Anda di halaman 1dari 14

TATA IRIGASI RAWA

Skema pembagian Rawa


Berdasarkan sifat airnya dibagi
menjadi 3:
a. Rawa Air Tawar
Adalah raw yang airnya tawar karena letaknya di pinggiran sepanjang
sungai.
b. Rawa Air Payau
Adalah rawa yang airnya percampuran antara tawar dan asin, biasanya
letaknya di muara sungai menuju laut.
c. Rawa AirAsin
Adalah rawa yang airnya asin dan letaknya di daerah pasang surut laut.
Berdasarkan letaknya dibagi menjadi 3 :

a. Rawa Pantai
Adalah rawa yang berada di muara sungai.
b. Rawa Pinggiran
Adalah rawa sepanjang aliran sungai, terjadi akibat sering meletupnya
sungai tersebut.
c. Rawa Abadi
Adalah rawa yang airnya terjebak dalam sebuah cekungan dan tidak
memiliki pelepasan ke laut.
Definisi Rawa

ciri fisik: bentuk permukaan lahan yang cekung,


kadang-kadang bergambut,

ciri kimiawi: derajat keasaman airnya terendah


dan

ciri biologis: terdapat ikan-ikan rawa, tumbuhan


rawa, dan hutan rawa.
Definisi Rawa

Rawa dibedakan kedalam 2 jenis, yaitu:


rawa pasang surut yang terletak di pantai
atau dekat pantai, di muara atau dekat
muara sungai sehingga dipengaruhi oleh
pasang surutnya air laut

rawa non pasang surut atau rawa


pedalaman atau rawa lebak yang terletak
lebih jauh jaraknya dari pantai sehingga
tidak dipengaruhi oleh pasang surutnya air
laut.
Untuk dapat dimanfaatkan, sebagian besar daerah rawa harus
direklamasi dengan cara :

Membangun jaringan irigasi rawa dimaksudkan untuk membuang


air yang berlebih dan memberi suplesi air yang sesuai dengan yang
dibutuhkan dengan membuat saluran yang dapat berfungsi sebagai
saluran drainasi pada saat air surut dan suplesi pada saaat air
pasang, ataupun membuat jaringan saluran drainasi dan suplesi
yang terpisah

Mengeringkan rawa diartikan menurunkan muka air hingga elevasi


tertentu sehingga tanah dapat dimanfaatkan untuk budidaya
pertanian. Penurunan muka air akan memberi kesempatan
terjadinya oksidasi dan suasana aerobe di lapisan tanah permukaan
yang dapat memberikan kemungkinan pematangan tanah.

Menimbun rawa dilakukan apabila lahan tersebut sangat rendah


sehingga apabila akan dibangun suatu bangunan tertentu,
ditinjau dari jangkauan luapan air pasang, sebagai akibat terjadinya pasang
surut air laut, lahan rawa dibedakan menjadi empat tipe luapan yaitu:

Rawa Tipe Luapan A, Rawa dalam klasifikasi ini merupakan rawa yang
selalu terluapi oleh air pasang tertinggi karena pengaruh variasi elevasi
pasang surut air sungai, baik pasang tertinggi saat musim kemarau maupun
musim penghujan.

Rawa Tipe Luapan B, Rawa yang termasuk dalam kategori ini ialah rawa
yang kadang-kadang (tidak selalu terluapi) oleh air pasang tinggi karena
pengaruh pasang surut air sungai, paling tidak terluapi pada saat musim
penghujan.

Rawa Tipe Luapan C, Daerah rawa (RPS) dalam kategori ini didefinisikan
sebagai daerah rawa yang tidak pernah terluapi oleh air pasang tertinggi
karena pengaruh variasi elevasi pasang surut air sungai, namun memiliki
kedalaman muka air tanah tidak lebih dari 50 cm dari permukaan tanah.

Rawa Tipe Luapan D, Daerah rawa (RPS) ini adalah rawa yang menurut
hydrotopografinya tidak pernah terluapi oleh air pasang tertinggi karena
pengaruh variasi elevasi pasang surut air sungai, dan memiliki kedalaman
air tanah > 50 cm dari permukaan tanah.
KONSEP DASAR PENGEMBANGAN
Mengingat kondisi fisik dan lingkungan daerah rawa,
pemanfaatan daerah rawa akan mencakup pekerjaan:
a. pembuatan sistem tata saluran untuk menurunkan muka air
di lahan,
b. reklamasi atau perbaikan kualitas tanah,
c. penangkapan air segar dari sumber air (hujan, sungai) untuk
keperluan pemberian air,
d. pengendalian banjir,
e. preservasi ikan dan kehidupan binatang lainnya,
f. konservasi kemampuan hidrologis daerah rawa dalam
menunjang satu kesatuan sistem sumberdaya air.
Pada keadaan awal daerah rawa, konsep pengembangan
yang dilakukan biasanya mencakup usaha-usaha :

a. Pembuangan air berlebih, yang menggenang di lahan


yang berasal dari air hujan maupun air banjir dari sungai,
b. Pemberian air irigasi
c. Perbaikan kualitas tanah dengan reklamasi atau
ameliorisasi
d. Pencucian bahan toxic (pirit)
e. Pengenceran air saluran hasil pencucian bahan toxic
f. Perlindungan banjir
variabel yang mempengaruhi pemilihan
sistem tata irigasi rawa adalah sebagai
berikut ini.

a. Sumber Air (elevasi dan kualitas air)


b. Elevasi lahan
c. Jenis dan kualitas tanah
d. Budidaya pertanian yang akan
dikembangkan
e. Kualitas Lingkungan
Tipikal Tata Irigasi di Sumatera Selatan
dengan Saluran Navigasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai