Agriculture
App
Dimensi Saluran
Saluran terbuka yang mempunyai penampang trapesium adalah yang banyak digunakan di dalam praktek (Gambar).
Penampang trapesium yang terbaik adalah yang mempunyai kemiringan tebing membentuk sudut θ = 60° dengan dasar
saluran. Rumus kecepatan rata-rata pada perhitungan dimensi penampang saluran menggunakan rumus Manning,
Konservasi
Menurut Parish et al. (2008) dalam Wiranda et al. (2019), menyatakan bahwa
konservasi dan pengelolaan yang tepat terhadap areal hutan rawa gambut adalah hal
yang penting untuk menghindarkan dampak-dampak degradasi.
Dilakukan dengan melalui rehabilitasi lahan Ditujukan untuk dapat menahan air sehingga
dengan penanaman kembali atau dari areal kondisi tanah gambut tetap berada dalam
yang miskin vegetasi akan menjadi areal yang keadaan basah.
kaya akan keanekaragaman hayati Sekat kanal yang dibangun ialah jenis sekat
Diharapkan akan terjadi perbaikan kualitas semi permanen yang dirancang dengan umur
lahan, yaitu dari areal kosong dan sisa konstruksi selama 2-5 tahun.
pembakaran areal bervegetasi Pemeliharaan sekat dapat dilakukan dengan
Agar mampu menampung limpasan air hujan penambahan material pengisi, penggantian
untuk mendukung dalam memperbaiki dan bahan kayu sekat yang rusak, serta
memulihkan vegetasi yang rusak penanaman tanaman lokal.
KESIMPULAN
Konservasi dan pemanfaatan yang bijaksana pada lahan basah sangat penting bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 5 saluran pembuang air di lahan konservasi rawa Nanga
Tayap semuanya tidak mampu menampung dan mengalirkan beban debit limpasan pada waktu
hujan maksimal disebabkan kapasitas saluran tersebut sempit dan menyebabkan efek back water.
Selain itu, dari hasil kondisi lapangan dapat terdapat 12 jenis pohon lokal yang berpotensi untuk
digunakan dalam revegetasi lahan basah konservasi nanga tayap yaitu belangiran/kahui Shorea
belangeran, gelam Melaleuca cajuputi, gerunggang Cratoxylum glaucum, jambu-jambu Syzygium
sp., jelutung Dyera polyphylla, mahang Macaranga pruinosa, mendaharan Horsefeldia crassifolia,
pulai Alstonia pneumatophora, tumih Combretocarpus rotundatus, perupuk Lophopetalum
multinervium, sagu Metroxylon spp., dan terentang Campnosperma coriaceum.
Daftar Pustaka
Amin, M. (2020). Potensi, eksploitasi, dan konservasi lahan basah Indonesia berkelanjutan.
Dugan, P. (Eds.). (1990). Wetland Conservation. Gland, Switzerland: IUCN -The World Conservation Union
Simanungkalit, P., Sadikin, D. N., Candraqarina, W., & Dhiaksa, A. (2017). Penerapan Sekat Kanal. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Wiranda, J., Wibowo, H., & Yulianto, E. (2019). Kajian Revegetasi Lahan Basah Konservasi (Studi Kasus
Sungai Kelik 2600 Ha). Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil …, 6(3), 1–7.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/38943
TERIMAKASIH