Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan

Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

JURNAL CERDAS SIFA PENDIDIKAN


ISSN 2252-8245
Volume 9 Nomor 1, Tahun 2020, Halaman 23-38
Tersedia Online di
https://online-journal.unja.ac.id/csp

Research Article

Peran Papan Luncur Dalam Latihan Renang Gaya Bebas (Crawl Stroke )
Teknik Pemula

Parmana1
Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi,
Indonesia1
Kampus Pinang Masak Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian KM. Mendalo Indah, Kec. Jaluko,
Kab. Muaro Jambi, Jambi, Indonesia. Kode Pos 36361
Correspondence Author : madparmana@gmail.com

ABSTRAK

Renang gaya bebas mempunyai teknik yang harus dikuasai, adapun teknik
renang gaya bebas yaitu dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Banyak
sekali cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan renang gaya
bebas ini. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan alat bantu papan luncur.
Kendala yang sering dihadapi dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula adalah
kurang tepatnya pengambilan sikap awal seperti posisi tubuh yang terkadang kurang
sejajar dengan permukaan air dan posisi kepala yang kurang tepat. Desain penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan meliputi
metode deskriptif dan studi literatur. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan papan
luncur dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula memiliki peran bagi kaki,
tangan dan badan yang berfungsi sebagai sebagai alat untuk membantu perenang
dalam menggerakkan dan melatih gerakan kaki ketika berada di air serta melatih
ketahanan dan kekuatan kaki ketika melakukan latihan renang gaya bebas, melatih
perenang agar seimbang dan mengurangi berat tubuh ketika berada didalam air,
membantu perenang untuk belajar mengapungkan badan dan meluncur, sebagai
pegangan bagi perenang agar tidak mudah tenggelam dalam air dan memperkuat
tangan dengan cara menjepitkan papan luncur di kaki atau paha agar kaki atau paha
tersebut selalu di atas.

Kata Kunci : Papan Luncur, Latihan Renang Gaya Bebas

ABSTRACT

Freestyle swimming has a technique that must be mastered, while the freestyle
swimming technique is with the chest facing the water surface. There are many ways

Parmana 23
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

that can be done to develop this freestyle swimming skill. One way is to use a
skateboard tool. The obstacle that is often faced in the beginner's freestyle swimming
exercises is the inaccuracy of taking the initial stance, such as the body position which
is sometimes not parallel to the water surface and the incorrect head position. This
research design uses a qualitative approach. The research method used includes
descriptive methods and literature studies. Data analysis in this study used a qualitative
descriptive analysis. Based on the results of the study, the use of surfboards in the
beginner technique of freestyle swimming exercises has a role for the feet, hands and
body which serves as a tool to help swimmers move and train leg movements when in
water as well as train endurance and leg strength when doing swimming exercises.
freestyle, trains swimmers to be balanced and reduce body weight when in the water,
helps swimmers learn to float and slide, as a grip for swimmers so they don't sink in
water easily and strengthen the hands by clamping the skateboard on the leg or thigh so
that the leg or the thigh is always on top.

Keywords: Slide Board, Freestyle Swimming Exercise

PENDAHULUAN

Sejak akhir tahun 1950, para ilmuwan dan pengajar renang telah sepakat
untuk mempelajari renang dengan cara sistematik. Banyak terdapat film, vidio,
maupun jurnal pengetahuan yang membahas suatu proses belajar mengajar renang
serta caranya supaya orang dapat berenang dalam kurun waktu yang lebih cepat.
Berdasarkan sejarahnya, kegiatan renang sudah dikenal sejak zaman dahulu.
Hal ini terbukti dengan adanya tanda-tanda peninggalan raja-raja atau kekaisaran yang
berupa gambar atau relief. Pada zaman dahulu sebuah kerajaan dikelilingi oleh kolam
yang berfungsi sebagai pelindung dari serangan musuh, sehingga musuh tidak dapat
masuk secara langsung. Akan tetapi, musuh ternyata lebih pandai dan memiliki
berbagai cara untuk menyusup kedalam kerajaan tersebut dengan cara berenang
dialam air menggunakan kantong-kantong udara yang terbuat dari kulit.
Negara-negara yang terbukti bahwa renang sudah dikenal sejak zaman dahulu
yaitu di Cina, India, Yunani, Syiria, dan negara lainnya. Ternyata di negara tersebut
terdapat air yang menyebabkan adanya danau, sungai, dan laut. Tempat- tempat
tersebut merupakan tempat smata pencaharian bagi masyarakat disekitarnya, seperti
menangkap ikan, menyelam mencari kerang, atau menyeberangi sungai ataupun danau
untuk bertani sehingga masyarakat disekitar lokasi tersebut harus menguasai teknik-
teknik renang dengan baik.
Perkembangan olahraga renang juga sudah dikenal pesat di Indonesia sejak
saat kependudukan tentara Belanda. Pada saat itu yang mendominasi kegiatan renang
adalah orang-orang kulit putih, sedangkan rakyat asli Indonesia hanya sedikit yang
ikut melakukan kegiatan renang dan itupun hanya orang-orang yang tergolong kaya
dan berdomisili di Kota-Kota besar. Akan tetapi, kegiatan renang ini mengalami
kemunduran saat tentara Jepang mengambil alih kekuasaan dari Belanda. Saat itu
kegiatan pemuda Indonesia dibatasi, tidak boleh banyak kegiatan dalam bentuk
apapun.
Setelah Indonesia merdeka, olahraga renang kembali diaktifkan dengan
adanya peresmian perkumpulan renang di Indonesia serta munculnya pembangunan
kolam renang di kota-kota besar. Kolam renang yang pertama dibangun di Indonesia

Parmana 24
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

berada di kota Bandung, yaitu kolam renang Cihampelas dengan mata airnya yang
cukup besar (Bandi Utama, 2010).
Pada dasarnya, renang termasuk kedalam salah satu cabang olahraga aquatic
yang dilakukan dengan cara menggerakkan (mengapungkan atau mengangkat) semua
bagian tubuh ke atas permukaan air dan dilakukan tanpa perlengkapan bantuan.
Menurut Ramadhan dan Hartoto (2018) berenang adalah aktivitas fisik yang telah
dipraktekkan oleh manusia sejak berabad-abad yang lalu, sebelum manusia mengenali
dan menggunakan kolam renang sebagai tempat untuk mengembangkan kemampuan
berolahraga seperti saat ini. Selanjutnya Mardesia (2014:3) menjelaskan bahwa
berenang sangat baik untuk pertahanan diri seseorang saat berada di air, selain itu
kegiatan ini bermanfaat terutama di waktu senggang.
Menurut Badruzaman (2017) mendefinisikan renang secara umum adalah
upaya mengapungkan atau mengangkat tubuh keatas permukaan air. Dalam renang
sendiri, terdapat empat gaya yaitu renang gaya punggung (backstroke), gaya kupu-
kupu (butterflystroke), gaya dada (breaststroke), dan gaya bebas (crawlstroke)
(Kamalia, 2014:2). Berdasarkan hal tersebut, yang menjadi pusat pembahasan dalam
penelitian ini adalah renang gaya bebas (crawlstroke).
Menurut Listiono (2013:2) renang gaya bebas mempunyai teknik yang harus
dikuasai, adapun teknik renang gaya bebas yaitu dengan posisi dada menghadap ke
permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan
dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian
dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah, teknik inilah yang sering menjadikan
kendala bagi siswa untuk dapat melakukannya. Namun, gaya bebas ini termasuk gaya
yang tercepat jika dibandingkan dengan ketiga gaya yang lain seperti gaya dada, gaya
punggung dan gaya kupu- kupu.
Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan
renang gaya bebas ini. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan alat bantu
papan luncur. Penggunaan papan luncur ini adalah untuk membantu atlet atau orang
yang baru belajar berenang mengapung diatas permukaan air. Selain itu, manfaat dari
papan luncur ini adalah untuk memperkuat tangan dan melatih gerak kaki secara
bebas. Penggunaan papan seluncur ini diharapkan dapat membantu mengembangkan
kemampuan seseorang dalam penguasaan teknik pemula untuk renang gaya bebas.
Sebagian besar, seseorang yang ingin melakukan renang gaya bebas terutama
pada teknik pemula mengalami banyak sekali kendala. Kendala yang sering dihadapi
dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula adalah kurang tepatnya pengambilan
sikap awal seperti posisi tubuh yang terkadang kurang sejajar dengan permukaan air
dan posisi kepala yang kurang tepat. Selanjutnya, pada teknik pemula juga sering
ditemui kendala dalam pelaksanaan renang gaya bebas ini, seperti gerakan kaki,
tangan dan kepala yang tidak beraturan sehingga mengganggu kemampuan orang
tersebut dalam pengusaan teknik renang gaya bebas.
Menurut Haller (1982:8) renang merupakan olahraga yang dapat dinikmati
ketika waktu senggang serta menyehatkan tubuh karena hampir semua otot tubuh
bergerak sehingga seluruh otot berkembang dengan pesat dan kekuatan perenang
bertambah meningkat. Selanjutnya Kurniawan (2019:6) renang merupakan suatu
kegiatan olah raga air yang dilakukan dengan cara menggerakkan dan mengapungkan
badan kepermukaan air dengan menggunakan gerakan kaki dan tangan.
Menurut Subagyo (2017: 53) berenang adalah aktivitas menggunakan badan
mengapung melintas di air dengan menggunakan kaki dan tangan. Berenang adalah

Parmana 25
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

aktivitas fisik yang dilakukan di air dengan menggunakan anggota tubuh atau sebagian
anggota tubuh, dengan gerakan tubuh di air seseorang dapat berpindah tempat.
Olahraga renang adalah gerak tubuh manusia di air, perlu diutarakan yang lebih rinci
apa itu gerak tubuh dan bagaimana air apabila dipakai untuk bergerak.
Menurut Abdoelah (1981: 270) mengemukakan bahwa renang adalah suatu
jenis olahraga yang dilakukan di air, baik di air tawar maupuan di air asin atau laut.
Kemudian mengenai pengertian renang yang tampaknya masih berhubungan, yang
dituangkan dalam Modul Teori Renang I, Badruzaman (2007: 13) mengemukakan
bahwa: “Pengertian renang secara umum adalah the floatation of an object in a liquid
due to its buoyancy or lift.” yang artinya renang secara umum adalah upaya
mengapungkan atau mengangkat tubuh ke atas permukaan air.
Selanjutnya Dwijowinoto (1979: 1) olahraga renang merupakan olahraga yang
sangat menyenangkan dan cocok untuk siapa saja tanpa memandang semua umur.
Renang adalah salah satu jenis olahraga yang populer di masyarakat. Renang
merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan pada anak- anak dan
dewasa, bahkan bayi umur beberapa bulan sudah dapat mulai diajarkan renang.
Renang adalah gerakan sewaktu bergerak di air, dan biasanya tanpa perlengkapan
buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga.
Menurut Budiningsih (2010) manfaat dari kegiatan renang ada lima, yaitu:
a. Sebagai sarana bermain/rekreasi
Kolam renang dapat dijadikan sebagai sarana bermain dan rekreasi. Anak- anak dan
balita akan menyukai permainan air. Bermain air sangat menyenangkan apabila
ditambah mainan seperti bola. Berenang merupakan hiburan bagi semua kalangan
masyarakat.
b. Menyehatkan badan dan dapat merangsang gerakan motorik
Berolahraga renang dapat menyehatkan badan. Bagi balita dan anak- anak, otot-
ototnya akan berkembang, persendian dapat tumbuh optimal, tubuh menjadi lentur,
dan pertumbuhan badan meningkat. Sehingga, anak-anak dan remaja yang sedang
dalam masa pertumbuhan akan memiliki badan yang sehat, kuat dan kekar.
c. Dapat menghilangkan rasa takut pada air
Dengan berolahraga renang dapat menghilangkan rasa takut pada air. Sehingga
baiknya, semenjak bayi sudah dibiasakan bermain air dan kelak jika sudah besar
tidak takut pada air.
d. Meningkatkan keberanian, percaya diri dan mengasah kemandirian Olahraga
renang dapat mendorong kita tumbuh menjadi sosok yang berani, percaya diri
tinggi, dan mandiri. Pada saat berenang kita tidak akan merasa rakut. Sebaliknya,
kita dapat berenang dengan bebas mengelilingi kolam. Hal ini karena adanya
keinginan yang kuat agar dapat berenang.
e. Meningkatkan kemampuan sosial
Olahraga renang yang dilakukan bersama-sama dapat menumbuhkan rasa
kebersamaan. Juga dapat meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dan
bersosialisasi dengan orang lain. Dengan demikian, akan tercipta persahabatan
sehingga dapat meningkatkan kemampuan berenang. Satu sama lain saling mendorong
dan meningkatkan semangat untuk tetap hidup.
Menurut Haller (1982:12-20) dasar dalam belajar berenang meliputi pengenalan
terhadap air (masuk dan berada dibawah air), naik turun, mengapung, mendorong diri,
meluncur dan berdiri lagi kemudian bergerak sambil mengapung dengan deskripsi
sebagai berikut.

Parmana 26
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

a. Masuk kedalam air


Belajar berenang sebaiknya dilakukan dalam air yang dangkal yaitu setinggi
pinggang. Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah masuk kedalam air
dengan cara berjalan menuruni tangga kolam menuju tempat air paling dangkal.
Kemudian lakukan sedikit gerakan seperti berlutut dan gerakan- gerakan tangan
kepermukaan air.
b. Posisi dibawah air
Ketika berada dibawah air, cobalah menyelam dan mengambil sesuatu dari dasar
kolam. Masukkan secara perlahan muka kedalam air dan cobalah mengatur nafas
dengan baik.
c. Naik turun
Setelah mampu menyelam dan mengatur nafas dengan baik, maka lakukan
gerakan naik turun secara berturut-turut setiap kali menarik napas, masuk kedalam
air, menahan napas, muncul lagi dari bawah permukaan air, mengeluarkan napas
dan selama itujuga mata tetap terbuka. Letakkan kedua tangan diatas anak tangga
kolam dengan telapak tangan menghadap kebawah, dan kepala menghadap
dinding kolam. Kemudian lakukan gerakan naik turun seperti tadi sampai badan
benar-benar bisa mengapung.
d. Mengapung
Ketika sudah merasa nyaman dengan gerakan naik turun, maka langkah
selanjutnya adalah mengapung atau melayang didalam air. Ambil napas seperti
yang dilakukan pada latihan sebelumnya, dan masukkan wajah kedalam air
dengan sedikit menjatuhkan tubuh kedepan dengan mata tetap terbuka. Cobalah
untuk tenang dan biarkan kaki terangkat dari dasar dan angkat lutut sampai
menyentuh dada.
e. Mendorong diri, meluncur dan berdiri lagi
Pada tahap ini berdirilah dengan punggung menghadap dinding kolam dan
merapatlah. Turunkan bahu kedalam air dan angkat satu kaki menekan kedinding.
Kemudian tarik napas dan masukkan kepala kedalam air seperti latihan
sebalumnya.
f. Bergerak sambil mengapung
Pada gerakan bergerak dan mengapung ini akan lebih banyak mempergunakan
kedua kaki dan bergerak secara berlahan sesuai dengan latihan-latihan
sebelumnya.
Selanjutnya menurut Subagyo (2017: 65-66) dasar belajar berenang sebaiknya
dimulai dengan mengenalkan terlebih dahulu sifat-sifat air terhadap tubuh, bahwa air
pada prinsipnya mempunyai karakteristik tersendiri lebih-lebih pada waktu tubuh
beraktivitas di air dengan cara sebagai berikut.
a. Air mempunyai sifat tembus pandang, bahwa dengan membuka mata di air
perenang dapat melihat apa yang ada disekitarnya. Pada waktu berenang
diharapkan dilakukan dengan membuka mata supaya mengetahui arah dan dengan
membuka mata keseimbangan tubuh waktu beraktivitas di air dapat terjaga. Cara
mengenalkan air dengan jalan agar memasukkan muka ke dalam air untuk
memperhatikan apa yang ada dalam air, bentuk pembelajarannya dengan bentuk
permainan mencari harta karun di dalam air.
b. Mengenalkan adanya hambatan bergerak di air, bila bergerak di air maka akan
terjadi adanya hambatan, hambatan yang terjadi adalah hambatan depan,
hambatan belakang dan hambatan gesekan tubuh. Cara mengenalkannya dengan

Parmana 27
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

jalan lomba lari di air, permainan ayam dan elang.


c. Mengenalkan kedalaman air perlu dilakukan pada tahap belajar tidak boleh
langsung meloncat terjun ke air yang belum tahu kedalamanya. Aktivitas yang
harus dilakukan untuk mengenalkan ini dengan jalan memasuki air melewati
tangga kemudian dilanjutkan berjalan sambil berpegangan untuk menjajaki
kedalaman air.
d. Mengenalkan terhadap air memasuki ruangan, bahwa sifat air akan memasuki
ruangan yang kosong dan pada posisi lebih rendah. Sifat ini akan terjadi apabila
pada saat belajar berenang suatu saat telinga kemasukan air hal ini sangat
mungkin terjadi karena sifat air tersebut, begitu juga terjadi apabila hidung suatu
saat juga kemasukan air saat beraktivitas di air. Kejadian ini disampaikan
kepadanya dengan pengertian yang jelas dan juga diberitahukan bahwa itu tidak
masalah. Cara mengatasinya sebelumnya supaya tidak terjadi maka harus
menutup lubang telinga terlebih dahulu sebelum berenang. Apabila sudah
terlanjur maka cara mengeluarkannya hanya dengan jalan memasukkan lagi air ke
telinga hingga penuh kemudian ditumpahkan sampai air yang ada dalam telinga
keluar semuanya. Apabila belum juga keluar maka supaya diulangi lagi seperti
yang pertama hingga air keluar sampai terasa bahwa telinga tidak terasa
terganggu.
e. Keseimbangan di air, untuk mempertahankan keseimbangan di air perlu
dilakukan, karena bagi yang belum dapat berenang untuk berdiri dari sikap
meluncur di kolam dangkal sering tidak dapat dilakukan. Hal ini disebabkan
kerena belum menguasai keseimbangan waktu beraktivitas di air.
Selanjutnya menurut Hastuti (2009:20:25) dasar belajar berenang meliputi:
a. Pengenalan air
Pengenalan air sangat perlu bagi mereka yang baru pertama kali belajar renang.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa takut terhadap air dan mengenal
sifat-sifat air seperti basah, dingin, dan sebagainya. Sebagian besar anak-anak,
bahkan orang dewasa yang belum pernah masuk kedalam kolam renang biasanya
akan menjadi takut atau cemas ketika akan masuk kedalamnya. Banyak hal yang
dapat menyebabkan seseorang takut untuk masuk kedalam kolam renang,
diantaranya adalah perasaan takut terhadap air atau phobia, takut dengan
kedalaman kolam, pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan atau
traumatik dan merasa terancam keselamatanya. Untuk itu sebaiknya mereka
masuk ke kolam yang dangkal terlebih dahulu. Setelah terbiasa dan keberaniannya
mulai muncul, bisa mulai di ajak ke kolam renang yang sedikit agak lebih dalam.
Sebaiknya tetap dalam keadaan bisa menginjakan kakinya ke lantai kolam renang
tanpa tenggelam.
b. Cara Membuang Nafas di Air Bagi mereka yang awam, untuk mengambil udara
di atas permukaan air dan kemudian masuk permukaan air kemudian membuang
sisa-sisa pembakaran melalui mulut dan hidung memang tidak mudah. Terutama
kebiasaan kita sehari-hari sangat mempengaruhi hal itu. Namun bisa kita berikan
latihanlatihan yang teratur, dalam waktu yang relatif tidak lama hal semacam itu
mudah untuk dikuasai dengan baik. Beberapa bentuk pernafasan dapat di berikan
sebagai berikut:
1) Sebelum masuk air, cobalah di darat dengan melatih irama mengambil nafas
melalui mulut dan mengeluarkan sisa pembakaran melalui hidung, hingga

Parmana 28
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

irama ini bisa di kerjakan secara otomatis. Kemudian setelah bisa dikerjakan
hal di atas, cobalah cara di kerjakan di tempat atau di kolam dangkal atau
kolam renang yang memungkinkan seseorang dapat berdiri. Ambilah udara
melalui mulut kemudian tutup mulut dan masukan bagian muka ke permukaan
air, setelah beberapa saat secara perlahan buanglah sisa pembakaran itu melalui
hidung.
2) Kerjakanlah secara berulang-ulang dan kalau memungkinkan mencapai 50-100
kali ulangan, dimana dengan jumlah itu di harapkan gerakannya bisa di
kerjakan secara otomatis dan terbiasa. Bagi mereka yang sulit untuk
mengambil udara melalui mulut dan membuang melalui hidung, untuk
sementara dapat di kerjakan dengan bantuan hidung.
3) Namun cara ini bila sudah menguasai irama pernafasan yang sebenarnya,
hendaknya ditinggalkan, oleh karena cara itu sering berakibat mengisap air
melalui hidung.
4) Latihan pernafasan ini dapat ditingkatkan dengan memperlama waktu ketika
bagian muka berada di bawah permukaan air, setelah jarak waktu di tempuh
lanjutkan dengan membuang sisa pembakaran secara perlahan sebelum naik
keatas permukaan air. Misalnya ketika di bawah permukaan air diharuskan
berhitung hingga 10, kemudian membuang sisa pembakaran dan selanjutkan
naik keatas permukaan air untuk mengambil udara kembali. Cara yang sama
dapat dikerjakan menggunakan papan latihan, dimana dengan sikap
membungkuk dan kedua kaki tetap pada sikap berjalan di dasar kolam,
kemudian kedua tangan memegang papan latihan di kedua ujungya. Lakukan
cara-cara diatas sambil berjalan atau diam ditempat.
c. Melakukan Permainan di Air, lima macam permainan di air antara lain:
Permainan saling membasahi muka, permainan mengambil benda di dasar kolam,
permainan melompati katak menerobos lubang, permainan bertukar tempat
dengan angka dan permainan kucing mengejar ikan.
d. Teknik Dasar Mengapung
Penguasan teknik yang tinggi akan selalu diikuti oleh kecepatan renang yang
tinggi pula. Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting,
oleh karena itu akan menentukan gerak keseluruhan. Oleh karena itu gerak-gerak
dasar dari setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga
dilatih dan dikuasai secara sempurna. Mengapung adalah teknik yang paling dasar
dalam berenang untuk semua gaya, oleh sebab itu sebelum mempelajari teknik
renang gaya bebas perlu dikuasai bagaimana cara mengapung di air. Posisi
mengapung tidak dapat dilakukan dalam satu sikap saja, tetapi banyak posisi yang
bisa dilakukan supaya tubuh dapat terapung diatas permukaan air. Lakukan
dengan rileks dan melayang tanpa mengeluarkan tenaga.
e. Teknik Dasar Meluncur
Setiap gaya renang didasarkan pada prinsip meluncur di atas permukaan air. Dan
selain keyakinan yang kuat, untuk dapat belajar berenang seseorang harus mampu
meluncur. Meluncur merupakan dasar dari gerakan renang dan terapung di air,
meluncur menjadi modal awal dalam belajar renang. Belajar renang dimulai
dengan belajar meluncur. Tanpa dapat meluncur dengan baik, kita tidak dapat
belajar dengan baik.
Gaya renang adalah cara melakukan gerakan lengan dan tungkai berikut
koordinasi dari ke dua gerakan tersebut yang memungkinkan orang berenang maju di

Parmana 29
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

dalam air. Meskipun demikian, orang juga dapat berenang hanya dengan menggerakan
kedua belah kaki sementara lengan tetap diam, atau hanya dengan kedua belah lengan
sementara kaki tetap diam.
Renang gaya bebas menyerupai gaya berenang seekor binatang, oleh sebab itu
disebut juga gaya crawl yang berarti merangkak. Dalam istilah olahraga renang
disebut juga gaya bebas (Murni, 2000). Sedangkan Menurut Budiningsih (2010)
“renang gaya bebas adalah gaya berenang dengan posisi dada menghadap
kepermukaan air”. Dalam renang gaya bebas kedua belah lengan secara bergantian
digerakan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki
secara bergantian dicambukan naik turun ke atas dan ke bawah. Saat berenang gaya
bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernafasan dilakukan saat lengan
digerakan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping.
Sewaktu mengambil nafas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke
kanan. Dibandingan gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang
yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air.
Sedangkan menurut Budiningsih (2010), pelaksanaan dalam renang gaya bebas
terbagi menjadi empat tingkat yaitu:
a. Sikap Tubuh
Dalam gaya bebas, kedudukan tubuh perenang dalam keadaan tengkurap, sikap
melintang, lengan lurus tepat di atas kepala “mengambang seperti batang kayu”.
Garis permukaan air pada kepala berada tepat di atas alis mata. Seluruh tubuh
sedatar mungkin dalam air. Bagi setiap orang hal ini akan berbeda, tergantung
pada kemampuan mengapung. terlihat seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Posisi Tubuh

b. Gerakan Kaki
Tendangan kaki itu biasanya disebut tendangan mengipas-ngipas, ketika kaki
secara bergantian digerakan ke atas dan ke bawah. Gerakannya dimulai dari
pangkal paha dan meneruskannya hingga kejari kaki. Lutut dan pergelangan kaki
jangan membengkok terlalu besar, ia lebih merupakan bengkokan santai. Jari-jari
kaki harus secara wajar mengarah ke dalam saling berhadapan. Tendangan
mengibas- ngibas membantu perenang maju ke depan. Namun gerakan itu
terutama membantu keseimbangan dan memantapkan tubuh yang cenderung
berputar serta gerakan ayunan tangan. Sama dengan ayunan tangan yang besar
ketika jalan terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Gerakan Kaki

Parmana 30
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

c. Gerakan Lengan “Menangkap, Meraih, Menarik, Mendorong”


Untuk memulai gerakan lengan, tubuh anda harus dalam keadaan tengkurap
“batang kayu mengambang” dengan kedua lengan menjulur di atas kepala.
Fase/tahap gerak, menarik, dimulai dengan salah satu lengan melakukan gerakan
“menangkap” dan selanjutnya ditarik ke bawah. Lengan yang lainnya tetap lurus
di atas kepala. Ada empat tingkat gerak menarik lengan yaitu Menangkap,
Meraih, Menarik, Mendorong. Gerakan menangkap dilakukan dengan telapak
tangan menghadap ke arah kaki, kemudian dilanjutkan dengan gerakan menarik
ke arah belakang sepanjang bidang khayal melalui garis pertengahan tubuh,
sambil menjaga siku tetap di atas permukaan air. Apabila meneruskan gerakan
lengan dalam gaya bebas, gaya menarik pada sikap siku bengkok sampai melewati
bahu dilanjutkan dengan gerakan mendorong air ke arah belakang hingga lengan
itu berada dalam posisi tubuh lurus, dengan ibu jari dalam keadaan menyentuh
paha. Gerakan itu terus menerus dengan melalui masa pemulihan, atau istirahat,
dimana tahap ini akan terjadi, segera setelah lengan berada pada posisi tubuh lurus
di sisi badan. Pada saat itu gerakan lengan dimulai kemudian dengan mengangkat
siku keluar dari permukaan air. Pada saat yang sama, lengan lainnya masih
terjulur di atas kepala, mulai dengan tahap gerak “menangkap”. Lengan yang baru
keluar dari permukan air, penting untuk tetap mempertahankan posisi ketinggian
siku, dengan sikap tangan rileks di atas permukaan air. Tubuh sebelah atas
berputar sesuai dengan lengan, sehingga memungkinkan untuk mengalami masa
pemulihan dengan mudah dan rileks. Lengan yang akan masuk air dimulai dengan
lengan bagian bawah dan langsung membelah air. Pertama, bagian ujung-ujung
jari tangan yang terletak selebar bahu, lalu ditarik lurus, dan siap memulai tarikan
lengan. Terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Gerakan Lengan

d. Bernafas dan Koordinasi


Gerak Bernafas dilakukan dengan memutarkan badan bukan mengangkat kepala
ke samping cukup untuk membebaskan mulut di atas permukaan air. Hal ini harus
dilakukan tepat pada saat lengan pada posisi siap mengambil nafas. Setelah

Parmana 31
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

mengambil nafas cepat-cepat, kepala berputar kembali hingga posisi alis mata,
pada saat yang sama dengan berakhirnya sikap pemulihan. Sebelum setiap kali
menarik nafas anda harus mengeluarkan nafas melalui mulut dan hidung anda,
sebelum memutar kepala. Setiap perenang akan memilih cara tersendiri ke sisi
mana ia akan melakukan gerakan mengambil nafas. Gerakan kaki biasanya
menghasilkan tendangan dengan enam hitungan yang berarti dan tiga gerakan ke
bawah untuk satu tarikan lengan. Pergantian dalam pola menendang dan bernafas
diantara para perenang tindakan luar biasa. Perlu dicatat bahwa seseorang harus
membiasakan diri bagaimana terbaik bagi dirinya sendiri.
Setelah melakukan renang gaya bebas, maka perenang akan mengambil posisi
pada sikap akhir. Menurut David (2011:24) sikap akhir dilakukan dengan cara posisi
tubuh kembali streamline yaitu sejajar dengan permukaan air dan posisi kepala
normal.
Alat bantu adalah benda yang dapat membantu sesuatu, sehingga tujuannya
dapat dicapai dengan lebih mudah dan gampang, dengan demikian alat bantu
pendidikan adalah benda atau alat yang dapat di gunakan untuk membantu pendidik
dalam memenuhi segala tujuan pembelajaran (Hamid, 2011: 149). Benda yang
digunakan sebagai alat bantu pembelajaran renang crawl stroke adalah papan luncur
(Apriliyanto dan Hartoto, 2017). Alat bantu papan seluncur dapat digunakan dengan
cara dipegang ditangan untuk memudahkan siswa untuk melakukan meluncur dalam
posisi yang steam line, dan memudahkan pengambilan pernapasan serta gerakan kaki
(Listiono, 2013:16).
Papan luncur pada gambar 4. merupakan alat bantu yang digunakan untuk
mempermudah siswa dalam pembelajaran renang crawl stroke (Megasari, 2012).
Papan luncur terbuat dari plastik atau spon. Alat ini biasanya digunakan saat belajar
meluncur sehingga terapung di air, dapat juga dengan sirip kaki katak (Ade Husnul,
2008:24).

Gambar 4. Papan Luncur (Swimming Board)

Menurut Permana (2016) swimming board berbentuk persegi dan terbuat dari
karet ataupun bahan plastik, pada bagian atas terdapat pegangan. fungsi dari
swimming board ialah:
a. Jika digunakan dibadan atau dada berfungsi untuk menopang berat tubuh
seseorang ketika belajar gerakan renang sehingga dapat mengurangi berat tubuh.
b. Berfungsi bagi tangan sebagai pegangan untuk memudahkan seseorang dalam
melakukan gerakan gaya bebas agar pelampung tidak terlepas.

Parmana 32
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

c. Berfungsi bagi perenang untuk melatih gerakan kaki dalam renang gaya bebas.
d. Sebagai alat bantu penyeimbang badan ketika berada dipermukaan air.
Selanjutnya Permana (2016) menjelaskan mengenai kelebihan menggunakan
papan luncur ini adalah:
a. Frekuensi latihan lebih banyak karena setiap perenang satu pelampung.
b. Perenang lebih senang karena lebih cepat mengetahui hasil yang didapat dengan
gerakan yang berpindah tempat.
c. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu perenang
pemula untuk membuat posisi streamling.
d. Akan cepat mengusai bagian-bagian dari renang.
Selain memiliki kelebihan, penggunaan swimming board ternyata juga
memiliki kekurangan. Menurut Permana (2016) kekurangan dari penggunaan
swimming board adalah :
a. Perenang akan merasa kurang berani karena harus melakukan sendiri dalam tahap
pemula.
b. Perbaikan tidak dapat dilakukan langsung.
c. Perenang harus punya keahlian dalam mengendalikan pelampung.
d. Harus menyediakan alat bantu pelampung.
Dari pendapat diatas jelas bahwa papan luncur memberikan kemudahan untuk
mengapung karena berat tubuh ditopang oleh pelampung dan untuk belajar gerakan
tungkai dan lengan gaya dada akan lebih ringan.

METODELOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut


Sugiyono (2012: 21) penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas. Selanjutnya menurut Nazir (1988: 63) metode
deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala atau peristiwa yang terjadi
pada saat sekarang atau masalah aktual.
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010: 203). Dengan demikian metode
penelitian merupakan cara atau alat yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab
serangkaian pertanyaan yang dirumuskan dalam rumusan masalah. Adapun metode
penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut.
1. Metode Deskriptif
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif serta
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan peran papan luncur dalam latihan
renang gaya bebas teknik pemula. Penelitian ini dikategorikan
sebagai penelitian deskriptif, karena pendekatan yang dilakukan adalah melalui
pendekatan kualitatif. Menurut Arikunto (2010: 151) studi deskriptif yaitu
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang
merupakan pendukung terhadap penelitian. Kemudian Sukardi (2004: 14) dalam
peneltian deskriptif peneliti melakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan

Parmana 33
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang
berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan.
2. Studi Literatur
Selanjutnya teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
literatur, yaitu dengan cara meneliti dan memahami buku-buku, dokumen atau
sumber tertulis lainnya yang relevan dan mendukung tentang peran papan luncur
dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula. Menurut Sukardi (2004: 34)
macam-macam dokumen atau sumber literatur diantaranya adalah, jurnal, laporan
hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil
seminar, artikel ilmiah yang belum dipublikasi, narasumber, suart-surat keputusan
dan sebagainya.
Dengan demikian, dalam penyusunan skripsi ini penulis menentukan topik
yang akan dibahas yang kemudian dilanjutkan dengan mencari data- data baik itu yang
relevan ataupun mendukung terhadap topik yang dibahas. Setelah mendapatkan data,
penulis melakukan interpretasi atau penafsiran terhadap sumber data untuk
memperoleh fakta tentang kajian yang akan dibahas. Setelah terkumpul maka data
disusun secara sistematis dan terstruktur.
Jenis data dalam penelitian ini adalah berupa tekstual atau konsep-konsep.
Karena dalam penelitian ini Sebagaimana telah disebutkan di atas termasuk kedalam
jenis studi literatur. Dengan demikian aspek-aspek yang peneliti analisis melingkupi
definisi, konsep, pandangan, pemikiran dan argumentasi yang terdapat dalam literatur
yang relevan dengan pembahasan. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan
studi kepustakaan. Sarwono (2006: 49) menjelaskan beberapa sumber kepustakaan
yang dapat digunakan oleh peneliti di antaranya abstrak hasil penelitian variabel pada
sejumlah objek.
Adapun untuk data-data yang disiapkan dalam penelitian ini adalah yang
bersumber dari literatur atau menggunakan cara library research dengan tujuan untuk
mengumpulkan data informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka jenis data dalam
penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Dalam proses penelitian, peneliti menggunakan sumber primer. Sugiyono (2011:
308) menjelaskan sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer pada penelitian ini
merupakan data yang memuat tentang peran papan luncur dalam latihan renang
gaya bebas teknik pemula.
b. Data Sekunder
Selanjutnya peneliti juga menggunakan beberapa sumber sekunder. Sugiyono
(2011: 308) menerangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul, bisa lewat orang lain atau dokumen yang
ditulis oleh orang lain. Dalam penelitian ini sumber sekunder merupakan buku-
buku penunjang yang berhubungan dengan persoalan yang dibahas. Data sekunder
ini berfungsi sebagai pelengkap data primer yang digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian studi kepustakaan. Oleh karena itu
peneliti melakukan proses pengumpulan data berupa dokumen atau buku-buku, jurnal,
artikel, penelitian terdahulu dan data lain yang berkaitan dengan pembahasan.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan
pengkajian terhadap literature yang meliputi dokumen, buku, jurnal, artikel maupun

Parmana 34
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

penelitian-penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menjawab


rumusan masalah dalam penelitian ini. Setelah itu, peneliti mendeskripsikan hasil yang
diperoleh dari studi literature tersebut menjadi suatu pembahasan mengenai
permasalahan dalam penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran dari swimming board ketika digunakan untuk latihan renang gaya bebas
adalah:
1. Sebagai alat untuk membantu perenang dalam menggerakkan dan melatih gerakan
kaki ketika berada di air.
2. Membantu perenang untuk melatih gerakan kaki gaya bebas yang dilakukan
dengan cara memegang papan seluncur pada tangan kemudian meluncur
kepermukaan air dan gerakan kaki menggunakan gerakan kaki gaya bebas.
3. Melatih ketahanan dan kekuatan kaki ketika melakukan latihan renang gaya
bebas.

Gambar 5. Peran Papan Luncur Terhadap Kaki

Selain berperan pada kaki, penggunaan papan luncur juga memberikan


berperan ketika digunakan dibadan. Adapun peran papan luncur ketika digunakan
dibadan adalah:
1. Untuk melatih perenang agar seimbang dan mengurangi berat tubuh ketika berada
didalam air.
2. Membantu perenang untuk belajar mengapungkan badan dan meluncur.

Gambar 6. Peran Papan Luncur Terhadap Badan

Peran penggunaan papan luncur terhadap tangan ketika melakukan renang


gaya bebas adalah:
1. Sebagai pegangan bagi perenang agar tidak mudah tenggelam dalam air sehingga
mampu melakukan gerakan renang dengan leluasa.

Parmana 35
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

2. Memperkuat tangan dengan cara menjepitkan papan luncur di kaki atau paha agar
kaki atau paha tersebut selalu di atas. Dengan begitu kaki tidak perlu bergerak,
sehingga hanya tanganlah yang akan bergerak dengan gaya bebas.

Gambar 7. Peran Papan Luncur Terhadap Tangan

Hal ini sesuai dengan pendapat Permana (2016) peran dari swimming board
terhadap latihan renang gaya bebas adalah:
1. Untuk menopang berat tubuh seseorang ketika belajar gerakan renang sehingga
dapat mengurangi berat tubuh.
2. Sebagai pegangan untuk memudahkan seseorang dalam melakukan gerakan gaya
bebas agar pelampung tidak terlepas.
3. Melatih gerakan kaki dalam renang gaya bebas.
4. Sebagai alat bantu penyeimbang badan ketika berada dipermukaan air.
Selanjutnya Permana (2016) menjelaskan mengenai kelebihan menggunakan
papan luncur ini adalah:
1. Frekuensi latihan lebih banyak karena setiap perenang satu pelampung.
2. Perenang lebih senang karena lebih cepat mengetahui hasil yang didapat dengan
gerakan yang berpindah tempat.
3. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu perenang
pemula untuk membuat posisi streamling.
4. Akan cepat mengusai bagian-bagian dari renang.
Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka peran dari penggunaan papan
luncur terhadap latihan renang gaya bebas teknik pemula adalah sebagai alat untuk
membantu perenang dalam menggerakkan dan melatih gerakan kaki ketika berada di
air, melatih perenang agar seimbang dan mengurangi berat tubuh ketika berada
didalam air dan sebagai pegangan bagi perenang agar tidak mudah tenggelam dalam
air sehingga mampu melakukan gerakan renang dengan leluasa. Selain itu, peran dari
papan luncur ini adalah memudahkan untuk menguasai teknik dasar renang gaya
bebas, membantu daya apung dan membantu perenang saat belajar meluncur sehingga
terapung di air dan membantu perenang untuk melakukan gerakan- gerakan gaya
bebas ketika berada di dalam air. Oleh sebab itu, penggunaan papan luncur dalam
latihan renang gaya bebas memiliki peran yang sangat baik karena papan luncur
membantu pemula untuk belajar mengapung serta melatih gerakan kaki dan tangan
ketika berenang gaya bebas.

Parmana 36
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan papan luncur


dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula memiliki peran yang baik, karena
membantu perenang untuk menguasai teknik dasar renang gaya bebas, membantu daya
apung, membantu perenang belajar meluncur, membantu perenang dalam
menggerakkan dan melatih gerakan kaki ketika berada di air, melatih perenang agar
seimbang dan mengurangi berat tubuh dan sebagai pegangan bagi perenang agar tidak
mudah tenggelam dalam air sehingga mampu melakukan gerakan renang dengan
leluasa.

DAFTAR PUSTAKA
Abdoelah, M. 1981. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas VII Edisi
Revisi 2014. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Jakarta.
A.M. Bandi Utama. 2010. Peningkatan Pembelajaran Dasar Gerak Renang Melalui
Pendekatan Bermain Untuk Mahasiswa Prodi PJKR FIK UNY. Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Angguntia, R. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Kemampuan
Renang Gaya Bebas 50 Meter Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ferdy Ferry
Putra Kota Jambi. Skripsi. Program Studi PORKES, Jurusan Ilmu Pendidikan,
FKIP Universitas Jambi.
Apriliyanto, R.B. dan S. Hartoto. 2017. Pengaruh Penerapan Alat Bantu Pull Buoy
Dan Papan Luncur Terhadap Hasil Belajar Renang Gaya Bebas (Crawl
Stroke). Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Vol. 05 No. 02: 192-197.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Badruzaman, H. 2007. Bahan Ajar Renang untuk Pemula, Lanjutan dan
Penyempurnaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Budiningsih, A. 2010. Berenang Gaya Bebas. Kudus. PT Pura Barutama.
Dinata, R.M., S. Nurrochmah dan T. Sugiarto. 2015. Pengembangan Variasi Model
Latihan Renang Gaya Bebas Untuk Pemula Di Perkumpulan Renang Taman
Harapan Malang. Jurnal Pendidikan Jasmani. Vol. 25 No. 1 : 48-55.
Dwijowinoto, D. 1979. Materi Metode Penilaian Renang. Kementerian Pendidikan
Dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Febrianto, B.D. 2016. Pengaruh Penggunaan Hand Paddle Dan Fins Swimming
Terhadap Kecepatan Renang Gaya Bebas Pada Atlet Renang Club Tirta Bima
Majalengka. Jurnal Kesehatan dan Olahraga. Vol. 5 No 2: 21-27.
Haller, D. 1982. Belajar Berenang. Bandung. Pionir Jaya.
Hastuti, P. 2009. Buku Panduan Cabang Olahraga Renang. Special Olympic
Indonesia.
Kamalia, A. 2014. Pengaruh Modifikasi Pelatihan Teknik Renang Gaya Dada Pada
Anggota Renang Lumba–Lumba Swimming Club Surabaya. Jurnal Kesehatan
Olahraga. Vol. 02. No 2 : 106-113.
Kurniawan, I. 2019. Peta Konsep Materi Renang. Jakarta. Gramedia Pustaka.
Listiono. 2013. Efektivitas Pembelajaran Gerak Dasar Renang Gaya Bebas dengan
Menggunakan Alat Bantu pada Siswa Kelas X.2 SMA Budaya Bandar

Parmana 37
Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan
Volume 9 Nomor 1 (2020), Hal. 23 – 38

Lampung 2013/2014. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Mardesia. 2004. Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta :Universitas Terbuka
Departemen Pendidikan Nasional.
Megasari, K. 2012. Penggunaan Alat Bantu Papan Pelampung Dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Renang Gaya Bebas : Ptk Pada Siswa Kelas X
Smk Negeri 3 Cimahi, (Online), (http://repository.upi.edu/10535/, diakses 22
Desember 2016).
Midgley, Rud.,cs. 2000. Ensiklopedi Olahraga. Saduran dari The rules of the game.
Semarang: Dahara Prize.
Murni, M. 2000. Renang. Jakarta. Depdikbud.
Rahima., A. Ahmad dan W. Yunitaningrum. 2013. Keterampilan Gaya Bebas (Crawl)
dalam Olahraga Renang pada Mahasiswa Penjaskesrek UNTAN Angkatan
2013. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
Ramdhan, D.M. dan S. Hartoto. 2018. Pengaruh Alat Bantu Swim Board Terhadap
Hasil Belajar Renang Gaya Dada (Studi pada Siswa Kelas X SMAN 4
Sidoarjo). Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Vol. 6 No. 2: 221-224.
Rizkiyansyah, A. dan B. Mulyana. 2019. Pengaruh Media Papan Luncur dan Pull
Buoy Pola Metode Drill terhadap Hasil Belajar Teknik Dasar Renang Gaya
Bebas. Jurnal Kepelatihan Olahraga. Vol. 11 No. 2: 112-122.
Sahputra, M.K. 2016. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Renang Gaya Bebas
Melalui Pendekatan Model Bermain Pada Siswa Smk Negeri 7 Bandar
Lampung. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung.
Simanjuntak, V. G. 2009. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas.
Solihin, A.O. 2013. Peran Alat Bantu Rubber Resistant Terhadap Kecepatan Renang
Gaya Dada 25 Meter Mahasiswa Pjkr Angkatan 2009 Di STKIP Pasundan
Cimahi. Jurnal Kepelatihan Olahraga. Vol. 5 No. 1: 1-11.
Subagyo. 2017. Pendidikan Olahraga Renang dalam Perspektif Aksiologi. Yogyakarta.
Karang Malang.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Supriyanto, A. 2005. Efektifitas Pembelajaran Renang Gaya Crawl Antara Anak Usia
5 Tahun Dengan Anak Usia 7 Tahun. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta.
Utami, S.D. 2018. Efektivitas Metode Melatih Menggunakan Alat Bantu Pelampung
Dan Tanpa Alat Bantu Pelampung Terhadap Kecepatan Renang Gaya Bebas
50 Meter. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Yogyakarta.

Parmana 38

Anda mungkin juga menyukai