KAJIAN TEORI
3
4
menurun sesuai dengan berjalannya waktu. Ini terjadi manakala kapasitas simpan
(storivity) lapisan lempung yang mendukungnya semakin mengecil.
2. Mata Air
Mata air adalah tempat air tanah muncul di permukaan tanah. Kapasitas sumber
mata air biasanya lebih besar sedangkan kualitasnya itu lebih baik dari pada sumur
dalam. Kapasitas mata air kadang lebih besar karena outlet air tanahnya dapat
lebih luas ketimbang sumur dangkal. Kualitas mata air pada umumnya bagus
karena daerah imbuhannya masih terjaga dari ancaman pencemaran. Pada awal
munculnya sistem penyediaan air minum perkotaan, mata air merupakan sumber
air baku utamanya. Hal itu terjadi karena penduduk masih sedikit kebutuhan air
minum masih rendah dan ketersediaan sumber air masih banyak. Mata air pada
umumnya berada pada elevasi yang lebih tinggi ketimbang daerah layanannya
sehingga penyampaian air secara gravitasi masih memungkinkan.
3. Air Permukaan
Sungai, danau, dan waduk adalah sumber air baku yang cukup andal karena
kapasitasnya yang besar dan kontinuitasnya yang terjaga. Sebagian besar sumber
air baku untuk air minum di Indonesia saat ini berasal dari air permukaan itu.
Hampir semua sungai besar, danau, dan waduk di Pulau Jawa telah dimanfaatkan
untuk sumber air baku.
4. Air Hujan
Air hujan sebenarnya bukan merupakan sumber air baku. Air hujan menjadi
sumber air baku manakala telah tertampung ke dalam suatu wadah air seperti
sungai, danau, dan waduk. Dibutuhkan suatu rekayasa untuk menjadikan air hujan
menjadi air baku air minum. Waduk, bendungan dan embung merupakan hasil
rekayasa air baku yang diselenggarakan oleh negara atau perusahaan. Sedangkan
penampungan air hujan (PAH) adalah wujud rekayasa air baku secara individual.
Air hujan sebagai pasokan air baku air minum individual telah dipraktikkan di
sepanjang pantai timur Sumatera yang berawa gambut atau payau. Masyarakat di
lokasi itu menampung air hujan yang jatuh di atap rumahnya dan mengarahkannya
ke dalam tangka-tangki beton yang berada di bawah lantai rumah. Tangki-tangki
tersebut berfungsi sebagai fondasi rumah sekaligus sebagai tangki tandon.
5
1. Tercantum sebagai aset negara atau milik pemerintah (gedung sekolah, rumah
sakit, kantor pemerintahan, dan sebagainya).
2. Bukan merupakan lahan sengketa.
3. Dekat dengan permukiman warga.
4. Memiliki akses yang memadai baik saat pembangunan maupun pemanfaatan.
5. Merupakan daerah pemukiman yang membutuhkan air dan bersedia membentuk
organisasi konsumen pemakai air.
6. Tersedia luas atap yang cukup.
7. Tersedia curah hujan yang memadai.
c
b
d
a
b
e
d
f
a. Atap bangunan
b. Talang
c. Pipa
d. Bak akuifer buatan
e. Bak penyimpanan
f. Pompa pengambilan
Selain keempat komponen utama di atas, terdapat beberapa ketentuan umum yang
harus dipenuhi dalam pembangunan ABSAH antara lain:
1. Ukuran bangunan ABSAH yang berbentuk persegi panjang adalah 12 m x 5 m x
2,5 m. Rekomendasi untuk ukuran bangunan per wilayah berdasarkan potensi dan
pola hujan setempat, termasuk luas atap yang diharuskan dan banyaknya
pengambilan air yang diperkenankan, disarankan agar mengikuti tata cara
perhitungan volume bak tampungan optimal.
2. Bagian sisi terluar berupa tembokan beton bertulang kedap air, sedangkan bagian
dalam boleh menggunakan sekat dinding konstruksi batu bata dan rooster tanpa
plesteran.
3. Kedalaman seluruh bak bangunan ABSAH didesain sedalam 2,5 m dengan
ketinggian bangunan dari dasar bak sampai permukaan tanah adalah 1,5 m dan
setinggi 1 m di atas permukaan tanah.
4. Bagian atas tampungan harus ditutup rapat dengan plat beton, namun tempat
masuk untuk pemeriksaan menggunakan plat besi.
5. Bagian bak akuifer buatan ditutup semuanya oleh plat besi baja penutup yang
berukuran 0,70 m x 0,70 m dengan tebal 3 mm dan diberi pegangan untuk
memudahkan pengangkatan dan pemeriksaan.
6. Sebelum membuat bak-bak bangunan ABSAH, hal yang harus diperhatikan
pertama kali adalah penguatan kuda-kuda atap bangunan sebagai bidang
penangkapan air hujan, atap, talang, dan pipa penyalur air ke bak pemasukan air
dengan penguatan yang dibutuhkan.
7. Bak pemasukan air, bak tampungan air, dan bak pengambilan air sebaiknya dibuat
tertutup, namun bisa dibuka sewaktu-sewaktu bila diperlukan. Lubang
pemeriksaan dibuatkan penutup dari plat besi.
8. Konstruksi ABSAH sama sekali tidak boleh retak atau bocor dan sangat
disarankan untuk ditambahkan pelapis anti air. Selain itu, perlu disiapkan dana
darurat untuk penambalan atau pelapisan ulang jika mengalami keretakan atau
kebocoran. Pada daerah-daerah dengan tingkat kegempaan sedang-tinggi
(mengacu pada peta kegempaan) yang dapat memicu terjadinya kerusakan
konstruksi dan daerah gambut atau rawa yang berpotensi terjadi rembesan masuk,
maka sangat disarankan dilapisi dengan geo-membrane HDPE.
9. Pemasangan geo-membrane dilakukan sebelum pemasangan kolam-kolam dan
sekat-sekat dalam.
12
10. Pemeriksaan kualitas air wajib dilakukan terhadap sampel air hujan yang masuk
maupun air yang dihasilkan dari bangunan ABSAH harus sesuai dengan syarat
peruntukannya, yaitu untuk air baku air minum dan meminta rekomendasi
Laboratorium Dinas Kesehatan setempat. Meskipun sudah memenuhi baku mutu,
air tetap harus dimasak terlebih dahulu sebelum dipergunakan.
11. Jika membutuhkan rencana detail dalam pelaksanaannya, maka dapat melibatkan
narasumber ahli teknik sipil struktur, dengan mengacu pada pedoman teknis dan
peraturan beton bertulang yang berlaku di Indonesia.
Filtrasi adalah metode pemisah fisik yang dipakai dalam memisahkan cairan (larutan)
dengan padatan. Cairan yang telah melalui proses filtrasi/penyaringan disebut filtrate,
sedangkan untuk padatan yang tertumpuk dipenyaringan itu disebut dengan residu. Prinsip
dasar filtrasi ini sangat sederhana yakni menyaring molekul-molekul padatan yang
tercampur dalam larutan, maka tingkat kemurnian filtrat yang didapat dari filtrasi tersebut
tergantung pada kualitas juga ukuran pori dari filter (penyaring yang digunakan). Berikut
merupakan penjelasan mengenai bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses
penyaringan, diantaranya:
1. Kerikil
Kerikil adalah butiran batu lebih besar dari pada pasir dan lebih kecil daripada
kerakal (kira-kira sebesar biji kacang tanah atau biji nangka) dan geo endapan
batuan yang komponennya bulat, biasanya bercampur dengan tanah liat dan pasir.
Batu kerikil sebenarnya menunjukkan besaran butir pasir, dapat dikategorikan
14
sebagai batu pasir yang banyak mengandung silika. Umumnya bertekstur halus
dan berbentuk bulat terbentuk akibat dari pecahan batu gunung yang kemudian
terseret air hingga ke laut dan selama ribuan tahun saling beradu sesamanya dan
terkikis air, karena itu diperoleh di daerah pesisir pantai. Tersedia dalam beberapa
warna, ukuran dan bentuk. biasanya batu granit yang dipecahkan. Ukuran kerikil
yang selalu digunakan adalah antara 2 dan 75 mm. Fungsi kerikil untuk filter air
adalah sebagai celah agar air dapat mengalir melalui lubang bawah. Kerikil
penyaring kotoran-kotoran kasar.
2. Pasir
Pasir adalah kumpulan bahan material yang berbentuk butiran halus yang
berukuran antara 0,0625 mm sampai 2 mm. Materi pembentuk pasir adalah silikon
dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari
batu kapur. Hanya beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena pasir
memiliki rongga-rongga yang cukup besar. Pasir memiliki warna sesuai dengan
asal pembentukannya. Seperti yang kita ketahui pasir juga sangat penting untuk
bahan material bangunan dan industri. Pasir silika adalah salah satu mineral yang
umum ditemukan dikerak kontinen bumi mineral ini memiliki struktur kristal
heksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi. Jenis pasir ini banyak
memiliki manfaat untuk kehidupan manusia, sebagai contoh pasir silika bisa
digunakan untuk bahan baku kaca, keramik bahkan untuk saringan filter air.
3. Bata Merah
Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak
kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering,
mengeras, dan berwarna kemerah-merahan.
4. Bata Kapur
Batu kapur di alam bermacam-macam jenisnya antara lain: kalsit (CaCO3),
dolomit (CaCO3.MgCO3), magnesit (MgCO3), siderit (FeCO3), ankerit
(Ca2Fe(CO3)4) dan aragonit (CaCO3) yang berkomposisi sama dengan kalsit tetapi
berbeda dalam struktur kristalnya. Mineral karbonat yang umumnya dijumpai
dengan batu kapur adalah aragonit (CaCO3) yang merupakan mineral metastabil
karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3)2. Selain
digunakan dalam bidang industri, kontruksi dan pertanian, batu kapur juga dapat
digunakan dalam bidang pengolahan air, roughing filter dengan media batu kapur
dapat menurunkan kekeruhan antara 74.63% hingga 92.07%, zat padat tersuspensi
15
antara 79.25% hingga 88.2%, koliform antara 67.44% hingga 96.09%, dan BOD
antara 51.28% hingga 67.19% (Maung, 2006).
5. Arang
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan
menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari hewan dan tumbuhan.
Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang, dan benda
lain. Arang yang hitam, ringan, mudah hancur, dan meyerupai batu bara ini terdiri
dari 85 sampai 98 % karbon, sisanya adalah abu atau benda kimia lainnya. Dalam
penelitian ini arang yang digunakan bisa dari arang kayu maupun arang
tempurung kelapa, tetapi lebih baik menggunakan arang kayu karena arang ini
terbuat dari bahan dasar kayu. Arang kayu banyak digunakan untuk keperluan
memasak seperti yang dijelaskan sebelumnya. Sedangkan penggunaan arang kayu
yang lainnya adalah sebagai penjernih air, penggunaan dalam bidang kesehatan,
dan masih banyak lagi. Bahan kayu yang digunakan untuk dibuat arang kayu
adalah kayu yang masih sehat, dalam hal ini kayu belum membusuk.
6. Ijuk
Ijuk atau sekat yang merupakan serat alam yang mungkin hanya sebagian orang
mengetahui kalau serat ini sangat istimewa di banding dengan serat lainya. Ijuk
(duk, injuk) adalah serabut hitam dan keras pelindung pangkal pelepah daun enau
atau aren (Arenga pinnata) yang meliputi dari bawah sampai atas batang aren.
Fungsi dari ijuk (serabut kelapa) dalam proses filtrasi air adalah untuk menyaring
kotoran-kotoran halus dengan membuat lapisan pasir, ijuk, arang aktif, pasir dan
batu. Dan juga sebagai media penahan pasir halus agar tidak lolos ke lapisan
bawahnya.
16