Anda di halaman 1dari 13

Pendahuluan

Nabilatul Firdausin Nada


1903155544
Biologi A
01 Pengertian Lahan
Basah

02 Karateristik dan
Parameter Lahan
Basah
Sebaran Lahan Basah
03
di MukaBumi

04
Tipe dan Klasifikasi
Lahan Basah
Tempat yang cukup basah selama waktu cukup panjang
bagi pengembangan vegetasi dan organisme lain yang
01 teradaptasi khusus (Maltby, 1986).

Pengertian Lahan Basah

Menurut konvensi ramsar lahan basah adalah wilayah rawa, lahan gambut, dan
air, baik alami maupun buatan, bersifat tetap atau sementara, berair ladung (stagnant,
03 static) atau mengalir yang bersifat tawar, payau, atau asin, mencakup wilayah air
marin yang di dalamnya pada waktu surut tidak lebih daripada enam meter.
Karateristik Lahan Basah
Memiliki struktur dan tekstur tanah yang lunak
secara periodik ditumbuhi tanaman air. hingga berliat

Merupakan areal tanah yang cukup basah Memiliki lahan dengan tingkat kesuburan
tegenang dalam jangka waktu yang lama tinggi
permanen atau musiman.
Memiliki keanekaragaman hayati yang
Secara permanen dalam keadaan jenuh. tinggi
Parameter Pada Lahan Basah
Hidrologi (kuantitas air yang masuk, tinggal,dan keluar di lahan
1 basah yang mencakup enyerfapan sedimen dan pengendsli polusi
lahan basah)

2 Vegetasi hidrofitik(hutan air tawar,hutan bakau,hutan rawa


gambut,dan paya rumput)

Tanah hidrik (terbentuk keadaan jenuh dan anaerob,banjir,


. tergenang cukup lama yang mengandung bahan sulfidik yang
3
mengalami oksidasi dengan peningkatan drainase menghasilkan
asam sulfat sehingga ph tanah rendah)
Tipe – Tipe Lahan Basah

Danau kawah dataran tinggi Danau limpasan banjir Padang lamun Hutan rawa air tawar

Danau buatan ( bendungan


Hutan rawa gambut Hutan bakau Dataran lumpur
)
Sebaran Lahan Basah di MukaBumi
Berdasarkan berbagai peta, Global Lakes and
Wetlands Database untuk danau dan lahan basah dalam
skala global (resolusi 1: 1 hingga 1: 3 juta), dan
penerapan fungsionalitas Sistem Informasi Geografis
(GIS) memungkinkan pembuatan database yang
berfokus pada tiga tingkat terkoordinasi pada (1) danau
dan waduk besar, (2) badan air yang lebih kecil, dan (3)
lahan basah. Level 1 terdiri dari poligon garis pantai
dari 3.067 danau terbesar (luas permukaan> = 50 km2)
dan 654 waduk terbesar (kapasitas penyimpanan> = 0,5
km3) di seluruh dunia, dan menawarkan data atribut
yang luas. Tingkat 2 berisi poligon garis pantai sekitar.
250.000 danau, waduk, dan sungai yang lebih kecil
(luas permukaan $ 0,1 km2), tidak termasuk semua
badan air di level 1. Terakhir, level 3 mewakili danau,
waduk, sungai, dan tipe lahan basah yang berbeda
dalam bentuk peta raster global pada 30 detik resolusi,
termasuk semua badan air tingkat 1 dan 2
Sebaran lahan gambut di Indonesia sebagian besar berada di Pulau Sumatera, Kalimantan,
dan Papua. Hasil kajian Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) tahun
2011 menyatakan bahwa luas lahan gambut di Indonesia sekitar 14,91 juta ha; meliputi 11,01
juta ha lahan gambut di daerah rawa pasang surut dan sisanya 3,9 juta ha berada di rawa lebak
dan pantai, seperti yang terlihat pada Gambar
Tipe – Tipe lahan basah di Indonesia
Lahan basah pesisir
Dataran lumpur, dataran pasir, terumbu karang,
padang lamun, Ekosistem mangrove ( Hutan Lahan basah
Lahan Basah
bakau ), dan Lahan basah pulau-pulau kecil pesisir Pedalaman.
Lahan Basah Pedalaman.
Ekosistem air tawar, gambut, rawa herba atau rawa 1 2
brumput, sungai , dataran banjir,estuari, dan danau
alami.
Lahan Basah Buatan . 3
Waduk (bendungan) ,sawah ,kolam ikan air tawar , kolam
bekas galian tambang,kolam dan laguna limbah, dan tambak Lahan Basah
Buatan .
Klasifikasi dan kriteria sistem lahan-basah ( Cowardin et al,1979 )

Lahan-basah laut (marine wetlands) Lahan-basah estuarin (estuarine wetlands)


Kriteria menurut owen 2008 Kriteria menurut owen 2008
 Lahan-basah ini membentang mulai dari genangan pasang surut  Habitat pasang-surut yang dilingkupi sebagian oleh lahan
tertinggi hingga ke arah laut pada kedalaman 6 m saat surut dengan bukaan ke laut.
terendah.  Campuran air-sungai tawar dan asin dengan kisaran salinitas
 Salinitasnya hingga 30‰. 5-30‰.
 Pantai pasir atau pantai berbelumbang balong cadas terumbu  Termasuk dalam ini adalah paya pasang surut, paya masin,
karang, pesisir bercadas rawa mangrofve ,delta, dataran berlumpur
Kriteria menurut Aber 2012 Kriteria menurut Aber 2012
 Lautan terbuka, landaian benua, termasuk pantai, pesisir  Habitat air-dalam pasangsurut yang kisaran kimiaairnya
bercadas, laguna, dan terumbu-karang dangkal. tawar-payau-asin dan siklus pasang-surut harian.
 Salinitas air normal hingga sangat asin (hypersaline)  Paya masin dan payau,dataran lumpur intertidal, rawa
 Minimal dipengaruhi oleh sungai (river) dan estuaria mangrof, pantai, sungai.
 Tempat pasokan sedimen sungai takcukup untuk mengisi
dasar estuari.
Lahan-basah riparian (riverine wetlands)
Kriteria menurut owen 2008
 Semua lahan-basah air tawar dan habitat air-
dalam di kanal alam atau buatan-manusia,
dengan 2 kecualian: (1) lahanbasah yang
kandungan airnya d kanal kurang dari 20% dan
(2) area pasang surut dengan salinitas lebih dari
Lahan-basah lakustrin (lacustrine wetlands) 5‰.
 Mata air yang mengalir ke kanal dapat
Kriteria menurut owen 2008 merupakan bagian sistem riparian.
 Sistem air tawar yang (1) ditemukan di cekungan topografi atau sungai  Sungai kali, kanal
terbendung; (2) memiliki sedikit tutupan vegetasi (kurang dari 30%), dan (3) Kriteria menurut Aber 2012
luasnya lebih besar dari 8 ha.  Sungai air-tawar tahunan yang terdiri atas
 Area lebih kecil dapat disebut lakustrin, jika air terdalam lebih dari 2 m. habitat airdalam pada kanal.
 Air dapat berasal dari sungai atau bawah tanah. Sistem pasang surut dengan  Sistem ini tidak termasuk dataran banjir yang
salinitas kurang dari 5‰ dapat juga disebut lakustrin. berbatasan dengan kanal atau habitat dengan
 Danau, laguna, dam salinitas lebih dari 5‰.
Kriteria menurut Aber 2012
 Badan air daratan yang terletak pada cekungan topografi (topographic
depression), kurang pepohonan atau semak (tutupan vegetasi kurang dari 30%)
pada area sedikitnya 8 ha.
 Termasuk dalam hal ini: danau (lake), tasik (larger pond).
Lahan-basah palustrin (palustrine wetlands)
Kriteria menurut owen 2008
 Sistem air tawar yang memiliki tutupan vegetasi signifikan (lebih dari 30%).
 Lahan-basah tanpa tutupan vegetasi, tetapi (1) lebih kecil dari 8 ha dan (2) lebih dangkal dari 2 m juga
termasuk palustrin.
 Air dapat berasal dari sungai atau bawah tanah. Termasuk dalam hal ini adalah sistem pasang surut, jika
salinitas di bawah 5‰.
 Belumbang (billabong), paya, rawa, baruh (bog), dataran banjir
Kriteria menurut Aber 2012
 Semua lahan-basah nonpasang-surut yang ditutupi vegetasi (pepohonan, semak, dan lain-lain), rawa dataran
banjir , dataran lumpur , ladang garam .)
 Normalnya air tawar, tetapi dapat berkisar payau dan masin pada wilayah beriklim arid atau semiarid
Aber, J.S. 2012. Definitions and Classification Wetland Environments.
Cowardin, L.M., V. Carter, F.C. Golet & E.T. LaRoe. 1979. Classification of Wetlands and Deepwater Habitats of the United States. U.S. Fish
and Wildlife Service. FWS/OBS79/31, Washington, DC.
Dharmono,Mochamad A.s,2015. Potensi, Peluang,dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara Berkelanjutan, Owen, K. 2008.
Types of Wetlands. Wetland Care Australia, Ballina, Australia.
http://wp.geog.mcgill.ca/hydrolab/glwd/
Maltby, E. 1986. Waterlogged wealth. An Earthscan Paperback. London. 1998

TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai