Anda di halaman 1dari 13

LAHAN BASAH TEPIAN SUNGAI ALALAK KALIMANTAN

SELATAN

Disusun Oleh:

Risma Syafitri 19010715320007

PROGRAM EKOLOGI LAHAN BASAH

JURUSAN AGROBISNIS PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat serta hidayah-Nya

sehingga Makalah Pengganti Praktik Lapang Ekologi Lahan Basah dapat

diselesaikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah

Ekkologi Lahan Basah , yaitu Ir. Suhaili Asmawi, MS Dr. Ir. Hj. Herliwati, MSi.

Ir. H. A. Murjani, MS, Dr. Slamat, S.Pi. M.Si, Deddy Dharmadji, S.Pi, Msi., yang

telah memberikan tugas makalah pengganti praktik lapang ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah

ini. Penulis memohon maaf atas kekurangan makalah tersebut. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran agar dapat lebih baik lagi dalam menyusun

makalah. Semoga laporan pengganti praktik lapang ini dapat tmemberikan

pengetahuan kepada penulis dan pembaca mengenai makalah pengganti Praktik

Lapang Ekologi Lahan Basah.

Banjar Baru, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Lahan basah adalah istilah kolektif tentang ekosistem yang

pembentukannya dikuasai air, dan proses serta cirinya terutama dikendalikan

air. Suatu lahan basah adalah suatu tempat yang cukup basah selama waktu

cukup panjang bagi pengembangan vegetasi dan organisme lain yang

teradaptasi khusus (Maltby, 1986). Lahan basah ditakrifkan (define)

berdasarkan tiga parameter, yaitu hidrologi, vegetasi hidrofitik, dan tanah

hidrik (Cassel, 1997).

Menurut Konvensi Ramsar (1971), lahan basah berarti sebagai wilayah

lahan gambut, rawa, dan air yang terbentuk secara alami atau buatan dan

memiliki sifat sementara atau permanan, tidak mengalir (diam) atau mengalir

dengan sifat payau, asin atau tawar, serta mencakup wilayah air marin yang

ketika surut tidak lebih dari enam meter. Konvensi Ramsar membagi lahan

berair berdasarkan ciri fisik dan biologi menjadi 9 kategori buatan dan 30

kategori alami. Lahan tersebut merupakan kawasan penting untuk menyimpan

air, pengendalian kualitas air, serta habitat flora dan fauna.

Lahan basah mencakup suatu rentangan luas habitat pedalaman, pantai,

dan marin yang memiliki sejumlah tampakan sama. Konvensi Ramsar 1971

menakrifkan lahan basah yang penting secara internal sebagai berikut (Dugan,

1990): Lahan basah adalah wilayah rawa, lahan gambut, dan air, baik alami

maupun buatan, bersifat tetap atau sementara, berair ladung (stagnant, static)
atau mengalir yang bersifat tawar, payau, atau asin, mencakup wilayah air

marin yang di dalamnya pada waktu surut tidak lebih daripada enam meter.

1.2 Manfaat dan pengelolaan lahan basah

Masyarakat Alalak sudah sering memanfaatkan kekayaan alam dari

lahan basah di tepian sungai alalak tersebut. kekayaan alam yang biasa

dimanfaatkan masyarakat yang berupa tanaman adalah tanaman kelakai

(sejenis pakis berdaun kecil ), pay (sejenis pakis berdaun lebar), nipah, pohon

kelapa dengan segala hasilnya, talas keladi beserta tunasnya (sulur dalam

bahasa Banjar), supan-supan (puteri malu) dan batang teratai. Beberapa jenis

tanaman tersebut biasa diolah sebagai sayur yang disantap bersama nasi.

Masyarakat tepian sungai Alalak biasa mengkonsumsinya sebagai lauk dengan

cara ditumis atau lodeh.

Ada juga yang memanfaatkan sumber daya dengan cara memancing

dan menangkap ikan seperti Haruan atau lundu. masyarakat sekitar biasanya

menjual nya dengan harga berkisar tujuh ribu rupiah per kilogram. Ikan

haruan bisa digoreng, di masak habang (bumbu cabe merah), pepes, panggang

dan sebagainya. Sedangkan ikan lundu hanya biasa digoreng dan masak

kuning. Ikan haruan hidup liar di sekitar rawa, sedangkan lundu di sungai-

sungai sekitar hutan rawa dan mangrove yang jauh dari pemukiman penduduk.

Hasil usaha penjualan ikan, yang seringkali diolah menjadi ikan siap masak

(sudah dibersihkan) ini adalah sumber utama pendapatan keluarga yang

dimanfaatkan masyarakat untuk menopang hidup dan biaya sekolah anak-

anak.
Masyarakat telah memanfaatkan kekayaan alam lahan basah sejak

lama semenjak puluhan tahun dan turun temurun. Kekayaan alam lahan basah

basah yang telah dikelola/ dimanfaatkan berupa tanaman ( Kelakai, Pay,

Nipah, Talas, Sulur, Umbut, Tapu ) dan ikan ( Haruan, Lundu), namun produk

yang dihasilkan masih amat sederhana. Usaha pengolahan/pemanfaatan

kekayaan lahan basah menjadi sumber pendapatan keluarga, dan dari hasil

usaha tersebut kebutuhan hidup dapat tertopang dan terpenuhi baik kebutuhan

primer maupun sekunder. Selanjutnya pemanfaatan kekayaan lahan basah

dilakukan dalam dua bentuk yaitu menjualnya secara langsung dan

mengolahnya terlebih dahulu menjadi produk baru, kemudian

memasarkannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis lahan basah

Kategori lahan dapat disebut sebagai lahan basah ditentukan oleh bermacam-

macam ciri. Berikut adalah ciri-cirinya, yaitu:

 Kawasan Rawa
Rawa adalah daerah yang hampir selalu tergenang air sepanjang tahun.
Ketinggian air di daerah ini dapat bervariasi, mulai dari sangat dangkal
hingga cukup dalam. Umumnya rawa-rawa tergenang air sebagai dampak
dari sistem drainase yang mengalami hambatan. Termasuk di dalamnya
yaitu area rawa gambut yang banyak dijumpai di sekitar pulau jawa,
terutama di daerah sekitar pantai.
 Kawasan Payau
Lahan payau merupakan lahan yang luas seperti lapangan dan tergenang
air sepanjang waktu. Banyak orang yang menyebut area ini sebagai rawa
dangkal karena genangan airnya tidak begitu dalam dan dapat dilalui.
Umumnya genangan air di area ini meliputi air tawar, payau maupun air
asin.
 Kawasan Gambut
Lahan gambut adalah lahan tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa
tumbuhan dengan kondisi setengah membusuk. Lahan ini memiliki
kandungan organik yang cukup tinggi, sehingga karakter tanahnya subur
dan cocok untuk perkebunan.
 Kawasan Riparian
Riparian adalah kawasan peralihan antara daratan dengan sungai. Wilayah
ini masuk kedalam wilayah dengan karakteristik yang khas karena berupa
paduan antara daratan dan perairan. Wialayah riparian mempunyai posisi
penting dalam ekologi, pengelolaan lingkungan dan rekayasa sipil.
 Lahan Basah Buatan
Lahan basah buatan adalah wilayah hasil rancangan manusia yang tersusun
atas air, tanaman, dan hewan. Kawasan ini mirip dengan rawa alami yang
dapat dimanfaatkan manusia. Umumnya dirancang untuk pemurnian air
tercemar dengan mengoptimalkan proses, biologi, fisika dan kimia yang
saling terintegrasi.
 Lahan Basah Mineral
Lahan basah mineral terdiri dari Marsh, yaitu suatu ekosistem yang
mempunyai kandungan mineral kurang baik dan sebagian besar ditumbuhi
rerumputan. Ekosistem ini biasanya ditemukan di pinggiran sungai,
terutama di wilayah yang mengalami pembentukan delta. Tumbuhan di
kawasan ini dapat menurunkan laju air dan meningkatkan nutrisi akibat
sedimentasi sehingga terbentuklah Marsh. Jenis lainnya
adalah Swamp (rawa), yakni jenis lahan dengan drainasi buruk dan minim
kandungan mineral dalam tanah. Kawasan ini didomiansi oleh semak dan
tumbuhan kayu. Lahan rawa dapat ditemukan diseluruh dunia pada daerah
dataran rendah sekitar sungai. Rawa dapat terbentuk dari Marsh yang
mengisi bagian cekung kawasan.
 Lahan Basah Organik
Lahan basah organik tersusun atas Bog, yaitu ekosistem dengan
karakteristik drainase yang buruk, basah dan sebagian besar tersusun dari
tumbuhan bunga dan lumut. Kandungan air wilayah ini cukup asam dan
berasal dari air hujan. Jenis lainnya adalah Fen, yaitu ekosistem kawasan
basah yang cirinya didominasi oleh rumput dan alang-alang dengan tekstur
tanah lunak. Airnya memiliki tingkat pH basa yang berasal dari aliran air
diatas tanah.
Namun Menurut Konvensi Ramsar memilahkan lahan basah

berdasarkan ciri biologi dan fisik dasar menjadi 30 kategori lahan basah

alami dan 9 kategori lahan basah buatan. Ketigapuluh kategori lahan basah

alami dipilahkan lebih lanjut menjadi 13 kategori berair asin dan 17


kategori berair tawar. Lahan basah buatan mencakup waduk, lahan sawah,

jejaring irigasi, dan lahan akuakultur (perkolaman tawar dan tambak).

Untuk meringkus tinjauan, penggolongan lahan basah alami boleh

dikurangi menjadi 7 satuan bentanglahan (landscape) yang seluruhnya

merupakan komponen penting bagi penetapan kerangka perencanaan

konservasi lahan basah. Ketujuh satuan bentanglahan tersebut adalah

estuari, pantai terbuka, dataran banjir, rawa air tawar, danau, lahan

gambut, dan hutan rawa (Dugan, 1990).

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa lahan basah

tepian sungai alalak termasuk lahan basah Riparian karena letaknya antara

daratan dan sungai yaitu tepian sungai. Dan jika menurut Dugan (1990)

Konversi RAMSAR maka ini kemungkinan besar termasuk lahan basah

rawa air tawar.

2.2 Pemanfaatan lahan basah.

Dari segi Ekologis:


a. Membantu menyerap unsur-unsur hara yang penting serta bahan
makanan yang berguna bagi mahluk hidup sekitarnya.
b. Menyediakan air sepanjang tahun khususnya ke akuifer
(pengisian kembali air tanah) dan lahan basah lain.
c. Mengendalikan terjadinya luapan air pada musim penghujan.
d. Sebagai Habitat beberapa jenis mahkluk hidup (flora dan fauna

yang mempunyai nilai ekonomis dan dilindungi).

e. Pengatur Fungsi Hidrologis (pemasok air ke lahan basah

lain,memelihara iklim mikro, dan mencegah intrusi air laut).


f. Menjaga Kualitas Air (pengendap lumpur, penambat unsur hara,

penambat bahan beracun)

dari segi ekonomis:


a. Sumber produk alami dalam dan di luar lahan.
b. Sebagai habitat yang banyak memberikan spesies flora dan
fauna yang dapat dimanfaatkanuntuk pengobatan tradisionil
penduduk.
c. Sebagai sumber makanan.
d. Sebagai mata pencaharian penduduk

Dari segi Atribut:

a. Kepentingan Sosial, Budaya, dan Agama (rumah laning atau


panggung).
b. Sarana Penelitian dan Pendidikan.

2.3 Ancaman terhadap lahan basah

Banyak masalah yang dihadapi lahan basah saat ini, yaitu berkaitan

dengan masalah kerusakan lingkungan, alih fungsi lahan basah,

pencemaran dan lainnya. Kerusakan Lahan Basah, meliputi penebangan

liar, penangkapan ikan yang berlebihan. dan lain sebagainya. Alih funhgsi

lahan basah, meliputi pengaliahn menjadi lahan pemukiman, industri.

Pencemaran basah, tercemarnya lahan basah oleh zat-zat pencemar baik

limbah rumah tangga, maupun limbah industri oleh oknum-oknum yang

tidak bertanggung jawab.


2.4 Upaya pemerintah dan masyarakat dalam mempertahankan lahan basah.

Pemerintah daerah terkait, ikut terlibat langsung dalam

memberdayakan ekonomi masyarakat mengingat peluang memanfaatkan

kekayaan lahan basah menjadi produk yang bernilai ekonomis sangat

tinggi. Misalnya dengan memberikan pelatihan dan penyuluhan

pengolahan produk ikan Lundu, pelatihan kewirausahaan dan sejenisnya

yang lebih menjangkau masyarakat banyak untuk menumbuhkan

wirausaha-wirausaha baru. Diharapkan melalui usaha/bisnis produk

kekayaan lahan basah dapat membuka lapangan pekerjaan baru sehingga

pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

Masyarakat sendiri mempertahankannya dengan car memanfaatkan

seabik mungkin lahan dan menjaga kelestarian ekosistem disana.

dilakukan upaya penjagaan kekayaan alam oleh masyarakat sekitar lahan

basah untuk melindungi keberadaan dan ekosistemnya yang tumbuh secara

liar, melalui penanaman, pemeliharaan dan pemetikan/penangkapan secara

bijaksana.
BAB III

KESIMPULAN

lahan basah tepian sungai alalak termasuk lahan basah Riparian


karena letaknya antara daratan dan sungai yaitu tepian sungai. Dan jika
menurut Dugan (1990) Konversi RAMSAR maka ini kemungkinan besar
termasuk lahan basah rawa air tawar.
Pemanfaatan kekayaan alam lahan basah telah sangat baik

dilakukan oleh masyarakat tepian Sungai Alalak, Kalimantan Selatan yang

telah dilakukan secara turun temurun selama puluhan tahun. Kekayaan

lahan basah yang dimanfaatkan berupa tanaman seperti kelakai, pay,

nipah, tapu, talas, sulur, talas keladi, Umbut, Purun, dan berupa binatang

seperti ikan Haruan dan Lundu. Kekayaan lahan basah selama ini

dimanfaatkan baik untuk dikonsumsi langsung, dijual maupun diolah

menjadi produk baru untuk selanjutnya diperjualbelikan.


DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/319852235_PEMANFA

ATAN_KEKAYAAN_ALAM_LAHAN_BASAH_UNTUK_PENINGKATAN_

PENDAPATAN_KELUARGA_STUDI_PADA_MASYARAKAT_TEPIAN_S

UNGAI_ALALAK_KALIMANTAN_SELATAN/link/59be1eb10f7e9b48a29

77f04/download

https://rimbakita.com/lahan-basah/

http://www.soil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1997-Lahan-

basah.pdf

http://repository.lppm.unila.ac.id/4352/1/biologi%20konservasi

%20gabung.pdf

http://abrur14.blogspot.com/2014/03/definisi-manfaat-dan-

masalah-yang.html

Anda mungkin juga menyukai