01%-3% permukaan tanah tertutup. b2 = sedang : 3%-15% permukaan tanah tertutup. b3 = banyak :
15%-90% permukaan tanah tertutup.
b4 = sangat banyak: lebih dari 90% permukaan tanah tertutup; tanah sama sekali tidak dapat digunakan untuk produksi
pertanian.

Batuan terungkap merupakan batuan yang tersingkap di atas permukaan tanah, yang merupakan bagian dari satuan
besar yang terbenam di dalam tanah (batuan tertutup)
b0 = tidak ada: kurang dari 2% permukaan tanah tertutup.
b1 = sedikit : 2% - 10% permukaan tanah tertutup. b2 = sedang : 10% - 50% permukaan tanah tertutup. b3 = banyak :
50% - 90% permukaan tanah tertutup.
b4 = sangat banyak : lebih dari 90% permukaan tanah tertutup; tanah sama sekali tidak dapat digarap.
Contoh Identifikasi Kelas Kemampuan
Lahan

 Pilih kelas yang paling besar pembatasnya: Lahan sampel 1


masuk dalam kategori Kelas III dengan faktor penghambat
kepekaan erosi (ke) dan drainase (d)
RENCANA untuk LINDUNG DAN BUDI DAYA

1. Kawasan Lindung

Tumpang-susun dengan FUNGSI KAWASAN, KRITERIA


LINDUNG LAINNYA, STATUS HUTAN dan KEMAMPUAN
LAHAN (Peta keputusan)

2. Kawasan Budidaya Pertanian (termasuk hutan produksi)

RENCANA Tumpang-susun dengan FUNGSI KAWASAN,


LINDUNG DAN KEMAMPUAN LAHAN, KESESUAIAN LAHAN,
BUDIDAYA dan WILAYAH USAHA TANI dan EKSISTING
(peta keputusan)

3. Kawasan Budidaya Non Pertanian

Tumpang-susun kriteria diluar :


a.kawasan lindung
b.lahan pertanian pangan berkelanjutan(LP2B)
c.Hutan Produksi
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN untuk
PERMUKIMAN
Proses Analisis dan Kriteria Teknis Kawasan Permukiman:
1. Tumpang-tindih dengan penambahan-pembobotan:
• Jumlah bobot terhadap lereng, jenis tanah dan curah hujan <125
(Lihat SK Menteri Pertanian no 837/1980 dan 683/1981)

2. Tumpang-tindih dengan metode


boolean:
• Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%);
Sumber lain (Muta’ali, 2012) menyarankan kelerengan lahan ≤
15%
• Tidak berada pada kawasan lindung;
• Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi,
• abrasi); Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/
danau/mata air/saluran pengairan
Lahan Sesuai untuk • Bukan tanah organosol, glay humus, laterit air tanah atau jenis tanah
Permukiman dengan kadar liat tinggi
Tidak berada di jalur rel kereta api; daerah aman penerbangan;

• Bukan sawah irigasi teknis.

3. Pastikan:
• Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh
penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai
air 60 liter/org/hari - 100 liter/org/hari;
• Drainase baik sampai sedang;
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai