KAWASAN BUDIDAYA
Contoh: Kriteria Kawasan Lindung dan Budidaya menurut RTRWN dan PermenPU 41/2007
Jenis Kawasan Lindung Kriteria Penetapan/Parameter
Hutan Lindung Hutan dengan jumlah bobot >175 terhadap lereng, jenis tanah, intensitas
hujan, lereng lebih dari 40% , ketinggian di atas 2000 m apl
Kawasan Bergambut Kawasan bergambut dengan ketebalan lebih dari 3 m, terletak di hulu
atau rawa
Kawasan Resapan Air Hujan tinggi, tanah mudah diresapi air, bentuk yang memudahkan
peresapan air banyak
Kawasan Sempadan Mata Air 200 m sekeliling mata air
Sempadan Sungai 5 m sebelah luar tanggul sungai, 100 meter dari tepi sungai besar tak
bertanggul diluar permukiman, 50 meter dari tepi anak sungai tak
bertanggul di luar permukiman
Kawasan Sempadan Danau atau Waduk 50-100 m dari tepi danau waktu pasang
Sempadan Pantai Daratan 100 m dari titik pasang tertinggi sepanjang pantai atau daratan
sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik
pantainya curam atau terjal
Kawasan Suaka Alam (Laut) Memilki keanekaragaan biota, ekosistem, gejala dan keunikan alam
Kawasan Suaka Margasatwa (Laut) Memiliki keanekaragaman satwa yang tinggi, tempat kehidupan satwa
migran tertentu
Cagar Alam (Laut) memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan tipe Ekosistemnya,
kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli atau
belumdiganggu manusia, merupakan satu-satunya contoh dan
membutuhkan konservasi
Jenis Kawasan Lindung Kriteria Penetapan/Parameter
Kawasan Pantai Berhutan Bakau Lebar paling sedikit 130 (seratus tiga puluh) kali nilai rata-rata perbedaan air
pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis
air surut terendah ke arah darat
Taman Nasional Luasan cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami,
berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang
beragam, memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis
tumbuhan maupun jenis satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih
utuh, memiliki paling sedikit satu ekosistem yang terdapat di dalamnya yang
secara materi atau fisik tidak boleh diubah baik oleh eksploitasi maupun
pendudukan manusia
Taman Hutan Rakyat memiliki luas yang memungkinkan untuk pengembangan koleksi tumbuhan
dan/atau satwa jenis asli dan/atau bukan asli; merupakan kawasan dengan ciri
khas baik asli maupun buatan, baik pada kawasan yang ekosistemnya masih utuh
maupun kawasan yang sudah berubah; memiliki keindahan alamdan/atau gejala
alam
Taman Wisata Aam memiliki luas yang cukup untuk menjamin pelestarian sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya untuk dimanfaatkan bagi kegiatan wisata alam; memiliki daya
tarik alam berupa tumbuhan, satwa dan ekosistemnya yang masih asli serta
formasi geologi yang indah, unik, dan langka; memiliki akses yang baik untuk
keperluan pariwisata
Cagar Budaya Hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan
Jenis Kawasan Lindung Kriteria Penetapan/Parameter
Cagar Biosfer
Ramsar
Taman Buru
Terumbu Karang
Hutan Rakyat
Pertanian
Pertambangan
Industri
Pariwisata
Permukiman
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK
PERTANIAN
Kriteria Teknis Kawasan Pertanian (PermenPU
41/2007):
Type Iklim menurut Schmidt &
Tipe Iklim Ferguson
Nilai Q (%) Keadaan Iklim dan Vegetasi
(Q = BK / BB x 100%).
BK = bulan kering, curah hujan <60 mm BB
= bulan basah, curah hujan >100 mm
BL = bulan lembab, curah hujan 60-100
mm
Penanganan Lahan Pertanian berdasar Kelerengan menurut PermenPU
41/2007
Kriteria Umum Kawasan Kelerengan dan Penanganan
Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah: • Pola tanam: monokultur, tumpangsari, campuran tumpang gilir;
•Ketinggian <1000 m • Tindakan konservasi secara vegetatif: pola tanam sepanjang tahun,
•Kelerengan <40% penanaman tanaman panen atas air tersedia dengan jumlah dan
•Kedalaman efektif lapisan tanah >30 cm mutu yang memadai yaitu 5 - 20 L/detik/ha untuk mina padi, mutu
•Curah hujan 1500-4000 mm pertahun air bebas polusi, suhu 23 - 30ºC, oksigen larut 3 - 7 ppm, amoniak
0.1 ppm dan pH 5 - 7;
(Kelerengan <8%) • Tindakan konservasi secara mekanik: pembuatan pematang, teras,
dan saluran drainase.
Pertanian Tanaman Pangan Lahan Kering: • Kemiringan 0 - 6%: tindakan konservasi secara vegetatif ringan,
•Ketinggian <1000 m tanpa tindakan konservasi secara mekanik;
•Kelerengan <40% • Kemiringan 8 - 15%: Tindakan konservasi secara vegetatif ringan
•Kedalaman efektif lapisan tanah >30 cm sampai berat yaitu pergiliran tanaman, penanaman menurut
•Curah hujan 1500-4000 mm pertahun kontur, pupuk hijau, pengembalian bahan organik, tanaman
penguat keras; Tindakan konservasi secara mekanik (ringan), teras
(Kelerengan <15%) gulud disertai tanaman penguat keras; Tindakan konservasi secara
mekanik (berat), teras gulud denganinterval tinggi 0,75 – 1,5 m
dilengkapi tanaman penguat, dan saluran pembuang air ditanami
rumput.
• Kemiringan 15 - 40%: Tindakan konservasi secara vegetatif (berat),
pergiliran tanaman, penanaman menurut kontur, pemberian
mulsa sisa tanaman, pupuk kandang, pupuk hijau, sisipan tanaman
tahunan atau batu penguat teras dan rokrak; Tindakan konservasi
secara mekanik (berat), teras bangku yang dilengkapi tanaman
atau batu penguat teras dan rokrak, saluran pembuangan air
ditanami rumput.
Penanganan Lahan Pertanian berdasar Kelerengan menurut PermenPU
41/2007
Kriteria Umum Kawasan Kelerengan dan Penanganan
Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah: .......Lihat halaman sebelumnya
7-25 m Tanah Usaha Utama 1 • Umumnya merupakan daerah padat penduduk, terutama di Pulau Jawa.
• Potensi ancaman banjir sangat besar. Garis bendungan pada ketinggian 25
m. Pada ketinggian tersebut banyak dbuat bendungan untuk pengendalian
air sekaligus untuk irigasi
• <12,5 m sawah 1xpanen; >12,5m sawah 2xpanen
25-100 Tanah Usaha Utama 1 • Guna lahan pertanian lahan kering, perkebunan
• Sawah hasilnya masih cukup baik
• Banyak permukiman tapi tak sepadat ketinggian di bawahnya
100-500 Tanah Usaha Utama 1 • Guna lahan pertanian lahan kering, tanaman keras, buah-buahan,
perkebunan
• Sawah jika masih ada air
• Permukiman mulai jarang, topografi mulai sulit untuk pembuatan jalan
Permeabilitas
Harkat Kandungan Unsur Hara merupakan penjumlahan harkat kandungan N, P2O5 dan K2O:
•<4 harkat 1+
•4-7 harkat 2+
•8-11 harkat 3+
•12-15 harkat 4+
•>15 harkat 5+
Kelembaban Tanah Terhadap Tanaman
(Tekstur, Struktur, Kandungan bahan
organik)
Tekstur
•
Tanah
•
Kasar
Agak kasar
harkat 1
harkat 2
• Sedang harkat 3
• Agak halus harkat 4
• Halus harkat 5
Struktur
•
Tanah
•
Butir tunggal
Gumpal/pejal/kubus/prisma
harkat 1
harkat 2
• Remah harkat 3
Kandungan bahan
•
organik
•
<2
2-6
rendah
sedang
harkat 1
harkat 2
• 6-10 agak tinggi harkat 3
• 10-30 tinggi harkat 4
• >30 harkat 5
Bahan Organik
1. Perbandingan C/N 2. Kandungan bahan
• <7 rendah harkat 1 <2 rendah harkat 1
• 7-10 sedang harkat 2 2-6 sedang harkat 2
• 10-14 agak tinggi harkat 3 6-10 agak harkat 3
tinggi
• 14-20 tinggi harkat 2 10-30 tinggi harkat 4
• >20 amat tinggi harkat 1 >30 sangat harkat 5
Harkat Kapasitas Penyerapan Unsur Hara: tinggi
•<5 harkat 1+
•5-6 harkat 2+
•7-8 harkat 3+
•9-10 harkat 4+
•>10 harkat 5+
Kedalaman Tanah Efektif
• <25 dangkal (cm) harkat 1
• 25-50 harkat 2
sedang harkat 3
• >50 dalam
Permeabilitas (cm/jam)
• >12,50 cepat/sangat cepat harkat 1+
• 6,25-12,50 agak cepat harkat 2+
• 2,00-6,25 sedang harkat 3+
• 0,50-2,00 agak lambat harkat 2+
• <50 lambat/sangat lambat harkat 1+
Kadar Garam/Salinitas
1. Kadar garam (%)
• <0,15 tanpa harkat 0
• 0,15-0,35 sedikit harkat 1-
• 0,35-0,65 sedang harkat 2- Harkat Kadar Garam (Penjumlahan
• >65 banyak harkat 3- dari harkat kadar garam dengan
harkat rata-rata luas wilayah)
2. Rata-rata luas wilayah •0 harkat 0
•(%) 0 tanpa harkat 0 •1-2 (-) harkat 1-
• 1-5 sedikit harkat 1- •3-4 (-) harkat 2-
• 5-35 sedang harkat 2- •5-6 (-) harkat 3-
• >35 harkat 3-
banyak
Kemampuan Lahan (Sumber: Analisis Kemampuan Lahan untuk Pertanian dengan Teknik Penjumlahan-Pengurangan, fakultas Geografi UGM 1994)
Jumlah Kelas Arti Kelas Kemampuan Tanah
harkat Kemampuan
>20 I Lahan baik sekali, hampir tidak ada penghambat, dapat digunakan Aluvial (bahan vulkanik), regosol
untuk segala macam usaha pertanian (abu vulkanik) di kaki gunung api
15-19 II Lahan baik, ada sedikit penghambat, dapat digunakan untuk berbagai Aluvial (bahan tersier) dan latosol
usaha pertanian dengan sedikit intensifikasi (agakkurus), andosol (di lembah)
dan non calcc brown (kurang air)
12-14 III Lahan agak baik, beberapa penghambat memerlukan investasi untuk Latosol (vulkanik), bergelombang
usaha pertanian
8-11 IV Lahan sedang, beberapa penghambat perlu diatasi untuk suatu usaha Mediteran pada gunung api,
pertanian grumosol di dataran (agak jelek,
kurang air)
4-7 V Lahan agak jelek, beberapa penghambat memerlukan usaha Latosol pada breksi (kurus, banyak
intensifikasi lebeh banyak,usaha pertanian mekanis tidak mungkin tonjolan batu, berbukit)
0-3 VI Lahan jelek, berbagai penghambat alam membatasi penggunaan lahan Regosol dan andosol di kerucut
untuk pertanian biasa, baik untuk tanaman tahunan, hutan produksi vulkan, renzina dan grumosol di
dan peternakan bukit (berbatu, dangkal, peka
erosi), podsolik merah kuning di
dataran (kurus, masam, jelek,
konkresi), organosol eutrof (air
tanah, udah terbakar, irreversible)
-3 - 0 VII Jelek sekali, pertumbuhan tanaman/penggunaan lahan sangat terbatas Podsolik merah kuning di bukit
oleh faktor alam, agak baik untuk tanaman tahunan, hutan produksi. dan lateritik di dataran (kurus,
jelek, peka erosi, konkresi,
dangkal, curam), organosol,
oligotrof (kurus, air tanah, udah
terbakar, peka erosi, ireversible)
<= -4 VIII Lahan amat jelek, faktor-faktor alam tidak memungkinkan untuk suatu Podsol (kurus sekali, masam, jelek,
usaha pertanian, hanya baik untuk hutan lindung atau margasatwa air tanah, peka erosi, konkresi)
Teknik Pembandingan/Tabularis
Kemampuan Lahan (Sumber: PermenLH 17/2009) ttg Analisis daya Dukung Lahan)
Kelas Kriteria Rekomendasi
Penggunaan Lahan
I 1.Tidak mempunyai atau hanya sedikit hambatan yang membatasi
penggunaannya.
Pertanian:
a.Tanaman pertanian semusim.
2.Sesuai untuk berbagai penggunaan, terutama pertanian. b.Tanaman rumput.
3.Karakteristik lahannya antara lain: topografi hampir datar - datar, c.Hutan dan cagar alam.
ancaman erosi kecil, kedalaman efektif dalam, drainase baik, mudah
diolah, kapasitas menahan air baik, subur, tidak terancam banjir
2. Non-pertanian.
Kelas Kriteria Penggunaan
IV 1.Hambatan dan ancaman kerusakan tanah lebih besar dari kelas III,
dan pilihan tanaman juga terbatas.
1. Pertanian:
a.Tanaman semusim dan
2.Perlu pengelolaan hati-hati untuk tanaman semusim, tindakan Tanaman pertanian pada
konservasi lebih sulit diterapkan. umumnya.
b.Tanaman rumput.
c.Hutan produksi.
d.Padang penggembalaan.
e.Hutan lindung dan suaka
alam.
2. Non-pertanian.
2. Non-pertanian
2. Non-pertanian.
Kelas Kriteria Penggunaan
VII 1. Mempunyai faktor penghambat dan ancaman berat yang tidak dapat
dihilangkan, karena itu pemanfaatannya harus bersifat konservasi. Jika
a. Padang rumput.
b. Hutan produksi.
digunakan untuk padang rumput atau hutan produksi harus dilakukan
pencegahan erosi yang berat.
Kelompok 1 adalah kelas kemampuan lahan yang cocok untuk usaha tani yaitu
kelompok I sd IV
•Dua kelas pertama (kelas I dan kelas II) merupakan lahan yang cocok untuk
penggunaan pertanian
•Kelas III sampai dengan kelas VI dapat dipertimbangkan untuk berbagai
pemanfaatan lainnya. Meskipun demikian, lahan kelas III dan kelas IV masih
dapat digunakan untuk pertanian.
Kelompok 2 adalah kelas kemampuan lahan yang tidak bisa digunakan untuk
usaha tani.
•2 (dua) kelas terakhir (kelas VII dan kelas VIII) merupakan lahan yang harus
dilindungi atau untuk fungsi konservasi.
Skema
Hubungan antara Kelas Kemampuan Lahan dengan Penggunaan Lahan
Kelas Hutan Penggembalaan Pertanian
Kemampuan
Lahan Lindung/ Produksi Terbatas Sedang Intensif Terbatas Sedang Intensif Sangat
Cagar Alam Terbatas Intensif
II
III
IV
VI
VII
VIII
Sumber: Rayes (2007) dalam Muta’ali (2012)
Kelas Kemampuan Lahan dalam Tingkat Unit Pengelolaan:
Klasifikasi pada kategori unit pengelolaan memperhitungkan faktor-faktor penghambat yang bersifat permanen atau
sulit diubah seperti tekstur tanah, lereng permukaan, drainase, kedalaman efektif tanah, tingkat erosi yang telah
terjadi, liat masam (cat clay), batuan di atas permukaan tanah, ancaman banjir atau genangan air yang tetap. Faktor-
faktor tersebut digolongkan berdasarkan besarnya intensitas faktorpenghambat atau ancaman
Batuan Lepas (diameter lebih besar dari 25 cm jika berbentuk bulat atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm jika
berbentuk gepeng)
b0 = tidak ada: kurang dari 0.01% luas areal.
b1 = sedikit : 0.01%-3% permukaan tanah tertutup. b2 = sedang : 3%-15% permukaan tanah tertutup. b3 = banyak :
15%-90% permukaan tanah tertutup.
b4 = sangat banyak: lebih dari 90% permukaan tanah tertutup; tanah sama sekali tidak dapat digunakan untuk produksi
pertanian.
Batuan terungkap merupakan batuan yang tersingkap di atas permukaan tanah, yang merupakan bagian dari satuan
besar yang terbenam di dalam tanah (batuan tertutup)
b0 = tidak ada: kurang dari 2% permukaan tanah tertutup.
b1 = sedikit : 2% - 10% permukaan tanah tertutup. b2 = sedang : 10% - 50% permukaan tanah tertutup. b3 = banyak :
50% - 90% permukaan tanah tertutup.
b4 = sangat banyak : lebih dari 90% permukaan tanah tertutup; tanah sama sekali tidak dapat digarap.
Contoh Identifikasi Kelas Kemampuan
Lahan
1. Kawasan Lindung
3. Pastikan:
• Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh
penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai
air 60 liter/org/hari - 100 liter/org/hari;
• Drainase baik sampai sedang;
Terima kasih