Anda di halaman 1dari 7

KLASIFIKASI LAHAN RAWA

Posted on 12 Juni 2015 by Welcome to my blog , semoga bermanfaat ^_^


https://syafasiti.wordpress.com/2015/06/12/klasifikasi-lahan-rawa/

A. PENGERTIAN RAWA

Rawa adalah daerah rendah yang selalu tergenang air baik dari air hujan, air tanah atau
air permukaan lainnya dan tidak ada jalan untuk pelepasan airnya secara lancar.

Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau musiman
akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara phisik,
kimiawi, dan biologis.

Rawa adalah daerah rendah yang tergenang air dan pada umumnya permukaan air rawa selalu
dibawah atau sama dengan permukaan air laut, sehingga airnya selalu mengegenang dan
permukaan airnya selalu tertutup oleh tumbuhan air. Rawa atau rawa-rawa terkadang sangat sulit
dibedakan dengan sungai, terkadang ada sungai yang seperti dengan Rawa, dimana sungai tersebut
jika dilihat sangat mirip dengan rawa, padahal banyak sekali perbedaan antara rawa dan sungai.
Dalam proses terbentuknya rawa juga sangat harus diketahui agar dapat mengetahui jelas tentang
rawa.
2. KLASIFIKASI RAWA
Berdasarkan pengaruh air pasang surut, khususnya sewaktu pasang besar(spring tides) di musim
hujan, bagian daerah aliran sungai di bagian bawah (downstream area) dapat dibagi menjadi 3
(tiga) zona. Klasifikasi zona-zona wilayahrawa ini telah diuraikan oleh Widjaja-Adhi et al. (1992),
dan agak mendetail olehSubagyo (1997).
Ketiga zona wilayah rawa tersebut adalah:
Zona I : Wilayah rawa pasang surut air asin/payau
Zona II : Wilayah rawa pasang surut air tawar

Zona Ill : Wilayah rawa lebak, atau rawa non-pasang surut


Secara umum rawa diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
1. Rawa Pasang Surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau
dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surut.
2. Rawa Lebak (rawa pedalaman) adalah rawa yang terletak di lahan yang tidak terkena
pengaruh pasang surut.
Berdasarkan hidro-topografi nya, rawa pasang surut dibagi menjadi 4 kategori :
1. Kategori A : Merupakan areal lahan rawa yang dapat terluapi air pasang, baik di musim
hujan maupun di musim kemarau. Lahan dapat diluapi oleh air pasang paling sedikit 4 atau
5 kali selama 14 hari siklus pasang purnama, baik musim hujan maupun musim kemarau.
Permukaan lahan umumnya masih lebih rendah jika dibandingkan elevasi air pasang tinggi
rata-rata. Umumnya areal ini terletak di lahan cekungan atau dekat dengan muara sungai.
Lahan ini potensial untuk ditanami dua kali padi sawah setahun, karena ada jaminan suplai
air pada setiap musim.
2. Kategori B : Merupakan areal lahan rawa yang hanya dapat terluapi air pasang di musim
hujan. Permukaan lahan umumnya masih lebih tinggi dari elevasi air pasang tinggi ratarata di musim kemarau, namun masih lebih rendah jika dibandingkan elevasi air pasang
tinggi rata-rata di musim hujan. Lahan dapat diluapi oleh air pasang paling sedikit 4 atau 5
kali selama 14 hari siklus pasang purnama hanya pada musim hujan saja. Lahan ini
potensial ditanami padi sawah di musim hujan, sedangkan di musim kemarau ditanami
palawija.
3. Kategori C : Merupakan lahan rawa yang tidak dapat terluapi oleh air pasang sepanjang
waktu (atau hanya kadang-kadang saja). Permukaan lahan umumnya relatif lebih tinggi
jika dibandingkan kategori A dan B, sehingga air pasang hanya berpengaruh pada muka
air tanah dengan kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan lahan. Karena lahan tidak
dapat terluapi air pasang secara reguler, akan tetapi air pasang masih mempengaruhi muka
air tanah. Elevasi lahan yang relatip tinggi dapat mengakibatkan banyaknya kehilangan air
lewat rembesan. Lahan ini cocok untuk sawah tadah hujan/tegalan, dan ditanami padi tadah
hujan atau palawija.

4. Kategori D : Merupakan lahan rawa yang cukup tinggi sehingga sama sekali tidak dapat
terjangkau oleh luapan air pasang (lebih menyerupai lahan kering). Permukaan air tanah
umumnya lebih dalam dari 50 cm dari permukaan lahan. Variasi kapasitas drainase
tergantung perbedaan antara muka tanah di lahan dan muka air di sungai terdekat dengan
lahan. Lahan cocok diusahakan untuk lahan kering/tegalan, ditanami padi gogo/palawija
dan tanaman keras.

Adapun pembagian rawa lebak berdasarkan hidro-topografi, dibagi menjadi 4 kategori :


1. Lebak pematang, yaitu rawa lebak dengan genangan relatif agak dangkal dengan priode
waktu genangan pendek;
2. Lebak tengahan, yaitu lahan dengan genangan relatif agak dalam dengan periode waktu
genangan agak lama;
Lebak dalam, yaitu rawa lebak dengan genangan relatif dalam dengan periode waktu genangan
lama atau terus menerus sepanjang tahun.

C. KARAKTERISTIK RAWA

Lahan rawa yang berada di daratan dan menempati posisi peralihan antara
sungai atau danau dan tanah darat (uplands) :
1. ditemukan di depresi,
2. cekungan-cekungan di bagian terendah pelembahan sungai,
3. di dataran banjirsungai-sungai besar,

Lahan rawa yang beradadi wilayah pinggiran danau, tersebar


1. di dataranrendah,
2. dataran berketinggian sedang, dan
3. dataran tinggi.

Lahan rawa yangtersebar di dataran berketinggian sedang dan dataran tinggi,


1. umumnya sempitatau tidak luas, dan
2. terdapat setempat-setempat.

Lahan rawa yang terdapat didataran rendah, baik yang menempati dataran banjirsungai
maupun yangmenempati wilayah dataran pantai, khususnya di sekitar muara sungaisungaibesar dan pulau-pulau deltanya adalah yang dominan.

Pada kedua wilayah terakhir ini, karena posisinya bersambungan dengan laut terbuka, pengaruh
pasang surut dari laut sangat dominan. Di bagian muara sungai dekat laut, pengaruh pasang surut
sangat dominan, dan ke arah hulu atau daratan, pengaruhnya semakin berkurang sejalan dengan
semakin jauhnya jarak dari laut.
Karakteristik rawa antara lain :
1. Dilihat dari air rawa adalah airnya asam dan berwarna coklat tampak kehitam-hitaman.
2. Berdasarkan tempatnya, Rawa-rawa ada yang terdapat di pedalaman daratan tetapi
banyak pula yang terdapat di sekitar pantai.
3. Air rawa disekitar pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut
4. Pada saat air luat pasang permukaan rawa tergenang banyak dan saat air surut daerah ini
kering.
5. Rawa di tepi pantai ini banyak ditumbuhi oleh pohon bakau sedangkan yang ada di
daerah pedalaman banyak dtumbuhi palem nipah (Sejenis palem ).
6. Kadar keasaman airnya tinggi.
7. Airnya tidak dapat di minum.
8. Dasar rawa terdapat tanah gambut.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARAKTERISTIK RAWA


1. JENIS-JENIS RAWA
Terjadinya Rawa sesuai dengan proses terbentuknya, terdapat beberapa jenis rawa, yaitu sebagai
berikut.

Rawa Abadi

Rawa abadi adalah rawa yang tidak pemah kering sepanjang tahun, terbentuk oleh genangan
air hujan atau air tanah yang tidak mempunyai pelepasan. Air di rawa tersebut sangat asam dan
berwarna kemerah-merahan Di rawa tersebut hampir tidak ada organisme yang dapat hidup,
sehingga dapat dikatakan tidak berguna bagi manusia.

Rawa di pinggir aliran sungai

Rawa yang mengalir di dataran dan berawal pada waktu sungai itu banjir. Ketika air sungai
meluap, bahan kasar yang dibawa sungai akan membentuk tanggul alam sepanjang sungai itu. Di
sebelah luarnya terendapkan bahan-bahan yang lebih halus. Ketika air surut kembali, genangan air
di luar tanggul itu tidak dapat kembali ke sungai dan tergenanglah rawa sungai. Peristiwa yang
sama akan terjadi setiap air sungai meluap dan tempat alirannya.

Rawa Sungai
Rawa sungai dapat juga terbentuk pada proses pemenggalan meander, yaitu yang disebut

kalimat yang dalam bahasa Inggris oxbow lake (danau sepatu kuda) atau oxbow swamp (rawa
sepatu kuda). Rawa pantai terdapat di muara sungai. Pada waktu pasang naik, air laut masuk ke
muara sungai dan melimpah ke dataran di sekitamya. Kejadian itu berlangsung dua kali dalam
sehari, sehingga terbentuklah rawa pantai. Ketika air laut surut, permukaan air rawa tersebut
rendah dan naik lagi pada waktu pasang naik. Dengan membuat saluran untuk memasukkan air
sungai ke rawa pada waktu pasang naik dan mengeluarkan air rawa itu pada waktu pasang surut,
derajat keasaman air rawa dapat dikurangi. Dengan demikian, rawa seperti itu dapat dijadikan
sawah pasang surut. Beberapa daerah transmigrasi di Riau dan Kalimantan Selatan merupakan
daerah pasang surut seperti itu.

Rawa Teluk

Rawa teluk di pantai Iandai terbentuk karena sebuah teluk terbendung oleh bar, yaitu endapan
pasir yang tumbuh di dasar laut. Oleh karena pembendungan itu, dasar teluk menjadi bertambah
dangkal dan tertutup vegetasi pantai, maka terbentuklah sejenis rawa pantai.
Berdasarkan kondisi air dan tumbuh-tumbuhan yang hidup, rawa dibedakan menjadi beberapa
jenis, yakni:
1. Rawa Swamp
Menyatakan wilayah lahan, atau area yang secara permanen selalu jenuh air, permukaan air
tanahnya dangkal, atau tergenang air dangkal hampir sepanjang waktu dalam setahun. Air
umumnya tidak bergerak, atau tidak mengalir (stagnant), dan bagian dasar tanah berupa lumpur.

Pada umumnya daerah ini ditumbuhi flora seperti lumut, rumput rumputan, semak-semak, dan
tumbuhan jenis pohon.
1. Rawa Marsh
Rawa yang genangan airnya bersifat tidak permanen, namun mengalami genangan banjir dari
sungai atau air pasang dari laut secara periodik, dimana debu dan liat sebagai muatan sedimen
sungai seringkali diendapkan. Tanahnya selalu jenuh air, dengan genangan relatif dangkal. Marsh
biasanya ditumbuhi berbagai tumbuhan akuatik, atau hidrofitik, berupa reeds (tumbuhan air
sejenis gelagah, buluh atau rumputan tinggi, seperti Phragmites sp.), sedges (sejenis rumput
rawa berbatang padat, tidak berbuluh, seperti famili Cyperaceae), dan rushes (sejenis rumput
rawa, seperti purun, atau mendong, dari famili Juncaceae, yang batangnya dapat dianyam
menjadi tikar, topi, atau keranjang). Marsh dibedakan menjadi rawa pantai (coastal marsh, atau
saltwater marsh), dan rawa pedalaman (inland marsh, atau fresh water marsh).
1. Rawa Bog
Rawa yang tergenang air dangkal, dimana permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang
melapuk, khususnya lumut spaghnum sebagai vegetasi dominan, yang menghasilkan lapisan
gambut (ber-reaksi) masam. Ada dua macam bog, yaitu blanket bog, dan raised bog. Blanket
bog adalah rawa yang terbentuk karena kondisi curah hujan tinggi, membentuk deposit gambut
tersusun dari lumut spaghnum, menutupi tanah seperti selimut pada permukaan lahan yang relatif
rata.
Raised bog adalah akumulasi gambut masam yang tebal, disebut hochmoor, yang dapat
mencapai ketebalan 5 meter, dan membentuk lapisan (gambut) berbentuk lensa pada suatu
cekungan dangkal

1. Rawa Pasang Surut


Rawa pasang surut merupakan rawa yang jumlah kandungan airnya selalu berubah-ubah (pasangsurut), hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh pasang surutnya air laut. Bakau adalah tanaman
yang sering ada di daerah ini. Berdasarkan letaknya, rawa bisa dibedakan menjadi 3 macam, yakni:

1. Rawa Dataran Rendah


Rawa dataran rendah terjadi di daerah depresi yang membentuk permukaan datar dan cekung. Air
rawa ini berasal dari air hujan, air tanah, dan air sungai, serta kaya akan mineral. Rawa ini
ditumbuhi oleh tumbuhan autotrophic. Gambut yang terbentuk di daerah ini berasal dari sisa-sisa
tumbuhan autotrof.

2. Rawa Dataran Tinggi


Rawa jenis ini terletak di daerah tinggi (daripada daerah disekitarnya) dan memiliki permukaan
cekung. Sumber air rawa jenis ini berasal dari air hujan dan airnya tidak begitu asam.
3. Rawa Peralihan
Rawa jenis ini sebagian tanahnya bisa digunakan sebagai lahan pertanian.

Anda mungkin juga menyukai