Maka karena itu, perkenalkan kami dari tim pkm re universitas Siliwangi, dengan ketua Saya
sendiri aisyah, dan beranggotakan zia nurfauziah, adila nursidik, anasi faisal, dan diva tari
asina munthe, dengan dosen pembimbing Gilang vaza benatar S.P., M.Si. dengan bangga
mempersembahkan penelitian dengan judul Eksplorasi potensi bakteri kitinolitik sebagai
agensia hayati pengendali penyakit fotopatogen antraknosa pada cabai rawit.
Bakteri kitinolitik merupakan kelompok bakteri yang dapat menghasilkan enzim kitinase yang
mampu menyebabkan lisis pada dinding sel cendawan (Lenni and Yasmin, 2012). Berdasarkan
penelitian Ruma, Refli and Suwardi (2020), bakteri kitinolitik mampu mengdegradasi kitin
menjadi turunannya melalui mekanisme enzimatis dengan memanfaatkan kitin sebagai sumber
karbon. Kitinase berpotensial untuk dimanfaatkan sebagai agen pengendali hayati terhadap jamur
patogen maupun serangan hama. Pemanfaatan agensia hayati dapat menjadi solusi alternatif
dalam mengatasi antraknosa cabai rawit yang tidak hanya efektif, tetapi juga ramah lingkungan,
berkelanjutan, dan tidak menimbulkan efek samping terhadap organisme yang bermanfaat bagi
tanaman (Khaeruni and Rahman, 2012).
Di Indonesia, bakteri kitinolitik seperti Serratia marcescen dan Bacillus thuringiensis telah
diteliti penghambatannya terhadap Colletotrichum capsici penyebab antraknosa pada cabai besar
(Syahfitri et al., 2018). Sedangkan efektifitas penghambatan bakteri kitinolitik terhadap penyakit
antraknosa pada cabai rawit dan spesies Colletotrichum penyebab antraknosa lainnya belum
pernah dikaji dan diteliti. Dengan demikian, penelitian ini sangat penting dilakukan untuk
memperoleh alternatif pengendalian lain yang ramah lingkungan dan efektif untuk menekan
antraknosa pada cabai rawit yang disebabkan oleh Colletotrichum spp.