NIM : 190105020265
Komunikasi verbal adalah salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan oleh seseorang kepada
orang lain baik melalui cara tertulis maupun cara lisan. Komunikasi verbal dapat mempermudah
seseorang dalam menyampaikan pemikiran,ide-ide ataupun keputusan.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk tanpa kata-kata.
Dalam kehidupan nyata komunikasi non verbal lebih banyak digunakan daripada komunikasi verbal.
A. Penamaan
B. Jalur interaksi dan transmisi informasi
C. Menonjolkan intonasi dan artikulasi
D. Alat sosialisasi yang efektif
E. Sebagai sarana pengembang bahasa
A. F. Intelegensi
B. F. Budaya
C. F. Pengetahuan
D. F. Kepribadian
E. F. Biologis
F. F. Pengalaman
A. Repetisi
B. Substitusi
C. Kontradiksi
D. Komplemen
E. Aksentuasi
A. Penampilan
B. Gerakan tubuh
C. Suara
D. Sentuhan
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam bepenampilan menarik
Adapun prinsip – prinsip yang harus diperhatikan dalam berpenampilan serasi adalah sebagai
berikut.:
Dalam arti sempit, mendengarkan, adalah usaha memperoleh suatu pengertian terhadap suatu
berita atau pesan dengan mempergunakan indera pendengar, terbatas pada penerimaan pesan
secara lisan.
Dalam arti yang lebih luas, mendengarkan, adalah usaha untuk memperoleh pengertian dengan
mempergunakan indera pendengaran dan kemampuan pikiran untuk mengadakan interpretasi
terhadap berita atau pesan yang diterima, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan demikian dapat
diketahui, bahwa mendengarkan dalam arti sempit terbatas pada komunikasi lisan, sedangkan
mendengarkan dalam arti luas dapat terjadi untuk setiap bentuk komunikasi, baik secara lisan
maupun secara tertulis.
Cara mendengarkan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (1) Mendengarkan dengan
sikap kurang memperhatikan, dan (2) Mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
Mendengarkan sesungguhnya suatu proses yang rumit yang melibatkan empat unsur: (1)
mendengar (hearing), (2) memperhatikan, (3) memahami, dan (4) mengingat. Jadi, definisi
mendengar yang sesuai adalah “proses selektif untuk memperhatikan, mendengar, memahami, dan
mengingat simbol-simbol pendengaran”.
Table manner alias etiket makan merupakan suatu aturan tersendiri dalam sebuah jamuan makan
yang terdiri dari beberapa tahap menu yang dihidangkan bergantian dari mulai pembuka (appetizer)
sampai pada tahap penutup (dessert).
• Aturan Dasar Etika Makan
Setiap negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda. Namun ada beberapa aturan dasar
yang terdapat di setiap etika makan, yaitu :
Presentasi diri adalah proses yang dilakukan individu dalam rangka mencoba untuk membentuk
apa yang orang lain pikirkan tentang individu dan apa yang individu pikirkan tentang diri individu
sendiri.
konsep diri Merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang
kepribadian manusia.konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia,sehingga dapat
digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup yang lainnya.
Kerja sama dalam tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling
melengapi satu sama lain serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati
sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Kerja sama dalam tim dapat
didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
A. Tipe tim
1. Work Teams.
Work Teams atau tim kerja dirancang untuk relative permanen. Maksudnya adalah
untuk menghasilkan barang atau memberikan jasa, dan biasanya memerlukan
komitmen penuh dari anggota mereka.
2. Management Teams
Management teams sama dengan work teams dalam arti bahwa dirancang untuk
permanen, Tetapi juga berbeda dalam beberapa cara penting.
3. Parallel Teams.
Parallel teams terdiri dari anggota darai berbagai pekerjaan yang memberikan
rekomendasi pada manajer tentang masalah penting yang berjalan parallel atau
bersamaan dalam proses produksi organisasi.
4. Project Teams.
Project teams dibentuk untuk sekali tugas yang umumnya kompleks dan memerlukan
banyak masukan dari anggota dengan tipe berbeda dalam pelatihan dan pengalaman.
Meskipun project teams hanya ada selama menyelesaikan proyek, beberapa proyek
agak kompleks dan memerlukan beberapa tahun untuk menyelesaikan.
5. Action Teams.
Action Teams memerlukan tugas yang umumnya dalam waktu terbatas. Tetapi tugas
tersebut agak kompleks dan terjasi dalam konteks yang sangat kelihatan pada audience
atau sifatnya sangat menantang. Beberapa action tams bekerja bersama untuk waktu
yang lebih panjang.
1. Untuk mempertahankan tim agar tetap utuh dan berfungsi lancar (untuk
mempertahankan tim yang sangat padu), dan
2. Untuk mempertahakan agar tim melaksanakan pekerjaan yang mereka hadapi
(untuk mempertahankan sikap berorientasi tugas melalui pendekatan sistematik terhadap
pemecahan masalah).
Kerja sama tim yang efektif dapat dilihat dari terdapatnya karakteristik sebagai berikut:
1.Clear purpose, maksud yang jelas. Visi, misi, tujuan, atau tugas tim telah didefinisikan dan diterima
setiap orang. Telah ada rencana tindak.
2. Informality, informalitas. Iklim cendrung menjadi informal, nyaman dan santai. Tidak terdapat
tegangan nyata atau tanda kebosanan.
3. Participation, partisipasi. terdapat banyak diskusi dan setiap orang didorong untuk berpartisipasi.
6. Consensus decision, keputusan berdasar consensus. Untuk keputusan penting, tujuan substansial
tetapi tidak perlu kesepaatan dengan suara bulat melalui diskusi terbuka dari gagasan setiap
orang, menghindari pemungutan suara formal, atau kompromi dengan mudah.
7.Open communication, komunikasi terbuka. Anggota tim merasa bebas menyatakan perasaannya
terhadap tugas maupun operasi kelompok. Terdapat sedikit agenda tersembunyi. Komunikasi terjadi
diluar rapat.
8. Clear roles and work assignment, peran dan penugasan kerja jelas. Terdapat harapan yang
jelas tentang peran yang dilakukan masing-masing anggota tim ketika tindakan dilakukan,
penugasan yang jelas dibuat, diterima dan dilakukan. Pekerjaan dibagikan secara adil di antara
anggota tim.
11. Style diversity, keberagaman gaya. Tim mempunyai spektrum luas tentang tipe pemain tim
termasuk anggota yang menekankan perhatian pada tugas, penetapan tujuan, memfokus pada
proses, dan mempertanyakan tentang bagaimana tim berfungsi.
12. Self-assessment, penilaian diri. Secara periodik, tim berhenti mepelajari seberapa baik
berfungsi dan yang mengintervensi efektivitasnya.
C. TEAM EFFECTIVENESS
Context
• Adequate resources
• Leadership and structure
• Climate of trust
• Performance evaluation and reward systems
Composition.
• Abilities of members
• Personality
• Allocating roles
• Diversity
• Size of teams
• Member flexibility
• Member preferences
Process
• Common purpose
• Specific galos
• Team efficacy
• Conflict levels
• Social loafing