Anda di halaman 1dari 3

Nama: Siti Nurhotimah

NIM: H1041231017
Kelas: A

KARAKTERISTIK TANAH LAHAN BASAH

Ekosistem lahan basah terdiri dari dua jenis, yaitu lahan basah alami (rawa, hutan gambut, hutan mangrove,
paya, dan lain-lain) dan lahan basah buatan. Tiap lahan basah tersusun atas sejumlah komponen fisik, kimia,
dan hayati, seperti air, tanah, spesies tumbuhan dan hewan, serta unsur hara. Ciri-ciri yang berkaitan dengan
2 komponen fisik, kimia dan hayati tidak sama antara lahan basah yang satu dengan yang lain. Suatu lahan
dapat disebut lahan basah jika memenuhi salah satu atau lebih dari tiga kondisi berikut :

 Pertama, secara periodik terdapat tanaman air.


 Kedua, merupakan areal yang cukup basah dalam jangka waktu yang lama.
 Ketiga, secara permanen dalam keadaan jenuh.
Lahan Basah Alami
a. Rawa
Rawa adalah daerah rendah yang tergenang air dan pada umumnya permukaan air rawa selalu dibawah atau
sama dengan permukaan air laut, sehingga airnya selalu menggenang dan permukaan airnya selalu tertutup
oleh tumbuhan air. Rawa atau rawa-rawa terkadang sangat sulit dibedakan dengan sungai, terkadang ada
sungai yang seperti dengan rawa, dimana sungai tersebut jika dilihat sangat mirip dengan rawa, padahal
banyak sekali perbedaan antara rawa dan sungai, Dalam proses terbentuknya rawa juga sangat harus
diketahui agar dapat mengetahui jelas tentang rawa. Karakteristik rawa adalah :

 Dilihat dari air rawa adalah airnya asam dan berwarna coklat sampai kehitam-hitaman.
 Berdasarkan tempatnya, Rawa-rawa ada yang terdapat di pedalaman daratan tetapi banyak pula yang
terdapat di sekitar pantai.
 Air rawa disekitar pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut
 Pada saat air laut pasang permukaan rawa tergenang banyak dan saat air surut daerah ini kering.
 Rawa di tepi pantai ini banyak ditumbuhi oleh pohon bakau sedangkan yang ada di daerah
pedalaman banyak dtumbuhi palem nipah (Sejenis palem ).
 Rawa tersebut selalu digenangi air karena kekurangan drainase atau letaknya lebih rendah dari
daerah sekitarnya.
 Kurang baik untuk mengairi tanaman, bagian dasar rawa terdapat banyak gambut.
 Pada daerah rawa pada umumnya banyak terdapat sarang nyamuk malaria, namun hal ini dapat
diberantas dengan membuat perikanan di daerah rawa-rawa tersebut.
b. Lahan Gambut
Lahan gambut didefinisikan sebagai lahan dengan tanah jenuh air, terbentuk dari endapan yang berasal dari
penumpukkan sisa-sisa (residu) jaringan tumbuhan masa lampau yang melapuk, dengan ketebalan lebih dari
50 cm. Adapun karakteristik dari lahan gambut adalah : Sifat dan ciri tanah gambut dapat ditentukan
berdasarkan sifat fisik dan kimianya. Sifat Fisik dan kimia tersebut berupa:

 Warna. Gambut berwarna coklat tua sampai kehitaman, meski bahan dasarnya berwarna kelabu,
cokelat atau kemerah-merahan, tetapi setelah mengalami dekomposisi muncul senyawa humik
berwarna gelap;
 Berat isi. Berat isi tanah organik bila dibandingkan tanah mineral adalah rendah. Tanah gambut
yang telah mengalami dekomposisi lanjut memiliki berat isi berkisar antara 0,2 – 0,3;
 Kapasitas menahan air. Akibat berat isi yang rendah, maka gambut memiliki kapasitas
menyimpan air yang besar, sekitar 2 – 4 kali dari berat bobot keringnya, bahkan gambut lumut
yang belum terdekomposisi dapat menyimpan air 12 atau 15 bahkan 20 kali dari bobotnya
sendiri; 4 Karakteristik Lahan Basah
 Sifat kolidal. Tanah gambut memiliki luas adsorbsi yang besar, yaitu sampai 4 kali lebih besar
dibanding liat montmorillonit;
 Reaksi masam. Dekomposisi bahan organik akan akan menghasilkan asam-asam organik yang
terakumulasi pada tubuh tanah, sehingga akan meningkatkan keasaman tanah gambut;
 Sifat penyangga. Umumnya tanah gambut memperlihatkan daya resistensi yang nyata terhadap
perubahan pH bila dibandingkan dengan tanah mineral. Akibatnya, tanah gambut membutuhkan
lebih banyak kapur untuk menaikkan pH pada tingkat nilai yang sama dengan tanah mineral.
Begitupun tanah gambut membutuhkan dosis pupuk yang lebih tinggi dari tanah mineral;
 Kadar unsur hara. Kadar N dan bahan organik tinggi pada tanah gambut juga mempunyai
perbandingan C dan N yang tinggi, namun walaupun demikian prosis nitrifikasi N juga tinggi,
akibat tingginya kadar N, cukup Ca dan tidak aktifnya sebagian karbon dari bahan yang resisten,
sehingga kegiatan organisme heterotropik tidak terlalu dirangsang, akibatnya organisme yang
aktif dalam proses nitrifikasi memperoleh kesempatan melakukan aktifitasnya. Selain itu, kadar
P dan K tanah gambut umumnya rendah dibanding tanah mineral, oleh sebab itu tanaman yang
diusahakan diatas tanah gambut sangat respon terhadap pemupukan P dan K.
c. Hutan Mangrove
Hutan mangrove juga disebut hutan bakau atau hutan air payau. Hutan bakau tumbuh subur di daerah pantai
berlumpur yang terlindung, terutama pada daratan menjorok ke laut. Di hutan ini zonasi jenis-jenis pohon
yang mendominasi hampir sejajar dengan garis pantai. Adapun ciri-ciri hutan bakau sebagai berikut:

 Jenis tanahnya berlumpur, berlempung, atau berpasir dengan bahan-bahan yang berasal dari lumpur,
pasir, atau pecahan karang.
 Lahannya tergenang air laut secara berkala setiap hari sampai daerah yang hanya tergenang saat
pasang purnama.
 Mendapat cukup pasokan air tawar dari darat yang berfungsi untuk menurunkan salinitas serta
menambah pasokan unsur hara dan lumpur.
 Airnya payau dengan salinitas antara 2–22 ppm (1 ppm = 0,05%) atau asin dengan salinitas
mencapai 38 ppm.
d. Paya
Paya atau disebut juga paya-paya adalah sejenis lahan basah yang terbentuk dari lapangan yang sering atau
selalu tergenang oleh air. Paya adalah rawa dangkal yang terutama ditumbuhi oleh rerumputan seperti
wlingi, mendong, gelagah, atau terna sejenis bakung, teratai dan sebangsanya. Terkadang ada, namun jarang,
adalah tumbuhan berkayu yang lambat tumbuh. Lingkungan paya mungkin digenangi oleh air tawar, payau
atau asin. Paya bisa jadi merupakan bagian dari ekosistem yang lebih besar, seperti mangrove atau hutan
rawa gambut. Atau, merupakan wilayah ekoton (peralihan) antara danau, sungai dan hutan rawa air tawar.
Wilayah yang berpaya-paya ini seringkali kaya akan jenis-jenis ikan, sehingga menjadi habitat yang penting
bagi pelbagai margasatwa, terutama burung 7 Karakteristik Lahan Basah burung merandai, bebek liar serta
angsa liar. Juga berjenis jenis buaya dan reptil lainnya seperti ular sanca dan anakonda.
Lahan Basah Buatan
Klasifikasi Habitat Lahan Basah Buatan :
a. Klasifikasi habitat lahan basah buatan berdasarkan Sistem Klasifikasi Ramsar
(Ramsar Convention on Wetlands, The, 2004):
1. Kolam budidaya organisme air (misalnya: ikan dan udang).
2. Kolam; termasuk kolam-kolam pertanian, kolam bibit, dan tangki-tangki air berukuran kecil
(umumnya di bawah 8 Ha).
3. Lahan teririgasi; termasuk saluran irigasi dan sawah.
4. Lahan pertanian yang tergenang air secara musiman; termasuk padang rumput berumput basah yang
dikelola secara intensif.
5. Lahan eksploitasi garam, meliputi ladang penguapan dan pendulangan garam.
6. Area penampungan air; misalnya: bendungan/waduk, bendung, dan tandon.
7. Lubang/kolam di area pertambangan; yaitu lubang/kolam yang terbentuk akibat kegiatan
pertambangan (misalnya: pertambangan batu, kerikil, dan batu bara).
8. Area pengolahan air limbah; meliputi saluran pembuangan air limbah, kolam sedimentasi, kolam
oksidasi, dsb.
9. Kanal, saluran drainase, dan parit.
b. Klasifikasi habitat lahan basah buatan berdasarkan IUCN (International Union for Conservation of Nature
and Natural Resources) dalam Dugan, 1990:
1. Budidaya perairan/perikanan
 Kolam budidaya perikanan, termasuk kolam ikan dan udang.
2. Pertanian

 Kolam, termasuk kolam pertanian, kolam pembibitan, dan bak- bak penampungan air.
 Lahan beririgasi dan saluran irigasi.
 Lahan yang tergenangi secara musiman.
3. Eksploitasi garam

 Lahan pendulangan garam


4. Urban/industry

 Penggalian, termasuk lubang galian dan tambang yang tergenangi air


 Daerah pengolahan limbah termasuk penampungan limbah, kolam pengolahan, dan kolam
oksidasi limbah.
5. Daerah penampungan air

 Penampungan/reservoir air untuk irigasi dan/atau untuk air minum.


 Dam-dam air dengan fluktuasi air mingguan atau bulanan secara teratur

Anda mungkin juga menyukai