Air Laut
97%
Es
70% 2%
Air Tawar
Tekanan Oksigen
Umumnya tidak merata dan terjadi stratifikasi thermal maupun
kimiawi.
Perairan
Daratan Lautan
Riparian/ Riparian/
riripan riripan
Daratan Daratan
Tinggi air semu
Tinggi air normal
Dasar perairan
Zona Hyporheic/resapan
Bedrock
Tektonik Oksbow
Tipe-Tipe Danau
Berdasarkan
Vulkanik Pembentukanannya Morain/
gletser
Paparan Banjir
Karakteristik Fisik Danau
Daerah tangkap hujan (Catchment area) Paling sempit
Daerah “derodon” (drawn-down area) Sempit
Garis pantai Pendek
Teluk Sedikat
Masa simpan air (water retention time) Paling lama
Pengeluaran air Air atas
Klasifikasi Danau Berdasarkan Ukuran
Klasifikasi Luas (km2) Volume (juta m3)
Besar 10.000 – 1.000.000 10.000 – 1.000.000
Medium 100 – 10.000 100 – 10.000
Kecil 1 – 100 1 – 100
Sangat Kecil <1 <1
“Swamp”
“Marsh”
“Bog”
Rawa Lebak
“Fed”
“Swamp” adalah istilah umum untuk rawa, wilayah
cekungan lahan, atau area yang secara permanen
selalu jenuh air, permukaan air tanahnya dangkal, atau
tergenang air dangkal hampir sepanjang waktu dalam
setahun.
Air umumnya tidak bergerak, atau tidak mengalir
(stagnant), dan bagian dasar tanah berupa lumpur.
Dalam kondisi alami, swamp ditumbuhi oleh berbagai
vegetasi dari jenis semak-semak sampai pohon-
pohonan, dan di daerah tropika biasanya berupa
hutan rawa.
“Bog” atau rawa gambut adalah rawa yang tergenang air dangkal,
dimana permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang
melapuk, khususnya lumut spaghnum sebagai vegetasi dominan,
yang menghasilkan lapisan gambut (ber-reaksi) masam.
Ada dua macam bog, yaitu "blanket bog”, dan "raised bog”.
Blanket bog adalah rawa yang terbentuk karena kondisi curah hujan
tinggi, membentuk deposit gambut tersusun dari lumut spaghnum,
menutupi tanah seperti selimut pada permukaan lahan yang relatif
rata.
Raised bog adalah akumulasi gambut masam yang tebal, disebut
“hochmoor", yang dapat mencapai ketebalan 5 meter, dan
membentuk lapisan (gambut) berbentuk lensa pada suatu cekungan
dangkal
“Fed” atau rawa berkapur adalah rawa yang
tanahnya jenuh air, ditumbuhi rumputan rawa sejenis
“reeds”, “sedges”, dan “rushes”, tetapi air tanahnya
ber-reaksi alkalis, biasanya mengandung kapur
(CaCO3), atau netral.
Umumnya membentuk lapisan gambut subur yang
ber-reaksi netral, yang disebut “laagveen” atau
“lowmoor”
Rawa lebak, rawa yang airnya berasal dari luapan
banjir besar (tahunan) yang secara periodik
menggenangi wilayah ini selama musim hujan.
Selama musim hujan, rawa lebak selalu digenangi air
kemudian secara berangsur-angsur air banjir akan
surut sejalan dengan perubahan musim hujan ke musim
kemarau tahun berikutnya
Berdasarkan lamanya genangan dan tingginya
genangan, lahan rawa lebak umumnya dibagi menjadi
tiga tipe (tipologi), yaitu : Lebak Pematang, Lebak
Tengahan, dan Lebak Dalam
Lebak Pematang, disebut juga sebagai Lebak Dangkal adalah lahan lebak
yang tinggi genangan airnya kurang dari 50 cm selama kurang dari 3
bulan. Lahan ini umumnya mempunyai kesuburan tanah yang lebih baik,
karena adanya proses penambahan unsur hara dari luapan air sungai
yang membawa lumpur dari daerah hulu
Lebak Tengahan, adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya 50-100
cm selama 3-6 bulan. Pada lokasi tertentu dimana sirkulasi air sangat jelek,
maka akan terjadi pemasaman air akibat dari hasil pembusukan bahan
organik yang dikenal sebagai air bacam atau air bangai, yang ditandai
oleh air yang berwarna coklat kehitaman, berbau busuk yang menyengat,
pH air sekitar 2,5
Lebak Dalam adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya lebih dari
100 cm selama lebih dari 6 bulan. Pada musim kemarau dengan kondisi
iklim yang normal, umumnya lahan masih digenangi air dan ini ditumbuhi
oleh beragam gulma terutama dari jenis rumput Paspalidium yang tumbuh
subur pada kondisi lahan berair. Sehingga wilayah ini merupakan reservoir
air dan sumber bibit ikan perairan bebas
“Marsh” atau rawa pasang surut adalah rawa yang genangan airnya
bersifat tidak permanen, namun mengalami genangan banjir dari
sungai atau air pasang dari laut secara periodik, debu dan liat
sebagai muatan sedimen sungai seringkali diendapkan.
Tanahnya selalu jenuh air, dengan genangan relatif dangkal.
Biasanya ditumbuhi berbagai tumbuhan akuatik berupa “reeds” (sejenis
gelagah, buluh atau rumputan tinggi, seperti Phragmites sp.), “sedges”
(sejenis rumput rawa berbatang padat, tidak berbuluh, seperti famili
Cyperaceae), dan “rushes” (sejenis rumput rawa, seperti purun, atau
“mendong”).
Marsh dibedakan menjadi "rawa pantai" (coastal marsh, atau saltwater
marsh), dan "rawa pedalaman" (inland marsh, atau fresh water marsh)
Perbedaan kepadatan (berat jenis) air yang disebabkan
perbedaan suhu dapat menghasilkan STRATIFIKASI (lapisan massa
air) yang akan mempengaruhi POLA SIRKULASI AIR.
Stratifikasi Danau adalah:
1. Zona Litorial
Merupakan daerah tepi yang kebanyakan berupa perairan
dangkal dengan penetrasi cahaya sampai ke dasar.
Pada zona ini merupakan tempat tumbuh berbagai macam
tumbuhan yang akarnya menempel pada dasar perairan
dengan daun yang mengapung, contoh: Elodea, Chara. Selain
itu juga banyak terdapat jenis plankton dan ganggang.
Pada Zona litorial tersebar berbagai jenis hewan misal
udang, serangga, siput, katak ikan.
2. Zona Limnetik
Merupakan daerah perairan terbuka yang pada kedalaman
tertentu masih dapat ditembus sinar matahari sampai
kedalaman penetrasi cahaya efektif (intensitas 1%), sehingga
proses fotosintesis masih dapat terjadi.
Merupakan daerah tingkat kompensasi cahaya atau daerah
dengan kondisi kegiatan fotosintesa seimbang dengan
respirasi.
Pada zona limnetik banyak terdapat fitoplankton, ganggang
biru-hijau, zooplankton, nekton dan terkadang neuston.
Zona ini tidak dijumpai pada perairan dangkal
3. Zona Profundal
Merupakan daerah yang kurang mendapat cahaya
matahari sehingga kegiatan fotosintesis tidak dapat terjadi.
Pada zona proundal biasa hidup dekomposer dan pemakan
dentritus. Beberapa bentos dan plankton secara teratur naik
ke zona limnetik pada waktu malam hari dan turun ke dasar
pada siang hari
Zona ini merupakan pensuplai nutrisi atau bahan organik
yang telah di daur ulang oleh arus atau organisme yang
pindah zona dan sangat penting bagi komunitas yang ada
di zona lainnya.
Zona ini tidak dijumpai pada perairan dangkal
Fotik Litoral Epilimnion