Research Article
Peran Papan Luncur Dalam Latihan Renang Gaya Bebas (Crawl Stroke )
Teknik Pemula
Parmana1
Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi,
Indonesia1
Kampus Pinang Masak Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian KM. Mendalo Indah, Kec. Jaluko,
Kab. Muaro Jambi, Jambi, Indonesia. Kode Pos 36361
Correspondence Author : madparmana@gmail.com
ABSTRAK
Renang gaya bebas mempunyai teknik yang harus dikuasai, adapun teknik
renang gaya bebas yaitu dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Banyak
sekali cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan renang gaya
bebas ini. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan alat bantu papan luncur.
Kendala yang sering dihadapi dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula adalah
kurang tepatnya pengambilan sikap awal seperti posisi tubuh yang terkadang kurang
sejajar dengan permukaan air dan posisi kepala yang kurang tepat. Desain penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan meliputi
metode deskriptif dan studi literatur. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan papan
luncur dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula memiliki peran bagi kaki,
tangan dan badan yang berfungsi sebagai sebagai alat untuk membantu perenang
dalam menggerakkan dan melatih gerakan kaki ketika berada di air serta melatih
ketahanan dan kekuatan kaki ketika melakukan latihan renang gaya bebas, melatih
perenang agar seimbang dan mengurangi berat tubuh ketika berada didalam air,
membantu perenang untuk belajar mengapungkan badan dan meluncur, sebagai
pegangan bagi perenang agar tidak mudah tenggelam dalam air dan memperkuat
tangan dengan cara menjepitkan papan luncur di kaki atau paha agar kaki atau paha
tersebut selalu di atas.
ABSTRACT
Freestyle swimming has a technique that must be mastered, while the freestyle
swimming technique is with the chest facing the water surface. There are many ways
Parmana 23
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
that can be done to develop this freestyle swimming skill. One way is to use a
skateboard tool. The obstacle that is often faced in the beginner's freestyle swimming
exercises is the inaccuracy of taking the initial stance, such as the body position which
is sometimes not parallel to the water surface and the incorrect head position. This
research design uses a qualitative approach. The research method used includes
descriptive methods and literature studies. Data analysis in this study used a qualitative
descriptive analysis. Based on the results of the study, the use of surfboards in the
beginner technique of freestyle swimming exercises has a role for the feet, hands and
body which serves as a tool to help swimmers move and train leg movements when in
water as well as train endurance and leg strength when doing swimming exercises.
freestyle, trains swimmers to be balanced and reduce body weight when in the water,
helps swimmers learn to float and slide, as a grip for swimmers so they don't sink in
water easily and strengthen the hands by clamping the skateboard on the leg or thigh so
that the leg or the thigh is always on top.
PENDAHULUAN
Sejak akhir tahun 1950, para ilmuwan dan pengajar renang telah sepakat
untuk mempelajari renang dengan cara sistematik. Banyak terdapat film, vidio,
maupun jurnal pengetahuan yang membahas suatu proses belajar mengajar renang
serta caranya supaya orang dapat berenang dalam kurun waktu yang lebih cepat.
Berdasarkan sejarahnya, kegiatan renang sudah dikenal sejak zaman dahulu.
Hal ini terbukti dengan adanya tanda-tanda peninggalan raja-raja atau kekaisaran yang
berupa gambar atau relief. Pada zaman dahulu sebuah kerajaan dikelilingi oleh kolam
yang berfungsi sebagai pelindung dari serangan musuh, sehingga musuh tidak dapat
masuk secara langsung. Akan tetapi, musuh ternyata lebih pandai dan memiliki
berbagai cara untuk menyusup kedalam kerajaan tersebut dengan cara berenang
dialam air menggunakan kantong-kantong udara yang terbuat dari kulit.
Negara-negara yang terbukti bahwa renang sudah dikenal sejak zaman dahulu
yaitu di Cina, India, Yunani, Syiria, dan negara lainnya. Ternyata di negara tersebut
terdapat air yang menyebabkan adanya danau, sungai, dan laut. Tempat- tempat
tersebut merupakan tempat smata pencaharian bagi masyarakat disekitarnya, seperti
menangkap ikan, menyelam mencari kerang, atau menyeberangi sungai ataupun danau
untuk bertani sehingga masyarakat disekitar lokasi tersebut harus menguasai teknik-
teknik renang dengan baik.
Perkembangan olahraga renang juga sudah dikenal pesat di Indonesia sejak
saat kependudukan tentara Belanda. Pada saat itu yang mendominasi kegiatan renang
adalah orang-orang kulit putih, sedangkan rakyat asli Indonesia hanya sedikit yang
ikut melakukan kegiatan renang dan itupun hanya orang-orang yang tergolong kaya
dan berdomisili di Kota-Kota besar. Akan tetapi, kegiatan renang ini mengalami
kemunduran saat tentara Jepang mengambil alih kekuasaan dari Belanda. Saat itu
kegiatan pemuda Indonesia dibatasi, tidak boleh banyak kegiatan dalam bentuk
apapun.
Setelah Indonesia merdeka, olahraga renang kembali diaktifkan dengan
adanya peresmian perkumpulan renang di Indonesia serta munculnya pembangunan
kolam renang di kota-kota besar. Kolam renang yang pertama dibangun di Indonesia
Parmana 24
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
berada di kota Bandung, yaitu kolam renang Cihampelas dengan mata airnya yang
cukup besar (Bandi Utama, 2010).
Pada dasarnya, renang termasuk kedalam salah satu cabang olahraga aquatic
yang dilakukan dengan cara menggerakkan (mengapungkan atau mengangkat) semua
bagian tubuh ke atas permukaan air dan dilakukan tanpa perlengkapan bantuan.
Menurut Ramadhan dan Hartoto (2018) berenang adalah aktivitas fisik yang telah
dipraktekkan oleh manusia sejak berabad-abad yang lalu, sebelum manusia mengenali
dan menggunakan kolam renang sebagai tempat untuk mengembangkan kemampuan
berolahraga seperti saat ini. Selanjutnya Mardesia (2014:3) menjelaskan bahwa
berenang sangat baik untuk pertahanan diri seseorang saat berada di air, selain itu
kegiatan ini bermanfaat terutama di waktu senggang.
Menurut Badruzaman (2017) mendefinisikan renang secara umum adalah
upaya mengapungkan atau mengangkat tubuh keatas permukaan air. Dalam renang
sendiri, terdapat empat gaya yaitu renang gaya punggung (backstroke), gaya kupu-
kupu (butterflystroke), gaya dada (breaststroke), dan gaya bebas (crawlstroke)
(Kamalia, 2014:2). Berdasarkan hal tersebut, yang menjadi pusat pembahasan dalam
penelitian ini adalah renang gaya bebas (crawlstroke).
Menurut Listiono (2013:2) renang gaya bebas mempunyai teknik yang harus
dikuasai, adapun teknik renang gaya bebas yaitu dengan posisi dada menghadap ke
permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan
dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian
dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah, teknik inilah yang sering menjadikan
kendala bagi siswa untuk dapat melakukannya. Namun, gaya bebas ini termasuk gaya
yang tercepat jika dibandingkan dengan ketiga gaya yang lain seperti gaya dada, gaya
punggung dan gaya kupu- kupu.
Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan
renang gaya bebas ini. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan alat bantu
papan luncur. Penggunaan papan luncur ini adalah untuk membantu atlet atau orang
yang baru belajar berenang mengapung diatas permukaan air. Selain itu, manfaat dari
papan luncur ini adalah untuk memperkuat tangan dan melatih gerak kaki secara
bebas. Penggunaan papan seluncur ini diharapkan dapat membantu mengembangkan
kemampuan seseorang dalam penguasaan teknik pemula untuk renang gaya bebas.
Sebagian besar, seseorang yang ingin melakukan renang gaya bebas terutama
pada teknik pemula mengalami banyak sekali kendala. Kendala yang sering dihadapi
dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula adalah kurang tepatnya pengambilan
sikap awal seperti posisi tubuh yang terkadang kurang sejajar dengan permukaan air
dan posisi kepala yang kurang tepat. Selanjutnya, pada teknik pemula juga sering
ditemui kendala dalam pelaksanaan renang gaya bebas ini, seperti gerakan kaki,
tangan dan kepala yang tidak beraturan sehingga mengganggu kemampuan orang
tersebut dalam pengusaan teknik renang gaya bebas.
Menurut Haller (1982:8) renang merupakan olahraga yang dapat dinikmati
ketika waktu senggang serta menyehatkan tubuh karena hampir semua otot tubuh
bergerak sehingga seluruh otot berkembang dengan pesat dan kekuatan perenang
bertambah meningkat. Selanjutnya Kurniawan (2019:6) renang merupakan suatu
kegiatan olah raga air yang dilakukan dengan cara menggerakkan dan mengapungkan
badan kepermukaan air dengan menggunakan gerakan kaki dan tangan.
Menurut Subagyo (2017: 53) berenang adalah aktivitas menggunakan badan
mengapung melintas di air dengan menggunakan kaki dan tangan. Berenang adalah
Parmana 25
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
aktivitas fisik yang dilakukan di air dengan menggunakan anggota tubuh atau sebagian
anggota tubuh, dengan gerakan tubuh di air seseorang dapat berpindah tempat.
Olahraga renang adalah gerak tubuh manusia di air, perlu diutarakan yang lebih rinci
apa itu gerak tubuh dan bagaimana air apabila dipakai untuk bergerak.
Menurut Abdoelah (1981: 270) mengemukakan bahwa renang adalah suatu
jenis olahraga yang dilakukan di air, baik di air tawar maupuan di air asin atau laut.
Kemudian mengenai pengertian renang yang tampaknya masih berhubungan, yang
dituangkan dalam Modul Teori Renang I, Badruzaman (2007: 13) mengemukakan
bahwa: “Pengertian renang secara umum adalah the floatation of an object in a liquid
due to its buoyancy or lift.” yang artinya renang secara umum adalah upaya
mengapungkan atau mengangkat tubuh ke atas permukaan air.
Selanjutnya Dwijowinoto (1979: 1) olahraga renang merupakan olahraga yang
sangat menyenangkan dan cocok untuk siapa saja tanpa memandang semua umur.
Renang adalah salah satu jenis olahraga yang populer di masyarakat. Renang
merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan pada anak- anak dan
dewasa, bahkan bayi umur beberapa bulan sudah dapat mulai diajarkan renang.
Renang adalah gerakan sewaktu bergerak di air, dan biasanya tanpa perlengkapan
buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga.
Menurut Budiningsih (2010) manfaat dari kegiatan renang ada lima, yaitu:
a. Sebagai sarana bermain/rekreasi
Kolam renang dapat dijadikan sebagai sarana bermain dan rekreasi. Anak- anak dan
balita akan menyukai permainan air. Bermain air sangat menyenangkan apabila
ditambah mainan seperti bola. Berenang merupakan hiburan bagi semua kalangan
masyarakat.
b. Menyehatkan badan dan dapat merangsang gerakan motorik
Berolahraga renang dapat menyehatkan badan. Bagi balita dan anak- anak, otot-
ototnya akan berkembang, persendian dapat tumbuh optimal, tubuh menjadi lentur,
dan pertumbuhan badan meningkat. Sehingga, anak-anak dan remaja yang sedang
dalam masa pertumbuhan akan memiliki badan yang sehat, kuat dan kekar.
c. Dapat menghilangkan rasa takut pada air
Dengan berolahraga renang dapat menghilangkan rasa takut pada air. Sehingga
baiknya, semenjak bayi sudah dibiasakan bermain air dan kelak jika sudah besar
tidak takut pada air.
d. Meningkatkan keberanian, percaya diri dan mengasah kemandirian Olahraga
renang dapat mendorong kita tumbuh menjadi sosok yang berani, percaya diri
tinggi, dan mandiri. Pada saat berenang kita tidak akan merasa rakut. Sebaliknya,
kita dapat berenang dengan bebas mengelilingi kolam. Hal ini karena adanya
keinginan yang kuat agar dapat berenang.
e. Meningkatkan kemampuan sosial
Olahraga renang yang dilakukan bersama-sama dapat menumbuhkan rasa
kebersamaan. Juga dapat meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dan
bersosialisasi dengan orang lain. Dengan demikian, akan tercipta persahabatan
sehingga dapat meningkatkan kemampuan berenang. Satu sama lain saling mendorong
dan meningkatkan semangat untuk tetap hidup.
Menurut Haller (1982:12-20) dasar dalam belajar berenang meliputi pengenalan
terhadap air (masuk dan berada dibawah air), naik turun, mengapung, mendorong diri,
meluncur dan berdiri lagi kemudian bergerak sambil mengapung dengan deskripsi
sebagai berikut.
Parmana 26
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
Parmana 27
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
Parmana 28
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
irama ini bisa di kerjakan secara otomatis. Kemudian setelah bisa dikerjakan
hal di atas, cobalah cara di kerjakan di tempat atau di kolam dangkal atau
kolam renang yang memungkinkan seseorang dapat berdiri. Ambilah udara
melalui mulut kemudian tutup mulut dan masukan bagian muka ke permukaan
air, setelah beberapa saat secara perlahan buanglah sisa pembakaran itu melalui
hidung.
2) Kerjakanlah secara berulang-ulang dan kalau memungkinkan mencapai 50-100
kali ulangan, dimana dengan jumlah itu di harapkan gerakannya bisa di
kerjakan secara otomatis dan terbiasa. Bagi mereka yang sulit untuk
mengambil udara melalui mulut dan membuang melalui hidung, untuk
sementara dapat di kerjakan dengan bantuan hidung.
3) Namun cara ini bila sudah menguasai irama pernafasan yang sebenarnya,
hendaknya ditinggalkan, oleh karena cara itu sering berakibat mengisap air
melalui hidung.
4) Latihan pernafasan ini dapat ditingkatkan dengan memperlama waktu ketika
bagian muka berada di bawah permukaan air, setelah jarak waktu di tempuh
lanjutkan dengan membuang sisa pembakaran secara perlahan sebelum naik
keatas permukaan air. Misalnya ketika di bawah permukaan air diharuskan
berhitung hingga 10, kemudian membuang sisa pembakaran dan selanjutkan
naik keatas permukaan air untuk mengambil udara kembali. Cara yang sama
dapat dikerjakan menggunakan papan latihan, dimana dengan sikap
membungkuk dan kedua kaki tetap pada sikap berjalan di dasar kolam,
kemudian kedua tangan memegang papan latihan di kedua ujungya. Lakukan
cara-cara diatas sambil berjalan atau diam ditempat.
c. Melakukan Permainan di Air, lima macam permainan di air antara lain:
Permainan saling membasahi muka, permainan mengambil benda di dasar kolam,
permainan melompati katak menerobos lubang, permainan bertukar tempat
dengan angka dan permainan kucing mengejar ikan.
d. Teknik Dasar Mengapung
Penguasan teknik yang tinggi akan selalu diikuti oleh kecepatan renang yang
tinggi pula. Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting,
oleh karena itu akan menentukan gerak keseluruhan. Oleh karena itu gerak-gerak
dasar dari setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga
dilatih dan dikuasai secara sempurna. Mengapung adalah teknik yang paling dasar
dalam berenang untuk semua gaya, oleh sebab itu sebelum mempelajari teknik
renang gaya bebas perlu dikuasai bagaimana cara mengapung di air. Posisi
mengapung tidak dapat dilakukan dalam satu sikap saja, tetapi banyak posisi yang
bisa dilakukan supaya tubuh dapat terapung diatas permukaan air. Lakukan
dengan rileks dan melayang tanpa mengeluarkan tenaga.
e. Teknik Dasar Meluncur
Setiap gaya renang didasarkan pada prinsip meluncur di atas permukaan air. Dan
selain keyakinan yang kuat, untuk dapat belajar berenang seseorang harus mampu
meluncur. Meluncur merupakan dasar dari gerakan renang dan terapung di air,
meluncur menjadi modal awal dalam belajar renang. Belajar renang dimulai
dengan belajar meluncur. Tanpa dapat meluncur dengan baik, kita tidak dapat
belajar dengan baik.
Gaya renang adalah cara melakukan gerakan lengan dan tungkai berikut
koordinasi dari ke dua gerakan tersebut yang memungkinkan orang berenang maju di
Parmana 29
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
dalam air. Meskipun demikian, orang juga dapat berenang hanya dengan menggerakan
kedua belah kaki sementara lengan tetap diam, atau hanya dengan kedua belah lengan
sementara kaki tetap diam.
Renang gaya bebas menyerupai gaya berenang seekor binatang, oleh sebab itu
disebut juga gaya crawl yang berarti merangkak. Dalam istilah olahraga renang
disebut juga gaya bebas (Murni, 2000). Sedangkan Menurut Budiningsih (2010)
“renang gaya bebas adalah gaya berenang dengan posisi dada menghadap
kepermukaan air”. Dalam renang gaya bebas kedua belah lengan secara bergantian
digerakan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki
secara bergantian dicambukan naik turun ke atas dan ke bawah. Saat berenang gaya
bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernafasan dilakukan saat lengan
digerakan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping.
Sewaktu mengambil nafas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke
kanan. Dibandingan gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang
yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air.
Sedangkan menurut Budiningsih (2010), pelaksanaan dalam renang gaya bebas
terbagi menjadi empat tingkat yaitu:
a. Sikap Tubuh
Dalam gaya bebas, kedudukan tubuh perenang dalam keadaan tengkurap, sikap
melintang, lengan lurus tepat di atas kepala “mengambang seperti batang kayu”.
Garis permukaan air pada kepala berada tepat di atas alis mata. Seluruh tubuh
sedatar mungkin dalam air. Bagi setiap orang hal ini akan berbeda, tergantung
pada kemampuan mengapung. terlihat seperti pada Gambar 1.
b. Gerakan Kaki
Tendangan kaki itu biasanya disebut tendangan mengipas-ngipas, ketika kaki
secara bergantian digerakan ke atas dan ke bawah. Gerakannya dimulai dari
pangkal paha dan meneruskannya hingga kejari kaki. Lutut dan pergelangan kaki
jangan membengkok terlalu besar, ia lebih merupakan bengkokan santai. Jari-jari
kaki harus secara wajar mengarah ke dalam saling berhadapan. Tendangan
mengibas- ngibas membantu perenang maju ke depan. Namun gerakan itu
terutama membantu keseimbangan dan memantapkan tubuh yang cenderung
berputar serta gerakan ayunan tangan. Sama dengan ayunan tangan yang besar
ketika jalan terlihat pada Gambar 2.
Parmana 30
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
Parmana 31
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
mengambil nafas cepat-cepat, kepala berputar kembali hingga posisi alis mata,
pada saat yang sama dengan berakhirnya sikap pemulihan. Sebelum setiap kali
menarik nafas anda harus mengeluarkan nafas melalui mulut dan hidung anda,
sebelum memutar kepala. Setiap perenang akan memilih cara tersendiri ke sisi
mana ia akan melakukan gerakan mengambil nafas. Gerakan kaki biasanya
menghasilkan tendangan dengan enam hitungan yang berarti dan tiga gerakan ke
bawah untuk satu tarikan lengan. Pergantian dalam pola menendang dan bernafas
diantara para perenang tindakan luar biasa. Perlu dicatat bahwa seseorang harus
membiasakan diri bagaimana terbaik bagi dirinya sendiri.
Setelah melakukan renang gaya bebas, maka perenang akan mengambil posisi
pada sikap akhir. Menurut David (2011:24) sikap akhir dilakukan dengan cara posisi
tubuh kembali streamline yaitu sejajar dengan permukaan air dan posisi kepala
normal.
Alat bantu adalah benda yang dapat membantu sesuatu, sehingga tujuannya
dapat dicapai dengan lebih mudah dan gampang, dengan demikian alat bantu
pendidikan adalah benda atau alat yang dapat di gunakan untuk membantu pendidik
dalam memenuhi segala tujuan pembelajaran (Hamid, 2011: 149). Benda yang
digunakan sebagai alat bantu pembelajaran renang crawl stroke adalah papan luncur
(Apriliyanto dan Hartoto, 2017). Alat bantu papan seluncur dapat digunakan dengan
cara dipegang ditangan untuk memudahkan siswa untuk melakukan meluncur dalam
posisi yang steam line, dan memudahkan pengambilan pernapasan serta gerakan kaki
(Listiono, 2013:16).
Papan luncur pada gambar 4. merupakan alat bantu yang digunakan untuk
mempermudah siswa dalam pembelajaran renang crawl stroke (Megasari, 2012).
Papan luncur terbuat dari plastik atau spon. Alat ini biasanya digunakan saat belajar
meluncur sehingga terapung di air, dapat juga dengan sirip kaki katak (Ade Husnul,
2008:24).
Menurut Permana (2016) swimming board berbentuk persegi dan terbuat dari
karet ataupun bahan plastik, pada bagian atas terdapat pegangan. fungsi dari
swimming board ialah:
a. Jika digunakan dibadan atau dada berfungsi untuk menopang berat tubuh
seseorang ketika belajar gerakan renang sehingga dapat mengurangi berat tubuh.
b. Berfungsi bagi tangan sebagai pegangan untuk memudahkan seseorang dalam
melakukan gerakan gaya bebas agar pelampung tidak terlepas.
Parmana 32
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
c. Berfungsi bagi perenang untuk melatih gerakan kaki dalam renang gaya bebas.
d. Sebagai alat bantu penyeimbang badan ketika berada dipermukaan air.
Selanjutnya Permana (2016) menjelaskan mengenai kelebihan menggunakan
papan luncur ini adalah:
a. Frekuensi latihan lebih banyak karena setiap perenang satu pelampung.
b. Perenang lebih senang karena lebih cepat mengetahui hasil yang didapat dengan
gerakan yang berpindah tempat.
c. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu perenang
pemula untuk membuat posisi streamling.
d. Akan cepat mengusai bagian-bagian dari renang.
Selain memiliki kelebihan, penggunaan swimming board ternyata juga
memiliki kekurangan. Menurut Permana (2016) kekurangan dari penggunaan
swimming board adalah :
a. Perenang akan merasa kurang berani karena harus melakukan sendiri dalam tahap
pemula.
b. Perbaikan tidak dapat dilakukan langsung.
c. Perenang harus punya keahlian dalam mengendalikan pelampung.
d. Harus menyediakan alat bantu pelampung.
Dari pendapat diatas jelas bahwa papan luncur memberikan kemudahan untuk
mengapung karena berat tubuh ditopang oleh pelampung dan untuk belajar gerakan
tungkai dan lengan gaya dada akan lebih ringan.
METODELOGI PENELITIAN
Parmana 33
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang
berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan.
2. Studi Literatur
Selanjutnya teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
literatur, yaitu dengan cara meneliti dan memahami buku-buku, dokumen atau
sumber tertulis lainnya yang relevan dan mendukung tentang peran papan luncur
dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula. Menurut Sukardi (2004: 34)
macam-macam dokumen atau sumber literatur diantaranya adalah, jurnal, laporan
hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil
seminar, artikel ilmiah yang belum dipublikasi, narasumber, suart-surat keputusan
dan sebagainya.
Dengan demikian, dalam penyusunan skripsi ini penulis menentukan topik
yang akan dibahas yang kemudian dilanjutkan dengan mencari data- data baik itu yang
relevan ataupun mendukung terhadap topik yang dibahas. Setelah mendapatkan data,
penulis melakukan interpretasi atau penafsiran terhadap sumber data untuk
memperoleh fakta tentang kajian yang akan dibahas. Setelah terkumpul maka data
disusun secara sistematis dan terstruktur.
Jenis data dalam penelitian ini adalah berupa tekstual atau konsep-konsep.
Karena dalam penelitian ini Sebagaimana telah disebutkan di atas termasuk kedalam
jenis studi literatur. Dengan demikian aspek-aspek yang peneliti analisis melingkupi
definisi, konsep, pandangan, pemikiran dan argumentasi yang terdapat dalam literatur
yang relevan dengan pembahasan. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan
studi kepustakaan. Sarwono (2006: 49) menjelaskan beberapa sumber kepustakaan
yang dapat digunakan oleh peneliti di antaranya abstrak hasil penelitian variabel pada
sejumlah objek.
Adapun untuk data-data yang disiapkan dalam penelitian ini adalah yang
bersumber dari literatur atau menggunakan cara library research dengan tujuan untuk
mengumpulkan data informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka jenis data dalam
penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Dalam proses penelitian, peneliti menggunakan sumber primer. Sugiyono (2011:
308) menjelaskan sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer pada penelitian ini
merupakan data yang memuat tentang peran papan luncur dalam latihan renang
gaya bebas teknik pemula.
b. Data Sekunder
Selanjutnya peneliti juga menggunakan beberapa sumber sekunder. Sugiyono
(2011: 308) menerangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul, bisa lewat orang lain atau dokumen yang
ditulis oleh orang lain. Dalam penelitian ini sumber sekunder merupakan buku-
buku penunjang yang berhubungan dengan persoalan yang dibahas. Data sekunder
ini berfungsi sebagai pelengkap data primer yang digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian studi kepustakaan. Oleh karena itu
peneliti melakukan proses pengumpulan data berupa dokumen atau buku-buku, jurnal,
artikel, penelitian terdahulu dan data lain yang berkaitan dengan pembahasan.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan
pengkajian terhadap literature yang meliputi dokumen, buku, jurnal, artikel maupun
Parmana 34
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
Peran dari swimming board ketika digunakan untuk latihan renang gaya bebas
adalah:
1. Sebagai alat untuk membantu perenang dalam menggerakkan dan melatih gerakan
kaki ketika berada di air.
2. Membantu perenang untuk melatih gerakan kaki gaya bebas yang dilakukan
dengan cara memegang papan seluncur pada tangan kemudian meluncur
kepermukaan air dan gerakan kaki menggunakan gerakan kaki gaya bebas.
3. Melatih ketahanan dan kekuatan kaki ketika melakukan latihan renang gaya
bebas.
Parmana 35
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
2. Memperkuat tangan dengan cara menjepitkan papan luncur di kaki atau paha agar
kaki atau paha tersebut selalu di atas. Dengan begitu kaki tidak perlu bergerak,
sehingga hanya tanganlah yang akan bergerak dengan gaya bebas.
Hal ini sesuai dengan pendapat Permana (2016) peran dari swimming board
terhadap latihan renang gaya bebas adalah:
1. Untuk menopang berat tubuh seseorang ketika belajar gerakan renang sehingga
dapat mengurangi berat tubuh.
2. Sebagai pegangan untuk memudahkan seseorang dalam melakukan gerakan gaya
bebas agar pelampung tidak terlepas.
3. Melatih gerakan kaki dalam renang gaya bebas.
4. Sebagai alat bantu penyeimbang badan ketika berada dipermukaan air.
Selanjutnya Permana (2016) menjelaskan mengenai kelebihan menggunakan
papan luncur ini adalah:
1. Frekuensi latihan lebih banyak karena setiap perenang satu pelampung.
2. Perenang lebih senang karena lebih cepat mengetahui hasil yang didapat dengan
gerakan yang berpindah tempat.
3. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu perenang
pemula untuk membuat posisi streamling.
4. Akan cepat mengusai bagian-bagian dari renang.
Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka peran dari penggunaan papan
luncur terhadap latihan renang gaya bebas teknik pemula adalah sebagai alat untuk
membantu perenang dalam menggerakkan dan melatih gerakan kaki ketika berada di
air, melatih perenang agar seimbang dan mengurangi berat tubuh ketika berada
didalam air dan sebagai pegangan bagi perenang agar tidak mudah tenggelam dalam
air sehingga mampu melakukan gerakan renang dengan leluasa. Selain itu, peran dari
papan luncur ini adalah memudahkan untuk menguasai teknik dasar renang gaya
bebas, membantu daya apung dan membantu perenang saat belajar meluncur sehingga
terapung di air dan membantu perenang untuk melakukan gerakan- gerakan gaya
bebas ketika berada di dalam air. Oleh sebab itu, penggunaan papan luncur dalam
latihan renang gaya bebas memiliki peran yang sangat baik karena papan luncur
membantu pemula untuk belajar mengapung serta melatih gerakan kaki dan tangan
ketika berenang gaya bebas.
Parmana 36
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Abdoelah, M. 1981. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas VII Edisi
Revisi 2014. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Jakarta.
A.M. Bandi Utama. 2010. Peningkatan Pembelajaran Dasar Gerak Renang Melalui
Pendekatan Bermain Untuk Mahasiswa Prodi PJKR FIK UNY. Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Angguntia, R. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Kemampuan
Renang Gaya Bebas 50 Meter Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ferdy Ferry
Putra Kota Jambi. Skripsi. Program Studi PORKES, Jurusan Ilmu Pendidikan,
FKIP Universitas Jambi.
Apriliyanto, R.B. dan S. Hartoto. 2017. Pengaruh Penerapan Alat Bantu Pull Buoy
Dan Papan Luncur Terhadap Hasil Belajar Renang Gaya Bebas (Crawl
Stroke). Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Vol. 05 No. 02: 192-197.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Badruzaman, H. 2007. Bahan Ajar Renang untuk Pemula, Lanjutan dan
Penyempurnaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Budiningsih, A. 2010. Berenang Gaya Bebas. Kudus. PT Pura Barutama.
Dinata, R.M., S. Nurrochmah dan T. Sugiarto. 2015. Pengembangan Variasi Model
Latihan Renang Gaya Bebas Untuk Pemula Di Perkumpulan Renang Taman
Harapan Malang. Jurnal Pendidikan Jasmani. Vol. 25 No. 1 : 48-55.
Dwijowinoto, D. 1979. Materi Metode Penilaian Renang. Kementerian Pendidikan
Dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Febrianto, B.D. 2016. Pengaruh Penggunaan Hand Paddle Dan Fins Swimming
Terhadap Kecepatan Renang Gaya Bebas Pada Atlet Renang Club Tirta Bima
Majalengka. Jurnal Kesehatan dan Olahraga. Vol. 5 No 2: 21-27.
Haller, D. 1982. Belajar Berenang. Bandung. Pionir Jaya.
Hastuti, P. 2009. Buku Panduan Cabang Olahraga Renang. Special Olympic
Indonesia.
Kamalia, A. 2014. Pengaruh Modifikasi Pelatihan Teknik Renang Gaya Dada Pada
Anggota Renang Lumba–Lumba Swimming Club Surabaya. Jurnal Kesehatan
Olahraga. Vol. 02. No 2 : 106-113.
Kurniawan, I. 2019. Peta Konsep Materi Renang. Jakarta. Gramedia Pustaka.
Listiono. 2013. Efektivitas Pembelajaran Gerak Dasar Renang Gaya Bebas dengan
Menggunakan Alat Bantu pada Siswa Kelas X.2 SMA Budaya Bandar
Parmana 37
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38
Parmana 38