“HUKUM MENDEL I”
OLEH :
NAMA : Nabilatul FN
NIM : 1903155544
KELAS/KELOMPOK : A/3
HARI/TANGGAL : 20 Oktober 2020
NAMA ASISTEN : Putri
LABORATORIUM GENETIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATERMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
2019
I. PENDAHULUAN
Ciri yang paling nyata dari kehidupan adalah kemampuan organisme untukmereproduksi jenisnya. Sejenis
menghasilkan sejenis, organisme menurunkanorganisme yang sama. Suatu keturunan akan lebih menyerupai
orangtuanya daripadaindividu lain yang spesiesnya sama, tapi hubungannya lebih jauh. Perpindahan sifatdari
suatu generasi ke generasi selanjutnya dinamakan penurunan sifat yang dikenaldengan istilah hereditas. Selain
itu, adapun variasi : keturunan yang memiliki penampilan yang sedikit berbeda dari orangtuanya atau saudara
sekandungnya.Mekanisme hereditas dan variasi menjadi perhatian seiring abad ke-20[ CITATION Mei17 \l
1057 ].
Definisi hereditas sebagai transmisi genetik dari orangtua pada keturunannya merupakan penyederhanaan
yang berlebih karenasesungguhnya yang diwariskan oleh anak dari orangtuanya adalah satu set alel
darimasing-masing orang tua serta mitokondria yang terletak di luar nukleus (inti sel),kode genetik inilah
yang memproduksi protein kemudian berinteraksi denganlingkungan untuk membentuk karakter fenotifIstilah
hereditas akan mengenalkan terminologi Gen danAlel sebagai ekspresi alternatif yang terkait sifat. Setiap
individu memiliki sepasangalel yang khas dan terkait dengan tetuanya. Pasangan alel ini dinamakan
genotifapabila individu memiliki pasangan alel yang sama, maka individu tersebut bergenotipe homozigot dan
Hukum mendel satu adalah perkawinan dua tetua yang mempumyai satu sifat beda (monohibrid). Setiap
individu yang berkembangbiak secara seksual terbentuk dari peleburan dua gamet yang berasal dari induknya.
Berdasarkan hipotesis mendel setiap sifat/ karakter ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hukum mendel satu
berlaku pada waktu gametogenesis F1 X F1 itu memiliki genotipe heterozigot. Dalam perestiwa meiosis, gen
sealael akan terpisah, masing-masing akan membentuk gamet. Waktu terjadi penyerbukan sendiri (F1 X F1)
dan pada proses fertilisasi gamet-gamet yang mengandung gen itu akan melebur secara acak dan terdapat
Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum Segregasi. Selama proses meiosis berlangsung, pasangan-
pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung
di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas. Hukum Mendel
1.3 Manfaat
1. Untuk menentukan apakah data yang diperoleh cocok atau sesuai dengan teori atau yang diharapkan
bahwa rasio fenotipe hukum mendel sesuai dengan perbandingan 3:1 dominasi penuh dan tak penuh
1:2:1
2. Dapat Menghitung x2 untuk menentukan apakah data yang diperoleh cocok atau sesuai dengan teori
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan
dalam karyanya Percobaan mengenai Persilangan Tanaman. Hukum ini terdiri dari dua bagian: Hukum
Segregasi (pemisahan) atau Hukum Pertama Mendel Sebelum melakukan suatu persilangan, setiap individu
menghasilkan gamet-gamet yang kandungan gennya separuh dari kandungan gen pada individu. Sebagai
contoh, individu DD akan membentuk gamet D, dan individu dd akan membentuk gamet d. Pada individu Dd,
yang menghasilkan gamet D dan gamet d, akan terlihat bahwa gen D dan gen d akan dipisahkan (disegregasi)
ke dalam gamet-gamet yang terbentuk tersebut. Prinsip inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum
Mendel mengadakan percobaan di kebunnya dengan tanaman kacang kapri. Di kebunnya Mendel
mempunyai tanaman kacang kapri yang beraneka ragam, ada yang mempunyai bunga merah dan putih, ada
yang tanamannya tinggi dan rendah, duduk bunga, warna dan bentuk polong berbeda.Mendel memilih
tanaman kapri yang berbunga merah dan putih untuk 1.6 Genetika mempelajari penurunan sifat bunga
merah dan putih kacang kapri. Dia berulang kali mengadakan pembastaran antara tanaman kacang kapri
bunga merah dengan tanaman kapri berbunga putih dan hasilnya dicatat dengan sangat teliti. Caranya dengan
menyerbukkan tepung sari bunga putih ke putik bunga merah[ CITATION Gar18 \l 1057 ].
Secara terinci percobaan Mendel dengan tanaman kacang kapri dapat diterangkan sebagai berikut. Mula-
mula Mendel memilih tanaman kacang kapri yang bunganya merah. Tanaman kapri bunga merah diserbuki
sendiri, artinya serbuk sari bunga kapri merah diserbukkan pada putik bunga kapri merah yang sama. Setelah
itu, ditunggu sampai kacang kapri menghasilkan buah. Setelah buah kacang kapri masak, kemudian diambil
bijinya dan ditanam lagi. Dari biji tersebut, akan diperoleh tanaman kapri yang berbunga merah. Kemudian
diadakan penyerbukan sendiri dan setelah buah masak diambil bijinya dan ditanam lagi, dilakukan begitu
berulang kali sehingga yakin bahwa tanaman kacang kapri tersebut akan selalu menghasilkan tanaman kapri
Demikian pula hal itu dilakukan pada tanaman kapri berbunga putih, berulang kali sehingga yakin bahwa
tanaman kapri berbunga putih akan selalu menghasilkan tanaman kapri yang berbunga putih saja. Dikatakan
bahwa telah diperoleh tanaman kacang kapri berbunga merah galur murni, dan tanaman kacang kapri
Caranya sebagai berikut: Sediakan tanaman kacang kapri berbunga merah dan kacang kapri berbunga
putih. Kedua tanaman kacang kapri galur murni, yaitu yang berbunga merah dan yang berbunga putih
dipergunakan sebagai induk, atau sebagai Parental (disingkat P). Serbuk sari dari bunga merah diletakkan
pada kepala putik bunga putih. Ini artinya telah diadakan penyerbukan silang dengan satu sifat beda yang
dikenal dengan istilah monohibrid, yaitu terkait dengan warna bunga[CITATION Bhi07 \l 1057 ].
Setelah diadakan penyerbukan, tunggu beberapa bulan sampai muncul buah pada tanaman kacang kapri
bunga merah atau pada tanaman yang berbunga putih. Setelah buah masak, bijinya diambil dan biji-biji tadi
ditanam lagi. Tunggu beberapa minggu sampai tanaman kacang kapri yang tumbuh dari biji tersebut
berbunga. Tanaman kacang kapri hasil pembastaran ini disebut sebagai turunan ke-1, atau sebagai Filial ke-1
(disingkat F1). Amati warna-warna bunga yang terjadi. Mendel mencatat bunga yang timbul, yaitu semua
bunganya berwarna merah pada tanaman kacang kapri F1. Sifat putih yang seolah-olah tertutup atau kalah
oleh sifat merah, disebut sebagai sifat resesif. Sifat merah atau putih dari bunga, atau sifat bulat atau lonjong
dari bentuk biji, selanjutnya kita sebut sebagai gen. Pada waktu itu Mendel menyebut sifat tanaman seperti
warna bunga, bentuk biji, tinggi rendahnya tanaman sebagai sifat atau faktor saja. Penjelasan tentang apa itu
gen secara mendalam akan Anda pelajari pada bagian lain dari modul ini[CITATION Nus19 \l 1057 ].
Mendel membastarkan tanaman kacang kapri F1 dengan tanaman kacang kapri F1 lainnya. Jadi, di sini
tanaman kacang kapri F1 yang berbunga merah dibastarkan dengan kacang kapri F1 yang berbunga merah
juga. Ternyata turunan yang dihasilkan atau turunan ke-2 atau Filial ke-2 (disingkat F2), memberikan hasil
tanaman kacang kapri yang berbunga merah dan putih dengan perbandingan 3:1. Artinya, dari biji hasil
pembastaran penyilangan setelah ditanam akan menghasilkan 3 bagian tanaman kacang kapri yang berbunga
merah dan 1 bagian tanaman kacang kapri berbunga putih.Ini berarti apabila dihasilkan 100 tanaman kacang
kapri pada turunan F2 maka akan dihasilkan 75 tanaman kacang kapri yang berbunga merah, dan 25 tanaman
kacang kapri yang berbunga putih pada turunan F2 tersebut[CITATION Pen18 \l 1057 ].
Umpamakan sifat atau gen bunga merah kita namakan M, dan sifat atau gen bunga putih kita namakan m.
Ada perjanjian cara penulisan simbol huruf bagi gen yang bersifat dominan dan yang resesif. Gen yang
dominan ditulis dengan huruf kapital (huruf besar), sedangkan yang bersifat resesif ditulis dengan simbol
huruf kecil. Maka tanaman yang berbunga merah galur murni mempunyai genotip MM, dan yang berbunga
putih galur murni mempunyai genotip mm. Gen-gen tadi juga berpasangan atau memiliki alel. Oleh karena
itu, gen pada tanaman kacang kapri selalu ditulis dengan simbol huruf secara lengkap, misalnya MM, Mm,
Seperti telah diketahui bahwa bunga akan menghasilkan serbuk sari, yaitu sel kelamin (disebut gamet)
jantan dari bunga. Bunga akan menghasilkan sel kelamin (gamet) betina yang disebut sel telur, dan terdapat
dalam putik bunga. Serbuk sari bunga warna merah mengandung separuh jumlah gen yang dimiliki sel
tanaman kacang kapri (MM), yaitu memiliki gen M, dan sel telurnya mengandung gen M; sedangkan serbuk
sari bunga warna putih akan mengandung gen m, dan sel telurnya mengandung gen m. Kalau kita lihat
tanaman kacang kapri berbunga merah atau berbunga putih maka apa yang dapat dilihat itu disebut sebagai
fenotip. Fenotipnya ialah merah Fenotipnya ialah putih. Begitu pula hal ini berlaku untuk fenotip rambut
keriting pada orang yang mempunyai rambut keriting atau fenotip hidung mancung untuk orang berhidung
Jadi, pengertian fenotip berkaitan dengan sifat luar tanaman atau makhluk hidup sebagai ekspresi gen
yang dimilikinya dikatakan bahwa tanaman kacang kapri yang berbunga merah mempunyai gen MM. Gen M
inilah yang menyebabkan tanaman tersebut menjadi berwarna merah bunganya. Susunan gen pada tanaman
kacang kapri berbunga merah adalah MM dan ini dikatakan bahwa genotip tanaman kacang kapri berbunga
merah mempunyai genotip MM. Dengan demikian, kalau bicara mengenai genotip maka kita berbicara
susunan gen yang terdapat pada kromosom sel tanaman atau makhluk hidup lain dan sudah barang tentu tidak
tampak dari luar. Akan tetapi, perlu diingat bahwa tidak berarti pada kromosom tanaman tersebut ada gen
bertuliskan MM atau mm. Huruf-huruf ini hanya dipergunakan sebagai simbol untuk menerangkan bahwa gen
yang dimiliki itu gen tentang warna bunga.pembastaran dengan melihat fenotipnya dan melihat genotipnya,
yaitu bunga merah dan putih. Kacang kapri bunga merah genotipnya MM, dan kacang kapri bunga putih
genotipnya mm. Selanjutnya, kacang kapri bunga merah akan menghasilkan sel kelamin dengan gen M, dan
kacang kapri bunga putih akan menghasilkan sel kelamin dengan gen m[ CITATION All18 \l 1057 ].
Pembastaran ini akan menghasilkan turunan F1 berupa kacang kapri berwarna merah dengan genotip
Mm. Di sini kelihatan ada sifat dominan gen M terhadap gen m sehingga semua kacang kapri yang dihasilkan
akan berbunga merah meskipun genotipnya Mm. Jadi, pengaruh m (putih) tidak tampak karena ”tertutup” atau
”kalah” oleh gen M (merah). Selanjutnya, turunan F1 akan dibastarkan dengan turunan F1 lainnya, yaitu
kacang kapri bunga merah (Mm) dengan kacang kapri bunga merah (Mm) maka akan dihasilkan turunan F2
yang terdiri dari 3 bagian kacang kapri bunga merah, dengan genotip MM, Mm, dan Mm, serta 1 bagian
kacang kapri berbunga putih dengan genotip mm[ CITATION Bhi07 \l 1057 ].
Gen dominan (M) akan ”mengalahkan pengaruh” gen resesif (m) sehingga tanaman kacang kapri turunan
F1 dengan genotip Mm akan berbunga merah. Ini disebut sebagai prinsip dominan.Turunan F1 dengan
genotip Mm akan menghasilkan dua macam gamet yang bergenotip M dan m dalam jumlah yang sama. Ini
artinya kalau dihasilkan 100 serbuk sari maka 50 serbuk sari akan bergenotip M, dan sisanya 50 serbuk akan
bergenotip m. Begitu pula jika dihasilkan 100 sel telur maka yang 50 akan bergenotip M, dan yang 50 lagi
akan bergenotip m. Dengan kata lain, akan menghasilkan 50% serbuk sari bergenotip M dan 50% bergenotip
m; dan 50% sel telur bergenotip M dan 50% bergenotip m. Hal ini terjadi karena pada waktu pembentukan sel
kelamin (gamet), pasangan gen Mm akan mengadakan pemisahan (disebut juga segregasi) sehingga masing-
masing sel kelamin yang terbentuk memperoleh hanya satu gen saja, M atau m. Peristiwa pemisahan ini
selanjutnya disebut sebagai prinsip segregasi atau Hukum Mendel I[ CITATION Gar18 \l 1057 ].
Keturunan hasil perkawinan atau persilangan dapatdiduga berdasarkan peluang yang ada. Oleh karena itu
peranan teori kemungkinan sangatlah penting dalammempelajari ilmu genetika. Misalnya mengenai
pemindahan gen-gen dari induk atau orang tua kegamet-gamet, pembuahan sel telur oleh spermatozoa,serta
berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigotsehingga dapat terjadi berbagai macam kombinasi [ CITATION
Pra18 \l 1057 ].
Uji ini harus memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peuba(derajat bebas). Uji ini dikenal dengan
dengan uji X (Chi-Square Test)Metode Khi–Kuadrat (Chi-Square Test) adalahsuatu uji nyata yang
menentukan apakah hasil observasimenyimpang dari nisbah yang diharapkan, secarakebetulan atau tidak. Uji
ini dilakukan karena seringkali percobaan persilangan yang dilakukan menghasilkanketurunan yang tidak
sesuai dengan hukum Mendel. Uji ini harus memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peuba(derajat
bebas). Uji ini dikenal dengan dengan uji X (Chi-Square Test) Metode Khi–Kuadrat (Chi-Square Test)
adalahsuatu uji nyata yang menentukan apakah hasil observasimenyimpang dari nisbah yang diharapkan,
secarakebetulan atau tidak. Uji ini dilakukan karena seringkali percobaan persilangan yang dilakukan
menghasilkanketurunan yang tidak sesuai dengan hukum Menedel.[ CITATION Nus19 \l 1057 ].
Terdapat banyak teori mengenai genetika dimulai dari hukum mendel I dan II selanjutnya teori
probabilitas. Teori tersebut perlu dilakukan pengamatan kebenarannya. Dari pengamatan yang dilakukan,
perlu diuji kebenarannya apakah sesuai dengan konsep teori atau jauh dari teori.Penggunaan chi-squart (x2)
diperlukan dalam hal uji tersebut. Dari data yang dilakukan, perhitungan chi-squart digunakan membuktikan
kebenarannya. Oleh sebab itu, chi-squart digunakan disetiap data pengamatan untuk menentukan kesesuaian
Chi-square menurut Ir.Suryo adalah suatu cara mengadakan evaluasi sedangkan menurut L.V crowder
chi-square adalah uji nyata apakah data yang diperoleh benar atau menyimpang dari nisbah yang diharapkan
tidak secara kebetulan. Jadi chi-square adalah test yang digunakan untuk mengetahui kebenaran dari hasil
Chi-square dinyatakan dengan rumus X 2= ∑ (0-E2/E ). E =hasil yang diramal atau diharapkan (Expected).
0 = deviasi atau penyimpangan (Deviation) ,yaitu selisih antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diramal.
tujuan dari X2 adalah untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai
atau nilai ekspekstasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau
Perbandingan yang diharapkan tidak secara kebetulan. Perbandingan yang diharapkan (hipotesis) berdasarkan
pemisahan alel secara bebas,pembuahan gamet secara seimbang dan terjadi segregasi sempurna .dalam perhitungan
diperhatikan pula besarnya derajat kebebasan yang nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip dikurangi satu. Andaikan
perkawinan monohibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 3:1 ,berarti ada 2 kelas fenotip. Sehingga db nya
2-1 = 1. Pembuktian sebenarnya dapat dicari lewat metematika tabel X 2[ CITATION Fal18 \l 1057 ].
Dalam tabel itu deretan angka paling atas mendatar ialah nilai kemungkinan. Makin kearah kanan nilai
kemungkinan makin menjauhi nilai 1,yang berarti bahwa data percobaan yang diperoleh adalah baik.Deretan
angka dalam kolom paling kiri (dari atas ke bawah) menyatakan besarnya derajat bebas. Angka-angka lainnya
dalam tabel itu merupakan nilai X2. Penyidikan secara matematik oleh para ahli statistik menyatakan bahwa
apabila nilai X2 yang didapat dari perhitungan terletak dibawah kolom[ CITATION Bhi07 \l 1057 ].
Biasanya nilai kemungkinan 5% dianggap sebagai garis batas antara menerima dan menolak hipotesis.
Apabila nilai kemungkinan besar dari 5% penyimpangan nisbah harapan tidak nyata. Penyimpangan yang ada
hanya kebetulan saja. Nilai kemungkinan 0,05 atau kurang (0,01 atau 0,001) itu berarti bahwa faktor
kebetulan hanya berpengaruh sebanyak 5% atau kurang. Ini berarti bahwa ada faktor lain yang ikut
mengambil peranan dan yang lebih berpengaruh pada kejadian itu,sehingga data percobaan dapat dinyatakan
Nilai X2 tersebut dikatakan signifikan atau berarti. Maksudnya deviasi (penyimpangan) sangat berarti dan
ada faktor lain diluar faktor kemungkinan yang mengambil peranan disitu.Apabila nilai X2 yang didapat dari
perhitungan letaknya didalam kolom nilai kemungkinan 0,01 atau 0,001 itu berarti data yang diperoleh sangat
buruk. Nilai X2 lalu dikatakan sangat berarti . jadi deviaasi ini sangat berarti dan faktor kemungkinan sangat
III. METODE
Dalam praktuikum genetika mengenai Hukum Mendel I ini dilaksanakan pada pukul 13.30-16.00 secara
Alat yang digunakan pada praktikum Hukum Mendel I kancing baju bewarna Coklat sebanyak 20 kancing
Sedangkan untuk bahan yang digunakan pada praktikum genetika Hukum Mendel I ini adalah 2 buah box
digunakan untuk meletakkan kancing baju yang berfungsi sebagai gamet dominan dan resesif.
Dua box kecil disiapkan.10 buah kancing baju bewarna coklat dan orange dimasukkan kedalam setiap
masing-masing box jadi setiap box berisi 20 kancing baju. Lalu,dua box masing masing menggambarkan jenis
kelamin tetua jantan dan betina sedangkan kancing sebagai gametnya. Kancing dikocok merata untuk meniru
segregasi bebas pada pembentukan gamet (meiosis ).satu kancing dari setiap box secara bersamaan tanpa
melihat paduan kedua warna kancing menggambarkan genotipe zigot hasil persilangan gamet jantan dan
betian.hasil ambilan dicatat. Masing-masing dengan peluang Orange-orange, Orange-coklat dan coklat-
orang, kombinasi kancing warna orange-coklat menggambarkan genotipe heterozigot Rr dengan fenotipe
warna oprange, sedangkan kombinasi kancing bewarna coklat-coklat menggambarkan genotipe homozigot
resesif rr dengan fenotipe warnja putih. Pengulangan pengambilan kancing dilakukan sampai kancing habis.
Dan hasil percobaan dictatat di tabel hasil percobaan jumlah yang diharapkan tiap-tiap genotipe.
Untuk percobaan dominan tak penuh dilakukan dengan cara yang sama seperti dominan penuh.
Perbedaanya adalah dominan penuh perbandingan 3: 1 fenotipe warna orange dan coklat sedangkan dominan
tak penuh perbandingan 1:2:1 fenotipe orange : abu-abu : coklat atau kemungkina 1 kqancing orange dan 1