Anda di halaman 1dari 8

TIPOLOGI LINGKUNGAN

LAHAN BASAH
SEBARAN LAHAN BASAH DI DUNIA
FIGURE 1
Global distribution of wetland types

Lake

Reservoir

River

Freshwater marsh, floodplain

Swamp forest, flooded forest

Coastal wetland

Pan, Brackish/Saline wetland

Bog. Fen. Mire

Intermittent wetland lake

50−100 % wetland

25−50 % wetland

Wetland complex (0−25 % wetland)


Source: Global lakes and wetlands database (GLWD) Lehner and Döll (2004)

Source: MA (2005b).
Tipologi Lingkungan Lahan
Tipologi Basah
Lingkungan Lahan(Konvensi
BasahRamsar
(FAO, 2008)
diratifikasi Indonesia, 1991; FAO,2008)

1. Lahan Basah Alami : Lahan Basah Pedalaman.


1. Delta pedalaman permanen.
• Lahan basah Lahan Basah Pesisir / Laut 2. Sungai / anak sungai / anak sungai permanen.
3. Sungai / anak sungai / anak sungai musiman /
pesisir laut (Berair 1.2. Perairan laut dangkal permanen
Lapisan bawah air subtidal laut. intermiten/tidak teratur.
Asin), meliputi 12 3. Terumbu karang. 4. Danau air tawar permanen. Lahan Basah Buatan
5. Danau air tawar musiman / berselang-seling. 1. Tambak budidaya (misalnya ikan /
sub-tipe lahan 4. Pantai laut berbatu. 6. Danau garam / payau / alkali permanen. udang).
5. Pantai pasir, sirap atau kerikil.
basah pesisir 6. Perairan muara. 7. Danau dan flat berselang-seling saline / payau / alkali 2. Kolam.
musiman / intermiten. 3. Lahan beririgasi.
7. Lumpur intertidal, pasir atau dataran
• Lahan basah garam. 8. Rawa / kolam garam / payau / alkali permanen. 4. Lahan pertanian yang mengalami
banjir musiman.
pedalaman (Berair 8. Rawa intertidal. 9. Rawa / kolam garam musiman / berselang-seling /
payau / basa. 5. Situs eksploitasi garam.
9. Lahan basah berhutan intertidal.
Tawar), meliputi 10. Laguna pantai payau / asin. 10. Rawa / kolam air tawar permanen. 6. Area penyimpanan air.
20 sub-tipe lahan 11. Laguna air tawar pesisir. 11. Rawa / kolam air tawar musiman / intermiten di atas 7. Penggalian.
8. Area pengolahan air limbah.
tanah anorganik.
basah pedalaman 12. Karst dan sistem hidrologi bawah
12. Lahan gambut non-hutan; . 9. Kanal dan saluran drainase, parit.
tanah lainnya
13. Lahan basah Alpen. 10. Karst dan sistem hidrologi bawah
2. Lahan basah buatan, 14. Lahan basah Tundra. tanah lainnya
yang meliputi 10 sub- 15. Lahan basah yang didominasi semak belukar.
16. Lahan basah air tawar, didominasi pohon.
tipe lahan basah 17. Lahan gambut berhutan.
buatan 18. Mata air tawar
19. Lahan basah panas bumi.
20. Karst dan sistem hidrologi bawah tanah lainnya

Catatan : Danau oxbow = sodetan, mati,


bentuk U
ZONASI LAHAN BASAH
Tipologi lahan basah menurut zonasi pengaruh
kekuatan pasang dan jangkauan intrusi air laut
dibedakan menjadi 3 (tiga) zona :
v Zona I : Rawa pasang surut air payau / pantai
v Zona II : Rawa pasang surut air tawar
v Zona III : Rawa lebak atau rawa non-pasang surut

Berdasarkan klasifikasi lahan basah menurut Konvensi


Ramsar dan tipologi lahan rawa menurut Badan Litbang
Pertanian (2012), ada 3 (tiga) tipologi lahan basah yang
penting sebagai sumber daya lahan, yaitu:
1. Lahan rawa pasang surut
2. Lahan rawa lebak atau non pasang surut
3. Lahan rawa gambut.
Lahan Rawa
• Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang dalam setahun, selalu
jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged) air dangkal.
• Lahan rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yang terkandung di dalamnya, tergenang secara terus
menerus atau musiman, terbentuk secara alami di lahan yang relatif datar atau cekung dengan endapan
mineral atau gambut dan ditumbuhi vegetasi yang merupakan suatu ekosistem (PP 73 tahun 2013)

• Beberapa Istilah lain lahan rawa : swamp/marsh, bog, peat dan fen
Ø Swamps adalah lahan yang secara tipikal berupa campuran dari gambut dan mineral yang selalu
tergenang dan biasanya relatif subur karena mendapat sedimentasi dari limpasan lingkungan sekitarnya
Ø Bog adalah rawa yang tergenang air dangkal, dimana permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi
yang melapuk, khususnya lumut spaghnum sebagai vegetasi dominan, yang menghasilkan lapisan
gambut (bereaksi) masam.
Ø Peat/gambut adalah histosol, lahan rawa yang mempunyai ketebalan lapisan gambut > 50 cm dengan
kadar bahan organik > 20% (12% C-organik), tergantung pada kadar liatnya
Ø Fen adalah rawa yang tanahnya jenuh air, ditumbuhi rumputan rawa sejenis reeds, sedges, dan rushes,
tetapi air tanahnya berreaksi alkalis, biasanya mengandung kapur (CaCO3), atau netral
LAHAN RAWA PASANG SURUT
LAHAN RAWA PASANG SURUT PANTAI LAHAN RAWA PASANG SURUT AIR TAWAR
• Lahan Rawa pantai : lahan basah yang dipengaruhi • Lahan rawa pasang surut air tawar merupakan
pasang surut air asin/laut (tidal wetlands) lahan yang ketersediaan airnya dipengaruhi oleh
• Masuknya air asin/payau ke arah hulu dari muara sungai, pergerakan air di permukaan sungai akibat
tergantung dari bentuk estuari, yaitu bagian muara pergerakan bulan.
sungai yang melebar berbentuk V ke arah laut, dimana
gerakan pasang dan surut terjadi. • Lahan rawa pasang surut terdiri dari lahan sulfat
• Secara garis besar intrusi air laut dapat hanya <10 km masam dan lahan gambut yang telah lama
dari garis pantai sampai menjorok cukup jauh ke diusahakan petani
pedalaman , tergantung dari hidrotopografi lahan.
• Secara nasional, potensi lahan ini sangat luas untuk
• Jika estuari berbentuk lebar dan lurus pengaruh air peningkatan produksi pangan
asin/salin mencapai 10-20 km dari muara sungai besar,
namun apabila relatif sempit dan berkelok, pengaruhnya • Lahan rawa pasang surut banyak ditemukan di tiga
hanya mencapai jarak 5-10 km dari muara sungai pulau besar yakni Papua, Sumatera, dan
• Diperkirakan luas lahan salin saat ini lebih dari 0,50 juta Kalimantan, dan sebagian kecil di Sulawesi dan
hektar. Maluku
RAWA LEBAK
• Luas lahan rawa lebak di Indonesia sekitar 13,28 juta hektar (sekitar 1/3 luas lahan rawa), tersebar di Papua
6,31 juta hektar, Kalimantan 3,58 juta hektar, Sumatera sekitar 2,79 juta hektar, dan Sulawesi 0,61 juta hektar.
• Lahan rawa lebak yang sudah dibuka oleh pemerintah sekitar 578.934 ha (4,4%) dan yang dibuka oleh
masyarakat secara swadaya sekitar 346.901 ha (2,6%), sementara luas lahan rawa lebak yang berpotensi untuk
pertanian dan belum dibuka sekitar 1.411.317 ha (10,6%)
• Secara umum tingkat kesuburan lahan rawa lebak lebih baik dibandingkan dengan lahan rawa pasang surut,
karena tanah di lahan rawa lebak tersusun dari endapan sungai (fluviatil) yang tidak mengandung bahan
sulfidik atau pirit.
• Lahan rawa lebak merupakan salah satu lahan sub-optimal yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
berbagai komoditas, baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, maupun peternakan.
• Lahan rawa lebak dangkal merupakan bagian yang paling potensial untuk pertanian dibandingkan dengan
lahan rawa lebak tengahan dan dalam
LAHAN RAWA GAMBUT
• Lahan gambut merupakan salah satu tipologi • Luas diperkirakan 20,70 juta ha
lahan yang dijumpai pada Agroekosistem rawa, (Sumatera 7,21 Juta ha dan Kalimantan
baik pada lahan rawa pasang surut maupun lahan 5,79 Juta ha), baru sekitar 6-9 juta
rawa lebak. Agroekosistem gambut diartikan hektar yang layak untuk dikembangkan
sebagai tanah gambut yang dikembangkan untuk menjadi lahan pertanian.
pengembangan pertanian berbasis lingkungan. • Pemanfaatan lahan gambut meningkat
• Disebut rawa gambut bilamana : pesat dari tahun ke tahun, khususnya
1. Dalam keadaan jenuh air dengan genangan bagi provinsi yang memiliki areal
dalam periode yang lama dengan meniadakan gambut luas, seperti Riau, Kalimantan
akar-akar tanaman hidup, mengandung: (a) Barat dan Kalimantan Tengah.
18%-bobot karbon organik atau >18% (setara • Lahan gambut mempunyai dua fungsi,
30% bahan organik) jika mengandung fraksi klei yaitu fungsi lindung atau konservasi
(clay) 60% atau lebih, atau (b) 12%-bobot dan fungsi budidaya atau produksi.
karbon organik atau >12% (setara 20% bahan • Fungsi produksi lahan gambut ini
organik), jika tidak mengandung fraksi klei; dan adalah fungsi sebagai penghasil
2. Tidak tergenang, kecuali beberapa hari tanaman pangan semusim, hortikultura,
mengandung 20%-bobot atau lebih karbon maupun tanaman perkebunan dan
organik. kehutanan (tanaman tahunan).
3. Kriteria kedalaman atau ketebalannya, yaitu 50 • Fungsi lingkungan ekosistem gambut
cm, jika kurang dari 50 cm disebut tanah merupakan penyangga hidrologi dan
bergambut cadangan karbon yang sangat penting
bagi lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai