Anda di halaman 1dari 40

30%

Air Laut
97%

Es

70% 2%

Air Tawar

1. Merupakan sumber yang murah dan mudah 1%


didapat untuk keperluan manusia
2. Merupakan “Bottle Neck” dalam siklus
Hidrologi, artinya volumenya sangat kecil Sangat Penting
jika dibandingkan dengan total volume air Bagi Manusia
yang terlibat dalam siklus hidrologi
3. Merupakan wadah yang murah dan mudah
untuk sistem pembuangan limbah
 Arus
Arus membuat kehidupan Lentik dan Lotik menjadi sangat
berbeda.

 Tekanan Oksigen
Umumnya tidak merata dan terjadi stratifikasi thermal maupun
kimiawi.
Perairan

Daratan Lautan

Sistem Sistem Estuarin Pesisir


terbuka tertutup

Mengalir Tergenang Kolam

Alami Buatan Alami Buatan

Sungai Kanal Dangkal Dalam Waduk

Permanen Intermiten Episodik Rawa Danau Lapangan Irigasi Sebaguna

Darat Pasut Tektonik Vulkanik


KOLAM
 Kolam merupakan perairan buatan yang luasnya terbatas dan
sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan
air, jenis hewan budidaya, dan target produksi (Susanto 1992)
 Lahan yang dibuat untuk menampung air dalam jumlah tertentu
sehingga dapat dipergunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau
hewan air lainnya (Puspita et al. 2005)
 Forel (1982) mengatakan bahwa kolam adalah danau yang dangkal
 Tambak adalah lahan basah buatan berbentuk kolam, berisi air
payau atau air laut di daerah pesisir yang digunakan untuk
membudidayakan hewan-hewan air payau (terutama ikan dan udang)
(Wibowo et al. 1996)
Perairan Lentik terdiri dari perairan alami (rawa,
danau) dan perairan buatan (waduk).
Karakteristik Fisik Rawa Danau Waduk
Tebing/pinggiran badan air landai curam Curam
Kedalaman (m) < 10 > 100 10-100
Daerah tangkap hujan (Catchment area) Sempit Paling sempit Terluas
Fluktuasi permukaan air tahunan (m) 2-5 1-2 5-25
Daerah “derodon” (drawn-down area) Sangat luas Sempit Terluas
Garis pantai Panjang Pendek Terpanjang
Teluk Kurang Sedikat Banyak
Masa simpan air (water retention time) Lama Paling lama Singkat
Pengeluaran air Air atas Air atas Air bawah
Bantaran/ Bantaran/
Tebing Badan Perairan Tebing
sempadan sempadan

Riparian/ Riparian/
riripan riripan

Daratan Daratan
Tinggi air semu
Tinggi air normal

Dasar perairan
Zona Hyporheic/resapan
Bedrock

Bedrock Zona air tanah


 Menurut Welch (1952), danau adalah suatu badan air yang
memiliki tepian gundul (tidak bervegetasi) yang disapu oleh
gelombang. Bagi Welch, keberadaan tumbuhan air tingkat tinggi
dianggap penting
 Menurut Kusnadi (2010), danau adalah sebuah cekungan di
muka bumi dimana jumlah air yang masuk lebih besar dari air
yang keluar.
 Forel (1982) mengatakan bahwa danau adalah kolam yang
dalam.
 Goldman dan Horne (1983) mengatakan bahwa pada danau
terjadi percampuran air yang di dominasi oleh angin, sedangkan
pada kolam percampuran konveksi lebih mendominasi.
Tektonik Vulkanik

Tektonik Oksbow

Tipe-Tipe Danau
Berdasarkan
Vulkanik Pembentukanannya Morain/
gletser

Paparan Banjir
Karakteristik Fisik Danau
Daerah tangkap hujan (Catchment area) Paling sempit
Daerah “derodon” (drawn-down area) Sempit
Garis pantai Pendek
Teluk Sedikat
Masa simpan air (water retention time) Paling lama
Pengeluaran air Air atas
 Klasifikasi Danau Berdasarkan Ukuran
Klasifikasi Luas (km2) Volume (juta m3)
Besar 10.000 – 1.000.000 10.000 – 1.000.000
Medium 100 – 10.000 100 – 10.000
Kecil 1 – 100 1 – 100
Sangat Kecil <1 <1

 Klasifikasi Danau Berdasarkan Kedalaman


No Kategori Kedalaman (m)
1 Sangat Dangkal <10
2 Dangkal 10 – 50
3 Medium 50 – 100
4 Dalam 100 – 200
5 Sangat Dalam >200
 Waduk merupakan perairan menggenang akibat pembendungan
secara sengaja beberapa sungai untuk kepentingan tertentu.
 Berdasarkan pada tipe sungai yang dibendung dan fungsinya,
dikenal tiga tipe waduk, yaitu waduk irigasi, waduk lapangan
dan waduk serbaguna.
 Waduk irigasi berasal dari pembendungan sungai intermiten, memiliki
luas antara 10 – 500 Ha dan difungsikan untuk kebutuhan irigasi.
 Waduk lapangan berasal dari pembendungan sungai episodik dengan
luas kurang dari 10 ha, dan difungsikan untuk kebutuhan sehari-hari
masyarakat di sekitar waduk, seperti pembuatan telaga di wonosari.
 Waduk serbaguna berasal dari pembendungan sungai yang permanen
dengan luas lebih dari 500 ha, dan digunakan untuk PLTA, Irigasi, Air
minum, dll
Zona mengalir
(riverine) Zona
transisi Zona Tergenang
(Lakustrin)
 Rawa adalah lahan genangan air pada cekungan dangkal
yang terbentuk secara alami atau buatan di daratan baik
yang berair tawar, payau maupun asin yang terjadi terus-
menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat atau
air yang tidak bergerak (static) (Wibowo dan Suyatno 1997),
serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan
biologis (Wikipedia 2011), ditandai dengan luas penutupan
vegetasi ≥ 10% (Wibowo et al. 1996), baik berhutan ataupun
ditumbuhi tanaman semak (Davis et al. 1995)
Penetrasi Tumbuhan
Tebing Kedalaman Sumber air Cahaya air Dasar
Berdasarkan karakter fisik perairannya, rawa dibagi
kedalam beberapa kelompok, yaitu:

 “Swamp”

 “Marsh”

 “Bog”

 Rawa Lebak

 “Fed”
 “Swamp” adalah istilah umum untuk rawa, wilayah
cekungan lahan, atau area yang secara permanen
selalu jenuh air, permukaan air tanahnya dangkal, atau
tergenang air dangkal hampir sepanjang waktu dalam
setahun.
 Air umumnya tidak bergerak, atau tidak mengalir
(stagnant), dan bagian dasar tanah berupa lumpur.
 Dalam kondisi alami, swamp ditumbuhi oleh berbagai
vegetasi dari jenis semak-semak sampai pohon-
pohonan, dan di daerah tropika biasanya berupa
hutan rawa.
 “Bog” atau rawa gambut adalah rawa yang tergenang air dangkal,
dimana permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang
melapuk, khususnya lumut spaghnum sebagai vegetasi dominan,
yang menghasilkan lapisan gambut (ber-reaksi) masam.
 Ada dua macam bog, yaitu "blanket bog”, dan "raised bog”.
 Blanket bog adalah rawa yang terbentuk karena kondisi curah hujan
tinggi, membentuk deposit gambut tersusun dari lumut spaghnum,
menutupi tanah seperti selimut pada permukaan lahan yang relatif
rata.
 Raised bog adalah akumulasi gambut masam yang tebal, disebut
“hochmoor", yang dapat mencapai ketebalan 5 meter, dan
membentuk lapisan (gambut) berbentuk lensa pada suatu cekungan
dangkal
 “Fed” atau rawa berkapur adalah rawa yang
tanahnya jenuh air, ditumbuhi rumputan rawa sejenis
“reeds”, “sedges”, dan “rushes”, tetapi air tanahnya
ber-reaksi alkalis, biasanya mengandung kapur
(CaCO3), atau netral.
 Umumnya membentuk lapisan gambut subur yang
ber-reaksi netral, yang disebut “laagveen” atau
“lowmoor”
 Rawa lebak, rawa yang airnya berasal dari luapan
banjir besar (tahunan) yang secara periodik
menggenangi wilayah ini selama musim hujan.
 Selama musim hujan, rawa lebak selalu digenangi air
kemudian secara berangsur-angsur air banjir akan
surut sejalan dengan perubahan musim hujan ke musim
kemarau tahun berikutnya
 Berdasarkan lamanya genangan dan tingginya
genangan, lahan rawa lebak umumnya dibagi menjadi
tiga tipe (tipologi), yaitu : Lebak Pematang, Lebak
Tengahan, dan Lebak Dalam
 Lebak Pematang, disebut juga sebagai Lebak Dangkal adalah lahan lebak
yang tinggi genangan airnya kurang dari 50 cm selama kurang dari 3
bulan. Lahan ini umumnya mempunyai kesuburan tanah yang lebih baik,
karena adanya proses penambahan unsur hara dari luapan air sungai
yang membawa lumpur dari daerah hulu
 Lebak Tengahan, adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya 50-100
cm selama 3-6 bulan. Pada lokasi tertentu dimana sirkulasi air sangat jelek,
maka akan terjadi pemasaman air akibat dari hasil pembusukan bahan
organik yang dikenal sebagai air bacam atau air bangai, yang ditandai
oleh air yang berwarna coklat kehitaman, berbau busuk yang menyengat,
pH air sekitar 2,5
 Lebak Dalam adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya lebih dari
100 cm selama lebih dari 6 bulan. Pada musim kemarau dengan kondisi
iklim yang normal, umumnya lahan masih digenangi air dan ini ditumbuhi
oleh beragam gulma terutama dari jenis rumput Paspalidium yang tumbuh
subur pada kondisi lahan berair. Sehingga wilayah ini merupakan reservoir
air dan sumber bibit ikan perairan bebas
 “Marsh” atau rawa pasang surut adalah rawa yang genangan airnya
bersifat tidak permanen, namun mengalami genangan banjir dari
sungai atau air pasang dari laut secara periodik, debu dan liat
sebagai muatan sedimen sungai seringkali diendapkan.
 Tanahnya selalu jenuh air, dengan genangan relatif dangkal.
 Biasanya ditumbuhi berbagai tumbuhan akuatik berupa “reeds” (sejenis
gelagah, buluh atau rumputan tinggi, seperti Phragmites sp.), “sedges”
(sejenis rumput rawa berbatang padat, tidak berbuluh, seperti famili
Cyperaceae), dan “rushes” (sejenis rumput rawa, seperti purun, atau
“mendong”).
 Marsh dibedakan menjadi "rawa pantai" (coastal marsh, atau saltwater
marsh), dan "rawa pedalaman" (inland marsh, atau fresh water marsh)
Perbedaan kepadatan (berat jenis) air yang disebabkan
perbedaan suhu dapat menghasilkan STRATIFIKASI (lapisan massa
air) yang akan mempengaruhi POLA SIRKULASI AIR.
Stratifikasi Danau adalah:

- Epilimnion. Lapisan atas, suhu air relatif hangat, tidak lebih


sampai kedalaman 6m, konsentrasi DO tinggi
- Thermocline. Perubahan suhu relatif cepat, kandungan
oksigen berkurang seiring penurunan kedalaman, terpisah
antara lapisan atas dan bawahnya
- Hypolimnion. Perairan dalam, kandungan
oksigen sangat rendah, suhu air relatif dingin
Stratifikasi Thermal Danau Daerah
Moderat/4 musim
 Musim Panas: Periode stagnasi
 Air di bagian atas menjadi lebih panas daripada air bagian
bawah, sehingga air tidak bercampur. Terdapat 3 lapisan massa
air, yaitu:
 Epilimnion (suhu hangat)
 Thermoklin
(suhu menurun drastis dengan bertambahnya
kedalaman)
 Hipolimnion (suhu dingin)
 Lapisan thermoklin berada di bawah
jangkauan penetrasi cahaya matahari
efektif, sehingga pasokan O2 ke
hipolimnion terputus karena terhalang
oleh STRATIFIKASI
 Musim Gugur: Periode pengembalian (turn over)
 Suhu epilimnion turun sehingga sama

dengan suhu hypolimnion


 Terjadi sirkulasi massa air dan O2 dapat

mencapai kedalaman hipolimnion


 Musim Dingin: Periode membeku
 Suhu permukaan kurang dari 4°C, air mengembang dan menjadi lebih
dingin sehingga tetap berada di permukaan dan membeku
 Terjadi stratifikasi musim dingin.

 O2 tidak berkurang karena kegiatan bakteri & respirasi rendah. Selain


itu O2 lebih banyak larut dalam air pada suhu rendah
 Bila salju menutupi es maka akan
menghalangi fotosintesis yang dapat
menyebabkan kekurangan O2 di seluruh
danau dan mengakibatkan kematian ikan
di musim dingin
 Musim Semi: Periode pengembalian (turn over)
 Suhu mulai hangat dan es mencair sehingga
air permukaan menjadi lebih berat dan
tenggelam
 Bila suhu permukaan naik sampai 4°C, danau
tersirkulasi dan O2 dapat tercampur.
Stratifikasi suhu dan DO
Waduk Jatiluhur
(Sidauruk et al. 2006)
Pembagian Zona di Perairan Tawar

1. Zona Litorial
Merupakan daerah tepi yang kebanyakan berupa perairan
dangkal dengan penetrasi cahaya sampai ke dasar.
Pada zona ini merupakan tempat tumbuh berbagai macam
tumbuhan yang akarnya menempel pada dasar perairan
dengan daun yang mengapung, contoh: Elodea, Chara. Selain
itu juga banyak terdapat jenis plankton dan ganggang.
Pada Zona litorial tersebar berbagai jenis hewan misal
udang, serangga, siput, katak ikan.
2. Zona Limnetik
Merupakan daerah perairan terbuka yang pada kedalaman
tertentu masih dapat ditembus sinar matahari sampai
kedalaman penetrasi cahaya efektif (intensitas 1%), sehingga
proses fotosintesis masih dapat terjadi.
Merupakan daerah tingkat kompensasi cahaya atau daerah
dengan kondisi kegiatan fotosintesa seimbang dengan
respirasi.
Pada zona limnetik banyak terdapat fitoplankton, ganggang
biru-hijau, zooplankton, nekton dan terkadang neuston.
Zona ini tidak dijumpai pada perairan dangkal
3. Zona Profundal
Merupakan daerah yang kurang mendapat cahaya
matahari sehingga kegiatan fotosintesis tidak dapat terjadi.
Pada zona proundal biasa hidup dekomposer dan pemakan
dentritus. Beberapa bentos dan plankton secara teratur naik
ke zona limnetik pada waktu malam hari dan turun ke dasar
pada siang hari
Zona ini merupakan pensuplai nutrisi atau bahan organik
yang telah di daur ulang oleh arus atau organisme yang
pindah zona dan sangat penting bagi komunitas yang ada
di zona lainnya.
Zona ini tidak dijumpai pada perairan dangkal
Fotik Litoral Epilimnion

Afotik Limnetik Thermocline

Kompensasi Profundal Hipolimnion

Anda mungkin juga menyukai