Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Auliya Rahman

NIM : 190105020265

DOSEN PENGAMPU: ARIEF RAHMAN HAKIM, MA

MATA KULIAH : INTERPERSONAL SKILL

KELAS / LOKAL : FEBI 18 / D19

TUGAS FINAL INTER PERSONAL SKILL

Komunikasi verbal adalah salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan oleh seseorang kepada
orang lain baik melalui cara tertulis maupun cara lisan. Komunikasi verbal dapat mempermudah
seseorang dalam menyampaikan pemikiran,ide-ide ataupun keputusan.

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk tanpa kata-kata.
Dalam kehidupan nyata komunikasi non verbal lebih banyak digunakan daripada komunikasi verbal.

Fungsi bahasa komunikasi verbal

A. Penamaan
B. Jalur interaksi dan transmisi informasi
C. Menonjolkan intonasi dan artikulasi
D. Alat sosialisasi yang efektif
E. Sebagai sarana pengembang bahasa

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi verbal

A. F. Intelegensi
B. F. Budaya
C. F. Pengetahuan
D. F. Kepribadian
E. F. Biologis
F. F. Pengalaman

Fungsi komunikasi nonverbal

A. Repetisi
B. Substitusi
C. Kontradiksi
D. Komplemen
E. Aksentuasi

Kategori komunikasi nonverbal

A. Penampilan
B. Gerakan tubuh
C. Suara
D. Sentuhan
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam bepenampilan menarik

Adapun prinsip – prinsip yang harus diperhatikan dalam berpenampilan serasi adalah sebagai
berikut.:

1. BERSOLEK DAN BERHIAS WAJAH SEWAJARNYA


2. BERBUSANA SECARA RAPI
3. UKURAN KETAMPANAN DAN KECANTIKAN

Menjaga Standar Keamanan Penampilan Pribadi


Berikut ini beberapa tips memilih jenis pakaian kerja yang aman:
a. Pilih bahan dengan teliti, cari bahan yang nyaman dipakai, hindari bahan yang
mudah terbakar atau panas dipakai
b. Pilih model pakaian, disesuaikan dengan keadaan jasmani, warna kulit, keperluan,
iklim, jenis pekerjaan, serasi, bersih, tidak terlalu sempit dan tidak terlalu longgar,
karena akan mengganggu gerakan dalam bekerja.

Dalam arti sempit, mendengarkan, adalah usaha memperoleh suatu pengertian terhadap suatu
berita atau pesan dengan mempergunakan indera pendengar, terbatas pada penerimaan pesan
secara lisan.

Dalam arti yang lebih luas, mendengarkan, adalah usaha untuk memperoleh pengertian dengan
mempergunakan indera pendengaran dan kemampuan pikiran untuk mengadakan interpretasi
terhadap berita atau pesan yang diterima, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan demikian dapat
diketahui, bahwa mendengarkan dalam arti sempit terbatas pada komunikasi lisan, sedangkan
mendengarkan dalam arti luas dapat terjadi untuk setiap bentuk komunikasi, baik secara lisan
maupun secara tertulis.

Cara mendengarkan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (1) Mendengarkan dengan
sikap kurang memperhatikan, dan (2) Mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

Mendengarkan sesungguhnya suatu proses yang rumit yang melibatkan empat unsur: (1)
mendengar (hearing), (2) memperhatikan, (3) memahami, dan (4) mengingat. Jadi, definisi
mendengar yang sesuai adalah “proses selektif untuk memperhatikan, mendengar, memahami, dan
mengingat simbol-simbol pendengaran”.

• Sumber-sumber gangguan yang mungkin terjadi pada pihak pengirim


Karakteristik pembicara berikut ini mungkin menjadi sumber gangguan yang menghalangi orang
mendengar dengan akurat.

1. Kurangnya kejelasan berkenaan dengan maksud suatu pesan.


2. Bahan hilang karena kekeliruan.
3. Kurangnya penyesuaian komunikasi suara dan tubuh dengan komunikasi lisan.
4. Memiliki kesukaran berbicara, seperti gagap dan suara menelan.
5. Rasa malu, kecemasan ketegangan, marah dan agresi.
• Sumber-sumber gangguan yang mungkin terjadi pada pihak penerima
Berikut ini beberapa kemungkinan hambatan yang dapat menggangu pendengar secara akurat
dalam menerima dan memahami pesan si pengirim
A. Kesulitan mendengar
B. Gangguan fisik, misalnya: ribut
C. Kelelahan atau sakit
D. Jangkaun perhatian yang rendah
E. Perasaan kurangnya relevansi
F. Membawakan urusan yang belum selesai
G. Tekaanan waktu, ketinggalan waktu dan mengkhayal

Table manner alias etiket makan merupakan suatu aturan tersendiri dalam sebuah jamuan makan
yang terdiri dari beberapa tahap menu yang dihidangkan bergantian dari mulai pembuka (appetizer)
sampai pada tahap penutup (dessert).
• Aturan Dasar Etika Makan
Setiap negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda. Namun ada beberapa aturan dasar
yang terdapat di setiap etika makan, yaitu :

1. Makan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan.


2. Berbicara dengan volume suara yang rendah.
3. Tutupi mulut saat batuk atau bersin.
4. Jangan menyandarkan punggung di sandaran kursi.
5. Jangan menimbulkan suara saat mengunyah makanan.
6. Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan.
7. Jangan mengejek atau memberitahu seseorang bahwa dia memiliki etika makan
yang buruk.
8. Jangan bersedekap di meja makan.
9. Selalu meminta ijin kepada yang punya acara saat akan meninggalkan meja makan.
10. Jangan menatap mata orang lain saat dia sedang makan.
11. Jangan berbicara di telepon di meja makan. Meminta ijinlah saat benar-benar harus
menjawab telepon, dan meminta maaflah saat kembali.
12. Jangan menimbulkan suara saat memakan sup.
13. Letakkan garpu di sebelah kiri dan garpu disebelah kanan bersama-sama di atas
piring dengan bagian pisau yang tajam menghadap ke dalam. Ini menandakan
bahwa telah selesai makan.
14. Lap yang disediakan di atas meja tidak boleh digunakan.
15. Jangan menghilangkan ingus dengan lap tangan. Lap yang disiapkan untuk hanya
untuk membersihkan mulut bila kotor.
16. Jangan mengambil makanan dari piring orang lain dan jangan memintanya juga.
17. Telan semua makanan yang ada di mulut sebelum minum.
18. Jangan menggunakan tangan saat mengambil makanan yang tersisa di dalam mulut,
gunakan tusuk gigi.
19. Usahakan untuk mencicipi semua makanan yang disediakan.
20. Tawarkan ke orang di sebelah saat akan menuangkan minuman ke gelas.
21. Sisakan makanan sedikit bila tidak ingin atau tidak sanggup menghabiskan makanan.
22. Tunggu ada aba-aba untuk mulai memakan makanan yang dihidangkan.
23. Menambahkan bumbu setelah mencicipi makanan dianggap kasar dan menghina
koki. Kecuali di restoran, jangan minta untuk menyingkirkan sisa makanan kecuali
acara makan sudah selesai dan jangan pernah melakukan bila diundang ke acara
formal.
24. Jangan lupakan satu hal yang umum. Jangan lupa untuk selalu mengatakan ‘tolong’
dan ‘terima kasih’ setiap kali meminta bantuan.
• Beberapa etika umum yang harus dilakukan adalah:
1. Bila pelayan tidak memberikan Anda duduk, Duduk dan tariklah bangku dengan dua tangan.
2. Bukalah serbet atau napkin dengan wajar taruh di pangkuan Anda.
3. Jika sudah siap memesan menu, lihat daftar menu dengan wajar, jangan terlalu lama. Segera
menunjuk menu yang Anda pilih. Setelah itu biasanya pelayan mempersilakan Anda
mencicipi menu pembuka atau Appetizer.

Presentasi diri adalah proses yang dilakukan individu dalam rangka mencoba untuk membentuk
apa yang orang lain pikirkan tentang individu dan apa yang individu pikirkan tentang diri individu
sendiri.

konsep diri Merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang
kepribadian manusia.konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia,sehingga dapat
digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup yang lainnya.

Kerja sama dalam tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling
melengapi satu sama lain serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati
sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Kerja sama dalam tim dapat
didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

A. Tipe tim
1. Work Teams.

Work Teams atau tim kerja dirancang untuk relative permanen. Maksudnya adalah
untuk menghasilkan barang atau memberikan jasa, dan biasanya memerlukan
komitmen penuh dari anggota mereka.

2. Management Teams

Management teams sama dengan work teams dalam arti bahwa dirancang untuk
permanen, Tetapi juga berbeda dalam beberapa cara penting.

3. Parallel Teams.

Parallel teams terdiri dari anggota darai berbagai pekerjaan yang memberikan
rekomendasi pada manajer tentang masalah penting yang berjalan parallel atau
bersamaan dalam proses produksi organisasi.

4. Project Teams.

Project teams dibentuk untuk sekali tugas yang umumnya kompleks dan memerlukan
banyak masukan dari anggota dengan tipe berbeda dalam pelatihan dan pengalaman.
Meskipun project teams hanya ada selama menyelesaikan proyek, beberapa proyek
agak kompleks dan memerlukan beberapa tahun untuk menyelesaikan.
5. Action Teams.

Action Teams memerlukan tugas yang umumnya dalam waktu terbatas. Tetapi tugas
tersebut agak kompleks dan terjasi dalam konteks yang sangat kelihatan pada audience
atau sifatnya sangat menantang. Beberapa action tams bekerja bersama untuk waktu
yang lebih panjang.

B. Peran Anggota Tim.

Dua tujuan besar interaksi tim dan dinamika tim adalah:

1. Untuk mempertahankan tim agar tetap utuh dan berfungsi lancar (untuk
mempertahankan tim yang sangat padu), dan
2. Untuk mempertahakan agar tim melaksanakan pekerjaan yang mereka hadapi
(untuk mempertahankan sikap berorientasi tugas melalui pendekatan sistematik terhadap
pemecahan masalah).

Kerja sama tim yang efektif dapat dilihat dari terdapatnya karakteristik sebagai berikut:

1.Clear purpose, maksud yang jelas. Visi, misi, tujuan, atau tugas tim telah didefinisikan dan diterima
setiap orang. Telah ada rencana tindak.

2. Informality, informalitas. Iklim cendrung menjadi informal, nyaman dan santai. Tidak terdapat
tegangan nyata atau tanda kebosanan.

3. Participation, partisipasi. terdapat banyak diskusi dan setiap orang didorong untuk berpartisipasi.

4. Listening, menyimak. Anggota menggunkan teknik menyimak seperti dengan melakukan


Tanyajawab, menguraikan dengan kata-kata dan penyimpulan untuk mendapatkan gagasan.

5. Civilized disagreement, ketidak sepakatan secara beradab. Walaupun terdapat ketidaksepakatan,


tetapi tim merasa nyaman dengan keadaan ini dan tidak menunjukkan tanda menghindari,
mengurangi atau menahan konflik.

6. Consensus decision, keputusan berdasar consensus. Untuk keputusan penting, tujuan substansial
tetapi tidak perlu kesepaatan dengan suara bulat melalui diskusi terbuka dari gagasan setiap
orang, menghindari pemungutan suara formal, atau kompromi dengan mudah.

7.Open communication, komunikasi terbuka. Anggota tim merasa bebas menyatakan perasaannya
terhadap tugas maupun operasi kelompok. Terdapat sedikit agenda tersembunyi. Komunikasi terjadi
diluar rapat.

8. Clear roles and work assignment, peran dan penugasan kerja jelas. Terdapat harapan yang
jelas tentang peran yang dilakukan masing-masing anggota tim ketika tindakan dilakukan,
penugasan yang jelas dibuat, diterima dan dilakukan. Pekerjaan dibagikan secara adil di antara
anggota tim.

9. Shared leadership, kepemimpinan bersama. Sementara tim mempunyai pemimpin formal,


fungsi kepemimpinan bergeser dari waktu ke waktu tergantuk situasi, kebutuhan kelompok, dan
keterampilan anggota. Pemimpin formal menjadi model perilaku yang tepat dan membantu
membangun norma positif.
10. External relations, hubungan eksternal. Tim menggunakan waktu untuk mengembangkan
hubungan baik di luar, memobilisir sumber daya, dan membangun kredibilitas dengan pemain
penting dibagian lain dari organisasi.

11. Style diversity, keberagaman gaya. Tim mempunyai spektrum luas tentang tipe pemain tim
termasuk anggota yang menekankan perhatian pada tugas, penetapan tujuan, memfokus pada
proses, dan mempertanyakan tentang bagaimana tim berfungsi.

12. Self-assessment, penilaian diri. Secara periodik, tim berhenti mepelajari seberapa baik
berfungsi dan yang mengintervensi efektivitasnya.

C. TEAM EFFECTIVENESS

Context

• Adequate resources
• Leadership and structure
• Climate of trust
• Performance evaluation and reward systems
Composition.

• Abilities of members
• Personality
• Allocating roles
• Diversity
• Size of teams
• Member flexibility
• Member preferences
Process

• Common purpose
• Specific galos
• Team efficacy
• Conflict levels
• Social loafing

Anda mungkin juga menyukai