Anda di halaman 1dari 13

2 PENGERTIAN DAERAH PANTAI Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis

pantai dapat dibedakan menjadi beberapa pengertian, yaitu:

1. Pantai (Shore) Pantai (shore) adalah daerah yang terletak antara air pasang dan surut, garis
batas darat-laut disebut Shore line

2. Garis Pantai (Shoreline) Shoreline adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan
permukaan air. Garis batas ini selalu beruba-rubah sesuai dengan permukaan air laut. Garis pantai
tertinggi terjadi pada saat terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis pantai terendah terjadi
pada saat terjadi pasang surut serendah-rendahnya.

3. Pantai Depan (Foreshore) Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai yang
terletak di antara garis pasang naik tertinggi dengan garis pasang surut terendah.

4. Pantai Belakang (Backshore) Backshore adalah bagian dari pantai yang terletak di antara pantai
depan (foreshore) dengan garis batas laut tetap (coastline). Daerah ini hanya akan tergenang air apabila
terjadi gelombang pasang yang besar. Dengan demikian daerah ini akan kering apabila tidak terjadi
gelombang pasang yang intensitasnya besar. Bentang alam seperti ini biasanya terdapat pada daerah
pantai yang terjal, misalnya di pantai selatan Pulau Jawa.

5. Pesisir (Coast) dan Garis Pesisir (Coastline)Coast adalah daerah pantai yang tidak menentu dan
cenderung meluas ke daratan. Sedangkan coastline adalah garis batas laut yang tetap dari pesisir.
Daerah pesisir ini mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas yang tidak begitu besar pada
daerah tepi pantai yang sebagian besar merupakan daerah pantai terjal.

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Pengertian dan Klasifikasi Ekosistem Estuaria

Pengertian dan Klasifikasi Ekosistem Estuaria| Laut merupakan bagian dari ekosistem perairan yang
memiliki ciri-ciri antara lain:

bersifat continental, luas dan dalam, asin, memiliki arus dan gelombang, pasan gsurut, dan dihuni oleh
organisme baik plankton, neuston maupun bentos. Ekosistem laut yang luas dan dalam menyebabkan
terdinya varasi fisiko-kimiawi lingkungan yang akan menjadi faktor pembatas bagi kehidupan organisme.

Ekologi estuaria merupakan daerah atau lingkungan yang merupakan campuran antara air sungai dan air
laut, sehingga mengakibatkan daerah estuaria ini mempunyai air yang bersalinitas lebih rendah daripada
lautan terbuka. Meskipun demikian proses percampuran ini adalah merupakan pencampuran yang
kompleks. Dimana air tawar yang mempunyai densitas lebih kecil dari air laut cenderung mengembang
diatasnya. Pada daerah estuaria ini juga terdapat fluktuasi perubahan salinitas yang berlangsung sacara
tetap yang berhubungan dengan gerakan air pasang. Massa air yang masuk kedalam daerah estuaria
pada waktu terjadi air surut hanya bersumber dari air tawar, akibatnya salinitas air didaerah estuaria
pada saat itu umumnya rendah. Pada waktu air pasang air masuk kedalam estuaria dari air laut
bercampur dengan estuaria, sehingga mengakibatkan salinitas naik. Mengakibatkan organisme-
organisme laut tidak dapat hidup didaerah estuaria, kebanyakan organisme-organisme laut tersebut
hanya dapat bertoleransi terhadap perubahan salinitas yang kecil. Dan akibatnya mereka tidak di bisa
hidup didaerah estuaria. Sebagian besar jenis flora dan fauna yang hidup didaerah estuaria tersebut
adalah organisme yang telah beradaptasi dengan kondisi yang terbatas didaerah tersebut.

Akibatnya wilayah estuaria tersebut merupakan suatu tempat yang sulit untuk ditempati, daerah ini
bersifat sangat produktif yang dapat mendukung sejumlah besar biota. Oleh karena itu, umumnya
daerah ini dikatakan bahwa estuaria relatif hanya dapat dihuni oleh beberapa spesies saja. Pada daerah
estuaria ini selain dari turun naiknya salinitas yang disebabkan oleh air pasang, juga terjadi penurusan
salinitas yang bertahap ketika air dari mulut estuaria (muara sungai) bergerak ke arah sumber mata air
(hulu sungai) sehingga terdapat wilayah dari flora dan fauna yang hidup di daerah ini. Sehinggan kami
membuat makalah ini ntuk mengetahui lebih jauh mengenai ekosistem estuaria.

Pengertian Estuaria

Kata “estuari” dipinjam dari perkataan bahasa Inggrisestuary, dari bahasa Latinaestuarium yang berarti
aliran air pasang dari laut, yang akar katanya adalah aestus, pasang surut air laut. Perdefinisi, ada banyak
pengertian yang dipakai orang untuk menjelaskan estuari. Salah satu definisi yang diterima orang secara
luas menyebut estuari sebagai:

”badan air pesisir yang semi-tertutup, yang terhubung bebas dengan laut terbuka, yang di dalamnya air
laut nyata tercampur dan terencerkan oleh air tawar yang mengalir dari daratan.

Atau, definisi lain yang lebih melingkup, misalnya:

”badan air semi-tertutup, yang terhubung ke laut sejauh batas pasang surut atau batas intrusi garam
dan menerima limpasan air tawar, namun masuknya air tawar mungkin tidak terus menerus, hubungan
ke laut mungkin tertutup untuk sebagian waktu dalam setahun, sementara pengaruh pasang surut air
laut mungkin dapat diabaikan.”

Estuari atau estuaria adalah badan air setengah tertutup di wilayah pesisir, dengan satu sungai atau
lebih yang mengalir masuk ke dalamnya, serta terhubung bebas dengan laut terbuka. Kebanyakan
muara sungai ke laut membentuk estuari; namun tidak demikian jika bermuara ke danau, waduk, atau
ke sungai yang lebih besar. Estuari merupakan suatu mintakat peralihan (zona transisi) antara
lingkungan sungai dengan lingkungan laut, dan dengan demikian, dipengaruhi baik oleh karakter sungai
yang membentuknya (misalnya banyaknya air tawar dan sedimentasi yang dibawanya), maupun oleh
karakter lautan di sisi yang lain (misalnya pasang surut, pola gelombang, kadar garam, serta arus laut).
Masuknya baik air tawar maupun air laut ke estuari merupakan faktor yang meningkatkan kesuburan
perairan, dan menjadikan estuari sebagai salah satu habitat alami yang paling produktif di dunia.

Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilakan suatu komunitas yang khas, dengan
lingkungan yang bervariasi , antara lain:

Tempat bertemunya arus air dengan arus pasang-surut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh
yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air dan ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh
besar pada biotanya.

Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan khusus yang tidak
sama dengan sifat air sungai maupun air laut.

Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas mengadakan penyesuaian
secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya.

Tingkat kadar garam didaerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut, banyaknya aliran air tawar
dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria tersebut.

Klasifikasi berdasarkan Geomorfologi

1. Lembah sungai yang tenggelam

Tipe estuari ini kebanyakan mulai terbentuk antara 15.000 dan 6.000 tahun yang silam, ketika tudung es
mencair dan permukaan laut naik menggenangi muara-muara sungai purba. Di samping itu, proses
penurunan lahan di wilayah pesisir turut menyumbang pada proses ini. Tipe ini terutama terbentuk di
muara sungai-sungai yang melalui wilayah yang pesisirnya lebar; membentuk daerah estuari sempit dan
relatif dangkal di arah daratan, dan melebar dan mendalam ke arah laut. Rasio lebar perairan terhadap
dalamnya termasuk besar; dengan kedalaman perairan jarang-jarang melebihi 30 m (98 kaki). Salah satu
contohnya adalah muara Sungai Hudson di Amerika Serikat.

2. Tipe laguna

Estuari tipe ini hampir terisolasi oleh karena adanya beting penghalang di arah lautnya, baik berupa
pulau ataupun tanjung penghalang. Dengan demikian, laguna estuari ini hanya terhubung dengan laut
terbuka melalui satu atau beberapa celah yang relatif sempit, tempat keluar masuknya air. Tipe ini
biasanya terbentuk di wilayah yang pantainya landai, pada tepi benua yang secara tektonik stabil, di tepi
laut pinggiran yang ombaknya tidak terlalu besar. Beting-beting penghalang itu dapat terbentuk oleh
beberapa hal, misalnya:

• Beting pasir yang terbentuk dari pasir dasar laut yang terangkat dan diendapkan oleh gelombang laut;
biasanya berupa beting memanjang sejajar dengan garis pantai.

• Beting lumpur sedimen yang dibawa sungai, namun tertahan oleh gelombang dan arus laut, dan
diendapkan di sebelah muka muara.

• Beting karang yang berasal dari batu atau tanah pantai yang tererosi ketika terjadi penggenangan oleh
air laut yang menaik, sehingga membentuk semacam teluk kecil; beting batu itu adalah sisa-sisa yang
tidak turut tererosi.

• Beting tanah atau pasir yang berasal dari ujung (tanjung kecil) yang tererosi pinggirannya, namun
bertambah panjang karena tambahan endapan di ujungnya akibat arus laut dan gelombang.

3. Tipe fjord

Estuari tipe fjord ini terbentuk di muara sungai yang berlembah dalam karena tererosi oleh aliran es
(gletser). Secara khas estuari semacam ini mempunyai lembah dengan penampang serupa huruf-U,
bertebing curam, dengan dasar yang berbatu-batu dan berkontur khas akibat terkikis aliran gletser. Di
hulunya, estuari ini bisa jadi sangat dalam, dapat melebihi 300 m (980 kaki). Namun ujungnya dangkal
karena endapan serpih batu-batuan acap membentuk gigir (semacam beting atau gosong) di bawah air.
Apabila gigir ini sangat dangkal, dapat menghalangi pertukaran air (tawar dengan laut) sedemikian
sehingga air sangat sedikit bertukar, dan air-air di bawah garis kedalaman gigir boleh dikatakan sangat
jarang bersirkulasi, atau stagnan dalam jangka yang panjang.

4. Tipe pengaruh tektonik

Adalah estuari yang terbentuk karena pergerakan tanah yang disebabkan oleh aktivitas patahan
tektonik, vulkanisme, atau tanah longsor. Tipe ini sangat sedikit ditemukan; salah satunya adalah estuari
di Teluk San Francisco, yang terbentuk oleh pergerakan sesar San Andreas.

Klasifikasi estuaria juga dapat didasarkan pada bagaimana salinitas dibentuk.

Berdasarkan kriteria ini estuaria dibagi menjadi tiga yaitu:


1. Estuaria positif (baji garam)

Estuaria tipe ini memiliki ciri khas gradien salinitas dipermukaan perairan cenderunglebih rendah
dibanding dengan salinitas pada bagian yang lebih dalam atau di dasarperairan. Rendahnya salinitas di
permukaan perairan disebabkan karena air tawar yangmemiliki berat jenis lebih ringan dibanding air
laut akan bergerak di atas air laut danpercampuran baru terjadi setelah beberapa saat kemudian.
Kondisi ini juga disebabkanoleh karena kecilnya proses penguapan akibat rendahnya intensitas
penyinaran matahari, sehingga penguapan juga relatif rendah. Estuaria positif biasanya terdapat
didaerah sub-tropis dimana penguapan relatif kecil dan volume air tawar yang masuk muara cukup
besar. Estuaria tipe ini juga dapat ditemukan pada daerah tropis terutamterjadi pada saat musim
penghujan dimana intensitas cahaya matahari rendah danvolume air tawar cukup besar.

2. Estuaria negatif

Estuaria tipe ini biasanya ditemukan di daearah dengan sumber atau masukan air tawaryang sangat
minim atau rendah dan penguapan sangat tinggi yaitu di daerah iklim gurun pasir. Air laut masuk daerah
muara sungai lewat permukaan , mengalami sedikit pengenceran karena bercampur dengan air tawar
yang terbatas jumlahnya. Tingginya intensitas cahaya matahari menyebabkan penguapan sangat cepat
menyebabkan air permukaan hipersalin.

3. Estuaria percampuran sempurna

Percampuran sempurna menghasilkan salinitas yang sama secara vertical dari permukaan sampai ke
dasar perairan pada setiap titik. Estuaria seperti ini kondisinya sangat tergantung dari beberapa faktor
antara lain: volume percampuran masa air, rezim pasang surut, musim, tipe mulut muara dan berbagai
kondisi khusus lainnya.Estuaria percampuran sempurna kadang terjadi atau ditemukan di daerah tropis
khususnya ketika volume dan kecepatan penggelontoran air tawar yang masuk kedaerah muara
saimbang dengan pasang air laut serta ditunjang dengan mulut muarayang lebar dan dalam. Kondisi ini
biasanya hanya insidental dan waktunya relatif pendek.

Klasifikasi estuaria berdasarkan Sirkulasi dan stratifikasi air:

a) Stratifikasi tinggi atau estuaria baji garam, dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara air tawar dan
air asin

b) Tercampur sebagian merupakan tipe yang paling umum dijumpai. Pada estuaria ini aliran air tawar
dari sungai seimbang dengan air laut yang masuk melalui arus pasang. Pencampuran ini dapat terjadi
karena adanya turbulensi yang berlangsung secara berkala oleh aksi pasang surut.
c) Tercampur sempurna. Estuaria jenis ini terjadi di lokasi-lokasi dimana arus pasang-surut sangat
dominan dan kuat. Berdasarkan salinitas ( kadar garamnya ), estuaria dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
:

Oligohalin yang berkadar garam rendah (0,5% – 3 %)

Mesohalin yang berkadar garam sedang (3% – 17 %)

Polihalin yang berkadar garam tinggi, yaitu diatas 17 %

Estuary adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan percampuran antara air laut dan air
tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar).
Lingkungan estuari merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat di pengaruhi oleh pasang
surut, seperti halnya pantai, namun umumnya terlindung dari pengaruh gelombang laut. Lingkungan
estuary umumnya merupakan pantai tertutup atau semi terbuka ataupun terlindung oleh pulau-pulau
kecil, terumbu karang dan bahkan gundukan pasir dan tanah liat. Kita mungkin sering melihat hamparan
daratan yang luas pada daerah dekat muara sungai saat surut. Itu adalah salah satu dari sekian banyak
tipe estuary yang ada di . Tidak terlalu sulit untuk memilah atau menetukan batas lingkungan estuary
dalam suatu kawasan tertentu. Hanya dengan melihat sumber air tawar yang ada di sekitar pantai dan
juga dengan mengukur salinitas perairan tersebut. Karena perairan estuary mempunyai Salinitas yang
lebih rendah dari lautan dan lebih tinggi dari air tawar. Kisarannya antara 5 – 25 ppm.

Lingkungan estuary merupakan kawasan yang sangat penting bagi berjuta hewan dan tumbuhan. Pada
daerah-daerah tropis seperti di , lingkungan estuary umumnya di tumbuhi dengan tumbuhan khas yang
di sebut Mangrove. Tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan genangan air laut yang kisaran
salinitasnya cukup lebar. Pada habitat mangrove ini lah kita akan menemukan berjuta hewan yang
hidupnya sangat tergantung dari kawasan lingkungan ini. (saya akan mencoba mengurai Ekosistem
mangrove pada artikel yang lain).

Sebagai lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang cukup lebar, estuary menyimpan
berjuta keunikan yang khas. Hewan-hewan yang hidup pada lingkungan perairan ini adalah hewan yang
mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas tersebut. Dan yang paling penting adalah lingkungan
perairan estuary merupakan lingkungan yang sangat kaya akan nutrient yang menjadi unsure terpenting
bagi pertumbuhan phytoplankton. Inilah sebenarnya kunci dari keunikan lingkungan estuary. Sebagai
kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuary di kenal dengan sebutan daerah
pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebrate (Crustacean, Bivalve, Echinodermata,
annelida dan masih banyak lagi kelompok infauna). Tidak jarang ratusan jenis ikan-ikan ekonomis
penting seperti siganus, baronang, sunu dan masih banyak lagi menjadikan daerah estuari sebagai
daerah pemijahan dan pembesaran.

Pada kawasan-kawasan subtripic sampai daerah dingin, fungsi estuary bukan hanya sebagai daerah
pembesaran bagi berjuta hewan penting, bahkan menjadi titik daerah ruaya bagi jutaan jenis burung
pantai. Kawasan estuary di gunakan sebagai daerah istrahat bagi perjalanan panjang jutaan burung
dalam ruayanya mencari daerah yang ideal untuk perkembanganya. Disamping itu juga di gunakan oleh
sebagian besar mamalia dan hewan-hewan lainnya untuk mencari makan.

Keistimewaan lingkungan perairan estuary lainnya adalah sebagai penyaring dari berjuta bahan buangan
cair yang bersumber dari daratan. Sebagai kawasan yang sangat dekat dengan daerah hunian
penduduk, daerah estuary umumnya di jadikan daerah buangan bagi limbah-limbah cair (kita tidak
membahas limbah padat di sini yang benar-benar merusak sebagian besar lingkunagn estuary). Limbah
cair ini mengandung banyak unsure diantaranya nutrient dan bahan-bahan kimia lainnya. Dalam kisaran
yang dapat di tolelir, Kawasan estuary umumnya bertindak sebagai penyaring dari limbah cair ini,
mengendapkan partikel-partikel beracun dan menyisakan badan air yang lebih bersih. Inipun dengan
kondisi dimana terjadi suplai yang terus-menerus dari air sungai dan laut yang cenderung lebih bersih
dan mentralkan sebagaian besar bahan polutan yang masuk ke daerah estuary tersebut.

Disamping itu semua, Hal yang sangat berhubungan dengan masyarakat dan kegiatan ekonomi
masyarakat, lingkungan kawasan perairan estuary kebanyakan di jadikan sebagai lahan budidaya bagi
ratusan kenis ikan, bivalve (oyster dan clam), crustacean (kepiting) dan invertebrate lainnya.

Sistem Pengendapan Tipe Estuari

SISTEM ESTUARI

Bentuk endapan estuari


Dalam pengertian umum, estuari merupakan bagian dari hilir sungai yang berhubungan langsung
dengan laut terbuka. Dalrymple, Zaitlin dan Boyd (1992) mengemukakan bahwa karakter dari estuari
yang memiliki pergerakan sedimentasi berarah ke darat dengan sedimen yang berasal dari luar mulut
estuari haruslah diperhitungkan, hal ini dilakukan untuk membedakan estuari dengan delta. Oleh karena
itu didefinisikan bahwa estuari adalah sebuah bagian dekat laut dari suatu sistem lembah yang
terbenam, yang mana sedimen yang diendapkan berasal dari sumber yang berhubungan dengan sungai
dan laut serta berisikan fasies yang dipengaruhi oleh proses pasang-surut, gelombang, serta yang
berhubungan dengan sungai. Estuari memiliki batas dari arah darat yaitu fasies pasang-surut pada
kepalanya dan yang kearah laut yaitu fasies pesisir pada mulutnya. Estuari hanya dapat terbentuk hanya
pada saat kenaikan relatif permukaan laut (transgresi). Progradasi cenderung menyebabkan hancurnya
estuari dan mengubahnya menjadi delta.

Contoh lingkungan estuari

Berdasakan karakteristik fisiografi dari bentuk relatif ketegasan serta tingkatan penghalang dari sungai
hingga mulut estuari, dikenal tujuh bentuk dasar estuari modern, yaitu fjords, muara, rias, estuari
dataran-pesisir, estuari gosong, estuari semu, estuari mirip-delta serta estuari tektonik. Fjords adalah
estuari berbentuk ketegasan kuat dengan profil lembah berbentuk bentuk-U yang terbentuk oleh proses
terbenamnya lembah erosi glasial selama kenaikan permukaan laut pada kala holosen. Muara memiliki
kemiripan dengan fjords namun memiliki bentuk ketegasan yang lemah. Rias berkembang pada lembah
yang berliku-liku dengan bentuk ketegasan yang sedang. Estuari dataran pesisir adalah estuari dengan
ketegasan lemah, berbentuk corong pada pandangan burung dan langsung terhubung dengan laut
terbuka. Estuari gosong adalah estuari dengan ketegasan lemah berbentuk bentuk-L pada pandangan
burung dan mempunyai jalur yang sejajar sepanjang pesisir. Estuari semu adalah estuari yang memiliki
kesamaan dengan estuari gosong, namun dalam musim tertentu dapat tertutup oleh migrasi bukit-pasir.
Estuari mirip-delta terdapat pada depan delta sebagai percabangan dari sungai sementara. Estuari
tektonik merupakan estuari yang berbentuk seperti botol, memiliki ketegasan-kuat pada bagian mulut-
nya dan ketegasan lemah pada kepala-nya yang pembentukannya disebabkan karena peristiwa tektonik.

Dalrymple, Zaitin dan Boyd (1992) mengklasifikasikan model dari estuari berdasarkan karakteristik
hidrologi yang dominan, yang dapat memperlihatkan jenis sedimen yang terendapkan serta geometri
sedimen yang terbentuk pada estuari tersebut. Jenis estuari tersebut yaitu estuari dominasi gelombang,
estuari dominasi pasang-surut serta estuari campuran gelombang dan pasang-surut. Klasifikasi ini sering
dipergunakan oleh sedimentologis karena dapat menggambarkan jenis dan karakteristik sedimen yang
diendapkan.

Estuari Dominasi Gelombang

Pada estuari dominasi gelombang, pengaruh pasang-surut sangatlah kecil, dan pada mulut estuari
mengalami hempasan energi gelombang yang tinggi. Kondisi hidrologi dapat bercampur ataupun
berlapis dengan baik. Sedimen cenderung untuk bergerak dari pesisir masuk melalui mulut kedalam
estuari, yang mana pada mulut tersebut terbentuklah pasir-penghalang akibat pergerakan osilasi
gelombang. Pasir-penghalang tersebut menghalangi hampir sebagian besar energi gelombang untuk
masuk kedalam estuari, sehingga gelombang yang dihasilkan dibelakang penghalang hanyalah berasal
dari energi internal estuari saja. Adanya pengaruh kecil dari pasang-surut, dapat membentuk celah
sehingga estuari masih dapat terhubung dengan laut terbuka.

Pasir yang berasal dari arah laut, dapat terendapkan hingga melewati penghalang, namun pasir tersebut
hanya didapat sebagai endapan banjir saja. Sedimen lumpur yang berasal dari sungai, terakumulasi pada
bagian tengah dari estuari yang mana energi keseluruhannya sangat rendah. Proses pengendapan
lumpur dapat menjadi meningkat dikarenakan dibantu oleh adanya proses flokulasi, yaitu partikel
lempung yang memiliki ion negatif menjadi netral karena bercampur dengan air laut yang mengandung
ion positif sehingga mempercepat proses pengendapan partikel lempung tersebut. Perlapisan horizontal
dan bioturbasi adalah struktur yang umum pada daerah ini. Pada bagian kepala estuari, terendapkan
sedimen berukuran lebih kasar dan merupakan sedimen yang berasal dari sungai. Pada bagian ini dapat
disertai pula dengan endapan rawa-bakau yang umunya memiliki posisi berdampingan dengan aliran
sungai.

Estuari Dominasi Pasang-surut

Estuari dominasi pasang-surut berada pada daerah pesisir, yang memiliki energi arus pasang-surut
melebihi dari energi gelombang pada bagian mulut estuari-nya. Energi keseluruhan yang terdapat pada
estuari dominasi pasang-surut umumnya lebih tinggi daripada energi yang terdapat pada estuari
dominasi gelombang. Air yang terdapat pada estuari ini bercampur dengan baik. Pasir yang berasal dari
laut yang terbentuk pada estuari berupa gosong-pasir, akhirnya disebar penyebarannya oleh energi
pasang-surut sehingga membentuk gosong-pasir pasang-surut. Di lain-hal penyempitan estuari yang
disebabkan oleh adanya gosong-pasir pasang-surut tersebut menyebabkan kecepatan arus yang
melaluinya menjadi tinggi.
Dengan terbentuknya gosong-pasir pasang-surut pada bagian mulut estuari, pasir yang tertransportasi
masuk kedalam estuari bergerak melalui saluran yang berada di antara gosong-pasir tersebut. struktur
sedimen yang terbentuk berkisar antara riak hingga bukit-pasir besar, yang berkembang pada sedimen
berpasir. Perlapisan silang-siur dihasilkan dari proses migrasi struktur sedimen, yang memiliki arah
kemiringan kearah darat maupun kearah laut. Perlapisan flaser dapat terbentuk pada saat berkurangnya
energi pada air sehingga mengendapkan lumpur diatas riak pasir. Sedimen berlumpur diendapkan pada
bagian energi rendah di dasar estuari dan pada bagian rawa-bakau yang terletak berdampingan
sepanjang sisi sungai dari estuari. Bioturbasi oleh organisme penggali umumnya secara lokal bercampur
dan homogen pada lapisan berlumpur tersebut. Sedimen estuari umumnya terdapat didalamnya
organisme air payau yaitu termasuk tiram, kepah, pelesipoda dan gastropoda.

Estuari Campuran Gelombang dan Pasang-Surut

Banyak estuari yang memiliki karakteristik berada diantara dominasi gelombang dan dominasi pasang-
surut. Sebagai contoh, energi pasang-surut yang meningkat secara relatif terhadap energi gelombang
sehingga sistem penghalang pada estuari dominasi gelombang secara progresif menjadi tersebar oleh
celah pasang-surut, dan gosong-pasir yang sebelumnya memanjang paralel sepanjang pesisir akhirnya
menjadi berbentuk segmen-segmen penghalang. Pada tengah estuari yang sebelumnya terendapkan
sedimen lumpur kemudian digantikan pasir pasang-surut yang pada sisinya terdapat rawa-bakau.

Pantai

Pantai merupakan batas antara wilayah daratan dengan wilayah lautan. Dimana daerah daratan adalah
daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi.
Sedangkan daerah lautan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan laut dimulai dari
sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya (Triadmodjo,1999).
Beberapa istilah kepantaian yang perlu diketahui diantaranya :

New Picture (1)

Gambar 1. Terminologi pantai untuk keperluan pengelolaan pantai (Yuwono, 2005).


Daerah pantai atau pesisir adalah suatu daratan beserta perairannya dimana pada daerah tersebut
masih dipengaruhi baik oleh aktivitas darat maupun oleh aktivitas marine.

Pantai adalah daerah di tepi perairan sebatas antara surut terendah dan pasang tertinggi.

Garis Pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan lautan.

Daratan Pantai adalah daerah ditepi laut yang masih dipengaruhi oleh aktivitas marine.

Perairan Pantai adalah perairan yang masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan.

Sempadan Pantai adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan bagi pengamanan dan
pelestarian pantai.

Sedangkan untuk kepentingan rekayasa atau teknik pantai, Triadmodjo (1999) mendefinisikan pantai
sebagai berikut :

Mintakat Pantai

Gambar 2. Terminologi pantai untuk keperluan rekayasa pantai (Triadmodjo, 1999).

Surf zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari gelombang pecah sampai batas naik-
turunnya gelombang di pantai.

Breaker zone adalah daerah dimana terjadi gelombang pecah.

Swash zone adalah daerah yang dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya gelombang dan batas
terendah turunnya gelombang di pantai.

Offshore adalah daerah dari gelombang (mulai) pecah sampai ke laut lepas.

Foreshore adalah daerah yang terbentang dari garis pantai pada saat surut terendah sampai batas atas
dari uprush pada saat air pasang tertinggi.

Inshore adalah daerah antara offshore dan foreshore.

Backshore adalah daerah yang dibatasi oleh foreshore dan garis pantai yang terbentuk pada saat terjadi
gelombang badai bersamaan dengan muka air tertinggi.

Coast adalah daratan pantai yang masih terpengaruh laut secara langsung, misalnya pengaruh pasang
surut, angin laut, dan ekosistem pantai (hutan bakau, sand dunes ).
Coastal area adalah daratan pantai dan perairan pantai sampai kedalaman 100 atau 150 m (Sibayama,
1992).

TIDAL FLAT

Tidal flat merupakan lingkungan yang terbentuk pada energi gelombang laut yang rendah dan
umumnya terjadi pada daerah dengan daerah pantai mesotidal dan makrotidal. Pasang surut dengan
amplitudo yang besar umumnya terjadi pada pantai dengan permukaan air yang sangat besar/luas.
Danau dan cekungan laut kecil yang terpisah dari laut terbuka biasanya hanya mengalami efek yang kecil
dari pasang surut ini, seperti pada laut mediterania yang ketinggian pasang surutnya hanya berkisar dari
10 – 20 cm. Luas dari daerah tidal flat ini berkisar antara beberapa kilometer sampai 25 km (Boggs,
1995). Berdasarkan pada elevasinya terhadap tinggi rendahnya pasang surut, lingkungan tidal flat dapat
dibagi menjadi tiga zona, yaitu subtidal, intertidal dan supratidal . Pembagian serta hubungan antara
zona-zona pada lingkungan tidal flat (Boggs, 1995) Zona subtidal meliputi daerah dibawah rata-rata level
pasang surut yang rendah dan biasanya selalu digenangi air secara terus menerus. Zona ini sangat
dipengaruhi oleh tidal channel dan pengaruh gelombang laut, sehingga pada daerah ini sering
diendapkan bedload dengan ukuran pasir (sand flat). Pada zona ini sering terbentuk subtidal bar dan
shoal. Pengendapan pada daerah subtidal utamanya terjadi oleh akresi lateral dari sedimen pasiran
pada tidal channel dan bar. Migrasi pada tidal channel ini sama dengan yang terjadi pada lingkungan
sungai meandering. Zona intertidal meliputi daerah dengan level pasang surut rendah sampai tinggi.
Endapannya dapat tersingkap antara satu atau dua kali dalam sehari, tergantung dari kondisi pasang
surut dan angin lokal. Pada daerah ini biasanya tidak tumbuh vegetasi yang baik, karena adanya aktifitas
air laut yang cukup sering (Boggs, 1995). Karena intertidal merupakan daerah perbatasan antara pasang
surut yang tinggi dan rendah, sehinnga merupakan daerah pencampuran antara akresi lateral dan
pengendapan suspensi, maka daerah ini umumnya tersusun oleh endapan yang berkisar dari lumpur
pada daerah batas pasang surut tinggi sampai pasir pada batas pasang surut rendah (mix flat). Pada
daerah dengan pasang surut lemah disertai adanya aktivitas ombak pada endapan pasir intertidal dapat
menyebabkan terbentuknya asimetri dan simetri ripples. Facies intertidal didominasi oleh perselingan
lempung, lanau dan pasir yang memperlihatkan struktur flaser, wavy dan lapisan lentikular. Facies
seperti ini menunjukan adanya fluktuasi yang konstan dengan kondisi energi yang rendah (Reading,
1978) Zona supratidal berada diatas rata-rata level pasang surut yang tinggi. Karena letaknya yang lebih
dominan ke arah darat, zona ini sangat dipengaruhi oleh iklim. Pada daerah sedang, daerah ini kadang-
kadang ditutupi oleh endapan marsh garam , dengan perselingan antara lempung dan lanau (mud flat)
serta sering terkena bioturbasi (skolithtos). Pada daerah beriklim kering sering terbentuk endapan
evaporit flat. Daerah ini umumnya ditoreh oleh tidal channel (incised tidal channel) yang membawa
endapan bedload di sepanjang alur sungainya. Pengendapan pada tidal channel umumnya sangat
dipengaruhi oleh arus tidal sendiri, sedangkan pada daerah datar di sekitarnya (tidal flat),
pengendapannya akan dipengaruhi pula oleh aktivitas dari gelombang yang diakibatkan oleh air ataupun
angin. Suksesi endapan pada lingkungan tidal flat umumnya memperlihatkan sistem progadasi dengan
penghalusan ke atas sebagai refleksi dari batupasir pada pasang surut rendah (subtidal) ke lumpur pada
pasang surut tinggi (supratidal dan intertidal bagian atas). Blok diagram silisiklastik pada lingkungan
tidal flat (Dalrymple, 1992 dalam Walker & James, 1992)
Gambar : Model Tidal Flat, Tucker

Gambar : Model Lain Dari Tidal Flat

Anda mungkin juga menyukai