Anda di halaman 1dari 34

Penyusunan Pola Pengendalian

Pemanfaatan Ruang sekitar Situ,


Danau, Embung, dan Waduk
(SDEW)
Dwi Rustam Kendarto
Teknik Tanah dan Air, Teknik Pertanian,
Fakultas Teknologi Industri Pertanian UNPAD
DANAU

Kerusakan wilayah

Permasalahan
Daerah Tangkapan
Pemanfaatan ruang
yang tidak terkendali
Pendangkalan/sedime
ntasi
Konversi lahan daerah
surutan
Penurunan kualiitas air
SITU
Genangan air dalam suatu cekungan di permukaan tanah
yang terbentuk secara alami maupun buatan, yang airnya
bersumber dari air permukaan dan atau air tanah

Kawasan Lindung setempat

Fungsi (tergantung lokasi dan sumber air): sumber air


domestik, Sumber air irigasi tandon air/reservoir,
pengendali banjir, perikanan, wisata alam, lainnya

Manfaat: penyerapan air dan tandon air, keberlangsungan


proses ekologis di dalamnya, sosio-ekonomis; cadangan
sumber air bersih, pengendali banjir, irigasi, sumber
penyedia protein dari sektor perikanan darat, sebagai
sarana rekreasi dan sebagainya
SITU

Penurunan jumlah air yang masuk


Tekanan Kerusakan
Iklim
Penduduk Lingkungan
Pendangkalan/sedimentasi

Dikonversi menjadi peruntukan lainnya

Eutrofikasi

Dijadikan tempat buang sampah/limbah


Karakteristik Situ dan Permasalahan
 Secara alami sebagai pengumpul air,
potensi tergantung sumber air
 Pemanfaatan air tergantung
prioritas
 Konflik kepentingan dalam hal akses
 Pengembangan pemanfaatan air
efektif dan efisien
 Pengelolaan berbasis masyarakat
karena faktor kepemilikan dan akses
 Penetapan sebagai kawasan lindung
setempat
 Status kepemilikan situ menjadi
bahan pertimbangan pengelolaan
WADUK

investor.id

Waduk adalah suatu tampungan air buatan yang terbentuk


karena dibangunnya bendungan di badan air
TUJUAN
Menampung air hujan dan aliran permukaan (run off) pada
wilayah sekitarnya serta sumber air lainnya yang memungkinkan
seperti mata air, parit, sungai-sungai kecil dan sebagainya

Menampung limbah tambang (tailing), atau lumpur

Penyedia Air Baku, Irigasi, Pengendalian Banjir dan Pembangkit


Listrik Tenaga Air
WADUK
Perubahan tata guna
lahan di bagian hulu
Pembuangan limbah
Kegiatan pemanfaatan
badan air waduk
Kegiatan di sekitar
waduk dan daerah
investor.id surutan
Prioritas guna air waduk
sesuai tujuan
pembangunan
Perubahan pemanfaatan
air waduk/tata guna
lahan di bagian hilir
piknikdong.com
Delineasi Kawasan Waduk
http://bbwscitarum.com/

Waduk dipengaruhi oleh tutupan dan penggunaan lahan pada DAS dan
aliran sungai di daerah hulu nya
Zona perlindungan pada DAS sebagai delineasi kawasan waduk
Pemanfaatan Waduk: Saluran Irigasi
Contoh: Pembangunan
Waduk Jatigede sebagai
sarana irigasi 90.000 Ha lahan
sawah di daerah Pantai Utara
Pulau Jawa (SI Cipelang dan SI
Sindupraja)

Perlu penetapan LP2B


dan LCP2B pada lahan
pertanian di hilir SDEW
Perlu integrasi antar-instansi

cnnindonesia.com
PERMASALAHAN
 Eutrofikasi
 Limbah Cair dan Padat
 Saluran irigasi tidak
dimanfaatkan

https://www.tripadvisor.co.id/

Alih Fungsi
Lahan
Pertanian
Eutrofikasi

2005 Brooks/Cole - Thomson


Keramba Apung dan Eutrofikasi di Waduk Cirata

Pendangkalan
Waduk
(Dokumentasi: PUPR)

EMBUNG

Embung adalah suatu tampungan air buatan dengan ukuran


yang lebih kecil dibandingkan dengan situ, danau atau waduk,
dan biasanya dimanfaatkan pada saat musim kemarau
TUJUAN

Menampung air hujan dan aliran permukaan (run


off) pada wilayah sekitarnya serta sumber air
lainnya yang memungkinkan seperti mata air, parit,
sungai-sungai kecil dan sebagainya

Menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di


musim kemarau untuk tanaman palawija,
hortikultura semusim, tanaman perkebunan
semusim dan peternakan
EMBUNG
Sumber air

Embung
Karakteristik
embung
Lokasi embung
Konstruksi
Embung
Fungsi Embung
Manfaat embung
Pemanfaatan
dan pengelolaan
KARAKTERISTIK EMBUNG
• Berdasarkan tujuan
pembangunannya; tunggal dan
Embung Sederhana
multi

Model Embung
Embung Model Parit
• Berdasarkan penggunaannya; Buntu
penampung, pembelok, Embung Model Sumur
penahan Cekok
• Berdasarkan jalannya air; over Embung Sederhana
dengan Terpal
flow, non over flow
Kolam dengan Lapisan
• Berdasarkan material Plastik
pembentuknya; urugan Tandon-tandon air (air
(homogen, zonal, bersekat), hujan)
beton Plastik geomembran
• Berdasarkan sumber air; tadah Beton
hujan, mata air, run
off/limpasan, aliran permukaan
DAERAH TANGKAPAN
- Sumber Air Embung berasal dari air
limpasan (A) dan air hujan (B)
- Daerah Tangkapan Air (DTA)
merupakan mikro-DAS pada hulu
Embung
- Penempatan Embung sebaiknya di
daerah hulu

(A) (B)
PEMBANGUNAN EMBUNG
Perencanaan Pemeliharaan
Perencanaan Pemilihan Konstruksi
dan desain dan
kegiatan lokasi/tapak tapak
tapak pengelolaan

Identifikasi lahan dan sumber air

Mencari sumber air Menentukan lahan yang akan di airi

Penentuan tipe embung

Dam Parit Kolam/embung Long storage

Kelayakan lokasi
Jarak dengan sumber Ketersediaan alat dan Status kepemilikan
Jarak dengan lahan Hidrotopografi lahan
air material lahan

Kelayakan teknis
Spesifikasi teknis, embung, dam parit, long storage
EMBUNG
Sumber air fluktuatif

Permasalahan
Pemanfaatan air lebih
besar dari pasokan
Konstruksi tidak
mempertimbangkan
aspek lokasi
Fungsi Embung sudah
sangat luas
Pemanfaatan konflik
kepentingan
Pemeliharaan dan
pengelolaan masih lemah
Permasalahan

Perubahan Pemilihan
Data series
Sedimentasi lahan daerah Kepemilikan komoditas dan
hidrologi dan
/kekeringan tangkapan/ lahan penjadwalan
iklim
dinamika input tanam
Kebijakan Pengelolaan embung dan
kawasan

Latar belakang
Perubahan Iklim
Hanya sekitar 15-30% air menyebabkan intensitas Intensitas tanam lahan
hujan yang dimanfaatkan hujan yang semakin tinggi kurang dari 2 karena
untuk produksi tanaman, dengan durasi yang lebih jumlah kebutuhan air
70-85% belum pendek, berimplikasi: tanaman berbeda-beda :
termanfaatkan dan Flash Flood, Peningkatan budidaya padi
menjadi air limpasan Run-Off dan Erosi, Potensi membutuhkan air
(Savva and Frenken, 2002) berkurangnya indeks berlebih
tanam
Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan
Pertanahan di Kawasan Embung
• Pengelolaan embung dalam lingkup kawasan
• Tata Cara Perlindungan dan Optimalisasi Embung
dalam Konteks Tata Ruang dan Pertanahan
• Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan
Embung
• Strategi Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Embung
• Strategi Penguatan Legalitas Pertanahan di
Kawasan Embung
Tantangan ke depan dalam
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
dan Pertanahan Kawasan Embung
• Pengembangan pertanian presisi
• Pengembangan pertanian hemat air
• Pengelolaan pertanian berbasis komoditas andalan
• Penataan kawasan berbasis komoditas dan kebutuhan
air
• Pemanfaatan wisata dan produk pendukung wisata
berbasis pertanian
• Pengembangan pertanian mendukung LP2B dan LCP2B
SOLUSI
- Pembuatan bangunan teknis pendukung
- Pembuatan kelembagaan untuk O&P Embung
(P3A/Poktan)
- Pola ruang pada daerah tangkapan embung
termasuk pada kategori area konservasi
- Adanya insentif dan skema tertentu pada lahan
ulayat
- Melakukan pendataan basis data embung
- Integrasi dengan areal KP2B: LP2B dan LCP2B
EMBUNG

• Fungsi embung
• Pemanfaatan embung
• Pengelolaan embung
• Perbandingan sistem irigasi pemanfaatan embung
• Pengembangan pertanian presisi dalam
pengelolaan embung
• Pemeliharaan dan pengawasan serta pengelolaan
embung berbasis komunitas
PENGEMBANGAN PERTANIAN PRESISI
• Efisiensi air berdasarkan sistem irigasi
• Efisiensi air berbasis komoditas
• Efisiensi air berbasis metode budidaya
• Pengembangan pariwisata/kegiatan lain meminimalisasi
dampak terhadap penurunan kuilitas dan kuantitas air
• Pengembangan produk pertanian hemat air sebagai
komoditas unggulan
• Pengelolaan pemenfaatan air embung berbasis
ketersediaan air penentuan pola ruang berbasis
ketersediaan air
• Pemeliharaan, pengawasan dan pengelolaan embung
berbasis komonitas
Pengelolaan Pertanian Berkelanjutan
Permasalahan Pemanenan Air
Sumberdaya Hujan (Embung)
Air (Intensitas Pemanfaatan
Hujan Tinggi, Sumberdaya
Run-Off, Erosi, Air Efektif dan
Kekeringan, Efisien
Penggunaan (Pertanian
Air Tanah Presisi)
Berlebihan)

Integrasi dengan areal


LP2B & LCP2B
UU No. 41 Tahun 2009
PERTANIAN PRESISI
Pertanian presisi adalah konsep pertanian
dengan pendekatan sistem untuk menuju
pertanian dengan rendah pemasukan (low-
input), efisiensi tinggi dan pertanian
berkelanjutan (Shibusawa, 1998)

Aplikasi Pertanian Presisi secara umum:


Penggunaan Sensor, Manajemen Informasi,
Penggunaan Big Data dan Otomasi Aktuator
EFISIENSI IRIGASI
Sistem Irigasi dalam pemanfaatan air yang berasal
dari Embung:
- Irigasi Permukaan 60% Dapat dari Embung
- Irigasi Curah/Sprinkle 75% Dapat dari embung
- Irigasi Tetes/Trickle 90% Dapat dari Embung
BASIS DATA EMBUNG
Contoh: Peta HydroLAKES memberikan informasi
SDEW pada luasan > 10 Ha
Atribut informasi yang tersedia diantaranya
Luasan, Keliling, Volume, Kedalaman Minimum,
Kedalaman Maksimum, Elevasi dan Koordinat
SISTEM PERTANIAN HEMAT AIR
Pembuatan basis data embung dapat
dimanfaatkan sebagai arahan budidaya tanaman
yang hemat air dan efisien melalui perencanaan
irigasi sesuai dengan kebutuhan tanaman
Pemanfaatan Embung dan Embung
mikro untuk pertanian hemat air

Aplikasi Embung Mikro pada suatu


areal pertanian yang relatif kecil atau
kawasan agroforestry
PENUTUP
 Pemetaan kawasan SDEW secara spasial
 Integrasi kawasan SDEW dengan areal LP2B dan LCP2B
serta program ketahanan pangan kawasan
 Integrasi kawasan SDEW dengan perencanaan
ketahanan pangan
 Integrasi kawasan SDEW dengan pola ruang dan
struktur ruang dalam RTRW
 Integrasi antar instansi dan lembaga dalam penge
 Peningkatan status SDEW dalam kawasan perlindungan
dan pengendalian (situ yg berupa sumber air baku
dengan luasan kecil)
 Pengelolaan pertanian di kawasan SDEW dalam
pengembangan pertanian hemat air dan presisi

Anda mungkin juga menyukai